Anda di halaman 1dari 14

2101803344 – Ni Putu Yeni Dhita Pratiwi

TUGAS PERSONAL 2

Soal :
1. Jelaskan aturan penggunaan huruf kapital dan huruf miring dalam penulisan
bahasa Indonesia!
2. Jelaskan sepuluh syarat ketepatan kata dalam bahasa Indonesia!
3. Jelaskan jenis-jenis definisi, dan berikan salah satu contoh penggunaannya
dalam kalimat!
4. Jelaskan enam syarat kalimat efektif!
5. Jelaskan lima syarat kepaduan paragraf dalam bahasa Indonesia!
6. Jelaskan lima jenis paragraf berdasarkan fungsinya, dan berikan salah satu
contohnya!
7. Jelaskan delapan jenis paragraf berdasarkan pola pengembangannya, dan
berikan salah satu contohnya!
8. Jelaskan jenis-jenis karya ilmiah!
9. Jelaskan sistematika makalah ilmiah!
10. Jelaskan sistematika artikel ilmiah!

Pembahasan :
1. Aturan penggunaan huruf kapital dan huruf miring dalam penulisan bahasa
Indonesia yaitu :
1) Huruf kapital atau huruf besar digunakan pada :
a. Huruf pertama pada awal kalimat
Contoh : Mari kita pikirkanlah lima tahun ke depan dan kita siapkan sekarang.
b. Huruf pertama kata yang berkenan dengan agama, kitab suci, dan nama
Tuhan termasuk kata gantinya.
Contoh : Allah Tuhan Yang Maha Pemurah
c. Huruf pertama petikan (kutipan) langsung.
Contoh: Mahasiswa bertanya, “Mengapa harus berubah?”
d. Huruf pertama kata yang menyatakan gelar kehormatan, gelar
keagamaan, gelar keturunan, yang diikuti dengan nama orang.
Contoh : Mahaputra Mohamad Yamin
Huruf kapital tidak dipakai jika tidak diikuti nama orang.
Contoh : Ia baru dinobatkan menjadi sultan.
e. Huruf pertama nama jabatan atau pangkat yang diikuti nama orang.
Contoh : Dokter Nugroho Iman Santoso
Jika tidak diikuti nama orang huruf besar tidak dipakai.
Contoh : Dulu dia sersan sekarang sudah menjadi letnan.
f. Huruf pertama unsur nama orang.
Contoh : Andi Malarangeng

g. Huruf pertama kata yang menyatakan nama bangsa, nama suku, atau
nama bahasa.

LANG6031 - Indonesian
Contoh: bahasa Arab, suku Jawa
Huruf kapital tidak dipakai jika tidak menunjukkan nama.
Contoh: Kata-kata asing itu harus diindonesiakan.
h. Huruf pertama nama tahun, nama bulan, nama hari, nama hari raya, dan
nama peristiwa sejarah.
Contoh : tahun Masehi, bulan Oktober
i. Huruf pertama kata yang menyatakan nama dalam geografi.
Contoh : Danau Batur, Jalan Jenderal Sudirman
Huruf kapital tidak dipakai jika tidak diikuti nama.
Contoh : Di provinsi itu ada beberapa buah danau.
j. Huruf pertama kata yang menyatakan nama lembaga atau badan
pemerintah, ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi, termasuk juga
singkatannya.
Contoh : Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI)
Huruf kapital itu tidak dipakai jika tidak diikuti nama, baik nama lembaga,
nama tempat, maupun nama dokumen.
Contoh : Ia bekerja pada sebuah departemen.
k. Huruf pertama nama buku, nama majalah, nama surat kabar, judul
karangan, kecuali partikel (seperti di, ke, dan dari) yang tidak terletak
pada posisi awal.
Contoh: Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma karangan Idrus.
l. Huruf pertama istilah kekerabatan (seperti bapak, ibu, adik, dan saudara)
yang dipakai sebagai kata ganti atau kata sapaan.
Contoh: Kata paman kepada kami, ”Benar Paman akan ke Jepang.”
Huruf kapital tidak dipakai jika istilah kekerabatan itu tidak dipakai sebagai
kata sapaan.
Contoh: Dia mempunyai dua orang saudara.
m. Huruf pertama singkatan kata yang menyatakan nama gelar, nama
pangkat, dan istilah sapaan.
Contoh: Dr. Doktor, Ny. Nyonya
n. Nama kota yang mengikuti produk ditulis dengan huruf kapital.
Contoh: asinan Bogor, batik Yogyakarta
o. Nama produk (karya) seni.
Contoh: ketoprak Mataram, langgam Jawa

2) Penulisan Huruf Miring


Huruf miring digunakan dalam cetakan. Dalam tulisan tangan atau ketikan
yang dicetak miring, diberi garis bawah tunggal. Huruf miring digunakan
untuk:
a. Menuliskan nama buku, nama majalah, nama surat kabar, yang dikutip
dalam karangan.

LANG6031 - Indonesian
Contoh : Buku Bahasa Indonesia karangan Widjono Hs. dan Sintowati.
b. Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok
kata.
Contoh : Laporan ini tidak memasalahkan dampak psikologis karyawan.
c. Menuliskan istilah ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali yang sudah
disesuaikan ejaannya.
Contoh : Kata Production Design Centre diganti dengan Pusat Desain
Produksi.

2. Sepuluh syarat ketepatan kata dalam bahasa Indonesia yaitu :


1) Membedakan makna kata denotasi dan konotasi dengan cermat. Denotasi
yaitu kata yang tidak bermakna ganda sedangkan konotasi menimbulkan
makna yang bermacam-macam.
2) Membedakan kata yang hampir bersinonim, seperti adalah, ialah, yaitu,
merupakan, dalam pemakaian yang berbeda-beda.
3) Membedakan secara cermat kata yang hamper mirip ejaannya, misalnya :
inferensi (kesimpulan) dan interfensi (saling mempengaruhi).
4) Tidak menafsirkan makna kata secara subyektif berdasarkan pendapat
sendiri, misalnya : modern sering diartikan secara subyektif canggih,
dalam kamus modern berarti terbaru, canggih berarti banyak cakap,
banyak mengetahui.
5) Menggunakan imbuhan asing jika diperlukan, harus memahami makna
secara tepat. Misalnya koordinir seharusnya koordinasi.
6) Menggunakan kata-kata idiomatic berdasarkan pasangan yang benar.
7) Menggunakan kata umum dan kata khusus secara cermat. Misalnya :
mobil (kata umum) Civic (kata khusus, sedan buatan Honda).
8) Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat, misalnya : isu
(berasal dari bahasa Inggris issue berarti publikasi) isu (dalam bahasa
Indonesia berarti kabar yang tidak jelas asal usulnya)
9) Menggunakan dengan cermat kata bersinonim misalnya : (pria dan laki-
laki, saya dan aku).
10)Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat kata abstrak
(konseptual misalnya : pendidikan, wirausaha) dan kata kongkret
(misalnya : manga,sarapan)

3. Jenis-jenis definisi dan contoh penggunaannya dalam kalimat yaitu :


1) Definisi Nominal
Definisi ini berupa pengertian singkat. Definiens pada definisi jenis ini ada
tiga macam, yaitu:
a. Sinonim atau padanan, contoh: manusia adalah orang, perempuan
adalah wanita.
b. Terjemahan dari bahasa lain, contoh: kinerja ialah performance,
pengembang ialah developer.
c. Asal-usul sebuah kata, contoh: psikologi berasal dari kata psyche
berarti jiwa, dan logos berarti ilmu, psikologi adalah ilmu jiwa.

LANG6031 - Indonesian
2) Definisi Formal
Definisi formal disebut juga definisi terminologis, yaitu definisi yang disusun
berdasarkan logika formal yang terdiri dari tiga unsur. Strukturnya berupa
kelas, genus, dan pembeda (diferensiasi). Struktur formal diawali dengan
klasifikasi, diikuti dengan menentukan kata yang akan dijadikan definiendum,
dilanjutkan dengan menyebutkan genus, dan diakhiri dengan menyebutkan
kata-kata atau deskripsi pembeda. Pembeda harus lengkap dan menyeluruh
sehingga benar-benar menunjukan pengertian yang sangat khas dan
membedakan pengertian dari kelas yang lain.
Contoh :
a. Manusia adalah makhluk yang berakal budi.
b. Hewan adalah makhluk yang hidup berdasarkan naluri atau insting.
c. Mahasiswa adalah pelajar di perguruan tinggi.

3) Definisi Operasional
Definisi operasional adalah batasan pengertian yang dijadikan pedoman
untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan, misalnya penelitian. Oleh
karena itu, definisi ini disebut juga definisi kerja karena dijadikan pedoman
untuk melaksanakan suatu penelitian atau pekerjaan tertentu. Definisi ini
disebut juga definisi subjektif karena disusun berdasarkan keinginan orang
yang akan melakukan pekerjaan.
Ciri-ciri definisi operasional :
a. Mengacu pada target pekerjaan yang hendak dicapai.
b. Berisi pembatasan konsep, tempat, waktu, bersifat aksi, tindakan, atau
pelaksanaan suatu kegiataan.
Contoh :
Prestasi atlet bulutangkis adalah jumlah medali yang diperoleh pada
setiap pertandingan sejak awal karier bermain bulu tangkis sampai
dengan akhir karier bulu tangkisnya.

4) Definisi Paradigmatis
Definisi paradigmatis bertujuan untuk mempengaruhi pola berpikir orang lain.
Contoh:
a. Globalisasi bisnis adalah usaha lebih banyak melampaui batas-batas
Negara untuk mendapatkan uang, barang, dan konsumen.
b. Pendidikan adalah upaya mendewasakan anak didik.
c. Budaya merupakan modal pengembangan kreativitas bisnis yang
bernilai ekonomi tinggi.
d. Kekayaan laut merupakan potensi alam yang dapat memenuhi dua
pertiga kebutuhan hidup bangsa.

5) Definisi Luas
Definisi luas adalah batasan pengertian yang sekurang-kurangnya terdiri atas
satu paragraph. Definisi ini hanya berisi satu gagasan yang didefinisikan.

LANG6031 - Indonesian
Ciri-ciri definisi luas :
a. Terdiri sekurang-kurangnya satu paragraph,
b. Berisi satu gagasan yang merupakan definiendum,
c. Tidak menggunakan kata kias,
d. Setiap kata dapat dibuktikan atau diukur kebenarannya, dan
e. Menggunakan penalaran yang jelas.
Contoh:
Globalisasi bisnis adalah usaha komersial yang melampaui batas-
batas Negara bertujuan untuk mendapatkan uang, barang, dan
konsumen. Globalisasi ini dilakukan dengan menggunakan konsentrasi
penjualan produk kenegara lain. Kegiatan ini dilakukan dengan
menjalin kerja sama antarproduk, antarpengusaha, dan antarnegara.
Misalnya: imbal beli, patungan, atau murni mengekspor produk

4. Enam syarat kalimat efektif yaitu :


1) KESATUAN
Kalimat efektif haris mempunyai keseimbangan pikiran atau gagasan dengan
struktur bahasa yang dipergunakan. Kesatuan kalimat diperlihatkan oleh
kemampuan struktur bahasa dalam mendukung gagasan atau konsep yang
merupakan kepanduan pikiran.
Ciri – ciri kesatuan :
a. Subjek dan Predikat
Kalimat sekurang-kurangnya memiliki unsur subjek dan predikat. Subjek didalam
sebuah kalimat merupakan unsur inti atau pokokn pembicraan. Predikat dalam
kalimat adalah kata yngberfungsi memberitahukan apa, mengapa, atau
bagaimana subjek itu.
Contoh : Kepada para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri
disekretariat.
b. Kata penghubung intrakalimat dan antarkalimat
Kata penghubung atau konjungsi yang maenguhungkan kata dengan kata
dalam sebuah frase atau menghubungkan klausa dengan klausa didalam
sebuah kalimat disebut konjungsi intrakalimat.
Contoh : Kami semua bekerja keras, sedangkan dia hanya bersenang-
senang.
c. Gagasan pokok
Dalam menyusun kalimat, kita harus mengemukakan gagasan pokok
diletakan pada bagian depan kalimat. Biasanya ide pokok diletakan pada
bagian depan kalimat atau di akhir kalimat.
Contoh : Ia ditembak mati ketika masih dalam tugas militer.
d. Penggabungan dengan ‘yang’ dan ‘dan’
Jika kedua kalimat digabungkan dengan partikel ‘dan’ maka hasilnya
kalimat majemuk setara. Jika kedua kalimat digabungkan dengan partikel
‘yang’ maka akan menghasilkan kalimat majemuk baertingkat.
Contoh:
a) Masyarakat merasakan bahwa mutu pendidikan kita masih rendah.
b) Perbaikan mutu pendidikan adalah tugas utama perguruan tinggi.

LANG6031 - Indonesian
Kalimat diatas mengandung gagasan pokok yang penting.
Penggabungan yang efektif untuk kedua kalimat tersebut adalah
mengunakan partiken ‘dan’ sehinggak kalimat tersebut digabung
menjadi “Masyarakat merasakan bahwa mutu pendidikan kita masih
rendah dan perbaikannya adalah tugas utama perguruan tinggi”.
e. Penggabungan menyatakan ‘sebab’ dan’waktu’
Hubungan sebab dinyatakan dengan kata karena, sedangkan hubungan
waktu dinyatakan dengan kata ketika. Kedua kata itu sering digunakan
pada kalimat yang sama.
Contoh : Ketika banjir besar melanda kampung itu, penduduk melarikan
diri ke tempat-tempat yang lebih tinggi.
f. Penggabungan kalimat yang menyatakan hubungan akibat dan hubungan
tujuan.
Dalam menggabungakn kalimat perlu dibedakan penggunaan partikel
‘sehingga’ untuk menyatakan hubungan akibat, dan partikel ‘agar’ atau
‘supaya’ untuk menyatakan hubungan tujuan.
Contoh :
a) Semua peraturan telah ditentukan.
b) Para mahasiswa tidak bertindak sendir-sendiri.
Kedua kalimat tersebut digabungkan menjadi “Semua peraturan telah
ditentukan sehingga para mahasiswa tidak berindak sendiri-sendiri”.

2) KEPARALELAN / KESEJAJARAN
Keparalelan adalah pemakaian bentuk gramatikal yang sama untuk bagian-
bagian kalimat tertentu. Semisal dalam suatu perincian, jika unsur pertama
menggunakan verba, dan seterusnya harus verba. Jika unsur pertamanya
nomina, bentuk berikutnya juga nomina.
Contoh :
a. Kami telah merencanakan membangun pabrik, membuka hutan,
pelebaran jalan desa,dan membuat tali air (salah)
b. Kami telah merencanakan membangun pabrik, membuka hutan,
melebarkan jalan desa, dan membuat tali air (benar)

3) KECERMATAN
Yang dimaksud dengan cermat adalah kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran
ganda, dan tepat dalam pilihan kata.
Contoh :
a. Guru barudatang (salah)
Guru barusaja dating atau Guru baruitusudahdatang (benar)
b. Mahasiswaperguruantinggiterkenalitumenerimahadiah (salah)
Mahasiswa dari perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah
(benar)

4) KEHEMATAN

LANG6031 - Indonesian
Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa,
atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.Kehematan dalam kalimat efektif
merupakan kehematan dalam pemakaian kata, frase atau bentuk lain yanng
dianggap tidak diperlukan. Kehematan itu menyangkut soal gramatikal dan
makna kata. Kehematan tidak berarti bahwa kata yang diperlukan atau yang
menambah kejelasan makna kalimat boleh dihilangkan.
a. Pengulangan subjek kalimat
Contoh :
Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan
memimpin perusahaan itu
Kalimat diatas perlu diperbaiki menjadi:
Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan
pimpinan perusahaan itu.
b. Hiponimi
Dalambahasa ada kata yang merupakan bawahan makna kata atau
ungkapan yang lebih tinggi. Di dalam makna kata tersebut terkadang
makna dasar kelompok makna kata yang bersangkutan. Kata merah
sudah mengandung makna kelompok warna. Kata desember sudah
bermakna bulan.
Contoh:
Presiden Suharto menghadiri Rapim ABRI hari senin lalu
Perbaikan untuk kalimat diatas menjadi :
Presiden Suharto menghadiri Rapim ABRI senin lalu

5) KELOGISAN
Kelogisan kalimat adalah kemampuan sebuah kalimat untuk menyatakan
sesuatu dengan logika. Sebuah kalimat memiliki kelogisan jika masuk
akal.Yang dimaksud dengan kelogisan adalah bahwa ide kalimat itu dapat
diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Contoh:
Waktu dan tempat kami persilahkan
Kalimat itu tidak logis (tidak masuk akal). Yang logis adalah sebagai berikut :
Bapak Menteri kami persilahkan

6) KEVARIASIAN
Untuk menghindarkan susasana monoton dan rasa bosan, suatu paragraf
dalam tulisan memerlukan bentuk pola dan jenis kalimat yang bervariasi.
Variasi-variasi kalimat ini dari keseluruhan tulisan. Variasi kalimat dapat
terjadi dalam beberapa hal sebagai berikut :
a. Cara memulai
Ada beberapa kemungkinan dalam cara memulai kalimat untuk mencapai
efektivitas, yaitu dengan variasi pada pembukaan kalimat. Pada
umumnya kalimat dapat dimulai dengan subjek, Predikat, Frase dan kata
modalitas.
a) Subjek pada awal kalimat
Contoh :

LANG6031 - Indonesian
Sendawa merupakan bahan kimia yang dipergunakan sebagai
bumbuu dalam pembuatan daging kaleng, sosis, dan daging asap.
Kalimat diatas subjeknya terletak diawal kalimat. Hal ini merupakan
cara yangorsinil dalam memulai kalimat. Jadi, cara ini tidak termasuk
pada variasi dalam memulai kalimat.
b) Predikat pada awal kalimat
Kalimat yang dimulai dengan predikat disebut kalimat inversi atau
kalimat susun balik.
Contoh : bisa berbahasa melayu sebagian besar perira kulit putih ini.
c) Kata modal pada awal kalimat.
Didalam sebuah kalimat kata modal dapat mengubah arti kalimat
secara keseluruhan.
Contoh :Tentu keberhasilan usaha seperti ini adalah hasil kerja sama
dan kerja keras semua pihak.
d) Frase pada awal kalimat
e) Contoh : Pada menit ke-50, kapten kesebelasan kembali memasukkan
bola untuk kedua kalinya.

5. Lima syarat kepaduan paragraf dalam bahasa Indonesia yaitu :


1) KESATUAN PARAGRAF
Paragraf yang baik harus memenuhi syarat kesatuan, kepaduan, dan
kelengkapan. Kesatuan yang dimaksud dalam konteks ini adalah tiap
paragraf hanya mengandung satu pikiran utama yang diwujudkan dalam
kalimat topik.Paragraf terdiri dari beberapa kalimat yang seluruhnya harus
merupakan kesatuan dan tidak ada satu kalimat pun yang sumbang. Jika terdapat
kalimat yang sumbang, paragraf akan rusak kesatuannya.

2) KEPADUAN PARAGRAF
Selain kesatuan, syarat penulisan paragraf yang baik adalah kepaduan.
Untuk dapat mencapai kepaduan, langkah-langkah yang harus ditempuh
adalah kemampuan merangkai kalimat sehingga bertalian secara logis dan
padu. Keterkaitan itu dapat dibangun melalui repetisi (pengulangan), kata kunci,
atau sinonim, kata ganti, kata transisi.

3) KONSISTENSI SUDUT PANDANG


Sudut pandang adalah cara penulis menempatkan diri dalam
karangannya.Dalam cerita pengarang,sering menggunakan sudut pandang
kata aku seolah-olah menceritakan dirinya sendiri. Selain itu,pengarang
menggunakan sudut pandang dia atau ia seolah-olah meceritakan dia.
Dalam karangan ilmiah, pengarang menggunakan penulis. Sekali
menggunakan sudut pandang tersebut harus konsisten dari awal hingga
akhir cerita.

4) KETUNTASAN
Ketuntasan ialah kesempurnaan. Hal itu dapat diwujudkan dengan
klasifikasidan ketuntasan bahasa. Paragraf dikatakan sebagai paragraf yang

LANG6031 - Indonesian
baik, apabila cerita dari paragraf itu telah tuntas dan tidak menimbulkan
tanda tanya bagi pembacanya

5) KERUNTUTAN
Keruntutan adalah penyusunan urutan gagasan, konsep, pemikiran, dan lain-
lain dalam karangan. Keruntutan dapat dilakukan dengan beberapa cara:
a. Urutan proses dengan bilangan
b. Urutan proses tanpa bilangan
c. Tahapan
d. Skala prioritas
e. Pengembangan
f. Strata atau tingkatan komunikasi yang paling efektif
g. Hubungan antar proposisi (pernyataan yang dapat diuji kebenarannya)

6. Lima jenis paragraf berdasarkan fungsinya dan salah satu contohnya yaitu :
1) Paragraf Deskripsi
Deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuai dengan
keadaan sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat,
mendengar, mencium, dan merasakan) apa yang dituliskan sesuai dengan
citra penulisnya. (Jauharoti Alfin, dkk., 2008:7-11). Fokus penulisan
bergantung pada hal pancaindra, umur pembaca, dan emosi pembaca yang
akan dituju.
2) Paragraf Eksposisi
Eksposisi adalah penulisan untuk memberitahukan atau memberi informasi
mengenai suatu objek tertentu (Gorys Keraf, 1995: 8). Paragraf eksposisi
disebut dengan paparan. Tujuannya adalah untuk menampilkan atau
memaparkan sosok objek tertentu yang hendak dituliskan.
3) Paragraf Argumentasi
Argumentasi adalah “karangan yang terdiri atas paparan alasan dan
penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan” (Jauharoti
Alfin, dkk., 2008: 10-11). Karangan argumentasi bertujuan meyakinkan
pembaca agar pembaca membenarkan pendapat, gagasan, atau sikap yang
kita ungkapkan dalam karangan.
4) Paragraf Narasi
Narasi berasal dari kata to narrate, yang berarti bercerita. Cerita adalah
rangkaian peristiwa atau kejadian secara kronologis, baik fakta maupun
rekaan atau fiksi. Narasi adalah tulisan berbentuk karangan yang menyajikan
serangkaian peristiwa atau kejadian menurut urutan terjadinya dengan
maksud memberi makna kepada sebuah atau rentetan kejadian sehingga
pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu
5) Paragraf Persuasi
Persuasi adalah “karangan yang berisi paparan berdaya-bujuk, berdaya-ajak,
ataupun berdaya-imbau yang dapat membangkitkan ketergiuran pembaca
untuk meyakini dan menuruti imbauan implisit maupun eksplisit yang
dilontarkan oleh penulis”.

Contoh paragraf deskripsi :

LANG6031 - Indonesian
Pantai Nusa Penida memiliki tata keindahan alam yang menarik, khususnya
bagi wisatawan yang mendambakan suasana nyaman, tenang, jauh dari
kebisingan kota. Pohon-pohonnya rindang. Bentangan lautnya luas. Bagi
penyelam , Pantai Nusa Penida juga menawarkan keindahan ikan laut yang
sedang berenang. Pemda Bali harus menata dan mengelola Pantai Nusa
Penida sebagai tujuan wisata alternatif. (Deskripsi objektif/tempat) 

7. Delapan jenis paragraf berdasarkan pola pengembangannya dan contohnya :


1) Perbandingan atau Pertentangan
Pengembangan paragraf dengan cara perbandingan. Cara perbandingan
merupakan sebuah pengembangan paragraf yang dilakukan dengan
membandingkan atau mempertentangkan guna memperjelas suatu paparan.
Pertentangan merupakan proses argumentasi dengan melakukan penolakan. Oleh
karena itu, pertentangan ditargetkan menolak eksistensi dengan disertai
pembuktian.
2) Analogi
Proses penalaran ini menggunakan perbandingan suatu benda atau
peristiwa yang memiliki kesamaan khusus untuk menarik sebuah kesimpulan
bahwa salah satu benda atau peristiwa tersebut sama dengan benda atau
peristiwa lainnya. Dapat juga dikatakan sebagai pemisalan, perandaian, atau
perumpamaan.
3) Contoh-contoh
Menurut (Sabarti Akhadiah, dkk., 1999:163) Sebuah generalisasi yang terlalu
umum sifatnnya agar dapat memberikan penjelasan kepada pembaca,
kadang-kadang memerlukan contoh-contoh yang konkret. Digunakan untuk
memberi bukti atau penjelasan terhadap generalisasi yang bersifat umum agar
pembaca dapat dengan mudah menerimanya.
4) Sebab-Akibat
Cara sebab akibat sering disebut dengan kausalitas. Pengembangan
paragraf cara ini dapat dilakukandengan menyajikan sebab sebagai gagasan
pokok / utama baru diikuti akibatnya sebagai gagasan penjelas, atau
sebaliknya disajikan akibat sebagai gagasan pokok utama diikuti dengan
penyebabnya sebagai gagasan penjelas.
5) Klasifikasi
Cara klasifikasi biasanya dilakukan dengan penyajian gagasan pokok/utama
kemudian diikuti dengan gagasan penjelas secara rinci. Gagasan penjelas
merupakan kalsifikasi dari gagasan utamanya. Misalnya, gagasan utama A,
memiliki gagasan penjelas yang dapat diklasifikasikan menjadi X dan Z.
6) Definisi Luas
Dalam kalimat definisi, kalimat topik nya merupakan suatu pengertian atau
istilah yang memerlukan penjelasan secara panjang lebar agar maknanya
mudah dipahami oleh pembaca. Kata untuk memperjelas pengertian itu ialah
kalimat pengembang seperti : adalah, yaitu, ialah dsb.
7) Sudut Pandang

LANG6031 - Indonesian
Pola sudut pandang ialah pola pengembangan paragraf yang didasarkan
pada persepsi berkaitan dengan posisi atau tempat penulis pada sebuah
teks.
8) Generalisasi
Generalisasi adalah menarik kesimpulan dengan cara penalaran
secara umum berdasarkan referensi data, atau peristiwa khusus secara
representatif.
Contoh analogi :
Dalam hal belajar manusia perlu mencontoh ilmu padi. Semakin berisi maka
ia akan semakin merunduk. Begitulah seharusnya, semakin kita berilmu
hendaknya diikuti dengan kerendahan hati. Tidak sepatutnya manusia
sombong atas kepintaran yang dimilikinya. Ilmu yang sebenarnya pada
hakikatnya ialah ilmu yang dapat berguna bagi banyak orang. Kecerdasan
yang sebenarnya adalah ketika kecerdasan itu dapat memberikan manfaat
bagi orang lain.

8. Jenis – jenis karya ilmiah yaitu :


1) Artikel
Tulisan yang berisi pendapat subjektif yang penulisannya tentang suatu
masalah atau peristiwa. Dalam konteks ilmiah, artikel adalah karya tulis yang
dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau buku yang berisikan artikel. Artikel
ilmiah diangkat dari hasil pemikiran dan kajian pustaka ataupun hasil
pengembangan sebuah proyek.
2) Makalah 
Karya ilmiah yang menyajikan sebuah masalah yang penyelesaiannya
mengandalkan bermacam-macam data yang ada di lapangan. Karya ilmiah
ini bersifat empiris dan juga objektif. Dalam penyajiannya, makalah biasanya
dipresentasikan dalam sebuah kegiatan seminar.
3) Skripsi 
Karya ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa untuk mendapatkan gelar sarjana
(S1)-nya. Skripsi memuat tulisan berisi pendapat penulis dengan mengacu
atau berdasarkan teori yang telah ada sebelumnya
4) Kertas Kerja atau Work paper pada dasarnya sama dengan makalah, namun
dibuat dengan analisis yang lebih mendalam dan tajam serta dipresentasikan
pada seminar atau lokakarya yang biasanya dihadiri oleh ilmuwan.
5) Paper 
Sebutan khusus untuk makalah di kalangan mahasiswa dalam kaitannya
dengan pembelajaran dan pendidikannya sebelum menyelesaikan jenjang
studi Diploma, S1, S2 dan atau S3. Sistematika penulisannya pun sama
dengan artikel dan makalah, tergantung panduan yang berlaku di perguruan
tinggi yang bersangkutan.
6) Tesis 
Karya tulis ilmiah mahasiswa untuk menyelesaikan program studi S2 atau
Pascasarjana yang bersifat lebih mendalam dibandingkan dengan
skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang didapat dari
penelitian yang dilakukan individu yang bersangkutan.

LANG6031 - Indonesian
7) Disertasi atau Ph.D thesis diperuntukkan bagi mahasiswa program S3 atau
meraih gelar Doktor/Dr. yang mengemukakan analisis yang dapat dibuktikan
oleh penulis berdasarkan dengan data dan fakta yang sahih atau valid
dengan analisis yang terinci. Disertasi berisi suatu temuan penulis sendiri
yang berupa temuan orisinal.

9. Sistematika makalah ilmiah yaitu :


Secara garis besar isi dan sistematika penulisan makalah terdiri atas tiga
bagian: bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.
1) Bagian awal
Pada bagian awal makalah terdiri dari : Halaman Sampul, Daftar Isi, Daftar
Tabel dan Gambar (jika ada)
2) Bagian Inti
Bagian inti terdiri atas tiga unsur pokok, yaitu pendahuluan, teks utama, dan
penutup.
a. Pendahuluan
Bagian ini berisi penjelasan tentang latar belakang penulisan makalah,
masalah atau topik bahasan beserta batasannya, dan tujuan penulisan
makalah.
b. Teks Utama
Bagian utama teks makalah berisi pembahasan topik – topik makalah.
Penulisan bagian teks utama dapat dikatakan sebagai inti kegiatan
penulisan makalah.
c. Penutup
Pada bagian penutup dapat juga diberikan saran – saran atau
rekomendasi sehubungan dengan masaah yang telah dibahas. Saran
sebaikny diberikan secara spesifik maksudnya ditujukan kepada siapa,
dalam bentuk apa saran itu dilaksanakan.
3) Bagian Akhir
Pada bagian ini memuat Daftar rujukan dan Lampiran (jika ada).
a. Daftar Rujukan. Berisi sebuah daftar acuan yang memuat daftar
bibliografi sebuah buku yang dijadikan sebagai rujukan. Dengan kata
lain daftar rujukan bias disebut sebagai daftar pustaka.
b. Lampiran (Jika Ada). Bagian lampiran berisi hal – hal yang bersifat
pelengkap yang dimanfaatkan dalam proses penulisan makalah. Hal –
hal yang dimaksud dapat berups angka maupun yang berupa diskripsi
teba dan yang dipandang sangat penting tapi tidak dimaksudkan dalam
batang tubuh makalah. Bagian lampiran hendaknya diberi nomer
halaman.

10. Sistematika artikel ilmiah yaitu :


1) Sistematika Artikel Hasil Penelitian

LANG6031 - Indonesian
JUDUL ARTIKEL
NAMA PENULIS
ABSTRAK
I. PENDAHULUAN
II. METODE PENELITIAN
III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR RUJUKAN
Sistematika Artikel Hasil Pemikiran
JUDUL ARTIKEL
NAMA PENULIS
ABSTRAK
I. PENDAHULUAN
II. PEMBAHASAN
III. PENUTUP
IV. DAFTAR RUJUKAN

Penjelasan :
a. JUDUL ARTIKEL
Judul harus mengembangkan penelitian yang dilakukan, tidak lebih
dari 14 kata
b. NAMA PENULIS
Nama penulis ditulis tanpa gelar akademik
c. ABSTRAK
- Abstrak memberikan gambaran ringkasan tentang penelitian :
masalah, tujuan, metode, dan hasil penelitian.
- Abstrak biasanya tidak lebih dari 150 kata.
- Abstrak diketik satu spasi dalam satu paragraf
- Abstrak disertai kata kunci

I. PENDAHULUAN
Berisikan narasi yang memuat latar belakang masalah, identifikasi
masalah, rumusan masalah, tujuan penulis, dan manfaat penelitian
II. METODE PENELITIAN
Berisikan narasi yang memuat populasi dan sampel, variabel penelitian,
instrumen penelitian, dan teknik analisis
III. HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian menunjukkan hasil bersih analisis data, yang secara
keseluruhan bersifat naratif.

IV. PEMBAHASAN
Penulis artikel menjawab pertanyaan penelitian dan menunjukkan
bagaimana temuan tersebut diperoleh, menginterpretasi temuan,
menguraikan temuan dengan struktur pengetahuan yang telah mapan,
dan memunculkan teori atau modifikasi teori yang sudah ada.
V. PENUTUP

LANG6031 - Indonesian
Berisikan narasi yang memuat kesimpulan dan saran

DAFTAR RUJUKAN
Daftar rujukan memuat semua bahan yang dirujuk dalam artikel dan tidak
memuat bahan yang tidak dirujuk

LANG6031 - Indonesian

Anda mungkin juga menyukai