Anda di halaman 1dari 24

PERAN KADER DALAM

CARE GIVER LANSIA


Disampaikan oleh : dr.Irwan Jafri
LATAR BELAKANG

 Kesehatan merupakan hak paling mendasar bagi


seluruh warga Negara mulai dari bayi, anak, remaja,
dewasa, hingga Lanjut Usia (Lansia).
 Salah satu isu permasalahan kesehatan yang masih
minim penanganan dari pemerintah adalah
penanganan lanjut usia.
 Penduduk lanjut usia adalah penduduk yang
berumur 60 tahun atau lebih.
JUMLAH PENDUDUK LANSIA

Di dunia saat ini, jumlah penduduk lanjut usia sudah


mencapai sekitar 21% dari total populasi dunia. Pada
tahun 2025, diperkirakan akan mencapai jumlah
sekitar 1,2 miliar jiwa.
 Indonesia sendiri kini menjadi lima besar negara
dengan jumlah lansia terbanyak di dunia
JUMLAH LANSIA DI INDONESIA
 Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, jumlah lansia
di Indonesia yaitu 18,1 juta jiwa (7,6% dari total
penduduk).
 Pada tahun 2014, jumlah lansia di Indonesia menjadi
18,781 juta jiwa. Jumlah penduduk lanjut usia (>60 tahun)
 diperkirakan akan meningkat menjadi 27,1 juta jiwa pada
tahun 2020,
 menjadi 33,7 juta jiwa pada tahun 2025
 dan 48,2 juta jiwa tahun 2035 (Badan Pusat Statistik,
2013). Hal ini menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi
pemerintah Indonesia akan kesejahteraan lansia
kedepannya.
PERHATIAN PEMERINTAH MELALUI REGULASI
 Beberapa langkah pemerintah dalam menangani permasalahan lansia di
antaranya tertuang dalam UU-RI Nomor 13 tahun 1998 pasal 25 tentang
Kesejahteraan Lanjut Usia dan UU No. 36 tahun 2009 tentang
kesehatan.

 Upaya pemerintah saat ini yang dilakukan adalah dengan disahkannya


peraturan menteri kesehatan nomor 25 tahun 2016 tentang rencana aksi
nasional kesehatan lanjut usia tahun 2016-2019. Dengan Visi terwujudnya
lanjut usia yang sehat dan produktif tahun 2019. Di mana program ini
bertujuan meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia untuk mencapai
lanjut usia yang SMART dan berdayaguna bagi keluarga dan masyarakat.

 Upaya yang telah dikembangkan untuk mendukung kebijakan tersebut


antara lain meningkatkan upaya kesehatan bagi lansia di pelayanan
kesehatan dasar dengan pendekatan Pelayanan Santun lanjut usia,
meningkatkan upaya rujukan kesehatan bagi lanjut usia
 Seseorang yang melakukan perawatan pada lansia haruslah
memiliki keahlian memahami bahwa manusia adalah unik
terlebih lagi lansia. Merawat lansia bukanlah hal mudah
seperti halnya merawat bayi dan anak-anak. Mereka
membutuhkan perhatian khusus dan perawatan yang tepat.
Mereka juga rentan terhadap kecelakaan seperti jatuh, salah
meminum obat dan lain-lain. Beberapa lansia di Indonesia tak
jarang luput dari perhatian keluarga di rumah. Sementara di
sisi lain beberapa lembaga seperti rumah jompo dan pusat
rehabilitasi tak mampu lagi menampung lansia.
• Latar belakangnya diperlukannya profesi khusus yang menangani
masalah keperawatan lansia diluar disiplin ilmu keperawatan medik logis
yang umum.
• Artinya seorang caregiver bertanggung jawab untuk memberi perhatian
dan kasih sayang pada klien yang ditanganinya.Di Indonesia sendiri,
istilah ini masih terbilang asing.Kenapa? karena pekerjaan caregiver di
Indonesia terbilang langka, mungkin karena rata-rata umur orang
Indonesia terbilang pendek,yaitu maksimal sekitar 60 tahun(bandingkan
dengan jepang yang rata-ratanya mencapai umur 80 tahun lebih).
• Selain itu, orang Indonesia memiliki kecenderungan untuk menjaga
keluarganya sendiri.Karena itu, caregiver Indonesia profesional
terhitung langka.Lain halnya dengan negara-negara asing lain,terutama
jepang.
• Jumlah penduduk lansia jepang terhitung paling tinggi di dunia.Diagram
umurnya berbentuk unit yaitu bel,sementara diagram umur orang
Indonesia berbentuk piramid.Saat ini jepang sangat membutuhkan
tenaga kerja caregiver.Alasan itulah jepang mulai merekrut tenaga kerja
caregiver Indonesia.
APA ITU CARE GIVER

