NAMA KELOMPOK:
Penyusun
DAFTAR ISI
Sistem respirasi manusia merupakan suatu susunan yang sangat kompleks. Setiap sel dan
jaringan yang menyusunnya memiliki fungsi dan peranannya tersendiriStrukturnya yang
begitu rumit menjadikan sistem ini begitu istimewa untuk menopang kehidupan manusia
Tujuan dari sistem respirasi adalah untuk memperoleh oksigen dari udara ke jaringan
tubuh dan membuang karbondioksida (Guyton dkk2006)Pertukaran gas ini sangat
pentingSeluruh sel tubuh membawa oksigen dari respirasi sel untuk memproduksi ATP
atau energi yang dibutuhkan dan dimanfaatkan manusia untuk melakukan aktivitasnya
sehari-hariMenurut Scanlonet al, dalam bukunya Essential of Anatomy and Physiology
5th edition (2007)sistem respirasi manusia dapat dibagi menjadi 2 (dua)yaitu sistem
respirasi atas dan sistem respirasi bawahBagian-bagian dari dua sistem respirasi manusia
adalah sebagai berikut :
1. Sistem Respirasi Atas, yang terdiri dari bagian luar rongga dada yaitu
hidungrongga hidungfaringlaringdan trakea atas.
2. Sistem Respirasi Bawahyang terdiri dari bagian dalam rongga dada yaitu trakea
bawah dan paru-parutermasuk pembuluh bronchial dan alveoliMembran pleura
dan otot respirasi yang membentuk diafragma dan otot interkosta juga merupakan
bagian dari system respirasi.
1.2 Rumusahan Masalah
1.4 Tujuan
Bagian-bagian sistem pernafasan yaitu Cavum nasi, faring, laring, trakea, karina,
bronchus principalis, bronchus lobaris, bronchus segmentalis, bronchiolus terminalis,
bronchiolus respiratoryus, saccus alveolus, ductus alveolus dan alveoli. Terdapat
Lobus, dextra ada 3 lobus yaitu lobus superior, lobus media dan lobus inferior. Sinistra
ada 2 lobus yaitu lobus superior dan lobus inferior. Pulmo dextra terdapat fissura
horizontal yang membagi lobus superior dan lobus media, sedangkan fissura oblique
membagi lobus media dengan lobus inferior. Pulmo sinistra terdapat fissura oblique
yang membagi lobus superior dan lobus inferior. Pembungkus paru (pleura) terbagi
menjadi 2 yaitu parietalis (luar) dan Visceralis (dalam), diantara 2 lapisan tersebut
terdapat rongga pleura (cavum pleura).
1. Hidung
Tersusun atas tulang dan tulang rawan hialin, kecuali naris anterior yang
dindingnya tersusun atas jaringan ikat fibrosa dan tulang rawan.
Permukaan luarnya dilapisi kulit dengan kelenjar sebasea besar dan
rambut. Terdapat epitel respirasi: epitel berlapis silindris bersilia bersel
goblet dan mengandung sel basal. Didalamnya ada konka nasalis superior,
medius dan inferior. Lamina propria pada mukosa hidung umumnya
mengandung banyak pleksus pembuluh darah.
2. Alat Penghirup
Mengandung epitel olfaktoria: bertingkat silindris tanpa sel goblet,
dengan lamina basal yang tidak jelas. Epitelnya disusun atas 3 jenis sel-sel
penyokong, sel basal dan sel olfaktoris.
3. Sinus paranasal
Merupakan rongga-rongga berisi udara yang terdapat dalam tulang
tengkorak yang berhubungan dengan rongga hidung. Ada 4 sinus:
maksilaris, frontalis, etmoidalis dan sphenoidalis.
4. Faring
Lanjutan posterior dari rongga mulut. Saluran napas dan makanan
menyatu dan menyilang. Pada saat makan makanan dihantarkan ke
oesophagus. Pada saat bernapas udara dihantarkan ke laring. Ada 3 rongga
: nasofaring, orofaring, dan laringofaring. Mukosa pada nasofaring sama
dengan organ respirasi, sedangkan orofaring dan laringofaring sama
dengan saluran cerna. Mukosa faring tidak memilki muskularis mukosa.
Lamina propria tebal, mengandung serat elastin. Lapisan fibroelastis
menyatu dengan jaringan ikat interstisiel. Orofaring dan laringofaring
dilapisi epitel berlapis gepeng, mengandung kelenjar mukosa murni.
5. Laring
Organ berongga dengan panjang 42 mm dan diameter 40 mm. Terletak
antara faring dan trakea. Dinding dibentuk oleh tulang rawan tiroid dan
krikoid. Muskulus ekstrinsik mengikat laring pada tulang hyoid. Muskulus
intrinsik mengikat laring pada tulang tiroid dan krikoid berhubungan
dengan fonasi. Lapisan laring merupakan epitel bertingkat silia. Epiglotis
memiliki epitel selapis gepeng, tidak ada kelenjar. Fungsi laring untuk
membentuk suara, dan menutup trakea pada saat menelan (epiglotis). Ada
2 lipatan mukosa yaitu pita suara palsu (lipat vestibular) dan pita suara
(lipat suara). Celah diantara pita suara disebut rima glotis. Pita suara palsu
terdapat mukosa dan lamina propria. Pita suara terdapat jaringan elastis
padat, otot suara ( otot rangka). Vaskularisasi: A.V Laringeal media dan
Inferior. Inervasi: N Laringealis superior.
6. Trakea
Tersusun atas 16 – 20 cincin tulang rawan. Celah diantaranya dilapisi
oleh jaringan ikat fibro elastik. Struktur trakea terdiri dari: tulang rawan,
mukosa, epitel bersilia, jaringan
7. Bronchus
Cabang utama trakea disebut bronki primer atau bronki utama. Bronki
primer bercabang menjadi bronki lobar bronki segmental bronki
subsegmental. Struktur bronkus primer mirip dengan trakea hanya cincin
berupa lempeng tulang rawan tidak teratur. Makin ke distal makin
berkurang, dan pada bronkus subsegmental hilang sama sekali. Otot polos
tersusun atas anyaman dan spiral. Mukosa tersusun atas lipatan
memanjang. Epitel bronkus : kolumnar bersilia dengan banyak sel goblet
dan kelenjar submukosa. Lamina propria : serat retikular, elastin, limfosit,
sel mast, eosinofil.
8. Bronchiolus
Cabang ke 12 – 15 bronkus. Tidak mengandung lempeng tulang rawan,
tidak mengandung kelenjar submukosa. Otot polos bercampur dengan
jaringan ikat longgar. Epitel kuboid bersilia dan sel bronkiolar tanpa silia
(sel Clara). Lamina propria tidak mengandung sel goblet.
9. Bronchiolus respiratorius
Merupakan peralihan bagian konduksi ke bagian respirasi paru. Lapisan
: epitel kuboid, kuboid rendah, tanpa silia. Mengandung kantong tipis
(alveoli).
10. Duktus respitratorius
Lanjutan dari bronkiolus. Banyak mengandung alveoli. Tempat alveoli
bermuara.
11. Alveolus
Kantong berdinding sangat tipis pada bronkioli terminalis. Tempat
terjadinya pertukaran oksigen dan karbondioksida antara darah dan udara
yang dihirup. Jumlahnya 200 - 500 juta. Bentuknya bulat poligonal, septa
antar alveoli disokong oleh serat kolagen, dan elastis halus. [9] Sel epitel
terdiri sel alveolar gepeng ( sel alveolar tipe I ), sel alveolar besar ( sel
alveolar tipe II). Sel alveolar gepeng ( tipe I) jumlahnya hanya 10% ,
menempati 95 % alveolar paru. Sel alveolar besar (tipe II) jumlahnya 12
%, menempati 5 % alveolar. Sel alveolar gepeng terletak di dekat septa
alveolar, bentuknya lebih tebal, apikal bulat, ditutupi mikrovili pendek,
permukaan licin, memilki badan berlamel. Sel alveolar besar
menghasilkan surfaktan pulmonar. Surfaktan ini fungsinya untuk
mengurangi kolaps alveoli pada akhir ekspirasi. Jaringan diantara 2 lapis
epitel disebut interstisial. Mengandung serat, sel septa (fibroblas), sel
mast, sedikit limfosit. Septa tipis diantara alveoli disebut pori Kohn. Sel
fagosit utama dari alveolar disebut makrofag alveolar. Pada perokok
sitoplasma sel ini terisi badan besar bermembran. Jumlah sel makrofag
melebihi jumlah sel lainnya.
12. Pleura
Membran serosa pembungkus paru. Jaringan tipis ini mengandung serat
elastin, fibroblas, kolagen. Yang melekat pada paru disebut pleura viseral,
yang melekat pada dinding toraks disebut pleura parietal. Ciri khas
mengandung banyak kapiler dan pembuluh limfe. Saraf adalah cabang n.
frenikus dan n. interkost
Kapasitas Paru-Paru
Udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu melakukan pernapasan biasa disebut
udara pernapasan (udara tidal). Volume udara pernapasan pada orang dewasa lebih
kurang 500 ml. Volume udara tidal orang dewasa pada pernapasan biasa kira-kira 500
ml. ketika menarik napas dalam-dalam maka volume udara yang dapat kita tarik
mencapai 1500 ml. Udara ini dinamakan udara komplementer. Ketika kita menarik
napas sekuat-kuatnya, volume udara yang dapat diembuskan juga sekitar 1500 ml.
Udara ini dinamakan udara suplementer. Meskipun telah mengeluarkan napas sekuat-
kuatnya, tetapi masih ada sisa udara dalam paru- paru yang volumenya kira-kira 1500
mL. Udara sisa ini dinamakan udara residu. Jadi, Kapasitas paru-paru total = kapasitas
vital + volume residu =4500 ml/wanita dan 5500 ml/pria.
B. Pernafasan perut
Pada pernafasan ini otot yang berperan aktif adalah otot diafragma dan otot
dinding rongga perut. Bila otot diafragma berkontraksi, posisi diafragma akan
mendatar. Hal itu menyebabkan volume rongga dada bertambah besar sehingga
tekanan udaranya semakin kecil. Penurunan tekanan udara menyebabkan
mengembangnya paru-paru, sehingga udara mengalir masuk ke paru-paru.
Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam
keadaan tertidur sekalipun karma sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf
otonom. Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan
atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam.
Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus
dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang
terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.
Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan
udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar
rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam
rongga dada lebih besar maka udara akan keluar.
Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan
pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua
macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut
terjadi secara bersamaan.
2.5 VOLUME UDARA PERNAFASAN
Dalam keadaan normal, volume udara paru-paru manusia mencapai 4500 cc.
Udara ini dikenal sebagai kapasitas total udara pernapasan manusia.
Walaupun demikian, kapasitas vital udara yang digunakan dalam proses bernapas
mencapai 3500 cc, yang 1000 cc merupakan sisa udara yang tidak dapat digunakan
tetapi senantiasa mengisi bagian paru-paru sebagai residu atau udara sisa. Kapasitas
vital adalah jumlah udara maksimun yang dapat dikeluarkan seseorang setelah
mengisi paru-parunya secara maksimum.
Dalam keadaaan normal, kegiatan inspirasi dan ekpirasi atau menghirup dan
menghembuskan udara dalam bernapas hanya menggunakan sekitar 500 cc volume
udara pernapasan (kapasitas tidal = ± 500 cc). Kapasitas tidal adalah jumlah udara
yang keluar masuk pare-paru pada pernapasan normal. Dalam keadaan luar biasa,
inspirasi maupun ekspirasi dalam menggunakan sekitar 1500 cc udara pernapasan
(expiratory reserve volume = inspiratory reserve volume = 1500 cc).
SISTEM KARDIOVASKULER
3.1 PENGERTIAN
Sistem peredaran darah adalah suatu sistem organ yang berfungsi
memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH
tubuh (bagian dari
homeostasis). Ada tiga jenis sistem peredaran darah: tanpa sistem peredaran darah,
sistem peredaran darah terbuka, dan sistem peredaran darah tertutup
sistem peredaran darah,yang merupakan juga bagian dari kinerja jantung dan
jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler) dibentuk.Sistem ini menjamin
kelangsungan hidup organisme, didukung oleh metabolisme setiap sel dalam tubuh
dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh. Pertama, darah
mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida dalam arah yang
berlawanan (lihat respirasi). Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal
pencernaan seperti lemak, gula dan protein dari saluran pencernaan dalam jaringan
masing-masing untuk mengkonsumsi, sesuai dengan kebutuhan mereka, diproses atau
disimpan.
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali
tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme,
dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang
berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari
bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Darah adalah jaringan terspesialisasi yang mencakup cairan kekuningan atau
plasma darah yang didalam nya terkandung sel-sel darah. Sel-sel darah terdiri dari sel
darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit ) dan keping darah (trombosit).
Leukosit bersifat fagosit (pemakan) benda asing atau kuman yang masuk ke
dalam tubuh, menghancurkan sel abnormal yang muncul di tubuh dan
membersihkan debris sel. Terdapat 5 jenis sel darah putih yaitu : Neutrofil,
memiliki inti, berukuran sekitar 8 mikron, bersifat fagosit dengan cara masuk
kejaringan yang terinfeksi, aktif selama 6-20 jam, berperan khusus untuk
memakan bakteri dan debris. Eosinofil, memiliki inti, bersifat fagosit lemah.
Berbentuk hampir seperti bola Berukuran sekitar 9 mikron, berperan khusus
daam menyerang cacing parasitik dan reaksi alergi. Basofil, Bentuknya bulat
atau oval, meninggalkan sistem sirkulasi dan terakulmulasi dalam cairan
interstitial pada tempat infeksi atau peradangan, melepas toksin yang
membunuh mikroorganismee penyusup dan parasit. Mengeluarkan dua zat
kimia, histamine (respon alergi dan heparin (membantu membersihkan
partikel lemak dari darah). Monosit, berinti satu, berbentuk kepal kuda atau
ginjal dengan ukuran diameter 12-20 mikron, bersifat fagosit, setelah keluar
dari tubuh, kemudian berdiam di jaringan dan membesar untuk menjadi
fagosit jaringan yang dikenal sebagai makrofag. Limfosit, Berbentuk seperti
bola dengan ukuran diameter 6-14 mikron, dibentuk di sumsum tulang (janin
di hati), tidak dapat bergerak, berinti satu, membentuk pertahanan tubuh
terhadap invasi bakteri, virus dan sasaran lain yang telah diatur untuknya,
pertahanannya dalam bentuk antibodi dan respon imun seluler
Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat
peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri. Peredaran darah
manusia merupakan peredaran darah tertutup karena darah yang dialirkan dari dan
keseluruh tubuh melalui pembuluh darah dan darah mengalir melewati jantung
sebanyak dua kali sehingga disebut sebagai peredaran darah ganda, yaitu
a) Peredaran darah besar (sistemik)
Peredaran darah sistemik adalah peredaran darah yang mengalirkan
darah yang kaya oksigen dari ventrikel sinistra lalu diedarkan
keseluruh jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan karbondioksida di
jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya karbondioksida dibawa melalui
vena menuju atrium dextra.
b) Peredaran darah kecil (pulmonal)
Peredaran darah pulmonal adalah peredaran darah yang mengalirkan
darah dari jantung ke paru-paru dan kembali lagi ke jantung. Darah
yang kaya karbondioksida dari ventrikel dextra dialirkan ke paru-paru
melalui arteri pulmonalis, di alveolis darah tersebut bertukar dengan
darah yang kaya oksigen yang selanjutnya akan dialirkan ke atrium
sinistra melalui vena pulmonalis.
• Aorta adalah arteri terbesar dalam badan manusia. Bersumber dari bilik kiri
jantung dan membawa darah beroksigen kepada semua bagian tubuh dalam
peredaran sistemik.
• Arteri pulmonalis adalah salah satu dari dua pembuluh bercabang dari batang
paru yang merupakan bagian integral dari anatomi jantung utuh dan
merupakan pembuluh yang mengangkut darah de-oksigen ke paru-paru yang
berasal dari ventrikel kanan
• Vena pulmonalis adalah vena yang membawa darah kaya oksigen dari paru-
paru ke jantung tepatnya di atrium kiri. Ukurannya lebih kecil dari vena cava
dan terdiri dari vena pulmonalis kanan dan vena pulmonalis kiri. Fungsi vena
pulmonalis adalah untuk membawa darah kaya oksigen kembali ke jantung
untuk kemudian diedarkan ke seluruh tubuh
• Vena Cava adalah vena utama dalam tubuh yang membawa darah yang
banyak mengandung karbondioksida dari kepala dan anggota tubuh bawah ke
serambi kanan. Darah ini mengandung CO2 karena darah yang dikandung
merupakan darah yang telah melewati sistem oksidasi (pembakaran).
• Atrium kanan menerima dari vena darah rendah oksigen dan tinggi karbon
dioksida; darah ini akan dipindahkan ke ruang kanan bawah, atau ventrikel,
dan dipompa ke paru-paru.
• Ventrikel kiri adalah salah satu dari empat bilik jantung. Hal ini terletak di
bagian kiri bawah jantung di bawah atrium kiri, dipisahkan oleh katup mitral.
Paling tebal dari semua bilik, ventrikel kiri memompa darah beroksigen ke
jaringan di seluruh tubuh. Setelah mengalir ke atrium kiri dan melalui katup
mitral, darah memasuki ventrikel kiri sebelum dipompa keluar melalui katup
aorta ke dalam arkus aorta dan selanjutnya ke seluruh tubuh.
• Katup aorta adalah pintu utama jantung antara ventrikel kiri dan aorta. Katup
aorta dapat dipengaruhi oleh berbagai masalah yang membuat katup bocor
(regurgitasi atau tidak cukup) atau sebagian tertutup (pulmonalis).
• Vena cava inferior (pembuluh balik besar bawah) adalah pembuluh darah
yang menerima darah dari badan dan kedua kaki. Darah yang dibawa oleh
pembuluh darah jenis ini mengandung banyak CO2 .
• Atrium kiri berfungsi sebagai wadah untuk darah yang berasal dari paru-paru
dan pompa untuk memberikan darah ke bagian lain dari jantung, menurut
Healthline. Darah yang kaya oksigen dari paru-paru masuk ke atrium kiri
melalui vena paru. Atrium kiri adalah salah satu dari empat ruang jantung, dan
ditemukan di sisi posterior kiri, kata Healthline. Memiliki dinding sedikit lebih
tebal dari atrium kanan
1. Atrium dextra
Terletak dalam bagian superior kanan jantung, menerima darah dari seluruh
jaringan kecuali paru
2. Ventrikel dextra
Terletak dibagian inferior kanan pada apeks jantung, darah meninggalkan
vetrikel dextra melalui trunkus pulmonal dan mengalir melewati jarak pendek
ke paru-paru
3. Atrium sinistra
Terletak dibagian superior kiri jantung berukuran lebih kecil dari atrium dextra
tetapi dindingnya lebih tebal, menampung empat vena pulmonalis yang
mengembalikan darah yang kaya oksigen dari paru-paru.
4. Ventrikel sinistra
Terletak dibagian inferior kiri pada apeks jantung tebalnya tiga kali tebal
dinding ventrikel dextra. Darah meninggalkan vrntrikel sinistra melalui aorta
dan mengalir keseluruh tubuh kecuali paru-paru
5. Katup trikuspidalis
Terletak antara atrium dextra dan ventrikel dextra, memiliki tiga daun katup
(kuspis) jaringan ikat fibrosa irreguler yang dilapisi endocardium
6. Katup mitral
(bikuspidalis) Terletak diantara atrium sinistra dan ventrikel sinistra melekat
pada chordae tendinea dan otot papilaris.
7. Katup aortic
Terletak diantara ventrikel sinistra dan aorta.
8. Vena kava superior dan inferior
Vena ini membawa darah yang tidak mengandung oksigen atau darah yang
kaya karbondioksida dari tubuh kembali ke jantung tepat nya di atrium dextra.
1. Varises Varises
merupakan suatu pelebaran pada pembuluh balik (vena) yang sering
terjadi pada bagian bawah tubuh, seperti pembuluh balik pada kaki (betis)
yang menyebabkan sirkulasi darah menjadi tidak lancar. Akibat pelebaran ini,
maka vena tampak berkelok-kelok dan berwarna biru. Hal ini terjadi karena
katup-katup pada vena menjadi lemah sehingga aliran darah ke jantung
terhambat dan beban vena menjadi berat. Penyebabnya dapat terjadi karena
faktor bawaan sejak lahir atau karena 19 sering berdiri, kehamilan dan tumor.
Vena bagian dalam jarang terkena varises karena terlindungi oleh otot tulang.
Gejalanya pegal-pegal, panas dan lelah pada tungkai. Bila varises terjadi di
daerah anus, maka disebut ambeien atau wasir atau haemorhoid. Penyebabnya
adalah aliran darah yang tidak lancar. Ini sering dialami oleh seseorang yang
banyak melakukan kegiatan dengan berdiri dan sering pula dialami wanita
yang sedang hamil atau sering mengalami sembelit, sukar buang air besar
sehingga mengedan terlalu keras.
2. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi jika tekanan darah
sistole dan diastole di atas normal, yaitu sistole lebih besar dari 140 mm Hg
atau tekanan diastole lebih besar dari 99 mmHg. Tekanan darah yang ideal
adalah tekanan sistole 120 mmHg, dan tekanan diastole 80 mmHg.
Penyebabnya antara lain adalah penyakit ginjal, banyak merokok, kegemukan,
gangguan dalam transpor garam-garam dan hormon. Tetapi dapat pula karena
faktor keturunan. Hipertensi dapat menyebabkan jantung harus bekerja keras
sehingga otot-ototnya menebal, beban terhadap arteri semakin besar sehingga
mudah pecah. Bila arteri yang menuju otak pecah dapat menimbulkan stroke.
Hipertensi ditandai dengan badan lemah, pusing, napas pendek, dan palpitasi
jantung
3. Hipotensi
Hipotensi atau tekanan darah rendah merupakan suatu keadaan yang
ditandai dengan tekanan sistole dan diastolnya di bawah ukuran normal.
Tekanan darah rendah ditandai dengan gejala mudah pusing ketika bangun
tidur, badan cepat lelah atau lesu, tangan dan kaki terasa dingin, mata
berkunang-kunang terutama setelah jongkok lalu berdiri, atau pingsan.
Hipotensi dapat disebabkan oleh pendarahan, diare yang disertai muntah,
kekurangan mineral dalam makanan (diet terlalu ketat), atau mengkonsumsi
obat penurun tekanan darah secara berlebihan.
4. Gangguan Jantung
Gangguan jantung dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain
karena adanya gangguan pada peredaran darah koroner (peredaran darah pada
otot jantung), akibatnya aliran darah ke jantung berkurang. Gejalanya adalah
rasa nyeri di daerah dada lalu menjalar ke lengan sebelah kiri. Rasa nyeri
berkurang bila diistirahatkan. Penyebab lainnya dalah pengendapan kolesterol
dalam pembuluh darah, yang dapat membentuk bongkahan kolesterol yang
menghalangi aliran darah.
5. Gagal jantung
Gagal jantung adalah kondisi menurunnya kekuatan kontraksi
jantung sehingga terjadi gangguan pada volume peredaran darah ke seluruh
tubuh. Gejalanya berupa cepat lelah, sesak nafas, bengkak pada kaki (oedema)
dan pembengkakan pada paru-Paru dan jantung akibat tertimbunnya darah
pada organ-organ tubuh tersebut.
6. Anemia
Anemia merupakan suatu keadaan dari penderita yang kekurangan
eritrosit terutama unsur hemoglobin di dalam tubuh. Oleh karena itu, ada yang
menyebutnya penyakit kurang darah. Jumlah eritrosit normal adalah 5,3
juta/mm3 darah. Kekurangan hemoglobin ini menyebabkan pemenuhan
kebutuhan oksigen (O2) menuju jaringan menurun, sehingga mengganggu
fungsi kerja sel. Gejala anemia antara lain ditandai dengan muka penderita
pucat, cepat lelah, sakit kepala, timbulnya bintik-bintik hitam pada mata,
jantung berdebar, dan denyut nadi meningkat. Anemia dapat terjadi juga
apabila kita terluka dan kehilangan banyak darah. Sehingga cara yang bisa
dilakukan adalah transfusi darah. Kurangnya zat seperti zat besi (Fe) dan
vitamin B12 juga bisa menyebabkan anemia. Selain itu, ada pula anemia yang
terjadi secara genetis. Misalnya thalasemia dan anemia bulan sabit (siclema).
7. Thalasemia
Thalasemia merupakan suatu kelainan pada eritrosit, sehingga
selnya mudah rapuh dan cepat rusak. Ini terjadi karena sel-selnya tidak mampu
mensintesis rantai polipeptida alfa (α) dan rantai polipeptida beta (β) dengan
cukup, sehingga hemoglobin tidak terbentuk. Thalasemia merupakan penyakit
menurun, penderita thalasemia umumnya memiliki jumlah hemoglobin yang
kurang bahkan hampir tidak ada sama sekali. Oleh karenanya, penderita
thalasemia melakukan transfusi darah secara rutin. Gejala penyakitnya
bervariasi, dapat berupa anemia, pembesaran limpa dan hati atau pembentukan
tulang muka yang abnormal. Limpa berfungsi membersihkan sel darah yang
rusak. Pembesaran limpa penderita thalasemia terjadi karena sel darah merah
yang rusak sangat berlebihan sehingga kerja limpa sangat berat. Selain itu,
tugas limpa juga lebih diperberat untuk memproduksi sel merah lebih banyak.
Sedangkan tulang muka merupakan tulang pipih. Tulang pipih berfungsi
memproduksi sel darah, akibat thalasemia tulang pipih akan berusaha
memproduksi sel darah merah sebanyak-banyaknya hingga terjadi pembesaran
tulang pipih. Pada muka hal ini dapat dilihat dengan jelas karena adanya
penonjolan dahi, menjauhnya jarak antara kedua mata dan menonjolnya tulang
pipi. Sementara itu, anemia bulan sabit (cicle cell anemia) merupakan anemia
yang sel-selnya mengandung tipe hemoglobin abnormal, yang disebut
hemoglobin S. Apabila hemoglobin S ini berikatan dengan oksigen (O2) yang
berkonsentrasi rendah, Hb S membentuk gel, sehingga menyebabkan
perubahan bentuk (sickling) eritrosit. Sel ini kurang fleksibel dan cenderung
mengalami fragmentasi, dan terdapat peningkatan laju pemecahan eritrosit
oleh makrofag. Hemoglobin yang membentuk gel tersebut juga akan merusak
membran sel sehingga sel tersebut menjadi lebih rapuh. Varian Hb S
diwariskan dengan cara Mendelian. Keturunan heterozigot dengan Hb S
kurang dari 40% biasanya tidak memberikan gejala (sickle cell trait).
Keturunan homozigot dengan lebih dari 70% Hb S mengalami anemia sel
sabit penuh.
8. Leukemia
Leukemia adalah pertumbuhan leukosit yang abnormal pada
jaringan yang memproduksi sel darah putih. Penyebabnya antara lain terpapar
sinar radioaktif, virus, zat kimia beracun dan kerentanan bawaan pada
keluarga tertentu. Gejalanya dapat berupa anemia, berkurangnya trombosit
sehingga penderita menjadi pucat, lesu, kulit mudah memar bila terbentur,
pendarahan hidung, berat badan turun, sering demam dan berkeringat di
malam hari. Leukemia atau kanker darah merupakan suatu keadaan berupa
kelebihan produksi leukosit. Leukimia disebabkan oleh keadaan sumsum
tulang atau jaringan limfa yang abnormal, sehingga produksi leukosit berlipat
ganda. Di dalam dunia medis, gangguan leukemia ini sukar diobati. Namun,
cara yang seringkali dilakukan adalah dengan sinar X, kemoterapi atau
terkadang diperlukan transplantasi (pencangkokan) sel-sel mieoloid.
Kebalikan leukimia adalah agranulositosis, yakni kekurangan leukosit. Akibat
yang ditimbulkan adalah daya tahan tubuh terhadap penyakit menurun.
9. Polisetemia
Polisetemia merupakan suatu keadaan kelebihan produksi eritrosit
dalam tubuh seseorang. Darah penderita menjadi kental, sehingga
memperlambat aliran darah di dalam pembuluh atau dapat juga membentuk
gumpalan di dalam darah. Gumpalan darah dapat menyebabkan
ganggren/kematian jaringan jika terjadi pada jantung, sehingga dapat
menyebabkan kematian bagi penderita. Gejala yang ditimbulkannya dapat
berupa sakit kepala dan pusing-pusing.
10. Hemofilia
Hemofilia merupakan penyakit keturunan dengan gejala pendarahan
yang sukar dihentikan. Sebanyak 85% dari penyakit ini disebabkan oleh
defisiensi faktor VIII. Jenis hemofilia ini disebut hemofilia A atau hemofilia
klasik. Sebanyak 15% pasien sisanya kecenderungan perdarahan disebabkan
oleh defisiensi faktor IX. Kedua faktor tersebut diturunkan secara resesif
melalui kromosom wanita. Dinamakan filia karena paling sedikit satu dari
kedua kromosom X-nya mempunyai gen-gen yang sempurna. Namun
demikian bila salah satu kromosom X-nya mengalami defisiensi, maka akan
menurunkan penyakit tersebut kepada separuh anak laki-laki.
11. Trombositopenia
Kelainan ini ditandai dengan sedikitnya jumlah trombosit di dalam
sistem peredaran darah. Penderita trombositopenia cenderung mengalami
pendarahan seperti halnya pada hemofilia. Bedanya ialah pendarahan
trombositopenia berasal dari kapilerkapiler kecil, dan bukan dari pembuluh
besar seperti yang terjadi pada hemofilia. Sebagai akibat kelainan ini, timbul
bintik-bintik pendarahan di seluruh jaringan tubuh. Kulit penderita
menampakkan bercak-bercak kecil berwarna ungu, sehingga penyakit itu
disebut trombositopenia purpura. Sedangkan kelainan yang ditandai dengan
banyaknya jumlah trombosit disebut trombositosis
12. Hipertrofi Kardiomiopati
Hipertrofi Kardiomiopati (Hypertrophic Cardiomyopathy)
merupakan sekumpulan penyakit jantung yang ditandai dengan adanya
penebalan pada dinding ventrikel. Hipertrofi merupakan suatu keadaan
menebalnya otot-otot jantung sebagai akibat katup-katup jantung tidak
berfungsi sehingga jantung bekerja ekstra. Akibatnya, saat tertentu, jantung
tidak dapat lagi memberi cukup oksigen (O2) terhadap jaringan
13. Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang disebabkan
oleh gangguan aliran darah pada pembuluh darah koroner. Pembuluh darah
koroner adalah pembuluh darah arteri dan vena, yang mengalirkan darah dari
dan ke jantung. Pemicunya adalah arteriosklerosis, yaitu pengerasan pembuluh
nadi (arteri) akibat endapan lemak. Sementara, arterosklerosis adalah
pengerasan pembuluh nadi (arteri) akibat endapan zat kapur.
14. Embolisme Koroner
Embolisme koroner merupakan suatu gangguan pada arteri koroner
yang mengakibatkan pembuluh terisi oleh bekuan darah secara mendadak.
Bekuan darah ini berasal dari bagian tubuh lain yang terbawa oleh aliran darah
menuju arteri coroner
15. Penyakit Kaki Gajah (Elephantiasis)
Penyakit kaki gajah disebabkan karena larva cacing filaria. Larva
cacing filaria ini masuk ke dalam darah melalui gigitan nyamuk Culex sp.
Larva ini kemudian terbawa dalam peredaran darah. Di dalam pembuluh getah
bening (limfa) larva akan menetas menjadi cacing. Cacing-cacing tersebut
akan menyumbat saluran limfa dan menyebabkan pecahnya saluran limfa.
Cairan limfa yang keluar dari saluran inilah yang akan mengisi jaringan di
bagian kaki sehingga kaki menjadi bengkak.
Setelah Anda mengetahui tentang beberapa gangguan yang terjadi pada alat
peredaran darah, maka Anda harus berusaha mengantisipasi agar tidak mengalami
gangguan-gangguan seperti itu. Beberapa tindakan yang dapat kita lakukan untuk
mencegah gangguan itu adalah sebagai berikut.
1) Bila suatu saat kita mendapat luka terbuka, usahakan darah tidak terus
mengalir. Jika terjadi kekurangan darah yang berat, harus segera
diberikan penambahan darah melalui transfusi darah.
2) Membiasakan olahraga secara teratur. Olahraga secara teratur bisa
melancarkan peredaran darah. Cara ini berguna untuk mencegah
beberapa penyakit, seperti varises, hipotensi, dan hipertensi.
3) Sering mengkonsumsi makanan yang berserat seperti buah-
buahan,sayur-sayuran serta biji-bijian untuk melancarkan buang air
besar. Sulit buang air besar merupakan salah satu faktor pencetus
wasir.
4) Hindari kebiasaan menahan buang air besar, karena dapat
menyebabkan tinja menjadi keras. Tinja yang keras dapat memecahkan
pembuluh vena, sehingga mengakibatkan wasir.
5) Kurangi mengonsumsi makanan yang berlemak untuk mencegah
penyakit jantung koroner, berpola pikir positif, menghindari tekanan
batin dan stres, karena ini akan memicu serangan jantung.
6) Mengimbangi kesehatan jasmani dengan kesehatan rohani, misalnya
dengan beribadah sesuai ajaran agama yang dianut dan menerapkan
ajaran agama dengan baik serta terbiasa berpola pikir positi
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
ecara anatomis sistem respirasi dibagi menjadi bagian atas yang terdiri dan hidung, rangga
hidung anus parmaadis dan faring yang berfungs menyaring menghangatkan dan
melembabkan udara yang masuk ke saluran pernapasan dan bagan bawah terdiri dan laning,
trakea, bronk, bronkioli dan
Sirkulan paru disupla oleh selulan brenkal yang berasal dari jantung kiri yang menyediakan
kebutuhan metabolik bags cabang trakeobronkial sampa ke bronkiolus pulmonaris Pusat
respiran merupakan kelompok neuron luas yang terletak di substasia retikuler medula
oblongata dan pans terdin dan pusat apnestik, wea pneumotakas, aren ekspiratori dan area
inspirator
Pada manuna respiras dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu respiran eksternal yang
merupakan pertukaran antara O, dan CO, antara darah dan udara dan respirasi internal yang
merupakan pertukaran dan CO dan alan darah ke sel-sel tubuh.
Saran
Makalah yang kami buat ini belum bisa disebut sempurna karena masih terdapat kesalahan
karena kami hanya manusia biasa dan kesempumaan hanyalah milik Tuhan semesta Dan
kami sangat menghargai kritik dan saran dari semua pihak dan pembaca demi perbaikan
makalah ini kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA