Oleh:
Nim: 233213608
Kelas: A-17C
No: 26
A. TOPIK
Tidak sama dengan judul
Topik adalah hal yang penting yang hendak diuraikan
B. KERANGKA KARANGAN
Rencana karya ilmiah yang teratur untuk mendeskripsian penyusunan pokok
pokok Bahasan kedalam baba dan subbab dengan menampilkan acuan berupa
sumber rujukan yang digunakan
C. TUJUAN
Tujuan adalah sasaran yang akan dicapai penulis berdasarkan topiknya, tujuan
digunakan untuk mempersempit permasalahan yang akan dibicarakan dalam
karangan. Tujuan harus lebih sempit dan terbatas dari pada topiknya
D. TESIS
Tesis adalah perumusan topik dan tujuan dalam bentuk kalimat dengan
menonjolkan topik sebagai pokok bahasan. Tesis merupakan paying bagi
tahapan penulisan ilmiah. Tesis juga disebut rambu-rambu/pedoman dalam
penulisan.
Tesis bisa digunakan untuk mengarahkan penulis pada proses selanjutnya
yakni penyusunan kerangka karangan
E. CONTOH
TOPIK
Meningkatkan minat baca mahasiswa
TUJUAN
Untuk menunjukan beberapa cara dan strategi yang bisa dilakukan
untuk meningkatkan minat baca pada mahasiswa
TESIS
Minat baca mahasiswa dapat ditingkatkan dengan sejumlah cara dan
strategi
TEMU 3
Penyajian Lisan
A. PENGERTIAN PENYAJIAN LISAN
Penyajian Lisan adalah Penyampaian secara lisan atau kemampuan berbicara
serta kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan
kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran,
gagasan, dan perasaan.
Pendengaran menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan
penempatan persendian. Jika komunikasi berlangsung secara tatap muka,
ditambah lagi dengan gerak tangan dan air muka (mimik) pembicara.
B. TUJUAN PENYAJIAN LISAN
Tujuan utama penyajian lisan adalah untuk berkomunikasi. Dalam
berkomunikasi tentu tidak terlepas dari kemampuan seseorang dalam
menyampaikan dengan lisan. Dalam hal ini sangat diperlukan adanya
kemampuan dan penguasaan dalam teknik-teknik penyajian lisan.
Secara umum, berbicara mempunyai tiga tujuan:
1. Melaporkan atau memberitahukan
2. Menghibur
3. Membujuk, mengajak atau meyakinkan
C. METODE PENYAJIAN LISAN
1. METODE IMPROMTU
Metode yang disampaikan dengan tanpa persiapan. Pembicara secara
langsung berbicara berdasarkan kemampuan seadanya.
2. METODE NASKAH
Metode ini biasanya dilakukan oleh pejabat negara. Metode membaca
naskah ini dilakukan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang
mungkin terjadi.
3. METODE MENGHAFAL
Metode ini dilakukan dengan penuh persiapan. Naskah yang akan di
pidatokan dipersiapkan lebih dahulu kemudian dihafalkan kata demi
kata.
4. METODE EKSTEMPORAN
Metode ini dilakukan dengan cara menuliskan pokok-pokok pikiran
(outline) yang akan dipidatokan. Juru pidato kemudian menyampaikan
masalah yang telah disampaikan itu dengan kata-katanya sendiri. Ia
juga menggunakan catatan kecil untuk mengingatkannya tentang
urutan dan ide-ide penting yang hendak disampaikan.
D. PERSIAPAN PENYAJIAN LISAN
Persiapan-persiapan untuk penyajian lisan, dapat dilihat melalui ketujuh
langkah berikut:
A. Meneliti Masalah: 1. Menentukan maksud.
2. Menganalisa pendengar dan situasi.
3. Memilih dan menyempitkan topik.
B. Menyusun Uraian: 4. Mengumpulkan bahan.
5. Membuat kerangka uraian.
6. Menguraikan secara mendetail.
C. Mengadakan Latihan: 7.Melakukan latihan sebelum melakukan pidato.
E. BENTUK PENYAJIAN LISAN
Jenis Penyajian lisan sebagai berikut:
1. Pidato
Pidato adalah penyajian lisan kepada sekelompok massa.
