Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KONSEP KOMUNIKASI EFEKTIF


DALAM KEPERAWATAN

Disusun Oleh :
Kelompok 3

1. Ninda Putri Ardila Kurnia 2023610007


2. Estiani Rambu Sedu Oyi 2023610013
3. Diana Ana Anggu 2023610030
4. Muhammad Sabirin Ilham 2023610068

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2024
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini kami menyatakan bahwa:


Kami mempunyai copi dari makalah ini yang dapat kami reproduksi jika makalah
yang kami kumpulkan hilang atau rusak.
Makalah ini adalah hasil karya kami sendiri dan bukan merupakan karya orang lain
kecuali yang telah dituliskan dalam referensi, serta tidak ada seorangpun yang
membuatkan makalah ini untuk kami.
Jika dikemudian hari terbukti adanya ketidakjujuran akademik, kami bersedia
mendapatkan sangsi sesuai peraturan yang berlaku.

Malang, 25 Maret 2024

Nama Nim Tanda Tangan


Ninda Putri Ardila Kurnia 2023610007
Estiani Rambu Sedu Oyi 2023610013
Diana Ana Anggu 2023610030
Muhammad Sabirin Ilham 2023610068

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat karunia Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok
dalam mata kuliah Komunikasi Dasar Keperawatan dengan judul “Konsep
Komunikasi Efektif dalam Keperawatan”.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
teman-teman kelompok yang membantu dalam mencari referensi materi, sehingga
makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu.

Kami pun menyadari bahwa makalah ini tidak sepenuhnya sempurna. Terdapat
berbagai kekurangan, baik secara penyusunan dan materi. Kami berharap makalah ini
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dalam pembelajaran dan menambah
wawasan terkait topik yang dibahas.

Malang, 25 Maret 2024

Kelompok 3

3
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN........................................................................................ii

KATA PENGANTAR................................................................................................iii

DAFTAR ISI...............................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................1

1.4 Manfaat Penulisan...............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................2

2.1 Konsep Komunikasi Efektif dalam Keperawatan...............................................2

2.2 Prinsip Komunikasi Efektif dalam Keperawatan................................................2

2.3 Tahapan dalam Membangun Komunikasi Efektif...............................................2

BAB III PENUTUP.....................................................................................................3

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................3

3.2 Saran....................................................................................................................3

REFERENSI................................................................................................................4

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam studi literatur (D Basuki, 2022) mengutip pernyataan Walter Lippman
dalam Effendy (2013), komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berusaha
memilih cara yang tepat agar gambaran dalam benak dan isi kesadaran dari
komunikator dapat dimengerti, diterima, dan bahkan dilakukan oleh komunikan. Oleh
karena itu, konsep komunikasi efektif menjadi salah satu pembelajaran penting guna
mencapai hasil yang masksimal. Dalam keperawatan salah satu aspek penting yang
mendasari kelanjutan proses keperawatan, yaitu komunikasi. Dimana dalam
komunikasi terjadi pertukaran informasi antar klien dan tenaga kesehatan.
Komunikasi yang baik akan menghasilkan informasi yang lebih akurat, sehingga
tenaga kesehatan harus mampu mengkomunikasikan suatu hal secara efektif.

Komunikasi dikutip dari (Hariyanto, 2021) diwujudkan dalam bentuk


penyampaian pesan-pesan baik verbal maupun non verbal dalam mengaktulisasikan
dirinya dalam hal ide, perasaan, keterampilan melalui penggunaan simbol kata-kata,
gambar, angka dan tulisan yang itu disebut komunikasi. Sementara efektif yang
dimaksudkan adalah membawa hasil dan sesuai dengan harapan. Komunikasi efektif
merupakan komunikasi yang tidak hanya menghasilkan perpindahan informasi saja
tetapi terjadinya perubahan perilaku pada orang yang terlibat dalam proses
komunikasi (Rasiman et al., 2021).

Sebagai salah satu tenaga kesehatan yang bekerja 24 jam dan menghabiskan
banyak waktu dalam memantau kondisi pasien, perawat memerlukan keahlian dalam
membangun dan menyampaikan kondisi pasien. Baik secara individu, keluarga,
kelompok, maupun sesama rekan sejawat. Di rumah sakit sering kali terjadi
kesalahpahaman antara pasien dengan perawat. Oleh sebab itu, ketika seorang
perawat tidak mampu mengkomunikasikan perencanaan tindakan yang akan

5
dilakukan terhadap pasiennya, hal itu akan menghasilkan penolakan dan protes dari
pihak pasien maupun keluarga.

Komunikasi yang efektif harus dibangun sejak awal kontak dengan pasien. Ketika
diawal kontak terjadi kesalahan persepsi, baik pasien maupun keluarga tidak akan
mendapatkan perasaan nyaman, aman, dan akan sulit untuk mempercayai tindakan
perawat setelah nya.

Sebagaimana telah diuraikan di atas, komunikasi yang efektif dalam keperawatan


merupakan sebuah aspek penting dalam memulai proses keperawatan. Konsep
komunikasi efektif seperti apakah yang digunakan oleh tenaga kesehatan khususnya
perawat dalam membangun hubungan intrapersonal dan interpersonal guna mencapai
hasil yang maksimal? Untuk itulah kami menyusun makalah dengan judul “Konsep
Komunikasi Efektif dalam Keperawatan” sebagai materi pendukung pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah


Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya dalam latar belakang, adapun rumusan
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut.

 Bagaimanakah konsep komunikasi efektif dalam keperawatan?


 Bagaimanakah prinsip komunikasi efektif dalam keperawatan?
 Bagaimanakah tahapan dalam membangun komunikasi efektif dalam
keperawatan?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah yang akan dibahas, adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut.

 Untuk mengetahui bagaimana konsep komunikasi efektif dalam


keperawatan.
 Untuk mengetahui bagaimana prinsip komunikasi efektif dalam
keperawatan.

6
 Untuk mengetahui bagaimana tahapan dalam membangun komunikasi
efektif dalam keperawatan.

1.4 Manfaat Penulisan


Dengan adanya penulisan makalah Konsep Komunikasi Efektif dalam
Keperawatan ini, mahasiswa mempunyai pemahaman mengenai konsep komunikasi
efektif dalam keperawatan baik secara intrapersonal maupun interpersonal. Sehingga
mahasiswa dapat mengimplementasikan tahapan komunikasi yang efektif pada klien,
keluarga, kelompok, dan rekan sejawat lain dalam menghadapi berbagai hal dan
keadaan.

7
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Komunikasi Efektif dalam Keperawatan


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi merupakan sebuah proses
pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga
pesan yang di maksud dapat dipahami. Dalam proses keperawatan komunikasi yang
efektif menjadi dasar yang sangat kompleks. Dalam British Journal oleh Dorothy,
mengutip mengenai komunikasi merupakan fenomena kompleks dalam keperawatan
sebab komunikasi efektif terbangun atas dasar hubungan, suasana hati, waktu, ruang,
budaya, ekspresi wajah, gerak tubuh, dan pemahaman pribadi serta persepsi (Afriyie,
2020).

Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES) 2017 menekankan bahwa semua


rumah sakit perlu menerapkan enam sasaran keselamatan pasien. Salah satunya
adalah dengan meningkatkan komunikasi yang efektif. Untuk mengurangi terjadinya
kesalahan yang membahayakan keselamatan pasien. Komunikasi efektif antara
petugas kesehatan yang lain dapat menghasilkan perawatan yang terbaik untuk pasien
(Ratna 2019).

Communication is an essential element of building trust and comfort in nursing


and is the basis of a nurse-patient relationship (Dithole et al., 2017). However, most
patient-reported complaints in healthcare are around failed communication.
Berdasarkan kutipan di atas konsep komunikasi efektif dalam keperawatan
merupakan sebuah elemen utama dalam membangun kepercayaan dan kenyamanan
dengan pasien. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadi nya komunikasi
efektif menurut Bramhall dalam Palupi (2021), perawat berperan penting dalam
komunikasi yang efektif karena komunikasi yang efektif dapat menciptakan budaya
yang produktif yaitu sebagai berikut.

8
 Kecerdasan emosional dan kemampuan yang ada di dalam individu
tersebut dapat memecahkan masalah, mengamati, mengidentifikasi dan
dapat menerapkan informasi emosional pada diri sendiri.
 Keterampilan komunikasi menjadi salah satu faktor penting yang harus
dimiliki perawat untuk berkomunikasi secara efektif, menggunakan bahasa
dan teknik lain yang sederhana dan mudah dipahami, dan menggunakan
ekspresi yang jelas untuk membahas beberapa topik.
 Pengalaman kerja mempengaruhi kerjasama dan interaksi dengan pasien,
sebab perawat menempati posisi penting dalam membantu meningkatkan
mutu rumah sakit.
 Kesadaran merupakan metode pemberi perawatan untuk mengenali dan
mengkoordinasikan apa yang terjadi pada pasien dan staff lain dan
memverifikasi bahwa pesan yang dikirim telah diterima. Kesadaran
bersama mengurangi risiko perilaku buruk.
 Sosial budaya merupakan tantangan yang harus dilalui perawat dan
anggota kesehatan yang lain maupun pasien.

Dalam proses keperawatan terdapat dua jenis komunikasi yaitu verbal dan non
verbal diambil dari (richard oliver ( dalam Zeithml., 2021).

 Komunikasi Verbal
Komunikasi ini dapat disampaikan secara lisan maupun tulisan. Dalam
penyampaian isi informasi ini lebih menekankan pada kata-kata serta
kalimat yang singkat, padat, jelas, dapat diterima, dan sederhana. Informasi
yang disampaikan bersifat faktual, akurat, dan efisien agar data yang
didapatkan valid. Ketika perawat melakukan pengkajian, perawat
memerlukan beberapa data dasar yang diperoleh melalui wawancara
langsung dengan pasien atau keluarga.
 Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal disampaikan melalui gestur tubuh, raut wajah,
gerakan, dan secara penampilan. Komunikasi non verbal sangat

9
menekankan pada kondisi psikologis. Ekspresi wajah perawat pun dapat
mempengaruhi pasien hingga merasa tertekan dan tidak nyaman. Intonasi
dan suara perawat juga menentukan keberhasilan suatu komunikasi yang
berjalan. Jika tidak sesuai harapan, komunikasi yang terjadi tidak lagi
efektif. Selain itu, komunikasi non verbal kerap digunakan pasien untuk
menunjukkan keluhan dari rasa sakit yang dialami. Perawat dapat menilai
seberapa besar skala rasa sakit dan nyeri yang pasien rasakan dengan
memperhatikan ekspresi wajah dan gestur tubuh si pasien.

2.2 Prinsip Komunikasi Efektif dalam Keperawatan


Dalam membangun sebuah komunikasi yang efektif seseorang perlu mengetahui
beberapa prinsip dasar dalam komunikasi, yaitu bahwa komunikasi merupakan suatu
sistem, suatu interaksi dan transaksi dan sesuatu yang disengaja maupun tidak di
sengaja. Ketika terjadi sebuah interaksi maka akan terjadi komunikasi antara satu
individu atau lebih (Mundakir, 2016).

Untuk menghasilkan sebuah komunikasi yang efektif seorang perawat perlu


mengetahui 5 prinsip utama dalam membangun komunikasi efektif. 5 prinsip tersebut
dikenal dengan REACH (respect,empathy,audible,clarity,humble). (D Basuki, 2022):
(Universitas Negeri Malang, 2015).

 Respect merupakan sebuah sikap menghargai individu yang berperan


sebagai komunikator atau penerima. Perawat perlu menghargai dan
mendengarkan pasien ketika sedang berbicara mengenai keluhan yang
dialami. Hal ini dpaat membantu pasien merasa aman dan nyaman.
 Empathy merupakan kemampuan kognitif dalam memahami kondisi
mental dan emosional seseorang. Komunikasi efektif dapat tercapai apabila
komunikator memiliki rasa empati. Dimana empati tersebut adalah
kemampuan menempatkan diri pada situasi dan kondisi yang sama dengan
pasien.

10
 Audible artinya pesan yang disampaikan komunikator dapat diterima
dengan baik oleh penerima pesan dalam bentuk apapun. Baik pasien
maupun perawat dapat saling mengerti sehingga menghindari terjadi nya
kesalahpahaman.
 Clarity artinya perawat mampu memberikan pesan yang jelas agar tidak
menimbulkan kesalahan penafsiran. Dalam konteks ini juga clarity dapat
berarti keterbukaan dan transparansi penyampaian pesan untuk menarik
kepercayaan klien serta memberikan rasa aman.
 Humble merupakan sebuah sikap rendah hati dan ramah. Sebagai seorang
perawat sikap ini menjadi fokus utama saat memberikan pelayanan
kesehatan.

Komunikasi akan berjalan dengan efektif ketika seorang perawat mampu


melaksanakan 5 prinsip REACH, dengan mempertimbangkan waktu, tempat,
suasana, cara penyampaian, perasaan, kejelasan tujuan, dan kondisi sosial budaya si
klien. Namun komunikasi efektif tidak dapat berlangsung secara terus menerus.
Terdapat 2 faktor utama yang menghambat terjadinya komunikasi efektif dalam
hubungan interpersonal antara perawat dan pasien dikutip dari (Arumsari et al., 2017)
yaitu sebagai berikut.
 Budaya
Setiap daerah memiliki karakteristiknya masing-masing yang
mempengaruhi komunikasi antar individu. Perbedaan budaya dapat
menimbulkan kesalahpahaman saat berkomunikasi.
 Bahasa
Setiap daerah dan negara memiliki bahasanya masing-masing. Beberapa
perawat maupun pasien menyatakan bahwa mereka mengalami kesulitan
saat berkomunikasi khususnya yang menggunakan bahasa asing seperti
bahasa inggrus dan bahasa daerah.
Menurut Nuraisya dan Yuliawati (2020) hambatan dalam membangun komunikasi
efektif adalah sebagai berikut :

11
 Kecakapan yang kurang dalam komunikasi
Berbicara tersendat-sendat menyebabkan pendengar menjadi akan menjadi
kesal dan tidak sabar.
 Kurang memahami latar belakang sistem sosial budaya
Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor budaya.
Budaya juga akan membatasi cara bertindak dan berkomunikasi.
 Jarak fisik
Komunikasi menjadi kurang lancar apabila jarak antara komunikator dan
komunikan berjauhan. Jarak akan dapat mempengaruhi komunikasi dimana
jarak tertentu memberi rasa aman dan kontrol.
 Emosi
Keadaan emosi merupakan perasaan yang subjektif seseorang terhadap
suatu kejadian. Emosi seperti marah, sedih atau senang akan berpengaruh
dalam berkomunikasi dengan orang lain.

2.3 Tahapan dalam Membangun Komunikasi Efektif


Komunikasi yang efektif terjadi melalui beberapa tahapan. Namun sebelum
membahas tahapan, perlu diketahui bahwa dalam membangun komunikasi efektif
terdapat beberapa unsur. Menurut Mundakir (2016), unsur-unsur dalam komunikasi
ada 7 antara lain:

 Sumber
Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan dan
digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri.
 Komunikator
Komunikator adalah seseorang yang berperan sebagai pengirim pesan,
penerima pesan, atau kedua-duanya dalam suatu interaksi komunikasi..
 Pesan
Pesan adalah informasi,ide,atau konsep yang disampaikan dari suatu pihak
kepada pihak lain melalui berbagai saluran komunikasi, seperti lisan,

12
tulisan, gambar, atau tindakan.
 Komunikan
Komunikan adalah seseorang yang berperan sebagai penerima pesan dalam
sebuah komunikasi. Perawat dan pasien dapat menjadi komunikan,
bergantung pada keadaan dan peran saat komunikasi berlangsung.
 Umpan balik
Umpan balik adalah tanggapan atau respons yang diberikan oleh seseorang
atau sebuah sistem terhadap suatu tindakan, proses, atau pesan yang
diterimanya.
 Efek
Efek adalah hasil atau dampak dari suatu tindakan, kejadian, atau proses
terhadap individu, kelompok, atau lingkungan.

Standar akreditasi RS 2012 SKP.2 / JCI IPSG.2 mensyaratkan agar rumah sakit
menyusun cara komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan
dapat dipahami penerima. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kesalahan dan
menghasilkan perbaikan keselamatan pasien. Bentuk komunikasi yang rawan
kesalahan diantaranya adalah intruksi untuk penatalaksanaan pasien yang diberikan
secara lisan atau melalui telepon.
Salah satu dampak dari hambatan dalam berkomunikasi dengan klien
adalah ketidakpuasan klien terhadap pelayanan yang diberikan. Beberapa
informan mengatakan bahwa klien yang merasa tidak puas terhadap komunikasi
yang dilakukan perawat bisa menyebabkan klien marah dan komplain baik
itu diungkapkan secara langsung ataupun dituliskan di kotak saran (Mutiara, 2017).
Oleh karena itu, seorang perawat perlu memiliki kemampuan dalam berkomunikasi
dan mengetahui benar konsep, prinsip, faktor, dan tahapan dalam komunikasi efektif
dalam hubungan interpersonal antar perawat dan pasien.

Adapun tahapan untuk membangun komunikasi yang efektif adalah sebagai


berikut:

13
 Mengenal pasien
 Memahami benar maksud dan tujuan komunikasi
 Menyampaikan pesan dengan baik dan benar
 Menggunakan bahasa tubuh (Body Language) yang baik

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Komunikasi efektif dalam keperawatan merupakan sebuah fenomena kompleks
sebab komunikasi efektif dibangun atas dasar kepercayaan dan rasa nyaman antar
perawat dan pasien. Setiap rumah sakit diseluruh Indonesia pharus menerapkan enam
sasaran dimana salah satu nya adalah komunikasi. Komunikasi efektif merupakan
salah satu upaya untuk mengurangi terjadinya kesalahan yang dapat membahayakan
pasien. Faktor yang mempengaruhi komunikasi efektif dalam hubungan interpersonal
antara lain kecerdasan emosional, keterampilan komunikasi, pengalaman kerja,
kesadaran, dan sosial budaya. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, komunikasi efektif
pun terbagi menjadi dua jenis, yaitu verbal dan non verbal.

Terdapat prinsip dasar dalam komunikasi efektif, perawat dan pasien perlu
memahami benar bahwa komunikasi merupakan suatu sistem, interaksi, transaksi,
baik disengaja maupun tidak disengaja. Ada lima prinsip utama yang dikenal dengan
REACH yaitu (Respect, Empathy, Audible, Clarity, Humble). Namun komunikasi
tidak dapat terus berjalan efektif, terdapat beberapa faktor penghambat yang
menyebabkan salah persepsi seperti kendala bahasa, sosial budaya, kecakapan yang
kurang dalam komunikasi, jarak fisik, dan emosi.

Dalam sebuah komunikasi efektif terdapat tujuh elemen yaitu sumber informasi,
komunikator, pesan, komunikan, umpan balik, dan efek. Tujuh elemen tersebut akan
melalui tahapan dalam membangun sebuah komunikasi. Tahapan tersebut dimulai
dari pengenalan komunikator, penyampaian pesan yang jelas, pemahaman komunikan
atas maksud dan tujuan, umpan balik, dan efek dari penerimaan informasi.

15
3.2 Saran
Adapun saran yang penulis sampaikan pada pembaca yaitu di harapkan setelah
membaca makalah ini, pembaca dapat menambah wawasan mengenai konsep
komunikasi efektif dalam keperawatan. Khususnya bagi calon perawat kiranya materi
dalam makalah ini dapat di terapkan dan di implementasikan dengan baik kepada
pasien. Dan kepada instansi pendidikan, di harapkan makalah ini dapat membantu
dalam segi pengembangan pengetahuan bagi seluruh mahasiswa keperawatan.

16
REFERENSI

Afriyie, D. (2020). Effective communication between nurses and patients: An


evolutionary concept analysis. British Journal of Community Nursing, 25(9),
438–445. https://doi.org/10.12968/bjcn.2020.25.9.438

Arumsari, D. P., Emaliyawati, E., & Sriati, A. (2017). HAMBATAN KOMUNIKASI


EFEKTIF PERAWAT DENGAN KELUARGA PASIEN DALAM
PERSPEKTIF PERAWAT. JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN
INDONESIA, 2(2), 104. https://doi.org/10.17509/jpki.v2i2.4745

D Basuki. (2022). BAB II STUDI LITERATUR 2.1 Konsep Komunikasi Efektif 2.1.1
Pengertian Komunikasi Efektif.
https://repositori.stikes-ppni.ac.id/bitstream/handle/123456789/1224/BAB
2_202173041.pdf?sequence=5&isAllowed=y

Dithole, K. S., Thupayagale-Tshweneagae, G., Akpor, O. A., & Moleki, M. M.


(2017). Communication skills intervention: Promoting effective communication
between nurses and mechanically ventilated patients. BMC Nursing, 16(1), 1–6.
https://doi.org/10.1186/s12912-017-0268-5

Hariyanto, D. (2021). Buku Ajar Pengantar Ilmu Komunikasi Penulis : Didik


Hariyanto Diterbitkan oleh Jl . Mojopahit 666 B Sidoarjo ISBN : 978-623-6081-
32-7 Copyright © 2021 . Authors All rights reserved. In Pengantar Ilmu
Komunikasi.

Mundakir. (2016). Komunikasi Pelayanan Kesehatan. Jurnal Penelitian Pendidikan


Guru Sekolah Dasar, 6(August), 128.

Mutiara, S. (2017). Persepsi Perawat Terhadap Pelaksanaan Komunikasi Efektif. 5,


8.

17
Nuraisya dan Yuliawati (2020). Komunikasi dan Konseling (Feminisme) dalam
Pelayanan Kebidanan. Yogyakarta

Palupi, L. (2021). Identifikasi Penerapan Komunikasi Efektif Di Rumah Sakit Dengan


Pendekatan Studi Literatur (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Malang).

Rasiman, N. B., Laka, A. A. M. L., Fathonah, S., Haeriyah, Y. S., Arianti, D.,
Suprayitno, E., Kristianingsih, Y., Astari, D. W., Simamora, L. L., Djajanti, C.
W., Susilowati, Y. A., Yuningsih, A., Saputra, B., Hertini, R., & Sihombing, F.
(2021). Komunikasi Dasar Keperawatan.

richard oliver ( dalam Zeithml., dkk 2018 ). (2021). Konsep Komunikasi Efektif.
Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., Ratna, 2013–2015.

Salsabila, O. (2022). Faktor-Faktor Penghambat Komunikasi Efektif Pada Pelayanan


Kesehatan Di Ruang Rawat Inap Interne Kelas III Rumah Sakit Madina
Bukittinggi Tahun 2022 (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT).

Universitas Negeri Malang. (2015). Komunikasi efektif. Prinsip-Prinsip Komunikasi


Efektif, 1–17.

18

Anda mungkin juga menyukai