Anda di halaman 1dari 22

SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN : GIZI SEIMBANG

PADA LANSIA DI MASA PANDEMI COVID-19

Oleh:

ADHY PUTRA, S.Kep

ANTI DEWI, S.Kep

FARIZA AYUDIA, S.Kep

FEBRI AFRIANI PUTRI, S.Kep

MIKY YUPITA WULANDARI , S.Kep

MERI PUTRI RIZALDI, S.Kep

RACHMAT RIZAL SUSANTO, S.Kep

PEMBIMBING AKADEMIK

(Ns. ABRI MADONI, M.Kep)

PRAKTEK PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA
PADANG 2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN : GIZI SEIMBANG
PADA LANSIA DI MASA PANDEMI COVID-19

Pokok Bahasan : Gizi seimbang pada lansia di masa pandemi covid-

19

Sasaran : Pasien Lansia

Hari/ Tanggal : Senin, 6 September 2021

Waktu : 09.00 WIB s/d selesai

Tempat Pelaksanaan : Zoom Webinar

A. Latar Belakang

Lanjut Usia merupakan sebuah siklus hidup manusia yang hampir pasti

akan di alami setiap orang. lanjut usia biasanya disingkat lansia adalah

sesorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas (Menurut PP RI no 43

tahun 2004) lansia di kelompokkan mejadi tiga : Pre lansia 50 – 64 tahun,

Lansia muda 65 – 80 tahun dan Lanjut usia <80 tahun(Menurut PMK no 28

tahun 2019)

Di indonesia populasi penduduk lansia di proyeksikan akan mengalami

peningkatan yang signifikan, di mana pada tahun 2010 jumlah lansia 1.804

juta orang, pada tahun 2020 ada 2.709 juta orang dan diperkirakan mencapai

4.096 juta orang pada tahun 2030. Di area pandemik sekarang ini lansia

merupakan salah satu kelompok usia yang beresiko yang menjadi prioritas

pencegahan covid-19, dimana menurut data yang dilansir gugus tugas

percepatan penanganan covid-19 lebih dari 45% kasus kematian pasien covid-
19 di indonesia dialami orang berumur di atas 60 tahun. Usia lansia dan pra

lansia pada pandemik covid-19 ini menjadi salah satu kelompok yang rentan

terdampak, dibuktikan dengan data yang tertulis dalam Gugus Tugas

Percepatan Penanganan Covid-19 (2020) dimana terdapat 12,2% kasus

terkonfirmasi positif pada lansia dan pada pra lansia sebanya 25,1% di

Indonesia. Di DKI Jakarta sendiri terdapat 2.257 kasus terkonfirmasi positif

pada kelompok usia >60 tahun, 1.938 kasus pada kelompok usia 50-59 tahun

dan pada kelompok usia 40-49 tahun sebanyak 6.207 kasus (Jakarta Smart

City, 2020). Lansia dikatakan rentan karena berbagai sebab yaitu gizi yang

tidak seimbang. Riset sebelumnya menemukan bahwa bertambahnya usia juga

diikuti dengan meningkatnya kecenderungan untuk sakit dan memiliki

keterbatasan fisik (disable) karena terjadinya penurunan kemampuan fisik

yang cukup drastis (Christensen, dkk., 2009; Gatimu dkk., 2016). Usia yang

bertambah juga cenderung diikuti oleh munculnya berbagai penyakit kronis

dan gizi yang tidak seimbang. Hal ini dapat meningkatkan risiko atau bahaya

infeksi virus Corona. Apa yang terjadi di masa lansia sehingga mereka

termasuk dalam salah satu usia yang beresiko di masa pandemi ini.

Makin bertambahnya usia makin besar kemungkinkan seseorang yang

mengalami perubahan fisik, mental, psikologi dan psikososial, salah satu

masalah yang mendasar adalah masalah kesehatan akibat proses degenerative

sehingga pada lansia sering mengalami gangguan kesehatan seperti

reumatik/radang sendi, hipertensi, osteoporosis, asam urat, diabetes melitus,

stroke, hypercolesterol, demensia dan masalah gizi (gizi lebih, gizi kurang,
anemia, konstipasi dll), sehingga akan mempengaruhi kualitas hidup dan

derajat kesehatan lansia secara keseluruhan. Salah satu faktor yang ikut

berperan dalam peningkatan kualitas hidup lansia adalah asupan zat gizi.

Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat

gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan

memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku

hidup bersih dan mempertahankan berat badan normal untuk mencegah

masalah gizi (Kementerian kesehatan RI, 2014). Gizi sangat dibutuhkan bagi

usia lanjut untuk mempertahankan kualitas hidupnya. Bagi lanjut usia yang

mengalami gangguan gizi diperlukan untuk penyembuhan dan mencegah agar

tidak terjadi komplikasi pada penyakit yang dideritanya. Menurut WHO, Body

Mass Index atau Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan indeks sederhana dari berat

badan terhadap tinggi badan yang digunakan untuk mengklasifikasikan kelebihan

berat badan dan obesitas pada orang dewasa. IMT didefinisikan sebagai berat

badan dalam kilogram dibagi dengan tinggi badan dalam meter (kg/m2).

Standar kategori IMT bagi orang dewasa terbagi menjadi lima, yaitu:

 < 18,5 = Berat badan terlalu rendah


 18,5 - 24,9 = Normal atau ideal
 25 - 29 = Berat badan berlebih atau gemuk
 30 - 39,9 = Obesitas
 > 40 = Obesitas ekstrim atau risiko tinggi
IMT ideal pada lansia berada di kisaran 25 sampai 27 Bagi lansia yang
berusia di atas 65 tahun, sebaiknya memiliki IMT yang lebih tinggi dari
kisaran normal untuk melindungi tubuh dari risiko penipisan tulang atau
osteoporosis.Gizi merupakan unsur penting bagi kesehatan tubuh dan gizi
yang baik (Darmojo, 2011).
Maka dari itu kelompok tertarik untuk melakukan penyuluhan mengenai
“Satuan Acara Penyuluhan Kesehatan : GIZI SEIMBANG PADA LANSIA
DI MASA PANDEMI COVID-19”.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mendapatkan penyuluhan kesehatan ini maka lansia

mengetahui gizi seimbang pada lansia di masa pandemi covid-19.

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mendapatkan penyuluhan tentang kecemasan pada lansia

dengan hipertensi diharapkan peserta :

a. Menjelaskan Pengertian Gizi pada Lansia dengan benar


b. Menyebutkan Tujuan Gizi pada Lansia dengan benar
c. Menyebutkan Yang Perlu Diperhatikan pada Pemenuhan Gizi Lansia
dengan benar
d. Menyebutkan Asupan makanan pada lansia dengan benar
e. Menyebutkan Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada
lansia dengan benar
f. Menyebutkan Masalah gizi pada lansia dengan benar
g. Menjelaskan Perencanaan Makanan Untuk Lansia dengan benar
C. Manfaat

Manfaat yang dapat diambil setelah proses penyuluhan

a. Lansia mengetahui gizi seimbang pada masa pandemi.

b. Lansia mampu memenuhi gizi seimbang.

c.
D. Pelaksanaan Kegiatan

1.Topik

Penyuluhan pada lansia dengan gizi seimbang pada lansia di masa

pandemi covid-19

2. Sasaran

Lansia dan keluarga

3.Metode

 Diskus

4. Media dan Alat

 Laptop

 Slide power Poin

 Zoom

5. Waktu dan Tempat

Hari/ Tanggal : Senin 06 September 2021

Waktu : 09.00 WIB s/d selesai

Tempat Pelaksanaa : Zoom Webinar

6. Pengorganisasian dan Uraian Tugas

Moderator : Meri Putri Rizaldi, S.Kep

Penyaji : Febri Afriani Putri, S.Kep

Fasilitator : Anti Dewi, S.Kep

Observer : Fariza Ayudia, S.Kep

a. Moderator

Uraian tugas :
1) Membuka acara

2) Memperkenalkan pembimbing dan anggota kelompok

3) Menjelaskan tujuan penyuluhan

4) Membuat kontrak topik, tempat dan waktu

5) Mengarahkan alur diskusi

6) Memimpin jalannya diskusi

7) Mengevaluasi dan menyimpulkan materi

8) Menutup acara

b. Penyaji

Uraian Tugas :

