Anda di halaman 1dari 54

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga yang sehat dan sejahtera dengan kualitas hidup yang baik,

diantaranya dapat dipertimbangkan dari segi kesehatan ibu dan anak.

Program pembangunan kesehatan di Indonesia masih diprioritaskan pada

upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak (KIA) terutama pada

kelompok yang paling rentan yaitu kesehatan pada ibu hamil, ibu bersalin,

ibu nifas dan bayi baru lahir. Kehamilan adalah pertumbuhan dan

perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi sampai permulaan

persalinan. Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin,

plasenta dan membrane dari dalam rahim melalui jalan lahir. Bayi sampai

dengan usia 28 hari disebut neonatus, pada neonatus terjadi perubahan yang

sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim. Setelah

lahirnya bayi maka ibu memasuki masa nifas, pada umumnya pemulihan

masa nifas berlangsung selama 42 hari. Keluarga berencana adalah suatu

usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa

sehingga bagi ibu maupun bayi dan bagi ayah serta keluarganya atau

masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai

akibat langsung dari kelahiran tersebut.Kehamilan, persalinan, nifas dan

bayi baru lahir merupakan suatu keadaan yang fisiologis namun dalam

prosesnya terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa

1
2

ibu dan bayi bahkan dapat menyebabkan masalah atau komplikasi dan dapat

menyebabkan kematian. Apabila dalam kehamilan, persalinan, saat bayi

baru lahir, masa nifas hingga keputusan untuk menggunakan alat

kontrasepsi tidak diberikan asuhan secara komprehensif, maka akan terjadi

komplikasi pada ibu dan bayinya yang akan berdampak terhadap AKI dan

AKB.[1]

Angka kematian ibu dan bayi masih jauh dari target MDGs sehingga

masih diperbaiki dengan SDGs (Sustainable Development Goals) mulai

2016 sampai dengan 2030. Angka Kematian Bayi berdasarkan data Survey

Demografi dan Kesehatan Indonesia pada tahun 2017 mengalami penurunan

dari 68 menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup dari tahun 1995,sedangkan

Angka Kematian Bayi menurut profil kesehatan provinsi Jawa Tengah pada

tahun 2017 sebesar 8.9 per 1.000 kelahiran hidup dan mengalami penurunan

menjadi 8.4 per 1.000 kelahiran hidup. AKABA Jawa Tengah tahun 2017

adalah 10,5 per 1000 kelahiran Hidup dan tahun 2018 menurun menjadi 9,5

per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi di Kabupaten Semarang

tahun 2018 sebanyak 11,5 per 1000 kelahiran hidupdan pada tahun 2019

sebanyak 15,3 per 1000 kelahiran hidup.[2]

Angka Kematian Bayi di Kabupaten Semarang tahun 2018

sebanyak 11,5 per 1000 kelahiran hidupdan pada tahun 2019 sebanyak 15,3

per 1000 kelahiran hidup.[3]


3

Berdasrkan Profil Kesehatan Kota Semarang laporan Puskesmas

jumlah kematian ibu maternal di Kota Semarang pada tahun 2019sebanyak

18kasus dari 23.544kelahiran hidup atau sekitar 75,8 per 100.000 KH.

Sedangkan Berdasarkan hasil laporan kegiatan sarana pelayanan kesehatan,

pada tahun 2019 jumlah kematian bayi yang terjadi di Kota Semarang

sebanyak 146 dari 23.544 kelahiran hidup, sehingga didapatkan Angka

Kematian Bayi (AKB) sebesar 6,2 per 1.000 KH. Jumlah kematian bayi di

Kota Semarang cenderung terjadi penurunan dalam lima tahun terakhir.[3]

Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan yang

menekankan pada aspek-aspek psikososial budaya yang ada di komunitas

(masyarakat sekitar). Seorang bidan dituntut mampu memberikan pelayanan

yang bersifat individual maupun kelompok. Pelayanan Kebidanan

komunitas merupakan bentuk pelayanan kebidanan yang diharapkan dapat

mengatasi permasalahan kesehatan perempuan dengan lebih komprehensif.

Seorang bidan komunitas diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, khusunya kesehatan perempuan di wilayah kerjanya, sehingga

masyarakat mampu mengenali masalah dan kebutuhan serta mampu

memecahkan masalahnya secara mandiri.[4]

Tanggung jawab bidan pada pelayanan kebidanan komunitas

meliputi kemampuan memberikan penyuluhan dan pelayanan individu,

keluarga, dan masyarakat. Ruang lingkup pelayanan kebidanan di

komunitas meliputi peningkatan kesehatan, pencegahan (preventif), deteksi

dini komplikasi dan pertolongan kegawatdaruratan, meminimalkan


4

kecacatan, memulihan kesehatan (rehabilitasi), serta kemitraan dengan LSM

setempat, organisasi masyarakat, organisasi sosial, kelompok masyarakat

yang 10 Asuhan Kebidanan Komunitas melakukan upaya untuk

mengembalikan individu ke lingkungan keluarga dan masyarakat.[4]

Banyak faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat tidak

hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan

sarana dan prasarana kesehatan tetapi melainkan juga dipengaruhi faktor ekonomi,

pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya.[4]

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan komunitas pada ibu

hamil, bersalin, nifas dan bayi balita di wilayah kelurahan Sambiroto.

2. Tujuan Khusus

a) Memberikan asukan kebidanan komunitas kepada sasaran ibu

hamil

b) Memberikan asuhan kebidanan komunitas kepada sasaran ibu

bersalin

c) Memberikan asuhan kebidanan komunitas kepada sasaran ibu nifas

d) Memberikan asuhan kebidanan komunitas kepada sasaran bayi

balita

e) Memberikan asuhan kebidanan komunitas kepada sasaran Kb dana

Kesehatan reproduksi
5

BAB II

PELAKSANAAN PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS

A. Pengelolaan Pelayanan Kebidanan Komunitas di Kabupaten/Kota/Desa

1. Analisa Situasi

Secara geografis kelurahan Sambiroto terletak di kecematan

Tembalang Kota Semarang dengan luas wilayah ±318.33 Ha, Jumlah

Penduduk keseluruhan sebanyak 15.113 jiwa terbagi menjadi 11 Rw

dan 96 Rt, Jumlah KK sebanyak 4.461 KK.

Batas wilayah kelurahan Sambiroto sebagai berikut:

Sebelah utara : kelurahan kedungmundu

Sebelah timur : kelurahan sendangmulyo

Sebelah selatan : kelurahan mangunharjo

Sebelah barat : kelurahan tandang

Jumlah ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi balita dalam 3 bulan

terakhir sebanyak 29 orang. Warga kelurahan Sambiroto mayoritas

bertempat tinggal di perumahan, akses fasilitas kesehatan dapat

dijangkau oleh masyarakat sekitar dan masyarakat aktif mengikuti

program kegiatan yang diadakan oleh pihak puskesmas seperti kelas ibu

hamil.

2. Masalah, Penyelesaian dan Evaluasi

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di wilayah

kelurahan Sambiroto didapatkan masalah yang terjadi di masyarakat

5
6

yang berkaitan dengan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yaitu ibu hamil

dengan anemia, Pre eklamsi, hamil usia >35 tahun, infertil, bayi balita

dengan gagal nafas dan dehidrasi, dan ISPA.

Berdasarkan hasil pengkajian masalah yang didapatkan dapat

diselesaikan dengan memberikan asuhan kebidanan yakni mengadakan

kelas ibu hamil dengan memberikan edukasi tentang anemia pada

kehamilan, pre-eklamsi pada kehamilan, hamil dengan usia >35 tahun,

perawatan bayi balita dalam pencegahan gagal nafas dan dehidrasi.

Masalah yang terjadi pada masyarakat diharapkan dapat

dipecahkan secara bersama dengan petugas kesehatan di tempat, untuk

mencari solusi dan penanganan yang tepat sehingga tidak terjadi

masalah yang lebih serius.

B. Asuhan Kebidanan Komunitas

1. PENGKAJIAN KOMUNITAS:

a) Core (inti) Komunitas:

Jenis Kelamin Pendidikan

Lk Pr Blm/ Blm SD SMP SMA D I/II D III S 1/D S2 S3 Total


tdk skl tamat
SD IV

7.454 7.659 3.571 2.437 717 1.630 3.809 53 651 1.977 252 16 15.11

3
7

Data yang di dapatkan dari kelurahan Sambiroto terdiri dari

15.113 jiwa terdiri dari 7.454 laki-laki dan 7.659 perempuan.

Dengan riwayat pendidikan belum/tidak sekolah sebanyak 3.571

jiwa, belum tamat SD sebanyak 2.437 jiwa, tamat SD sebanyak

717 jiwa, SLTP sebanyak 1.630 jiwa, SLTA sebanyak 3.809

jiwa, D I/II sebanyak 53 jiwa, D III sebanyak 651 jiwa, S1/D IV

sebanyak 1.977 jiwa, S2 sebanyak 252 jiwa, S3 sebanyak 16

jiwa.

b) Dimensi biologis

1) Angka kesakitan dan kematian (Overall, age specific, cause

specific):

Jumlah kematian ibu maternal di wilayah kerja

puskesmas kedungmundu selama 4 tahun terakhir yaitu dari

tahun 2016-2019 adalah 8 kasus, yaitu pada tahun 2016

sebanyak 3 kasus, tahun 2017 terdapat 1 kasus, tahun 2018

terdapat 2 kasus (nifas) dan tahun 2019 terdapat 2 kasus.

