Anda di halaman 1dari 16

Intervensi Metode Drill Melalui Pre Dan Post Conference Terhadap

Kemampuan Perawat Menerapkan Terapi Reminiscence

1
Ni Made Diah Natalia Indrasari
2
Ni Made Nopita Wati
3
Ni Luh Putu Thrisna Dewi
4
Made Nursari

1,2,3,4
Program Studi Keperawatan Program Sarjana, STIKes Wira Medika Bali,Indonesia

Alamat Korespondensi:
Ns. Ni Made Nopita Wati, S.Kep, M.Kep
Keperawatan
STIKes Wira Medika Bali
081805628026
Email: ners.pita@gmail.com

https://doi.org/10.37362/jkph.v5i2.341 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 146


| Vo 5, No 2 September 2020
ABSTRAK

Terapi reminiscence merupakan salah satu jenis terapi kognitif, yang menggunakan memori untuk memelihara
kesehatan mental dan meningkatkan kualitas hidup lansia. Perawat diharapkan mampu memberikan terapi
reminiscence sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP). Metode drill merupakan suatu metode pembelajaran
untuk membentuk sebuah kebiasaan sehingga dapat meningkatkan kemampuan perawat memberikan terapi
reminiscence. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh metode drill melalui pre dan post conference terhadap
kemampuan perawat menerapkan terapi reminiscence. Jenis penelitian pra eksperimental, menggunakan
rancangan One-group pre-post test design. Jumlah sampel 10 orang dengan Purposive sampling. Pengumpulan
data menggunakan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan rerata kemampuan perawat pre test sebesar
70,769 termasuk kategori cukup, meningkat menjadi 95,899 saat post test termasuk kategori baik. Hasil uji statistik
Paired t Test diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05 dan thitung = 7,503 > ttabel df 9 = 2,262. Hal ini menunjukkan ada
pengaruh metode drill melalui pre dan post conference terhadap kemampuan perawat menerapkan terapi
reminiscence. Metode drill dapat meningkatkan kemampuan perawat dalam menerapkan SOP terutama terapi
reminiscence melalui latihan yang teratur dengan frekuensi yang sering serta runut sesuai denga nlangkah-langkah
dalam SOP.

Kata Kunci : Metode Drill, Pre Dan Post Conference, Terapi Reminiscence

ABSTRACT

Reminiscence therapy is a type of cognitive therapy, which uses memory to maintain mental health and improve
the quality of life of the elderly. Nurses are expected to be able to provide reminiscence therapy according to
Standard Operating Procedures. The drilling method is a learning method to form a habit so that it can increase
the ability of nurses to provide reminiscence therapy. The purpose of this study was to determine the effect of the
drill method through pre and post-conference on the ability of nurses to apply reminiscence therapy. This type of
pre-experimental research, using a One-group pre-post test design. The number of samples is 10 people with
purposive sampling. Data collection using the observation sheet. The results showed that the average pre-test
nurse's ability was 70.769, including in the sufficient category, increasing to 95.899 when the post-test was in a
good category. The results of the Paired t-test statistical test showed that the value of p = 0.000 <0.05 and count
= 7.503> t table df 9 = 2.262. This shows that there is an effect of the drill method through pre and post-conference
on the ability of nurses to apply reminiscence therapy. The drilling method can improve nurses' ability to apply
SOP, especially reminiscence therapy through regular exercises with frequent frequency and sequentially
according to the steps in SOP.

Keywords: Drill Method, Pre and Post Conference, Reminiscence Therapy

https://doi.org/10.37362/jkph.v5i2.341 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 147


| Vo 5, No 2 September 2020
PENDAHULUAN pelayanan kesehatan lebih sering dengan
Kesehatan mental merupakan aspek berbagai masalah fisik dan meninggal 4 kali
penting dari kesehatan lansia. Masalah lebih cepat dibandingkan dengan yang tidak
kesehatan mental yang dihadapi oleh lansia depresi (Kurniawati, 2016). Pengelolaan
meliputi isolasi sosial, kesepian, depresi depresi dapat dilakukan dengan terapi
(Anderson & Mc Farlan, 2017). Depresi farmakologi yang meliputi penggunaan anti
merupakan salah satu masalah kesehatan depresi (anti depressant), serta terapi
umum dan terbesar ditemukan pada lansia nonfarmakologi.
(Suardana, 2011). Di Indonesia menurut Penggunaan terapi farmakologi
World Health Organization (WHO) pada seperti anti depressant terkadang akan
tahun 2018 sekitar 13,2 juta orang menimbulkan efek samping reaksi yang
mengalami depresi (Rahmi, 2018). merugikan sehingga, pendekatan dengan
Database laporan kesehatan Provinsi Bali terapi nonfarmakologi lebih sering
maupun kabupaten di Bali tidak mencatat digunakan dalam pengelolaan depresi.
mengenai angka depresi di Bali, akan tetapi Terapi nonfarmakologis yang dapat
apabila kita asumsikan bahwa 6,5% lansia dilakukan seorang perawat pada lansia
menderita depresi, maka pada tahun 2018 dengan depresi dapat diberikan melalui
dimana jumlah lansia di Bali sebesar pendekatan perilaku dan kognitif (Burns,
380.114 orang diperkirakan terdapat 2014). Terapi kognitif - perilaku bertujuan
sebanyak 24.700 orang lansia di Bali yang mengubah pola pikir pasien yang selalu
mengalami depresi. Dampak depresi yang negatif (persepsi diri, masa depan, dunia,
tidak tertangani dengan baik dapat diri tak berguna, tak mampu dan
menyebabkan peningkatan penggunaan sebagainya) ke arah pola pikir yang netral
fasilitas kesehatan, pengaruh negatif atau positif.
terhadap kualitas hidup lansia, bahkan dapat Terapi Reminiscence merupakan
menyebabkan kematian (Viedebeck, 2015). salah satu jenis terapi kognitif, yang
Bentuk dampak dari depresi adalah menggunakan memori untuk memelihara
meningkatnya frekwensi kunjungan kesehatan mental dan meningkatkan
berulang lansia ke tempat pelayanan kualitas hidup, dalam kegiatan terapi ini
kesehatan dengan keluhan somatis yang terapis memfasilitasi lansia untuk
tidak kunjung berubah. Lansia yang mengumpulkan kembali memori-memori
berumur 60 tahun keatas yang menderita masa lalu yang menyenangkan sejak masa
depresi rata-rata mengunjungi tempat anak, remaja dan dewasa serta hubungan

