Disusun Oleh :
Kelompok 3
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat karunia Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok
dalam mata kuliah Komunikasi Dasar Keperawatan dengan judul “Konsep
Komunikasi Efektif dalam Keperawatan”.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
teman-teman kelompok yang membantu dalam mencari referensi materi, sehingga
makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Kami pun menyadari bahwa makalah ini tidak sepenuhnya sempurna. Terdapat
berbagai kekurangan, baik secara penyusunan dan materi. Kami berharap makalah ini
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dalam pembelajaran dan menambah
wawasan terkait topik yang dibahas.
Kelompok 3
3
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN........................................................................................ii
KATA PENGANTAR................................................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................2
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................3
3.2 Saran....................................................................................................................3
REFERENSI................................................................................................................4
4
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai salah satu tenaga kesehatan yang bekerja 24 jam dan menghabiskan
banyak waktu dalam memantau kondisi pasien, perawat memerlukan keahlian dalam
membangun dan menyampaikan kondisi pasien. Baik secara individu, keluarga,
kelompok, maupun sesama rekan sejawat. Di rumah sakit sering kali terjadi
kesalahpahaman antara pasien dengan perawat. Oleh sebab itu, ketika seorang
perawat tidak mampu mengkomunikasikan perencanaan tindakan yang akan
5
dilakukan terhadap pasiennya, hal itu akan menghasilkan penolakan dan protes dari
pihak pasien maupun keluarga.
Komunikasi yang efektif harus dibangun sejak awal kontak dengan pasien. Ketika
diawal kontak terjadi kesalahan persepsi, baik pasien maupun keluarga tidak akan
mendapatkan perasaan nyaman, aman, dan akan sulit untuk mempercayai tindakan
perawat setelah nya.
6
Untuk mengetahui bagaimana tahapan dalam membangun komunikasi
efektif dalam keperawatan.
7
BAB II
PEMBAHASAN
8
Kecerdasan emosional dan kemampuan yang ada di dalam individu
tersebut dapat memecahkan masalah, mengamati, mengidentifikasi dan
dapat menerapkan informasi emosional pada diri sendiri.
Keterampilan komunikasi menjadi salah satu faktor penting yang harus
dimiliki perawat untuk berkomunikasi secara efektif, menggunakan bahasa
dan teknik lain yang sederhana dan mudah dipahami, dan menggunakan
ekspresi yang jelas untuk membahas beberapa topik.
Pengalaman kerja mempengaruhi kerjasama dan interaksi dengan pasien,
sebab perawat menempati posisi penting dalam membantu meningkatkan
mutu rumah sakit.
Kesadaran merupakan metode pemberi perawatan untuk mengenali dan
mengkoordinasikan apa yang terjadi pada pasien dan staff lain dan
memverifikasi bahwa pesan yang dikirim telah diterima. Kesadaran
bersama mengurangi risiko perilaku buruk.
Sosial budaya merupakan tantangan yang harus dilalui perawat dan
anggota kesehatan yang lain maupun pasien.
Dalam proses keperawatan terdapat dua jenis komunikasi yaitu verbal dan non
verbal diambil dari (richard oliver ( dalam Zeithml., 2021).
Komunikasi Verbal
Komunikasi ini dapat disampaikan secara lisan maupun tulisan. Dalam
penyampaian isi informasi ini lebih menekankan pada kata-kata serta
kalimat yang singkat, padat, jelas, dapat diterima, dan sederhana. Informasi
yang disampaikan bersifat faktual, akurat, dan efisien agar data yang
didapatkan valid. Ketika perawat melakukan pengkajian, perawat
memerlukan beberapa data dasar yang diperoleh melalui wawancara
langsung dengan pasien atau keluarga.
Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal disampaikan melalui gestur tubuh, raut wajah,
gerakan, dan secara penampilan. Komunikasi non verbal sangat
9
menekankan pada kondisi psikologis. Ekspresi wajah perawat pun dapat
mempengaruhi pasien hingga merasa tertekan dan tidak nyaman. Intonasi
dan suara perawat juga menentukan keberhasilan suatu komunikasi yang
berjalan. Jika tidak sesuai harapan, komunikasi yang terjadi tidak lagi
efektif. Selain itu, komunikasi non verbal kerap digunakan pasien untuk
menunjukkan keluhan dari rasa sakit yang dialami. Perawat dapat menilai
seberapa besar skala rasa sakit dan nyeri yang pasien rasakan dengan
memperhatikan ekspresi wajah dan gestur tubuh si pasien.
10
Audible artinya pesan yang disampaikan komunikator dapat diterima
dengan baik oleh penerima pesan dalam bentuk apapun. Baik pasien
maupun perawat dapat saling mengerti sehingga menghindari terjadi nya
kesalahpahaman.
Clarity artinya perawat mampu memberikan pesan yang jelas agar tidak
menimbulkan kesalahan penafsiran. Dalam konteks ini juga clarity dapat
berarti keterbukaan dan transparansi penyampaian pesan untuk menarik
kepercayaan klien serta memberikan rasa aman.
Humble merupakan sebuah sikap rendah hati dan ramah. Sebagai seorang
perawat sikap ini menjadi fokus utama saat memberikan pelayanan
kesehatan.
11
Kecakapan yang kurang dalam komunikasi
Berbicara tersendat-sendat menyebabkan pendengar menjadi akan menjadi
kesal dan tidak sabar.
Kurang memahami latar belakang sistem sosial budaya
Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor budaya.
Budaya juga akan membatasi cara bertindak dan berkomunikasi.
Jarak fisik
Komunikasi menjadi kurang lancar apabila jarak antara komunikator dan
komunikan berjauhan. Jarak akan dapat mempengaruhi komunikasi dimana
jarak tertentu memberi rasa aman dan kontrol.
Emosi
Keadaan emosi merupakan perasaan yang subjektif seseorang terhadap
suatu kejadian. Emosi seperti marah, sedih atau senang akan berpengaruh
dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Sumber
Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan dan
digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri.
Komunikator
Komunikator adalah seseorang yang berperan sebagai pengirim pesan,
penerima pesan, atau kedua-duanya dalam suatu interaksi komunikasi..
Pesan
Pesan adalah informasi,ide,atau konsep yang disampaikan dari suatu pihak
kepada pihak lain melalui berbagai saluran komunikasi, seperti lisan,
12
tulisan, gambar, atau tindakan.
Komunikan
Komunikan adalah seseorang yang berperan sebagai penerima pesan dalam
sebuah komunikasi. Perawat dan pasien dapat menjadi komunikan,
bergantung pada keadaan dan peran saat komunikasi berlangsung.
Umpan balik
Umpan balik adalah tanggapan atau respons yang diberikan oleh seseorang
atau sebuah sistem terhadap suatu tindakan, proses, atau pesan yang
diterimanya.
Efek
Efek adalah hasil atau dampak dari suatu tindakan, kejadian, atau proses
terhadap individu, kelompok, atau lingkungan.
Standar akreditasi RS 2012 SKP.2 / JCI IPSG.2 mensyaratkan agar rumah sakit
menyusun cara komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan
dapat dipahami penerima. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kesalahan dan
menghasilkan perbaikan keselamatan pasien. Bentuk komunikasi yang rawan
kesalahan diantaranya adalah intruksi untuk penatalaksanaan pasien yang diberikan
secara lisan atau melalui telepon.
Salah satu dampak dari hambatan dalam berkomunikasi dengan klien
adalah ketidakpuasan klien terhadap pelayanan yang diberikan. Beberapa
informan mengatakan bahwa klien yang merasa tidak puas terhadap komunikasi
yang dilakukan perawat bisa menyebabkan klien marah dan komplain baik
itu diungkapkan secara langsung ataupun dituliskan di kotak saran (Mutiara, 2017).
Oleh karena itu, seorang perawat perlu memiliki kemampuan dalam berkomunikasi
dan mengetahui benar konsep, prinsip, faktor, dan tahapan dalam komunikasi efektif
dalam hubungan interpersonal antar perawat dan pasien.
13
Mengenal pasien
Memahami benar maksud dan tujuan komunikasi
Menyampaikan pesan dengan baik dan benar
Menggunakan bahasa tubuh (Body Language) yang baik
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi efektif dalam keperawatan merupakan sebuah fenomena kompleks
sebab komunikasi efektif dibangun atas dasar kepercayaan dan rasa nyaman antar
perawat dan pasien. Setiap rumah sakit diseluruh Indonesia pharus menerapkan enam
sasaran dimana salah satu nya adalah komunikasi. Komunikasi efektif merupakan
salah satu upaya untuk mengurangi terjadinya kesalahan yang dapat membahayakan
pasien. Faktor yang mempengaruhi komunikasi efektif dalam hubungan interpersonal
antara lain kecerdasan emosional, keterampilan komunikasi, pengalaman kerja,
kesadaran, dan sosial budaya. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, komunikasi efektif
pun terbagi menjadi dua jenis, yaitu verbal dan non verbal.
Terdapat prinsip dasar dalam komunikasi efektif, perawat dan pasien perlu
memahami benar bahwa komunikasi merupakan suatu sistem, interaksi, transaksi,
baik disengaja maupun tidak disengaja. Ada lima prinsip utama yang dikenal dengan
REACH yaitu (Respect, Empathy, Audible, Clarity, Humble). Namun komunikasi
tidak dapat terus berjalan efektif, terdapat beberapa faktor penghambat yang
menyebabkan salah persepsi seperti kendala bahasa, sosial budaya, kecakapan yang
kurang dalam komunikasi, jarak fisik, dan emosi.
Dalam sebuah komunikasi efektif terdapat tujuh elemen yaitu sumber informasi,
komunikator, pesan, komunikan, umpan balik, dan efek. Tujuh elemen tersebut akan
melalui tahapan dalam membangun sebuah komunikasi. Tahapan tersebut dimulai
dari pengenalan komunikator, penyampaian pesan yang jelas, pemahaman komunikan
atas maksud dan tujuan, umpan balik, dan efek dari penerimaan informasi.
15
3.2 Saran
Adapun saran yang penulis sampaikan pada pembaca yaitu di harapkan setelah
membaca makalah ini, pembaca dapat menambah wawasan mengenai konsep
komunikasi efektif dalam keperawatan. Khususnya bagi calon perawat kiranya materi
dalam makalah ini dapat di terapkan dan di implementasikan dengan baik kepada
pasien. Dan kepada instansi pendidikan, di harapkan makalah ini dapat membantu
dalam segi pengembangan pengetahuan bagi seluruh mahasiswa keperawatan.
16
REFERENSI
D Basuki. (2022). BAB II STUDI LITERATUR 2.1 Konsep Komunikasi Efektif 2.1.1
Pengertian Komunikasi Efektif.
https://repositori.stikes-ppni.ac.id/bitstream/handle/123456789/1224/BAB
2_202173041.pdf?sequence=5&isAllowed=y
17
Nuraisya dan Yuliawati (2020). Komunikasi dan Konseling (Feminisme) dalam
Pelayanan Kebidanan. Yogyakarta
Rasiman, N. B., Laka, A. A. M. L., Fathonah, S., Haeriyah, Y. S., Arianti, D.,
Suprayitno, E., Kristianingsih, Y., Astari, D. W., Simamora, L. L., Djajanti, C.
W., Susilowati, Y. A., Yuningsih, A., Saputra, B., Hertini, R., & Sihombing, F.
(2021). Komunikasi Dasar Keperawatan.
richard oliver ( dalam Zeithml., dkk 2018 ). (2021). Konsep Komunikasi Efektif.
Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., Ratna, 2013–2015.
18