BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga yang sehat dan sejahtera dengan kualitas hidup yang baik,
upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak (KIA) terutama pada
kelompok yang paling rentan yaitu kesehatan pada ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas dan bayi baru lahir. Kehamilan adalah pertumbuhan dan
plasenta dan membrane dari dalam rahim melalui jalan lahir. Bayi sampai
dengan usia 28 hari disebut neonatus, pada neonatus terjadi perubahan yang
sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim. Setelah
lahirnya bayi maka ibu memasuki masa nifas, pada umumnya pemulihan
sehingga bagi ibu maupun bayi dan bagi ayah serta keluarganya atau
bayi baru lahir merupakan suatu keadaan yang fisiologis namun dalam
1
2
ibu dan bayi bahkan dapat menyebabkan masalah atau komplikasi dan dapat
komplikasi pada ibu dan bayinya yang akan berdampak terhadap AKI dan
AKB.[1]
Angka kematian ibu dan bayi masih jauh dari target MDGs sehingga
2016 sampai dengan 2030. Angka Kematian Bayi berdasarkan data Survey
Angka Kematian Bayi menurut profil kesehatan provinsi Jawa Tengah pada
tahun 2017 sebesar 8.9 per 1.000 kelahiran hidup dan mengalami penurunan
menjadi 8.4 per 1.000 kelahiran hidup. AKABA Jawa Tengah tahun 2017
adalah 10,5 per 1000 kelahiran Hidup dan tahun 2018 menurun menjadi 9,5
tahun 2018 sebanyak 11,5 per 1000 kelahiran hidupdan pada tahun 2019
sebanyak 11,5 per 1000 kelahiran hidupdan pada tahun 2019 sebanyak 15,3
18kasus dari 23.544kelahiran hidup atau sekitar 75,8 per 100.000 KH.
pada tahun 2019 jumlah kematian bayi yang terjadi di Kota Semarang
Kematian Bayi (AKB) sebesar 6,2 per 1.000 KH. Jumlah kematian bayi di
hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan
sarana dan prasarana kesehatan tetapi melainkan juga dipengaruhi faktor ekonomi,
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
hamil
bersalin
balita
Kesehatan reproduksi
5
BAB II
1. Analisa Situasi
Jumlah ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi balita dalam 3 bulan
program kegiatan yang diadakan oleh pihak puskesmas seperti kelas ibu
hamil.
5
6
yang berkaitan dengan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yaitu ibu hamil
dengan anemia, Pre eklamsi, hamil usia >35 tahun, infertil, bayi balita
1. PENGKAJIAN KOMUNITAS:
7.454 7.659 3.571 2.437 717 1.630 3.809 53 651 1.977 252 16 15.11
3
7
jiwa.
b) Dimensi biologis
specific):
kasus, ibu hamil >35 tahun 5 kasus, gagal nafas pada bayi 1
kasus.
kabupaten/kota):
c) Dimensi Psikologis:
masing.
lainnya.
2 Batuk 7.244
4 ISPA 5.026
10
7 DM 3.559
No Kasus Jumlah
4 Infertilitas 1
6 Dehidrasi 1
7 ISPA 7
11
karang taruna.
kronis.
12
d) Dimensi Fisik:
-Jumlah KK : 4.461 KK
13
sanitasi):
dijaga kebersihannya.
ronda.
7) Pembuangan limbah:
8) Kebisingan:
e) Dimensi Sosial:
bermasyarakat.
masyarakat bekerja.
7) Pekerjaan:
wiraswasta.
8) Transportasi:
9) Pelayanan social:
Kedungmundu.
16
mudah dicapai.
f) Dimensi perilaku:
1) Pola konsumsi:
I. Nutrisi:
II. Alkohol:
III. Merokok:
3) Perilaku lain-lain:
tentang kesehatan.
mengumpulkan masyarakat.
19
2. PENGKAJIAN KELOMPOK:
Target group:
a. Dimensi Biologis:
0-24 bulan 4 3 6 1 7
2-12 tahun 4 4 8 - 8
13-20 tahun 2 8 10 - 10
21-30 Tahun 14 15 27 2 29
31-50 Tahun 15 12 27 - 27
>50 tahun 3 4 7 - 7
20
b. Dimensi Psikologis:
masalah.
psikologis.
c. Dimensi Fisik:
sehingga tidak ada polusi udara dan jauh dari resiko penyakit.