Jumlah kematian bayi di wilayah kerja puskesmas

Kedungmundu mengalami peningkatan. Pada tahun 2016

sebanyak 12 kasus dan menurun pada tahun 2017 sebanyak 3

kasus. Mengalami pengingkatan pada tahun 2018 sebanyak 17

kasus dan tahun 2019 sebanyak 34 kasus.


8

2) Masalah kesehatan/penyakit (dalam 3 bulan terakhir):

Masalah kesehatan ibu dan bayi yang ditemukan di

wilayah kelurahan sambiroto dalam 3 bulan terakhir yaitu ibu

hamil anemia sebanyak 8 kasus, ibu hamil Pre-eklamsia 1

kasus, ibu hamil >35 tahun 5 kasus, gagal nafas pada bayi 1

kasus, dehidrasi pada bayi 1 kasus, infertilitas 1, dan ISPA 7

kasus.

3) Bagaimana angka kematian dan kesakitan dibandingkan

dengan tahun sebelumnya (bandingkan dengan angka

kabupaten/kota):

Jumlah kematian ibu maternal di wilayah kerja

Puskesmas Kedungmundu selama 4 tahun terakhir yaitu dari

tahun 2016-2019 adalah 8, yaitu pada tahun 2016 sebanyak 3

kasus, tahun 2017 sebanyak 1 kasus, tahun 2018 sebanyak 2

kasus dan tahun 2019 sebanyak 2 kasus.

Sedangkan, jumlah kematian bayi balita tahun 2016

sebanyak 12 kasus, tahun 2017 sebanyak 3 kasus, tahun 2018

sebanyak 17 kasus dan tahun 2019 sebanyak 34 kasus.

4) Imunisasi komunitas (termasuk imunisasi dasar dan ulangan):

cakupan imunisasi dasar di wilayah kerja puskesmas

kedungmundu sudah mencapai 100%. Semua keseluruhan

sudah UCI semua.


9

c) Dimensi Psikologis:

1) Nilai, keyakinan dan Agama yang dianut:

Mayoritas masyarakat di wilayah Kelurahan Sambiroto

menganut agama islam. Namun sebagian ada yang menganut

agama kristen protestan, budha, kristen katholik dan hindu

Masyarakat sangat mengamalkan nilai dan norma dalam

kehidupan sehari-hari sesuai dengan keyakinan masing-

masing.

2) Gambaran komunitas ke depan

Masyarakat mengharapkan kedepannya mampu mencapai

tujuan bersama untuk meningkatkan kualitas hidup mereka,

dengan cara mengatasi bersama masalah yang ada dikomunitas

semisalnya yang berkaitan dengan kesehatan ataupun masalah

lainnya.

3) Kejadian penting di komunitas:

10 Besar penyakit yang ada di puskesmas kedungmundu pada

tahun 2019 yaitu :

No Penyakit Jumlah Kasus

1 Hypertensi esensial 7.700

2 Batuk 7.244

3 Kebutuhan akan vaksinasi 5.640

4 ISPA 5.026
10

5 Penelitian dan pemeriksaan umum 4.648

6 Gangguan jaringan lunak lainnya 3.590

7 DM 3.559

8 Demam yang tidak diketahui sebabnya 3.498

9 Faringitis akut 2.601

10 pengawasan kehamilan dengan resiko 2.040


tinggi

Berdasarkan data dari puskesmas Kedungmundu didapatkan 10

besar penyakit dengan kasus terbanyak adalah hypertensi

esensial sebanyak 7.700 dan yang terendah adalah pengawasan

kehamilan dengan resiko tinggi sebanyak 2.040.

Masalah kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang ditemui :

No Kasus Jumlah

1 Ibu hamil anemia 8

2 Ibu hamil PEB 1

3 Ibu hamil >35 tahun 5

4 Infertilitas 1

5 Gagal nafas pada bayi 1

6 Dehidrasi 1

7 ISPA 7
11

Kejadian yang berkaitan dengan masalah KIA yaitu ibu

hamil anemia sebanyak 8 kasus, ibu hamil Pre-eklamsia 1

kasus, ibu hamil >35 tahun 5 kasus, infertilitas sebanyak 1

kasus, gagal nafas pada bayi sebanyak 1 kasus, dehidrasi pada

bayi sebanyak 1 kasus dan ISPA sebanyak 7 kasus.

4) Interaksi/komunikasi antar anggota komunitas

Interaksi/komunikasi antar anggota komunitas: Masyarakat

sekitar aktif berinteraksi dengan yang lainnya, dilihat dari cara

masyarakat dalam memecahkan masalah yang terjadi secara

bersama dan mengikuti berbagai kegiatan di masyarakat salah

satunya kegiatan PKK, arisan kelompok, bakti sosial dan

karang taruna.

5) Jaringan komunikasi (radio, TV, telepon, internet, dll):

Jaringan komunikasi yang sering digunakan oleh masyarakat

setempat untuk mendapatkan informasi adalah Televisi,

telepon dan internet.

6) Sumber-sumber stress di komunitas:

Masyarakat tidak merasakan adanya sumber-sumber stress

dalam hidup berkomunitas. Seperti adanya masalah ekonomi,

beban pekerjaan, tata kota yang buruk, faktor lingkungan

(lingkungan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan

hidup), hubungan dengan masyarakat yang buruk dan penyakit

kronis.
12

7) Risiko gangguan jiwa di komunitas:

Masyarakat tidak ada yang mengalami resiko gangguan jiwa.

Seperti gangguan kecemasan (fobia, panik), gangguan

kepribadian, gangguan psikotik (penyakit skizofrenia),

gangguan suasana hati (depresi, bipolar, siklotimik), gangguan

makan (anoreksia nervosa, bulimia nervosa,

binge-eating/makan berlebihan), gangguan pengendalian

impuls dan kecanduan (berjudi, mencuri, pyromania,

kecanduan alkohol dan obat-obat terlarang, dan aktivitas seks),

gangguan obsesif kompulsif/OCD (ketakutan akan sesuatu

yang tidak masuk akal), dan gangguan stres pasca trauma

(trauma akibat pelecehan seksual, dll).

d) Dimensi Fisik:

1) Lokasi komunitas (batas wilayah, urban/rural):

-Sebelah Utara : Kelurahan Kedungmundu

-Sebelah Selatan : Kelurahan Mangunharjo

-Sebelah Barat : Kelurahan Tandang

-Sebelah Timur : Kelurahan Sendangmulyo

2) Luas wilayah dan kepadatan penduduk:

-Luas wilayah : ±318.33 Ha

-Jumlah Penduduk : 15.113 jiwa

-Jumlah KK : 4.461 KK
13

3) Iklim atau cuaca:

Wilayah kelurahan Sambiroto kecamatan Tembalang kota

semarang terletak di wilayah dataran tinggi/perbukitan dengan

beriklim tropis dan cuaca yang panas.

4) Perumahan (tipe, kondisi, jumlah anggota per-luas rumah,

sanitasi):

Rata-rata tipe rumah yaitu bersifat permanen, kondisi

bangunan baik dan layak dijadikan sebagai hunian, rata-rata

jumlah anggota tiap rumah 3-4 orang, sanitasi rumah baik

dikarenakan tinggal dikawasan perumahan sehingga selalu

dijaga kebersihannya.

5) Safety hazards di lingkungan:

Keamanan di wilayah kelurahan Sambiroto dijaga dan

dipantau oleh satpam dan setiap malam diberlakukan jadwal

ronda.

6) Sumber air (kuantitas dan kualitas):

Masyarakat di wilayah kelurahan Sambiroto 100% dapat

mengakses sumber air bersih.

7) Pembuangan limbah:

Masyarakat menggunakan jasa pembuangan sampah yang

dibayar setiap bulannya, yang dimana nantinya akan digunakan

oleh petugas untuk di olah kembali.


14

8) Kebisingan:

Wilayah kelurahan Sambiroto lebih banyak area perumahan

dan jauh dari keramaian sehingga tidak mengalami kebisingan.

e) Dimensi Sosial:

1) Pemerintahan (tipe, efektifitas, dll):

Masyarakat lebih mengutamakan tipe pemerintahan

demokratis yang dimana keputusan yang akan di ambil selalu

dimusyawarahkan dengan masyarakat sekitar terlebih dahulu.

2) Pemuka komunitas (Toga, Toma, dll):

Di kelurahan Sambiroto memiliki tokoh agama dan tokoh

masyarakat yang berperan penting dalam memberikan arahan

serta memutuskan suatu hal yang berkaitan dengan kehidupan

bermasyarakat.

3) Politik dan afiliasinya:

Masyarakat sekitar hidup berpolitik yang dapat dilihat dengan

cara mereka mengikuti peraturan yang diberlakukan oleh

pemerintah dan keputusan dari tokoh masyarakat, serta

mengikuti proses pemilihan yang ditentukan pemerintah.

