Anda di halaman 1dari 8

DAFTAR PUSTAKA, CATATAN KAKI, KUTIPAN

I. DAFTAR PUSTAKA
1. Pengertian Daftar Pustaka
Daftar pustaka adalah sebuah acuan penting dari sebuah sumber untuk penulisan ilmiah yang
digunakan sebagai sumber penulisan yang berisi kutipan dari sumber tersebut yang dijadikan
teori di penulisan ilmiah itu sendiri. Dalam tata cara penulisan daftar pustakan memiliki
peraturam yamg harus dipakai dalam setiap penulisan ilmiah. contohnya :
Saukah, A. & Waseso, M.G. (Eds.). 2002. Menulis Artikel untuk Jurnal Ilmiah (Edisi ke-4,
cetakan ke-1). Malang: UM Press.

2. Fungsi Daftar Pustaka


Dari daftar pustaka banyak hal yang dapat kita peroleh, antara lain ;
a. Memberikan informasi bahwa pernyataan yang dibuat bukan hasil pemikiran sendiri tapi juga
ditambahkan dengan pemikiran orang lain.
b. Apabila pembaca menginginkan mendalami lebih jauh pernyataan yang dikutip, dapat
membaca sendiri referensi yang menjadi sumber kutipan.
c. Memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku yang telah membantu kita
dalam penulisan karya tulis yang kita selesaikan.
d. Menjaga profesionalitas penulis terhadap karya tulis yang telah dia buat.

3. Unsur-unsur Daftar Pustaka


Hal yang perlu diketahui dalam penulisan daftar pustaka, yaitu :
a. Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap.
b. Judul buku, termasuk judul tambahannya.
c. Data publikasi, nama penerbit, tempat terbit, tahun terbit, edisi buku tersebut.
d. Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid,
nomor, dan tahun.

4 Bentuk Daftar Pustaka


Cara penyusunan Daftar Pustaka tidak seragam bagi semua bahan referensi, tergantung dari sifat
bahan referensi itu. Cara menyusun Daftar Pustaka untuk buku agak berlainan dan majalah, dan
majalah agak berlainan dari harian, serta semuanya berbeda pula dengan cara menyusun Daftar
Pustaka yang terdiri dari skrip - skrip yang belum diterbitkan, seperti tesis dan disertasi.

Walaupun terdapat perbedaan antara jenis-jenis kepustakaan itu, namun ada tiga hal yang penting
yang selalu harus dicantumkan yaitu: pengarang, judul, dan data-data publikasi. Daftar Pustaka
disusun menurut urutan alfabetis dan nama pengarangnya. Untuk maksud tersebut nama-nama
pengarang harus dibalikkan susunannya: nama keluarga, nama kecil, lalu gelar-gelar kalau ada.
Jarak antara baris dengan baris harus spasi rapat. Jarak antara pokok dengan pokok harus spasi
ganda. Tiap pokok disusun sejajar secara vertikal, dimulai dan pinggir margin kiri. Sedangkan
baris kedua, ketiga, dan seterusnya dan tiap pokok dimasukkan ke dalam tiga ketikan (bagi karya
yang mempergunakan lima ketikan ke dalam untuk alinea baru) atau empat ketikan (bagi karya
yang mempergunakan 7 ketikan ke dalam untuk alinca baru). Bila ada dua karya atau lebih
ditulis oleh pengarang yang sama. maka pengulangan namanya dapat ditiadakan dengan
menggantikannya dengan sebuah garis panjang. sepanjang lima atau tujuh ketikan, yang disusul
dengan sebuah titik. Ada juga yang menghendaki panjangnya garis sesuai nama pengarang.
Namun hal terakhir ini akan mengganggu dari segi estetis, karena nantinya ada garis yang
pendek ada pula garis yang panjang sekali, terutama kalau nama pengarang itu panjang, atau
karena
ada
dua
tiga
nama
pengarang.
Karena cara-cara untuk tiap jenis kepustakaan agak berlainan. Maka perhatikanlah ketentuanketentuan bagaimana menyusun urutan pengarang, judul dan data publikasi dan tiap jenis
kepustakaan tersebut.
A. Dengan seorang pengarang
1. Hockett. Charles F. A Course in Modern Linguistics. New York: The Mac Millan Company.
1963. Nama keluarga (Hockett ). lebih dahulu. baru nama kecil atau inisial (Charles F.).
kemudian gelar-gelar. Hal ini untuk memnudahkan penyusunan secara alfabetis
2. Jiku buku itu disusun olch sebuah komisi atau lembaga. maka nama komisi atau lembaga itu
dipakai
menggantikan
nama
pengarang.
3. Jika tidak ada nama pengarang. maka urutannya harus dimulai dengan judul buku. Bagi judul
buku dalam bahasa Indonesia. cukup kita memperhatikan huruf pertama dari buku tersebut. nama
keluarga..Untuk buku yang ditulis dalam bahasa. lnggris. Jcrman atau Pcrancis dan bahasabahasa Barat yang lain. maka kata sandang yang dipakai tidak turut diperhitungkan: A, An, He,
Das, Die, Le, La, dsb. Jadi kata berikutnyalah yang harus diperhitungkan untuk pcnyusunan
bibliografi tersebut. Hal ini berlaku pula untuk artikel yang tidak ada nama pengarangnya.
4. Judul buku harus digaris-bawahi (kalau dicetak ditempatkan dalam huruf miring).
5. Urutan data publikasi adalah: tempat publikasi penerbit dan penunggalan. Jika ada banyak
tempat publikasi maka cukup mencantumkan tempat yang pertama. Jika tidak ada penanggalan.
maka pergunakan saja tahun copyright terakhir yang biasanya ditempatkan di balik halaman
judul
buku.
6 Pencantuman banyaknya halaman tidak merupakan hal yang wajib, sebab itu dapat pula
ditiadakan.
7. Perhatikan penggunaan tanda titik sesudah tiap keterangan: sesudah nama pengarang. sesudah
judul buku, sesudah data publikasi dan kalau ada sesudah jumlah halaman.
8. Perhatikan pula penggunaan titik dua sesudah tempat terbit. serta tanda koma sesudah nama
penerbit.
B. Buku dengun dua atau tiga pengarang
Oliver. Robert T.. and Rupert L. Cortright. New Training for Effective Speech. New York: Henry
Holt and Company, Inc.,1958