https://doi.org/10.37362/jkph.v5i2.341 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 148


| Vo 5, No 2 September 2020
pasien dengan keluarga, kemudian kebiasaan. Istilah drill digunakan untuk
dilakukan sharing dengan orang lain latihan dengan mengulangi materi yang
(Syarniah, 2014). Perawat sesungguhnya dipelajari sampai dikuasai.Metode drill
memiliki peran yang cukup besar dalam dapat dilakukan dengan pre dan post
melaksanakan terapi Reminiscence, namun sebelum dan sesudah pemberian asuhan
saat ini belum banyak perawat yang keperawatan (Rachmawati, Dwiantoro, &
menerapkan terapi ini. Warsito, 2017).
Peran perawat saat ini lebih banyak Penelitian Alina (2019) menemukan
terlibat dan memusatkan diri pada tindakan bahwa Implementasi penerapan SOP
pengobatan (cure) seperti menetapkan tindakan keperawatan, telah dilaksanakan,
diagnosa penyakit dan pemberian obat namun dalam pelaksanaannya belum
(Suryani M, 2017). Hal serupa juga dilaksanakan dengan sempurna, sosialisasi
dikemukakan oleh (Syaiful & Wibawa, dan pengawasan masih kurang serta
2014) bahwa dalam memberikan asuhan fasilitas pendukung kurang memadai.
keperawatan, perawat cenderung lebih Upaya meningkatkan keterampilan perawat
memperhatikan aspek pengobatan. Perawat dalam melaksanakan SOP dapat dilakukan
diharapkan mampu berperan sebagai melalui pertukaran informasi melalui
pemberi asuhan keperawatan dengan sosialisasi dengan metode latihan berulang
memberikan tindakan keperawatan sesuai (metode drill). Latihan merupakan
dengan masalah keperawatan pasien seperti komponen pembelajaran yang sangat
depresi dengan memberikan terapi penting (Agrina, 2017).
reminiscence sesuai Standar Operasional Proses keperawatan adalah
Prosedur (SOP). Penelitian (Rania, 2018) serangkaian tindakan yag sistematis dan
menemukan bahwa pelaksanaan SOP bersinambungan meliputi tindakan dan
asuhan keperawatan belum maksimal mengidentifikasi masalah kesehatan
diterapkan dalam pelaksanaan pelayanan. individu dan kelompok sehingga diperlukan
Oleh sebab itu salah satu upaya yang dapat suatu bentuk diskusi kelompok mengenai
dilakukan dalam peningkatan kemampuan beberapa aspek klinik. Pelaksanaan asuhan
perawat tentang terapi Reminiscence keperawatannya diperlukan rencana setiap
dengan menggunakan metode drill. Metode perawat dan tambahan rencana dari Katim
drill merupakan suatu metode pembelajaran dan PJ Katim. Upaya yang dilakukan untuk
yang biasa digunakan pendidik kepada anak memaksimalkan hasil tersebut maka
didiknya untuk membentuk sebuah menggunakan metode tim yang disebut pre

https://doi.org/10.37362/jkph.v5i2.341 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 149


| Vo 5, No 2 September 2020
dan post conference atau pembahasan dilaksanakan, karena terdapat beberapa
dalam penugasan dan mengevaluasi hasil item yang dilewatkan. Hasil wawancara
yang telah dicapai (Suarli, 2010). terhadap 3 (100%) orang perawat
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali didapatkan bahwa 2 (67%) orang perawat
adalah rumah sakit jiwa satu-satunya yang tidak memahami mengenai terapi
ada di Bali yang terletak di Bangli. Lansia Reminiscence dan 1 (33%) memahami
yang mengalami depresi mengalami mengenai terapi Reminiscence. Kegiatan
peningkatan tiap tahunnya. Lansia yang pre dan post confrence di Ruang Sahadewa
dirawat di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali sudah di laksanakan dengan baik. Katim
tahun 2018 sebanyak 123 orang sedangkan menerapkan pre dan post confrence setiap
tahun 2019 sampai bulan Nopember sift pagi. Pre diawal untuk mengetahui apa
sebanyak 141 orang (Rumah Sakit Jiwa yang akan dilaksanakan untuk menerapkan
Provinsi Bali, 2019). Ruang Sahadewa asuhan keperawatan dan Post untuk
merupakan salah satu ruangan yang ada di mengetahui yang sudah dilaksanakan
Rumah Sakit Jiwa dengan populasi lansia (Keliat, 2016).
terbanyak. Berdasarkan dari latar belakang diatas
Hasil studi pendahuluan yang peneliti peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
lakukan diketahui bahwa terapi tentang pengaruh metode drill melalui pre
reminiscence sudah dilaksanakan namun dan post conference terhadap kemampuan
secara tidak rutin satu kali seminggu. SOP perawat menerapkan terapi reminiscence di
tentang pelaksanaan terapi reminiscence ruang Graha Nisadha Rumah Sakit Jiwa
sudah ada namun hanya dilakukan Provinsi Bali.
sosialisasi saat rapat ruangan dengan METODE
menggunakan metode ceramah. Monitoring Jenis penelitian ini adalah Pra
dan evaluasi tentang pelaksanaan terapi Experiment dengan rancangan One-group
reminiscence sudah dilakukan melalui Pra-test-posttest Design. Sampel dalam
supervisi klinik oleh Kepala ruangan dan penelitian ini adalah perawat pelaksana
Ketua TIM. Hasil evaluasi pelaksanaan yang sebanyak 10 orang yang telah
terapi reminiscence di ruang Sahadewa dari memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi,
standar 100% prosedur terapi reminiscence teknik sampling yang digunakan adalah
didapatkan rata-rata hasil evaluasi 80% Purposive Sampling. Variabel independen
dengan semua sesi dilaksanakan, namun dalam penelitian ini adalah metode drill
masih ada 20% fase kerja yang tidak melalui pre dan post conference. Variabel