1) Menyajikan isi penyuluhan dan Menyimpulkan kegiatan

2) Memberi reinforceman positif serta Menjawab Pertanyaan

c. Fasilitator

Uraian tugas :

1) Memfasilitasi audiens yang kurang aktif

2) Memotivasi audiens untuk kesuksesan acara

3) Mengatasi masalah yang mungkin timbul selama kegiatan

4) Menjawab pertanyaan

d. Observer

Uraian tugas :

1) Mengobservasi jalan nya penyuluhan

2) Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama penyuluhan

3) Mencatat penyimpangan acara penyuluhan


4) Membuat laporan hasil observasi

7. Setting Tempat

F F F

Keterangan :

= premateri M = moderator

O = Observer = peserta

F = Fasilitator = Pembimbing akademik

E. Proses Penyuluhan

N Pokok Kegiatan
Waktu
o Kegiatan Penyuluh Audiens/ Sasaran
1 5 menit Moderator a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam

b. Memperkenalkan anggota kelompok b. Memperhatikan

pembimbing c. Mendengarkan dan

c. Menjelaskan Tujuan penyuluhan memperhatikan


d. Menjelaskan kotrak waktu d. Menyetujui kontrak
2 20 Penyaji a. Menggali pengetahuan a. Mengu

menit peserta tentang Pengertian Gizi pada ngkapkan pendapat

Lansia dengan benar b. Mende

b. Memberi reinforcement ngarkan dan

positif memperhatikan

c. Menjelaskan pengertian gizi c. Mende

pada lansia ngarkan dan

d. Menggali pengetahuan memperhatikan

audiens tentang tujuan gizi pada lansia d. Mende

dengan benar ngarkan dan

e. Memberi reinforcement memperhatikan

positif e. Mende

f. Menjelaskan tujuan gizi ngarkan

pada lansia f. Mende

g. Menggali hal apa yang perlu ngarkan dan

diperhatikan pada pemenuhan gizi Lansia memperhatikan

dengan benar g. Menge

h. Memberi reinforcement mukakan pendapat

positif h. Mende

i. Menjelaskan hal apa yang ngarkan

perlu diperhatikan pada pemenuhan gizi i. Mende

Lansia dengan benar ngarkan dan

j. Menggali Asupan makanan memperhatikan


pada lansia dengan benar j. Menge

k. Memberi reinforcement mukakan pendapat

positif k. Mende

l. Menjelaskan Asupan ngarkan

makanan pada lansia dengan benar l. Mende

m. Menggali faktor-faktor yang ngarkan dan

mempengaruhi kebutuhan gizi pada lansia memperhatikan

dengan benar m. Membe

n. Memberi reinforcement rikan pertanyaan

positif n. Berpart

o. Menyebutkan Faktor-faktor isipasi

yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada o. Mende

lansia dengan benar ngarkan

p. Menggali Masalah gizi pada p. Membe

lansia dengan benar rikan pertanyaan

q. Memberi reinforcement q. Berpart

positif isipasi

r. Menyebutkan Masalah gizi r. Menge

pada lansia dengan benar mukakan pendapat

s. Menggali Perencanaan s. Berpart

Makanan Untuk Lansia dengan benar isipasi

t. Memberi reinforcement t. Mende

positif ngarkan dan


u. Menyebutkan Perencanaan memperhatikan

Makanan Untuk Lansia dengan benar

v. Menggali pengetahuan

tentang gizi seimbang pada lansia pada

masa pandemi covid-19

w. Memberi reinforcement

positif

x. Memberi kesempatan

kepada audiens untuk bertanya

y. Mendiskusikan jawaban

z. Memberi reinforcement

positif terhadap argumen yang

disampaikan
4 5 menit Penutup a. Menyimpulkan materi yang a. Menyimpulkan

disampaikan bersama audiens materi bersama

