Disusun Oleh :
ELIN WINDIKA PUTRI
(17021220)
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas anugerah-Nya tugas
Makalah Trend dan Issue Kesehatan Lansia ini dapat selesai. Adapun tujuan penyusunan
Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Keperawatan Gerontik.
Namun kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, karena itu kami sangat mengharapkan berbagai kritik dan saran yang
membangun sebagai evaluasi demi penyempurnaan asuhan keperawatan ini selanjutnya.
semoga Makalah Trend dan Issue Kesehatan Lansia ini dapat bermanfaat.
Terimakasih.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gerontik berasal dari kata : Gerontologi + Geriatrik. Gerontologi adalah
cabang ilmuyang membahas atau menangani proses penuaan dan masalah yang timbul
pada orang yangtelah berusia lanjut. Geriatric berkaitan dengan penyakit atau
kecacatan yang terjadi padaorang yang berusia lanjut. Jadi, Keperawatan Gerontik
merupakan Suatu pelayanan professional yang berdasarkan ilmu dan kiat atau teknik
keperawatan yang berbentuk bio, psiko, social, spiritual, dan cultural yang ditujukan
pada klien usia lanjut, baik sehat maupunsakit pada tingkat individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Ilmu yang mempelajaritentang perawatan pada lansia
(Mubarak dkk.., 2009)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Trend dan Issue Keperawatan Lansia
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi lansia dan fenomena demografi
b. Untuk mengetahui permasalahan pada lansia
c. Untuk mengetahui fenomena bio-psico-sosio-spiritual dan penyakit lansia
d. Untuk mengetahui masalah kesehatan gerontik
e. Untuk mengetahui Upaya Pelayanan Kesehatan terhadap Lansia
f. Untuk mengetahui Hukum dan Perundang-undangan yang Terkait dengan
Lansia
g. Untuk mengetahui Peran Perawat
h. Untuk mengetahui Program Pemerintah dalam Meningkatkan Kesehatan
Lansia
i. Untuk mengetahui Pandangan Islam Tentang Lansia
j. Untuk mengetahui perawatan lansia pada kasus osteoarthritis
3. Manfaat
a. Untuk penulis
1) Sebagai acuhan dasar dalam pemberian asuhan keperawatan
keluarga pada Lansia
2) Sebagai penambah wawasan bagi penulis dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan penulis.
b. Untuk institusi pendidikan
Sebagai bahan pembelajaran dan penambah daftar pustaka demi
kemajuannya institusi.
BAB II
TEORI
A. Definisi Lansia
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua
bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur
mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan
tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh, seperti didalam
Undang-Undang No 13 tahun 1998 yang isinya menyatakan bahwa pelaksanaan
pembangunan nasional yang bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, telah menghasilkan kondisi
sosial masyarakat yang makin membaik dan usia harapan hidup makin meningkat,
sehingga jumlah lanjut usia makin bertambah. Banyak diantara lanjut usia yang masih
produktif dan mampu berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia pada hakikatnya
merupakan pelestarian nilai-nilai keagamaan dan budaya bangsa. Menua atau menjadi
tua adalah suatu keadaaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua
merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu,
tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah
yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa dan tua
(Nugroho, 2006).
Fenomena Demografi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan dampak positif
terhadap kesejahteraan yang terlihat dari angka harapan hidup (AHH) yaitu :
3. Pembatasan fisik
4. Palliative care
Pemberian obat pada lansia bersifat palliative care adalah obat tersebut
ditunjukan untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh lansia. Fenomena
poli fermasi dapat menimbulkan masalah, yaitu adanya interaksi obat dan efek
samping obat. Sebagai contoh klien dengan gagal jantung dan edema mungkin
diobatai dengan dioksin dan diuretika. Diuretik berfungsi untu mengurangi
volume darah dan salah satu efek sampingnya yaitu keracunan digosin. Klien
yang sama mungkin mengalami depresi sehingga diobati dengan antidepresan.
Dan efek samping inilah yang menyebaban ketidaknyaman lansia.
5. Pengunaan obat
Medikasi pada lansia memerlukan perhatian yang khusus dan
merupakan persoalan yang sering kali muncul dimasyarakat atau rumah sakit.
Persoalan utama dan terapi obat pada lansia adalah terjadinya perubahan
fisiologi pada lansia akibat efek obat yang luas, termasuk efek samping obat
tersebut. (Watson, 1992). Dampak praktis dengan adanya perubahan usia ini
adalah bahwa obat dengan dosis yang lebih kecil cenderung diberikan untuk
lansia. Namun hal ini tetap bermasalah karena lansia sering kali menderita
bermacam-macam penyakit untuk diobati sehingga mereka membutuhkan
beberapa jenis obat. Persoalan yang dialami lansia dalam pengobatan adalah :
a. Bingung
b. Lemah ingatan
c. Penglihatan berkurang
d. Tidak bias memegang
e. Kurang memahami pentingnya program tersebut unuk dipatuhi
f. Kesehatan mental
3. Jenis
Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lim upaya kesehatan,
yaituPromotif, prevention, diagnosa dini dan pengobatan, pembatasan
kecacatan, serta pemulihan.
a. Promotif
Upaya promotif juga merupakan proses advokasi kesehatan untuk
meningkatkan dukungan klien, tenaga profesional dan masyarakat
terhadap praktek kesehatan yang positif menjadi norma-norma sosial.
Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia sebagai berikut :
1) Mengurangi cedera
2) Meningkatkan keamanan di tempat kerja
3) Meningkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk
4) Meningkatkan keamanan, penanganan makanan dan obat-
obatan
5) Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut
b. Preventif
1) Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier. Contoh
pencegahan primer : program imunisasi, konseling, dukungan
nutrisi, exercise, keamanan di dalam dan sekitar rumah,
menejemen stres, menggunakan medikasi yang tepat.
2) Melakukakn pencegahan sekuder meliputi pemeriksaan
terhadap penderita tanpa gejala. Jenis pelayanan pencegahan
sekunder: kontrol hipertensi, deteksi dan pengobatan kanker,
skrining : pemeriksaan rektal, mamogram, papsmear, gigi,
mulut.
3) Melakukan pencegahan tersier dilakukan sesudah gejala
penyakit dan cacat. Jenis pelayanan mencegah berkembangnya
gejala dengan memfasilisasi rehabilitasi, medukung usaha
untuk mempertahankan kemampuan anggota badan yang masih
berfungsi.
c. Rehabilitatif
4. Prinsip Pelayanan Kesehatan Lansia
a. Pertahankan lingkungan aman
b. Pertahankan kenyamanan, istirahat, aktifitas dan mobilitas
c. Pertahankan kecukupan gizi
d. Pertahankan fungsi pernafasan
e. Pertahankan aliran darah
f. Pertahankan kulit
g. Pertahankan fungsi pencernaan
h. Pertahankan fungsi saluran perkemihaan
i. Meningkatkan fungsi psikososial
j. Pertahankan komunikasi
k. Mendorong pelaksanaan tugas
G. Peran Perawat
Berkaitan dengan kode etik yang harus diperhatikan oleh perawat adalah :
1. Perawat harus memberikan rasa hormat kepada klien tanpa memperhatikan
suku, ras, gol, pangkat, jabatan, status social, maslah kesehatan.
2. Menjaga rahasia klien
3. Melindungi klien dari campur tangan pihak yang tidak kompeten, tidak etis,
praktek illegal.
4. Perawat berhak menerima jasa dari hasil konsultasi danpekerjaannya
5. Perawat menjaga kompetesi keperawatan
6. Perawat memberikan pendapat dan menggunakannya. Kompetei individu serta
kualifikasi daalm memberikan konsultasi
7. Berpartisipasi aktif dalam kelanjutanyaperkembangannya body of knowledge
8. Berpartipitasi aktif dalam meningkatan standar professional
9. Berpatisipasi dalam usaha mencegah masyarakat, dari informasi yang salah
dan misinterpretasi dan menjaga integritas perawat
10. Perawat melakukan kolaborasi dengan profesi kesehatannya yang lain atau
ahli dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh
masyarakat termasuk pada lansia.
H. Program Pemerintah dalam Meningkatkan Kesehatan Lansia
Contoh upaya pemerintah di negara maju dalam meningkatkan kesehatan
masyarakatnya, diantaranya adanya medicare dan medicaid. Medicare adalah program
asuransi social federal yang dirancang untu menyediakan perawatan kesehatan bagi
lansia yang memberikan jaminan keamanan social. Medicare dibagi 2 : bagian A
asuransi rumah sakit dan B asuransi medis. Semua pasien berhak atas bagian A, yang
memberikan santunan terbatas untuk perawatan rumah sakit dan perawatan di rumah
pasca rumah sakit dan kunjungan asuhan kesehatan yang tidak terbatas di rumah.
Bagian B merupakan program sukarela dengan penambhan sedikit premi perbulan,
bagian B menyantuni secara terbatas layanan rawat jalan medis dan kunjungan dokter.
Layanan mayor yang tidak di santuni oleh ke dua bagian tersebut termasuk asuhan
keperwatan tidak terampil, asuhan keperawatan rumah yang berkelanjutan obat-obat
yang diresepkan, kaca mata dan perawatan gigi. Medical membayar sekitar biyaya
kesehatan lansia (U.S Senate Committee on Aging, 1991).
Medicaid adalah program kesehatan yang dibiayai oleh dana Negara dan
bantuan pemerintah bersangkutan. Program ini beredar antara satu Negara dengan
lainya dan hanya diperuntukan bagi orang tidak mampu. Medicaid merupakan sumber
utama dana masyarakat yang memberikan asuhan keperawatan di rumah bagi lansia
yang tidak mampu. Program ini menjamin semua layanan medis dasar dan layanan
medis lain seperti obta-obatan, kaca mata dan perawatan gigi.
