Anda di halaman 1dari 25

EVALUASI

Proses Keperawatan
By.
Ns. Ni Ketut Ayu Mirayanti, S.Kep.,M.Kep
Sebagai perawat yang professional
harus selalu berfikir kritis dari setiap
Latar belakang tahap kita harus selalu berfikir kritis
karena untuk keberhasilan perawatan
terutama dalam tahap evaluasi
Pengertian evaluasi

Evaluasi adalah suatu usaha untuk


mengukur dan memberi nilai secara obyektif
pencapaian hasil-hasil yang telah
direncanakan sebelumnya
Pengertian evaluasi dalam
keperawatan
– evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindakan
keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien
secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan

– Meskipun tahap evaluasi diletakkan pada akhir proses keperawatan tetapi tahap ini
merupakan bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan. Yang di evaluasi
adalah 5 tahapan asuhan keperawatan (Nursalam, 2008).
Tipe pernyataan tahapan evaluasi

Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan,
sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.
– Pernyataan evaluasi formatif merupakan hasil observasi dan analisa perawat terhadap
respon pasien segera pada saat atau setelah dilakukan tindakan keperawatan dan
ditulis pada catatan perawatan.
– Pernyataan evaluasi sumatif merupakan rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi
dan analisa status kesehatan sesuai waktu pada tujuan dan ditulis pada catatan
perkembangan
tujuan

– Menjamin asuhan keperawatan secara optimal


– meningkatkan kualitas asuhan keperawatan
– mengakhiri rencana Tindakan askep
– menyatakan apakah tujuan keperawatan telah tercapai apa belum
– meneruskan rencana Tindakan askep
– memodifikasi rencana Tindakan askep
– menentukan penyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum tercapai
Manfaat

Manfaatnya untuk menentukan perkembangan kesehatan


klien, untuk menilai efektifitas, efisiensi, dan produktifitas
dari tindakan keperawatan yang telah diberikan, untuk menilai
pelaksanaan asuhan keperawatan, mendapatkan umpan balik
dan sebagai tanggungjawab dan tanggunggugat dalam
pelaksanaan askep
Jenis evaluasi

– Evaluasi struktur
– Evaluasi proses
– Evaluasi hasil
Evaluasi struktur

– Evaluasi struktur difokuskan pada kelengkapan tata cara atau


keadaan sekeliling tempat pelayanan keperawatan diberikan.
Aspek lingkungan secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi dalam pemberian pelayanan. Persediaan
perlengkapan, fasilitas fisik, ratio perawat-klien, dukungan
administrasi, pemeliharaan dan pengembangan kompetensi staf
keperawatan dalam area yang diinginkan.
Evaluasi proses

Evaluasi proses berfokus pada penampilan kerja perawat dan


apakah perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
merasa cocok, tanpa tekanan, dan sesuai wewenang. Area yang
menjadi perhatian pada evaluasi proses mencakup jenis
informasi yang didapat pada saat wawancara dan pemeriksaan
fisik, validasi dari perumusan diagnosa keperawatan, dan
kemampuan tehnikal perawat.
Evaluasi hasil

Evaluasi hasil berfokus pada respons dan


fungsi klien. Respons prilaku klien
merupakan pengaruh dari intervensi
keperawatan dan akan terlihat pada
pencapaian tujuan dan kriteria hasil.
Proses Evaluasi Keperawatan

Dalam Potter, (2005), proses evaluasi menentukan efektifitas asuhan keperawatan


meliputi 5 unsur,
1. mengidentifikasikan kriteria dan standar evaluasi,
2. mengumpulkan data untuk menentukan apakah kriteria dan standar telah
terpenuhi
3. mengintepretasi dan meringkas data
4. mendokumentasikan temuan dan pertimbangan klinis
5. menghentikan atau meneruskan, atau merevisi rencana keperawatan.
Hasil evaluasi

– Tujuan tercapai/masalah teratasi: jika klien menunjukkan perubahan sesuai


dengan standar yang telah ditetapkan
– Tujuan tercapai sebagian/masalah teratasi sebagian: jika klien menunjukkan
perubahan sebagian dari standar dan kriteria yang telah ditetapkan
– Tujuan tidak tercapai/masalah tidak teratasi: jika klien tidak menunjukkan
perubahan dan kemajuan sama sekali dan bahkan timbul masalah baru
Penentuan masalah teratasi, teratasi sebagian, atau
tidak teratasi adalah dengan cara membandingkan
antara SOAP/SOAPIER dengan tujuan dan kriteria
hasil yang telah ditetapkan.
Untuk lebih mudah melakukan pemantauan dalam kegiatan evaluasi
keperawatan maka kita menggunakan komponen SOAP/SOAPIER yaitu:

S : data subyektis
O : data objektif
A : analisis , interpretasi dari data subyektif dan data objektif. Analsisis merupakan suatu
masalah atau diagnosis yang masih terjadi, atau masalah atau diagnosis yang baru akibat
adanya perubahan status kesehatan klien.
P : planning, yaitu perencanaan yang akan dilakukan, apakah dilanjutkan, ditambah atau
dimodifikasi
I : implementasi, artinya pelaksanaan tindakan yang dilakukan sesuai instruksi yang ada
dikomponen P
E : evaluasi, respon klien setelah dilakukan tindakan.
R : Reassesment, pengkajian ulang yang dilakukan terhadap perencanaan setelah
diketahui hasil evaluasi. Apakah dari rencana tindakan perlu dilanjutkan, dimodifikasi atau
dihentikan.
DINAMIKA Evaluasi dilakukan untuk membandingkan data
subjektif dengan data objektif yang telah
MENGEVALUASI didapatkan pada proses pengkajian dengan

PROSES pengetahuan tentang status terbaru klien.

Evaluasi yang positif ditunjukan dengan klien


KEPERAWATAN mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan
sehingga perawat bisa menyimpulkan bahwa
intervensi keperawatan yang dilakukan efektif.
Ketidakpastian hasil yang didapatkan menyebabkan proses evaluasi
bersifat dinamis karena bergantung pada diagnosis dan kondisi
klien.

Jika ada perubahan masalah, maka hasil yang diharapkan juga akan
berubah. Seorang klien dengan status kesehatan yang sering berubah
membutuhkan evaluasi yang lebih sering (Potter & Perry, 2013).
Bertujuan untuk membantu klien
EVALUASI menyelesaikan masalah kesehatan
PENCAPAIAN
aktual, mencegah terjadinya
TUJUAN ASUHAN
KEPERAWATAN masalah risiko, dan
mempertahankan kesehatan
● Merevisi data dalam kolom penilaian untuk mencerminkan status
pasien saat ini. Kemudian, perawat harus menandai tanggal setiap
data baru untuk diberitahu kepada tenaga kesehatan keperawatan lain
REVISI mengenai waktu perubahan itu terjadi.

RENCANA ● Merevisi diagnosis keperawatan. Hapus diagnosa keperawatan yang


tidak lagi relevan dan beri tanggal pada diagnosa baru. Revisikan
ASUHAN faktor dan tujuan, hasil, serta prioritas pasien. Tanggalkan setiap
KEPERAWATA revisi.

N ● Merevisi intervensi khusus yang sesuai dengan diagnosis dan tujuan


keperawatan yang baru. Yakinkan bahwa revisi tersebut telah
mencerminkan status pasien saat ini.
● Pilih metode evaluasi untuk menentukan apakah tujuan pasien dapat
tercapai atau tidak.
UMPAN BALIK DARI KOGNITIF
Digunakan untuk mengetahui
TENAGA KESEHATAN pengetahuan klien mengenai
LAINNYA penyakitnya, gejala,pencegahan,
dan lainnya. Hal ini diketahui
Mendapatkan umpan balik, masukan, dengan melakukan dua acara,
maupun informasi dari tenaga yaitu tanya jawab/interview
kesehatan lain yang ikut menangani dan mengajukan pertanyaan
klien. secara tertulis.
3 CARA
PENGUKURAN
OBSERVASI
Melakukan pengamatan langsung untuk
mengetahui perubahan yang terjadi pada
klien.
Menurut Wicaksono, Lina, dkk (2012) evaluasi penting untuk didokumentasikan
karena beberapa hal, yakni :
 Mengkomunikasikan kondisi klien kepada perawat yang akan bertugas selanjutnya
 Landasan informasi tepat atau tidaknya tindakan asuhan keperawatan
 Sebagai bukti revisi untuk tindakan asuhan keperawatan
 Mencatat pernyataan evaluasi perawat yang mencerminkan keefektifan asuhan
keperawatan, respons klien untuk intervensi perawat, dan penilaian ulang
PENTINGNYA diagnosis keperawatan.
EVALUASI
Menurut Potter, Perry (2013)
1.Perawat berbeda shift mengetahui bahwa klien sedang ditangani dan
2.Menjadi salah satu pertimbangan untuk langkah selanjutnya.

Tujuan lain dokumentasi evaluasi adalah untuk memberitahu keluarga klien mengenai
kondisi klien dan apabila ada kemajuan (American Nurses Association, 2010).
TAHAP
EVALUASI
1. Menentukan kriteria, standar, dan pertanyaan evaluasi
2. Mengumpulkan data baru klien
3. Menafsirkan data baru
4. Membandingkan data baru dengan standar berlaku
5. Merangkum dan menyimpulkan hasil
6. Melaksanakan tindakan yang sesuai
REFERENSI
Adinda, D. (2019). Pentingnya Implementasi Keperawatan dalam Mengoptimalkan Asuhan
Keperawatan. Retrieved from https://doi.org/10.31227/osf.io/pqc9y
Asmadi, (2008), Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta: EGC.
Berman, A., Snyder, S., & Fransen, G. (2016). Kozier and Erb's Fundamentals of Nursing (Concepts,
Process, and Practice) (10 ed.). Hoboken, New Jersey: Pearson Education Inc.
Budiono. (2016). Konsep Dasar Keperawatan, Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Jakarta: (Pusdik
SDM).
Dinarti, & Mulyanti, Y. (2017). Dokumentasi Keperawatan. Retrieved from Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia: http://bppsdmk.kemkes.go.id/
Howard, K. Butcher, M. Bulechek. (2013). Nursing Intervention Classification (NIC). Edisi 6
Mulyaningsih. (2011). Hubungan Berpikir Kritis dengan Perilaku Caring Perawat di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta (Tesis Magister). Universitas Indonesia, Depok, Indonesia.
Nursalam. (2007). Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
REFERENSI
Potter, P .A & Perry, A.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Konsep, Praktis dan Proses .ed ke-8.
Jakarta: EGC.
Potter, P. A., Perry, A. G., Stockert, P. A., Hall, A. M., & Ostendorf, W. R. (2017). Fundamentals of
Nursing (9 ed.). St Louis, Missouri: Elsevier Inc.
Rosdahl, C. B., & Kowalski, M. T. (2012). Textbook of Basic Nursing (10 ed.). Philadelphia: Wolters
Kluwer Health | Lippincott Williams & Wilkins.
Sari, K.J. (2019). Pedoman dalam Melaksanakan Implementasi Keperawatan. Retrieved from
https://osf.io/preprints/inarxiv/nckbj/
Siregar, A.D (2019). Serangkaian Proses Implementasi Keperawatan kepada Pasien Demi Mencapai
Asuhan Keperawatan yang Tepat. Retrieved from https://doi.org/10.31227/osf.io/wa92j
Sumilat, N. P., (2017). “Standar Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Blud Rsud Kota Baubau”.
Skripsi. FKIK, Keperawatan, UIN Alauddin Makassar.
Wicaksono, S., Lina, S., dkk. (2012).Dokumentasi Evaluasi. Ngawi: Akademi Keperawatan Pemkab
Ngawi.
D Tgl Catatan perkembangan paraf
X jam
S : klien masih mengeluh semakin nyeri karena persalinan semakin
dekat, skala 8 hilang timbul
O : pasien tampak menyeringai, pembukaan serviks 7 cm, his muncul
tiap 5 menit selama 30 detik, his kuat, hasil VT bagian terendah janin di
hodge III teraba kepala, efficement 70%-80%
A : nyeri akut masih berlanjut
P : rencana tindakan 1 dihentikan, rencana tindakan no 2-6 dilanjutkan
I : Mengatur posisi ibu miring ke kiri, Mengajarkan teknik relaksasi nafas
dalam kepada ibu saat nyeri his datang dengan cara menghirup nafas
panjang dari hidung-ditahan sampai hitungan ketiga dihembuskan
pelan-pelan dari mulut, Memijat bagian sakral ibu saat nyeri his dating,
Mengobservasi frekuensi dan lama his, keadaan umum pasien
E : ibu kooperatif dan merasa nyaman, ibu kooperatif dan dapat
mendemonstrasikan dengan benar, ibu merasa nyaman, Ku ibu
kesakitan, frekuensi his semakin cepat dan kuat 9 tiap 5 menit lama 30
detik
R : tujuan keperawatan tercapai sebagian

Anda mungkin juga menyukai