Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

“MENYUSUN RINGKASAN MATERI PEMBELAJARAN”

Oleh:

Nama: Kadek Anggy Melda Putri

Nim: 233213608

Kelas: A-17C

No: 26

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI

TAHUN AJARAN 2023/2024


RINGKASAN MATERI PEMBELAJARAN
TEMU 1

“Laras Ilmiah dan Ragam Bahasa”

 Pesiapan Penyajian Lisan


 Daftar Rujukan
A. Daftar rujukan definisi
Daftar rujukan adalah hal yang krusial. Daftar rujukan digunakan dalam penulisan
artikel, makalah, laporan, pidato akademis, tugas akhir, skripsi, tesis, hingga disertasi
dan karya-karya akademik lainnya. Penulisan daftar rujukan dimaksudkan agar para
pembaca dapat meneliti langsung sumber referensi yang dijadikan rujukan oleh
penulis.
Umumnya, unsur yang ditulis dalam Daftar Rujukan secara berturut-turut yaitu(1)
nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan nama tengah,
tanpa gelar akademik, (2) tahun penerbitan, (3) judul, termasuk anak judul
(subjudul), (4) kota tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit.
Nama penulis yang terdiri dari dua bagian ditulis dengan urutan: nama akhir
diikuti koma, nama awal (disingkat atau tidak disingkat tetapi harus konsisten
dalam satu karya ilmiah), diakhiri dengan titik. Apabila sumber yang dirujuk
ditulis oleh tim, semua nama penulisnya harus dicantumkan dalam daftar
rujukan.
B. Contoh penulisan
Husni, Z.M. 2020. Catatan Kecil Santri Kendilen. Probolinggo: Pustaka Nurja.
C. Gaya penulisan
1. APA (AMERICAN PSYCHOLOGICAL ASSOCIATION)
Husni, Z.M. (2020). Catatan Kecil Santri Kendilen. Probolinggo: Pustaka
Nurja.
2. MLA (MODERN LANGUAGE ASSOCIATION)
Husni, Zainul Mu’ien. Catatan Kecil Santri Kendilen. Pustaka Nurja, 2020.
3. CMS (THE CHICAGO MANUAL OF STYLE)
Husni, Zainul Mu’ien. 2020. Catatan Kecil Santri Kendilen. Probolinggo:
Pustaka Nurja.
D. BUKU
1. Rujukan dari buku
Tahun penerbitan ditulis setelah nama penulis, diakhiri dengan titik. Judul
buku diketik dengan huruf miring, dengan huruf besar pada awal setiap kata,
kecuali kata hubung. Kota tempat penerbit dan nama penerbit dipisah dengan
titik dua (:).
2. RUJUKAN DARI BUKU YANG BERISI KUMPULAN ARTIKEL
YANG ADA EDITORNYA
Cara penulisannya seperti menulis rujukan dari buku, ditambah dengan
tulisan (Ed.) jika ada satu editor dan (Eds.) jika editornya lebih dari satu, di
antara nama penulis dan tahun penerbitan.
3. RUJUKAN DARI ARTIKEL DALAM BUKU KUMPULAN ARTIKEL
YANG ADA EDITORNYA
Nama penulis artikel ditulis di depan, diikuti dengan tahun penerbitan. Judul
artikel diketik tanpa cetak miring. Nama editor ditulis seperti menulis nama
biasa, diberi keterangan (Ed.) bila hanya satu editor, dan (Eds.) bila lebih
dari satu editor. Judul buku kumpulannya diketik dengan huruf miring, dan
nomor halamannya disebutkan dalam kurung.
4. RUJUKAN BERUPA BUKU YANG ADA EDITORNYA
Cara penulisannya sama dengan rujukan dari buku, tetapi nama editornya
dicantumkan di antara tanda kurung di belakang judul buku, disertai
keterangan Ed.
5. RUJUKAN BERUPA BUKU LEBIH DARI SATU VOLUME
Cara penulisannya sama dengan rujukan dari buku, ditambah keterangan
volume atau jilid yang ditulis di antara tanda kurung setelah judul buku.
6. RUJUKAN BERUPA BUKU YANG BERASAL DARI
PERPUSTAKAAN ELEKTRONIK
Setelah nama penulis, tahun, judul buku, kota, dan nama penerbit, nama
perpustakaan dicantumkan setelah penerbit buku. Alamat web perpustakaan
tersebut harus dicantumkan, disertai tanggal aksesnya.
7. RUJUKAN BERUPA BUKU TERJEMAHAN
Nama penulis asli ditulis paling depan, diikuti tahun penerbitan karya asli,
judul terjemahan, nama penerjemah, tahun terjemahan, nama tempat
penerbitan, dan nama penerbit terjemahan. Apabila tahun penerbitan buku
asli tidak dicantumkan, ditulis dengan t.t. (tanpa tahun).
8. RUJUKAN BERUPA BUKU YANG TIDAK DIKETAHUI NAMA
PENGARANGNYA
Judul buku ditulis dengan disertai tahun penerbitan, kota, dan nama penerbit.
Judul buku diketik dengan huruf miring, dan diakhiri dengan tanda titik.
E. TERBITAN BERKALA
1. RUJUKAN DARI ARTIKEL DALAM JURNAL TERCETAK
Nama penulis ditulis paling depan, diikuti dengan tahun dan judul artikel