Adapun program kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia yang
diperuntukkan khusunya bagi lansia adalah JPKM yang merupakan salah satu
program pokok perawatan kesehatan masyarakat yang ada di puskesmas sasarannya
adalah yang didalamnya ada keluarga lansia. Perkembangan jumlah keluarga yang
terus menerus meningkat dan banyaknya keluarga yang berisiko tentunya menurut
perawat memberikan pelayanan pada keluarga secara professional. Tuntutan ini
tentunya membangun “ Indonesia Sehat 2010 “ yang salah satu strateginya adalah
Jaminan Pemeliharan Kesehatan Masyarakat (JPKM). Dengan strategi ini diharapkan
lansia mendapatkan yang baik dan perhatian yang layak.
KASUS
Nyeri sendi merupakan salah satu masalah yang sering di jumpai pada penderita
Osteoartritis yang disebabkan oleh terkikisnya kartilago, hal ini menyebabkan tulang-tulang
dibawah kartilago bergesekan satu sama lain, dari data Panti Werdha Hargodedali didapatkan
14% lansia yang mengalami osteoartritis. Tujuan asuhan keperawatan ini adalah memberikan
asuhan kepada klien yang mengalami nyeri dengan penyakit osteoartritis di Panti Werdha
Hargodedali Surabaya
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 hasil dari wawancara pada usia ≥
15 tahun rata-rata prevalensi penyakit sendi/rematik sebesar 24,7%. Provinsi Nusa Tenggara
Timur (NTT) merupakan provinsi dengan prevalensi OA tertinggi yaitu sekitar 33,1% dan
provinsi dangan prevalensi terendah adalah Riau yaitu sekitar 9% sedangkan di Jawa Timur
angka 2 prevalensinya cukup tinggi yaitu sekitar 27% (Riskesdas, 2013). 56, 7% pasien di
poliklinik Reumatologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta didiagnosis menderita
osteoartritis (Soenarto, 2010). Osteoarthritis paling banyak terjadi pada individu dengan usia
45 tahun ke atas (Anonim, 2011).
BAB IV
PEMBAHASAN
a. Definisi
b. Klasifikasi
sendi.
c. Etiologi
1. Umur.
2. Jenis Kelamin.
Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki
frekuensi oeteoartritis lebih banyak pada wanita dari pada pria hal
osteoartritis.
3. Genetic
inter falang distal terdapat dua kali lebih sering osteoartritis pada
mempunyai tiga kali lebih sering dari pada ibu dananak perempuan
4. Suku.
orang – orang Amerika asli dari pada orang kulit putih. Hal ini
5. Kegemukan.
d. Prevalensi
e. Patogenesis
beberapa faktor dan proses ini dapat dianggap sebagai produk dari
sel dan homeostasis. Secara tidak langsung ROS telah terlibat dalam
(Afonso, 2007).
Peristiwa ini telah memperkuat konsep bahwa OA
2008).
(Krasnokutsy, et al.,2008).
1. Riwayat Penyakit
a. Nyeri
- Membutuhkan analgesic
b. Hilangnya fungsi
- Kekakuan (stiffness)
- Keterbatasan gerakan
- Krepitasi
2. Pemeriksaan Fisik
a. Hambatan gerak
b. Krepitasi
lutut, pergelangan kaki dan sendi- sendi kecil tangan dan kaki
(Sudoyo, 2014).
2. Lutut
3. Jari
4. Kaki
h. Derajat OA
1. Kellgren- Lawrence
lima tahap :
Gambar 1: Gambar Radiologis Grade Osteoartritis berdasarkan
grade Kellgren-Lawrence
a) Grade 0
b) Grade 1
c) Grade 2
Tahap ini disebut sebagai tahap ringan dari OA.Pada tahap ini
d) Grade 3
et al., 2010).
Index)
nilai yang cukup valid untuk menilai derajat keparahan OA (Joern,et al.,
fisik.
intensitas nyeri yang dirasakan pada sendi- sendi pada saat berjalan,
1. Medikamentosa
OAINS
c. Injeksi cortisone.
d. Suplementasi-visco.
Tindakan ini berupa injeksi turunan asam hyluronik yang
2. Perlindungan sendi
3. Diet
osteoartritis. Penurunan
4. Dukungan psikososial
5. Persoalan Seksual
6. Fisioterapi
7. Operasi
prostesis.
8. Terapi konservatif
PENUTUP
A. Kesimpulan
tidak memungkinkan lagi untuk berperan dalam pembangunan, maka lansia perlu
mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat. Berbagai upaya telah
ketenagakerjaan dan lainnya telah dikerjakan pada berbagai tingkatan, yaitu tingkat
individu lansia, kelompok lansia, keluarga, Panti Sosial Wreda, Sarana pelayanan
kesehatan tingkat dasar (primer), tingkat pertama (sekunder), tingkat lanjutan, (tersier)
B. Saran
mahasiswa keperawatan
keperawatan
DAFTAR PUSTAKA