1. Nama pengarang kedua dan ketiga tidak dibalikkan; dalam hal-hal lain ketentuannya sama
seperti nomor a.
2. Urutan nama pengarang harus sesuai dengan apa yang tercantum pada halaman judul buku,
tidak boleh diadakan perubahan urutannya.
C. Buku dengan banyak pengarang
Morris, Alton C. et. al. College English, the First Year. New York : Harcourt, Brace & World.
Inc., 1964
Untuk menggantikan nama-nama pengarang lainnya cukup di-pergunakan .singkatan et a!.
singkatan dan kata Latin et alii yang berarti dan lain-lain. Dalam hal ini dapat dipergunakan
singkatan et. al. atau dkk (dan kawan-kawan).
D. Kalau edisi ber:kutnya mengalami perubahan
Gleason, H. A. An Introduction to Descriptive Linguistics. Rev. ed.New York: Holt. Rinehart and
Winston. 1961.
(1) Jika buku itu mengalami perubahan dalam edisi-edisi benikutnya, maka biasanya
ditambahkan keterangan rev. ed. (revised edition = edisi yang diperbaiki) di belakang judul
tersebut. Di samping itu ada juga yang tidak menyebut edisi yang dipcrbaiki. asal jelas menyebut
cetakan ke-berapa: cetakan ke-2. cetakan ke7. dsb. Keterangan mengenai cetakan ini juga
dipisahkan oleh sebuah titik.
(2) Penanggalan yang harus dicantumkan adalah tahun cetakan dari buku yang dipakai.
E. Buku yang terdiri dan dua jilid atau lebih
Intensive Course in English. 5 vols. Washington: English Language Service. inc.. 1964.
(1) Angka jilidnya ditempatkan sesudah judul. serta dipisahkan oleh sebuah tanda titik, dan
selalu disingkat.
(2) Untuk penerbitan Indonesia bisa dipergunakan singkatan Jil. atau Jld.
F. Sebuah edisi dan karya seorang pengarang atau !ebih
Ali.Lukman. ed. Bahasa dan Kesusastraan Indonesia sebagai Tjemin Manusia Indonesia Baru.
Djakarta: Gunung Agung. 1967
(1) Jika editornya lebih dan seorang, maka caranya sama seperti pada nomor b dan c.
(2) Ada juga kebiasaan lain yang menempatkan singkatan editor dalam tanda kurung (ed).
G. Sebuah Kumpulan Bunga Rampai atau Antologi
Jassin, H. B. ed. Gema Tanah Air, Prosa dan Puisi. 2 JId. Jakarta: Balai Pustaka 1969.Sebuah
Buku Terjemahan
Multatuli. Max Have/aar, atau Ladang Kopi Persekutuan Dagang Belanda, terj. H.B. Jassin,
Jakarta: Djambatan, 1972.
(1) Nama pengarang asli yang diurutkan dalam urutan alfabetis.
(2) Keterangan tentang penterjemah ditempatkan sesudah judul buku, dipisahkan dengan sebuah
tanda koma.
I. Artike! dalam sebuah Himpunan
Riesman, David. Character and Society, Toward Liberal Education. eds. Louis
G. Locke, William M. Gibson. and George Arms. New York: Holt. Rinehart and Winston. 1962.

(1) Perhatikan: baik judul artikel maupun judul buku harus dimsukkan; begitu pula penulis dan
editorya harus dicantumkan juga.
(2) Judul artikel selalu ditulis dalam tanda kutip, sedangkan judul buku diganis-bawahi atau
dicetak miring.
(3) Perhatikan pula tanda koma yang ditempatkan antara judul artikel dan judul buku, harus
ditempatkan dalam tanda kutip kedua, tidak boleh sesudah tanda kutip.
(4) Jadi ketiga bagian dan kepustakaan ini tetapi dipisahkan dengan titik, yaitu pertama: nama
pengarang penulis artikel, kedua judul artikel judul buku dan editor, ketiga tempat terbit
penerbit tahun terbit.
J. Artike! dalam Ensik/opedi
Wright, J.T. Language Varieties: Language and Dialect, Encyclopaedia of Linguistics,
information and Control, hal. 243 - 251.
Wright, JT. Language Varieties: Language and Dialect, Encyclopaedia of Linguistics,
information and Control (Oxford: Pergamon Press Ltd., 1969), hal. 243 - 251.
(1) Bila ada artikel yang jelas pengarangnya, maka nama pengarang itulah yang dicantumkan.
Bila tidak ada nama pengarang. maka judul artikel yang harus dimasukkan dalam urutan
alfabetisnya.
(2) Untuk penanggalan dapat dipergunakan nomor edisinya, dapat pula tahun penerbitnya
(3) Perhatikan pula bahwa antar judul ensiklopedi dan keterangan tentang edisi atau tahun terbit,
jilid dan halaman harus ditempatkan tanda koma sebagai pemisah.
(4) Contoh yang kedua sebenarnya sama dengan contoh yang pertama, hanya terdapat perbedaan
berupa pemasukan tempat terbit dan penerbit. Bila tempat terbit dan penerbit dimasukkan,
maka : tempat terbit, penerbit dan tahun terbit dimasukkan dalam kurung. Hal ini biasanya
berlaku bagi ensiklopedi yang tidak terlalu umum dikenal.

5. Macam-macam Daftar Pustaka


a. Buku-buku dasar : buku yang dipergunakan sebagai bahan orientasi umum mengenai pokok
yang digarap itu.
b. Buku-buku khusus : yaitu buku-buku yang dipakai oleh penulis untuk mencari bahan-bahan
yang langsung bertalian dengan pokok persoalan yang digarap.
c. Buku-buku pelengkap : buku-buku yang topiknya lain dari topik yang digarap penulis.

6. Penyusunan Daftar Pustaka


Penyusunan daftar pustaka dan penunjukannya pada naskah mengikuti salah satu
dari tiga sistem berikut :
a. Nama dan Tahun (Name and Year System). Daftar pustaka disusun secara abjad berdasarkan
nama akhir penulis dan tidak dinomori. Penunjukan pada naskah dengan nama akhir penulis
diikuti tahun penerbitan.
b. Kombinasi Abjad dan Nomor (Alphabet-Number System). Pada sistem ini cara
penunjukannya dalam naskah adalah dengan memberikan nomor sesuai dengan nomor pada
daftar pustaka yang disusun sesuai abjad.

c. Sistem Nomor (Citation Number System). Kutipan pada naskah diberi nomor berurutan dan
susunan daftar pustaka mengikuti urutan seperti tercantum pada naskah dan tidak menurut abjad.
1. MetodeHavard
Contohnya seperti pada gambar di bawah ini.
2. Cara Penulisan Daftar Pustaka Textbook
a. Buku yang ditulis/dibuat oleh lembaga : nama lembaga, tahun terbit, judul buku (cetak miring
atau garis bawahi), edisi dan volume, nama penerbit, tempat penerbit (kota), halaman yang
dibaca.
b. Buku terjemahan : nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul buku (cetak miring atau
garisbawahi), penerjemah, nama penerbit, tempat penerbit (kota), halaman yang dibaca.
8. Cara Penulisan Daftar Pustaka Jurnal dan Disertasi/Tesis
a. Kelompok makalah yang dipresentasikan dalam seminar/konferensi/simposium : nama penulis
(disusun balik), tahun penyajian, judul makalah, nama forum penyajian (cetak miring atau
garisbawahi), kota, bulan dan tanggal penyajian.
b. Kelompok disertasi/tesis : nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul disertasi/thesis
(centang miring atau garisbawahi), tempat penerbitan (kota), universitas, kata disertasi atau
tesis.
3. Cara Penulisan Daftar Pustaka dari Internet
a. Kelompok makalah / informasi dari Internet (apabila ada nama penulis) : nama penulis
(disusun balik), tahun penyajian, judul makalah / informasi, alamat Internet.
b. Kelompok makalah / informasi dari Internet (apabila tidak ada nama penulis) : nama lembaga
yang menulis, tahun penyajian, judul makalah / informasi, alamat Internet.

II. Catatan Kaki (Footnote)


Catatan kaki digunakan dalam penulisan ilmiah digunakan pula sebagai tambahan materi untuk
menjelasakan isi dari penulisan ilmiah tersebut namun dalam catatan kaki ada peraturan
tersendiri seperti memberi sebuah tanda atau simbol yang menjelaskan bahwa itu adalah catatan
kaki

1. Fungsi Catatan Kaki


Catatan kaki dicantumkan sebagai pemenuhan kode etik yang berlaku, sebagai penghargaan
terhadap karya orang lain.

2. Pemakaian
Catatan kaki dipergunakan sebagai :
a) pendukung keabsahan penemuan atau pernyataan penulis yang tercantum di dalam reks atau
sebagai petunjuk sumber;
b) tempat memperluas pembahasan yang diperlukan tetapi tidak relevan jika dimasukkan di
dalam teks, penjelasan ini dapat berupa kutipan pula;
c) referensi silang, yaitu petunjuk yang menyatakan pada bagian mana/halaman berapa, hal yang
sama dibahas di dalam tulisan;
d) tempat menyatakan penghargaan atas karya atau data yang diterima dari orang lain.

3. Penomoran
Penomoran catatan kaki dilakukan dengan menggurakan angka Arab (1, 2 dan seterusnya) di
belakang bagian yang diberi catatan kaki, agak ke atas sedikit tanpa memberikan tanda baca
apapun. Nomor itu dapat berurut untuk setiap halaman, setiap bab, atau seluruh tulisan.

4. Penempatan
Catatan kaki dapat ditempatkan langsung di belakang bagian yang diberi keterangan ( catatan
kaki langsung) dan diteruskan dengan teks.
Contoh
Peranan dan tugas kaum pria berbeda dengan dan peranan tugas kaum wanita. Sehubungan
dengan, hal itu, Margaret Mead (1935) berdasarkan penelitiannya di beberapa masyarakat di
Papua Nuguini, menyatakan bahwa perbedaan itu tidak semata-mata berdasarkan perbedaan jenis
kelamin saja, melainkan berhubungan erat dengan kondisi sosial-budaya lingkungannya. 1
Margaret Mead, Sex and Temperament in Three Primitive Societies (New York : The American
Library, 1950), pp.
Karena kondisi sosial budaya, mungkin berubah dan berkembang, maka peranan dan tugas itu
juga mungkin berubah bertukar atau bergeser.
Antara catatan kaki dengan teks dipisahkan dengan garis sepanjang baris.
Cara yang lebih banyak dilakukan ialah dengan meletakkannya pada bagian bawah (kaki)
halaman atau pada akhir setiap bab.

5. Unsur-unsur Catatan Kaki


A. Untuk Buku
1) Nama pengarang (editor, penterjemah), ditulis dalam urutan biasa, diikuti koma (.).
2) Judul buku, ditulis dengan huruf kapital (kecuali kata-kata tugas), digarisbawahi.
3) Nama atau nomor seri, kalau ada.
4) Data publikasi :
1. Jumlah jilid, kalau ada
2. Kota penerbitan, diikuti titik dua ditulis
3. Nama penerbit, diikuti koma di antara.
4. Tahun penerbitan. tanda kurung
5. Nomor jilid kalau perlu.
6. Nomor halaman diikuti titik (.)
B. Untuk Artikel dalm Majalah/Berkala
1. Nama pengarang.

2. Judul artikel, di antara tanda kutip


3. Nama majalah, digarisbawahi.
4. Nomor majalah jika ada.
5. Tanggal penerbitan.
6. Nomor halaman.
7. Catatan Kaki Singkat
(A) Ibid. (Singkatan dari Ibidum, artinya sama dengan di atas), untuk catatan kaki yang
sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat di atasnya. Ditulis dengan huruf besar,
digarisbawahi, diikuti titik (.) dan koma (,) lalu nomor halaman.
(B) op.cit. (Singkatan dari opere citato, artinya dalam karya yang telah dikutip), dipergunakan
untuk catatan kaki dari sumber yang pernah dikutip, tetapi telah disisipi catatan kaki lain dari
sumber lain. Urutannya : nama pengarang, op.cit nomor halaman.
(C) loc.cit. (Singkatan dari. loco citato, artinya tempat yang telah dikutip), seperti di atas tetapi
dari halaman yang sama : nama pengarang loc.cit (tanpa nomor halaman).

6. Contoh-contoh (Perhatikan Spasinya)


a) Dari Buku
2John Dewey, How We Think (Chicago: Henry Regnery Company, 1974), p. 75.
3BP3K, Strategi Pengembangan Kekuaran Penalaran (Jakarta : Departemen P dan K, 1979), pp.
81 - 95.
4Ibid., p. 15.
5John Dewey, op.cit., p. 18.
6John Dewy, loc.cit.
7Boyd R. Mc Candless and Richard H. Coop, Adolescents : Behavior and Development (New
York: Holt, Rinehart and Winston, 1979). p. 99.
8J.E. Wert, C. D. Neidt, and J. S. Ahmann, Statistical Method in Educational and Psychological
Research (New York: Appleton CenturyCrofts, Inc., 1954), p. 20U
9C., H. Johnston et.al., The Modern. High School (New York : Charles Scribner's Sons, 1914), p.
17.
1OSutan Takdir Alisyahbana (edit.), The Modernization of Languages in Asia (Kuala Lumpur:
The Malaysian Society of Asian Studies, 1967), P. IX.
b) Dari Majalah
11Linus Simanjuntak, "Andaikan Kolam itu Bumi Kita", Suara Alam no 9 (1980), pp. 17 - 18.
c) Dari Surat Kabar
12Tajuk Rencana daIam Kompas (Jakarta) , 7 Mei 1981.
13Artikel dalam Sinar Harapan (Jakarta). 29 April 1981.
d) Dari Ensiklopedia
14John E. Bardach, "Fish," Encyclopedia Americana (New York: Americana Corporation, 1973),
11, pp. 289 309.

Perlu diketahui bahwa banyak cara yang teiah diterapkan sehubungan dengan pemakaian dan
penulisan kutipan, catatan kaki, dan daftar kepustakaan. Apa yang baru saja anda pelajaari adalah
salah satu di antaranya. Dalam pelaksanaannya, setiap perguruan tinggi menetapkan aturan
tertentu mengenai hal itu. Meskipun aturan itu mungkin berbeda-beda, namun semua bersepakat
untuk menghargai penemuan atau karya orang lain.

III. Kutipan
Kutipan adalah pengambilanalihan satu kalimat atau lebih dari karya tulisan lain untuk tujuan
ilustrasi atau memperkokoh argument dalam tulisan itu sendiri. Atau Kutipan adalah gagasan,
ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut
mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah,
internet, dan lain sebagainya.
Kutipan di bagi menjadi 2, yaitu :
1. Kutipan Langsung adalah mengutip sesuai dengan sumber aslinya, artinya kalimat-kalimat
tidak ada yang diubah.
Contoh Kutipan Langsung :
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik
yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta
menurut medium pembicara (Bachman, 1990).
2. Kutipan Tidak Langsung yaitu jika mengutip dengan cara meringkas kalimat dari sumber
aslinya, namun tidak menghilangkan gagasan asli dari sumber tersebut.
Contoh Kutipan Tidak Langsung :
Seperti dikatakan Bachman (1990) bahwa ragam bahasa pada dasarnya variasi bahasa menurut
pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara,
kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.
Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa ketiga sumber diatas memiliki
tujuan dan fungsi yang sama , yaitu sebagai pernyataan penghormatan kepada orang yang
pendapatnya dikutip,dan sebagai pembuktian akan kebenaran kutipan tersebut.
Perbedaan dari ketiga cara tersebut ada dari segi penempatannya dan cara menuliskan sumber
refrensi dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya

Anda mungkin juga menyukai