Segala Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmat Nya,saya bisa menyelesaikan makalah ini.Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai bahan acuan dalam rangka penilaian tenaga kesehatan berprestasi tingkat provinsi Bengkulu
tahun 2019 yang berjudul ”Lansia yang sehat,mandiri dan produktif”.
Terimakasih yang tidak terhingga penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada Kepala Puskesmas, rekan-rekan di
Puskesmas Perawatan Batik Nau,Kepala Desa Air Manganyau Barat,keluarga dan kader serta
semua pihak yang telah memberikan bimbingan, masukan, dukungan dan doa untuk penulis selama
penyusunan karya tulis dan Seleksi Tenaga Medis Teladan Tingkat Provinsi Bengkulu Tahun 2019.
Penulis sadar, Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan masukan yang bersifat membangun agar makalah ini dapat lebih baik dan
bermanfaat bagi kita semua. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan keilmuan bagi
tenaga kesehatan khususnya diwilayah kecamatan Batik nau, sehingga mutu pelayanan kesehatan
terhadap lansia akan menjadi semakin baik.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Lansia merupakan sebuah siklus hidup manusia yang hampir pasti dialami setiap orang.
Secara alamiah, setiap manusia akan menjadi tua atau mengalami proses penuaan, proses ini tidak
dapat dihindari, apapun usaha yang dilakukan. Di Indonesia usia lanjut adalah mereka yang
berumur 60 tahun atau lebih dan merupakan kelompok penduduk yang menjadi fokus perhatian para
ilmuwan, masyarakat, dan pemerintah. Jumlah usia lanjut terus meningkat baik di Indonesia
maupun di dunia dan membawa serta berbagai permasalahan yang harus diantisipasi dan dicarikan
jalan keluarnya.
Berdasarkan hasil Susenas tahun 2016, jumlah Lansia di Indonesia mencapai 22,4 juta jiwa
atau 8,69% dari jumlah penduduk. Sementara menurut proyeksi BPS tahun 2015, pada tahun 2018
jumlah Lansia diperkirakan mencapai 9,3% atau 24,7 juta jiwa. Dengan jumlah Lansia yang
semakin besar, menjadi tantangan bagi kita semua agar dapat mempersiapkan Lansia yang sehat dan
mandiri sehingga nantinya tidak menjadi beban bagi masyarakat maupun negara, dan justru menjadi
asset sumber daya manusia yang potensial.
Kenyataan saat ini, setiap kali menyebut kata Lansia yang terbersit di benak kita adalah
seseorang yang tidak berdaya, dan memiliki banyak keluhan kesehatan. Secara ekonomi, penduduk
lanjut usia lebih dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Banyak orang
beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak lagi memberikan banyak manfaat, bahkan ada yang
sampai beranggapan bahwa kehidupan masa tua, sering kali dipersepsikan secara negatif sebagai
beban keluarga dan masyarakat. Padahal, Lansia sebenarnya dapat berdaya sebagai subyek dalam
pembangunan kesehatan.
Pengalaman hidup, menempatkan Lansia bukan hanya sebagai orang yang dituakan dan
dihormati di lingkungannya, tetapi juga dapat berperan sebagai agen perubahan (agent of change) di
lingkungan keluarga dan masyarakat sekitarnya dalam mewujudkan keluarga sehat, dengan
memanfaatkan pengalaman yang sudah dimiliki dan diperkaya dengan pemberian pengetahuan
kesehatan yang sesuai.
Lansia yang sehat harus diberdayakan agar dapat tetap sehat dan mandiri selama mungkin.
Salah satu upaya untuk memberdayakan Lansia di masyarakat adalah melalui pembentukan dan
pembinaan Kelompok Lansia yang di beberapa daerah disebut dengan Posyandu Lansia atau
Posbindu Lansia. Melalui Kelompok ini, Lansia dapat melakukan kegiatan yang dapat membuat
mereka tetap aktif, antara lain: berperan sebagai kader di Kelompok Lansia,melakukan senam
Lansia, memasak bersama, termasuk membuat kerajinan tangan yang selain berperan sebagai
penyaluran hobi juga dapat meningkatkan pendapatan keluarga.
Makin bertambah usia, makin besar kemungkinan seseorang mengalami permasalahan fisik,
jiwa, spiritual, ekonomi dan sosial. Salah satu masalah yang sangat mendasar adalah masalah
kesehatan akibat proses degeneratif. Data Riset Kesehatan (Riskesdas) tahun 2013, penyakit
terbanyak pada Lansia terutama adalah penyakit tidak menular (PTM) antara lain hipertensi,
osteoarthritis, masalah gigi dan mulut, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan diabetes
mellitus (DM).