Berpidato memerlukan sejumlah kemahiran dasar, yakni:
a. Mampu mengungkapkan pikiran secara lisan dengan lancar,
b. Menguasai bahasa secara baik dan benar,
c. Keberanian tampil di depan umum.
Ciri-ciri berpidato
Pidato yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Mengandung tujuan yang jelas
b. Isi pidato mengandung kebenaran
c. Cara penyampaiannya sesuai dengan kondisi pendengar
2. Diskusi
Pengertian umum diskusi adalah membicarakan suatu masalah oleh
para peserta diskusi dengan tujuan untuk menemukan pemecahan yang
paling baik berdasarkan berbagai masukan.
Kata diskusi berasal dari bahas Latin discutio atau discusum yang
berarti bertukar pikiran. Dalam bahasa Inggris digunakan kata
discussion yang berarti perundingan atau pembicaraan.
Dari segi istilah, diskusi berarti perundingan/bertukar pikiran tentang
suatu masalah untuk memahami, menemukan sebab terjadinya
masalah, dan mencari jalan keluarnya. Diskusi ini dapat dilakukan oleh
dua-tiga orang, puluhan, dan bahkan ratusan orang.
Diskusi adalah sebuah proses tukar menukar informasi, pendapat, dan
unsur unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk
mendapatkan pengertian bersama yang lebih jelas, lebih teliti tentang
sesuatu atau untuk mempersiapkan dan merampungkan
kesimpulan/pernyataan/keputusan. Di dalam diskusi selalu muncul
perdebatan. Debat ialah adu argumentasi, adu paham dan kemampuan
persuasi untuk memenangkan pemikiran/paham seseorang.
3. Ceramah
ceramah merupakan kelompok berbicara satu arah pembicara
menyampaikan gagasannya kepada pihak lain dan tidak memerlukan
reaksi sesaat dalam bentuk bicara yang berupa tanggapan atau respon.
4. Dialog
Dialog dapat diartikan sebagi sebuah percakapan timbal balik antara
dua orang atau lebih. Macam dialog yaitu drama, teater, opera.
5. Rapat
Rapat adalah pertemuan atau kumpulan dalam suatu organisasi,
perusahaan, instansi pemerintah baik dalam situasi formal maupun
nonformal.
Rapat menurut sifatnya dibedakan menjadi 4, antara lain:
1. Rapat resmi (formal meeting) : Rapat yang diselenggarakan
untuk membahas masalah masalah yang sangat penting dan
berlaku peraturan.
2. Rapat tidak resmi (nonformal meeting) : Rapat yang diadakan
tidak berdasarkan perencanaan yang formal.
3. Rapat terbuka : Rapat yang dihadiri oleh semua anggota dan
materi yang dibahas merupakan masalah yang bersifat tidak
rahasia.
4. Rapat tertutup : Rapat yang dihadiri oleh peserta rapat tertentu
saja dan masalah yang dibahas merupakan masalah-masalah
yang bersifat rahasia.
6. Presentasi
Presentasi adalah salah satu jenis komunikasi antara pembicara dan
pendengar. Tujuan Presentasi adalah Edukasi atau pendidikan,
Memberikan Informasi, Persuasi atau mempengaruhi.
Secara umum presentasi lisan dapat dikategorikan kedalam dua bagian
besar yaitu:
1. Presentasi Pretemporaneous: segala jenis penyajian yang
dipersiapkan sedemikian rupa tanpa menghiraukan tingkat
penerimaan pendengar atau kesesuaian isi sajian dengan
kebutuhan pendengar. Presentasi jenis ini dibagi atas;
Presentasi Teks
Presentasi Hapalan
2. Presentasi Extemporaneous: segala jenis penyajian yang
disesuaikan dengan tingkat penerimaan pendengar dan
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pendengar. Presentasi
jenis ini dibagi atas :
Penyajian Spontan
Penyajian Langsung
7. Pembawa Acara (MC)
Pembawa acara adalah orang yang bertugas memimpin dan mengatur
jalannya suatu acara
Pada umumnya acara dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu
1. acara yang bersifat resmi,
2. acara yang bersifat setengah resmi, dan
3. acara yang bersifat tidak resmi.
Penggolongan sifat acara ini harus dihayati benar oleh seorang
pembawa acara karena menyangkut busana yang dikenakannya dan
bahasa yang harus dipakainya dalam melaksanakan tugasnya itu.
TEMU 4
“Kerangka Tulisan”
• Jenis Tulisan
1. KARANGAN EKSPOSISI
PENGERTIAN: Karangan Eksposisi adalah salah satu dari jenis teks atau
karangan yang berisi informasi atau pengetahuan yang disajikan secara
singkat, akurat, dan padat berdasarkan fakta dan dikemas semenarik mungkin
sehingga mudah dipahami oleh para pembaca.
CIRI CIRI: Memaparkan atau menjelaskan informasi (Pengetahuan),
Menggunakan gaya penulisan persuasive, Bersifat objektif, tidak memihak,
dan tidak memaksakan kehendak penulis kepada pembaca, Berisi fakta,
Menggunakan bahasa yang lugas dan baku.
TUJUAN: Memberikan informasi atau keterangan sejelas jelasnya tentang
objek, memberitahu, mengupas, menguraikan atau menerangkan sesuatu,
menyajikan fakta dan agagasan yang disusun sebaik-baiknya, sehingga mudah
dipahami oleh pembaca, digunakan untuk menjelaskan hakikat sesuatu,
memberikan petunjuk mencapai sesuatu, menguraikan proses dan
menerangkan pertalian anatara satu hal dengan yang lain
2. KARANGAN NARASI
PENGERTIAN: Karangan narasi berasal dari bahasa inggris narration
(cerita) dannarative (yang menceritakan). Karangan narasi adalah karangan
yang menyajikan serangkaian peristiwa menurut urutan kejadian atau
kronologisnya. Penyajian karangan narasi ini bermaksud untuk memberi arti
kepada serentetan kejadian yang ada sehingga pembaca dapat memetik
hikmah dari cerita itu.
CIRI CIRI: Memiliki isi berupa cerita atau peristiwa, Karangan
menyampaikan isi yang berupa cerita secara kronologis atau urut, Isi karangan
narasi berupa konflik baik antara tokoh dengan tokoh lain maupun antara
tokoh itu sendiri, Memiliki unsur pembangun sepertitema, setting, latar,tokoh
dan lain sebagainya.
TUJUAN: Tujuan fundamental pertama untuk memberikan informasi yang
mampu memperluas wawasan pengetahuan pembaca Tujuan kedua untuk
memberikan pengalaman estetis kepada pembaca.
3. KARANGAN PERSUASI
PENGERTIAN: Karangan persuasi adalah karangan yang bersifat
mengajak/membujuk/menghimbau seseorang dan meyakinkan pembaca
mengenai suatu hal yang disampaikan oleh penulis.
CIRI CIRI: Berisi fakta dan data secukupnya, bersifat mengajak dan berisi
kata ajakan, meyakinkan pembaca dan menghindari konflik
TUJUAN: Membujuk pembaca agar mau melakukan sesuatu yang
dikehendaki oleh penulis. Agar pembaca menjadi terpengaruh dengan apa
yang dituliskan penulis.
4. KARANGAN DESKRIPSI
PENGERTIAN: Karangan deskripsi adalah suatu tulisan atau karangan yang
menggambarkan atau memaparkan suatu objek,lokasi,keadaan atau benda
dengan kata”Dengan kata lain, karangan deskripsi yaitu jenis tulisan yang
menggambarkan suatu keadaan, kejadian, atau peristiwa sejelas mungkin
sehingga pembaca mendapat kesan seperti melihat atau mengalami hal-hal
yang dibahas. Karangan deskripsi dibuat berdasarkan pengamatan pancaindra
CIRI CIRI: Menggambarkan atau melukiskan sesuatu, penggambaran
dilakukan dengan jelas dan melibatkan kesan indera, membuat pembaca ikut
merasaka sendiri atau mengalaminya, menjelaskan ciri ciri objek seperti
warna, ukuran,bentuk dan keadaan secara terperinci.
TUJUAN: Tujuan dari sebuah karangan deskripsi adalah untuk
menggambarkan secara rinci dan jelas suatu objek, tempat, peristiwa, atau
subjek tertentu sehingga pembaca dapat membentuk gambaran mental yang
kuat tentang apa yang dijelaskan
5. KARANGAN ARGUMENTASI
PENGERTIAN: Nursisto (1999: 43) menyatakan bahwa argumentasi adalah
karangan yang berusaha memberikan alasan untuk memperkuat atau menolak
suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Karangan argumentasi pasti memuat
argumen, yaitu bukti dan alasan yang dapat meyakinkan orang lain bahwa
pendapat yang disampaikan benar. Argumentasi adalah pernyataan yang dapat
digunakan untuk mendukung sebuah sudut pandang. Saat memberi argumen,
kita menawarkan serangkaian pernyataan terkait yang mewakili upaya untuk
mendukung pernyataan utama, ini bertujuan untuk memberikan alasan yang
baik kepada orang lain untuk percaya bahwa apa yang kamu tegaskan adalah
benar dan bukan salah. karangan Argumentasi juga biasanya didukung oleh
fakta, data, dan logika.
CIRI CIRI: pendapat jelas, dukunganfakta, logika berpikir, mampu
menunjukan bukti dan kebenaran dari suatu isu, ditulis secara objektif
sehingga dibutuhkan Batasan dan mengindari nilai formal, Bahasa formal,
terdapat kalimat penutup dengan penyamaian secara universal atau dengan
memberikan sebuah kesimpulan secara general dan menyeluruh terkait tentang
solusi dalam penyelesaian masalah, terdapat sebuah gagasan atau ide yang
disampaikan oleh penulis, terdaapat sebuah sumber ide berupa pengalaman,
pengamatan, penelitian
TUJUAN: untuk meyakinkan pembaca agar menerima atau mengambil suatu
doktrin, sikap, dan tingkah laku tertentu
TEMU 5
“Kerangka Tulisan”
• Paragraf
• Pengembangan Paragraf
A. PENGERTIAN: Suatu bentuk pengungkapan gagasan yang terjalin dalam
rangkaian beberapa kalimat yang biasanya ditandai dengan pemisah atau
pembeda antara paragraf yang satu dengan paragraf lain dalam suatu karangan
B. PENANDA PARAGRAF: paragraph menjorok ke dalam, paragraph
merenggang, paragraph gabungan
C. UNSUR PARAGRAF:
1. Transisi: Mata rantai penghubung antar paragraf
2. Kalimat topik: Kalimat yang mengungkapkan secara jelas
gagasan atau ide dalam setiap paragraf
3. Kalimat penjelas: Kalimat yang menjelaskan atau memperluas
pemaparan ide pokok
4. Kalimat penyimpul: Kalimat kesimpulan atau ringkasan isi dari
kalimat penjelas yang terdapat pada paragraph
D. KEGUNAAN PARAGRAF
1. Sebagai penampung fragmen (petikan) ide pokok atau gagasan pokok
keseluruhan paragraph
2. Alat untuk memudahkan pembaca memahami jalan pikiran penulisnya
3. Penanda bahwa pikiran baru dimulai
4. Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara
sistematis
5. Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berguna bagi
pengantar, transisi, dan penutup
E. SYARAT PARAGRAF
Kesatuan, kepaduan, kelengkapan, konsistensi sudut pandat, keruntutan
F. JENIS PARAGRAF:
1. Eksposisi: Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional
mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal.
Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai
70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini
melejit sehingga harganya meningkat
2. Persuasive: Banyak orang yang meremehkan sampah. Bahkan, tidak
terpikirkan hal yang akan ditimbulkannya. Walaupun tempat sampah
banyak disesidakan, tetapi kepedualian seseorang terhadap sampah
sangat kurang. Sebagai siswa, kamu sebaiknya menyadari dan
memiliki sikap peduli terhadap sampah. Oleh karena itu, buanglah
sampah pada tempat sampah
3. Argumentasi: Pendidikan di Indonesia adalah pendidikan yang sangat
mahal dan tak terjangkau bagi masyarakat yang tidak mampu. Pada
tahun 2010 saja terdapat 1,08 juta siswa SD hingga SMA yang putus
sekolah. Biaya pendidikan yang mahal diperkirakan menjadi sebab
tingginya angka putus sekolah ditahun 2010 tersebut
4. Deskripsi: Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Rambutnya hitam
lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan
begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius.
Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir
berbelah, dia sungguh tampak sempurna
5. Narasi: Pergilah Adi ke pasar menggunakan sepeda bututnya,
sesampainya di pasar dibelilah kebutuhan-kebutuhan hidupnya
bersama sang ayah yang sakit-sakitan. Setelah semua barang terbeli ia
kembali mengayuh sepeda tuanya menuju rumahnya yang hanya
berupa gubuk di pinggir sungai
G. MACAM MACAM PARAGRAF
1. Berdasarkan tujuannya: paragraf pembuka, paragraph penghubung,
paragraph penutup.
2. Berdasarkan letak kalimat utamanya: deduktif, induktif, campuran
H. PENGEMBANGAN PARAGRAF:
1. Pengembangan dengan fakta
2. Dengan analogi
3. Dengan contoh
4. Sebab akibat
5. Dengan definisi
6. Dengan klasifikasi
TEMU 6
“Kerangka Tulisan”
• Tanda Baca dan Ejaan
• Kalimat Efektif
A. PENGERTIAN : Beberapa pakar bahasa menyatakan bahwa kalimat efekti
adalah kalimat yang dapat menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam
pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau
penulisnya.
B. CIRI CIRI KALIMAT EFEKTIF
1. KESATUAN GAGASAN
Kalimat efektif hanya mengandung satu gagasan. Perhatikan kalimat
berikut: Melihat perkembangan grafik penderita Covid-19 yang
semakin tinggi namun tidak didukung dengan kesadaran masyarakat
dan peningkatan tersebut memerlukan penanganan yang serius dari
semua pihak yang berwenang. Kalimat di atas mempunyai lebih dari 1
gagasan.Ada 3 gagasan, yaitu:
1. Perkembangan grafik penderita Covid-19 yang semakin tinggi.
2. Perkembangan itu tidak didukung dengan kesadaran masyarakat.
3.Peningkatan tersebut memerlukan penanganan yang serius dari
semua pihak yang berwenang.
Saran perbaikan:
Perkembangan grafik penderita Covid-19 semakin tinggi, tetapi tidak
didukung dengan kesadaran masyarakat, sehingga memerlukan
penanganan yang serius dari semua pihak yang berwenang
2. KEPADUAN
Setiap kalimat harus disusun dengan koherensi atau kepaduan yang
baik dan kompak antarunsurnya. Kepaduan dibatasi sebagai hubungan
timbal-balik yang jelas di antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata)
yang membentuk kalimat itu. Contoh:
a. Pemerintah sedang memperhatikan kesehatan daripada
warganya. (-)
b. Pemerintah sedang memperhatikan Kesehatan
warganya. (+)
3. PARARELISME/KESEJAJARAN
Paralelisme berarti menempatkan gagasan yang sama penting dan sama
fungsinya ke dalam suatu struktur atau konstruksi gramatikal yang
sama. Jika salah satu gagasan itu ditempatkan dalam struktur kata
benda, kata atau kelompok kata yang lain yang memiliki gagasan
sejajar juga ditempatkan dalam fungsi dan struktur yang sama. Contoh:
- Penghapusan pangkalan asing dan ditariknya pasukan
asing di kawasan Asean mendapat perhatian PBB. (-)
- Penghapusan pangkalan asing dan penarikan pasukan
asing di kawasan Asean mendapat perhatian PBB. (+)
4. KEHEMATAN
Setiap kalimat yang digunakan dalam penulisan laporan hendaknya
memperhatikan kehematan (ekonomi kata). Dalam hal ini diusahakan
tidak menggunakan kata yang berlebihan.Contoh:
- Anak dari tetangga saya sudah diwisuda tahun lalu.
- Anak tetangga saya sudah diwisuda tahun lalu.
5. KELOGISAN
Kelogisan adalah ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan
penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku (Arifin dan Tasai
2010:106). Hal ini berarti bahwa kalimat yang logis adalah
kemampuan untuk menyatakan sesuatu dengan logika yang diterima
pembaca secara nalar dan masuk akal. Contoh:
- Untuk mempersingkat waktu, kita teruskan acara ini.
- Untuk menghemat waktu, kita teruskan acara ini.
6. KECERMATAN
Kecermatan adalah kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda, dan
tepat dalam pilihan kata (Arifin dan Tasai 2010:103). Kecermatan
adalah ketepatan memilih kata sehingga menghasilkan komunikasi
baik, tepat, tanpa gangguan emosional pembaca atau pendengar.
Contoh:
- Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
(Kalimat di atas memiliki makna ganda, yaitu pada jumlah
uang. Terdapat 2 makna yaitu: seratus ribu rupiah atau dua
puluh lima ribu rupiah.)
7. KEBERVARIASIAN
Kebervariasian merupakan upaya untuk penganekaragaman bentuk
bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian pembaca/kawan
tutur, misalnya dengan mengadakan variasi sinonim kata (pilihan kata),
panjang-pendek kalimat, dan struktur kalimat (aktif-pasif). Contoh:
a. Anak membutuhkan perhatian dan kasih sayang orang tua.
b. Dibutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua kepada anak.
c. Perhatian dan kasih sayang orang tua dibutuhkan anak.
8. KETEGASAN
Inti pikiran yang terkandung di dalam setiap kalimat harus dibedakan
dengan sebuah kata yang dipentingkan. Kata yang dipentingkan harus
mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur yang
lain. Caranya adalah dengan pengubahan posisi kata di dalam kalimat,
yaitu kta yang dipentingkan diletakkan pada awal kalimat,
pengulangan (repetisi) kata yang berfungsi sebagai tumpuan inti
pikiran kalimat, urutan pikiran yang logis, atau pemakaian partikel
penegas (seperti –lah, -kah).Contoh:
Angka kemiskinan meningkat tajam sehingga tindak kriminal makin
banyak.
Tindak kriminal makin banyak karena angka kemiskinan meningkat
tajam.
9. KETEPATAN
Setiap kata yang digunakan perlu dipilih secara tepat dan cermat
sehingga dapat mewakili tujuan, maksud, atau pesan tertulis. Contoh:
- Posisi ketujuh korban saat ditemukan warga dan aparat kepolisian
berada dalam satu ruangan. (tidak tepat)
- Ketujuh korban, saat ditemukan warga dan aparat kepolisian, berada
dalam satu ruangan. (tepat)