Anda di halaman 1dari 7

PENTINGNYA PERAWAT MELAKUKAN EVALUASI SETELAH

PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN

Ronita Jayanti Purba 181101047

ronitajayantipurba@gmail.com

Abstrak
Dalam proses keperawatan, evaluasi adalah suatu aktivitas yang direncanakan, terus menerus,
aktifitas yang disengaja dimana klien, keluarga dan perawat serta tenaga kesehatan professional
lainnya menentukan kemajuan klien terhadap outcome yang dicapai, keefektifan dari rencana
asuhan keperawatan. Evaluasi dimulai dengan pengkajian dasar dan dilanjutkan selama setiap
kontak perawat dengan pasien. Tujuannya untuk menentukan perkembangan kesehatan klien,
menilai efektifitas, efesiensi dan produktifitas, menilai pelaksanaan asuhan keperawatan,
sebagai umpan balik untuk memperbaiki mutu, menunjang tanggung gugat dan tanggung jawab.
Metode yang dipakai perawat dalam melakukan evaluasi setelah pelaksanaan asuhan
keperawatan adalah interview / tanya jawab dan tulis. Evaluasi merupakan tahap terakhir dari
proses keperawatan, namun tidak  berhenti sampai disini. Evaluasi hanya menunjukan masalah
mana yang telah dapat dipecahkan dan mana yang perlu dikaji ulang, direncanakan kembali,
dilaksanakan dan dievalusi kembali,jadi proses keperawatan merupakan siklus yang dinamis
bekelanjutan.

Kata kunci : perawat, evaluasi, pelaksanaan, asuhan keperawatan.

LATAR BELAKANG dan juga membantu pengambilan


keputusan untuk perbaikan satu atau
Sebagai perawat yang professional, kita
beberapa aspek program perencanaan
harus selalu berfikir kritis dari setiap
yang akan datang. Evaluasi merupakan
tahap karena hal tersebut untuk
pengawasan manajerial untuk mendapat
keberhasilan perawatan terutama dalam
hasil yang sesungguhnya dibandingkan
tahap evaluasi. Evaluasi adalah suatu
dengan hasil yang diharapkan.oleh
usaha untuk mengukur dan memberi
karena itu evaluasi sangat di butuhkan
nilai secara obyektif pencapaian hasil-
setelah kita melakukan pengkajian,
hasil yang telah direncanakan
diagnosis,  perencanaan, dan
sebelumnya. Evaluasi merupakan suatu
pelaksanaan.
proses untuk menjelaskan secara
sistematis untuk mencapai obyektif, Dalam proses keperawatan, evaluasi

efisien, dan efektif, serta untuk adalah suatu aktivitas yang

mengetahui dampak dari suatu kegiatan direncanakan, terus menerus, aktifitas


yang disengaja dimana klien, keluarga
dan perawat serta tenaga kesehatan
professional lainnya menentukan METODE
kemajuan klien terhadap outcome yang
Metode yang dipakai perawat dalam
dicapai, keefektifan dari rencana asuhan
melakukan evaluasi setelah pelaksanaan
keperawatan. Evaluasi dimulai dengan
asuhan keperawatan adalah:
pengkajian dasar dan dilanjutkan selama
setiap kontak perawat dengan pasien. 1. Interview/ tanya jawab
Frekuensi evaluasi tergantung dari Menanyakan kembali segala
frekuensi kontak yang ditentukan oleh sesuatu yang telah dijelaskan
status klien atau kondisi yang oleh  perawat untuk
dievaluasi. Contohnya adalah pada saat mengklarifikasi pemahaman
pasien baru datang dari ruang bedah klien/keluarga terhadap
maka perawat akan mengevaluasi setiap pengetahuan yang telah
15 menit. Hari berikutnya mungkin diberikan pengukuran
evaluasi akan dilakukan setiap 4 jam pengetahuan ini penting untuk
dan seterusnya. menjamin bahwa apa yang telah
disampaikan benar-benar telah
TUJUAN dipahami dengan baik dan
 Menentukan perkembangan benar.
kesehatan klien. 2. Tulis
 Menilai efektifitas, efesiensi dan Teknik yang kedua ini
produktifitas. digunakan untuk mengukur
 Menilai pelaksanaan asuhan encapaian tujuan kognitif adalah
keperawatan. dengan mengajukan pertanyaan
 Sebagai umpan balik untuk tertulis. Pertanyaan-pertanyaan
memperbaiki mutu. ini sudah disiapkan sebelumnya
 Menunjang tanggung gugat dan dan berdasarkan tujuan dan
tanggung jawab. criteria evaluasi yang telah
ditetapkan.

HASIL
Tahapan evaluasi dititik beratkan pada Kriteria hasil menandakan hasil
tujuan dari evaluasi itu sendiri yaitu akhir asuhan keperawatan.
menjamin asuhan keperawatan secara Sedangkan standar keperawatan
optimal dan meningkatkan asuhan digunakan sebagai dasar untuk
keperawatan sehingga para mahasiswa evaluasi praktik keperawatan
setelah membaca makalah ini secara luas. Kriteria hasil
diharapkan dapat meningkatkan dan didefinisikan sebagai standar
mengetahui dari tahapan evalusi itu untuk menjelaskan respons atau
sendiri. Evalusi adalah proses penilaian hasil dari rencana asuhan
pencapaian tujuan serta pengkajian keperawatan. Hasil tersebut akan
ulang rencana keperawatan. Evaluasi menjelaskan bagaimana keadaan
adalah kegiatan intelektual untuk klien setelah dilakukan
melengkapi proses keperawatan yang observasi. Kriteria hasil
menandakan seberapa jauh diagnosa dinyatakan dalam istilah prilaku
keperawatan, rencana tindakan (behaviour), supaya dapat
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. diobservasi atau diukur dan
kemudian dijelaskan dalam
PEMBAHASAN
istilah yang mudah dipahami.
Komponen evaluasi dapat dibagi Idealnya, setiap hasil dapat
menjadi 5 komponen (Pinnell dan dimengerti oleh setiap orang
Meneses, 1986, hlm. 229-230) : yang terlibat dalam evaluasi.
1. Menentukan kriteria, standar b. Standar Praktik
praktik, dan pertanyaan Standar asuhan keperawatan
evaluatif. dapat digunakan untuk
a. Kriteria mengevaluasi praktik
Kriteria digunakan sebagai keperawatan secara luas. Standar
pedoman observasi untuk tersebut menyatakan hal yang
pengumpuln data dan sebagai harus dilaksanakan dan dapat
penentuan kebenaran data yang digunakan sebagai suatu model
terkumpul. Semua kriteria yang untuk kualitas pelayanan.
digunakan pada tahap evaluasi Standar harus berdasarkan hasil
ditulis sebagai kriteria hasil. penelitian, konsep teori, dan
dapat diterima oleh  praktik orang yang bertanggung jawab
klinik keperawatan saat ini. dalam mengevaluasi respon
Standar harus secara cermat klien terhadap intervensi yang
disusun dan diuji untuk diberikan. Perawat lain yang
menentukan kesesuaian dalam membantu memberikan
penggunaannya. Contoh intervensi kepada klien harus
pemakaian standar dapat dilihat berpartisipasi dalam proses
pada Standar praktik evaluasi. Validitas informasi
Keperawatan yang disusun oleh meningkat jika lebih dari satu
ANA. orang yang ikut melakukan
c. Pertanyaan Evaluatif evaluasi.
Untuk menentukan suatu kriteria 3. Menganalisis dan
dan standar, perlu digunakan membandingkan data terhadap
pertanyaan evaluative kriteria dan standar.
(evaluative questions) sebagai Perawat memerlukan
dasar mengevaluasi kualitas keterampilan dalam berfikir
asuhan keperawatan dan respons kritis, kemampuan
klien terhadap intervensi. menyelesaikan masalah, dan
2. Mengumpukan data mengenai kemampuan mengambil
status kesehatan klien yang baru keputusan klinik. Kemampuan
terjadi. ini diperlukan untuk
Pada tahap ini kita perlu menentukan kesesuaian dan
mempertimbangkan beberapa pentingnya suatu data dengan
pertanyaan. Siapa yang cara membandingkan data
bertanggung jawab dalam evaluasi dengan kriteria serta
pengumpulan data? Kapan data standar dan menyesuaikan
tersebut diperoleh? Dan sarana asuhan keperawatan yang
apa yang akan digunakan untuk diberikan dengan kriteria dan
memperoleh data? Perawat standar yang sudah ada. Pada
professional yang pertama kali tahap ini perawat dituntut untuk
mengkaji data klien dan dapat mengidentifikasi faktor-
menyusun  perencanaan adalah faktor yang mungkin dapat
memengaruhi efektifitas asuhan perencanaan ulang, tujuan,
keperawatan. kriteria hasil, dan rencana
4. Merangkum hasil dan membuat asuhan keperawatan. Meskipun
kesimpulan. pengkajian dilaksanakan secara
Pertama kali yang perlu rutin dan  berkesinambungan,
dilaksanakan oleh perawat pada aspek-aspek khusus perlu dikaji
tahap ini adalah menyimpulkan ulang dan penambahan data
efektivitas semua intervensi untuk akurasi suatu asuhan
yang telah dilaksanakan. keperawatan.
Kemudian menentukan
kesimpulan pada setiap PENUTUP
diagnosis yang telah dilakukan
Dari penelitian ini dapat disimpulkan
intervensi. Yang perlu diingat
bahwa pada proses keperawatan
disini adalah tidak mungkin
terdapat proses akhir yang disebut
membuat suatu perencanaan
proses evaluasi, dimana proses ini
100%  berhasil oleh karena itu
sangat penting dan berpengaruh pada
memerlukan suatu perbaikan
hasil dari proses keperawatan, sehingga
dan perubahan-perubahan,
kita sebagai mahasiswa keperawatan
sebaliknya tidak mungkin
menyadari akan urutan-urutan dari
perencanaan yang telah disusun
tahapan evaluasi. Evaluasi merupakan
100% gagal. Untuk itu
tahap terakhir dari proses keperawatan,
diperlukan kejelian dalam
namun tidak  berhenti sampai disini.
menyusun perencanaan,
Evaluasi hanya menunjukan masalah
intervensi yang tepat, dan
mana yang telah dapat dipecahkan dan
menilai respon klien setelah
mana yang perlu dikaji ulang,
diintervensi seobjektif mungkin.
direncanakan kembali, dilaksanakan dan
5. Melaksanakan intervensi yang
dievalusi kembali,jadi proses
sesuai berdasarkan kesimpulan.
keperawatan merupakan siklus yang
Pada tahap ini perawat
dinamis bekelanjutan.
melakukan intervensi
berdasarkan hasil kesimpulan
yang sudah diperbaiki dari
Konsep dan Praktik. Jakarta:
Salemba Medika.
REFERENSI
Nursalam. (2008). Proses Dokumentasi
Anas, M. A. (2014). Manajemen
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Asuhan Keperawatan. Jurnal
Medika.
Manajemen Asuhan
Keperawatan . Patmawati, T. A., Saleh, A., & Syahrul,
S. (2018). Jurnal Keperawatan
A, S. L., N.L.K, S., & Wayan , S. I.
Muhammadiyah. 3, 88-94.
(2009, Juni). Hubungan Tingkat
Pengetahuan Perawat dengan Potter, P., & Perry, A. G. (2005). Buku