3) Perumahan:
2) Status social & ekonomi target grup: Status sosial dan ekonomi
Rp.4.500.000.
e. Dimensi Perilaku
1) Kebutuhan nutrisi:
2) Merokok:
yang merokok.
3) Gerak badan:
4) Aktifitas rekreasi:
6) Kontrasepsi:
f. Dimensi Kesehatan
2. Kemungkinan 2
masalah dapat di 2
x 2=2
ubah : dengan 2
mudah
5
3. Potensi masalah 1
dapat dicegah : 3
tinggi x 1=1
3
1
4. Menonjolnya
masalah : masalah 2
x 1=1
berat, harus segera 2
ditangani
2. Kemungkinan 2
masalah dapat di 2
x 2=1
ubah : dengan 2
mudah
1
3. Potensi masalah 3
dapat dicegah : x 1=1
3
tinggi
1
26
4. Menonjolnya 2
x 1=1
masalah : masalah 2
berat, harus segera
ditangani
2. Kemungkinan 2
masalah dapat di 2
x 2=1
ubah : dengan 2
mudah
2
2
1 3
3. Potensi masalah 3
dapat dicegah : x 1=1
3
tinggi
1
4. Menonjolnya 0
x 1=0
masalah : masalah 3
tidak dirasakan
Maglaya, didapatkan kasus yang menjadi masalah prioritas pertama adalah pre
eklamsia pada kehamilan dengan total skoring 5, masalah yang menjadi prioritas
2
kedua adalah hamil pada kehamilan dengan total skoring 3 dan masalah yang
3
menjadi prioritas ketiga adalah hamil dengan usia >35 tahun dengan total skoring
2
2 .
3
27
d. Menganjurkan untuk
mengkonsumsi makanan yang
mengandung sumber vitamin C
untuk membantu proses
penyerapan zat besi didalam tubuh
seperti buah-buahan namun
dianjurkan untuk di olah menjadi
jus karena konsumsi dalam bentuk
buah asli memiliki kandungan serat
yang masih tinggi sehingga
menghambat penyerapan zat besi.
POA OF ACTION
Kelas online
digunakan
untuk ember
informasi
seputar
kehamilan
beresiko
40
BAB III
PEMBAHASAN
dijumpai ibu hamil dengan Preeklamsi atau disebut juga hipertensi dalam
obesitas Masalah kesehatan yang sering muncul selama kehamilan dan dapat
pada ibu hamil yang mengalami hipertensi. Dampak dari hipertensi kehamilan
lebih lanjut antara lain risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan
adalah pengobatan alamiah diantaranya adalah dengan terapi herbal, terapi nutrisi,
aromaterapi, pijat refleksiologi dan terapi Massage Effluerage dan Terapi Musik.
[7]
41
Massage Effluerage dan Terapi Musik dapat dijadikan sebagai salah satu
terapi non farmakologi atau alami untuk mengatasi Preeklamsi. Teknik Massage
effleurage adalah teknik melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak, biasanya
otot, tendon atau ligamentum, tanpa menyebabkan gerakan atau perubahan posisi
Teknik Massage effleurage membantu ibu merasa lebih segar, rileks, dan nyaman
membantu melancarkan peredaran darah dan cairan getah bening (cairan limpha),
yaitu membantu mengalirkan darah di pembuluh balik (darah veneus) agar cepat
teratur memberikan efek ketenangan pada tubuh baik fisik dan psikis. Apabila
tubuh merasa nyaman system kerja tubuh akan sesuai, jantung berdenyut secara
normal, transport oksigen pada sel tubuh terpenuhi, metabolism tubuh sesuai
penyakit hipertensi. Efek relaksasi dari terapi musik dapat memperlebar dan
Pembahasan ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
Lestari Puji A dkk tahun 2020 dengan judul Efektivitas Massage Effleurage Dan
42
Terapi Musik Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Ibu Bersalin Dengan Pre
Eklamsi dengan hasil ada ada perbedaan efektivitas massage effleurage dan terapi
musik terhadap penurunan tekanan darah pada ibu bersalin dengan pre eklamsi di
dilakukan massage effleurage nilai tekanan darah rata rata adalah sebesar 22,0
sedangkan pada terapi musik 19,00 dan didapatkan ρ adalah 0,002 (< 0,05) yang
pada ibu hamil. Dampak yang terjadi ketika ibu hamil yang belum atau tidak
psikologis yang kurang baik. Ibu hamil dalam kondisi cemas yang berlebihan,
khawatir dan takut tanpa sebab, hingga akhirnya berujung pada stress sangat
beresiko mengalami kematian yang cukup tinggi, yang ditandai dengan hipertensi
atau tekanan darah tinggi, edema dan proteinuria yang masih merupakan sebab
utama kematian ibu dan sebab kematian perinatal yang tinggi. Oleh karena itu
guna memperbaiki persepsi perubahan psikologis ibu hamil yang kurang baik
menjadi persepsi baik pada kehamilannya.Hal ini juga sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Noor Cholifah, dkk. Pengaruh Pemberian Afirmasi Positif
43
signifikan ibu hamil dengan pre eklampsia, dengan p value 0,000 < 0,05. [8]
salah satunya juga dapat dilakukan terapi dengan rendam kaki menggunakan air
hangat yang bisa dilakukan setiap saat. Terapi rendam kaki adalah terapi dengan
cara merendam kaki hingga batas 10-15 cm diatas mata kaki menggunakan air
hangat. Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan aliran darah pada bagian kaki.