Penanganan kasus penyakit tersebut di atas tidaklah mudah karena penyakit pada Lansia
umumnya merupakan penyakit degeneratif, kronis, multi diagnosis, yang penanganannya
membutuhkan waktu lama dan biaya tinggi, sehingga akan menjadi beban yang sangat berat bagi
masyarakat dan pemerintah termasuk bagi Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Karena itu
strategi pembangunan bidang kesehatan lebih mengutamakan promotif dan preventif dengan
dukungan pelayanan kuratif dan rehabilitatif yang berkualitas, termasuk dalam hal kesehatan
Lansia. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) serta Program Keluarga Sehat adalah beberapa
strategi unggulan yang sedang dijalankan Kemenkes.
Upaya untuk mempertahankan status gizi atau status kesehatan lansia merupakan dampak
meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH). Kondisi kesehatan lansia ditentukan oleh asupan
makanan baik secara jumlah dan nilai gizi yang terkandung dalam makanan, dengan bertambahnya
usia dan proses penuaan, timbul masalah yang berkaitan dengan masalah fisik, biologik, psikologik,
sosial, maupun penyakit degeneratif (Safithri, 2005).
Jumlah orang usia lanjut setiap tahun bertambah, hal ini dipengaruhi oleh pendidikan,
lingkungan dan pola hidup yang sehat. Pola hidup sehat pada lansia seperti membiasakan
melakukan aktivitas fisik, mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, tidak merokok dan tidak
mengkonsumsi alkohol dapat meningkatkan kesehatan, status gizi dan penurunan fungsi organ tidak
berlangsung secara cepat (Deiby, 2013).
Status gizi adalah suatu keadaan tubuh akibat dari konsumsi makanan dan zat gizi yang
digunakan. Status gizi pada lansia dipengaruhi oleh asupan makan, penyakit degeneratif dan infeksi,
usia, tingkat pendidikan, pendapatan dan pengetahuan. Sebagian besar status gizi lansia dipengaruhi
oleh perubahan saluran pencernaan yang meliputi rongga mulut, esofagus, lambung, dan usus
(Harinda, 2012).
Para Lansia kita harapkan menjadi Lansia yang sehat, aktif dan produktif. Jangan sampai
menjadi beban untuk keluarganya. Dan itu bisa dicapai dengan cara mengatur pola hidup, menjaga
kesehatan, melakukan aktivitas fisik,dan semangat serta tetap bisa berkarya di usia tua. Agar lansia
bisa tetap mandiri dan produktif, lansia harus sehat dan bergaul dengan sesama lansia. Tidak harus
dengan cara mengobrol intensif, tetapi juga bisa dengan ikut pengajian, arisan, atau kegiatan lain
yang dapat merangsang fungsi otaknya.
Posyandu lansia AGATHA adalah salah satu posyandu lansia di kecamatan batik
nau,Posyandu lansia yang terdapat di desa Air Manganyau Barat,tidak hanya lansia tetapi warga
yang masih pra-lansia pun bisa ikut bergabung dalam posyandu ini,dengan jumlah total seluruh
warga pra lansia dan lansia sebanyak 193 orang,laki-laki sejumlah 98 orang dan perempuan
sejumlah 95 orang. Kegiatan posyandu lansia ini diadakan setiap tanggal 25 setiap bulannya,dalam
wadah ini,setiap anggota posyandu akan diukur berat badan dan tensi nya,mendapat makanan
tambahan lansia,melakukan cek asam urat,gula darah dan kolesterol,konseling
kesehatan,penyuluhan,mengumpulkan dana sehat Rp 5000/bulan,dan melakukan senam
lansia,selain itu bagi kaum ibu-ibu bisa melakukan keterampilan membuat tas,tikar dan keranjang
dari sampah bekas. Kegiatan ini sangat positif dan sangat didukung oleh kepala puskesmas
perawatan batik nau,kepala desa beserta kader dan seluruh masyarakat air manganyau barat.
B.TUJUAN
C.RUMUSAN MASALAH
TINJAUAN PUSTAKA
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses menua. Menurut Bernice Neugarten
(1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas
dengan keberhasilannya. Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa
setiap orang yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 65 tahun ke atas,
tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok bagi
kehidupannya sehari-hari. Saparinah (1983) berpendapat bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun
merupakan kelompok umur yang mencapai tahap penisium, pada tahap ini akan mengalami
berbagai penurunan daya tahan tubuh atau kesehatan dan berbagai tekanan psikologis.
Berdasarkan UU Kes. No. 23 1992 Bab V bagian kedua Pasal 13 ayat 1 menyebutkan
bahwa manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis,
fisik, dan sosial.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan
proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia
banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penangan segera dan terintegrasi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu :
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia merupakan periode
di mana seseorang individu telah mencapai kemasakan dalam proses kehidupan, serta telah
menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh sejalan dengan waktu, tahapan ini dapat mulai dari
usia 55 tahun sampai meninggal.