4) Status kelompok minoritas:

Di kelurahan Sambiroto tidak memiliki status kelompok

minoritas maupun mayoritas tertentu.


15

5) Bahasa yang digunakan komunitas:

Bahasa masyarakat di sekitar kelurahan Sambiroto yaitu

menggunakan bahasa jawa dan bahasa indonesia.

6) Status Sosial Ekonomi:

Di wilayah kelurahan Sambiroto sebagian besar mempunyai

kehidupan ekonomi menengah, cukup untuk memenuhi

kebutuhan masing-masing anggota keluarga, namun masih ada

keluarga yang tingkat ekonomi rendah dan kebanyakan

masyarakat bekerja.

7) Pekerjaan:

Di wilayah kelurahan Sambirotomasyarakat bekerja sebagai

ibu rumah tangga, pekerja pabrik, pegawai swasta dan

wiraswasta.

8) Transportasi:

Transportasi yang digunakan oleh masyarakat yaitu umumnya

terdiri dari sepeda, motor pribadi dan mobil pribadi.

9) Pelayanan social:

Pelayanan sosial yang aktif dikelurahan Sambiroto adalah

seperti program bantuan bagi orang yang tidak mampu.

Puskesmas Kedungmundu juga memiliki kegiatan rutin setiap

hari jumat untuk membagikan sembako dan masker yang di

rolling setiap minggunya di wilayah kerja Puskesmas

Kedungmundu.
16

10) Fasilitas pertokoan:

Beberapa tempat tinggal warga terletak di dekat pertokoan

(indomaret, alfamart) dan pedagang kecil (warung sayur, atau

warung makanan ringan) sehingga akses perbelanjaan sangat

mudah dicapai.

f) Dimensi perilaku:

1) Pola konsumsi:

I. Nutrisi:

Masyarakat mampu memenuhi kebutuhan pangan,

sandang dan papan, serta mampu memenuhi kebutuhan

nutrisi setiap harinya dengan frekuensi 3 kali sehari,

dikarenakan masyarakat di wilayah keluarahan Sambiroto

mayoritas status ekonominya menengah dan sudah banyak

yang sadar untuk mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-

buahan, susu di tambah selingan berupa makanan kecil.

II. Alkohol:

Di wilayah kelurahan Sambiroto masih ada yang

mengkonsumsi alkohol meskipun hanya sebagian kecil.

III. Merokok:

Di wilayah kelurahan Sambiroto ditemukan masih banyak

masyarakat yang merokok. Hal ini sesuai dengan data

profil Puskesmas Sambiroto dimana penyakit batuk dan

ISPA masuk dalam kategori 10 penyakit tertinggi.


17

IV. Penggunaan obat/zat adiktif (NAZA):

Masyarakat tidak ada yang mengonsumsi narkoba dan zat

adiktif lainnya. Dikarenakan masyarakat taat akan aturan

dari pemerintah dan takut terhadap hukuman yang berlaku.

2) Aktifitas Gerak dan rekreasi:

I. Gerak badan/olah raga:

Masyarakat sering melakukan aktivitas gerak badan atau

olahraga di tempat-tempat olahraga umum seperti citra

grand dan kawasan simpang lima.

II. Fasilitas rekreasi:

Di wilayah Kelurahan Sambiroto terdapat beberapa

fasilitas untuk rekreasi diantaranya kolam berenang, Mall,

taman, pegunungan dan tempat rekreasi lainnya.

3) Perilaku lain-lain:

I. Penggunaan alat pengaman: masyarakat di wilayah

kelurahan Sambiroto selalu menggunakan alat pengaman

diri pada saat berpergian maupun bekerja seperti selalu

menggunakan helm pada saat berkendara sepeda motor,

sabuk pengaman ketika berkendara dengan mobil dan alat

pengaman seperti masker, sarung tangan, dll.

II. Penggunaan alat kontrasepsi:

Tahun Pus Iud Mop Mow Implant Suntik Pil Kondom

2020 2.259 248 13 193 81 720 548 92


18

Data yang tercantum dalam table tersebut merupakan data

pengguna KB di wilayah kelurahan Sambiroto. Mayoritas

PUS lebih sering menggunakan kontrasepsi suntik

sebanyak 720 dan terendah pada penggunaan kontrasepsi

MOP sebanyak 13.

g) Dimensi Kesehatan (terkait tiga garis pertahanan flexible, normal

and resistant line):

1) Sikap komunitas terhadap kesehatan: Masyarakat sekitar

mengerti dan peduli dengan masalah kesehatan dibuktikan

dengan antusiasme masyarakat mengikuti kegiatan-kegiatan

kesehatan seperti posyandu, kelas ibu hamil, penyuluhan

tentang kesehatan.

2) Pelayanan kesehatan dan sumber-sumber (tipe, ketersediaan,

harga, adekuat, penggunaan): Pelayanan kesehatan yang sering

digunakan adalah puskesmas dan bidan dengan ketersediaan

pelayanan memadai dengan harga yang terjangkau oleh

masyarakat dan masyarakat sudah memanfaatkan fasilitas

kesehatan yang tersedia jika memngalami masalah kesehatan

3) Pelayanan antenatal: Kelas bumil, penyuluhan / konseling,

home caredilakukan ada yang secara langsung maupun dengan

mengumpulkan masyarakat.
19

4) Pelayanan gawat darurat: Tersedia ambulance di puskesmas

untuk pelayanan kegawatdaruratan

5) Program promosi kesehatan:

Promosi kesehatan yang dilakukan oleh puskesmas dengan

berbagai kegiatan yaitu penyuluhan tentang Pentingnya ASI

Eksklusif, KB, dan PHBS.

6) Jaminan pemeliharaan kesehatan komunitas:

Di wilayah Bangetayu Wetan biasanya menggunakan kartu

Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) dan UHC

(Unniversal Health Confferens) yang merupakan program

kesehatan dari kota semarang.

2. PENGKAJIAN KELOMPOK:

Target group:

a. Dimensi Biologis:

1) Usia, jenis kelamin, suku:

Jenis kelamin Suku


Usia Jumlah
L P Jawa Padang

0-24 bulan 4 3 6 1 7

2-12 tahun 4 4 8 - 8

13-20 tahun 2 8 10 - 10

21-30 Tahun 14 15 27 2 29

31-50 Tahun 15 12 27 - 27

>50 tahun 3 4 7 - 7
20

Data yang didapatkan di kelurahan Sambiroto dalam 3

bulan terakhir yaitu dari bulan oktober-desember terdapat 88

orang dengan usia 0-24 bulan sebanyak 7 orang, usia 2-12

tahun sebanyak 8 orang, usia 13-20 tahun sebanyak 10 orang,

usia 21-30 tahun sebanyak 29 orang, usia 31-50 tahun

sebanyak 27 orang dan usia >50 tahun sebanyak 7 orang.

2) Tingkat tumbuh kembang/maturasi kelompok:

Sebagian besar masyarakat selalu memperhatikan masalah

kesehatan keluarga dan kelompok tinggal dirumah dan

lingkungan yang sehat, serta cepat meminta bantuan tenaga

kesehatan atau unit pelayanan kesehatan bila timbul masalah

kesehatan pada salah satu anggota keluarga.

3) Masalah kesehatan utama yang lazim:

Masalah kesehatan yang lazim terjadi seperti ibu hamil

anemia, PE dalam kehamilan, hamil dengan usia >35 tahun,

gagal nafas dan dehidrasi.

b. Dimensi Psikologis:

1) Gambaran diri kelompok: Masyarakat sekitar mempunyai

tujuan kesehatan yang ingin dicapai dengan meningkatkan

hubungan yang baik terhadap petugas kesehatan yang ada

2) Ketrampilan koping: Masyarakat dalam memecahkan masalah

selalu melibatkan petugas kesehatan sehingga masyarakat


21

terbiasa untuk melaporkan secara cepat jika timbulnya

masalah.

3) Insiden dan prevalen masalah psikologis: di wilayah kelurahan

Sambiroto tidak ditemukan masalah yang berkaitan dengan

psikologis.

4) Stresor psikologis di dalam masyarakat: Masyarakat di wilayah

kelurahan Sambiroto tidak terdapat situasi dan keadaan yang

dapat menimbulkan stres psikologis.

c. Dimensi Fisik:

1) tempat target grup

Lokasi pengambilan data komunitas berada di kelurahan

Sambiroto, yang sebagian besar bertempat tinggal di

perkampungan dan terdapat juga di perumahan.

2) Kondisi lingkungan yang dapat membahayakan (polusi,

pertukaran cuaca, risiko penyakit)

Kondisi lingkungan di sekitar kelurahan Sambiroto tidak dekat

dengan pabrik dan masuk dalam kawasan perkampungan

sehingga tidak ada polusi udara dan jauh dari resiko penyakit.

3) Perumahan:

Sebagian besar masyarakat dengan type rumah permanen,

setiap rumah terdiri dari 2-3 kamar dengan diberikan ventilasi

di setiap rumah, setiap rumah juga memiliki jamban sehat,

serta kualitas air yang baik.