https://doi.org/10.37362/jkph.v5i2.341 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 150


| Vo 5, No 2 September 2020
dependen dalam penelitian ini adalah orang (50%) dalam kategori baik dan 5
kemampuan perawat menerapkan terapi orang (50%) dalam kategori cukup, setelah
reminiscence. Pertama perawat akan diberikan metode drill melalui pre dan post
diberikan pre-tes terlebih dahulu untuk conference seluruhnya (100%) dalam
mengukur kemampuan perawat kategori baik.
menerapkan terapi reminiscence, kemudian Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa
dilanjutkan dengan pemberian intervensi terjadi peningkatan rerata kemampuan
metode drill melalui pre dan post dalam menerapkan terapi reminiscence
conference, dengan lama latihan 30 menit antara pre test dengan post test sebesar
selama 2 minggu dan diakhir dilakukan post 25,129. Hasil uji dengan Paired t Test
tes untuk mengukur kemampuan perawat diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05 dan t hitung =
dalam menerapkan terapi reminiscence. 7,503 > ttabel df 9 = 2,262 artinya ada
Instrumen untuk mengukur perbedaan yang bermakna kemampuan
kemampuan perawat menerapkan terapi dalam menerapkan terapi reminiscence
reminiscence, peneliti menggunakan antara pre tet dengan post test, hal ini
lembar observasi prosedur operasional menunjukkan ada pengaruh metode drill
terapi reminiscence yang berjumlah melalui pre dan post conference terhadap
sebanyak 39 item. Analisa data pada kemampuan perawat menerapkan terapi
penelitian ini mengunakan uji “Paired t reminiscence di ruang Sahadewa Rumah
Test”. Sakit Jiwa Provinsi Bali.
HASIL
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui PEMBAHASAN
karakteristik responden dalam penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan
yaitu sebagian besar berjenis kelamin sebanyak 70% berjenis kelamin perempuan,
perempuan sebanyak 7 orang (70%), hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian
berumur 31-40 tahun sebanyak 8 orang besar perawat di Ruang Graha Nisadha
(80%) dan masa kerja 6-10 tahun sebanyak Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali berjenis
5 orang (50%). kelamin perempuan. Mengenai dominasi
Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui perempuan dalam keperawatan (female
bahwa kemampuan perawat dalam dominated-occupation), menurut
menerapkan terapi reminiscence sebelum (Nursalam, 2014), praktik keperawatan
diberikan metode drill melalui pre dan post merupakan praktik yang berhubungan erat
conference masing-masing sebanyak 5 dengan persepsi mengenai gender,

https://doi.org/10.37362/jkph.v5i2.341 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 151


| Vo 5, No 2 September 2020
dipengaruhi dan didukung oleh tradisi dan perawat dan sebaliknya. Perawat yang
budaya. Meskipun dalam menjalankan memiliki tanggung jawab dalam sebuah
peran professional seharusnya tidak pekerjaan seharusnya melakukan
mementingkan masalah gender, namun berdasarkan standar yang akan
persepsi mengenai dominasi perempuan menunjukkan hasil yang positif sesuai
pada dunia keperawatan memang masih dengan tujuan rumah sakit.
kental. Hubungan jenis kelamin responden Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dengan kinerja dalam penelitian bukanlah sebagian besar 6-10 tahun yaitu sebanyak
suatu tolak ukur bahwa jenis kelamin 50%. Menurut (Suryani M, 2017)
perempuan mempunyai kinerja yang tinggi mengatakan pengalaman belajar dalam
daripada responden yang berjenis laki-laki. bekerja yang dikembangkan memberikan
Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan dan keterampilan profesional
menunjukkan bahwa sebagian besar serta pengalaman belajar akan dapat
berumur 31-40 tahun yaitu sebanyak 80%. mengembangkan kemampuan mengambil
Menurut (Suryani M, 2017) usia perawat keputusan yang merupakan manifestasi dari
sangat berhubungan dengan kemmapuan keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik
perawat dalam memberikan pelayanan yang bertolak dari masalah nyata dalam
keperawatan, karena semakin dewasa usia bidang keperawatan, dengan pengalaman
perawat, semakin banyak pula pengalaman kerja responden selama 6-10 tahun terdapat
yang dimilikinya. Menurut (Rania, 2018) keterpaduan antara pengetahuan yang
menjelaskan bahwa usia merupakan salah dimiliki dengan penalaran dan etik dalam
satu karateristik perawat yang memiliki meningkatkan pengetahuan. Pengalaman
hubungan stimulan dalam melakukan yang dimiliki perawat dalam melaksanakan
sebuah pekerjaan dan memiliki pengaruh pelayanan dapat menjadi faktor yang
terhadap diri mereka. Hasil penelitian ini mempengaruhi penerapan stndar pekerjaan
menunjukkan usia responden paling banyak yang ditetapkan salah satunya penerapan
usia dewasa muda, sehingga memiliki terapi reminiscence, semakin lama masa
komitmen yang cukup/kuat terhadap kerja sehingga perawat memiliki
pekerjaan. Komitmen perawat dalam pengalaman untuk melakukan standar
bekerja akan meningkatkan tanggung jawab tindakan karena tindakan yang dilakukan
perawat dalam melaksanakan pekerjaannya, dapat dilakukan evaluasi sehingga dapat
semakin tinngi komitmen yang dimiliki belajar dari tindakan yang dilakukan
maka semakin tinggi pula tanggung jawab sebelumnya, pada penelitian ini sebelum