yang ditulis dengan cetak biasa, dan huruf besar pada setiap awal kata. Nama
jurnal ditulis dengan cetak miring, dan huruf awal dari setiap katanya ditulis
dengan huruf besar kecuali kata hubung. Di bagian akhir berturut-turut
dicantumkan volume/jilid/tahun, nomor terbitan (dalam kurung), dan nomor
halaman dari artikel tersebut.
2. RUJUKAN DARI ARTIKEL DALAM INTERNET BERBASIS
JURNAL TERCETAK
Cara penulisannya seperti rujukan dari artikel jurnal tercetak, tetapi diikuti
dengan keterangan (Online), alamat situs, dan tanggal akses. Volume, nomor
terbitan, dan nomor halaman dicantumkan setelah kata (Online).
3. RUJUKAN DARI ARTIKEL DALAM JURNAL ELEKTRONIK SAJA
(TIDAK BERBASIS CETAK)
Volume dan nomor jurnal ditulis setelah nama jurnal. Nomor halaman tidak
dicantumkan. Alamat situs jurnal ditulis dengan tanda kurung dan disertai
tanggal akses.
4. RUJUKAN DARI ARTIKEL DALAM MAJALAH ATAU KORAN
Nama penulis ditulis paling depan, diikuti oleh tanggal, bulan, dan tahun (bila
ada). Judul artikel ditulis dengan cetak biasa, dan huruf besar pada setiap
huruf awal kata, kecuali kata hubung. Nama majalah atau koran ditulis
dengan huruf kecil kecuali huruf pertama setiap kata, dan dicetak miring.
Nomor halaman disebut pada bagian akhir.
5. RUJUKAN DARI KORAN TANPA PENULIS
Nama koran ditulis di bagian awal. Tanggal, bulan, dan tahun ditulis setelah
nama koran, kemudian judul ditulis dengan huruf kecil kecuali awal setiap
kata dan dicetak miring, dan diikuti oleh nomor halaman.
F. SUMBER AKADEMIS
1. RUJUKAN BERUPA SKRIPSI, TESIS ATAU DISERTASI
Nama penulis ditulis paling depan, diikuti pada tahun yang tercantum pada
sampul, judul skrpsi, tesis, atau disertasi dengan cetak miring diikuti dengan
pernyataan skripsi, tesis, atau disertasi tidak diterbitkan, nama kota
perguruan tinggi, dan nama fakultas serta nama perguruan tinggi.
2. RUJUKAN BERUPA MAKALAH YANG DISAJIKAN DALAM
SEMINAR, PENATARAN, ATAU LOKAKARYA
Nama penulis ditulis paling depan, dilanjutkan dengan tahun, judul makalah
ditulis dengan cetak miring, kemudian diikuti pernyataan “Makalah disajikan
dalam …”, nama pertemuan, lembaga penyelenggara, tempat
penyelenggaraan, dan tanggal serta bulannya.
3. RUJUKAN BERUPA MAKALAH YANG DISEMINARKAN DAN
DIMUAT DI INTERNET
Nama penyaji makalah, judul makalah, tempat, dan tanggal penyajian ditulis
seperti makalah tercetak. Situs yang memuat makalah tersebut dan alamatnya
ditulis sebelum tanggal akses.
G. KONTEN DARING
1. RUJUKAN DARI INTERNET BERUPA KARYA INDIVIDUAL
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-
turut oleh tahun, judul karya tersebut (dicetak miring) dengan diberi
keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri dengan alamat sumber
rujukan di antara tanda kurung, disertai dengan ketengan waktu akses.
2. RUJUKAN DARI INTERNET BERUPA VIDEO DARING
Nama pengunggah video, tahun unggahan video, judul video (dicetak miring)
dengan diberi keterangan (Online), dan diakhiri dengan alamat URL video di
antara tanda kurung, disertai dengan ketengan waktu akses.
H. MULTIMEDIA
1. RUJUKAN KARYA AUDIO/VISUAL/AUDIOVISUAL
Nama pengarang ditulis sebelum tahun album tersebut dibuat. Judul album
dicetak miring, dan dibubuhi keterangan tentang bentuk produk (misalnya,
kaset rekaman). Kota tempat kaset itu diproduksi lalu diikuti nama
perusahaan rekaman.
I. SUMBER TERTULIS LAINNYA
1. KITAB SUCI
Alquran dan Terjemahannya. 2017. Jakarta: Kementerian Agama Republik
Indonesia.
2. LAPORAN
Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan RI. 2019. Laporan Belanja
Perpajakan 2019. Jakarta: Kemenkeu RI. Dari Kementerian
Keuangan RI, (Online), (https://fiskal.kemenkeu.go.id/publikasi-
cetak/TER/TER-2019.pdf) diakses pada 4 Januari 2021.
3. PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang
Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.
Jakarta: Sekretariat Negara.
J. PENULISAN UNTUK TIGA PENULIS
Hanya penulis pertama yang namanya dibalik (nama belakang, nama depan). Penulis
kedua dan ketiga ditulis seperti biasa.
K. PENULISAN UNTUK LEBIH DARI TIGA PENULIS
Hanya penulis pertama yang ditulis terbalik (nama depan, nama belakang).
Selebihnya, gunakan dkk.
TEMU 2

“Laras Ilmiah dan Ragam Bahasa”

 Topik dan Tesis

A. TOPIK
 Tidak sama dengan judul
 Topik adalah hal yang penting yang hendak diuraikan

YANG PERLU DIPERHATIKAN


1) Harus menarik perhatian penulis
2) Diketahui dan dikuasai
3) Sempit dan terbatas

B. KERANGKA KARANGAN
Rencana karya ilmiah yang teratur untuk mendeskripsian penyusunan pokok
pokok Bahasan kedalam baba dan subbab dengan menampilkan acuan berupa
sumber rujukan yang digunakan

FUNGSI KERANGKA KARANGAN


1. Agar penulisan tidak keluar dari pokok masalah
2. Menciptakan klimaks yang berbeda dalam setiap bab
3. Mengingatkan penulis pada bahan/materi sebagai sumber rujukan

C. TUJUAN
Tujuan adalah sasaran yang akan dicapai penulis berdasarkan topiknya, tujuan
digunakan untuk mempersempit permasalahan yang akan dibicarakan dalam
karangan. Tujuan harus lebih sempit dan terbatas dari pada topiknya

D. TESIS
Tesis adalah perumusan topik dan tujuan dalam bentuk kalimat dengan
menonjolkan topik sebagai pokok bahasan. Tesis merupakan paying bagi
tahapan penulisan ilmiah. Tesis juga disebut rambu-rambu/pedoman dalam
penulisan.
Tesis bisa digunakan untuk mengarahkan penulis pada proses selanjutnya
yakni penyusunan kerangka karangan

E. CONTOH
TOPIK
Meningkatkan minat baca mahasiswa

TUJUAN
Untuk menunjukan beberapa cara dan strategi yang bisa dilakukan
untuk meningkatkan minat baca pada mahasiswa

TESIS
Minat baca mahasiswa dapat ditingkatkan dengan sejumlah cara dan
strategi
TEMU 3

“Laras Ilmiah dan Ragam Bahasa”

 Penyajian Lisan
A. PENGERTIAN PENYAJIAN LISAN
Penyajian Lisan adalah Penyampaian secara lisan atau kemampuan berbicara
serta kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan
kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran,
gagasan, dan perasaan.
Pendengaran menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan
penempatan persendian. Jika komunikasi berlangsung secara tatap muka,
ditambah lagi dengan gerak tangan dan air muka (mimik) pembicara.
B. TUJUAN PENYAJIAN LISAN
Tujuan utama penyajian lisan adalah untuk berkomunikasi. Dalam
berkomunikasi tentu tidak terlepas dari kemampuan seseorang dalam
menyampaikan dengan lisan. Dalam hal ini sangat diperlukan adanya
kemampuan dan penguasaan dalam teknik-teknik penyajian lisan.
Secara umum, berbicara mempunyai tiga tujuan:
1. Melaporkan atau memberitahukan
2. Menghibur
3. Membujuk, mengajak atau meyakinkan
C. METODE PENYAJIAN LISAN
1. METODE IMPROMTU
Metode yang disampaikan dengan tanpa persiapan. Pembicara secara
langsung berbicara berdasarkan kemampuan seadanya.
2. METODE NASKAH
Metode ini biasanya dilakukan oleh pejabat negara. Metode membaca
naskah ini dilakukan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang
mungkin terjadi.
3. METODE MENGHAFAL
Metode ini dilakukan dengan penuh persiapan. Naskah yang akan di
pidatokan dipersiapkan lebih dahulu kemudian dihafalkan kata demi
kata.
4. METODE EKSTEMPORAN
Metode ini dilakukan dengan cara menuliskan pokok-pokok pikiran
(outline) yang akan dipidatokan. Juru pidato kemudian menyampaikan
masalah yang telah disampaikan itu dengan kata-katanya sendiri. Ia
juga menggunakan catatan kecil untuk mengingatkannya tentang
urutan dan ide-ide penting yang hendak disampaikan.
D. PERSIAPAN PENYAJIAN LISAN
Persiapan-persiapan untuk penyajian lisan, dapat dilihat melalui ketujuh
langkah berikut:
A. Meneliti Masalah: 1. Menentukan maksud.
2. Menganalisa pendengar dan situasi.
3. Memilih dan menyempitkan topik.
B. Menyusun Uraian: 4. Mengumpulkan bahan.
5. Membuat kerangka uraian.
6. Menguraikan secara mendetail.
C. Mengadakan Latihan: 7.Melakukan latihan sebelum melakukan pidato.
E. BENTUK PENYAJIAN LISAN
Jenis Penyajian lisan sebagai berikut:
1. Pidato
Pidato adalah penyajian lisan kepada sekelompok massa.
Berpidato memerlukan sejumlah kemahiran dasar, yakni:
a. Mampu mengungkapkan pikiran secara lisan dengan lancar,
b. Menguasai bahasa secara baik dan benar,
c. Keberanian tampil di depan umum.
Ciri-ciri berpidato
Pidato yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Mengandung tujuan yang jelas
b. Isi pidato mengandung kebenaran
c. Cara penyampaiannya sesuai dengan kondisi pendengar
2. Diskusi
Pengertian umum diskusi adalah membicarakan suatu masalah oleh
para peserta diskusi dengan tujuan untuk menemukan pemecahan yang
paling baik berdasarkan berbagai masukan.
Kata diskusi berasal dari bahas Latin discutio atau discusum yang
berarti bertukar pikiran. Dalam bahasa Inggris digunakan kata
discussion yang berarti perundingan atau pembicaraan.
Dari segi istilah, diskusi berarti perundingan/bertukar pikiran tentang
suatu masalah untuk memahami, menemukan sebab terjadinya
masalah, dan mencari jalan keluarnya. Diskusi ini dapat dilakukan oleh
dua-tiga orang, puluhan, dan bahkan ratusan orang.
Diskusi adalah sebuah proses tukar menukar informasi, pendapat, dan
unsur unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk
mendapatkan pengertian bersama yang lebih jelas, lebih teliti tentang
sesuatu atau untuk mempersiapkan dan merampungkan
kesimpulan/pernyataan/keputusan. Di dalam diskusi selalu muncul
perdebatan. Debat ialah adu argumentasi, adu paham dan kemampuan
persuasi untuk memenangkan pemikiran/paham seseorang.
3. Ceramah
ceramah merupakan kelompok berbicara satu arah pembicara
menyampaikan gagasannya kepada pihak lain dan tidak memerlukan
reaksi sesaat dalam bentuk bicara yang berupa tanggapan atau respon.
4. Dialog
Dialog dapat diartikan sebagi sebuah percakapan timbal balik antara
dua orang atau lebih. Macam dialog yaitu drama, teater, opera.
5. Rapat
Rapat adalah pertemuan atau kumpulan dalam suatu organisasi,
perusahaan, instansi pemerintah baik dalam situasi formal maupun
nonformal.
Rapat menurut sifatnya dibedakan menjadi 4, antara lain:
1. Rapat resmi (formal meeting) : Rapat yang diselenggarakan
untuk membahas masalah masalah yang sangat penting dan
berlaku peraturan.
2. Rapat tidak resmi (nonformal meeting) : Rapat yang diadakan
tidak berdasarkan perencanaan yang formal.
3. Rapat terbuka : Rapat yang dihadiri oleh semua anggota dan
materi yang dibahas merupakan masalah yang bersifat tidak
rahasia.
4. Rapat tertutup : Rapat yang dihadiri oleh peserta rapat tertentu
saja dan masalah yang dibahas merupakan masalah-masalah
yang bersifat rahasia.
6. Presentasi
Presentasi adalah salah satu jenis komunikasi antara pembicara dan
pendengar. Tujuan Presentasi adalah Edukasi atau pendidikan,
Memberikan Informasi, Persuasi atau mempengaruhi.
Secara umum presentasi lisan dapat dikategorikan kedalam dua bagian
besar yaitu:
1. Presentasi Pretemporaneous: segala jenis penyajian yang
dipersiapkan sedemikian rupa tanpa menghiraukan tingkat
penerimaan pendengar atau kesesuaian isi sajian dengan
kebutuhan pendengar. Presentasi jenis ini dibagi atas;
 Presentasi Teks
 Presentasi Hapalan
2. Presentasi Extemporaneous: segala jenis penyajian yang
disesuaikan dengan tingkat penerimaan pendengar dan
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pendengar. Presentasi
jenis ini dibagi atas :
 Penyajian Spontan
 Penyajian Langsung
7. Pembawa Acara (MC)
Pembawa acara adalah orang yang bertugas memimpin dan mengatur
jalannya suatu acara
Pada umumnya acara dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu
1. acara yang bersifat resmi,
2. acara yang bersifat setengah resmi, dan
3. acara yang bersifat tidak resmi.
Penggolongan sifat acara ini harus dihayati benar oleh seorang
pembawa acara karena menyangkut busana yang dikenakannya dan
bahasa yang harus dipakainya dalam melaksanakan tugasnya itu.
TEMU 4
“Kerangka Tulisan”
• Jenis Tulisan
1. KARANGAN EKSPOSISI
 PENGERTIAN: Karangan Eksposisi adalah salah satu dari jenis teks atau
karangan yang berisi informasi atau pengetahuan yang disajikan secara
singkat, akurat, dan padat berdasarkan fakta dan dikemas semenarik mungkin
sehingga mudah dipahami oleh para pembaca.
 CIRI CIRI: Memaparkan atau menjelaskan informasi (Pengetahuan),
Menggunakan gaya penulisan persuasive, Bersifat objektif, tidak memihak,
dan tidak memaksakan kehendak penulis kepada pembaca, Berisi fakta,
Menggunakan bahasa yang lugas dan baku.
 TUJUAN: Memberikan informasi atau keterangan sejelas jelasnya tentang
objek, memberitahu, mengupas, menguraikan atau menerangkan sesuatu,
menyajikan fakta dan agagasan yang disusun sebaik-baiknya, sehingga mudah
dipahami oleh pembaca, digunakan untuk menjelaskan hakikat sesuatu,
memberikan petunjuk mencapai sesuatu, menguraikan proses dan
menerangkan pertalian anatara satu hal dengan yang lain
2. KARANGAN NARASI
 PENGERTIAN: Karangan narasi berasal dari bahasa inggris narration
(cerita) dannarative (yang menceritakan). Karangan narasi adalah karangan
yang menyajikan serangkaian peristiwa menurut urutan kejadian atau
kronologisnya. Penyajian karangan narasi ini bermaksud untuk memberi arti
kepada serentetan kejadian yang ada sehingga pembaca dapat memetik
hikmah dari cerita itu.
 CIRI CIRI: Memiliki isi berupa cerita atau peristiwa, Karangan
menyampaikan isi yang berupa cerita secara kronologis atau urut, Isi karangan
narasi berupa konflik baik antara tokoh dengan tokoh lain maupun antara
tokoh itu sendiri, Memiliki unsur pembangun sepertitema, setting, latar,tokoh
dan lain sebagainya.
 TUJUAN: Tujuan fundamental pertama untuk memberikan informasi yang
mampu memperluas wawasan pengetahuan pembaca Tujuan kedua untuk
memberikan pengalaman estetis kepada pembaca.
3. KARANGAN PERSUASI
 PENGERTIAN: Karangan persuasi adalah karangan yang bersifat
mengajak/membujuk/menghimbau seseorang dan meyakinkan pembaca
mengenai suatu hal yang disampaikan oleh penulis.
 CIRI CIRI: Berisi fakta dan data secukupnya, bersifat mengajak dan berisi
kata ajakan, meyakinkan pembaca dan menghindari konflik
 TUJUAN: Membujuk pembaca agar mau melakukan sesuatu yang
dikehendaki oleh penulis. Agar pembaca menjadi terpengaruh dengan apa
yang dituliskan penulis.
4. KARANGAN DESKRIPSI
 PENGERTIAN: Karangan deskripsi adalah suatu tulisan atau karangan yang
menggambarkan atau memaparkan suatu objek,lokasi,keadaan atau benda
dengan kata”Dengan kata lain, karangan deskripsi yaitu jenis tulisan yang
menggambarkan suatu keadaan, kejadian, atau peristiwa sejelas mungkin
sehingga pembaca mendapat kesan seperti melihat atau mengalami hal-hal
yang dibahas. Karangan deskripsi dibuat berdasarkan pengamatan pancaindra
 CIRI CIRI: Menggambarkan atau melukiskan sesuatu, penggambaran
dilakukan dengan jelas dan melibatkan kesan indera, membuat pembaca ikut
merasaka sendiri atau mengalaminya, menjelaskan ciri ciri objek seperti
warna, ukuran,bentuk dan keadaan secara terperinci.
 TUJUAN: Tujuan dari sebuah karangan deskripsi adalah untuk
menggambarkan secara rinci dan jelas suatu objek, tempat, peristiwa, atau
subjek tertentu sehingga pembaca dapat membentuk gambaran mental yang
kuat tentang apa yang dijelaskan
5. KARANGAN ARGUMENTASI
 PENGERTIAN: Nursisto (1999: 43) menyatakan bahwa argumentasi adalah
karangan yang berusaha memberikan alasan untuk memperkuat atau menolak
suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Karangan argumentasi pasti memuat
argumen, yaitu bukti dan alasan yang dapat meyakinkan orang lain bahwa
pendapat yang disampaikan benar. Argumentasi adalah pernyataan yang dapat
digunakan untuk mendukung sebuah sudut pandang. Saat memberi argumen,
kita menawarkan serangkaian pernyataan terkait yang mewakili upaya untuk
mendukung pernyataan utama, ini bertujuan untuk memberikan alasan yang
baik kepada orang lain untuk percaya bahwa apa yang kamu tegaskan adalah
benar dan bukan salah. karangan Argumentasi juga biasanya didukung oleh
fakta, data, dan logika.
 CIRI CIRI: pendapat jelas, dukunganfakta, logika berpikir, mampu
menunjukan bukti dan kebenaran dari suatu isu, ditulis secara objektif
sehingga dibutuhkan Batasan dan mengindari nilai formal, Bahasa formal,
terdapat kalimat penutup dengan penyamaian secara universal atau dengan
memberikan sebuah kesimpulan secara general dan menyeluruh terkait tentang
solusi dalam penyelesaian masalah, terdapat sebuah gagasan atau ide yang
disampaikan oleh penulis, terdaapat sebuah sumber ide berupa pengalaman,
pengamatan, penelitian
 TUJUAN: untuk meyakinkan pembaca agar menerima atau mengambil suatu
doktrin, sikap, dan tingkah laku tertentu

TEMU 5
“Kerangka Tulisan”
• Paragraf
• Pengembangan Paragraf
A. PENGERTIAN: Suatu bentuk pengungkapan gagasan yang terjalin dalam
rangkaian beberapa kalimat yang biasanya ditandai dengan pemisah atau
pembeda antara paragraf yang satu dengan paragraf lain dalam suatu karangan
B. PENANDA PARAGRAF: paragraph menjorok ke dalam, paragraph
merenggang, paragraph gabungan
C. UNSUR PARAGRAF:
1. Transisi: Mata rantai penghubung antar paragraf
2. Kalimat topik: Kalimat yang mengungkapkan secara jelas
gagasan atau ide dalam setiap paragraf
3. Kalimat penjelas: Kalimat yang menjelaskan atau memperluas
pemaparan ide pokok
4. Kalimat penyimpul: Kalimat kesimpulan atau ringkasan isi dari
kalimat penjelas yang terdapat pada paragraph
D. KEGUNAAN PARAGRAF
1. Sebagai penampung fragmen (petikan) ide pokok atau gagasan pokok
keseluruhan paragraph
2. Alat untuk memudahkan pembaca memahami jalan pikiran penulisnya
3. Penanda bahwa pikiran baru dimulai
4. Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara
sistematis
5. Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berguna bagi
pengantar, transisi, dan penutup
E. SYARAT PARAGRAF
Kesatuan, kepaduan, kelengkapan, konsistensi sudut pandat, keruntutan
F. JENIS PARAGRAF:
1. Eksposisi: Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional
mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal.
Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai
70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini
melejit sehingga harganya meningkat
2. Persuasive: Banyak orang yang meremehkan sampah. Bahkan, tidak
terpikirkan hal yang akan ditimbulkannya. Walaupun tempat sampah
banyak disesidakan, tetapi kepedualian seseorang terhadap sampah
sangat kurang. Sebagai siswa, kamu sebaiknya menyadari dan
memiliki sikap peduli terhadap sampah. Oleh karena itu, buanglah
sampah pada tempat sampah
3. Argumentasi: Pendidikan di Indonesia adalah pendidikan yang sangat
mahal dan tak terjangkau bagi masyarakat yang tidak mampu. Pada
tahun 2010 saja terdapat 1,08 juta siswa SD hingga SMA yang putus
sekolah. Biaya pendidikan yang mahal diperkirakan menjadi sebab
tingginya angka putus sekolah ditahun 2010 tersebut
4. Deskripsi: Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Rambutnya hitam
lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan
begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius.
Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir
berbelah, dia sungguh tampak sempurna
5. Narasi: Pergilah Adi ke pasar menggunakan sepeda bututnya,
sesampainya di pasar dibelilah kebutuhan-kebutuhan hidupnya
bersama sang ayah yang sakit-sakitan. Setelah semua barang terbeli ia
kembali mengayuh sepeda tuanya menuju rumahnya yang hanya
berupa gubuk di pinggir sungai
G. MACAM MACAM PARAGRAF
1. Berdasarkan tujuannya: paragraf pembuka, paragraph penghubung,
paragraph penutup.
2. Berdasarkan letak kalimat utamanya: deduktif, induktif, campuran
H. PENGEMBANGAN PARAGRAF:
1. Pengembangan dengan fakta
2. Dengan analogi
3. Dengan contoh
4. Sebab akibat
5. Dengan definisi
6. Dengan klasifikasi
TEMU 6
“Kerangka Tulisan”
• Tanda Baca dan Ejaan
• Kalimat Efektif
A. PENGERTIAN : Beberapa pakar bahasa menyatakan bahwa kalimat efekti
adalah kalimat yang dapat menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam
pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau
penulisnya.
B. CIRI CIRI KALIMAT EFEKTIF
1. KESATUAN GAGASAN
Kalimat efektif hanya mengandung satu gagasan. Perhatikan kalimat
berikut: Melihat perkembangan grafik penderita Covid-19 yang
semakin tinggi namun tidak didukung dengan kesadaran masyarakat
dan peningkatan tersebut memerlukan penanganan yang serius dari
semua pihak yang berwenang. Kalimat di atas mempunyai lebih dari 1
gagasan.Ada 3 gagasan, yaitu:
1. Perkembangan grafik penderita Covid-19 yang semakin tinggi.
2. Perkembangan itu tidak didukung dengan kesadaran masyarakat.
3.Peningkatan tersebut memerlukan penanganan yang serius dari
semua pihak yang berwenang.
Saran perbaikan:
Perkembangan grafik penderita Covid-19 semakin tinggi, tetapi tidak
didukung dengan kesadaran masyarakat, sehingga memerlukan
penanganan yang serius dari semua pihak yang berwenang

2. KEPADUAN
Setiap kalimat harus disusun dengan koherensi atau kepaduan yang
baik dan kompak antarunsurnya. Kepaduan dibatasi sebagai hubungan
timbal-balik yang jelas di antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata)
yang membentuk kalimat itu. Contoh:
a. Pemerintah sedang memperhatikan kesehatan daripada
warganya. (-)
b. Pemerintah sedang memperhatikan Kesehatan
warganya. (+)

3. PARARELISME/KESEJAJARAN
Paralelisme berarti menempatkan gagasan yang sama penting dan sama
fungsinya ke dalam suatu struktur atau konstruksi gramatikal yang
sama. Jika salah satu gagasan itu ditempatkan dalam struktur kata
benda, kata atau kelompok kata yang lain yang memiliki gagasan
sejajar juga ditempatkan dalam fungsi dan struktur yang sama. Contoh:
- Penghapusan pangkalan asing dan ditariknya pasukan
asing di kawasan Asean mendapat perhatian PBB. (-)
- Penghapusan pangkalan asing dan penarikan pasukan
asing di kawasan Asean mendapat perhatian PBB. (+)

4. KEHEMATAN
Setiap kalimat yang digunakan dalam penulisan laporan hendaknya
memperhatikan kehematan (ekonomi kata). Dalam hal ini diusahakan
tidak menggunakan kata yang berlebihan.Contoh:
- Anak dari tetangga saya sudah diwisuda tahun lalu.
- Anak tetangga saya sudah diwisuda tahun lalu.

5. KELOGISAN
Kelogisan adalah ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan
penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku (Arifin dan Tasai
2010:106). Hal ini berarti bahwa kalimat yang logis adalah
kemampuan untuk menyatakan sesuatu dengan logika yang diterima
pembaca secara nalar dan masuk akal. Contoh:
- Untuk mempersingkat waktu, kita teruskan acara ini.
- Untuk menghemat waktu, kita teruskan acara ini.

6. KECERMATAN
Kecermatan adalah kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda, dan
tepat dalam pilihan kata (Arifin dan Tasai 2010:103). Kecermatan
adalah ketepatan memilih kata sehingga menghasilkan komunikasi
baik, tepat, tanpa gangguan emosional pembaca atau pendengar.
Contoh:
- Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
(Kalimat di atas memiliki makna ganda, yaitu pada jumlah
uang. Terdapat 2 makna yaitu: seratus ribu rupiah atau dua
puluh lima ribu rupiah.)

7. KEBERVARIASIAN
Kebervariasian merupakan upaya untuk penganekaragaman bentuk
bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian pembaca/kawan
tutur, misalnya dengan mengadakan variasi sinonim kata (pilihan kata),
panjang-pendek kalimat, dan struktur kalimat (aktif-pasif). Contoh:
a. Anak membutuhkan perhatian dan kasih sayang orang tua.
b. Dibutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua kepada anak.
c. Perhatian dan kasih sayang orang tua dibutuhkan anak.

8. KETEGASAN
Inti pikiran yang terkandung di dalam setiap kalimat harus dibedakan
dengan sebuah kata yang dipentingkan. Kata yang dipentingkan harus
mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur yang
lain. Caranya adalah dengan pengubahan posisi kata di dalam kalimat,
yaitu kta yang dipentingkan diletakkan pada awal kalimat,
pengulangan (repetisi) kata yang berfungsi sebagai tumpuan inti
pikiran kalimat, urutan pikiran yang logis, atau pemakaian partikel
penegas (seperti –lah, -kah).Contoh:
Angka kemiskinan meningkat tajam sehingga tindak kriminal makin
banyak.
Tindak kriminal makin banyak karena angka kemiskinan meningkat
tajam.

9. KETEPATAN
Setiap kata yang digunakan perlu dipilih secara tepat dan cermat
sehingga dapat mewakili tujuan, maksud, atau pesan tertulis. Contoh:
- Posisi ketujuh korban saat ditemukan warga dan aparat kepolisian
berada dalam satu ruangan. (tidak tepat)
- Ketujuh korban, saat ditemukan warga dan aparat kepolisian, berada
dalam satu ruangan. (tepat)

10. KEBENARAN STRUKTUR


Unsur-unsur yang digunakan dalam kalimat bahasa Indonesia tidak
bisa meniru struktur bahasa asing, sebagai contoh, pemakaian unsur
which dan where tidak benar jika disejajarkan dengan unsur “di mana”
dan “yang mana” dalam bahasa Indonesia. Contoh:
- Kota dimana dia tinggal kini adalah daerah terdampak Covid-19.
(salah)
- Kota tempat dia tinggal kini adalah daerah terdampak Covid-19.
(benar)
TEMU 7
“Kerangka Tulisan”
• Kutipan dan Sistem Rujukan
• Format Makalah Ilmiah
A. KATA DAN ISTILAH
 Istilah ialah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan
suatu makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang
tertentu.
 Istilah umum adalah istilah yang menjadi unsur bahasa umum
Contoh: Kanker, DB, Kredit.
 Istilah khusus ialah istilah yang pemakaiannya dan/atau maknanya terbatas
pada suatu bidang tertentu
Contoh: Diabet, Fraktur, urine
B. SUMBER ISTILAH
1) BAHASA INDONESIA: Tindakan, piranti lunak, jelajah.
2) BAHASA DAERAH: Nyeri, penapis, mantan
3) BAHASA ASING: widyaswara, imunisasi, diabetes
C. KATA POPULER DAN ISTILAH
1. Kata populer: alasan, kencing manis, perlindungan, suntikan, kotoran, kebal,
nafsu seks, susu
2. Istilah: argumentasi, diabet, konservasi, injeksi, faeces, resisten, libido,
payudara
D. KATA BAKU DAN TAK BAKU
1. Kata baku: aerobic, ekstrem, konkret, praktik, saraf, mudah, memberi tahu
2. Kata tak baku: erobik, ekstrim, kongkrit, praktek, syaraf, gampang, mengasi
tahu
E. BENTUK ISTILAH
1. Kata dasar: asam, gizi, dokter, organ, virus
2. Kata berimbuhan: perawat, asupan, dislokasi, reposisi
3. Kata ulang: rerata, jejaring, beri-beri
4. Gabungan kata: laik bius, paru basah, denyut nadi
F. HUBUNGAN MAKNA
1. Sinonim: membina – membimbing
2. Homonym: bisa – bisa
3. Homograf: apel – apel
4. Homofon: sangsi – sanksi
5. Antonym: sehat – sakit
6. Hipernim: penyakit dalam
7. Hiponim: lever, jantung, paru
8. Polisemi: kepala – kepala, kaki – kaki

A. KUTIPAN DAN FORMAT PENULISAN MAKALAH


 Kutipan adalah salinan kalimat, paragraf, atau pendapat dari seorang
pengarang.Jenis Kutipan ada dua :
1) kutipan langsung, yaitu salinan yang persis sama dengan sumbernya tanpa
perubahan.
2) Kutipan tidak langsung, yaitu menyadur, mengambil ide dari suatu sumber
dan menuliskannya sendiri dengan kalimat dan bahasa sendiri
B. KUTIPAN LANGSUNG
Kutipan langsung kurang dari lima baris, ditulis berintegrasi ke dalam teks, spasi
sama, pias (margin) juga sama, siapit tanda petik, dan pada akhir kutipan diberi nomor
untuk catatan kaki.
C. KUTIPAN LANGSUNG LIMA BARIS KE ATAS
Ditulis terpisah dari teks, spasi rapat (satu spasi), margin kiri masuk ke dalam teks
lima spasi, dari margin kanan tiga spasi, dan pada akhir kutipan diberi nomor catatan
kaki.
D. KUTIPAN TIDAK LANGSUNG
Penulisan diintegrasikan ke dalam teks, tidak diapit tanda petik, spasi sama dengan
teks, dan tidak mengubah isi atau ide penulis asli. Penulisan disertai data pustaka
sumber yamg dikutip, dapat berupa catatan kaki atau data pustaka dalam teks. Cara
menyadur ada dua :
1) Meringkas (menyajikan karangan panjang dalam bentuk ringkas )
2) Ikhtisar (menyajikan karangan panjang dalam bentuk ringkas, tetapi tidak
mempertahankan urutan, tidak menyajikan keseluruhan isi, langsung kepada inti
bahasan yang ingin dipecahkan)
E. FORMAT PENULISAN MAKALAH
Makalah membahas sebuah topik yang terkait dengan perkuliahan atau tema dalam
suatu seminar, simposium, kongres, atau seminar, dan lokakarya. Jenis Makalah:
a. Makalah biasa
Penulis makalah biasa cenderung lebih bebas, tidak terikat, oleh
posisinya sebagai mahasiswa, profesi, keahlian, atau posisi lain.
b. Makalah posisi
Makalah posisi yaitu makalah yang ditulis berdasarkan posisi
penulisnya, misalnya orang diminta menulis makalah dalam posisinya
sebagai gubernur, menteri, dll. Penulis terikat pada posisi yang
dipersyaratkan oleh panitia. Jenis makalah posisi disebut makalah
karya yang diwajibkan oleh lembaga penyelenggara pendidikan
kedinasan kepada para peserta didiknya
F. SISTEMATIKA MAKALAH
1. Judul
2. Abstrak
3. Pendahuluan
4. Pembahasan isi
5. Simpulan
6. Daftar Pustaka
G. FORMAT PENULISAN MAKALAH
1. Menentukan dan membatasi topik.
2. Membuat kerangka dan mengumpulkan bahan
3. Membaca sumber (pustaka) dan menentukan bagian yang akan dirujuk
4. Menulis draf atau rencana konsep makalah
5. Menyunting sendiri draf yang ditulis
6. Menyempurnakan makalah sehingga siap dicetak.

Anda mungkin juga menyukai