Pelaksanaan Dokumentasi Ajar Fundamental

Proses Keperawatan di RSUP Keperawatan: Konsep, Proses

Sanglah Denpasar. 2, 52-57. dan Praktik. (D. Yulianti, M.


Ester, Eds., & Y. Asih, Trans.)
Ely. (2001). Proses Keperawatan.
Jakarta.
Jurnal Skolastik Keperawatan.
Rosmalia, D., Machmud, R., &
Haryanto. (2007). Konsep Dasar
Mangkuto, H. (2015). Analisis
Keperawatan dengan Pemetaan
Sistim Manajemen Dokumentasi
Konsep. Jakarta: Salemba
Keperawatan pada Poliklinik
Medika .
Gigi Rumah Sakit. Jurnal
Hidayat, A. A. A. (2002). Pengantar Kesehatan Andalas, 4(3), 967-
Dokumentasi Proses 972.
Keperawatan. Jakarta: EGC.
Setiawati , S., & Dermawan , A. C.
Mediarti, D., Rehana, & AMIN, A. (2007). Panduan Praktis
(2016). Hubungan Antara Pengkajian Fisik Keperawatan.
Pendidik dan Motivasi Perawat (P. A. md, Penyunt.) Jakarta.
dalam Pendokumentasian
Simamora , R. H. (2008 ). Peran
Asuhan Keperawatan.
Manajer dalam Pembinaan Etika
Nursalam. (2003). Proses dan Perawat Pelaksana dalam
Perawatan Keperawatan Peningkatan Kualitas Pelayanan
Asuhan Keperawatan . IKESMA,
2 (4).

Simamora , R. H. (2009). Dokumentasi


Proses Keperawatan. Jember
University Press .

Simamora , R. H. (2010). Komunikasi


dalam Keperawatan. Jember
University Press .

S, P. W., Krianto , T., & Priwahyuni ,


Y. (2016, Oktober). Faktor-
faktor Yang Berhubungan
Dengan pendokumentasian
Asuhan Keperawatan di Rumah
Sakit Jiwa. Ners Jurnal
Keperawatan, 12(2), 131-142 .

Suryani, R., Ciptono, W., & Satibi.


(2017). Analisis Pelayanan
Rawat Jalan Rumah Sakit
Umum Daerah di Yogyakarta
dengan Pendekatan Lean
Hospital. Jurnal Manajemen
dan Pelayanan Farmasi, 7(3),
132-141.

Anda mungkin juga menyukai