b. Mengadakan evaluasi secara lisan mahasiswa

c. Menutup penyuluhan dan memberi b. Menjawab

salam pertanyaan

c. Menjawab

salam

F. Kriteria Hasil

a. Evaluasi Struktur

 Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan


 Tempat dan alat diharapkan sesuai dengan perencanaan

 Jumlah audiens yang hadir diharapkan sesuai perencanaan

b. Evaluasi Proses

 Peserta di harapkan aktif selama kegiatan penyuluhan

 Peserta diharapkan mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir

 Pelaksanaan kegiatan di harapkan sesuai dengan waktu yang telah di

rencanakan

c. Evaluasi Hasil

 70% lansia mengetahui Pengertian Gizi pada Lansia dengan benar

 70% lansia mengetahui Tujuan Gizi pada Lansia dengan benar

 70% lansia mengetahui Yang Perlu Diperhatikan pada Pemenuhan Gizi

Lansia dengan benar

 70% lansia mengetahui Asupan makanan pada lansia dengan benar

 70% lansia mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan

gizi pada lansia dengan benar

 70% lansia mengetahu Masalah gizi pada lansia dengan benar

 70% lansia mengetahui Perencanaan Makanan Untuk Lansia dengan

benar

G. KESIMPULAN

Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi

dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan

memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku


hidup bersih dan mempertahankan berat badan normal untuk mencegah

masalah gizi (Kementerian kesehatan RI, 2014). Gizi sangat dibutuhkan bagi

usia lanjut untuk mempertahankan kualitas hidupnya. Bagi lanjut usia yang

mengalami gangguan gizi diperlukan untuk penyembuhan dan mencegah agar

tidak terjadi komplikasi pada penyakit yang dideritanya. Gizi merupakan

unsur penting bagi kesehatan tubuh dan gizi yang baik (Darmojo, 2011)

Diketahui oleh:

Ketua Kelompok Dosen Pembimbing

( ) ( )
LAMPIRAN MATERI

NUTRISI LANSIA

A. Pengertian Gizi dan Lansia


Istilah gizi berasal dari bahasa arab Giza yang berarti zat makanan, dalam
bahasa inggris dikenal dengan istilah Nutrition yang berarti bahan makanan
atau zat gizi atau sering diartikan sebagai ilmu gizi.
Pengertian lebih luas bahwa gizi diartikan sebagai proses organisme
menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses
pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan
pengeluaran zat gizi untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan
fungsi normal organ tubuh serta untuk menghasilkan tenaga. (Djoko Pekik
Irianto, 2006:2)
Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang yang
telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur
pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya.
Kelompok yang di kategorikan lansia ini akan mengalami suatu proses
penuaan.
Berdasarkan definisi diatas, gizi lansia adalah nutrisi yang di peruntukan
pada pada seseorang yang usianya telah beranjak 60 tahun ke atas. Lansia
bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses
kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk
beradaptasi dengan stres lingkungan.

B. Tujuan Gizi pada Lansia


1. Memenuhi kebutuhan gizi sesuai dengan usia.
2. Terpenuhinya kebutuhan jasmani.
3. Terlaksananya kegiatan-kegiatan yang bermakna bagi lanjut usia.

