Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :


(02) Kadek Mayka Deasri 233213584
(03) Sang Ayu Putu Putri Pratami 233213585
(11) I Wayan Gede Weda Adnyana 233213593
(16) Ni Made Vitriyani 233213599
(21) Kadek Anggy Melda Putri 233213608

Dosen Pengampu :
Dr. Ns. Ni Wayan Trisnadewi, S.Kep., M.Kes

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA BALI
2024
KATA PENGANTAR

Segala puji dan Syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat serta Hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul Respon Radang ini dengan tepat waktu, untuk melengkapi tugas mata kuliah
Komunikasi Dasar Keperawatan. Makalah ini dibuat dengan tujuan agar penulis makalah ini
dan yang akan membaca makalah ini dapat memahami tentang Hubungan Keperawatan
Profesional. Makalah ini dapat diharapkan akan membantu jalannya pembelajaran
Komunikasi Dasar Keperawatan. Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini belum
sempurna. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar kedepannya dapat diperbaiki dan menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Denpasar, 24 Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
BAB I....................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................... 1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................1
1.4 Manfaat.................................................................................................................... 1
BAB II..................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN..................................................................................................................... 3
2.1 Hubungan Perawat Klien............................................................................................ 3
2.2 Hubungan Perawat Keluarga......................................................................................5
BAB III....................................................................................................................................9
PENUTUP...............................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan................................................................................................................... 9
3.2 Saran............................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam praktik keperawatan, hubungan antara perawat dan klien serta keluarganya
merupakan fondasi utama dalam memberikan pelayanan yang berkualitas dan holistik.
Hubungan yang baik antara perawat dan klien menciptakan lingkungan yang aman,
nyaman, dan penuh kepercayaan bagi klien, yang pada gilirannya meningkatkan
keefektifan perawatan serta hasil kesehatan yang positif. Pentingnya hubungan yang baik
antara perawat dan klien didasarkan pada prinsip-prinsip etika, empati, dan penghargaan
terhadap martabat manusia. Perawat memiliki tanggung jawab profesional untuk
memastikan bahwa setiap klien diperlakukan dengan hormat, keadilan, dan kepedulian
yang memadai, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau budaya mereka.
Selain itu, keterlibatan keluarga dalam perawatan klien sangat penting dalam
menyediakan dukungan sosial, informasi, dan pemahaman yang diperlukan untuk
pemulihan dan perawatan yang optimal. Peran perawat dalam memfasilitasi hubungan
yang baik antara klien dan keluarga meliputi memberikan informasi yang jelas dan akurat,
mendengarkan kebutuhan dan kekhawatiran keluarga, serta memberikan dukungan
emosional dan edukasi yang sesuai. Dengan memahami pentingnya hubungan
keperawatan profesional antara perawat dan klien serta keluarganya, kita dapat
menciptakan lingkungan perawatan yang inklusif, terapeutik, dan berorientasi pada
kebutuhan individu, sehingga meningkatkan kualitas hidup dan hasil kesehatan bagi
semua pihak yang terlibat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan perawat dengan klien?
2. Bagaimana hubungan perawat keluarga?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui hubungan perawat dengan klien.
2. Untuk mengetahui hubungan perawat keluarga.
1.4 Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.
1. Manfaat bagi penulis :

iv
 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Dasar Keperawatan serta
menambah wawasan dan pengetahuan lebih dalam mengenai hubungan
keperawatan profesional.
2. Manfaat bagi pembaca :
 Untuk mengenal lebih dalam mengenai materi hubungan keperawatan profesional
dan juga menambah wawasan.

v
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hubungan Perawat Klien


Hubungan perawat dengan klien adalah interaksi antara perawat dan pasien yang
didasarkan pada saling pengertian, rasa hormat, dan kepercayaan. Hubungan yang saling
menguntungkan antara keduanya sangat penting karena dapat meningkatkan kualitas
perawatan dan mempercepat proses pemulihan klien. Dalam hubungan yang saling
menguntungkan, perawat memberikan dukungan emosional dan fisik kepada klien, sementara
klien memberikan informasi yang akurat tentang kondisinya dan berpartisipasi aktif dalam
perawatan yang diberikan.
1) Tahapan dalam hubungan Perawat-Klien
Seorang ahli teori perawat terkenal bernama Hildegard Peplau menyebutkan ada tiga
fase hubungan perawat-klien yaitu orientasi, kerja, dan terminasi.
 Orientasi
Fase ini ditandai dengan perkenalan antara perawat dan klien. Perawat membantu
klien merasa nyaman, mengidentifikasi masalah klien, dan menetapkan tujuan
kerjasama. Ini adalah fase di mana klien mulai mengembangkan kepercayaan dan
kenyamanan dengan perawat. Kerangka umum yang digunakan untuk perkenalan
selama perawatan pasien adalah AIDET, yaitu :
 Akui: Sapa pasien dengan nama yang tercatat dalam rekam medisnya.
Lakukan kontak mata, tersenyum, dan sapa keluarga atau teman yang ada di
ruangan itu. Tanyakan kepada pasien cara sapaan yang mereka sukai
(misalnya, “Mr. Jo,” “Jonathan,” atau “Johny”) dan kata ganti pilihan mereka
 Perkenalan: Perkenalkan diri Anda dengan nama dan peran Anda. Misalnya,
“Saya Jo, dan saya seorang mahasiswa keperawatan yang bekerja dengan
perawat Anda untuk merawat Anda hari ini.”
 Durasi: Perkirakan jangka waktu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan tugas yang Anda lakukan. Misalnya, “Saya di sini untuk
melakukan penilaian penerimaan. Ini akan memakan waktu sekitar 15 menit.”
 Penjelasan: Jelaskan langkah demi langkah apa yang diharapkan selanjutnya
dan jawab pertanyaan. Misalnya, “Saya akan memasang manset tekanan darah

vi
ini di lengan Anda dan menggembungkannya. Rasanya seperti meremas
lengan Anda selama beberapa saat.”
 Terima Kasih: Di akhir pertemuan, ucapkan terima kasih kepada pasien dan
tanyakan apakah ada yang diperlukan sebelum Anda pergi. Dalam rangkaian
perawatan akut atau jangka panjang, pastikan lampu panggilan berada dalam
jangkauan dan pasien mengetahui cara menggunakannya. Jika anggota
keluarga hadir, ucapkan terima kasih kepada mereka karena telah hadir untuk
mendukung pasien sebagaimana mestinya. Misalnya, “Terima kasih telah
meluangkan waktu untuk berbicara dengan saya hari ini. Adakah yang bisa
saya ambilkan untuk Anda sebelum saya meninggalkan ruangan? Ini lampu
panggilan (Tempatkan dalam jangkauan). Tekan tombol merah jika Anda ingin
memanggil perawat.”
 Kerja
Fase ini melibatkan kerjasama aktif antara perawat dan klien dalam
mengeksplorasi dan memecahkan masalah yang ada. Perawat memberikan
dukungan, bimbingan, dan intervensi sesuai kebutuhan untuk membantu klien
mencapai tujuan yang ditetapkan. Hubungan antara perawat dan klien menjadi
lebih dalam dan klien mungkin mulai membuka diri lebih banyak.
 Terminasi
Fase ini terjadi ketika hubungan antara perawat dan klien berakhir, baik karena
tujuan telah tercapai atau karena waktu terbatas telah berakhir. Perawat membantu
klien mengevaluasi perubahan yang telah dicapai selama hubungan,
mempersiapkan klien untuk berpisah, dan memfasilitasi transisi ke perawatan atau
dukungan lainnya yang mungkin diperlukan setelah terminasi.
2) Faktor yang Mempengaruhi Hubungan Perawat – Klien :
 Komunikasi: Kualitas komunikasi antara perawat dan klien dapat memengaruhi
hubungan mereka. Komunikasi yang terbuka, jelas, dan empatik dapat
memperkuat hubungan.
 Empati: Kemampuan perawat untuk memahami dan merasakan apa yang
dirasakan oleh klien dapat meningkatkan hubungan mereka. Empati
memungkinkan perawat untuk memberikan perhatian yang lebih baik terhadap
kebutuhan dan keinginan klien.

vii
 Kepercayaan: Klien harus merasa percaya kepada perawat untuk membuka diri
dan menerima perawatan yang diberikan. Kepercayaan ini dibangun melalui
konsistensi, kejujuran, dan integritas perawat.
 Pengalaman dan Pengetahuan: Pengalaman dan pengetahuan perawat dalam
merawat jenis klien tertentu juga dapat mempengaruhi hubungan. Klien cenderung
merasa lebih nyaman dengan perawat yang memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang memadai.
 Budaya dan Nilai: Perbedaan budaya dan nilai antara perawat dan klien juga dapat
memengaruhi hubungan mereka. Penting bagi perawat untuk menghormati dan
memahami latar belakang budaya dan nilai-nilai klien.
 Lingkungan Fisik: Lingkungan fisik tempat perawatan juga dapat memengaruhi
hubungan antara perawat dan klien. Lingkungan yang nyaman dan aman dapat
menciptakan suasana yang mendukung untuk hubungan yang baik.
3) Strategi Membangun Hubungan Perawat – Klien :
 Mendengarkan aktif: Menunjukkan minat dan empati pada klien.
 Menjaga batas-batas profesional: Memahami batasan peran dan tanggung jawab
perawat.
 Menyediakan dukungan: Memberikan dukungan emosional dan fisik yang diperlukan
kepada klien.
 Menghargai keunikan individu: Mengakui bahwa setiap klien memiliki kebutuhan dan
preferensi yang unik.
2.2 Hubungan Perawat Keluarga
Hubungan antara perawat dan keluarga pasien adalah salah satu aspek penting dari
praktek keperawatan professional. Hubungan ini tidak hanya memengaruhi kesejahteraan
fisik dan emosional pasien, tetapi juga dapat memberikan dukungan yang signifikan bagi
keluarga mereka.
1) Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam membangun hubungan yang baik antara
perawat dan keluarga pasien
 Komunikasi yang efektif: perawat perlu mampu berkomunikasi dengan jelas dan
efektif dengan keluarga pasien. Ini melibatkan mendengarkan dengan empati,
memberikan informasi yang tepat dan akurat tentang kondisi pasien, serta menjawab
pertanyaan dan kekhawatiran keluarga dengan jujur.
 Menghargai kepentingan dan kebutuhan keluarga: perawat harus menghormati
kebutuhan dan prefensi keluarga pasien. Ini termasuk memahami nilai-nilai budaya,

viii
kepercayaa, dan keyakinan keluarga serta menciptakan lingkungan yang mendukung
untuk mereka.
 Kolaborasi dalam perencanaan perawatan: perawat dapat bekerja sama dengan
keluarga untuk merencanakan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Ini
melibatkan pengembangan rencana perawatan yang dapat diimplementasikan
Bersama-sama dengan keluarga, serta melibatkan mereka dalam pengambilan
keputusan tentang perawatan medis dan nonmedis
 Mendukung peran keluarga dalam perawatan: perawat dapat membaantu keluarga
pasien memahami peran dan tanggung jawab mereka dalam merawat anggota
keluarga yang sakit. Ini bisa termasuk memberikan perlatihan tentang cara merawat
pasien di rumah, memberikan sumber daya dan dukungaan, serta memberikan
informasi tentang layanan perawatan lanjut jika diperlukan.
 Mempertahankan privasi dan kerahasiaan: perawat harus menghormati privasi dan
kerahasiaan pasien serta keluarganya. Ini termasuk memberikan ruang pribadi untuk
percakaapan, menjaga informasi medis rahasia, dan memastikan bahwa informasi
tidak tanpa izin yang sesuai.
 Mengatasi konflik dengan bijak: terkadang, konflik dapat timbul antara perawat dan
keluarga pasien karena perbedaan pendapat atau harapan. Dalam situasi seperti ini,
penting untuk menangani konflik dengan bijaksana, berusaha untuk mencapai
pemahaman Bersama, dan tetap focus pada kepentingan terbaik pasien

2) Factor yang mempengaruhi hubungan antara peraawat dan pasien


 Komunikasi: Tingkat kemampuan komunikasi antara perawat dan keluarga pasien
dapat sangat memengaruhi hubungan mereka. Komunikasi yang jelas, terbuka, dan
berempati dapat memperkuat hubungan, sementara kesalahpahaman atau komunikasi
yang buruk dapat menyebabkan ketegangan dan konflik.
 Budaya dan Nilai: Perbedaan budaya, nilai, dan keyakinan antara perawat dan
keluarga pasien dapat memengaruhi cara mereka berinteraksi dan berkomunikasi.
Memahami dan menghormati kebudayaan dan nilai-nilai keluarga pasien adalah kunci
untuk membangun hubungan yang baik.
 Pengalaman Sebelumnya: Pengalaman sebelumnya dengan sistem perawatan
kesehatan atau perawatan medis tertentu dapat memengaruhi persepsi keluarga
terhadap perawat dan sistem perawatan kesehatan secara keseluruhan. Pengalaman

ix
negatif dapat menyebabkan kecurigaan atau ketidakpercayaan, sementara pengalaman
positif dapat memperkuat hubungan.
 Keterlibatan Keluarga: Tingkat keterlibatan keluarga dalam perawatan pasien juga
dapat memengaruhi hubungan mereka dengan perawat. Keluarga yang terlibat secara
aktif dalam perawatan pasien mungkin cenderung memiliki hubungan yang lebih baik
dengan perawat daripada keluarga yang kurang terlibat.
 Keterampilan Komunikasi Perawat: Keterampilan komunikasi perawat, termasuk
kemampuan untuk mendengarkan dengan empati, menjelaskan informasi dengan
jelas, dan merespons dengan sensitif terhadap kebutuhan dan kekhawatiran keluarga,
dapat memengaruhi hubungan mereka dengan keluarga pasien.
 Aspek Emosional: Emosi yang muncul akibat situasi kesehatan yang sulit atau stres
dapat mempengaruhi interaksi antara perawat dan keluarga pasien. Perawat yang
dapat mengelola emosi mereka dengan baik dan menunjukkan empati kepada
keluarga pasien mungkin dapat membangun hubungan yang lebih baik.
 Sistem Perawatan Kesehatan: Faktor-faktor seperti kebijakan dan prosedur rumah
sakit, ketersediaan sumber daya, dan kebijakan pengunjung dapat mempengaruhi
interaksi antara perawat dan keluarga pasien. Sistem perawatan kesehatan yang
mendukung kolaborasi dan keterlibatan keluarga dapat memperkuat hubungan antara
perawat dan keluarga pasien.

3) Tahapan-tahapan umum dalam hubunganperawat-keluarga.


 Pengenalan: Tahap awal ini melibatkan perkenalan antara perawat dan keluarga
pasien. Perawat dan keluarga mungkin saling mempelajari satu sama lain,
membangun kesan awal, dan memperkenalkan diri serta tujuan mereka dalam
merawat pasien.
 Pembentukan Hubungan: Setelah pengenalan awal, perawat dan keluarga mulai
membentuk hubungan yang lebih dekat. Ini melibatkan pembangunan saling
pengertian dan kepercayaan antara kedua belah pihak, di mana perawat berusaha
untuk memahami kebutuhan dan kekhawatiran keluarga, sementara keluarga dapat
merasa lebih nyaman dan terbuka dengan perawat.
 Kolaborasi: Tahap ini melibatkan kerja sama aktif antara perawat dan keluarga dalam
merencanakan dan melaksanakan perawatan pasien. Perawat dan keluarga bekerja
bersama untuk mengidentifikasi tujuan perawatan, membuat rencana perawatan yang
sesuai, dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
x
 Dukungan Emosional: Selama perawatan pasien, hubungan antara perawat dan
keluarga dapat menjadi lebih mendalam, dengan perawat memberikan dukungan
emosional kepada keluarga pasien dalam menghadapi stres dan ketidakpastian yang
terkait dengan kondisi pasien. Hal ini melibatkan menawarkan dukungan,
penghiburan, dan kesempatan untuk berekspresi.
 Evaluasi dan Penyesuaian: Seiring waktu, hubungan perawat-keluarga dapat
mengalami evaluasi dan penyesuaian untuk memastikan bahwa perawatan terus sesuai
dengan kebutuhan dan preferensi keluarga pasien. Perawat dan keluarga bekerja sama
untuk mengevaluasi efektivitas rencana perawatan, membuat perubahan jika
diperlukan, dan terus memperbaiki hubungan mereka.
 Pemulihan dan Pemisahan: Tahap ini terjadi ketika pasien pulih dan keluarga siap
untuk meninggalkan pengaturan perawatan. Perawat dan keluarga mungkin
merasakan perasaan lega dan pencapaian bersama, tetapi juga dapat mengalami
kesedihan atau kehilangan karena berpisah. Penting untuk memastikan bahwa
perpisahan dilakukan dengan baik dan memberikan dukungan jika diperlukan.

xi
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hubungan antara perawat dengan klien serta perawat dengan keluarga klien memiliki
peran penting dalam memberikan perawatan yang efektif dan holistik. Kedua hubungan ini
membutuhkan komunikasi yang baik, empati, dan kerjasama untuk memastikan kebutuhan
klien dipenuhi dengan baik. Hubungan perawat-klien berfokus pada perawatan langsung dan
pemenuhan kebutuhan individu, sedangkan hubungan perawat-keluarga melibatkan
pendukungan, edukasi, dan kolaborasi dengan keluarga untuk memperbaiki kondisi kesehatan
klien dan mengatasi tantangan yang mungkin timbul dalam proses penyembuhan. Dengan
membangun hubungan yang kuat dan saling percaya antara perawat, klien, dan keluarga,
pemberian perawatan yang optimal dapat terwujud.
3.2 Saran
Untuk memulai memahami hubungan manusiawi dalam kontek profesionalseseorang
harus mengerti bahwa penyebab bertambahnya kebutuhan manusiawisecara universal
menimbulkan kebutuhan baru, dan membuat seseorang yang rutinuntuk
menyalahgunakan.Oleh karena itu sebagai perawat harus dapat mengidentifikasi
kerusakanfisiologis yang spesifik yang disebabkan oleh gejala-gejala penyakit atau
kelainanlain, tetapi juga harus menemukan bagaimana keadaan tersebut dapat
menggangguhumanitas pasien sehubungan dengan integritas pasien sebagai manusia.Dengan
mengetahui bahwa pasien yang berbeda akan memperlihatkan reaksi-reaksi yang berbeda
terhadap ancaman penyakit yang telah dialami dan dapatmengancam humanitas pasien, maka
perawat harus melakukan pengidentifikasianrespon-respon manusia terhadap ancaman-
ancaman tersebut.

xii
DAFTAR PUSTAKA

Yusuf, hafnidar. Hubungan perawat dengan pasien. Dalam


https://id.scribd.com/document/420224892/Makalah-Hubungan-Perawat-Dengan-Pasien

Dian, pramesti. Komunikasi efektif hubungan perawat dengan klien dan keluarga. Dalam
https://id.scribd.com/document/660209702/MAKALAH-KOMUNIKASI-EFEKTIF-
HUBUNGAN-PERAWAT-DENGAN-KLIEN-DAN-KELUARGA

xiii

Anda mungkin juga menyukai