Anda di halaman 1dari 3

Nama : Noldin Sirumpa

NIM : 1490121074
Tugas : Resume Video Resusitasi Neonatus
Stase : Keperawatan Anak

Pemeriksaan Resusitasi Neonatus


Merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan untuk membantu bayi bisa bernafas secara
spontan, adekuat dan teratur.
Pada beberapa kasus ada bayi lahir dengan nafas tidak spontan, tidak teratur atau tidak adekuat.
Pada kasus ini, Resusitasi Neonatus penting untung dilakukan secaara tepat, cepat dan bisa
menghasilkan output bayi yang baik dan diharapkan tumbuh kembang bayi akan menjadi baik.

Rangkaian resusitasi neonatus secara sederhana :


1. Block Airway (Jalan Nafas)
Memastikan jalan nafas bayi paten / terbuka.
Cara :
Meletakkan bayi dengan posisi yang benar, memposisikan leher dengan tepat, kalau perlu
dibersihkan jalan nafasnya dengan cara diisap lendirnya.
2. Breathing
Memastikan bayi bisa bernafas dengan spontan dan adekuat Jika ada gangguan bantu dengan
rangsang taktil atau ventilasi tekanan positif.
3. Sirculation
Memastikan sirkulasi bayi bisa normal
Tanda : Denyut jantung dengan frekuensi normal, kontraktilitas jantung normal ditandai dengan
nadi dan saturasi yang membaik. Jika belum membaik, dilanjutkan pemberian obat-obatan untuk
meningkatkan kontraktilitas jantung, selain itu pemberian cairan untuk menambah volume darah
apabila dperlukan

Teknis nya bagaimana ?

Alat-alat yang perlu disiapkan


1. Universal precaution ( APD ) Celemek (pelindung badan), sarung tangan yang pas, masker, kap
(penutup kepala), kacamata pelindung dari percikan,
2. Alat-alat
- Alat isap mulut atau hidung / menggunakan mesing Suction kateter, atau menggunakan
“mucus exscractor” (jika sarana terbatas) isap manual oleh pemeriksa.
- Bag valve mask ( Ambubag ) pompa apabila nafas bayi tidak adekuat atau apnea, tidak
bernafas, gasping ( bayi megap-megap ) kita bantu dengan ventilasi tekanan positif
menggunakan alat ini, alat tidak bocor dan ukuran masker ambubag pas dengan bayi
neonates.
- Koneksi Selang Oksigen ke tabung oksigen
- Alat- alat untuk resusitasi dibagian sirkulasi. Jika denyut jantung masih dbawah 60 setelah
dilakukan VTP dan kompresi dada, bisa kita berikan Obat epineprin (adrenalin) bisa melalui
Endotrakeal tube atau umbilical kateter. Siapkan Cairan (NS/RL) digunakan untuk
menambah volume cairan (jika bayi pucat)
- Stetoskop ( untuk memeriksa pernafasan, denyut jantung)
- Klem umbilicus ( alat jepit tali pusat )
- Gunting (memotong dari tali plasenta setelah resusitasi)
- 2 Linen ( 1 membersihkan dan mengeringkan, 1 nya digunakan membungkus bayi ) serta
- Lampu tindakan sebagai penghangat.
Bagan Resusitasi
Ketika bayi lahir ada 3 pertanyaan awal yang perlu ditanyakan
1. Apakah bayi lahir cukup bulan ?
2. Apakah bayi itu nafas spontan/menangis ?
3. Apakah tonus otot baik ?
Apabila salah 1 dari 3 pertanyaan jawabannya tidak menunjukkan bayi tidak sehat, sehingga perlu di
resusitasi
Langkah awal
- Berikan kehangatan pada bayi agar suhu normal
- Posisikan jalan nafas tetap terbuka
- Bersihkan jalan nafas jika perlu
- Keringkan dan berikan stimulasi
- Hitung frekuensi nafas (kurang dari 100xmenit, jika bayi tidak bernafas maka berikan VTP )
pasang monitor, saturasi, EKG )
- Apabila frekuensi nafas tidak kurang dari 100xmenit, maka dievaluasi apakah bayi sesak,
sianosis jika ada maka dilakukan pemberian oksigen bertekanan positif.
- Setelah di VTP HR masih kurang dari 100x/menit, cek gerakan dada, jika tidak mengembang
menunjukkan VTP tidak efektif sehingga lakukan koreksi VTP, atau kalau perlu pemasangan
endotrakheal tube (intubasi)
- Evaluasi kembali, jika HR masih kurang dari 60x/menit, maka dilakukan VTP + kompresi dada
(30 detik)
- Jika HR tetap 60x/menit, maka membutuhkan pemberian obat epineprin bisa diulang apabila
HR < 60x/menit setiap 3-5 menit 1:10.000.
- Selain pemberian epinefrin perrtimbangkan kondisi hipovolemik sehingga perlu juga
pemberian cairan NS .

