Anda di halaman 1dari 1

Nama : Ni Putu Ayuk Dewi Jayani

Kelas : A17C

Nim :233213620

No : 32

Meninggal adalah terlepasnya atma meninggalkan wadag (jasad) untuk kembali ke alamnya
masing-masing dan menyatu dengan Brahman (Tuhan Yang Maha Esa). Sedangkan badan
kasarnya kembali ke asalnya, yakni Panca Mahabhuta dengan bantuan manusia, mulai dari
memandikan hingga diaben untuk kemudian Nganyut (larung ke laut). Dikatakannya, ketika
seseorang baru meninggal, maka jenazahnya dibaringkan di balai dengan kepala berhulu di utara
dan timur. Sekujur tubuhnya diberi air kayu cendana agar harum. Selanjutnya dagu disela dengan
kain dan diikatkan ke ubun-ubun agar mulut jenazah tidak menganga. Mata ditutup pakai uang
kepeng serta telinga dan hidung ditutup kapas, untuk menghindari binatang kecil masuk. Setelah
itu, ditutupi kain rurub yang baru.

Langkah berikutnya disuguhi soda, dari nasi, lauk, buah dan minuman hingga makanan kesukaan
yang meninggal ketika masih hidup, dan dilengkapi dengan canang sari. Sebelum memandikan,
selanjutnya dipersiapkan saput kamben dan lainnya, kain putih untuk bantal dengan uang satu
kepeng, kain kuning untuk selendang, rantasan kain putih kuning yang baru serta bunga dan
kwangen.

Sebelum diusung jenazah ke tempat pemandian, terlebih dahulu diadakan upacara Nanginin,
yaitu membangunkan almarhum dengan menyapa dan menepuk kaki almarhum sebanyak tiga
kali dengan cara memanggil nama yang bersangkutan.

Selanjutnya jenazah diangkat ke tempat pemandian dengan kepala berhulu di utara atau di timur.
Memandikan jenazah dimulai dengan beberapa tahapan, pertama membuka kain rurub dengan
hati-hati, selanjutnya purus (alat vital) almarhum ditutup dengan kain merajah. “Bisa dilakukan
oleh saudara tertua atau termuda dan juga bisa oleh anak sulung atau bungsu si almarhum,”

Anda mungkin juga menyukai