https://doi.org/10.37362/jkph.v5i2.341 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 152


| Vo 5, No 2 September 2020
diberikan metode drill melalui pre dan post sarana pemutar musik dan lagu-lagu lama
conference masih dalam kategori cukup tahun 1960. Prosedur yang semua
dapat dipengaruhi ruang untuk merawat dikerjakan oleh perawat sebanyak 15
pasien lansia di Rumah Sakit Jiwa Provinsi prosedur diantaranya dari komponen
Bali baru beroperasional sejak satu tahun memberikan salam terapeutik dan kenalan
terakhir serta penyusunan SPO terapi dari 4 prosedur ada 2 (50%) prosedur yang
reminiscence juga dibuat sejak setahun ini semua dilakukan. Komponen
sehingga mempengaruhi pengalaman melakukan validasi data dari 2 prosedur
perawat dalam menerapkan terapi ada 1 (50%) prosedur yang semua
reminiscence. dilakukan. Melakukan kontrak dari 3
Kemampuan Perawat Dalam prosedur ada 2 (66,7%) prosedur yang
Menerapkan Terapi Reminiscence semua dilakukan. Komponen sesi 1 dari 5
Sebelum Diberikan Metode Drill Melalui prosedur ada 2 (40%) prosedur yang semua
Pre Dan Post Conference dilakukan. Komponen sesi 2 dari 6 prosedur
Berdasarkan hasil analisis hanya 2 (33,3%) prosedur yang semua
menunjukkan rerata kemampuan perawat dilakukan. Komponen sesi 3 dari 4 prosedur
dalam menerapkan terapi reminiscence hanya 2 (50%) prosedur yang semua
sebelum diberikan metode drill melalui pre dilakukan. Komponen sesi 4 dari 6 prosedur
dan post conference sebesar 70,769 hanya 2 (66,7%) prosedur yang semua
termasuk kategori cukup. Hal ini sesuai dilakukan. Komponen sesi 5 dari 3 prosedur
dengan hasil observasi yang peneliti semua (100%) prosedur dilakukan dan
lakukan bersama enumerator dengan komponen terminasi dari 6 prosedur ada 2
menggunakan ceklist dari 9 komponen (33,3%) prosedur yang semua dilakukan.
prosedur pelaksanaan terapi reminiscence Hasil penelitian ini disimpulkan bawah
dan terdiri dari 39 item langkah-langkah semua perawat belum mampu menerapkan
yang sebagian besar belum dilakukan oleh langkah-langkah terapi reminiscence sesuai
perawat adalah komponen pelaksanaan sesi dengan SOP yang telah ditetapkan.
dua yaitu pada langkah mengingatkan masa SOP terapi reminiscence Rumah
lalu melalui lagu-lagu tahu 1960-an dan Sakit jiwa Rumah Sakit Jiwa disusun sejak
memberikan kesempatan kepada anggota bulan Januari 2019 untuk memudahkan
untuk menceritakan tentang lagu tersebut perawat melaksanakan langkah-langkah
yang mungkin mempunyai arti khusus bagi kerja, sesuai standar di Rumah Sakit jiwa
dirinya, padahal diruangan sudah tersedia Rumah Sakit Jiwa bahwa langkah-langkah

https://doi.org/10.37362/jkph.v5i2.341 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 153


| Vo 5, No 2 September 2020
dalam SOP 100% harus dilaksanakan oleh di laksanakan dengan beberapa metode
perawat, kondisi di lapangan yang yang dianggap dapat lebih efektif dan
ditemukan bahwa kemampuan perawat efisien dalam pelaksanaannya, karena
masih dalam kategori cukup dalam dengan sosialisasi yang rutin dijalankan
melaksanakan terapi reminiscence dapat kinerja perawat dapat lebih ditingkatkan.
disebabkan terbatasnya sosialisasi serta Senada dengan pendapat (Notoatmodjo,
penggunaan metode saat sosialisasi yang 2010) yang mengatakan sosialisasi dapat
hanya menggunakan metode ceramah tanya diartikan sebagai proses untuk menambah
jawab. Hal ini sesuai dengan informasi yang pengetahuan, pemahaman, dan
peneliti dapatkan dari kepala ruangan keterampilan yang dapat diperoleh dari
bahwa sosilisasi SOP terapi reminiscence pengalaman atau melakukan studi (proses
sudah dilakukan kepada semua perawat saat belajar mengajar) sedangkan (Sardiman,
dilaksanakan rapat ruangan dengan metode 2015), informasi yang diperoleh baik dari
ceramah dan tanya jawab sedangkan pendidikan formal maupun nonformal dapat
sosialisasi, sudah ada jabwal peaksanaan memberikan pengaruh sehingga
terapi reminiscence yaitu dua kali dalam menghasilkan perubahan atau peningkatan
seminggu namun kegiatan supervisi belum pengetahuan yang nantinya dapat
dilakukan terkait keterbatasan waktu dan mempengaruhi perilaku seseorang.
banyaknya kegiatan diruangan sehubungan Terkait penggunaan metode dalam
adanya akreditasi SNAR Edisi 1 dan kegiatan sosialisasi dengan menggunakan
persiapan perpindahan ruangan. metode ceramah, menurut (Kamil, 2015)
Penerapan Standar Operasional metode mengajar yang sering digunakan
Prosedur yang belum maksimal dapat didalam proses belajar mengajar adalah
disebabkan kegiatan sosialisasi dan metode konvensional, dalam hal ini metode
penggunaan metode dalam sosialisasi, hal ceramah, karena metode ini dinilai lebih
ini didukung oleh pendapat (Roestiyah, praktis, mudah dilaksanakan dan tidak perlu
2015) yang mengatakan kegiatan sosialisasi peralatan tetapi metoda ini menimbulkan
secara rutin dilaksanakan itu sangat penting kurangnya kemandirian peserta didik,
dalam meningkatkan standar pelayanan sehingga kemampuan peserta untuk
keperawatan yang ada, karena sosialisasi menganalisa suatu permasalahan kurang
akan terus mengingatkan perawat untuk berkembang, oleh sebab itu perlu
menerapkan pelayanan berdasarkan Standar dikembangkan metode belajar yang
Operasional Prosedur. Sosialisasi sebaiknya melibatkan peserta lebih aktif dalam proses

https://doi.org/10.37362/jkph.v5i2.341 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 154


| Vo 5, No 2 September 2020
belajar mengajar. Diharapkan dengan dilakukan diskusi terkait rencana kegiatan
aktifnya peserta tentunya hasil yang yang dicapai serta kendala yang dihadapi
diharapkan dapat terwujud. saat memberikan asuhan, sedangkan
Hasil penelitian ini didukung oleh kegiatan sosialisasi tentang SOP saat pre
hasil penelitian (Sari, Suprapti, & dan post conference belum dilakukan.
Solechan, 2014) yang menemukan perilaku Penerapan terapi reminiscence yang
perawat di RSUD dr. H. Soewondo Kendal dilakukan oleh perawat di ruang Graha
terhadap penggunaan APD sebelum Nisadha masih dalam kategori cukup dapat
dilakukan sosialisasi SOP APD yaitu 57,2% disebabkan pemahaman tentang prosedur
masih dalam kategori cukup. Penelitian terapi belum semua dipahami karena terapi
(Husin, 2018) menemukan penerapan SOP reminiscence terdiri dari lima sesi dengan
Pemasangan Infus oleh perawat di Rumah topik yang berbeda memerlukan sosilisasi
Sakit Umum Daerah Dr. H. AbdulMoeloek secara berkelanjutan sehingga perawat
Provinsi Lampung sebelum dilakukan semakin paham dengan prosedur terapi,
sebelum dilakukan sosialisasi sebanyak sosialisasi dengan menggunakan metode
60% dalam kategori cukup. drill dilaksanakan di ruang Graha Nisadha
Hasil observasi dokumen tentang sehingga hal tersebut mempengaruhi
pelaksanaan sosialisasi tentang SOP terapi pemahaman perawat sehingga berpengaruh
reminiscence pernah dilaksanakan terhadap kemampuan melaksanakan
sebanyak satu kali sesuai notulen rapat prosedur terapi reminiscence.
evaluasi kinerja ruangan Triwulan II tahun Peneliti berpendapat, pelayanan
2019. Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali juga kesehatan di rumah sakit khususnya Rumah
telah menerapkan Model Praktek Sakit Jiwa bersifat individu, spesifik dan
Keperawatan Profesional untuk semua unik sesuai karakteristik pasien, di samping
ruang rawat inap termasuk ruang Graha itu harus mengacu pada standar operasional
Nisadha, dimana salah satu kegiatan yang prosedur serta pengunaan teknologi. Agar
rutin dilakukan adalah pre dan post pelayanan keperawatan dapat mengikuti
conference namun hasil pengamatan cepatnya perkembangan ilmu dan teknologi
peneliti pada saat kegiatan pre dan post yang terjadi pada sistem pelayann
conference hanya dilakukan untuk kesehatan, strategi yang dilakukan adalah
mengetahuai rencana kegiatan perawat tetap menjaga kualitas sumber daya
dalam memberikan asuhan terhadap pasien manusia. Salah satu cara untuk
kelolaan serta saat post conference meningkatkan kualitas sumber daya

https://doi.org/10.37362/jkph.v5i2.341 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 155


| Vo 5, No 2 September 2020
manusia di rumah sakit yaitu dengan cara untuk selalu belajar dan mengevaluasi
memberikan pelatihan atau sosialisasi latihan-latihan yang diberikan oleh
untuk perawat di rumah sakit khususnya pengajar. Pemahaman siswa terhadap
sosialisasi tentang SOP, sehingga perawat materi atau konsep yang disampaikan akan
megetahui dengan baik dan jelas tentang lebih baik lagi, sehingga tercapai prestasi
pedoman SOP khususnya yang ada di belajar yang optimal dengan menggunakan
rumah sakit. metode drill atau latihan. Keberhasilan
Kemampuan Perawat Dalam belajar peserta didik selain dipengaruhi oleh
Menerapkan Terapi Reminiscence metode mengajar juga tidak terlepas dari
setelah Diberikan Metode Drill Melalui aktivitas belajar siswa yang meliputi
Pre Dan Post Conference aktivitas memahami, berlatih, berdiskusi,
Berdasarkan hasil analisis dan sebagainya.
menunjukkan terjadi peningkatan rerata Hasil penelitian ini didukung oleh
kemampuan dalam menerapkan terapi penelitian sebelumnya oleh (Lestari,
reminiscence setelah diberikan metode drill Wujoso, & Suryani, 2017) yang
melalui pre dan post conference sebesar menemukan metode pembelajaran dengan
95,898 termasuk kategori baik. Hal ini menggunakan metode drill dapat dapat
sesuai dengan hasil observasi menunjukkan meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada
sebanyak empat orang perawat dapat kompetensi dasar efisiensi penggunaan
menerapkan SOP terapi reminiscence tempat tidur rumah sakit di D3 RM STIKes
sebesar 100%, sebanyak 18 prosedur sudah Mitra Husada Karanganyar. Penelitian
dilakukan oleh semua perawat dan paling (Agrina, Zulfitri, & Herlina, 2017)
banyak perawat tidak melakukan 1-2 dua menunjukkan bahwa metode drill dengan
prosedur kegiatan yang terdapat pada SOP. studi kasus asuhan keperawatan keluarga
Peningkatan kemampuan perawat mampu meningkatkan hasil belajar
setelah diberikan metode drill melalui pre mahasiswa pada mata kuliah ini. Hasil
dan post conference, hal ini dengan penelitian memperlihatkan mayoritas
pendapat (Sukarman, 2016) menyatakan responden mendapat nilai dengan kategori
bahwa metode drill atau latihan merupakan baik dan sangat baik, menurut (Agrina et al.,
metode mengajar yang dapat digunakan 2017) hal ini disebabkan metode drill
untuk mengaktifkan peserta didik pada saat merupakan metode pembelajaran yang
proses belajar mengajar berlangsung, biasa digunakan untuk meningkatkan
karena metode drill menuntut peserta didik

https://doi.org/10.37362/jkph.v5i2.341 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 156


| Vo 5, No 2 September 2020
kemampuan mahasiswa menerapkann memahami tentang prosedur terapi
proses keperawatan. reminiscence secara rill, dilakukan dan
Peneliti berpendapat metode drill dibahas secara terus menerus antar perawat
sangat cocok digunakan dalam dengan kepala ruangan.
mensosialisasikan SOP, karena penguasaan Pengaruh Kemampuan Perawat Dalam
terhadap konsep terapi terapi reminiscence Menerapkan Terapi Reminiscence
memerlukan latihan dan pengulangan Sebelum Dan Setelah Diberikan Metode
sehingga metode drill dapat meningkatkan Drill Melalui Pre Dan Post Conference
kemampuan perawat dalam menerapkan Berdasarkan hasil analisis dengan
SOP terutama terapi reminiscence. Latihan Paired t Test diperoleh nilai p = 0,000 <
yang teratur dengan frekuensi yang sering 0,05 dan thitung = 7,503 > ttabel df 9 = 2,262
serta runut sesuai dengan langkah-langkah artinya ada perbedaan yang bermakna
dalam SOP akan mampu meningkatkan kemampuan dalam menerapkan terapi
kemampuan perawat untuk menerapkan reminiscence antara pre tet dengan post test,
kepada pasien. Metode ini dipilih dengan hal ini menunjukkan ada pengaruh metode
pertimbangan bahwa SOP terapi drill melalui pre dan post conference
reminiscence merupakan salah satu terhadap kemampuan perawat menerapkan
intervensi yang membutuhkan cukup waktu terapi reminiscence di ruang Sahadewa
untuk menginternalisasikan dan melakukan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali. Hasil
tahapan-tahapan karena terdiri dari 5 sesi penelitian ini sejalan dengan pendapat
oleh sebab itu perlu dilakukan latihan (Agrina et al., 2017) yang mengatakan
dengan praktik yang dilakukan berulangkali upaya meningkatkan keterampilan perawat
untuk mendapatkan ketrampilan yang dalam melaksanakan SPO dapat dilakukan
praktis tentang pengetahuan yang melalui pertukaran informasi melalui
dipelajari. Lebih dari itu diharapakan yang sosialisasi dengan metode latihan berulang
telah dipelajari itu menjadi permanen dan (metode drill). Drill merupakan cara
dapat digunakan setiap saat oleh yang mengajar dengan memberikan latihan-
bersangkutan. Hasil penganatan peneliti latihan terhadap apa yang telah dipelajari
saat dilakukan metode drill melalui pre dan untuk memperoleh suatu keterampilan
post conference oleh kepala ruangan terlihat tertentu.
perawat pelaksana sangat antusias dan Perawat diharapkan mampu berperan
bersemangat serta perawat terlihat senang sebagai pemberi asuhan keperawatan
karena dengan metode drill perawat dapat dengan memberikan tindakan keperawatan

https://doi.org/10.37362/jkph.v5i2.341 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 157


| Vo 5, No 2 September 2020
sesuai dengan masalah keperawatan pasien sesuai dengan pendapat (Zulharman, 2016)
seperti depresi dengan memberikan terapi yang menyatakan bahwa belajar
reminiscence sesuai SPO. Oleh sebab itu berdasarkan kasus akan membentuk
salah satu upaya yang dapat dilakukan kompetensi mahasiswa karena kompetensi
dalam peningkatan kemampuan perawat sendiri disusun berdasarkan masalah-
tentang terapi Reminiscence dengan masalah yang ada di lapangan.
menggunakan metode drill. Metode drill Penelitian (Rachmawati et al., 2017)
merupakan suatu metode pembelajaran tentang pengaruh metode drill dalam
yang biasa digunakan pendidik kepada anak supervisi klinis terhadap spiritual care
didiknya untuk membentuk sebuah perawat di ruang rawat inap RS PKU
kebiasaan. Istilah drill digunakan untuk Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping.
latihan dengan mengulangi materi yang Hasil penelitian menunjukkan terdapat
dipelajari sampai dikuasai. Metode drill perbedaan yang signifi kan pada spiritual
dapat dilakukan dengan pre dan post care perawat sebelum dan sesudah
sebelum dan sesudah pemberian asuhan penerapan metode drill pada kelompok
keperawatan (Rachmawati et al., 2017). intervensi. Penelitian (Agrina et al., 2017)
Menurut (Sukarman, 2016) tentang metode drill studi kasus dalam
menyatakan bahwa metode drill atau meningkatkan hasil belajar asuhan
latihan merupakan metode mengajar yang keperawatan keluarga. Hasil penelitian
dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa ditemukan bahwa penggunaan metode drill
pada saat proses belajar mengajar dengan studi kasus asuhan keperawatan
berlangsung, karena metode drill menuntut keluarga mampu meningkatkan hasil
siswa untuk selalu belajar dan belajar mahasiswa pada mata kuliah ini.
mengevaluasi latihan-latihan yang Hasil penelitian memperlihatkan mayoritas
diberikan oleh pengajar. Pemahaman siswa responden mendapat nilai dengan kategori
terhadap materi atau konsep yang baik dan sangat baik.
disampaikan akan lebih baik lagi, sehingga Menurut pendapat peneliti metode
tercapai hasil belajar yang optimal dengan drill melalui pre dan post conference
menggunakan metode drill atau latihan. berpengaruh signifikan terhadap
Metode mengajar, keberhasilan belajar kemampuan perawat menerapkan terapi
siswa tidak terlepas dari aktivitas belajar reminiscence, hal ini disebabkan perawat
siswa yang meliputi aktivitas memahami, dilatih secara terus menerus oleh kepala
berlatih, berdiskusi, dan sebagainya. Hal ini ruangan untuk menerapkan SPO terapi

https://doi.org/10.37362/jkph.v5i2.341 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 158


| Vo 5, No 2 September 2020
reminiscence sehingga hal tersebut Sahadewa Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali.
membuat perawat meningkat Diharapkan agar peneliti selanjutnya lebih
pemahamannya tentang prosedur terapi mengembangkan penelitian berkaitan
reminiscence setelah pemahamannya dengan penggunaan metode drill dan
meningkat kemudian latihan yang diberikan mempergunakan kelompok kontrol untuk
membuat perawat terbiasa melaksanakan membandingkan hasil penelitian dengan
prosedur terapi reminiscence, disamping itu kelompok perlakuan.
suasana pembelajaran melalui metode drill DAFTAR PUSTAKA
lebih menyenangkan hal ini terlihat dari Agrina, A., Zulfitri, R., & Herlina, H.
(2017). Metode Drill Studi Kasus
antusias perawat saat pembelajaran.
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti Asuhan Keperawatan Keluarga. Jurnal
Keperawatan, 3(2).
lakukan telihat responden lebih tekun
Anderson & Mc Farlan. (2017). Buku Ajar
menghadapi tugas, ulet menghadapi Keperawatan Komunitas: Teori Dan
Praktek. Jakarta. EGC.
kesulitan (tidak lekas putus asa),
Burns, D. D. (2014). Terapi Kognitif:
menunjukkan minat terhadap kompetensi Pendekatan Baru Bagi Penanganan
Depresi. Jakarta: Erlangga.
yang diajarkan, mencari pemecahkan
Husin, A. T. M. (2018). PENGARUH
masalah terkait kesulitan atau hambatan PELATIHAN PENERAPAN
STANDAR OPERASIONAL
saat melaksanakan prosedur terapi
PROSEDUR (SOP) PEMASANGAN
reminiscence. Responden juga terlihat INFUS TERHADAP PENGETAHUAN
PERAWAT DI RUMAH SAKIT
sangat aktif saat diskusi serta melakukan
UMUM DAERAH DR. H. ABDUL
koreksi terhadap responden lain saat MOELOEK PROVINSI LAMPUNG.
Universitas Muhammadiyah
kegiatan praktek sehingga koreksi tersebut
Semarang.
dapat menjadi pengingat saat responden Kamil, M. (2015). Model Pendidikan Dan
Pelatihan (Konsep dan Aplikasi).
melaksanakan terapi reminiscence secara
Bandung: Penerbit Alfabeta.
langsung kepada pasien. Keliat, B. A. (2016). Model Praktek
Keperawatan Professional Jiwa.
KESIMPULAN DAN SARAN
Jakarta : EGC.
Terdapat perbedaan yang bermakna Kurniawati, P. (2016). Kejadian Dan
Tingkat Depresi Pada Lanjut Usia:
kemampuan dalam menerapkan terapi
Studi Perbandingan Di Panti Wreda
reminiscence antara pre test dengan post Pemerintah Dan Panti Wreda Swasta.
Program Pendidikan Sarjana
test, hal ini menunjukkan ada pengaruh
Kedokteran Fakultas Kedokteran
metode drill melalui pre dan post Universitas Diponegoro.
Lestari, T., Wujoso, H., & Suryani, N.
conference terhadap kemampuan perawat
(2017). Pengaruh Metode
menerapkan terapi reminiscence di ruang Pembelajaran Ceramah Plus dan
Metode Drill terhadap Motivasi
https://doi.org/10.37362/jkph.v5i2.341 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 159
| Vo 5, No 2 September 2020
Belajar dan Hasil Belajar pada Kecamatan Karangasem, Kabupaten
Kompentensi Dasar Efisiensi Karangasem, Bali. Fakultas Ilmu
penggunaan Tempat Tidur Rumah Keperawatan Universitas Indonesia.
Sakit. Media Ilmu Keolahragaan Suarli, S. (2010). Manajemen keperawatan
Indonesia, 7(1), 16–23. dengan pendekatan praktis. Jakarta:
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Erlangga.
kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Sukarman, S. (2016). STUDI KOMPARASI
Nursalam. (2014). Manajemen PEMBELAJARAN AKUNTANSI
Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik ANTARA METODE DRILL DENGAN
Keperawatan Professional (Edisi METODE KONVENSIONAL DI SMA
Kedua). Jakarta: Salemba Medika. NEGERI I KARANGDOWO KLATEN.
Rachmawati, N., Dwiantoro, L., & Warsito, Universitas Muhammadiyah
B. E. (2017). Pengaruh Metode Drill Surakarta.
dalam Supervisi Klinis terhadap Suryani M, M. L. (2017). Persepsi Pasien
Spiritual Care Perawat. Jurnal Ners Terhadap Caring Perawat di Ruang
Dan Kebidanan Indonesia, 5(2), 115– Rawat Inap Rumah Sakit. Jurnal
122. Kesehatan Masyarakat, Edisi 7 No.
Rahmi, U. (2018). Perbedaan tingkat Syaiful, Y., & Wibawa, S. (2014).
depresi antara lansia yang memiliki Pengetahuan dan Sikap Perawat
keluarga dengan lansia yang tidak Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien
memiliki keluarga di Panti Sosial Kritis Dengan Implementasi
Trisna Werdha Unit Budi Luhur, Keperawatan. Journals of Ners
Kasongan, Bantul, Yogyakarta. Community, 5(1), 29–35.
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran Syarniah. (2014). Pengaruh Terapi
Dan Kesehatan, 2, 101–107. Kelompok Reminiscence terhadap
Rania, L. M. K. (2018). Penerapan Standar Depresi pada Lansia di Panti Sosial
Operasional Prosedur Asuhan Tresna Wredha Budi Sejahtera
Keperawatan Berdasarkan Model provinsi Kalimantan Selatan.
Praktik Keperawatan Profesional di Universitas Indonesia, Jakarta,
rawat inap RSJ. Prof. Dr. V. L. Indonesia.
Ratumbuysang Manado. Jurnal Viedebeck, S. (2015). Buku Ajar
Keperawatan Indonesia, 22(1). Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Roestiyah, N. K. (2015). Strategi Belajar Zulharman. (2016). Strategi Pembelajaran
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Berorientasi Standar Proses
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali. (2019). Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenda
Register Rawat Jalan dan Rawat Inap. Media Grup.
Bangli.
Sardiman. (2015). Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Sari, R. Y., Suprapti, E., & Solechan, A.
(2014). Pengaruh sosialisasi sop apd
dengan perilaku perawat dalam
penggunaan apd (handscoon, masker,
gown) di rsud dr. H. Soewondo. Karya
Ilmiah.
Suardana, I. W. (2011). Hubungan Faktor
Sosiodemografi, Dukungan Sosial,
dan Status Kesehatan dengan Tingkat
Depresi pada Agregat Lanjut Usia di
https://doi.org/10.37362/jkph.v5i2.341 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 160
| Vo 5, No 2 September 2020
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan karakteristik Responden di
Rumah Sakit Jiwa Bangli

Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%)


Responden
Umur
Umur 31- 40 tahun 8 80
Umur 41-50 tahun 2 20
Jenis Kelamin f %
Laki-laki 3 30
Perempuan 7 70
Masa kerja
< 5 tahun 3 30
6-10 tahun 5 50
> 10 tahun 2 20
Total 10 100

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan hasil pre dan post tes di Rumah
Sakit Jiwa Bangli

Pre Test Post Test


Kemampuan Perawat
n % n %
Baik 5 50 10 100
Cukup 5 50 0 0
Kurang 0 0 0 0
Total 10 100 10 100

Tabel 3. Analisis pengaruh metode drill melalui pre dan post conference terhadap
kemampuan perawat menerapkan terapi reminiscence di Rumah Sakit Jiwa
Bangli

Hasil
Variabel Rerata Standar Beda Mean p value t hitung
Deviasi
Pre Test 70,76 9,834
25,12 0,000 7,503
Pos Test 95,89 5,156

https://doi.org/10.37362/jkph.v5i2.341 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 161


| Vo 5, No 2 September 2020

Anda mungkin juga menyukai