22

d. Dimensi Lingkungan Sosial:

1) Sikap komunitas terhadap target grup: Sikap masyarakat yang

ada di wilayah kelurahan Sambiroto yaitu turut aktif dalam

meningkatkan kesehatan dengan cara mendukung dalam

mengikuti kegiatan yang diadakan oleh tenaga kesehatan.

2) Status social & ekonomi target grup: Status sosial dan ekonomi

masyarakat di kelurahan Sambiroto yaitu menengah ke atas

dengan penghasilan perbulan sebesar Rp.2.300.000-

Rp.4.500.000.

3) Pendidikan: di wilayah kelurahan Sambiroto berpendidikan

SD, SMP, dan SMA dan sarjana.

4) Pekerjaan: masyarakat di wilayah kelurahan Sambiroto

memiliki beragam pekerjaan yaitu sebagai karyawan swasta

dan ibu rumah tangga.

5) Pelayanan kesehatan yang bersifat proteksi: Tersedianya

fasilitas kesehatan yang memadai seperti adanya puskesmas

sebagai sarana kesehatan dan diberlakukannya penggunaan

asuransi kesehatan seperti BPJS dan UHC.

6) Transportasi (termasuk khusus): di wilayah kelurahan

Sambiroto menggunakan transportasi seperti motor pribadi,

sepeda, dan mobil.


23

e. Dimensi Perilaku

1) Kebutuhan nutrisi:

Sebagaian besar makan dengan gizi seimbang, frekuensi 3x

sehari dan tidak terdapat pantang makanan.

2) Merokok:

Masih banyak ditemukan masyarakat di kelurahan Sambiroto

yang merokok.

3) Gerak badan:

Gerak badan yang biasanya dilakukan yaitu berjalan di pagi

hari, melakukan pekerjaan rumah tangga (menyapu, memasak,

mencuci baju dll) atau sesekali berolah raga di tempat umum.

4) Aktifitas rekreasi:

Umumnya rekreasi dengan melihat TV, dan memanfaatkan

wahana wisata yang ada di semarang seperti belanja di pusat

kota, wahana bermain anak (kolam renang, dll).

5) Perlindungan khusus yang digunakan:

sebagian besar masyarakat menggunakan alat perlindungan diri

saat berpergian maupun saat bekerja seperti menggunakan

helm, sarung tangan ataupun masker.

6) Kontrasepsi:

Di Kelurahan Sambiroto terdapat ibu nifas sebanyak 5 orang

dalam 3 bulan terakhir. Ibu nifas tersebut belum menggunakan


24

alat kontrasepsi namun berencana untuk menggunakan alat

kontrasepsi suntik 3 bulan dan kb kalender.

f. Dimensi Kesehatan

1) Pelayanan kesehatan yang dibutuhkan:

Pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat adalah

pelayanan puskesmas yang dapat memberikan pelayanan

secara menyeluruh terutama pada rawat inap.

2) Sikap terhadap kesehatan dan pelayanan kesehatan:

Sikap kelompok masyarakat terhadap kesehatan adalah sangat

memperhatikan kesehatan, jika terjadi perubahan atau

penurunan kesehatan segera datang ke fasilitas kesehatan yang

dipilihnya. Kelompok dapat memanfaatkan pelayanan

kesehatan secara optimal.

3) Jaminan pemeliharaan kesehatan:

Jaminan pemeliharaan kesehatan komunitas di wilayah kerja

Puskesmas Kedungmundu menggunakan jaminan kesehatan

BPJS (Jaminan Peyelenggara Jaminan Sosial) dan UHC

(universal health Conferens)


25

PERUMUSAN, PRIORITAS MASALAH DAN PENEGAKAN DIAGNOSA


KEBIDANAN

No Masalah Kriteria Skor Bobot Total


skor
1 Pre-eklamsia 1. Sifat masalah : 3 1
x 1=1
dalam Tidak sehat 3
kehamilan

2. Kemungkinan 2
masalah dapat di 2
x 2=2
ubah : dengan 2
mudah

5
3. Potensi masalah 1
dapat dicegah : 3
tinggi x 1=1
3

1
4. Menonjolnya
masalah : masalah 2
x 1=1
berat, harus segera 2
ditangani

2 Anemia pada 1. Sifat masalah : 2 2 1 2


x 1= 3
kehamilan ancaman kesehatan 3 3 3

2. Kemungkinan 2
masalah dapat di 2
x 2=1
ubah : dengan 2
mudah

1
3. Potensi masalah 3
dapat dicegah : x 1=1
3
tinggi

1
26

4. Menonjolnya 2
x 1=1
masalah : masalah 2
berat, harus segera
ditangani

3 Hamil 1. Sifat masalah : 2 2 1


x 1=
dengan usia ancaman kesehatan 3 3
>35 tahun

2. Kemungkinan 2
masalah dapat di 2
x 2=1
ubah : dengan 2
mudah
2
2
1 3
3. Potensi masalah 3
dapat dicegah : x 1=1
3
tinggi
1

4. Menonjolnya 0
x 1=0
masalah : masalah 3
tidak dirasakan

Berdasarkan tabel perhitungan skor prioritas masalah berdasarkan Bailon dan

Maglaya, didapatkan kasus yang menjadi masalah prioritas pertama adalah pre

eklamsia pada kehamilan dengan total skoring 5, masalah yang menjadi prioritas

2
kedua adalah hamil pada kehamilan dengan total skoring 3 dan masalah yang
3

menjadi prioritas ketiga adalah hamil dengan usia >35 tahun dengan total skoring

2
2 .
3
27

Diagnosa Kebidanan Berdasarkan Prioritas Masalah :

1. Kehamil dengan pre-eklamsia

2. Kehamilan dengan anemia

3. Kehamilan dengan usia >35 tahun


28

RENCANA ASUHAN KEBIDANAN

No Masalah Rencana kegiatan Implementasi


1 Pre-eklamsia 1. Jelaskan kepada 1. Menjelaskan kepada ibu tentang
ibu tentang pengertian pre-eklamisa pada
pengertian pre- kehamilan. Pre-eklamsia pada
eklamsia pada
kehamilan apabila tekanan darahnya
kehamilan
≥140/90 mmHg disertai dengan
protein urin. Hipertensi pada
kehamilan sering terjadi dan
merupakan penyebab utama kematian
ibu melahirkan, serta memiliki efek
serius lainnya saat melahirkan.
Hipertensi pada kehamilan dapat
berkembang menjadi pre-eklampsia,
eklampsia dan sindrom HELLP.
Kemudian dapat bermanifestasi
dengan kejadian serebral iskemik atau
hemoragik pada pra, peri, dan
postpartum menjadi penyakit stroke.
Hipertensi pada kehamilan dapat
digolongkan menjadi: 1) pre-
eklampsia/ eklampsia, 2) hipertensi
kronis pada kehamilan, 3) hipertensi
kronis disertai pre-eklampsia, dan 4)
hipertensi gestational.

2. Jelaskan kepada 2. Menjelaskan kepada ibu penyebab


ibu penyebab hipertensi pada kehamilan. Faktor
hipertensi pada penyebab hipertensi pada kehamilan
kehamilan secara pasti tidak diketahui tetapi
dimungkinkan faktor resiko hipertensi
kehamilan diantaranya adalah paritas,
usia, riwayat hipertensi, sosial
ekonomi, hiperplasentasentosis/
kelainan trofoblast, genetik, obesitas,
keturunan dan kekebalan tubuh, serta
29

fungsi plasenta dan reaksi inflamasi


yang abnormal merupakan penyebab
dari terjadiya hipertensi dalam
kehamilan. Selain itu pola hidup
seperti tidur kurang dari 6 jam per hari
dan mengkonsumsi jenis-jenis
makanan yang kurang baik pada saat
hamil seperti yang mengandung lemak
berlebih, penggunaan minyak bekas
goreng yang berulang-ulang,
konsumsi makanan berbahan
pengawet dan penggunaan garam atau
natrium berlebihan ke dalam masakan
menjadi penyebab sebagian besar
menderita hipertensi yang dipengaruhi
dari pola makannya sendiri

3. Menjelaskan kepada ibu gejala pre-


eklamsia pada kehamilan. Gejala pre-
3. Jelaskan kepada eklampsia/eklampsia adalah sakit
ibu gejala pre- kepala, gangguan penglihatan (kabur
eklamsia pada atau kebutaan) dan kejang. Hal ini
kehamilan dapat menyebabkan kecacatan bahkan
kematian bagi ibu dan janin bila tidak
segara dilakukan penanganan.

4. Menjelaskan kepada ibu dampak atau


komplikasi hipertensi pada kehamilan.
Dampak mikro yang ditimbulkan
4. Jelaskan kepada
ibu dampak atau akibat hipertensi pada kehamilan
komplikasi antara lain bisa pada ibu dan janin.
hipertensi pada Pada ibu dapat terjadi iskemi autero
kehamilan plasenta, spasma arteriolar, kejang dan
koma, pneumonia, infeksi, saluran
kemih, kelebihan cairan dan pada
janin janin dapat mengalami
Intrauterine Growth Restriction
(IUGR), oligo hidramnion,
30

prematuritas. Sedangkan dampak


makro yang dapat ditimbulkan adalah
angka kematian ibu dan bayi
meningkat.

