Anda di halaman 1dari 3

Ajaran/Pandangan Alam Dalam Agama Hindu

Dalam keyakinan Agama Hindu, istilah alam semesta atau alam raya lebih dikenal dengan
istilah Bhuwana Agung yang di dalam nya terdapat planet-planet, matahari, bulan, dan lainnya.
Salah satu planet yang paling deket dan paling penting untuk diketahui adalah planet bumi, karena
di planet bumi ini terdapat manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan hidup, tumbuh, dan
berkembang biak. Menurut para ahli Agama Hindu, yaitu para maharsi yang menceritakan dalam
Weda, bahwa alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan yang bergelar Brahman. Brahman inilah
yang dipandang umat Hindu sebagai Tat Yang Agung dan Yang Maha Mulia. Dari Yang Agung
inilah kemudian muncul alam semesta ini dan Beliau pulalah sebagai pelindung, dan atas
kehendak Beliau alam ini akan mengalami kehancuran atau Pralaya. Adapun tujuan Brahman atau
Tuhan menciptakan alam semesta adalah sebagai tempat hidup terutama manusia, sehingga dapat
menikmati kehidupan dalam hidupnya.

Bhuwana Agung terdiri atas dua kata, yaitu kata “Bhuwana” yang artinya dunia, alam, loka
dan jagat dan kata “Agung” berarti besar atau raya. Jadi, dari penggabungan kata-kata tersebut
Bhuwana Agung berarti dunia yang besar atau lebih dikenal dengan sebutan alam semesta. Nama
lain dari alam semesta adalah Makrokosmos. Dalam ajaran Agama Hindu, Bhuana Agung atau
alam semesta terdiri atas beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut dalam istilah Agama Hindu disebut
Panca Maha Bhuta, yaitu lima unsur zat alam yang terdiri atas : Pertiwi : zat padat, Apah : zat cair,
Teja : zat sinar atau cahaya, Bayu : udara atau gas yang ada di sekitar manusia ,Akasa : Ether atau
ruang

Di dalam Bhuwanan agung terrdapat dunia kecil yang unsur-unsurnya sama dengan
Bhuwana Agung yang disebut Bhuwana Alit. Bhuwana Alit sama dengan Diri manusia. Bhuwana
Alit disebut juga dengan Mikrokosmos. Unsur-unsur Bhuwana Alit pada diri manusia terdiri atas
unsur Purusa menjadi Jiwatman, sedangkan unsur Prakerti menjadi bahan manusia, baik itu badan
halus atau suksma sariramaupun badan kasar atau stula sarira. Sehingga diharuskan kita
menyeimbangkan hubungan antara Bhuana Agung dengan Bhuana Alit

CHAR6021 – Character Building: Agama


Upaya-upaya yg dilakukan untuk menyeimbangkan Bhuana Agung dengan Bhuana Alit :

1. Melaksanakan Upacara Bhuta Yadnya.


Melaksanakan upacara pencaruan yang bermakna untuk mengkomunikasikan Bhuana
Agung dan Bhuana Alit.
2. Melaksanakan Upacara Tumpek Pegatang.
Upacara ini bermakna sebagai pernyataan terima kasih atas keseimbangan diciptakannya
tumbuh-tumbuhan sebagai penyeimbang Bhuana Agung dengan Bhuana Alit.
3. Melaksanakan Upacara Tumpek Kandang.
Upacara ini bermakna sebagai pernyataan terima kasih atas keseimbangan diciptakannya
hewan/binatang sebagai penyeimbang Bhuana Agung dengan Bhuana Alit.

Selain upaya diatas terdapat enam upaya untuk menjaga keseimbangan jagad alam semesta
yaitu Sad Kerti. Sehingga di dalam keseharian ajaran Hindu menugaskan kita untuk melaksanakan
Sad Kerti sebagai landasan pokok. Sad Kerti terdiri dari :

1. Jana Kerti
Jana Kerti berarti upaya untuk menegakkan kesucian atau keseimbangan diri kita sendiri.
Jana Kerti kita laksanakan dengan catur sadhana. Catur sadhana ini kita perkuat dengan
berbagai jalan yoga, seperti meditasi, sembahyang, dll.
2. Jagat Kerti
Jagat Kerti berarti upaya untuk menjaga kesucian atau keharmonisan hubungan antara
semua mahluk. Jagat Kerti kita laksanakan dengan toleransi, saling menghormati, saling
menolong dan menjaga keharmonisan hubungan sosial. Termasuk juga dengan menjaga
habitat asli hewan-hewan liar, tidak mengganggu tempat-tempat yang tenget [angker], dll.
3. Samudra Kerti
Samudera Kerti berarti upaya untuk menjaga kesucian atau kelestarian pantai dan lautan.
Samudera Kerti kita laksanakan dengan menjaga kebersihan-kelestarian pantai dan laut,
serta berbagai sumber-sumber alam yang ada didalamnya. Karena lautan memegang
peranan yang penting pada kehidupan di bumi ini.

CHAR6021 – Character Building: Agama


4. Wana Kerti
Wana Kerti berarti upaya untuk menjaga kesucian atau kelestarian hutan dan pegunungan.
Wana Kerti kita laksanakan dengan menghormati, menjaga kelestarian dan kealamian
hutan-hutan dan gunung. Agar tidak rusak atau habis oleh perilaku yang serakah dan tidak
terpuji yang mengeksploitasi hutan-hutan dan gunung, sebagai penjaga keseimbangan
alam dan kehidupan.
5. Danu Kerti
Danu Kerti berarti upaya untuk menjaga kesucian atau kelestarian sumber-sumber air
tawar seperti danau, berbagai sumber mata air dan sungai Danu Kerti kita laksanakan
dengan menghormati, menjaga kelestarian dan kealamian sumber-sumber air tawar seperti
danau, berbagai sumber mata air dan sungai. Agar tidak rusak atau tercemar perilaku yang
tidak terpuji pada sumber-sumber air tawar sebagai salah satu unsur alam yang paling
menentukan kehidupan di bumi ini.
6. Atma Kerti
Atma Kerti berarti upaya untuk menegakkan kesucian jiwa-jiwa yang telah meninggalkan
dunia material ini. Atma Kerti kita upayakan dengan melaksanakan Pitra Yadnya, yaitu
yadnya yang diselenggarakan guna mengangkat serta menyempurnakan kedudukan atman
mereka-mereka yang sudah meninggal, khususnya para leluhur [pitra], agar mereka
mendapatkan tempat yang baik di alam kematian

Seperti yang kita ketahui sekarang ini telah banyak terjadi bencana alam. Hal ini
sebenarnya disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri. Kita hendaknya tetap menjaga kelestarian
alam agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan seperti bencana alam yang terjadi
kebanyakan ini. Kita harus menjaga kebersihan alam kita tidak boleh hanya menguras isi alam itu
saja dan tidak memperhatikannya. Kita sebagai manusia hendaknya dapat membedakan mana
sebaiknya yang mesti kita lakukan dan mana yang tidak patut untuk dilakukan. Agar Tuhan tidak
murka, maka kita harus menjaga ciptaanNya dengan baik. Alam ini merupakan ciptaan Tuhan
yang patut untuk dijaga kelestariannya.

CHAR6021 – Character Building: Agama

Anda mungkin juga menyukai