Air hangat mempunyai dampak fisiologis bagi tubuh efek panas akan dapat
menyebabkan zat cair, padat dan gas mengalami pemuaian ke segala arah dan
seiring dengan peningkatan pertukaran zat kimia tubuh dengan cairan tubuh. Efek
Efektifitas Terapi Air Hangat Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Ibu
Hamil Hipertensi, hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar 0,000
tekanan darah pada masa kehamilan dengan rutin melakukan rendam kaki
karena kurangnya zat besi adalah masalah utama yang terjadi pada ibu hamil dan
merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu hamil dan merupakan salah
satu penyebab utama kematian ibu saat melahirkan. Penyebab dari anemia pada
kronismisalnya cacingan). Anemia pada ibu hamil sangat berbahaya karena dapat
diantaranya buah Pepaya, Jambu Biji Merah dan Buah Pisang Ambon.
yang tinggi yang dapat membantu meningkatkan penyerapan tablet zat besi pada
ibu hamil. Vitamin C membantu penyerapan kalsium dari tubuh yang diperlukan
untuk pembentukan gigi dan tulang. Selain mampu menyerap zat besi dari
merah dan pisang ambon merupakan buah yang sangat bergizi, yaitumengandung
tinggi vitamin, magnesium, besi, tembaga dan beberapa asam amino esensial, dan
juga mengandung sejumlah besar riboflavin, niacin, kalsium, fosfor dan seng,
hamil.[12,13]
Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan olehAtik Purwandari,
dkk pada tahun 2017 yang berjudul Pemanfaatan Jambu Biji Merah Dan Pisang
pengaruh perbedaan pemanfaatan jambu biji merah dan pisang ambon terhadap
Cisayong Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2019 dengan nilai p value sebesar 0,000
konsumsi buah pepaya terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil dengan anemia
Kabupaten Tasikmalaya.[14,15]
Usia produktif yang optimal untuk reproduksi sehat adalah antara 20 -35
tahun. Risiko akan meningkat pada usia dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun.
Wanita hamil pada usia muda akan memiliki beberapa resiko diantaranya
di usia muda terjadi karena pernikahan dilakukan pada usia muda. Dampak
signifikan dari pernikahan usia muda adalah ibu muda tidak tahu atau tidak
memahami masalah kehamilan. Ibu tidak memahami kebutuhan gizi bagi ibu
hamil. Kondisi ini dapat menyebabkan anak yang dilahirkan menjadi kurang gizi
yaitu bayi lahir dengan berat badan yang rendah (BBLR). Sementara saat ini
kerja bagi kaum wanita. Wanita yang berpendikan tinggi berupaya mencari kerja
berkeluarga.[16,17]
persalinan yang beresiko, dimana pada umur ibu kurang dari 20 tahun Rahim,
pada umur ini mungkin megalami persalinan lama atau macet, karena ukuran
belum kepala bayi lebih besar sehingga tidak melewati panggul. Selain itu,
sehingga terjadi persalinan lama atau macet yang memerlukan tindakan seperti
ekstraksi vakum atau forsep. Ibu hamil usia lanjut (≥35tahun) akan lebih beresiko
premature, lahir mati dan plasenta previa yang dapat meningkatkan angka
47
tahun mulai menurun. Kehamilan dan persalinan pada usia ini mempunyai risiko
yang lebih besar pada kesehatan ibu dan bayinya. Wanita usia 40 tahunan masih
bisa sukses untuk mengandung secara normal. Tetapi, kualitas telur yang akan
dibuahi buruk dan itu menjadi masalah pada pembuahan. Ibu hamil setelah usia
40 tahun juga lebih mudah lelah. Mereka mempunyai risiko keguguran lebih
besar, bersalin dengan alat bantu, seperti dengan forcep atau operasi seksio
sesarea. [16,17]