• Istilah caregiver,(banyak juga istilah lain yang dipakai seperti


careworker,perawat lansia,perawat jompo dan di jepang
kaigofokushishi)secara bahasa bisa diartikan sebagai”pemberi
perhatian”.
• Caregiver adalah orang yang memberi perhatian,merawat dan menjaga
orang lanjut usia(lansia/tua).
• Care Giver adalah seseorang yang memiliki profesi melayani (merawat)
orang tua/orang sakit meliputi melayani kebutuhan fisik(aktivitas mulai
dari bangun tidur sampai tidur lagi seperti kebutuhan personal
hygiene,eliminasi,mobilisasi),kebutuhan medis seperti minum
obat,terapi fisik,kebutuhan social (menjadi teman bicara),kebutuhan
spiritual (berdoa bersama).
KARAKTER CARE GIVER
• Caregiver memiliki minat yang tulus pada kesejahteraan orang lain.
Mereka terampil dalam memahami sudut pandang orang lain. Mereka
serius pada tanggung jawab mereka,melihat apa yang perlu dilakukan
dan kemudia melakukannya.Mereka menghargai tradisi dan keamanan
yang ditawarkan.

• Mereka menikmati kebahagiaan orang lain dan peka terhadap


kebutuhan fisik orang lain, mereka merespon dengan menawarkan
perawatan praktis.Caregiver sering beradaptasi dengan cara mereka
untuk memenuhi harapan orang lain.
CAREGIVER DI INDONESIA
• Caregiver dan carer adalah istilah yang
sering digunakan untuk menggambarkan
orang yang melakukan perawatan pada
orang yang mengalami keterbatasan.

• Caregiver pada masyarakat indonesia


umumnya adalah keluarga,dalam hal ini
adalah pasangan,anak ,menantu,cucu atau
saudara yang tinggal satu rumah bisa juga
dari sukarelawan.
JENIS CARE GIVER
Secara praktis,tenaga care giver di Indonesia belum ada penggolongan
jenis atau spesialisasi.Hanya saja mereka digolongkan berdasarkan
pengalaman kerja dan skill yang telah mereka kuasai seperti care giver
yunior,medium dan senior.
- Care giver formal merupakan perawatan yang disediakan oleh rumah
sakit,psikiater,pusat perawatan ataupun tenaga profesional lainnya yang
diberikan dan melakukan pembayaran.
- Care giver yang tidak formal merupakan perawatan yang dilakukan
dirumah dan tidak profesional dan tanpa melakukan pembayaran seperti
keluarga penedrita yaitu istri/suami,anak perempuan/laki-laki,dan anggota
keluarga lainnya.(Sarafino,2006:55).
Care giver tidak memiliki background sekolah medis perawat,mereka
hanya dilatih dalam wktu yang relative singkat,yakni antara 1 bulan sampai
4 bulan,namun ada juga yang berlatar belakang 1 tahun pelatihan (D1
Asper).Jadi berbeda dengan perawat (D3/S1),caregiver tidak boleh
menangani tindakan yang medis yang menjadi porsi pekerjaan perawat
seperti pasang infuse,pasang kateter,selang NGT,dll.
CARE GIVER HARUS MEMPUNYAI
STANDAR KOMPETENSI
Mengapa seorang care giver harus memiliki standar kompetensi
Sebenarnya dalam praktek di Indonesia belum ada standar kompetensi
resmi dari lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah,namun masing-masing
penyalur (yayasan atau perusahaan) wajib memiliki standar internal dalam
menilai kemampuan dari masing-masing caregiver yang mereka salurkan
karena jenis pekerjaan ini memiliki resiko yang cukup tinggi seperti pasien
jatuh,salah minum obat,dll.
Kompetensi Care giver (kementerian kesehatan 2019):
1. Mampu membantu pemenuhan kebutuhan sehari hari (ADL/IADL)
2. Mengenali dan melaporkan lansia yg mengalami kekerasan, abose dan
kecelakaan
3. Memberikan kenyamanan psikologis lansia
4. Melakukan latihan/rehabilitasi sederhana
5. Membantu terpenuhinya kebutuhan spiritual dan psikologis
6. Mencari pertolongan jika terjadi kondisi gawat darurat
7. Mendorong kemandirian lansia
MENJADI CARE GIVER YANG TERAMPIL
• Disiplin
• Sabar
• Murah Senyum
• Cekatan
• Tanggung jawab
• Humor
• Motivasi
• Bermain

1. Bisa beradaptasi dengan cepat


Seorang caregiver harus dapat dengan segera beradaptasi,baik
dengan lansia yang akan dirawatnya juga dengan anggota keluarga
lain,serta dengan lingkungan di sekitarnya.Sehingga caregiver tahu apa
langkah pertama yang harus dilakukannya jika terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
2. Memiliki Keterampilan Berkomunikasi
Untuk dapat mengambil hati seorang lansia yang dirawat.Care giver
harus memiliki keterampilan komunikasi yang handal.Menyesuaikan
bagaimana gaya komunikasi yang tepat dan sesuai.Tidak hanya pintar dalam
membawakan diri,namun juga harus bisa menjadi teman berbagi untuk para
lansia.

3. Kerja sama dan saling mengisi


Meskipun kaum lansia sudah berumur lanjut,namun mereka juga tidak
ingin dianggap sebagai kaum lemah.Mereka hanya membutuhkan orang
yang bisa diajak bekerja sama serta mampu memberi motivasi untuk terus
membuat hidup menjadi lebih baik.Penting bagi seorang caregiver menjadi
pribadi yang terbuka dan bisa memberikan pengaruh positif kepada lansia
yang dirawatnya.
4. Rasa Empati
Kunci keberhasilan merawat lansia terletak pada rasa empati yang
tinggi.Kesabaran serta keikhlasan sebuah pengabdian diri harus ada di
setiap momen merawat lansia.Tingkat sensitivitas lansia tentu berbeda
dengan orang yang berada di masa produktif.Rasa untuk selalu ingin
dimengerti dan dihormati kerap muncul sehingga tidak ada alasan bagi
seorang caregiver terlatih untuk mengesampingkan rasa empati
mereka.

5. Memandikan Lansia
Seorang caregiver profesional justru tidak dibenarkan
memanjakan si lansia atau menuruti semua keinginan lansia yang
dirawatnya.Mereka harus mampu memberikan dorongan secara halus
agar lansia tersebut perlahan bisa melakukan segala sesuatunya
sendiri dan tidak terus tergantung dengan orang lain,terutama dengan
caregiver-nya.
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN BAGI
SEORANG CARE GIVER
 Selalu menjaga kesehatan diri sendiri
 Luangkan waktu unt melakukan sesuatu untuk diri sendiri
 Konsumsi makanan sehat dgn gizi seimbang
 Sebaiknya anggota keluarga dilibatkan dalam tugas perawatan
lansia
 Tugas memberikan perawatan sewaktu dpt digantikan oleh
anggota keluarga lain/teman/tetangga
 Dianjurkan secara rutin care giver melakukan pertemuan agar
dapat berinteraksi dengan sesama caregiver untuk bertukar
informasi
 Care giver juga perlu mengembangkan diri meningkatkan
kesejahteraan dan mendapat perlindungan sosial
PRINSIP-PRINSIP PERAWATAN PADA
LANJUT USIA
Beberapa prinsip etika yang harus dijalankan dalam pelayanan pada lansia
adalah:
1. Ikut memahami apa yang sedang dialami (Empati) : ikut merasakan hal
yang dialami atas dasar pengertian yang dalam,namun tidak ikut berlarut
dalam kondisi lansia.
2. Tidak merugikan : pelayanan pada lansia selalu didasarkan pada
keharusan untuk mengerjakan yang baik dan harus menghindari tindakan
yang menambah penderitaan.
3. Menghargai keputusan atas dirinya sendiri (otonomi) : hak untuk
menentukan nasibnya dan mengemukakan keinginannya sendiri oleh
lansia.
4. Keadilan : memberikan perlakuan yang sama bagi semua.
5. Kesungguhan hati : suatu sikap dan perilaku yang didasari dengan kasih
sayang dan keikhlasan terhadap lansia yang dilayani.
A.Perawatan secara umum
* Pemeliharaan kebersihan diri (kulit,rambut,mata,telinga,hidung,mulut
dan gigi,kuku,kaki)
1. Pecegahan masalah kesehatan kulit(proses penuaan,efek samping
obat,paparan sinar matahari)
2. Pemeliharaan kebersihan dan keamanan lingkungan(timbulnya
penyakit,kamar lansia,tinggi tempat tidur,jalur yang dilalui lansia)
3. Mempertahankan tingkat kemandirian lansia (melibatkan lansia dalam
pemenuhan kebutuhan sehari-hari dengan melakukan aktivitas fisik dan
latihan fisik)
4. Pajanan sinar matahari (berjemur sekitar 15-30 mnt rentang waktu pukul
07.00-10.00)
5. Komunikasi dengan baik
6. Rekreasi
*menjaga kebugaran fisik
*mengurangi resiko terhadap beberapa penyakit
*melepaskan ketegangan
*mendapatkan pengalaman dan pembelajaran baru
*meningkatkan hubungan sosial dengan lingkungan
7. Pemantauan pemakaian obat
8. Pelaksanaan Ibadah : care giver dpt membantu memfasilitasi lansia
B. Perawatan khusus
1. Lansia yang mengalami gangguan gerak(lansia yang terbaring di tempat
tidur)
2. Membantu dalam pemenuhan gizi lansia
3. Membantu buang air kecil(BAK) dan buang air besar(BAB)
4. Menangani gangguan perilaku pada lansia dengan pikun/demensia(10 gejala
umum demensia)
5. Pengelolaan stres
*Teknik relaksasi nafas dalam, langkah 1
1. Ambil posisi yang nyaman misalnya duduk atau berbaring,
2. Lepaskan benda apapun di tubuh
(miss,jam tangan,kacamata dan lain-lain)
3. Letakkan tangan kiri (telapak kebawah) di atas perut
4. Kemudia letakan tangan kanan diatas tangan kiri sehingga
beristirahat dengan nyaman dan ciptakan lingkungan tenang
5. Biarkan mata tetap terbuka saat posisi seperti ini.
*Langkah 2
1. Mulai pejamkan mata nikmati
ketenangan,kemudian tarik nafas perlahan melalui hidung
tahan sebentar selanjutnya keluarkan melalui mulut
secara perlahan (usahakan mulut berbentuk
o,usahakan konsentrasi dan nikmati aliran udara yang
masuk)
2. Saat menarik nafas, bayangkan udara memasuki
hidung dan masuk memenuhi rongga dada
3. Rasakan perut mengembang diikuti oleh
dada,dan nikmati aliran udara yang masuk dan keluar
4. Lakukan berulang hingga lansia atau caregiver
sudah merasa lebih tenang dan merasa nyaman
Manajemen Stres dan Waktu, Cara Caregiver Terhindar dari
Depresi

 Caregiver atau perawat para lanjut usia, khususnya


pasien demensia (pikun), rentan mengalami depresi
dan kelelahan fisik. Sebab, setiap hari ia harus
ekstra sabar dalam menghadapi sang pasien. Lalu,
bagaimana caranya agar caregiver bisa terhindar
dari depresi dan kelelahan yang dialaminya?
Agar terhindar dari depresi, caregiver bisa melakukan
manajemen waktu dan manajemen stres. Manajemen stres
ini dia harus rutin berolahraga, mengenali keterbatasan diri
sebagai caregiver, dan usahakan berbagi dengan orang lain,
ini penting," tutur dr Ria Maria, SpKJ dari Fakultas
Kedokteran UPN Veteran.
Berbagi dengan orang lain bisa dilakukan dengan membuat
suatu perkumpulan di mana setiap orang bisa saling
membagi pengalamannya untuk mengatasi masalah yang
kerap dihadapi seorang caregiver.

"Selain membuat perkumpulan, bisa juga lewat BlackBerry


Messenger (BBM) kita tulis masalah kita apa, nanti teman
ada yang memberi tanggapan, misalnya oh kalau ibu saya
marah saya peluk dia langsung reda marahnya. Itu kan bisa
jadi solusi," lanjut dr Ria.
 Sementara itu, manajemen waktu yang bisa dilakukan
di antaranya dengan membuat jadwal sehari-hari,
mendahulukan pekerjaan yang sulit, serta lupakan hal
yang dianggap mengganggu tugas.

gejala fisik :
pusing, tidak nafsu makan, dan kelelahan
gejala psikis :
caregiver bisa tidak stabil/sedih atau menangis
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai