Dosen Pengampu :
Dr. Ns. Ni Wayan Trisnadewi, S.Kep., M.Kes
Segala puji dan Syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat serta Hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul Respon Radang ini dengan tepat waktu, untuk melengkapi tugas mata kuliah
Komunikasi Dasar Keperawatan. Makalah ini dibuat dengan tujuan agar penulis makalah ini
dan yang akan membaca makalah ini dapat memahami tentang Hubungan Keperawatan
Profesional. Makalah ini dapat diharapkan akan membantu jalannya pembelajaran
Komunikasi Dasar Keperawatan. Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini belum
sempurna. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar kedepannya dapat diperbaiki dan menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
BAB I....................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................... 1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................1
1.4 Manfaat.................................................................................................................... 1
BAB II..................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN..................................................................................................................... 3
2.1 Hubungan Perawat Klien............................................................................................ 3
2.2 Hubungan Perawat Keluarga......................................................................................5
BAB III....................................................................................................................................9
PENUTUP...............................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan................................................................................................................... 9
3.2 Saran............................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Dasar Keperawatan serta
menambah wawasan dan pengetahuan lebih dalam mengenai hubungan
keperawatan profesional.
2. Manfaat bagi pembaca :
Untuk mengenal lebih dalam mengenai materi hubungan keperawatan profesional
dan juga menambah wawasan.
v
BAB II
PEMBAHASAN
vi
ini di lengan Anda dan menggembungkannya. Rasanya seperti meremas
lengan Anda selama beberapa saat.”
Terima Kasih: Di akhir pertemuan, ucapkan terima kasih kepada pasien dan
tanyakan apakah ada yang diperlukan sebelum Anda pergi. Dalam rangkaian
perawatan akut atau jangka panjang, pastikan lampu panggilan berada dalam
jangkauan dan pasien mengetahui cara menggunakannya. Jika anggota
keluarga hadir, ucapkan terima kasih kepada mereka karena telah hadir untuk
mendukung pasien sebagaimana mestinya. Misalnya, “Terima kasih telah
meluangkan waktu untuk berbicara dengan saya hari ini. Adakah yang bisa
saya ambilkan untuk Anda sebelum saya meninggalkan ruangan? Ini lampu
panggilan (Tempatkan dalam jangkauan). Tekan tombol merah jika Anda ingin
memanggil perawat.”
Kerja
Fase ini melibatkan kerjasama aktif antara perawat dan klien dalam
mengeksplorasi dan memecahkan masalah yang ada. Perawat memberikan
dukungan, bimbingan, dan intervensi sesuai kebutuhan untuk membantu klien
mencapai tujuan yang ditetapkan. Hubungan antara perawat dan klien menjadi
lebih dalam dan klien mungkin mulai membuka diri lebih banyak.
Terminasi
Fase ini terjadi ketika hubungan antara perawat dan klien berakhir, baik karena
tujuan telah tercapai atau karena waktu terbatas telah berakhir. Perawat membantu
klien mengevaluasi perubahan yang telah dicapai selama hubungan,
mempersiapkan klien untuk berpisah, dan memfasilitasi transisi ke perawatan atau
dukungan lainnya yang mungkin diperlukan setelah terminasi.
2) Faktor yang Mempengaruhi Hubungan Perawat – Klien :
Komunikasi: Kualitas komunikasi antara perawat dan klien dapat memengaruhi
hubungan mereka. Komunikasi yang terbuka, jelas, dan empatik dapat
memperkuat hubungan.
Empati: Kemampuan perawat untuk memahami dan merasakan apa yang
dirasakan oleh klien dapat meningkatkan hubungan mereka. Empati
memungkinkan perawat untuk memberikan perhatian yang lebih baik terhadap
kebutuhan dan keinginan klien.
vii
Kepercayaan: Klien harus merasa percaya kepada perawat untuk membuka diri
dan menerima perawatan yang diberikan. Kepercayaan ini dibangun melalui
konsistensi, kejujuran, dan integritas perawat.
Pengalaman dan Pengetahuan: Pengalaman dan pengetahuan perawat dalam
merawat jenis klien tertentu juga dapat mempengaruhi hubungan. Klien cenderung
merasa lebih nyaman dengan perawat yang memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang memadai.
Budaya dan Nilai: Perbedaan budaya dan nilai antara perawat dan klien juga dapat
memengaruhi hubungan mereka. Penting bagi perawat untuk menghormati dan
memahami latar belakang budaya dan nilai-nilai klien.
Lingkungan Fisik: Lingkungan fisik tempat perawatan juga dapat memengaruhi
hubungan antara perawat dan klien. Lingkungan yang nyaman dan aman dapat
menciptakan suasana yang mendukung untuk hubungan yang baik.
3) Strategi Membangun Hubungan Perawat – Klien :
Mendengarkan aktif: Menunjukkan minat dan empati pada klien.
Menjaga batas-batas profesional: Memahami batasan peran dan tanggung jawab
perawat.
Menyediakan dukungan: Memberikan dukungan emosional dan fisik yang diperlukan
kepada klien.
Menghargai keunikan individu: Mengakui bahwa setiap klien memiliki kebutuhan dan
preferensi yang unik.
2.2 Hubungan Perawat Keluarga
Hubungan antara perawat dan keluarga pasien adalah salah satu aspek penting dari
praktek keperawatan professional. Hubungan ini tidak hanya memengaruhi kesejahteraan
fisik dan emosional pasien, tetapi juga dapat memberikan dukungan yang signifikan bagi
keluarga mereka.
1) Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam membangun hubungan yang baik antara
perawat dan keluarga pasien
Komunikasi yang efektif: perawat perlu mampu berkomunikasi dengan jelas dan
efektif dengan keluarga pasien. Ini melibatkan mendengarkan dengan empati,
memberikan informasi yang tepat dan akurat tentang kondisi pasien, serta menjawab
pertanyaan dan kekhawatiran keluarga dengan jujur.
Menghargai kepentingan dan kebutuhan keluarga: perawat harus menghormati
kebutuhan dan prefensi keluarga pasien. Ini termasuk memahami nilai-nilai budaya,
viii
kepercayaa, dan keyakinan keluarga serta menciptakan lingkungan yang mendukung
untuk mereka.
Kolaborasi dalam perencanaan perawatan: perawat dapat bekerja sama dengan
keluarga untuk merencanakan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Ini
melibatkan pengembangan rencana perawatan yang dapat diimplementasikan
Bersama-sama dengan keluarga, serta melibatkan mereka dalam pengambilan
keputusan tentang perawatan medis dan nonmedis
Mendukung peran keluarga dalam perawatan: perawat dapat membaantu keluarga
pasien memahami peran dan tanggung jawab mereka dalam merawat anggota
keluarga yang sakit. Ini bisa termasuk memberikan perlatihan tentang cara merawat
pasien di rumah, memberikan sumber daya dan dukungaan, serta memberikan
informasi tentang layanan perawatan lanjut jika diperlukan.
Mempertahankan privasi dan kerahasiaan: perawat harus menghormati privasi dan
kerahasiaan pasien serta keluarganya. Ini termasuk memberikan ruang pribadi untuk
percakaapan, menjaga informasi medis rahasia, dan memastikan bahwa informasi
tidak tanpa izin yang sesuai.
Mengatasi konflik dengan bijak: terkadang, konflik dapat timbul antara perawat dan
keluarga pasien karena perbedaan pendapat atau harapan. Dalam situasi seperti ini,
penting untuk menangani konflik dengan bijaksana, berusaha untuk mencapai
pemahaman Bersama, dan tetap focus pada kepentingan terbaik pasien
ix
negatif dapat menyebabkan kecurigaan atau ketidakpercayaan, sementara pengalaman
positif dapat memperkuat hubungan.
Keterlibatan Keluarga: Tingkat keterlibatan keluarga dalam perawatan pasien juga
dapat memengaruhi hubungan mereka dengan perawat. Keluarga yang terlibat secara
aktif dalam perawatan pasien mungkin cenderung memiliki hubungan yang lebih baik
dengan perawat daripada keluarga yang kurang terlibat.
Keterampilan Komunikasi Perawat: Keterampilan komunikasi perawat, termasuk
kemampuan untuk mendengarkan dengan empati, menjelaskan informasi dengan
jelas, dan merespons dengan sensitif terhadap kebutuhan dan kekhawatiran keluarga,
dapat memengaruhi hubungan mereka dengan keluarga pasien.
Aspek Emosional: Emosi yang muncul akibat situasi kesehatan yang sulit atau stres
dapat mempengaruhi interaksi antara perawat dan keluarga pasien. Perawat yang
dapat mengelola emosi mereka dengan baik dan menunjukkan empati kepada
keluarga pasien mungkin dapat membangun hubungan yang lebih baik.
Sistem Perawatan Kesehatan: Faktor-faktor seperti kebijakan dan prosedur rumah
sakit, ketersediaan sumber daya, dan kebijakan pengunjung dapat mempengaruhi
interaksi antara perawat dan keluarga pasien. Sistem perawatan kesehatan yang
mendukung kolaborasi dan keterlibatan keluarga dapat memperkuat hubungan antara
perawat dan keluarga pasien.
xi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hubungan antara perawat dengan klien serta perawat dengan keluarga klien memiliki
peran penting dalam memberikan perawatan yang efektif dan holistik. Kedua hubungan ini
membutuhkan komunikasi yang baik, empati, dan kerjasama untuk memastikan kebutuhan
klien dipenuhi dengan baik. Hubungan perawat-klien berfokus pada perawatan langsung dan
pemenuhan kebutuhan individu, sedangkan hubungan perawat-keluarga melibatkan
pendukungan, edukasi, dan kolaborasi dengan keluarga untuk memperbaiki kondisi kesehatan
klien dan mengatasi tantangan yang mungkin timbul dalam proses penyembuhan. Dengan
membangun hubungan yang kuat dan saling percaya antara perawat, klien, dan keluarga,
pemberian perawatan yang optimal dapat terwujud.
3.2 Saran
Untuk memulai memahami hubungan manusiawi dalam kontek profesionalseseorang
harus mengerti bahwa penyebab bertambahnya kebutuhan manusiawisecara universal
menimbulkan kebutuhan baru, dan membuat seseorang yang rutinuntuk
menyalahgunakan.Oleh karena itu sebagai perawat harus dapat mengidentifikasi
kerusakanfisiologis yang spesifik yang disebabkan oleh gejala-gejala penyakit atau
kelainanlain, tetapi juga harus menemukan bagaimana keadaan tersebut dapat
menggangguhumanitas pasien sehubungan dengan integritas pasien sebagai manusia.Dengan
mengetahui bahwa pasien yang berbeda akan memperlihatkan reaksi-reaksi yang berbeda
terhadap ancaman penyakit yang telah dialami dan dapatmengancam humanitas pasien, maka
perawat harus melakukan pengidentifikasianrespon-respon manusia terhadap ancaman-
ancaman tersebut.
xii
DAFTAR PUSTAKA
Dian, pramesti. Komunikasi efektif hubungan perawat dengan klien dan keluarga. Dalam
https://id.scribd.com/document/660209702/MAKALAH-KOMUNIKASI-EFEKTIF-
HUBUNGAN-PERAWAT-DENGAN-KLIEN-DAN-KELUARGA
xiii