Hal ini sesuai dengan penelitian Dwi Rani Sukma dkk pada tahun 2020
yang berjudul Pengaruh Faktor Usia Ibu Hamil Terhadap Jenis Persalinan di
menunjukkan bahwa ibu hamil usia <20 tahun dan usia >35 tahun yang
persalinan abdominal sebesar 47,5%. Pada ibu hamil usia 20-35 tahun yang
abdominal sebesar 30,3%. Hasil uji analisis Chi Square menunjukan terdapat
pengaruh faktor usia ibu hamil terhadap jenis persalinan di RSUD Dr. H. Abdul
dengan demikian ibu hamil kelompok usia beresiko (<20 tahun dan >35 tahun)
memiliki resiko 2 kali lipat terhadap persalinan abdominal dibandingkan pada usia
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
dalam keluarga yaitu Preeklamsi pada ibu hamil, Anemia pada ibu hamil
dan ibu hamil usia >35 tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa beberapa
sebagai berikut :
Afirmasi positif serta menganjurkan ibu untuk merendam kaki pada air
hangat untuk membantu ibu merasa nyaman dan rileks. Apabila tubuh
merasa nyaman system kerja tubuh akan sesuai, jantung berdenyut secara
diberikan afirmasi positif, serta ibu bersedia merendam kaki dengan air
hangat.
merah dan buah pisang ambon yang kaya akan vitamin serta mengantung
49
ibu anemia. Ibu telah diberikan asuhan kebidanan yang kooperatif dan telah
bersedia mengkonsumsi buah pepaya, buah jambu biji merah dan buah
pisang ambon.
Pendidikan kesehatan diberikan pada ibu hamil dengan usia >35 tahun. Ibu
telah mengerti bahaya dan resiko yang terjadi pada saat hamil diusia >35
tahun.
ditemukan beberapa masalah pada ibu seperti Preeklamsi pada ibu hamil,
Anemia pada ibu hamil dan ibu hamil usia >35 tahun. Pada pasien dengan
musik serta diberikan afirmasi positif agar ibu merasa nyaman dan rilek.
Teknik Massage effleurage membantu ibu merasa lebih segar, rileks, dan
ketenangan pada tubuh baik fisik dan psikis. Apabila tubuh merasa nyaman
system kerja tubuh akan sesuai, jantung berdenyut secara normal, transport
merendam kaki dengan air hangat. Efek biologis panas dapat menyebabkan
kapiler. Respon dari panas inilah yang digunakan untuk keperluan terapi
mengkonsumsi buah pepaya, buah jambu biji merah dan buah pisang ambon
yang kaya akan vitamin serta mengantung besi yang tinggi sehigga dapat
biji merah dan pisang ambon merupakan buah yang sangat bergizi, yaitu
Upaya yang dilakukan untuk pencegahan pada ibu hamil yang berusia
pada umur Ibu hamil usia lanjut (≥35tahun) akan lebih beresiko lebih tinggi
premature, lahir mati dan plasenta previa yang dapat meningkatkan angka
mempunyai risiko yang lebih besar pada kesehatan ibu dan bayinya. [16,17]
masukan dan untuk meningkatkan pelayanan, sehingga bisa jauh lebih baik
C. SARAN
1. Bagi Keluarga
meringankan keluhan
3. Bagi Mahasiswa
52
DAFTAR PUSTAKA
[1] Hirfa Turrahmi. 2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta :
[5] Pesta Corry Sihotang, dkk. 2016. Hubungan Pola Makan Dan Kecukupan
[7] Lestari Puji A, dkk. 2020. Efektivitas Massage Effleurage Dan Terapi
Musik Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Ibu Bersalin Dengan Pre
[9] Santoso, Agung D. 2015. Pengaruh Terapi Rendam Kaki Air Hangat
(CIASTECH 2019)
Anemia pada Siswi Salah Satu SMP di Kota Makassar. Kesmas: National
https://doi.org/10.29313/gmhc.v5i2.2280
[14] Atik Purwandari, dkk. 2017. Pemanfaatan Jambu Biji Merah Dan Pisang
[16] Sukma, Dwi Rani, and Ratna Dewi Puspita Sari. "Pengaruh Faktor Usia
Kejadian Kurang Energi Kronis pada Ibu Hamil." Jurnal Litbang: Media