Ideal seorang penolong resusitasi neonates ( dokter, didampingi 1 perawat) menggunkan


APD lengkap, idealnya tempat resusitasi sudah harus tersedia penghangat bayi.

Langkah Selanjutnya
- Ketika bayi datang, pembungkus bayi dilepas karena biasanya basah terkena ar ketuban
- Apakah bayi lahir cukup bulan/aterm ?, Apakah bayi itu nafas spontan/menangis ?, Apakah
tonus otot baik ? jika ketiganya jawabannya ya, maka bayi tidak memerlukan resusitasi dan
hanya mememrlukan perawatan rutin dengan cara : berikan kehangatan, posisikan leher
setengah ekstensi, keringkan bayi sambil diberi rangsang taktil, berisihkan saluran nafas jika
perlu, posisikan kembali.
Namun pada beberapa kasus jika salah 1 pertanyaan jawabannya tidak maka perlu diberikan
resusitasi neonates . Langkah-langkahnya sbb :
- Berikan kehangatan
- Posisikan semi ekstensi
- Bersihkan jalan nafas menggunakan alat hisap ( lendir dimulut bayi terlebih dahulu) kemudian
hidung (kiri kanan)
- Jika belum bernafas berikan rangsang taktik (menyenti telapak kaki bayi)
- Kemudian evaluasi HR, pernafasan, warna kulit, saturasi oksigen (alat pulse oksimetri)
- Hitung suara denyut jantung bayi pakai stetoskop ( hitung 10 detik x kan 10 hasilnya) apabila
hasillnya < 100x/menit, bayi gasping (megap-megap) maka lakukan VTP, untuk bayi aterm
gunakan O2 konsentrasi 21% (udara normal biasa), berikan VTP perhatikan ukuran sungkup
sesuai, letakan sungkup, tangan kiri pemeriksa membentuk huruf C menekan sambil
memegang rahang, membuka mulut bayi, pompa dengan kecepatan 40-60x/menit dengan
cara membuat irama pompa lepas-lepas.
- Lalu evaluasi suara jantung > 100x/menit, napas spontan, warna kulit kemrahan, saturasi
bagus artinya VTP berhasil,
- Namun jika sudah VTP HR 100x/menit, bayi masih sesak, berarti bayi membutuhkan oksigen

Apabila setelah VTP HR masih dibawah 100, bayi masih gasping, evaluasi VTP mungkin belum efektif

Evaluasi dengan cara S R I B T


S : sungkup dilekatkan
R : reposisi leher (semi ekstensi)
I : isap lendiri barangkali masih ada lender
B : buka mulutnya pada waktu VTP
T : tekanan VTP dinaikkan tidak usah ragu-ragu karena sudah sesuai ukuran neonatus tidak akan
membahayakan bayi (cedera paru bayi).
Jika dada belum mengembang juga, barangkali harus dipasang endotrakhela tube.

Jika belum berhasil, lakukan VTP + Kompresi dada ( 2 orang 1 orang memegang alat VTP yang
lain memberikan kompresi)
Kompresi dada ( menggunakan jari telunjuk jari tengah) dengan irama kompresi dada 3 kali pompa 1
kali selama 30 detik.

Kemudian EVALUASI kembali jika HR masih dibawa 60 pertimbangkan pemasangan Endotrakheal


tube siapkan laringoskopnya. Masukan ETT dengan kedalaman berat badan + 6 = mis 3 kg + 6 berarti
sampai angka 9. Lalu, fiksasi ET, lakukan VTP dan kompresi dada kembali melalui ETT yang sudah
terpasang. Jika HR masih dibawa 60 perlu pemberian epinefrin ( 1 ampul 1 cc encerkan dengan NS
sampai menjadi 10cc dengan dosis 0,1 - 0,3 ml/kg BB, jika bayi 3 kg = masukkan sebanyak 0,3 ml –
0,9 ml ( 0,5 cc) diberikan lewat ETT atau umbulikal kateter. Lalu bantu kompresi kembali. Evaluasi
setelah 30 detik. HR diatas 100 hentikan kompresi (RJP), jika masih dibawa 60 Ulangi pemberian
epinefrin ulang setelah 35 menit.

Anda mungkin juga menyukai