Anda di halaman 1dari 15

KERANGKA ACUAN

KEGIATAN POSYANDU LANSIA


1. PENDAHULUAN
Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan masyarakat telah
dibangun Puskesmas. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten / kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu.
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan, mempunyai peran cukup
besar dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Salah satu upaya pembangunan kesehatan
yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah bina upaya kesehatan bagi lansia. Salah satu dampak
pembangunan kesehatan adalah meningkatnya umur harapan hidup waktu lahir yang berakibat
meningkatnya jumlah lanjut usia dengan berbagai masalah dan kebutuhan bagi lanjut usia di bidang
kesehatan.
2. LATAR BELAKANG
Menurut dokumen Pelembagaan Lanjut Usia dalam Kehidupan Bangsa yang diterbitkan oleh
Departemen Sosial dalam rangka perancangan Hari Lanjut Usia Nasional tanggal 29 Mei 2006 ,batas
lanjut usia adalah usia 60 tahun atau lebih. Besarnya jumlah lanjut usia ( lansia) yang menjadi kepala
keluarga / rumah tangga dan banyaknya dari para lansia yang masih bekerja menunjukan besarnya peran
lansia dalam keluarga. Secara individu peran lansia sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek
kehidupan mereka. Hal tersebut menimbulakan berbagai masalah baik secara fisik biologis,mental
maupun sosial ekonomi. Dengan meningkatnya jumlah kelompok lansia harus diupayakanagar
kelompok lansia tetap mempunyasi kondisi fisik dan mental yang prima untuk menjadi sumber daya
manusia yang optiamal.
3. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Meningkatnya derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa tua yang bahagia
dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga,masyarakat.
b. Tujuan khusus
Meningkatkan kesadaran para lansia untuk membina secara mandiri kesehatannya.
Meningkatkan kemampuan dan peran serta keluarga serta lansia dalam mengatasi masalah
kesehatan lansia
4. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN
Bina Kesehatan Lansia 1. Posyandu Lansia
2. Penyuluhan Kesehatan bagi lansia
3. Kunjungan rumah ( home visit) bagi lansia berisiko

5. METODE DAN CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


5.1. Metode Pelaksanaan
5.1.1. Posyandu lansia : Pemeriksaan status gizi ,pemeriksaan status kesehatan
5.1.2. Penyuluhan ; ceramah, diskusi tanya jawab,leaflet dan brosur
5.1.3. Home visit ; tatap muka.

5.2. Cara Pelaksanaan


5.2.1. Posyandu lansia
5.2.2. Kegiatan posyandu lansia dilaksanakan 8 kali dalam sebulan sepanjang tahun
5.2.3. Kegiatan posyandu lansia meliputi pemeriksaan satus gizi lansia dengan melakukan
penimbangan berat badan dan mengisi KMS Lansia.
5.2.4. Pemeriksaan status kesehatan lansia meliputi pemeriksaan tekanan darah dan pemeriksan
lab sederhana jika perlu.
5.2.5. Konslutasi kesehatan dilakukan untuk memberikan konseling tentang penyakit yang diderita
oleh lansia.
5.3. Penyuluhan
5.3.1. Kegiatan penyuluhan pada lansia adalah upaya memberikan informasi kepada lansia dan
keluarga dalam upya peningkatan kemampuan dan kemandirian mereka dalam memelihara
kesehatan lansia.
5.3.2. Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan cara menyampaikan informasi melalui metode
ceramah, diskusi atau tanya jawab dan pemberian brosur serta leaflet.
5.3.3. Kegiatan penyuluhan dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan posyandu lansia.
5.4. Home visit
5.3.1. Home visit adalah upaya kesehatan bagi lansia berupa kunjungan rumah kepada lansia yang
memiliki masalah resiko kesehatan.
5.3.2. Home visit merupakan kegiatan pembinaan kesehatan bagi lansia dengan meberikan
layanan kesehatan dalam upaya meningkatkan kemandirian lansia untuk menjaga kesehatan
mereka dengan memberikan penyuluhan ,konseling serta pemeriksaan kesehatan.
6. SASARAN DAN PIHAK TERKAIT
6.1. Sasaran :
Kelompok pra lansia usia 45-49 tahun
Kelompok lansia usia 50 69 tahun
Kelompok lansia risiko tinggi
6.2. Pihak terkait
Kader posyandu
Petugas gizi Puskesmas
Petugas lab/ analis puskesmas
Perawat / bida
7. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
N kegiatan Jan Feb Ma Apr Me Jun Jul Ag Sep Okt No Des
o r i s v
1 Posyandu
Lansia
2 Penyuluha
n
3 Home Visit
Keterangan : Kegiatan rutin setiap bulan
Kegiatan bulan tertentu
Kegiatan jika ada kasus
8. EVALUASI PENCATATAN, PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
KMS lansia
Register pencatan hasil kegiatan posyandu
Buku pemantauan kesehatan pribadi lansia