C. Asupan Makanan Pada Lansia


1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon,
hidrogen, dan oksigen. Sebagai salah satu zat gizi, fungsi utama
karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh. Seiring dengan
bertambahnya usia, gangguan-gangguan fungsional tubuh pada lansia
sangat mempengaruhi aktivitas sel tubuh. Hal ini tentunya akan
mempengaruhi sistem pencernaan dan metabolisme pada lansia dapat
berupa kekurangan bahkan kelebihan gizi. Munculnya gangguan-gangguan
ini dapat menimbulkan penyakit tertentu atau sebagai akibat dari adanya
suatu penyakit tertentu (Fatmah, 2010).
2. Protein
Protein adalah suatu substansi kimia dalam makanan yang terbentuk dari
serangkaian atau rantai-rantai asam amino. Protein dalam makanan di
dalam tubuh akan berubah menjadi asam amino yang sangat berguna bagi
tubuh yaitu untuk membangun dan memelihara sel, seperti otot,
tulang,enzim, dan sel darah merah. Selain fungsinya sebagai pembangun
dan pemelihara sel, protein juga dapat berfungsi sebagai sumber energi
dengan menyediakan 4 kalori per gram, namun sumber energi bukan
merupakan fungsi utama protein. Pemilihan protein yang baik untuk lansia
sangat penting mengingat sintesis protein di dalam tubuh tidak sebaik saat
masih muda, dan banyak terjadi kerusakan sel yang harus segera diganti.
Kebutuhan protein untuk usia 40 tahun masih tetap sama seperti usia
sebelumnya. Pakar gizi menganjurkan kebutuhan protein lansia dipenuhi
dari yang bernilai biologis tinggi seperti telur, ikan, dan protein hewani
lainnya karena kebutuhan asam amino esensial meningkat pada usia lanjut.
Akan tetapi, harus diingat bahwa konsumsi protein yang berlebihan akan
memberatkan kerja ginjal dan hati (Fatmah,2010).
3. Lemak
Lemak adalah penyumbang energi terbesar per gramnya dibandingkan
penghasil energi yang lain (karbohidrat dan protein). Satu gram lemak
menghasilkan 9 kilokalori, sedangkan satu gram protein dan karbohidrat
masing-masing menghasilkan 4 kilokalori. Fungsi lain dari lemak adalah
sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K untuk keperluan tubuh (Fatmah,
2010).
Lemak jenuh adalah lemak yang dalam struktur kimianya mengandung
asam lemak jenuh. Konsumsi lemak jenis ini dalam jumlah berlebihan dapat
meningkatkan kolesterol dalam darah. Lemak jenis ini cenderung
meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida yang merupakan komponen-
komponen lemak di dalam darah yang berbahaya bagi kesehatan
(Fatmah,2010).
Lemak tak jenuh merupakan lemak yang memiliki ikatan rangkap yang
terdapat di dalam minyak (lemak cair) dan dapat berada dalam dua bentuk
yaitu isomer cis dan trans. Asam lemak tak jenuh alami biasanya berada
sebagai asam lemak cis,hanya sedikit yang berada dalam bentuk trans.
Jumlah asam lemak trans (trans-fatty acid-TFA) dapat meningkatdi dalam
makanan berlemak terutama margarin akibat proses pengolahan yang
diterapkan (Fatmah, 2010). Karena kebutuhan energi telah menurun saat
seseorang berada di atas usia 40 tahun, maka dianjurkan untuk mengurangi
konsumsi makanan berlemak terutama lemak hewani yang kaya akan asam
lemak jenuh dan kolesterol. Lemak nabati umumnya tidak berbahaya karena
banyak mengandung asam lemak tak jenuh dan tidak mengandung kolesterol
(Fatmah, 2010).
4. Vitamin dan Mineral
Vitamin merupakan fungsi vital dalam metabolisme tubuh, yang tidak
dapat dihasilkan oleh tubuh, sedangkan mineral sendiri merupakan unsur
pelengkap yang membantu dalam proses pertumbuhan dan perkembangan di
dalam tubuh. Contoh : sayur-sayuran, buah-buahan, air minearal, dll.
(Fatmah ,2010)
Contoh Menu Sehat pada Lansia

Contoh Menu Lansia Dalam 1 Hari

Wa
Pria
ktu
(2200 Wanita (1850 kal)
Ma
kal)
kan

Pagi 1 porsi 1 porsi nasi/ kentang rebus


nasi/ken
tang
rebus
1 butir 1 btr telur
telur
(Telur 1 mangkuk soup sayuran
Mata
Sapi
1 gls susu
atau
telur
rebus)

1
mangku
k soup
sayuran

1 gls
susu

Puk Jagung Jagung rebu /buah


ul rebus
10.0 /buah
0

Sian 1 porsi 1 mangkuk nasi


g nasi

50 gr pepes ikan
50 gr
pepes 25 gr tempe tahu/kacang-kacangan
ikan

1 mangkuk sayuran ( Sayur Asem )

25 gr
1 ptg buah
tempe
tahu/ka
cang-
kacanga
n

1
mangku
k
sayuran
(Sayur
Asem)

1 ptg
buah

Puk Pisang Pisang rebus/ buah


ul rebus/
17.0 buah
0

Mal 1 1  mangkuk nasi


am mangku
k nasi
50 gr pepes tahu

50 gr 1 mangkuk sayuran
pepes
tahu
1 ptg buah

1
mangku
k
sayuran
(Sup
Sayur)
1 ptg
buah
(Pisang)

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada lansia


1. Kehilangan gigi
Usia tua merusak gigi dan gusi sehingga menimbulkan kurangnya kenyamanan
atau munculnya rasa sakit saat mengunyah makanan (Fatmah, 2010)
2. Kehilangan indera perasa dan penciuman
Hilangnya indera perasa dan penciuman akan menurunkan nafsu makan. Selain
itu, sensitivitas rasa manis dan asin berkurang (Fatmah, 2010)
3. Berkurangnya cairan saluran cerna (sekresi pepsin), dan enzim-
enzim pencernaan proteolitik. Pengurangan ini mengakibatkan penyerapan
protein tidak berjalan efisien (Fatmah, 2010)
4. Berkurangnya sekresi saliva
Kurangnya saliva dapat menimbulkan kesulitan dalam menelan dan dapat
mempercepat terjadinya proses kerusakan pada gigi (Fatmah, 2010)
5. Penurunan motilitas usus
Terjadinya penurunan motilitas usus yang memperpanjang waktu singgah
(transit time) dalam saluran gastrointestinal mengakibatkan pembesaran perut
dan konstipasi (Fatmah, 2010)
E. Masalah gizi pada lansia
1. Gizi kurang
Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga
karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang
Dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini
disertai dengan kekurangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang
tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit
menurun, kemungkinan akan mudah terkena infeksi.
2. Kekurangan vitamin
Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan
kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang,
penglihatan menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak
bersemangat.
F. Perencanaan Makanan Untuk Lansia
Perencanaan makan secara umum :
1. Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang beraneka ragam, yang
terdiri dari : zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
2. Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang.Porsi makan
hendaknya diatur merata dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering
dengan porsi yang kecil.
3. Banyak minum dan kurangi garam
Dengan banyak minum dapat memperlancar pengeluaran sisa makanan, dan
menghindari makanan yang terlalu asin akan memperingan kerja ginjal serta
mencegah kemungkinan terjadinya darah tinggi.
4. Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makanan yang
berlemak seperti santan, mentega dll.
5. Bagi pasien lansia yang proses penuaannya sudah lebih lanjut perlu
diperhatikan hal hal sebagai berikut :
 Makanlah makanan yang mudah dicerna
 Bila kesulitan mengunyah karena gigi rusak atau gigi palsu kurang baik,
makanan harus lunak/lembek atau dicincang
 Makan dalam porsi kecil tetapi sering
 Makanan selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah sebaiknya
diberikan
6. Batasi minum kopi atau teh.
7. Dianjurkan makan makanan yang mengandung zat besi seperti : kacang-
kacangan, hati, telur, daging rendah lemak, bayam, dan sayuran hijau.
8. Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau
dipanggang kurangi makanan yang digoreng.

DAFTAR PUSTAKA

Effendi, F & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan


Praktek Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba medika.
Maryam,SR,dkk.2008. Mengenai Usia Lanjut dan Perawatanya. Jakarta;
Salemba
Medika.

Nugroho, W (2008). Keperawatan Gerontik & Geriatrik, Edisi-3. Jakarta:EGC

Philadelphia: Elsevier MosbyVidebeck, Sheila L,. (2008). Buku Ajar


Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Pedoman tata laksana gizi usia lanjut untuk tenaga kesehatan. 2003. Direktorat
gizi masyarakat DJBKM. Depkes RI

Sunita Al Matsier, 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai