Anda di halaman 1dari 22

PERTEMUAN 13

PENULISAN DAFTAR PUSTAKA


(Kaidah Selingkung Akpol)
DAFTAR PUSTAKA

1. Pustaka yang ditulis dalam daftar pustaka adalah


pustaka yang benar-benar dirujuk dalam teks tugas
akhir.
2. Penulisan daftar pustaka harus sesuai dengan kaidah
penulisan daftar pustaka.
3. Perlu diperhatikan pula kemutakhirannya
(setidaknya sepuluh tahun terakhir) dan diusahakan
juga dari hasil-hasil penelitian atau jurnal ilmiah
yang relevan dengan topik tugas akhir.
Dalam pedoman ini penulisan daftar pustaka diatur
sebagai berikut:
1. Lembar daftar pustaka diberi judul: DAFTAR
PUSTAKA (ditulis dengan huruf kapital tegak
berukuran 12 pt font Time New Roman dan
ditempatkan pada bagian tengah atas).
2. Bahan pustaka yang ditulis dalam daftar pustaka:
a. nama pengarang
b. tahun penerbitan
c. judul (termasuk subjudul),
d. tempat penerbitan, dan
e. nama penerbit.
3. Nama pengarang yang terdiri dari dua bagian atau
lebih ditulis dengan urutan: nama akhir diikuti
koma, nama awal (disingkat atau tidak) dan nama
tengahnya (kalau ada) diakhiri dengan titik.
Pengedepanan nama akhir pengarang bersifat
menyeluruh, tidak dipertimbangkan apakah nama
akhir itu nama asli, nama keluarga, nama suami,
atau nama marga.
4. Bahan pustaka yang ditulis 2 (dua) orang atau lebih,
penulisan nama pengarang pertama mengikuti
ketentuan no.3 dan pengarang berikut ditulis tanpa
mengedepankan nama belakangnya. Antara
pengarang pertama dan kedua dipisah dengan kata
sambung dan. Jika pengarangnya terdiri dari 3(tiga)
orang , antara pengarang pertama dan kedua dipisah
dengan tanda titik dan koma, serta antara pengarang
kedua dan ketiga dipisah dengan tanda koma dan
kata sambung dan. Jika pengarangnya lebih dari 3
(tiga) orang, maka yang ditulis hanya pengarang
pertama yang diakhiri dengan tanda koma dan
disertai denga tulisan dkk.
5. Penulisan nama pengarang dimulai dari tepi kiri,
sedangkan baris selanjutnya dimulai pada karakter
keenam dengan menggunakan spasi tunggal.
6. Penulisan antara bahan pustaka yang satu dan yang lain
menggunakan jarak spasi rangkap.
Contoh:
Dekker, N. 1992. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa: Dari
Pilihan Satu-satunya ke Satu-satunya Asas. Malang:
FPIPS IKIP Malang.

Strunk, W., Jr. And E.B. Ehite. 1979. The Elements of


Style (3rded.). New York: MacMillan.

Booth, Anne., William J.O'Malley, and Anna


Weidemann. 1998. Sejarah Ekonomi Indonesia.
Jakarta: LP3ES
7. Jika beberapa buku dijadikan sumber dan ditulis oleh orang
yang sama, nama pengarang tidak perlu ditulis ulang.
Sebagai gantinya digunakan tanda garis putus sepanjang 5
(lima) karakter. Apabila buku-buku tersebut diterbitkan
dalam tahun yang sama, angka tahun penerbitan buku
berikutnya diikuti oleh lambang a, b, c, dan seterusnya.
Urutan penulisannya ditentukan berdasarkan abjad judul
buku-bukunya.
Contoh:
Effendi, Oesman. 1958. Peladjaran bahasa Indonesia dari hal
Kata Djadian. Djakarta: Pustaka Rakyat.

-----. 1957a. Tanja Djawab tentang Kalimat-kalimat Indonesia.


Djakarta: Pustaka Rakyat.

-----. 1957b. Tanja Djawab tentang Kata-kata Indonesia.


Djakarta: Pustaka Rakyat.
8. Buku yang berisi kumpulan artikel yang ada
editornya ditulis sama dengan bahan pustaka yang
berupa buku, hanya saja ditambah dengan (ed.) di
antara nama pengarang dan tahun penerbitan.
Contoh:
Dardjowidjojo, Soenjono. (Ed.) 1988. PELLBA I:
Pertemuan Linguistik Lembaga Bahasa Unika Atma
Jaya: Pertama. Jakarta: Lembaga Bahasa Unika Atma
Jaya.
9. Buku yang berisi kumpulan artikel (ada editornya )
ditulis dengan urutan nama pengarang artikel diikuti
dengan tahun penerbitan dan judul artikel ditulis
dengan tanda petik.Diikuti dengan kata dalam dan
nama editor dengan keterangan (Ed,) judul
bukukumpulan (dicetak miring), kota penerbit, dan
penerbit serta halaman artikel. Masing-masing
bagian dipisah dengan tanda titik, kecuali antara
kota penerbit dan pnerbit dipisah dengan tanda titik
dua.
Contoh:
Hartley, J.T.,J.O. Harker, and Walsh.1980. ‘Contemporary
Issues and New directions in Adult Development of
Learning and Memory ‘. Dalam Poon, L.W.(Ed.).
Aging in the 1980:Psychological Issues. Washington,
D.C.: American Psychological Association. Hal.239-
252.

Hasan, M.Z. 1990.’Karakterisrik Penelitian Kualitatif’.


Dalam Aminuddin (Ed.). Pengembangan Penelitian
Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra.
Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3. Hal.12-
25.
10. Artikel jurnal ditulis seperti bahan pustaka yang
berupa buku yang berisi kumpulan artikel. Bedanya,
setelah penulisan judul artikel secara berturut-turut
ditulis nama jurnal (dicetak miring), nomor jurnal,
dan halaman artikel. Masing-masing bagian dipisah
dengan tanda titik, kecuali antara kota terbit dan
penerbit dipisah dengan tanda titik dua.
Contoh:
Setiadi, H.F.1991. 'Kolonoalisme dan Budaya: Balai
Poestaka di Hindia Belanda'. Dalam Prisma. No.10.
Hal.23-46.
11. Artikel dalam koran ditulis sama dengan bahan pustaka
yang berupa artikel dan jurnal. Akan tetapi, jika artikel
itu tanpa nama pengarang, yang pertama ditulis adalah
nama korannya sebagai pengganti nama pengarang di
belakang angka tahun dan nomor koran ditambahkan
tanggal dan bulan terbitan, dilanjutkan dengan nomor
halaman yang didahului singkatan hal.
Contoh:
Ahmad,Dj.2003.'Ujian Pengahabisan, Ebtanas, hingga
UAN'. Dalam Kompas. No.328. Tahun ke 38. 5 Juni.
Hal.4 – 5.

Jawa Pos.1995. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri.


IV.02.22 Juni. Hal.3.
12. Dokumen resmi pemerintah yang diterbitkan oleh
suatu penerbit tanpa pengarang dan tanpa lembaga
ditulis sebagai berikut: Judul atau nama dokumen
ditulis di bagian awal dengan huruf miring, diikuti
tahun penerbit, kota penerbit, dan nama penerbit.
Contoh:
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
1978 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1990.
Jakarta: Diperbanyak oleh PT Armas Duta Jaya.
13. Bahan pustaka yang ditulis atas nama lembaga
ditulis dengan urutan sebagai berikut. Nama
lembaga penanggung jawab langsung ditulis paling
depan, diikuti dengan tahun, judul karangan, nama
tempat penerbitan, dan nama lembaga tertinggi
yang bertanggung jawab atas penerbitan karangan
tersebut.

Contoh:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1978.
Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
14. Buku terjemahan ditulis dengan urutan sebagai
berikut: Nama pengarang asli, diikuti tahun
penerbitan karya terjemahan, judul terjemahan,
nama penerjemah (yang didahului dengan kata
Terjemahan, nama tempat penerbitan, dan nama
penerbit terjemahan.
Contoh:
Ary, D.,L.C. Jacobs dan A. Razavieh.1982. Pengantar
Penelitian Pendidikan. Terjemahan Arief Furchan.
Surabaya: Usaha Nasional.
15. Skripsi, Tugas akhir, tesis, disertasi, atau laporan
penelitian ditulis dengan menambahkan pernyataan
“skripsi, tugas akhir, disertasi, atau laporan
penelitian”, diikuti nama lembaga penyelenggara
penelitian. Nama kota dibubuhkan kalau nama
lembaga tidak menggunakan nama kota.
Contoh:
Pangaribun, T. 1992.' Perkembangan Kompetensi
Kewacanan Pembelajaran Bahasa Inggris di LPTK'.
Disertasi. Malang: Fakultas Ilmu Sosial IKIP.
16. Makalah yang disajikan dalam seminar, penataran, atau
lokakarya ditulis dengan menambahkan kata “ Makalah
disajikan dalam ...”, diikuti nama pertemuan, lembaga
penyelenggara dan tempat penyelenggaraan (dan tanggal
penyelenggaraan).
Contoh:
Huda, N. 1991. 'Penulisan Laporan Penelitian untuk
Jurnal'. Makalah disajikan dalam Lokakarya
Penelitian Tingkat Dasar bagi Dosen PTN dan PTS di
Malang Angkatan XIV, Pusat Penelitian IKIP Malang,
12 Juli.

Karim, Z. 1987. ' Tata Kota di Negara Berkembang'.


Makalah disajikan dalam Seminar Tatakota
BAPPEDA Jawa Timur, Surabaya, 1-2 September.
17. Rujukan bisa diperoleh dari internet. Pada dasarnya
penulisan rujukan dari internet sama dengan
penulisan bahan pustaka. Perbedaannya terletak
pada bagian setelah judul. Pada rujukan dari
internet, setelah judul dituliskan sumber dan tanggal
akses rujukan.
Jadi, urutannya ialah nama belakang, nama depan,
tahun terbit, judul (dicetak miring), lalu alamatnya,
dan tanggal akses yang ditaruh di dalam tanda kurung.
Hal yang perlu diperhatikan dalam daftar pustaka:

1. Rujukan dari internet, rekaman video, kaset,


CDROM, dan jurnal elektronik disusun terpadu
dengan daftar rujukan yang berupa bahan pustaka
(tulis). Keseluruhan bahan pustaka tulis dan rujukan
yang nontulis itu disusun dalam sebuah daftar
pustaka diurutkan menurut abjad, dengan tidak
diberi nomor urut. Pengurutan abjad didasarkan
kepada huruf pertama nama yang ditulis dalam
satuan bahan pustaka. Misalnya Huda dan Karim
urutannya lebih dulu Huda karena dalam urutan
abjad huruf H lebih dulu daripada K.
2. Jika sederet nama berawal dengan huruf yang sama,
pengurutannya didasarkan kepada huruf kedua pada
nama itu. Jika huruf pertama dan kedua itu pun sama,
pengurutannya didasarkan kepada huruf ketiga; begitu
seterusnya seperti urutan kata dalam kamus.
Latihan
Kerjakan latihan penulisan daftar pustaka yang
diberikan oleh dosen Anda!

Anda mungkin juga menyukai