Anda di halaman 1dari 6

Nama: Vira Dwi Alfani Paradis

NIM : C1914201072
Prodi : S1 Keperawatan
Kelas : 1B
Matkul: Konsep Dasar Keperawatan II
Dosen pengampu: Hani Handayani, M.Kep
Tugas Individu 7
Konsep Evaluasi

A. Pendahuluan

Sebagai perawat yang professional, kita harus selalu berfikir kritis dari setiap tahap
karena hal tersebut untuk keberhasilan perawatan terutama dalam tahap evaluasi. Evaluasi
adalah suatu usaha untuk mengukur dan memberi nilai secara obyektif pencapaian hasil-hasil
yang telah direncanakan sebelumnya.
Evaluasi merupakan suatu proses untuk menjelaskan secara sistematis untuk mencapai
obyektif, efisien, dan efektif, serta untuk mengetahui dampak dari suatu kegiatan dan juga
membantu pengambilan keputusan untuk perbaikan satu atau beberapa aspek program
perencanaan yang akan datang.
Evaluasi merupakan pengawasan manajerial untuk mendapat hasil yang sesungguhnya
dibandingkan dengan hasil yang diharapkan.oleh karena itu evaluasi sangat di butuhkan
setelah kita melakukan pengkajian, diagnosis, perencanaan, dan pelaksanaan.

B. Pembahasan
1. Pengertian Evaluasi
Menurut Wilkinson (2007), secara umum evaluasi diartikan sebagai proses yang
disengaja dan sistematik dimana penilaian dibuat mengenai kualitas, nilai atau
kelayakan dari sesuai dengan membandingkan pada kriteria yang diidentifikasi atau
standar sebelumnya.
Evaluasi disusun menggunakan SOAP dimana:
S : Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif oleh keluarga
setelah diberikan implementasi keperawatan.
O :Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan  
pengamatan yang objektif.
A :Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif.
P : Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.
Tugas dari evaluator adalah melakukan evaluasi, menginterpretasi data sesuai dengan
kriteria evaluasi, menggunakan penemuan dari evaluasi untuk membuat keputusan
dalam memberikan asuhan keperawatan.
Dalam proses keperawatan, evaluasi adalah suatu aktivitas yang direncanakan,
terus menerus, aktifitas yang disengaja dimana klien, keluarga dan perawat serta
tenaga kesehatan professional lainnya menentukan Wilkinson (2007):
1.      Kemajuan klien terhadap outcome yang dicapai
2.      Kefektifan dari rencana asuhan keperawatan
Evaluasi dimulai dengan pengkajian dasar dan dilanjutkan selama setiap
kontak perawat dengan pasien. Frekuensi evaluasi tergantung dari frekuensi kontak
yang ditentukan oleh status klien atau kondisi yang dievaluasi. Contohnya adalah
pada saat pasien baru datang dari ruang bedah maka perawat akan mengevaluasi
setiap 15 menit. Hari berikutnya mungkin evaluasi akan dilakukan setiap 4 jam dan
seterusnya.
Menurut Wilkinson (2007) juga, evaluasi yang efektif tergantung pada langkah yang
sebelumnya dilakukan. Kegiatan evaluasi tumpang tindih dengan kegiatan pengkajian.
Tindakan untuk mengumpulkan data adalah sama tetapi yang membedakan adalah
kapan dikumpulkan dan bagaimana dilakukan. Pada tahap pengkajian, perawat
menggunakan data untuk membuat diagnosa keperawatan sedangkan pada tahap
evaluasi, data digunakan untuk mengkaji efek dari asuhan keperawatan terhadap
diagnosa keperawatan.
Meskipun evaluasi adalah langkah akhir dari proses keperawatan, evaluasi
bukan berarti akhir dari proses karena informasi digunakan untuk memulai siklus
yang baru. Setelah mengimplementasikan asuhan keperawatan, perawat
membandingkan respon pasien terhadap outcome yang telah direncanakan dan
menggunakan informasi ini untuk me-review asuhan keperawatan.
2. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mecapai tujuan. Hal
ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan respon
klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan, sehingga perawat dapat
mengambil keputusan:
a. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan (klien telah mencapai tujuan yang
ditetapkan)
b. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien mengalami kesulitan untuk
mencapai tujuan)
c. Meneruskan rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan waktu yang lebih
lama untuk mencapai tujuan)
3. Tahapan Evaluasi
Ada beberapa tahap evaluasi keperawatan, yaitu:
a. Membaca kembali diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, intervensi
keperawatan.
b. Mengidentifikasi tolak ukur keberhasilan yang akan digunakan untuk mengukur
tingkat keberhasilan atau tingkat pencapaian tujuan, misalnya:
1) Tekanan darah normal 120/80
2) Mampu mandi sendiri minimal dua kali/hari
3) Mampu menyebut dengan benar minimal tiga cara mencegah penyakit demam
berdarah
c. Mengumpulkan data atau mengkaji ulang pencapaian hasil sesuai dengan tolak
ukur keberhasilan atau kesesuaian proses pelaksanaan asuhan keperawatan dengan
standar/rencana keperawatan, misalnya hasil pengukuran tekanan darah 100/60,
klien Ali hanya mampu mandi sendiri satu kali dalam satu hari atau mampu
menyebut satu cara pencegahan demam berdarah.
d. Mengevaluasi pencapaian tujuan dengan cara sebagai berikut:
1) Penilaian hasil, yaitu membandingkan hasil (output) yang dicapai dengan
standar/tujuan yang telah ditetapkan.
2) Penilaian proses, yaitu mambandingkan proses pelakasaan dengan standar
prosedur atau rencana yang telah ditetapkan.
e. Cari penyebab ketidakberhasilan atau penyimpangan prosedur untuk bahan
penyesuaian/modifikasi rencana keperawatan.
f. Modifikasi rencana keperawatan. Apabila ada tujuan telah tercapai, kegiatan dapat
diarahkan pada masalah lain, misalnya pencegahan atau promosi kesehatan atau
promosi kesehatan atau diagnosis keperawatan yang lain. Apabila tujuan belum
tercapai, perlu dilakukan modifikasi rencana keperawatan dapat dihentikan. Jika
masalah telah teratasi semuanya, asuhan keperawatan dapat dihentikan.
4. Komponen Evaluasi
Komponen evaluasi dapat dibagi menjadi 5 komponen:
a. Menentukan kriteria, standar praktik, dan pertanyaan evaluatif.
1) Kriteria
Kriteria digunakan sebagai pedoman observasi untuk pengumpuln data dan
sebagai penentuan kebenaran data yang terkumpul. Semua kriteria yang
digunakan pada tahap evaluasi ditulis sebagai kriteria hasil. Kriteria hasil
menandakan hasil akhir asuhan keperawatan. Sedangkan standar keperawatan
digunakan sebagai dasar untuk evaluasi praktik keperawatan secara luas.
Kriteria hasil didefinisikan sebagai standar untuk menjelaskan respons atau
hasil dari rencana asuhan keperawatan. Hasil tersebut akan menjelaskan
bagaimana keadaan klien setelah dilakukan observasi. Kriteria hasil
dinyatakan dalam istilah prilaku (behaviour), supaya dapat diobservasi atau
diukur dan kemudian dijelaskan dalam istilah yang mudah dipahami. Idealnya,
setiap hasil dapat dimengerti oleh setiap orang yang terlibat dalam evaluasi.
2) Standar Praktik
Standar asuhan keperawatan dapat digunakan untuk mengevaluasi praktik
keperawatan secara luas. Standar tersebut menyatakan hal yang harus
dilaksanakan dan dapat digunakan sebagai suatu model untuk kualitas
pelayanan. Standar harus berdasarkan hasil penelitian, konsep teori, dan dapat
diterima oleh praktik klinik keperawatan saat ini. Standar harus secara cermat
disusun dan diuji untuk menentukan kesesuaian dalam penggunaannya.
Contoh pemakaian standar dapat dilihat pada Standar praktik Keperawatan
yang disusun oleh ANA.
3) Pertanyaan Evaluatif
Untuk menentukan suatu kriteria dan standar, perlu digunakan pertanyaan
evaluative (evaluative questions) sebagai dasar mengevaluasi kualitas asuhan
keperawatan dan respons klien terhadap intervensi. Pertanyaan-pertanyaan
yang dapat digunakan untuk mengevaluasi :
a) Pengkajian :apakah dapat dilakukan pengkajian pada klien?
b) Diagnosis : apakah diagnosis disusun bersama dengan klien?
c) Perencanan : apakah tujuan telah diidentifikasi dalam perencanaan?
d) Implementas : apakah klien mengetahui tentang intervensi yang akan
diberikan?
e) Evaluasi : apakah modifikasi asuhan keperawatan diperlukan?
b. Mengumpukan data mengenai status kesehatan klien yang baru terjadi.
Pada tahap ini kita perlu mempertimbangkan beberapa pertanyaan. Siapa yang
bertanggung jawab dalam pengumpulan data? Kapan data tersebut diperoleh? Dan
sarana apa yang akan digunakan untuk memperoleh data?
Perawat professional yang pertama kali mengkaji data klien dan menyusun
perencanaan adalah orang yang bertanggung jawab dalam mengevaluasi respon
klien terhadap intervensi yang diberikan. Perawat lain yang membantu
memberikan intervensi kepada klien harus berpartisipasi dalam proses evaluasi.
Validitas informasi meningkat jika lebih dari satu orang yang ikut melakukan
evaluasi.
c. Menganalisis dan membandingkan data terhadap kriteria dan standar.
Perawat memerlukan keterampilan dalam berfikir kritis, kemampuan
menyelesaikan masalah, dan kemampuan mengambil keputusan klinik.
Kemampuan ini diperlukan untuk menentukan kesesuaian dan pentingnya suatu
data dengan cara membandingkan data evaluasi dengan kriteria serta standar dan
menyesuaikan asuhan keperawatan yang diberikan dengan kriteria dan standar
yang sudah ada. Pada tahap ini perawat dituntut untuk dapat mengidentifikasi
faktor-faktor yang mungkin dapat memengaruhi efektifitas asuhan keperawatan.
d. Merangkum hasil dan membuat kesimpulan.
Pertama kali yang perlu dilaksanakan oleh perawat pada tahap ini adalah
menyimpulkan efektivitas semua intervensi yang telah dilaksanakan. Kemudian
menentukan kesimpulan pada setiap diagnosis yang telah dilakukan intervensi.
Yang perlu diingat disini adalah tidak mungkin membuat suatu perencanaan 100%
berhasil oleh karena itu memerlukan suatu perbaikan dan perubahan-perubahan,
sebaliknya tidak mungkin perencanaan yang telah disusun 100% gagal. Untuk itu
diperlukan kejelian dalam menyusun perencanaan, intervensi yang tepat, dan
menilai respon klien setelah diintervensi seobjektif mungkin.
e. Melaksanakan intervensi yang sesuai berdasarkan kesimpulan.
Pada tahap ini perawat melakukan intervensi berdasarkan hasil kesimpulan
yang sudah diperbaiki dari perencanaan ulang, tujuan, kriteria hasil, dan rencana
asuhan keperawatan. Meskipun pengkajian dilaksanakan secara rutin dan
berkesinambungan, aspek-aspek khusus perlu dikaji ulang dan penambahan data
untuk akurasi suatu asuhan keperawatan.

C. Penutup
Pada proses keperawatan terdapat proses akhir yang disebut proses evaluasi, dimana
proses ini sangat penting dan berpengaruh pada hasil dari proses keperawatan, sehingga
kita sebagai mahasiswa keperawatan menyadari akan urutan-urutan dari tahapan evaluasi.
Tahapan evaluasi dititik beratkan pada tujuan dari evaluasi itu sendiri yaitu menjamin
asuhan keperawatan secara optimal dan meningkatkan asuhan keperawatan sehingga para
mahasiswa dapat meningkatkan dan mengetahui dari tahapan evalusi itu sendiri. Evalusi
adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian ulang rencana keperawatan.
Evaluasi adalah kegiatan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan pelaksanaannya
sudah berhasil dicapai.
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan, namun tidak berhenti
sampai disini. Evaluasi hanya menunjukan masalah mana yang telah dapat dipecahkan
dan mana yang perlu dikaji ulang, direncanakan kembali, dilaksanakan dan dievalusi
kembali,jadi proses keperawatan merupakan siklus yang dinamis bekelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai