Anda di halaman 1dari 19

i

Daftar Isi

Kata pengantar .................................................................................................................. ii

Daftar isi............................................................................................................................ iii

Bab I pendahuluan ............................................................................................................ 1

A. Latar belakang................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ............................................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................................... 2

Bab II Pembahasan ........................................................................................................... 3

A. Definisi Pewarnaan Histopatologi.................................................................... 4


B. Jenis- jenis pewarnaan histopatologi................................................................ 4
C. Prosedur dan cara kerja dalam melakukan pewarnaan histopatologi .............. 6
D. Kekurangan dan kelebihan dalam melakukan pewarnaan histopatologi ....... 10

Bab III Penutup .............................................................................................................. 12

A. Kesimpulan .................................................................................................... 12
B. Saran .............................................................................................................. 12

Daftar pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Histologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari struktur dan sifat jaringan dan
organ tubuh untuk menjelaskan fungsinya dalam keadaan normal, termasuk perubahannya
sepanjang usia dan dalam keadaan sakit (Wonodirekso, 2003).
Salah satu metode membuat sajian histologi yaitu metode histoteknik. Teknik ini merupakan
salah satu teknik laboratorium yang dipergunakan dalam kegiatan eksperimental. Hasil
pemeriksaan dari teknik ini adalah berupa spesimen mikroskopik setelah dilakukan pewarnaan
sesuai dengan yang dibutuhkan, salah satunya adalah dengan pewarnaan Hematoxylin-Eosin
(HE) (Alwi, 2016).
Tahapan histoteknik salah satunya adalah fiksasi. Fiksasi (pengawetan) adalah stabilisasi unsur
penting pada jaringan sehingga unsur tersebut tidak terlarut, berpindah, atau terdistorsi selama
prosedur selanjutnya. Fiksasi yang benar merupakan dasar dari semua pembuatan preparat yang
baik. Fungsi fiksasi adalah menghambat proses pembusukan dan autolisis, pengawetan,
pengerasan jaringan, pemadatan koloid, diferensiasi optik, dan berpengaruh terhadap
pewarnaan (Bancroft, 2008). Sehingga proses fiksasi sangat penting dalam pemeriksaan
histologi jaringan manusia maupun hewan. Pada jaringan hewan apabila dibiarkan lama setelah
penyembelihan akan menyebabkan autolisis. Selain menyebabkan kualitas daging menurun,
autolisis juga menyebabkan gangguan dalam mendiagnosis jaringan secara histopatologi,
karena autolisis memiliki ciri- ciri yang menyerupai nekrosis seperti sel yang mengalami
piknosis yang ditandai dengan hiperkromatik dengan inti sel yang mengecil (Kroemer, 2005).
Sistem pernafasan atau yang sering disebut system respirasi merupakan sistem
organ yang digunakan untuk proses pertukaran gas, dimana sistem pernafasan ini
merupakan salah satu sistem yang berperan sangat penting dalam tubuh untuk
menunjang kelangsungan hidup. Sistem pernafasan dibentuk oleh beberapa
struktur, seluruh struktur tersebut terlibat didalam proses respirasi eksternal yaitu
pertukaran oksigen antara atmosfer dan darah serta pertukaran karbon dioksida
antara darah dan atmosfer, selain itu terdapat juga respirasi internal yaitu proses
pertukaran gas antara darah sirkulasi dan sel jaringan dimana system respirasi
internal ini terjadi pada seluruh system tubuh. (Djojodibroto, 2012).

1
Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan histologi organ dan sistem respirasi ?


2. Apa saja organ sistem respirasi ?
3. Apa saja mekanisme pernafasan manusia ?

B. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan histologi organ dan sistem respirasi.
2. Mengetahui organ sistem respirasi.
3. Mengetahui bagaimana mekanisme pernafasan manusia.

BAB II

PEMBAHASAN

2
A. PENGERTIAN SISTEM RESPIRASI
Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan
oksigen, pengeluaran karbon dioksidsa hingga penggunaan energi di dalam
tubuh. Manusia dalam
bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbon dioksida
ke
lingkungan.
[3]
Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :  Respirasi Luar merupakan
pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara.  Respirasi Dalam
merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel
tubuh. Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara
dilakukan dengan
dua cara pernapasan, yaitu :
1. Respirasi / Pernapasan Dada  Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau
mengerut  Tulang rusuk terangkat ke atas  Rongga dada membesar yang
mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga
udara masuk ke dalam badan.
2. Respirasi / Pernapasan Perut  Otot difragma pada perut mengalami
kontraksi  Diafragma datar  Volume rongga dada menjadi besar yang
mengakibatkan tekanan udara pada dada
mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru. Normalnya manusia butuh kurang
lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan tubuh
bekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat
kali dan bisa sampai 10 hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus selaput
alveolus, hemoglobin akan
mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar kecil tekanan
udara. Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapat 100 mmHg
dengan 19 cc
oksigen. Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya hanya 40 milimeter
air raksa
dengan 12 cc oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih
sebanyak 200
3
cc di mana setiap liter darah mampu melarutkan 4,3 cc karbondioksida / CO2.
CO2 yang
dihasilkan akan keluar dari jaringan menuju paruparu dengan bantuan darah.
Proses Kimiawi Respirasi Pada Tubuh Manusia :  Pembuangan CO2 dari paru-
paru : H + HCO3 ---> H2CO3 ---> H2 + CO2
 Pengikatan oksigen oleh hemoglobin : Hb + O2 ---> HbO2
 Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel : HbO2 ---> Hb + O2
 Pengangkutan karbondioksida di dalam tubuh : CO2 + H2O ---> H2 + CO2
Alat-alat pernapasan berfungsi memasukkan udara yang mengandung oksigen
dan
mengeluarkan udara yang mengandung karbon dioksida dan uap air. Tujuan
proses pernapasan yaitu untuk memperoleh energi. Pada peristiwa bernapas
terjadi
pelepasan energy. Sistem Pernapasan pada Manusia terdiri atas:
1. Rongga Hidung
2. Faring
3. Laring
4. Trakea
5. Bronkus
6. Bronkiolus
7. Paru-paru

4
B. SISTEM RESPIRASI PADA MANUSIA

1. Rongga Hidung

Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga hidung

berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan

kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda


asing

yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan
tebal

5
yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat
konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan
udara yang

masuk. Di sebelah belakang rongga hidung terhubung dengan nasofaring melalui dua

lubang yang disebut choanae.

Pada permukaan rongga hidung terdapat rambut-rambut halus dan selaput lendir
yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ke dalam rongga hidung.

2. Faring (Tenggorokan)

Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2 saluran,
yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran pencernaan

(orofarings) pada bagian belakang. Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat
laring (tekak) tempat terletaknya pita

suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara

bergetar dan terdengar sebagai suara. Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan
6
makanan masuk ke saluran pernapasan

karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian,
saraf

kita akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi

bersamaan sehingga mengakibatkan gangguan kesehatan. Fungsi utama faring adalah


menyediakan saluran bagi udara yang keluar masuk dan juga

sebagi jalan makanan dan minuman yang ditelan, faring juga menyediakan ruang
dengan (resonansi) untuk suara percakapan.

3. Laring ( Pangkal Tenggorokan)

Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh tulang rawan. Laring berada

diantara orofaring dan trakea, didepan lariofaring. Salah satu tulang rawan pada laring

disebut epiglotis. Epiglotis terletak di ujung bagian pangkal laring. Laring diselaputi
oleh membrane mukosa yang terdiri dari epitel berlapis pipih yang

cukup tebal sehingga kuat untuk menahan getaran-getaran suara pada laring. Fungsi

utama laring adalah menghasilkan suara dan juga sebagai tempat keluar masuknya
udara. Pangkal tenggorok disusun oleh beberapa tulang rawan yang membentuk
7
jakun. Pangkal

tenggorok dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorok (epiglotis). Pada waktu menelan

makanan, katup tersebut menutup pangkal tenggorok dan pada waktu bernapas katu

membuka. Pada pangkal tenggorok terdapat selaput suara yang akan bergetar bila ada

udara dari paru-paru, misalnya pada waktu kita bicara.

4. Trakea ( Batang Tenggorokan)

Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan

sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh

cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi

menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan. Batang tenggorok


(trakea) terletak di sebelah depan kerongkongan. Di dalam rongga dada, batang
tenggorok bercabang menjadi dua cabang tenggorok (bronkus). Di dalam paru-
paru, cabang tenggorok bercabang-cabang lagi menjadi saluran yang sangat kecil
disebut

bronkiolus. Ujung bronkiolus berupa gelembung kecil yang disebut gelembung paru-
paru

5. Bronkus (Cabang Batang Tenggorokan)

Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus

kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus

bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang
rawannya

melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi


bronkiolus. Batang tenggorokan bercabang menjadi dua bronkus, yaitu bronkus
sebelah kiri dan
8
sebelah kanan. Kedua bronkus menuju paru-paru, bronkus bercabang lagi menjadi

bronkiolus. Bronkus sebelah kanan(bronkus primer) bercabang menjadi tiga bronkus


lobaris (bronkus sekunder), sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang menjadi dua

bronkiolus. Cabang-cabang yang paling kecil masuk ke dalam gelembung paru-paru


atau

alveolus. Dinding alveolus mengandung kapiler darah, melalui kapiler-kapiler darah

dalam alveolus inilah oksigen dan udara berdifusi ke dalam darah. Fungsi utama
bronkus

adalah menyediakan jalan bagi udara yang masuk dan keluar paru-paru.

6. Bronkiolus

Merupakan cabang dari bronkus yang adalah cabang batang tenggorokan yang
terletak setelah tenggorokan sebelum paru-paru. Yang berfungsi untuk
menyalurkan udara dari bronkus ke aveoli. Aveoli adalah kantung udara tempat
terjadinya pertukaran oksigen dengan karbondioksida.

7. Paru-Paru

Adalah salah satu organ vital pada manusia tepatnya organ pernafasan yang
terletak didalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot
dan rusuk dan dibagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-
paru ada 2 bagian, paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan
paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Fungsi utama dari organ
ini menukar oksigen dari udara dengan karbondioksida dari darah.

9
warna.)
 Cuci kembali dengan air mengalir. Rendam di dalam air sebentar sampai warna
menjadi biru. Masukkan ke dalam cat eosin selam 3-5 menit. Cuci dengan air
mengalir.
 Masukkan ke dalam larutan alkohol 1.
 Masukkan ke dalam larutan alkohol 2. Cuci dengan air mengalir.
 Tekan preparat dengan kertas, lap dengan kapas. Masukkan ke dUdara dari
rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu
saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran pencernaan
 (orofarings) pada bagian belakang. Pada bagian belakang faring (posterior)
terdapat laring (tekak) tempat terletaknya pita
 suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara
 bergetar dan terdengar sebagai suara. Makan sambil berbicara dapat
mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan
 karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun
demikian, saraf
 kita akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi
 bersamaan sehingga mengakibatkan gangguan kesehatan. Fungsi utama faring
adalah menyediakan saluran bagi udara yang keluar masuk dan juga
 sebagi jalan makanan dan minuman yang ditelan, faring juga menyediakan
ruangalam xylol. Tekan kembali preparat dengan kertas, lap dengan kapas.
 Lakukan Mounting, dan beri nomor laboratorium.
(Mounting adalah proses mengkaitkan sebuah sistem berkas yang baru ditemukan
pada sebuah piranti ke struktur direktori utama yang sedang dipakai.)

2. Pewarnaan Hiatopatologi trichome masson's Metode:


Reagen yang harus disiapkan :
Solusi Bouin (Meningkatkan kualitas Masson Trichrome Stain)
 Asam pikrat jenuh 75 ml
 40% Formaldehida 25 ml
 Asam asetat glasial 5 ml
Larutan Hematoksilin Besi Weigert
10
 Solusi Stok A
 Hematoksilin 1g
 Alkohol 95% 100ml
 Larutan stokB
 29% Ferri klorida dalam air 4ml
 Air suling 95ml
 Asam klorida pekat 1ml
 Larutan stok A dan B dalam jumlah yang sama dicampur untuk
digunakan. Campuran tersebut hanya stabil tidak lebih dari 3 bulan.
Solusi Fuschin Asam Scarlet Biebrich
 1% Biebrich Scarlet berair 90ml
 1% asam fuschin berair 10 ml
 Asam asetat glasial 1 ml
Larutan Asam Fosfomolibdat-Fosfotungstat
 5% asam fosfolimdat 25ml
 5% asam fosfotungstat 25ml
Solusi Anilin Biru
 Anilin biru 2.5g
 Asam asetat glasial 2ml
 Air suling 100ml

Larutan Asam Asetat 1%.


 Asam asetat glasial 1ml
 Air suling 99ml
Prosedur kerja :
 Deparafinisasi dan rehidrasi menggunakan alkohol 100%, alkohol 95%, dan
alkohol 70% secara berurutan.
 Cuci dengan air suling.
 Untuk tisu yang difiksasi dengan Formalin, difiksasi kembali dalam Larutan
Bouin selama 1 jam pada suhu 56C. Hal ini meningkatkan kualitas noda.
 Bilas dengan air keran mengalir selama 5-10 menit untuk menghilangkan warna
kuning.
 Pewarnaan dengan larutan besi hematoksilin Weigert selama 10 menit.
11
 Bilas noda dengan air keran mengalir selama 10 menit.
 Cuci dengan air suling.
 Noda dengan larutan Beibrich-Scarlet Acid Fuschin selama 10-15 menit.
 Cuci dengan air suling.
 Diferensiasi dalam larutan asam fosfomolibdat-fosfotungstat selama 10-15 menit
atau sampai kolagen kehilangan warna merahnya.
 Pindahkan bagian yang bernoda ke dalam larutan anilin biru dan noda selama 5-
10 menit.
 Bilas sebentar bagian yang bernoda dengan air suling dan bedakan dengan
larutan asam asetat 1% selama 2-5 menit.
 Cuci dengan air suling.
 Dehidrasi dengan cepat melalui 95% etil alkohol.
 Jelas dalam xilena.
 Pasang dengan media pemasangan.

3. Pewarnaan PAS (Periodic Acid Schiff’s)


Salah satu metode sederhana untuk menguji kualitas reagen Schiffs adalah dengan
menambahkan 10 ml formalin 37% ke dalam reagen. Pereaksi Schiffs yang baik akan
segera berubah warna menjadi merah-ungu, sedangkan pereaksi yang berkualitas buruk
akan mengalami reaksi yang tertunda, menghasilkan pewarnaan biru-ungu tua.
 Persiapkan Reagen yang akan digunakan

12
 Larutan Asam Periodik (0.5%) : Asam periodik - 0.5g dan air suling - 100ml
 10 ml formalin 37%.
 Tambahkan pereaksi Schiff yang akan diuji.
 Pereaksi Schiffs yang baik berubah menjadi merah-ungu, tetapi pereaksi Schiffs
yang buruk memiliki reaksi tertunda yang menghasilkan rona biru-ungu tua.
Prosedur kerja standar :
 Perbaiki apusan darah kering udara dalam Larutan Fiksatif Formalin-Etanol selama
satu menit pada suhu kamar.
 Bilas slide 1 menit dengan air keran yang terus mengalir.
Benamkan slide selama lima menit dalam Larutan Asam Periodik pada suhu kamar.
 Bilas slide dalam banyak perubahan air suling.
Benamkan slide selama 15 menit pada suhu kamar dalam Schiff's Reagent.
CATATAN: Segera setelah digunakan, tutupi Reagen Schiff dan dinginkan pada
suhu 2–8 derajat Celcius.
Cuci slide selama lima menit di bawah air mengalir.

 Counterstain slide selama 90 detik dengan Hematoxylin Solution, Gill No.3.


 Bilas slide dalam air keran yang mengalir selama 15 hingga 30 detik, biarkan
mengering, lalu periksa secara mikroskopis dengan lensa imersi minyak 900x.
Untuk memasang slide, media pemasangan berbasis toluena atau xilena dapat
digunakan.

13
C. Kekurangan dan Kelebihan Pewarnaan Histopatologi
1. Pewarnaan HE (Hematoxylin-Eosin)
Kelebihan :
 H&E menghasilkan morfologi yang sangat baik, memberikan kontras yang
sangat baik antara komponen seluler.
 H&E memberikan visualisasi yang lebih baik dari nekrosis sel individual,
keratinisasi, dan mutiara keratin, yang merupakan temuan histologis yang
sering ditemukan pada karsinoma sel skuamosa yang berdiferensiasi baik.
 H&E menawarkan stabilitas jaringan bernoda yang bertahan bertahun-tahun
tanpa memudar. Pewarnaan H&E juga kompatibel bila dikombinasikan dengan
berbagai oksidan, mordan, dan zat pembeda.
 H&E dapat diandalkan dan mudah dilakukan.

Kekurangan :
 Lamanya prosedur pewarnaan. Diperlukan waktu 3 hingga 5 menit untuk
menyiapkan satu slide, bergantung pada protokol latihan. Karena banyaknya
noda yang digunakan,
 Melakukan H&E selama bagian yang dibekukan terkadang menjadi tantangan
terutama ketika beberapa bagian atau bagian diproses sekaligus.
 H&E juga tidak menodai bahan elastis, serat retikuler, membran basal, dan lipid
dengan buruk. Ini hanya memberikan wawasan terbatas mengenai sifat
biokimia spesifik jaringan, khususnya hanya komponen asam dan basa.

2. Pewarnaan Thrichrom Masson’s


Kelebihan :
 Ini dapat digunakan untuk mengukur dan membedakan deposisi kolagen
dibandingkan dengan metode Pewarnaan Hematoxylin-Eosin Y.
 Ini menghasilkan gambaran serat kolagen yang jelas dibandingkan dengan noda
lainnya.
 Ini lebih akurat daripada kebanyakan teknik pewarnaan.
Kekurangan :
 Reagen yang dibutuhkan sangat banyak.
 Larutan stok harus digunakan dalam waktu 24 jam setelah persiapan.

14
 Pewarnaan harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan mengenakan pakaian
pelindung untuk menghindari paparan terhadap sifat korosif dari reagen yang
digunakan.

3. Pewarnaan PAS (Periodic Acid Schiff’s)


Kelebihan :
 PAS memfasilitasi demonstrasi glikogen, selulosa, dan pati. Ketika dicurigai
adanya gangguan penyimpanan glikogen, ini berguna untuk mendeteksi
simpanan glikogen di hati.
 Melalui pewarnaan PAS, membran dasar dari banyak jaringan juga dapat diamati.
Saat menilai penyakit ginjal, PAS biasanya digunakan untuk mengukur ketebalan
membran basal glomerulus.
Kekurangan :
 Pewarnaan PAS memerlukan penggunaan bahan kimia berbahaya, seperti asam
periodik, yang dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata, dan harus ditangani
dengan sarung tangan dan pelindung mata.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Histopatologi adalah studi mikroskopis dari sel dan jaringan
melalui pewarnaan dan melihatnya dibawah mikroskop.Pewarnaan jaringan sangat
diperlukan untuk mewarnai komponen-komponen jaringan yang transparan setelah
melalui proses pematangan jaringan. Pewarnaan dapat memperlihatkan struktur dan
morfologi jaringan, keberadaan dan prevalensi sel-sel jaringan tertentu. Pada
dasarnya pewarnaan jaringan ada 2 macam, yaitu pewarnaan rutin Haematoksilin-
Eosin (HE) dan pewarnaan khusus (PAS, Mallory, Masson’s trichrome, dan lain
lain).

B. Saran
Saat memasuki laboratorium kimia sebaiknya menggunakan alat-alat pelindung
diri agar terhindar dari bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan didalam
laboratorium. Dalam melakukan praktikum sebaiknya praktikan didampingi
dengan dosen pembimbing. Apabila terjadi kecelakaan kerja sebaiknya langsung
melakukan pertolongan pertama pada korban. Kami sangat senang jika ada kritik
dan saran yang dapat membangun ditujukan pada makalah ini,

16
DAFTAR PUSTAKA

Anonimus (2013). Massons Trichome Stain. Wikipedia Foundation Inc


Jones, M.L ( 2010 ). Special Stain and H&E chapter 10 Mastering The Trichome Stain.
DAKO North Amerika. Carpinteria.California.
S Kim S, D.Bancroft J. Bancroft’s theory and practice of histological techniques. 8rd ed.
Nottingham: Elsevier; 2019. 176–185 p.
Carlson FL, Hladik C. Histotechnology a self instructional text. 3rd ed. Texas: American
Society for clinical pathology; 2009. 136–141 p.
Peffault de Latour R, Legrand O, Moreau D, Perrot JY, Blanc CM, Chaoui D, Casadevall
N, Marie JP. Perbandingan flow cytometry dan enzim sitokimia untuk mendeteksi
myeloperoxydase pada leukemia myeloid akut: kepentingan ambang positif baru. Br J
Hematol. 2003 Juli;122(2):211-6.
Natasha R, Justin A B. Quick reference handbook for surgical pathologists. New York:
Springer; 2011. 69–72 p.
Chamberlain BK, McClain CM, Gonzalez RS, Coffin CM, Cates JMM. Alveolar soft part
sarcoma and granular cell tumor: An immunohistochemical comparison study. Hum
Pathol.2014;45(5):1039– 44.

17

Anda mungkin juga menyukai