Deputi I Menkokesra
Empat peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan lanjut usia, yaitu :
Selanjutnya tujuan dari semua itu adalah untuk memperpanjang usia harapan
hidup dan masa produktif, terwujudnya kemandirian dan kesejahteraannya,
terpeliharanya sistem nilai budaya dan kekerabatan bangsa Indonesia serta lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.Lanjut usia mempunyai hak yang sama
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sebagai penghormatan dan penghargaan kepada lanjut usia diberikan hak untuk
meningkatkan kesejahteraan yang meliputi :
1.pelayanan keagamaan dan mental spiritual
2.pelayanan kesehatan
3.pelayanan kesempatan kerja
4.pelayanan pendidikan dan pelatihan
5.kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana, dan prasarana umum
6.kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum
7.perlindungan sosial
8.bantuan sosial
1.membimbing dan memberi nasihat secara arif dan bijaksana berdasarkan pengetahuan
dan pengalamannya, terutama di lingkungan keluarganya dalam rangka menjaga martabat
dan meningkatkan kesejahteraannya;
2.mengamalkan dan mentransformasikan ilmu pengetahuan, keahlian, keterampilan,
kemampuan dan pengalaman yang dimilikinya kepada generasi penerus;
3.memberikan keteladanan dalam segala aspek kehidupan kepada generasi penerus.
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu
wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa
mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan
pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program
Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi
sosial dalam penyelenggaraannya (Erfandi,2008)
Posyandu lansia merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang berada di desa-desa
yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya bagi warga yang sudah
berusia lanjut. Posyandu lansia adalah wahana pelayanan bagi kaum usia lanjut yg dilakukan
dari, oleh, dan untuk kaum usia yg menitikberatkan pd pelayanan promotif dan preventif tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative. Posyandu lansia merupakan upaya kesehatan
lansia yg mencakup kegiatan yankes yg bertujuan u/ mewujudkan masa tua yg bahagia dan
berdayaguna.
Posyandu lansia AGATHA adalah salah satu posyandu lansia di kecamatan batik
nau,Posyandu lansia yang terdapat di desa Air Manganyau Barat,tidak hanya lansia tetapi warga
yang masih pra-lansia pun bisa ikut bergabung dalam posyandu ini,dengan jumlah total seluruh
warga pra lansia dan lansia sebanyak 193 orang,laki-laki sejumlah 98 orang dan perempuan
sejumlah 95 orang. Kegiatan posyandu lansia ini diadakan setiap tanggal 25 setiap bulannya,dalam
wadah ini,setiap anggota posyandu akan diukur berat badan dan tensi nya,mendapat makanan
tambahan lansia,melakukan cek asam urat,gula darah dan kolesterol,konseling
kesehatan,penyuluhan,mengumpulkan dana sehat Rp 5000/bulan,dan melakukan senam
lansia,selain itu bagi kaum ibu-ibu bisa melakukan keterampilan membuat tas,tikar dan keranjang
dari sampah bekas. Kegiatan ini sangat positif dan sangat didukung oleh kepala puskesmas
perawatan batik nau,kepala desa beserta kader dan seluruh masyarakat air manganyau barat.
Menurut Erfandi (2008), Tujuan Posyandu Lansia secara garis besar adalah :
Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang
dilakukan secara tersendiri atau berkelompok dengan maksud meningkatkan kemampuan
fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut (Santosa, 1994). Lansia seseorang individu laki-
laki maupun perempuan yang berumur antara 60-69 tahun. (Nugroho 1999:20)
Jadi senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana
yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud meningkatkan kemamp
meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut.
Manfaat Olahraga Bagi Lansia
Manfaat dari olahraga bagi lanjut usia menurut Nugroho (1999; 157) antara lain :
1. Memperlancar proses degenerasi karena perubahan usia.
2. Mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam kehidupan (adaptasi)
3. Fungsi melindungi, yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam fungsinya terhadap
bertambahnya tuntutan, misalya sakit.
4. Sebagai Rehabilitas Pada lanjut usia terjadi penurunan masa otot serta kekuatannya, laju
denyut jantung maksimal, tolerasnsi latihan, kapasitas aerobik dan terjadinya peningkatan lemak
tubuh.
5. Dengan melakukan olahraga seperti senam lansia dapat mencegah atau melambatkan
kehilangan fungsional tersebut.
6. Bahkan dari berbagai penelitian menunjukan bahwa latihan/olah raga seperti senam lansia
dapatmengeliminasi berbagai resiko penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit arteri
koroner dan kecelakaan. (Darmojo 1999;81)
Senam lansia dilaksanakan disetiap satu bulan sekali pada saat dilakukan kegiatan
posyandu lansia yang dilaksanakan di 22 posyandu lansia yang ada.
Untuk meningkatkan citra diri kader, maka harus dipehatikan dalam hal sebagai berikut:
Meningkatkan kualitas diri sebagai seorang yang dianggap masyarakat, yang dapat
memberi informasi terkini tentang kesehatan.
Melengkapi diri dengan keterampilan yang memadai dalam pelayanan di Posyandu
Membuat kesam pertama yang baik dan memperhatikan citra yang positif
Menetapkan dan memutuskan perhatian secara cermat pada kebutuhan masyarakat
Menampilkan diri sebagai bagian dari anggota masyarakat itu sendiri
Mendorong keinginan masyarakat untuk datang ke Posyandu
(Departemen Kesehatan RI, 2006)