Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Evaluasi
Evaluasi, yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa jauh
keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses menentukan
apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian, diagnosa,
perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu sendiri. (Ali, 2018).
Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dalam
perencanaan, membandingkan hasil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan
dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan menilai efektivitas proses
keperawatan mulai dari tahap pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan. (Mubarak,
dkk., 2016).
Evaluasi disusun menggunakan SOAP dimana: (Suprajitno dalam Wardani, 2018)
S: Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif oleh keluarga
setelah diberikan implementasi keperawatan.
O: Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan  
pengamatan yang objektif.
A:  Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif.
P:   Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.
Tugas dari evaluator adalah melakukan evaluasi, menginterpretasi data sesuai
dengan kriteria evaluasi, menggunakan penemuan dari evaluasi untuk membuat
keputusan dalam memberikan asuhan keperawatan. (Nurhayati, 2017)

B. Tujuan Evaluasi
Menurut Lyer dalam Nursalam (2015) tujuan evaluasi adalah untuk melihat
kemampuan klien dalam mecapai tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan
mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan
keperawatan yang diberikan, sehingga perawat dapat mengambil keputusan:
1. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan (klien telah mencapai tujuan yang
ditetapkan)
2. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien mengalami kesulitan untuk
mencapai tujuan)
3. Meneruskan rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan waktu yang lebih
lama untuk mencapai tujuan)
C. Manfaat
Menurut Ali (2018) manfaat evaluasi yaitu
1. Untuk menetukan perkembangan kesehatan klien
2. Untuk menilai efektifitas, efisiensi dan produktifitas asuhan keperawatan
yangdiberikan.
3. Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
4. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus baru dalam proses
keperawatan
5. Menunjang tanggung gugat dan tanggung jawab dalam pelaksanaan keperawatan

D. Tahap Evaluasi
Menurut Ali (2018) ada beberapa tahap evaluasi keperawatan, yaitu:
1. Membaca kembali diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, intervensi
keperawatan.
2. Mengidentifikasi tolak ukur keberhasilan yang akan digunakan untuk mengukur
tingkat keberhasilan atau tingkat pencapaian tujuan,
3. Mengumpulkan data atau mengkaji ulang pencapaian hasil sesuai dengan tolak
ukur keberhasilan atau kesesuaian proses pelaksanaan asuhan keperawatan dengan
standar/rencana keperawatan.
4. Mengevaluasi pencapaian tujuan dengan cara sebagai berikut:
a) Penilaian hasil, yaitu membandingkan hasil (output) yang dicapai dengan
standar/tujuan yang telah ditetapkan.

E. Metode Evaluasi
Menurut setiadi (2018) metode yang dipakai dalam evaluasi, antara lain:
a) Observasi langsung : mengamati secara langsung perubahan yang terjadi dalam
keluarga.
b) Wawancara keluarga, yang berkaitan dengan perubahan sikap, apakah telah
menjalankan anjuran yang diberikan perawat.
c) Memeriksa laporan, dapat dilihat dari rencana asuhan keperawatan yang dibuat dan
tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana
d) Latihan simulasi berguna dalam menentukan perkembangan kesanggupan
melaksanakan asuhan keperawatan.

F. Mengukur Pencapaian Tujuan Keluarga


Menurut setiadi (2018) Ada beberapa komponen yang dievaluasi, meliputi:
1) Kognitif (Pengetahuan)
Lingkup evaluasi, antara lain:
- Pengetahuan keluarga mengenai penyakitnya.
- Mengontrol gejala-gejalanya
- Pengobatan
- Diet, aktivitas, persediaan alat-alat
- Resiko komplikasi
- Gejala yang harus dilaporkan
- Pencegahan  
Informasi ini dapat diperoleh dengan cara :
a. Interview, dengan cara :
• Menanyakan  kepada keluarga untuk mengingat beberapa fakta yang sudah
diajarkan.
• Menanyakan kepada keluarga untuk menyatakan informasi yang spesifik
dengan kata-kata keluarga sendiri (pendapat keluarga sendiri).
• Mengajak keluarga pada situasi hipotesa dan tanyakan tindakan yang tepat
terhadap apa yang ditanyakan.
b. Kertas dan pensil
Perawat menggunakan kertas dan pensil untuk mengevaluasi  pengetahuan
keluarga  terhadap hal-hal yang telah diajarkan.
2) Afektif (Status emosional) dengan cara observasi secara langsung, yaitu dengan
cara observasi ekspresi wajah, postur tubuh, nada suara, isi pesan secara verbal
pada waktu melakukan wawancara.
3) Psikomotor yaitu dengan cara melihat apa yang dilakukan keluarga sesuai dengan
yang diharapkan.
G. Penentuan Keputusan Pada Tahap Evaluasi
Menurut Ningsih (2016) penentuan keputusan pada tahap evaluasi yaitu:
1) Keluarga telah mencapai hasil yang ditentukan dalam tujuan, sehingga rencana
mungkin dihentikan.
2) Keluarga masih dalam proses mencapai hasil yang ditentukan, sehingga perlu
penambahan waktu, resources, dan intervasi sebelum tujuan berhasil.
3) Keluarga tidak dapaat mencapai hasil yang telah ditentukan, sehingga perlu :
a. Mengkaji ulang masalah atau respon yang lebih akurat.
b. Membuat outcome yang baru, mungkin outcome pertama tidak realistis atau
mungkin keluarga tidak menghendaki terhadap tujuan yang disusun oleh perawat.
c. Intervensi keperawatan harus dievaluasi dalam hal ketepatan untuk mencapai
tujuan sebelumnya.
G. Langkah- Langkah Evaluasi :
Menurut Setiadi (2018) langkah-langkah evaluasi yaitu :
1. Menetukan kriteria, standard an pertanyaan evaluasi
2. Mengumpulkan data baru tentang klien
3. Menafsirkan data baru
4. Membandingkan data baru dengan standar yang baru
5. Merangkum hasil dan membuat kesimpulan
6. Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan

H. Hasil Evaluasi
Menurut Setiadi (2018) hasil evaluasi yaitu :
1. tujuan tercapai : jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan
2. tujuan tercapai sebagian : jika klien menunjukkan perubahan sebagian dari standard
an criteria yang telah ditetapkan
3. tujuan tidak tercapai : jika klien tidak menunjukkan perubahan dan kemajuansama
sekali dan bahkan timbul masalah baru.

J. Dokumentasi
Dokumentasi keperawatan adalah bagian yang penting dari dokumentasi  klinis.
Dokumentasi keperawatan tidak hanya sebagai sarana komunikasi, namun juga
berkaitan dengan aspek legal dan jaminan dalam pemberian kualitas pelayanan.
(Ningsih, 2016) Pelaksanaan dokumentasi proses keperawatan juga sebagai salah satu
alat ukur untuk mengetahui, memantau, dan menyimpulkan suatu pelayanan asuhan
keperawatan yang diselenggarakan di rumah sakit (Mubarak, 2016). Dokumentasi
sebagai segala sesuatu yang tercetak atau tertulis yang dapat diandalkan sebagai catatan
tentang bukti bagi individu yang berwenang. (Ali, 2018).
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin. 2018. Dasar-dasar Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC


Mubarak, dkk., 2016. Ilmu Keperawatan Komunitas 2: Konsep dan Aplikasi.  Jakarta:
Salemba Medika.
Ningsih, Endang Sri P. 2016. Dokumentasi Keperawatan Berbasis Komputer  (Online),
((http://lib.ui.ac.id/, diakses tanggal 5 Mei 2016).
Nurhayati, 2017. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas (Makalah, diakses Mei
2016). Jakarta: Prodi DIII Keperawatan RSIJ FKK Universitas  Muhammadiyah
Jakarta.
Nursalam. 2015. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik. Jakarta:
Salemba Medika
Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha  Ilmu
Wardani, Mila Sri. 2018. Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak R Dengan Anak 
Remaja Dengan Masalah Ketidakefektifan Koping: Komunikasi Inefektif  Di  Rw
02 Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis – Depok 

Anda mungkin juga menyukai