Disusun Oleh :
Muflihatin (723621934)
Universitas Wiraraja
2024
Kata Pengantar
Puji syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa,akhirnya Makalah ini dapat kami
selesaikan dengan baik dan atas kehendak-Nya semua proses pembuatan Makalah yang
berjudul Komunikasi Efektif Perawat dengan Klien/Pasien ini dapat berjalan dengan baik dan
tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini kami tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu proses pembuatan Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.Terima kasih
kepada dosen kami Ibu Cory Nelia Damayanti S.Kep.,Ns.,M.Kes dan teman-teman yang
telah ikut memberikan motivasi dan doa sehingga kami terus berusaha pantang menyerah dan
terus bersemangat dalam menghadapi rintangan yang menghalangi pembuatan makalah ini.
Makalah yang berjudul “Komunikasi Efektif Perawat dengan Klien/Pasien” ini berisi
tentang pentingnya komunikasi efektif antara perawat dengan pasien dalam menunjang
keberhasilan asuhan keperawatan.
Kami menyadari bahwa Makalah ini belum sempurna,untuk itu dengan senang hati
penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan penelitian
ini untuk ke depan.
PENDAHULUAN
Komunikasi merupakan ketrampilan yang sangat penting bagi seorang perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan. Data menunjukkan bahwa lulusan baru program
pendidikan perawat masih harus melakukan upaya yang esktra untuk melakukan komunikasi
dengan pasien. Upaya untuk meningkatkan pengalaman berkomunikasi dapat dilakukan
dengan berbagai cara, salah satunya menggunakan simulasi dengan teknik role play bagi
mahasiswa keperawatan dalam setiap proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan
mengetahui bagaimana komunikasi efektif yang harus dilakukan perawat terhadap pasien
pada pembelajaran komunikasi dasar keperawatan mahasiswa keperawatan di program studi
S1 keperawatan Universitas Wiraraja.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan
menggunakan simulasi komunikasi efektif dalam membangun hubungan interpersonal antara
perawat dengan klien/pasien. Pengumpulan data dilakukan menggunakan lembar observasi
komunikasi terapeutik, perilaku komunikasi serta pelaksanaan role play. Role play dirancang
sesai dengan topik komunikasi terapeutik oleh masing-masing kelompok dengan
memperhatikan tahapan pembuatan role play yang diukur menggunakan lembar observasi.
role play berpengaruh terhadap kemampuan dan perilaku komunikasi terapautik pada
mahasiswa keperawatan, sehingga dapat diterapkan sebagai metode pembelajaran agar
tercapai kemampuan komunikasi terapeutik yang baik pada mahasiswa keperawatan.
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep caring dan komunikasi tidak statis. Apa yang dianggap sebagai"caring" di masa
lalu mungkin tidak sama dengan persepsi kita mengenai "caring" saat ini. Gaya keperawatan
telah berubah, begitu juga pendekatan terhadap asuhan. Namun, mash belum jelas apa yang
kita maksud dengan istilah "hubungan caring (caring relationship)" saat kita menggunakan
istilah tersebut dalam keperawatan.
Komunikasi di masa lalu cenderung "dari atas ke bawah" dan bersifat seperti rantai,
dokter berkomunikasi dengan staf senior di ruang rawat, staf senior berkomunikasi dengan
staf junior di ruang rawat, dan seterusnya.Komunikasi dengan pasien sering (dan mungkin
masih) menjadi aktivitas yang dilakukan dengan cepat dan bahkan tidak dilakukan: pasien
sering kali tidak memiliki atau hanya memiliki sedikit pemahaman mengenai apa yang terjadi
pada dirinya. Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah melihat per-tumbuhan yang sangat
cepat dalam semua aspek komunikasi dalam kepe-rawatan. Kurikulum keperawatan telah
memasukkan keterampilan interpersonal dan konseling sebagai topik penting untuk dicakup.
Manajemen dan staf klinik menghadiri kursus-kursus tentang asertivitas, seminar tentang
kesadaran diri, dan kursus tentang konseling. Sebagian besar perawat menjadi lebih
menyadari kebutuhan untuk berkomunikasi secara efektif dengan semua orang yang kontak
dengan mereka. Komunikasi yang buruk adalah salah satu faktor yang mendorong banyaknya
keluhan tentang asuhan pro-fesional. Kita harus belajar untuk berkomunikasi secara lebih
efektif.
Peran tradisional dokter dan perawat telah berubah, dan perubahan ter-sebut mendorong
perawat untuk menilai kembali cara mereka memberikan asuhan dan cara mereka
berkomunikasi dengan pasien dan kolega. Juga, pe-rawat, dokter, dan profesional kesehatan
lain, semakin sering diajarkan bersama-sama, dan hal ini tampaknya membuat semua disiplin
profesional lebih menyadari masalah dan kekuatan setiap kelompok. Pendidikan inter-disiplin
berpotensi meningkatkan kerja tim yang lebih besar di antara profesional dan mulai
menghilangkan barier komunikasi profesional.
2.3 Sikap Yang Harus Dimiliki Seorang Perawat Dalam Menghadapi Pasien
Sebagai seorang perawat kita dituntut untuk selalu dapat bersikap profesional saat
bertugas.Terdapat empat nilai professional penting menurut Watson,yaitu (1) komitmen yang
tinggi untuk melayani, (2) penghargaan atas harkat dan martabat klien/pasien, (3) komitmen
terhadap pendidikan, dan (4) otonomi.
Salah satu contoh profesionalisme yang ditunjukkan adalah saat menghadapi klien
walaupun keadaan emosi perawat sedang kesal, lelah atau sedih perawat harus tetap memiliki
komitmen tinggi untuk melayani dan memberikan yang terbaik.Seorang perawat seringkali
menghadapi konflik emosional saat bertugas,namun demikian sebagai seorang perawat
profrsional hal tersebut harus dipisahkan antara pekerjaan dan masalah emosi. Perawat harus
bisa meredam emosi dan mengesampingkan urusan pribadi saat bekerja.
Hal lain yang tidak kalah penting yang harus dimiliki oleh seorang perawat dalam
melakukan komunikasi adalah sikap empati. Empati merupakan sikap dan perilaku perawat
untuk mau memperhatikan pasien.Dalam melakukan komunikasi dengan klien perawat harus
memiliki sikap empati sehingga dapat terbina hubungan saling percaya antara perawat dan
klien.
Bentuk komunikasi bisa berupa komunikasi verbal dan non verbal.Sentuhan merupakan
bentuk komunikasi non verbal yang penting pada situasi emosional, meskipun begitu, sangat
perlu bagi perawat untuk memahami siapa, kapan dan mengapa sentuhan dilakukan
dikarenakan komunikasi non verbal ini mempunyai efek yang berlainan pada setiap
individu.Sentuhan merupakan bentuk komunikasi non verbal yang penting dalam menjalin
hubungan dengan klien sehingga bisa menjadi lebih akrab. Sentuhan dapat menimbulkan arti
yang lebih bermakna sehingga klien puas dengan pelayanan yang diberikan.
Perilaku caring merupakan upaya yang dilakukan perawat untuk dekat dengan klien dan
mengerti apa yang di rasakan klien sehingga perawat mampu melakukan asuhan keperawatan
dengan tepat sesuai masalah yang dialami klien.Caring berarti perilaku perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan mempunyai sifat peduli terhadap keluhan klien, tidak
membeda-bedakan klien.Perilaku caring yang tidak dilakukan secara benar akan memberikan
dampak, baik kepada perawat maupun pasien.Perawat yang tidak menerapkan perilaku caring
dengan baik maka dinilai kurang memiliki motivasi untuk melakukan kinerja sesuai profesi.
Perilaku Caring terhadap pasien merupakan esensi keperawatan yang harus dilandasi
dengan komunikasi yang efektif yang memiliki dampak bagi kepuasan pasien. Kepedulian,
empati, komunikasi yang lembut akan membentuk hubungan yang terapeutik pada perawat,
dengan demikian klien akan merasa nyaman dan mengurangi tingkat stres. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi sifat caring antara lain faktor individu,faktor psikologis, dan
faktor organisasi.Perilaku caring yang diberikan oleh perawat terhadap klien dapat
menimbulkan dampak terhadap kesejahteraan emosional dan spiritual klien,meningkatkan
martabat klien,kontrol diri, kepribadian, peningkatan kesembuhan fisik, memberikan
keamanan serta menimbulkan hubungan saling percaya antara perawat dengan klien.
PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
https://jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/view/243/pdf_161
https://books.google.com/books/about/
Caring_and_Communicating_Hubungan_Interp.html?id=X_YBXDCAWUIC
https://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JURNALKEPERAWATAN/article/view/1255/988
https://scholar.google.com/scholar?
hl=en&as_sdt=0%2C5&q=komunikasi+efektif+dengan+klien&oq=#d=gs_qabs&t=1710778320990&u
=%23p%3DXDCvpQYppBsJ
https://scholar.google.com/scholar?
hl=en&as_sdt=0%2C5&q=komunikasi+efektif+dengan+klien&oq=#d=gs_qabs&t=1710778430687&u
=%23p%3DHuxwy0F1vewJ
https://scholar.google.com/scholar?
hl=en&as_sdt=0%2C5&q=komunikasi+efektif+dengan+klien&oq=#d=gs_qabs&t=1710778462435&u
=%23p%3Dwu1_hdSWel8J