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SATRIA BHAKTI NGANJUK
2013

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keadaan masyarakat Indonesia yang beragam sangat dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat dari
usia dini. Pemerintah telah memperhatikan kelangsungan pekembangan usia dini ini dengan
mengoptimalkan berbagai bentuk pengembangan di usia muda, seperti peningkatan mutu pendidikan,
pengembangan pola-pola intelektual, pola pendidikan moral dan banyak aspek lainnya. Hal ini tentu saja
menggembirakan, meskipun tidak bisa menjadi jaminan bahwa upaya tersebut dapat meningkatkan kualitas
generasi selanjutnya.
Lansia sering dianggap sebagai golongan yang lemah, tetapi sesungguhnya lansia memiliki peran yang
berarti bagi masyarakat. Lansia memiliki penalaran moral yang bagus untuk generasi dibawahnya. Lansia
memiliki semacam gairah yang tinggi karena secara alami, manusia akan cenderung memanfaatkan masa-
masa akhirnya secara optimal untuk melakukan pewarisan nilai dan norma. Hal ini justru mempermudah
kita untuk membina moral anak-anak.
Masa lanjut usia adalah masa dimana individu dapat merasakan kesatuan, integritas, dan refleksi dari
kehidupannya. Jika tidak, ini akan menimbulkan ketimpangan dan bahkan dapat mengakibatkan patologis,
semacam penyakit kejiwaan (Latifah, 2010). Jika ini terjadi maka keadaan masyarakat juga terganggu,
dimana lansia sebagai penguat transformator nilai dan norma berkurang, baik secara kualitas dan kuantitas.
Banyak contoh yang terjadi dimasyarakat kita, dimana lansia berlaku yang kurang sopan atau bahkan kurang
beradab sehingga secara tidak langsung akan mengganggu ketentraman kehidupan bermasyarakat. Lansia di
Indonesia, menurut Depkomindo 2010, pada tahun 2008 berjumlah 23 juta orang, sedangkan lansia yang
terlantar mencapai 1,7 juta sampai 2 juta orang.
Wujud dari usaha pemerintah ini adalah dicanangkannya pelayanan bagi lansia melalui beberapa jenjang
yaitu pelayanan kesehatan ditingkat masyarakat adalah Posyandu Lansia. Pelayanan kesehatan lansia tingkat
dasar adalah Puskesmas, dan pelayanan tingkat lanjutan adalah Rumah Sakit.
Dengan demikian, posyandu lansia sangat kita perlukan, dimana posyandu lansia ini dapat membantu
lansia sesuai dengan kebutuhannya dan pada lingkungan yang tepat, sehingga para lansia tidak merasa lagi
terabaikan didalam masyarakat.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Setelah Posyandu lansia terbentuk, diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan dan mutu pelayanan
usia lanjut sebagai bagian proses deteksi dini dan peningkatan kesehatan serta pencegahan penyakit lansia
agar mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai
dengan keberadaannya dalam strata kemasyarakatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah Posyandu lansia terbentuk diharapkan dapat :
a. Meningkatkan kesadaran pada usia lanjut untuk membina kesehatan diri sendiri.
b. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam menyadari dan menghayati kesehatan usia
lanjut secara optimal.
c. Meningkatkan jenis dan jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut.
d. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut.
C. Manfaat
Manfaat dari posyandu lansia adalah pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar
pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan
posyandu lansia sehingga lebih percaya diri dihari tuanya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Posyandu Lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut disuatu wilayah tertentu
yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan
kesehatan. Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan
kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta
para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya (Erfandi, 2008).
Posyandu juga merupakan wadah kegiatan berbasis masyarakat untuk bersama-sama menghimpun
seluruh kekuatan dan kemampuan masyarakat untuk melaksanakan, memberikan serta memperoleh
informasi dan pelayanan sesuai kebutuhan dalam upaya peningkatan status gizi masyarakat secara umum
(Henniwati, 2008).
Jadi, Posyandu lansia merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang berada di desa-desa yang
bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya bagi warga yang sudah berusia lanjut.

B. Tujuan Posyandu Lansia


Menurut Erfandi (2008), Tujuan Posyandu Lansia secara garis besar adalah
1. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia dimasyarakat, sehingga terbentuk pelayanan kesehatan
yang sesuai dengan kebutuhan lansia.
2. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan,
disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut.

C. Manfaat Posyandu Lansia


Manfaat dari posyandu lansia adalahpengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar
pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan
posyandu lansia sehingga lebih percaya diri dihari tuanya.

D. Sasaran Posyandu Lansia


Sasaran posyandu lansia adalah :
1. Sasaran langsung, yaitu kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun), kelompok usia lanjut (60 tahun ke atas),
dan kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas).
2. Sasaran tidak langsung, yaitu keluarga dimana lansia berada, organisasi sosial yang bergerak dalam
pembinaan usia lanjut, masyarakat luas (Departemen Kesehatan RI, 2006).

E. Kegiatan Posyandu Lansia


Bentuk pelayanan pada posyandu lansia meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional,
yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang
diderita atau ancaman masalah kesehatan yang dialami. Beberapa kegiatan pada posyandu lansia adalah :
1. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dan dicatat pada
grafik indeks masa tubuh (IMT).
2. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta penghitungan denyut nadi selama
satu menit.
3. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula (diabetes melitus).
4. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal.
5. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan kelainan pada pemeriksaan
butir-butir diatas.
6. Penyuluhan Kesehatan, biasa dilakukan didalam atau diluar kelompok dalam rangka kunjungan rumah dan
konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan kelompok
usia lanjut.
Selain itu banyak juga posyandu lansia yang mengadakan kegiatan tambahan seperti senam lansia,
pengajian, membuat kerajinan ataupun kegiatan silahturahmi antar lansia. Kegiatan seperti ini tergantung
dari kreasi kader posyandu yang bertujuan untuk membuat lansia beraktivitas kembali dan berdisiplin diri.

F. Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia


Mekanisme pelayanan Posyandu Lansia tentu saja berbeda dengan posyandu balita pada umumnya.
Mekanisme pelayanan ini tergantung pada mekanisme dan kebijakan pelayanan kesehatan di suatu wilayah
penyelenggara. Ada yang menyelenggarakan posyandu lansia ini dengan sistem 5 meja seperti posyandu
balita, ada pula yang hanya 3 meja.
1. Meja I : Pendaftaran
Mendaftarkan lansia, kemudian kader mencatat lansia tersebut. Lansia yang sudah terdaftar di buku register
langsung menuju meja selanjutnya.
2. Meja II :
Kader melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan dan tekanan darah
3. Meja III : Pencatatan (Pengisian Kartu Menuju Sehat)
Kader melakukan pencatatan di KMS lansia meliputi : Indeks Massa Tubuh, tekanan darah, berat badan,
tinggi badan.
4. Meja IV : Penyuluhan
Penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan pemberian makanan tambahan.
5. Meja V : Pelayanan medis
Pelayanan oleh tenaga professional yaitu petugas dari Puskesmas/kesehatan meliputi kegiatan : pemeriksaan
dan pengobatan ringan.

G. Masalah Kesehatan pada Lansia


Masalah kesehatan pada lansia tentu saja berbeda dengan jenjang umur yang lain karena penyakit pada
lansia merupakan gabungan dari kelainan-kelainan yang timbul akibat penyakit dan proses menua yaitu
proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti
sel serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan
memperbaiki kerusakan yang diderita.
Dr. Purma Siburian Sp PD, pemerhati masalah kesehatan pada lansia menyatakan bahwa ada 14 yang
menjadi masalah kesehatan pada lansia, yaitu :
1. Immobility (kurang bergerak), dimana meliputi gangguan fisik, jiwa dan faktor lingkungan sehingga dapat
menyebabkan lansia kurang bergerak. Keadaan ini dapat disebabkan oleh gangguan tulang, sendi dan otot,
gangguan saraf dan penyakit jantung.
2. Instability (tidak stabil/ mudah jatuh), dapat disebabkan oleh faktor intrinsik (yang berkaitan dengan tubuh
penderita), baik karena proses menua, penyakit maupun ekstrinsik (yang berasal dari luar tubuh) seperti
obat-obatan tertentu dan faktor lingkungan. Akibatnya akan timbul rasa sakit, cedera, patah tulang yang akan
membatasi pergerakan. Keadaan ini akan menyebabkan gangguan psikologik berupa hilangnya harga diri
dan perasaan takut akan terjadi.
3. Incontinence (buang air) yaitu keluarnya air seni tanpa disadari dan frekuensinya sering. Meskipun keadaan
ini normal pada lansia tetapi sebenarnya tidak dikehendaki oleh lansia dan keluarganya. Hal ini akan
membuat lansia mengurangi minum untuk mengurangi keluhan tersebut, sehingga dapat menyebabkan
kekurangan cairan.
4. Intellectual Impairment (gangguan intelektual/ dementia), merupakan kumpulan gejala klinik yang meliputi
gangguan fungsi intelektual dan ingatan yang cukup berat sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas
kehidupan sehari-hari.
5. Infection (infeksi), merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting pada lansia, karena sering
didapati juga dengan gejala tidak khas bahkan asimtomatik yang menyebabkan keterlambatan diagnosis dan
pengobatan.
6. Impairment of vision and hearing, taste, smell, communication, convalencence, skin integrity (gangguan
panca indera, komunikasi, penyembuhan dan kulit), merupakan akibat dari proses menua dimana semua
panca indera berkurang fungsinya, demikian juga pada otak, saraf dan otot-otot yang dipergunakan untuk
berbicara, sedangkan kulit menjadi lebih kering, rapuh dan mudah rusak dengan trauma yang minimal.
7. Impaction (konstipasi=sulit buang air besar), sebagai akibat dari kurangnya gerakan, makanan yang kurang
mengandung serat, kurang minum, dan lainnya.
8. Isolation (depresi), akibat perubahan sosial, bertambahnya penyakit dan berkurangnya kemandirian sosial.
Pada lansia, depresi yang muncul adalah depresi yang terselubung, dimana yang menonjol hanya gangguan
fisik saja seperti sakit kepala, jantung berdebar-debar, nyeri pinggang, gangguan pecernaan, dan lain-lain.
9. Inanition (kurang gizi), dapat disebabkan karena perubahan lingkungan maupun kondisi kesehatan. Faktor
lingkungan dapat berupa ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi, isolasi sosial (terasing dari
masyarakat), terutama karena kemiskinan, gangguan panca indera; sedangkan faktor kesehatan berupa
penyakit fisik, mental, gangguan tidur, obat-obatan, dan lainnya.
10. Impecunity (tidak punya uang), semakin bertambahnya usia, maka kemampuan tubuh untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan akan semaki berkurang, sehingga jika tidak dapat bekerja maka tidak akan mempunyai
penghasilan.
11. Iatrogenesis (penyakit akibat obat-obatan), sering dijumpai pada lansia yang mempunyai riwayat penyakit
dan membutuhkan pengobatan dalam waktu yang lama, jika tanpa pengawasan dokter maka akan
menyebabkan timbulnya penyakit akibat obat-obatan.
12. Insomnia (gangguan tidur), sering dilaporkan oleh lansia, dimana mereka mengalami sulit untukmasuk
dalam proses tidur, tidur tidak nyenyak dan mudah terbangun, tidur dengan banyak mimpi, jika terbangun
susah tidur kembali, terbangun didini hari-lesu setelah bangun di pagi hari.
13. Immune deficiency (daya tahan tubuh menurun), merupakan salah satu akibat dari prose menua, meskipun
terkadang dapat pula sebagai akibat dari penyakit menahun, kurang gizi dan lainnya.
14. Impotence (impotensi), merupakan ketidakmampuan untuk mencapai dan atau mempertahankan ereksi yang
cukup untuk melakukan senggama yang memuaskan yang terjadi paling sedikit 3 (tiga) bulan. Hal ini
disebabkan karena terjadi hambatan aliran darah ke dalam alat kelamin sebagai adanya kekakuan pada
dinding pembuluh darah, baik karena proses menua atau penyakit.
Data penyakit lansia di Indonesia (umumnya pada lansia berusia lebih dari 55 tahun) adalah sebagai
berikut:
1. Penyakit Cardiovascular
2. Penyakit otot dan persendian
3. Bronchitis, asma dan penyakit respirasi lainnya
4. Penyakit pada mulut, gigi dan saluran cerna
5. Penyakit syaraf
6. Infeksi kulit
7. Malaria
8. Lain-lain
(Anonim, 2008)
H. Kader Posyandu
Kader posyandu, menurut Departemen Kesehatan RI (2006) adalah seseorang atau tim sebagai pelaksana
posyandu yang berasal dari dan dipilih oleh masyarakat setempat yang memenuhi ketentuan dan diberikan
tugas serta tanggung jawab untuk pelaksanakan, pemantauan, dan memfasilitasi kegiatan lainnya
(Henniwati, 2008).

I. Penilaian Keberhasilam Upaya Pembinaan Lansia melalui Posyandu Lansia


Menurut Henniwati (2008), penilaian keberhasilan pembinaan lansia melalui kegiatan pelayanan
kesehatan di posyandu, dilakukan dengan menggunakan data pencatatan, pelaporan, pengamatan khusus dan
penelitian. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari :
1. Meningkatnya sosialisasi masyarakat lansia dengan berkembangnya jumlah orang masyarakat lansia dengan
berbagai aktivitas pengembangannya
2. Berkembangnya jumlah lembaga pemerintah atau swasta yang memberikan pelayanan kesehatan bagi lansia
3. Berkembangnya jenis pelayanan konseling pada lembaga
4. Berkembangnya jangkauan pelayanan kesehatan bagi lansia
5. Penurunan daya kesakitan dan kematian akibat penyakit pada lansia

J. Permasalahan pada Posyandu Lansia


Kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraan posyandu lansia, antara lain:
1. Umumnya lansia tidak mengetahui keberadaan dan manfaat dari posyandu lansia.
2. Jarak rumah dengan lokasi posyandu lansia jauh atau sulit dijangkau. Jarak posyandu yang dekat akan
membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik
karena penurunan daya tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini
berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia.
3. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia untuk datang ke posyandu
lansia. Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti
kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri
untuk mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu,
dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia.
Keluarga, bagi lansia merupakan sumber kepuasan. Data yang diambil oleh Henniwati (2008) terhadap
lansia berusia 50, 60 dan 70 tahun di Kelurahan Jambangan, menyatakan mereka ingin tinggal ditengah-
tengah keluarga. Mereka tidak ingin tinggal di Panti Werdha. Para lansia merasa bahwa kehidupan mereka
sudah lengkap, yaitu sebagai orang tua dan juga sebagai kakek dan nenek, akan tetapi keluarga juga dapat
menjadi frustasi bagi lansia. Hal ini terjadi jika ada hambatan komunikasi antara lansia dengan anak atau
cucu, dimana perbedaan faktor generasi memegang peranan.
Ada juga lansia yang mempunyai kemandirian yang tinggi untuk hidup sendiri karena keinginan untuk hidup
tanpa merepotkan orang lain.
4. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu. Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas
merupakan dasar atas kesiapan atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan sikap
yang baik tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan yang diadakan di posyandu
lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang adalah suatu cermin kesiapan untuk bereaksi terhadap
suatu obyek. Kesiapan merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu apabila
individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya suatu respons.
5. Kader Posyandu Lansia. Wahyuna (2008) melakukan penelitian kader di Posyandu Lansia wilayah kerja
Puskesmas Ngawi. Kader-kader tersebut hanya bertugas mencatat dan mengurusi masalah konsumsi saja,
selain itu kader juga bekerja tergantung perintah petugas kesehatan tanpa ada pelatihan lebih lanjut sehingga
peran kader dalam kegiatan tersebut belum optimal.
Kader juga harus mampu berkomunikasi dengan efektif, baik dengan individu atau kelompok maupun
masyarakat, kader juga harus dapat membina kerjasama dengan semua pihak yang terkait dengan
pelaksanaan posyandu, serta untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan lansia pada hari buka
posyandu yaitu pendaftaran, penimbangan, pencatatn/ pengisian KRS, penyuluhan dan pelayanan kesehatan
sesuai kewenangannya dan pemberian PMT, serta dapat melakukan rujukan jika diperlukan (Departemen
Kesehatan RI, 2006).
Untuk meningkatkan citra diri kader, maka harus dipehatikan dalam hal sebagai berikut:
a. Meningkatkan kualitas diri sebagai seorang yang dianggap masyarakat, yang dapat memberi informasi
terkini tentang kesehatan
b. Melengkapi diri dengan keterampilan yang memadai dalam pelayanan di Posyandu
c. Membuat kesam pertama yang baik dan memperhatikan citra yang positif
d. Menetapkan dan memutuskan perhatian secara cermat pada kebutuhan masyarakat
e. Menampilkan diri sebagai bagian dari anggota masyarakat itu sendiri
f. Mendorong keinginan masyarakat untuk datang ke Posyandu
(Departemen Kesehatan RI, 2006)

SATUAN ACARA KELOMPOK


A. Pengertian
Posyandu lansia merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang berada di desa-desa yang bertujuan
untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya bagi warga yang sudah berusia lanjut.

B. Sasaran
Warga lanjut usia di RW II desa X dengan usia lebih dari 55 tahun.

K. Waktu dan Tempat


Waktu : Hari Selasa, 9 Juni 2013
Pukul : 09.00 WIB
Tempat: Balai desa X

L. Media dan Peralatan


Media : Leaflet, LCD
Peralatan : Meja, timbangan, alat tulis, midline, pengukur tinggi badan, KMS

M. Pengorganisasian Acara
1. Penanggung Jawab : Dwi Indahyani Pamungkas
2. Petugas Meja I : Deddy Hadi Kusuma
3. Petugas Meja II : Diah Andriani
4. Petugas Meja III : Dwi Indahyani Pamungkas
5. Petugas Meja IV : Dwi Putri Octaviani dan Eko Cahyono

6. Petugas Meja V : Eka Julisiani


7. Fasilitator : Deddy Hadi Kusuma
8. Warga : Danang Sugiarto dan Eko Indra Permadi

f a

e d c b
Keterangan :
a. Meja I : Tempat pendaftaran
b. Meja II : Pengukuran tinggi badan, berat badan dan tekanan darah
c. Meja III : Pencatatan (Pengisian Kartu Menuju Sehat)
d. Meja IV : Penyuluhan
e. Meja V : Pelayanan medis
f. Warga

N. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan system 5 meja yaitu :
1. Meja I : Pendaftaran
Mendaftarkan lansia, kemudian kader mencatat lansia tersebut. Lansia yang sudah terdaftar di buku register
langsung menuju meja selanjuutnya.
2. Meja II :
Kader melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan dan tekanan darah
3. Meja III : Pencatatan (Pengisian Kartu Menuju Sehat)
Kader melakukan pencatatan di KMS lansia meliputi : Indeks Massa Tubuh, tekanan darah, berat badan,
tinggi badan.
4. Meja IV : Penyuluhan
Penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan pemberian makanan tambahan.
5. Meja V : Pelayanan medis
Pelayanan oleh tenaga professional yaitu petugas dari Puskesmas/kesehatan meliputi kegiatan : pemeriksaan
dan pengobatan ringan.

O. Tugas-Tugas Kader Posyandu Lansia


1. Tugas-Tugas Kader
Secara umum tugas-tugas kader lansia adalah sebagai berikut :
a. Tugas sebelum hari buka Posyandu (H-Posyandu) yaitu berupa tugas-tugas persiapan oleh kader agar
kegiatan pada hari buka Posyandu berjalan dengan baik.
b. Tugas pada hari buka Posyandu (H Posyandu) yaitu berupa tugas-tugas untuk melaksanakan pelayanan 5
meja.
c. Tugas sesudah hari buka Posyandu (H+Posyandu) yaitu berupa tugas setelah hari Posyandu.
2. Tugas-Tugas Kader Pada Pelaksanaan Posyandu Lansia
a. Tugas-tugas kader Posyandu pada H-atau pada saat persiapan hari Posyandu, meliputi:
1. Menyiapkan alat dan bahan : timbangan, tensimeter, stetoskop, KMS, alat peraga, obat-obatan yang
dibutuhkan, bahan/materi penyuluhan dan lain-lain.
2. Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu member tahu para lansia untuk dating ke Posyandu, serta
melakukan pendekatan tokoh yang bias membantu memotivasi masyarakat (lansia) untuk dating ke
Posyandu.
3. Menghubungi kelompok kerja (Pokja) Posyandu yaitu menyampaikan rencana kegiatan kepada kantor desa
dan meminta memastikan apakah petugas sector bias hadir pada hari buka Posyandu.
4. Melaksanakan pembagian tugas : menentukan pembagian tugas di antara kader Posyandu baik untuk
persiapan untuk pelaksanaan.
b. Tugas-tugas kader pada hari buka Posyandu disebut juga dengan tugas pelayanan 5 meja, meliputi :
1) Meja I : Pendaftaran
Mendaftarkan lansia, kemudian kader mencatat lansia tersebut. Lansia yang sudah terdaftar di buku register
langsung menuju meja selanjutnya.
2) Meja II :
Kader melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan dan pengukuran tekanan darah.
3) Meja III : Pencatatan (Pengisian Kartu Menuju Sehat)
Kader melakukan pencatatan di KMS lansia meliputi : Indeks Massa Tubuh, tekanan darah, berat badan dan
tinggi badan.
4) Meja IV : Penyuluhan
Penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan pemberian makanan tambahan.
5) Meja V : Pelayanan Medis
Pelayanan oleh tenaga professional yaitu petugas dari Puskesmas/kesehatan meliputi kegiatan : pemeriksaan
dan pengobatan ringan.
c. Tahap setelah hari buka Posyandu (H+Posyandu)
1) Memindahkan catatan-catatan pada KMS lansia ke dalam buku register atau buku bantu kader.
2) Melakukan evaluasi hasil kegiatan dan merencanakana kegiatan hari Posyandu lansia pada bulan
berikutnya.
3) Melakukan diskusi kelompok (penyuluhan kelompok) bersama lansia (paguyuban lansia)
4) Melakukan kunjungan rumah untuk penyuluhan perorangan/ sekaligus tindak lanjut untuk mengajak lansia
untuk dating ke Posyandu lansia pada kegiatan bulan berikutnya.

P. Susunan Acara
No. Estimasi Waktu Kegiatan
1. 08.30-09.00 Persiapan
2. 09.00-09.15 Pembukaan acara dan pendaftaran
3. 09.15-09.30 Penimbangan dan pengisian KMS
4. 09.30-09.45 Penyuluhan dan pemberian PMT
5. 09.45-10.00 Pemberian imunisasi dan
pemeriksaan kesehatan
6. 10.00-10.10 Penutupan

Q. Proses Kegiatan
Tahap Waktu Kegiatan Kegiatan Media, alat dan
Persiapan Mahasiswa Peserta Metode
Pendahuluan 10 menit Pembukaan Mendengarkan Ceramah
dan dengan penjelasan
pembukaan perkenalan,
menjelaskan
tujuan
diadakannya
posyandu
lansia
Inti 45 menit Pengukuran Melakukan Mendengarkan
TB, BB, TD kegiatan sesuai penjelasan dan
dan nadi lansia, instruksi, Tanya jawab
penkes nyeri mendengarkan
lansia, penjelasan
pemeriksaan penkes
kesehatan
Penutup 10 menit Evaluasi secara Melakukan Menjawab
lisan evaluasi pertanyaan

R. Kriterian Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Menyiapkan pre planning
b. Waktu pelaksanaan posyandu lansia telah disepakati dan ditetapkan
c. Tempat dan perlengkapan acara telah dipersiapkan
d. Materi dan media yang akan digunakan dalam kegiatan posyandu telah dipersiapkan
e. Telah terbentuk panitia penyelenggaran
f. Surat undangan telah dibuat
2. Evaluasi proses
a. Jumlah peserta sesuai data jumlah lansia di RW II desa X
b. Peserta aktif mengikuti kelangsungan acara
c. Media dan alat bantu dapat digunakan secara efektif
d. Acara dapat berjalan sesuai rencana
3. Evaluasi hasil
a. Peserta posyandu lansia mengetahui kondisi kesehatannya dan mampu melakukan usaha untuk
meningkatkan status kesehatannya
b. 50 % jumlah undangan hadir dalam kegiatan posyandu
c. 90 % tidak meninggalkan tempat sebelum acara selesai

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Posyandu lansia merupakan wadah terpadu untuk para lansia dimasa tuanya karena pada usia lanjut
seperti ini, kondisi para lansia umumnya mempunyai fisik yang relatif lemah dan kesepian, perlu berkumpul
dan saling mengawasi sehingga tidak merasa kesepian dan terabaikan.
Manfaat yang dirasakan dengan adanya posyandu lansia ini bukan hanya dirasakan oleh lansia tetapi
juga oleh keluarga dan lingkungan dimana lansia tersebut tinggal. Posyandu lansia dapat membantu lansia
untuk menyesuaikan diri dalam perubahan fase kehidupannya sehingga menjadi pribadi yang mandiri sesuai
dengan keberadaannya.
Banyak kendala yang ditemui dalam menggerakkan posyandu lansia tetapi kendala tersebut akan dapat
diatasi dengan kerja sama semua pihak, yaitu pemerintah pusat, daerah, pihak swasta dan seluruh elemen
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Subijanto, dkk. (2011). Pembinaan Posyandu Lansia Guna Pelayanan Kesehatan Lansia. Surakarta : Fakulas
Kedokeran Universitas Sebelas Maret. http://posyandulansia.pdf.co.id. (diungguh 19 Mei 2013,
jam 16.20 wib).

Anda mungkin juga menyukai