5. Menjelaskan kepada ibu penanganan


atau terapi untuk hipertensi pada
kehamilan. penanganan hipertensi
5. Jelaskan kepada dilakukan dengan konvensional yaitu
ibu penanganan
obat penurun hipertensi, tetapi
atau terapi
untuk hipertensi pengobatan konvensinal banyak
pada kehamilan kendalanya karena berkaitan dengan
ibu hamil yang pasti akan berkaitan
dengan janin yang kandungnya,
sehingga diperlukan terapi
komplementer.
a. Terapi musik, yang merupakan
usaha meningkatkan kualitas fisik
dan mental dengan rangsangan
suara yang terdiri dari melodi,
ritme, harmoni, timbre, bentuk
dan gaya yang diorganisir
sedemikian rupa hingga tercipta
musik yang bermanfaat untuk
kesehatan fisik dan mental. Ketika
musik diterapkan menjadi sebuah
terapi, musik dapat meningkatkan,
memulihkan, dan memelihara
kesehatan fisik, mental,
emosional, sosial dan spiritual.
Hal ini disebabkan musik
memiliki beberapa kelebihan,
yaitu karena musik bersifat
nyaman, menenangkan, membuat
rileks, berstruktur, dan universal.
Musik yang dipilih adalah yang
disukai oleh para pasien dengan
lama sekitar 30 menit dan untuk
volumenya disesuaikan dengan
31

kemauan responden sehingga


responden bebas memilih atau
menentukan volume sendiri, hal
ini juga akan mempengaruhi
keberhasilan terapi musik karena
tidak ada tekanan pada dalam
menjalankan terapi.
b. Afirmasi. Dampak pre eklampsi
Mempengaruhi psikologis ibu
hamil Perubahan psikologis yang
terjadi pada ibu hamil disebabkan
karena ibu merasa cemas,
khawatir bayinya tidak normal
dan ibu ketakutan dalam
mengahadapi proses persalinan.
Tekhnik afirmasi positif
merupakan salah satu tekhnik
relaksasi yang dapat menangani
masalah ketidaknyaman pada ibu
hamil. Relaksasi afirmasi
merupakan gabungan relaksasi
nafas dalam dan pernyataan
positif (afirmasi).
c. Massage effleurage. Effleurage
adalah teknik pemijatan berupa
usapan lembut, lambat, dan
panjang atau tidak putus-putus.
Teknik ini menimbulkan efek
relaksasi dilakukan dengan
menggunakan ujung jari yang
lembut dan ringan. Lakukan
usapan dengan ringan dan tanpa
tekanan kuat, tetapi usahakan
ujung jari tidak lepas dari
permukaan kulit. Pijatan
effleurage dapat juga dilakukan di
punggung. Tujuan utamanya
adalah relaksasi. teknik effleurage
bertujuan untuk membantu
melancarkan peredaran darah dan
32

cairan getah bening (cairan


limpha), yaitu membantu
mengalirkan darah di pembuluh
balik (darah veneus) agar cepat
kembali ke jantung. pemberian
massage teknik effleurageselama
20 menit pada penderita
hipertensi.
d. Rendam kaki. Terapi rendam kaki
adalah terapi dengan cara
merendam kaki hingga batas 10-
15 cm diatas mata kaki
menggunakan air hangat. Terapi
ini bertujuan untuk meningkatkan
aliran darah pada bagian kaki.
Pengaruh terapi rendam kaki air
hangat terhadap perubahan
tekanan darah pada penderita
hipertensi merupakan salah satu
therapy yang mudah dan
sederhana dilakukan bagi
penderita untuk menurunkan
Hipertensi. Air hangat
mempunyai dampak fisiologis
bagi tubuh sehingga rendam kaki
air hangat dapat digunakan
sebagai salah satu terapi yang
dapat memulihkan otot sendi yang
kaku serta menyembuhkan stroke
apabila dilakukan melalui
kesadaran dan kedisiplinan.
Terapi rendam kaki air hangat
dilakukan selama 20 menit
dengan suhu 40oC.

2 Anemia 1. Jelaskan kepada 1. Menjelaskan kepada ibu tentang


ibu tentang pengertian anemia pada kehamilan.
pengertian Anemia ibu hamil merupakan kondisi
anemia pada ibu dimana kadar hemoglobin
kehamilan dibawah 11 gr/dl. Anemia karena
kurangnya zat besi adalah masalah
33

utama yang terjadi pada ibu hamil dan


merupakan salah satu penyebab utama
kematian ibu hamil dan merupakan
salah satu penyebab utama kematian
ibu saat melahirkan.

2. Jelaskan kepada 2. Menjelaskan kepada ibu penyebab


ibu penyebab anemia pada kehamilan. Terdapat
anemia pada beberapa faktor yang dapat
kehamilan menyebabkan anemia pada ibu hamil
seperti faktor pendapatan,
pengetahuan tentang anemia ibu
hamil, pendidikan ibu, usia, tingkat
kecukupan gizi zat besi, tingkat
kecukupan gizi protein, tingkat
kecukupan gizi vitamin C, status gizi,
paritas, dan kebiasaan minum teh.

3. Jelaskan kepada 3. Menjelaskan kepada ibu dampak


ibu dampak anemia pada kehamilan. dampak
anemia pada anemia pada ibu hamil seperti
kehamilan persalinan prematur, BBLR dan
terjadinya perdarahan.

4. Jelaskan kepada 4. Menjelaskan kepada ibu pencegahan


ibu pencegahan anemia pada kehamilan seperti :
anemia pada a. Mengkonsumsi tablet Fe 60 mg
kehamilan 1x1 minimal 90 tablet
b. Mengkonsumsi makanan yang
dapat meningkatkan kadar
hemoglobin (jus jambu biji, pisang
ambon dan pepaya)
c. Menghindari konsumsi makanan
atau minuman yang dapat
menghambat penyerapan zat besi
(teh, kopi, susu dan soda)
34

d. Menganjurkan untuk
mengkonsumsi makanan yang
mengandung sumber vitamin C
untuk membantu proses
penyerapan zat besi didalam tubuh
seperti buah-buahan namun
dianjurkan untuk di olah menjadi
jus karena konsumsi dalam bentuk
buah asli memiliki kandungan serat
yang masih tinggi sehingga
menghambat penyerapan zat besi.

3 Hamil >35 1. Jelaskan kepada 1. Menjelaskan kepada ibu tentang


tahun ibu tentang pengertian hamil dengan usia >35
pengertian tahun. Hamil dengan usia lebih dari
hamil dengan 35 tahun merupakan kondisi seorang
usia >35 tahun ibu hamil dengan rentang usia yang
beresiko. Usia ibu untuk masa
kehamilan dan bersalinan yang baik
pada usia 20-35 tahun. jika ibu hamil
mengandung di usia < 20 tahun dan >
35 tahun termasuk dalam usia berisiko
tinggi ketika melahirkan.

2. Jelaskan kepada 2. Menjelaskan kepada ibu tentang


ibu dampak dampak kehamilan dengan usia >35
kehamilan tahun:
dengan usia >35 a. Ibu yang bersalin dengan partus
tahun lama yang disebabkan oleh
kelainan his biasanya disebabkan
oleh faktor usia yang relatif tua,
terutama jika ia berusia lebih dari
35 tahun.
b. Ibu yang hamil dengan usia >35
tahun beresiko mengalami
hipertensi dalam kehamilan
c. Ibu yang usianya terlalu muda (<20
tahun) dan terlalu tua ( >35 tahun)
berisiko mengalami KEK pada saat
35

hamil. ibu yang mengalami


kehamilan pada usia tua (>35
tahun) membutuhkan zat gizi yang
lebih banyak dari pada ibu yang
hamil pada saat usia reproduksi
sehat (usia 20-35 tahun). ibu hamil
yang berusia lebih dari 35 tahun
memiliki organ tubuh yang
fungsinya semakin melemah.
Pengaruh proses penuaan juga
mulai muncul. Kondisi ini ditandai
adanya penyakit hipertensi dan
diabetes mellitus yang dapat
menghambat masuknya makanan
bagi janin melalui plasenta. Oleh
karena itu wanita yang hamil pada
usia lebih dari 35 tahun
memerlukan energi yang besar
untuk mendukung kehamilannya.
d. Ibu hamil dengan usia beresiko
( <20 tahun atau >35 tahun)
beresiko melahirkan secara
abdominal. Ibu hamil usia lanjut
(≥35tahun) akan lebih beresiko
lebih tinggi mengalami penyulit-
penyulit obstetrik sebagai akibat
peningktan dalam masalah
kesehatan seperti hipertensi,
diabetes, solusio plasenta,
persalinan premature, lahir mati
dan plasenta previa yang dapat
meningkatkan angka morbiditas
dan mortalitas terutama perinatal.
Kesuburan wanita di atas usia 35
tahun mulai menurun. Kehamilan
dan persalinan pada usia ini
mempunyai risiko yang lebih besar
pada kesehatan ibu dan bayinya.
Wanita usia 40 tahunan masih bisa
sukses untuk mengandung secara
36

normal. Tetapi, kualitas telur yang


akan dibuahi buruk dan itu menjadi
masalah pada pembuahan. Ibu
hamil setelah usia 40 tahun juga
lebih mudah lelah. Mereka
mempunyai risiko keguguran lebih
3. Jelaskan kepada
besar, bersalin dengan alat bantu,
ibu pencegahan
seperti dengan forcep atau operasi
hamil dengan
seksio sesarea
usia >35 tahun

3. Menjelaskan kepada ibu tentang


pencegahan hamil dengan usia >35
tahun yaitu dengan memberikan
konseling tentang alat kontrasepsi.
Berikan edukasi kepada ibu
pentingnya menggunakan alat
kontrasepsi. Jelaskan juga kepada
suami agar suami mengerti tentang
pentingnya penggunaan alat
kontrasepsi.
37

POA OF ACTION

N Masalah Rencana Sumber Daya


o Kegiatan Penanggung Waktu Alokasi Tempat
jawab pelaksanaa dana pelaksanaa
n n
1 Ibu hamil Membuat WA Bidan - Dana dari Zoom
dengan group yang di GASURKAS Mahasisw meeting
Preeklamps isi oleh bidan , kader dan a
i koordinator, Mahasiswa
gasurkes dan
kader serta
seluruh ibu
hamil yang
mengalami
pre-eklamsia.
inovasi yaitu
Massage
Efflurage
mendengarkan
terapi musik
untuk rileksasi
dan
merendam
kaki didalam
air hangatdan
terapi afirmasi
positif.
2 Ibu hamil Membuat WA Bidan - Dana dari Zoom
38

dengan group yang di GASURKAS Mahasisw meeting


Anemia isi oleh bidan , Kader dan a
koordinator,
Mahasiswa
gasurkes dan
kader serta
seluruh ibu
hamil yang
mengalami
anemia.
WA group
digunakan
untuk
memantau ibu
hamil dalam
mengkonsums
i tablet Fe dan
makanan
inovasi yang
dapat
meningkatkan
kadar
hemoglobin
seperti jus
jambu biji,
papaya dan
pisang ambon

2. Ibu hamil Membuat Bidan - Dana dari Zoom


dengan usia kelas online GASURKAS Mahasisw meeting
>35 tahun melalui WA , Kader dan a
group yang di Mahasiswa
isi oleh bidan
emberator,
gasurkes dan
kader serta
seluruh ibu
hamil dengan
39

Kelas online
digunakan
untuk ember
informasi
seputar
kehamilan
beresiko
40

BAB III

PEMBAHASAN

Masyarakat yang ada di wilayah Puskesmas Kedungmundu, masih

dijumpai ibu hamil dengan Preeklamsi atau disebut juga hipertensi dalam

kehamilan.Faktor penyebabsecara pasti tidak diketahui tetapi dimungkinkan

faktor resiko hipertensi kehamilan diantaranya adalah paritas, usia, riwayat

hipertensi, sosial ekonomi, hiperplasentasentosis/ kelainan trofoblast, genetik,

obesitas Masalah kesehatan yang sering muncul selama kehamilan dan dapat

menimbulkan komplikasi pada 2–3% kehamilan adalah hipertensi. Kejadian

hipertensi pada kehamilan sekitar 5–15%, dan merupakan satu di antara 3

penyebab mortalitas dan morbiditas ibu bersalin di samping infeksi dan

perdarahan. Frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan juga meningkat

pada ibu hamil yang mengalami hipertensi. Dampak dari hipertensi kehamilan

lebih lanjut antara lain risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan

bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat.[5,6]

Preeklampsia dapat diobati secara farmakologis dan non farmakologis.

Pengobatan farmakologis pada preeklampsia tentunya mengandung bahan kimia

yang dapat menimbulkan efek samping, sedangkan pengobatan non farmakologis

adalah pengobatan alamiah diantaranya adalah dengan terapi herbal, terapi nutrisi,

aromaterapi, pijat refleksiologi dan terapi Massage Effluerage dan Terapi Musik.
[7]
41

Massage Effluerage dan Terapi Musik dapat dijadikan sebagai salah satu

terapi non farmakologi atau alami untuk mengatasi Preeklamsi. Teknik Massage

effleurage adalah teknik melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak, biasanya

otot, tendon atau ligamentum, tanpa menyebabkan gerakan atau perubahan posisi

sendi untuk meredakan nyeri, menghasilkan relaksasi dan memperbaiki sirkulasi.

Teknik Massage effleurage membantu ibu merasa lebih segar, rileks, dan nyaman

selama persalinan. Manipulasi massage teknik effleurage bertujuan untuk

membantu melancarkan peredaran darah dan cairan getah bening (cairan limpha),

yaitu membantu mengalirkan darah di pembuluh balik (darah veneus) agar cepat

kembali ke jantung.Sedangkan dengan mendengarkan musik yang sesuai secara

teratur memberikan efek ketenangan pada tubuh baik fisik dan psikis. Apabila

tubuh merasa nyaman system kerja tubuh akan sesuai, jantung berdenyut secara

normal, transport oksigen pada sel tubuh terpenuhi, metabolism tubuh sesuai

kebuthan, homeostasis tubuh seimbang dan tidak memicu timbulnya stresor.

Kondisi ini akan mengoptimalkan tubuh dalam mengatasi terjadinya kompliksi

penyakit hipertensi. Efek relaksasi dari terapi musik dapat memperlebar dan

melenturkan pembuluh darah, mengaktifkan impuls aferen dari baroreseptor

sehingga mencapai pusat jantung yang akan merangsang aktivitas saraf

parasimpatis dan menghambat pusat simpatis (kardioakseleator), sehingga

menyebabkan vasodilatasi sistemik yang dapat memperlancar peredaran darah di

seluruh tubuh, penurunan denyut dan daya kontraksi jantung.[7]

Pembahasan ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

Lestari Puji A dkk tahun 2020 dengan judul Efektivitas Massage Effleurage Dan
42

Terapi Musik Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Ibu Bersalin Dengan Pre

Eklamsi dengan hasil ada ada perbedaan efektivitas massage effleurage dan terapi

musik terhadap penurunan tekanan darah pada ibu bersalin dengan pre eklamsi di

puskesmas kragan IIantara kelompok intervensi dan kelompok kontrol Dengan

dilakukan massage effleurage nilai tekanan darah rata rata adalah sebesar 22,0

sedangkan pada terapi musik 19,00 dan didapatkan ρ adalah 0,002 (< 0,05) yang

berarti Massage effleuragelebih efektif jika dibandingkan dengan terapi

musikdalam menurunkan tekanan darah ibu bersalin. [7]

SelainMassage effleurage dan Terapi musik jugadapat diberikan terapi

afirmasi positif. Relaksasi afirmasi merupakan gabungan relaksasi nafas dalam

dan pernyataan positif (afirmasi) yang dapat menangani masalah ketidaknyaman

pada ibu hamil. Dampak yang terjadi ketika ibu hamil yang belum atau tidak

mendapatkan dukungan internal dan eksternal akan menyebabkan perubahan

psikologis yang kurang baik. Ibu hamil dalam kondisi cemas yang berlebihan,

khawatir dan takut tanpa sebab, hingga akhirnya berujung pada stress sangat

membahayakan pada kehamilannya, apalagi ibu hamil dengan pre eklampsia

beresiko mengalami kematian yang cukup tinggi, yang ditandai dengan hipertensi

atau tekanan darah tinggi, edema dan proteinuria yang masih merupakan sebab

utama kematian ibu dan sebab kematian perinatal yang tinggi. Oleh karena itu

diperlukan suatu implementasi komunikasi atau edukasi semacam afirmasi positif

guna memperbaiki persepsi perubahan psikologis ibu hamil yang kurang baik

menjadi persepsi baik pada kehamilannya.Hal ini juga sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Noor Cholifah, dkk. Pengaruh Pemberian Afirmasi Positif
43

Terhadap Perubahan Psikologis Ibu Hamil Dengan Pre Eklampsia Di Klinik

Kandungan Rsud Ra Kartini Kabupaten Jepara Tahun 2017 dengan hasil

penelitian Ada pengaruh afirmasi positif terhadap perubahan psikologis yang

signifikan ibu hamil dengan pre eklampsia, dengan p value 0,000 < 0,05. [8]

Pengobatan secara non-farmakologis dalam menurunkan tekanan darah

salah satunya juga dapat dilakukan terapi dengan rendam kaki menggunakan air

hangat yang bisa dilakukan setiap saat. Terapi rendam kaki adalah terapi dengan

cara merendam kaki hingga batas 10-15 cm diatas mata kaki menggunakan air

hangat. Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan aliran darah pada bagian kaki.

Air hangat mempunyai dampak fisiologis bagi tubuh efek panas akan dapat

menyebabkan zat cair, padat dan gas mengalami pemuaian ke segala arah dan

dapat meningkatkan reaksi kimia pada jaringan, sehingga terjadi metabolisme

seiring dengan peningkatan pertukaran zat kimia tubuh dengan cairan tubuh. Efek

biologis panas dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah yang mengakibatkan

peningkatan sirkulasi darah. Secara fisiologis respon tubuh terhadap panas

menyebabkan pelebaran pembuluh darah, menurunkan kekentalan darah,

menurunkan ketegangan otot, meningkatkan metabolisme jaringan dan

meningkatkan permeabilitas kapiler. Respon dari panas inilah yang digunakan

untuk keperluan terapi pada berbagai kondisi dalam tubuh.[9]

Sejalan dengan penelitian Muchlishatun Ummiyati, dkk yang berjudul

Efektifitas Terapi Air Hangat Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Ibu

Hamil Hipertensi, hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar 0,000

dengan α (0,05) dengan demikian upaya alternatif penatalaksanaan non


44

farmakologi pada ibu hamil yang mengalami hipertensi untuk menurunkan

tekanan darah pada masa kehamilan dengan rutin melakukan rendam kaki

menggunakan air hangat. [10]

Kekurangan haemoglobin dalam darah menimbulkan anemia. Anemia

karena kurangnya zat besi adalah masalah utama yang terjadi pada ibu hamil dan

merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu hamil dan merupakan salah

satu penyebab utama kematian ibu saat melahirkan. Penyebab dari anemia pada

kehamilan yaitu: karena kekurangan asupan zat besi, adanya peningkatan

kebutuhan fisiologis, adanya kebutuhan yang berlebihan, malabsorsi, kehilangan

darah yang banyak (Persalinan yang lalu, perdarahan akibat infeksi

kronismisalnya cacingan). Anemia pada ibu hamil sangat berbahaya karena dapat

menyebabkan abortus, kehamilan premature, molahidatidosa, hyperemesis

gravidarum, perdarahan antepartum, dan KPD (Ketuban Pecah Dini). [11]

Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya anemia adalah dengan

mengkonsumsi buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C yaitu

diantaranya buah Pepaya, Jambu Biji Merah dan Buah Pisang Ambon.

Penyerapan zat besi dalam darah dapat dimaksimalkan penyerapannya dengan

cara mengkonsumsi vitamin C. Vitamin C dapat diperoleh dari buah-buahan

diantaranya adalah buah pepaya. Buah pepaya memiliki kandungan vitamin C

yang tinggi yang dapat membantu meningkatkan penyerapan tablet zat besi pada

ibu hamil. Vitamin C membantu penyerapan kalsium dari tubuh yang diperlukan

untuk pembentukan gigi dan tulang. Selain mampu menyerap zat besi dari

makanan yang dibutuhkan untuk mencegah anemia.Buah pepaya, jambu biji


45

merah dan pisang ambon merupakan buah yang sangat bergizi, yaitumengandung

tinggi vitamin, magnesium, besi, tembaga dan beberapa asam amino esensial, dan

juga mengandung sejumlah besar riboflavin, niacin, kalsium, fosfor dan seng,

sehingga bermanfaat untuk meningkatkan kadar haemoglobin terutama pada ibu

hamil.[12,13]

Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan olehAtik Purwandari,

dkk pada tahun 2017 yang berjudul Pemanfaatan Jambu Biji Merah Dan Pisang

Ambon Terhadap Peningkatan Kadar Haemoglobin Ibu Hamil dengan hasil

penelitian Nilai p- Value= 0,001<0,05 yang dapat disimpulkan bahwa ada

pengaruh perbedaan pemanfaatan jambu biji merah dan pisang ambon terhadap

peningkatan kadar haemoglobin ibu hamil. Sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Fitriani Mardiana pada tahun 2019dengan judul penelitian

Pengaruh Konsumsi Buah Pepaya Terhadap Kadar Hemoglobin Ibu Hamil

Anemia Yang Mendapat Suplementasi Tablet Fe Di Wilayah Kerja Puskesmas

Cisayong Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2019 dengan nilai p value sebesar 0,000

yang dapat disimpulkan dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

konsumsi buah pepaya terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil dengan anemia

yang diberikan suplementasi Fe di Wilayah Kerja Puskesmas Cisayong

Kabupaten Tasikmalaya.[14,15]

Usia produktif yang optimal untuk reproduksi sehat adalah antara 20 -35

tahun. Risiko akan meningkat pada usia dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun.

Wanita hamil pada usia muda akan memiliki beberapa resiko diantaranya

keguguran, persalinan prematur, BBLR, kelainan bawaan, mudah terjadi infeksi,


46

anemia pada kehamilan,keracunan kehamilan (gestosis) dan kematian.Kehamilan

di usia muda terjadi karena pernikahan dilakukan pada usia muda. Dampak

signifikan dari pernikahan usia muda adalah ibu muda tidak tahu atau tidak

memahami masalah kehamilan. Ibu tidak memahami kebutuhan gizi bagi ibu

hamil. Kondisi ini dapat menyebabkan anak yang dilahirkan menjadi kurang gizi

yaitu bayi lahir dengan berat badan yang rendah (BBLR). Sementara saat ini

kehamilan di usia 35 tahun atau lebih cenderung meningkat. Kondisi ini

kemungkinan disebabkan semakin berkembangnyaidang pendidikan dan lapangan

kerja bagi kaum wanita. Wanita yang berpendikan tinggi berupaya mencari kerja

untuk mengaktualisasikan diri. Akhirnya banyak wanita yang terlambat untuk

berkeluarga.[16,17]

Upaya yang dilakukan untuk pencegahan diberikan informasi tentang

pendidikan kesehatan mengenai memberi informasi seputar kehamilan dan

persalinan yang beresiko, dimana pada umur ibu kurang dari 20 tahun Rahim,

organ-organ reproduksi berfungsi dengan sempurna. Akibatnya apabila ibu hamil

pada umur ini mungkin megalami persalinan lama atau macet, karena ukuran

belum kepala bayi lebih besar sehingga tidak melewati panggul. Selain itu,

kekuatanotot-otot perineum dan otot-otot perut belum bekerja secara optimal

sehingga terjadi persalinan lama atau macet yang memerlukan tindakan seperti

ekstraksi vakum atau forsep. Ibu hamil usia lanjut (≥35tahun) akan lebih beresiko

lebih tinggi mengalami penyulit-penyulit obstetrik sebagai akibat peningktan

dalam masalah kesehatan seperti hipertensi, diabetes, solusio plasenta, persalinan

premature, lahir mati dan plasenta previa yang dapat meningkatkan angka
47

morbiditas dan mortalitas terutama perinatal. Kesuburan wanita di atas usia 35

tahun mulai menurun. Kehamilan dan persalinan pada usia ini mempunyai risiko

yang lebih besar pada kesehatan ibu dan bayinya. Wanita usia 40 tahunan masih

bisa sukses untuk mengandung secara normal. Tetapi, kualitas telur yang akan

dibuahi buruk dan itu menjadi masalah pada pembuahan. Ibu hamil setelah usia

40 tahun juga lebih mudah lelah. Mereka mempunyai risiko keguguran lebih

besar, bersalin dengan alat bantu, seperti dengan forcep atau operasi seksio

sesarea. [16,17]

Hal ini sesuai dengan penelitian Dwi Rani Sukma dkk pada tahun 2020

yang berjudul Pengaruh Faktor Usia Ibu Hamil Terhadap Jenis Persalinan di

RSUD DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa ibu hamil usia <20 tahun dan usia >35 tahun yang

melahirkan dengan cara persalinan pervaginam sebesar 52,5%, sedangkan

persalinan abdominal sebesar 47,5%. Pada ibu hamil usia 20-35 tahun yang

melahirkan dengan cara persalinan pervaginam sebesar 69,7% dan persalinan

abdominal sebesar 30,3%. Hasil uji analisis Chi Square menunjukan terdapat

pengaruh faktor usia ibu hamil terhadap jenis persalinan di RSUD Dr. H. Abdul

Moeloek Provinsi Lampung dengan nilai p=0,034. Didapatkan nilai OR=2.077

dengan demikian ibu hamil kelompok usia beresiko (<20 tahun dan >35 tahun)

memiliki resiko 2 kali lipat terhadap persalinan abdominal dibandingkan pada usia

reproduktif (20-35 tahun).[17]


48

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengkajian terdapat beberapa masalah kesehatan di

dalam keluarga yaitu Preeklamsi pada ibu hamil, Anemia pada ibu hamil

dan ibu hamil usia >35 tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa beberapa

keluarga tersebut membutuhkan KIE dan terapi. Therapi yang diberikan

sebagai berikut :

Cara melakukan Massage Effluerage, Terapi Musik, dan memberikan

Afirmasi positif serta menganjurkan ibu untuk merendam kaki pada air

hangat untuk membantu ibu merasa nyaman dan rileks. Apabila tubuh

merasa nyaman system kerja tubuh akan sesuai, jantung berdenyut secara

normal. Kondisi ini akan mengoptimalkan tubuh dalam mengatasi terjadinya

kompliksi penyakit hipertensi. Ibu telah diberikan asuhan kebidanan yang

kooperatif dan telah mengetahui tentang cara melakukan Massage

Effluerage, ibu bersedia untuk mendengarkan musik untuk terapi juga

diberikan afirmasi positif, serta ibu bersedia merendam kaki dengan air

hangat.

Menganjurkan ibu mengkonsumsi buah pepaya, buah jambu biji

merah dan buah pisang ambon yang kaya akan vitamin serta mengantung
49

besi yang tinggi sehigga dapat meningkatkan haemoglobin dan mencegah

ibu anemia. Ibu telah diberikan asuhan kebidanan yang kooperatif dan telah

bersedia mengkonsumsi buah pepaya, buah jambu biji merah dan buah

pisang ambon.

Pendidikan kesehatan diberikan pada ibu hamil dengan usia >35 tahun. Ibu

telah mengerti bahaya dan resiko yang terjadi pada saat hamil diusia >35

tahun.

B. IMPLIKASI TERHADAP PRAKTEK KEBIDANAN KOMUNITAS

DI MASA YANG AKAN DATANG

Hasil pengkajian dari praktek komunitas di Kelurahan Sambiroto

ditemukan beberapa masalah pada ibu seperti Preeklamsi pada ibu hamil,

Anemia pada ibu hamil dan ibu hamil usia >35 tahun. Pada pasien dengan

Preeklamsi diberikan natural terapi berupa massage effleurage dan terapi

musik serta diberikan afirmasi positif agar ibu merasa nyaman dan rilek.

Teknik Massage effleurage membantu ibu merasa lebih segar, rileks, dan

nyaman selama persalinan. Manipulasi massage teknik effleurage bertujuan

untuk membantu melancarkan peredaran darah dan cairan getah bening

(cairan limpha), yaitu membantu mengalirkan darah di pembuluh balik

(darah veneus) agar cepat kembali ke jantung. Sedangkan dengan

mendengarkan musik yang sesuai secara teratur memberikan efek

ketenangan pada tubuh baik fisik dan psikis. Apabila tubuh merasa nyaman

system kerja tubuh akan sesuai, jantung berdenyut secara normal, transport

oksigen pada sel tubuh terpenuhi, metabolism tubuh sesuai kebuthan,


50

homeostasis tubuh seimbang dan tidak memicu timbulnya stresor. Kondisi

ini akan mengoptimalkan tubuh dalam mengatasi terjadinya kompliksi

penyakit hipertensi. [7]

Selain itu untun megatasi preeklamsi diberikan juga intervensi

merendam kaki dengan air hangat. Efek biologis panas dapat menyebabkan

dilatasi pembuluh darah yang mengakibatkan peningkatan sirkulasi darah.

Secara fisiologis respon tubuh terhadap panas menyebabkan pelebaran

pembuluh darah, menurunkan kekentalan darah, menurunkan ketegangan

otot, meningkatkan metabolisme jaringan dan meningkatkan permeabilitas

kapiler. Respon dari panas inilah yang digunakan untuk keperluan terapi

pada berbagai kondisi dalam tubuh. [9]

Pada ibu hamil dengan anemia diberikan intervensi untuk

mengkonsumsi buah pepaya, buah jambu biji merah dan buah pisang ambon

yang kaya akan vitamin serta mengantung besi yang tinggi sehigga dapat

meningkatkan haemoglobin dan mencegah ibu anemia. Buah pepaya, jambu

biji merah dan pisang ambon merupakan buah yang sangat bergizi, yaitu

mengandung tinggi vitamin, magnesium, besi, tembaga dan beberapa asam

amino esensial, dan juga mengandung sejumlah besar riboflavin, niacin,

kalsium, fosfor dan seng, sehingga bermanfaat untuk meningkatkan kadar

haemoglobin terutama pada ibu hamil.[12,13]

Upaya yang dilakukan untuk pencegahan pada ibu hamil yang berusia

>35 tahun diberikan informasi tentang pendidikan kesehatan mengenai

memberi informasi seputar kehamilan dan persalinan yang beresiko, dimana


51

pada umur Ibu hamil usia lanjut (≥35tahun) akan lebih beresiko lebih tinggi

mengalami penyulit-penyulit obstetrik sebagai akibat peningktan dalam

masalah kesehatan seperti hipertensi, diabetes, solusio plasenta, persalinan

premature, lahir mati dan plasenta previa yang dapat meningkatkan angka

morbiditas dan mortalitas terutama perinatal. Kesuburan wanita di atas usia

35 tahun mulai menurun. Kehamilan dan persalinan pada usia ini

mempunyai risiko yang lebih besar pada kesehatan ibu dan bayinya. [16,17]

Praktikum kebidanan komunitas ini dapat digunakan sebagai bahan

masukan dan untuk meningkatkan pelayanan, sehingga bisa jauh lebih baik

lagi dengan ditambahnya natural therapy diharapkan dapat meningkatkan

pelayanan kepada ibu bersalin.

C. SARAN

1. Bagi Keluarga

Diharapkan keluarga dapat secara bersama-sama membantu

mengoptimalkan kesehatan anggota keluarga lainnya dengan membantu

meringankan keluhan

2. Bagi Puskesmas Kedungmundu

Diharapkan Puskesmas dapat secara bersama-sama melalui pendidikan

kesehatan dan pemberdayaan keluarga untuk meningkatkan derajat

kesehatan keluarga melalui asuhan natural basic therapy

3. Bagi Mahasiswa
52

Diharapkan mahasiswa mampu mengembangkan kemampuan

bermasyarakat dan menanggapi masalah serta kebutuhan keluarga dan

mampu memberikan asuhan menyeluruh kepada keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Hirfa Turrahmi. 2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta :

Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

[2] Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2019

[3] Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang tahun 2019

[4] Elly Dwi Wahyuni.2018.Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Komunitas

[5] Pesta Corry Sihotang, dkk. 2016. Hubungan Pola Makan Dan Kecukupan

Istirahat Tidur Dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Wilayah

Kerja Puskesmas Biromaru. Palu. Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 2 No. 1

[6] Indah Jayani. 2016. Pemberian Labu Siam Berimplikasi Terhadap

Perubahan Tekanan Darah Ibu Hamil Preeklampsi. Kediri. Jurnal Care

Vol. 4, No.2, Tahun 2016

[7] Lestari Puji A, dkk. 2020. Efektivitas Massage Effleurage Dan Terapi

Musik Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Ibu Bersalin Dengan Pre

Eklamsi . Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.11

No.1 (2020) 44-50

[8] Noor Cholifah, dkk. Pengaruh Pemberian Afirmasi Positif Terhadap

Perubahan Psikologis Ibu Hamil Dengan Pre Eklampsia Di Klinik


53

Kandungan Rsud Ra Kartini Kabupaten Jepara Tahun 2017. Kudus. /

Indonesia Jurnal Perawat. Vol.2 No.2 (2017) 80-86

[9] Santoso, Agung D. 2015. Pengaruh Terapi Rendam Kaki Air Hangat

Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia Penderita Penyakit

tekanan darah tinggi . Tesis. Universitas Tanjung Pura. Ponanak

[10] Muchlishatun Ummiyati, dkk. 2019. Efektifitas Terapi Air Hangat

Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Ibu Hamil Hipertensi. Malang.

Conference on Innovation and Application of Science and Technology

(CIASTECH 2019)

[11] Dewi, R, K (2017). Pengaruh Konsumsi Pisang Ambon Terhadap

Anemia Pada Ibu Hamil Trimester I di Wilayah Kerja Puskesmas

Balowerti. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kediri.

https://studylibid.com di akses pada tanggal 20 Maret 2019

[12] Syatriani, S., &Aryani, A. (2010). Konsumsi Makanan dan Kejadian

Anemia pada Siswi Salah Satu SMP di Kota Makassar. Kesmas: National

Public Health Journal. https://doi.org/10.21109/kesmas.v4i6.163

[13] Kharisma, Y., Hendryanny, E., &Riani, A. P. (2017). Toksisitas Akut

Ekstrak Air BuahPepaya (Carica papaya L.) Muda terhadap Morfologi

Eritrosit. Global Medical & Health Communication (GMHC).

https://doi.org/10.29313/gmhc.v5i2.2280

[14] Atik Purwandari, dkk. 2017. Pemanfaatan Jambu Biji Merah Dan Pisang

Ambon Terhadap Peningkatan Kadar Haemoglobin Ibu Hamil. Manado.

JIDAN Jurnal Ilmiah Bidan ISSN : 2339 1731(print), 2581-1029


54

[15] Fitriani Mardiana. 2019. Pengaruh Konsumsi Buah Pepaya Terhadap

Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Anemia Yang Mendapat Suplementasi

Tablet Fe Di Wilayah Kerja Puskesmas Cisayong Kabupaten

Tasikmalaya Tahun 2019. Tasikmalaya. Jurnal Keperawatan &

Kebidanan P-ISSN : 2599-0055, E-ISSN : 2615-1987 Volume 4 Nomor 1,

Mei 2020, Hal. 65 – 78

[16] Sukma, Dwi Rani, and Ratna Dewi Puspita Sari. "Pengaruh Faktor Usia

Ibu Hamil Terhadap Jenis Persalinan di RSUD DR. H. Abdul Moeloek

Provinsi Lampung." Jurnal Majority 9.2 (2020).

[17] Ernawati, Aeda. "Hubungan Usia dan Status Pekerjaan Ibudengan

Kejadian Kurang Energi Kronis pada Ibu Hamil." Jurnal Litbang: Media

Informasi Penelitian, Pengembangan dan IPTEK 14.1 (2018): 27-37.

Anda mungkin juga menyukai