Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESETARAAN

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Ilmu Sosial Budaya Dasar yang Dibimbing Oleh Bapak
Erfan Roebiakto, S.KM., M.S

Oleh :
Juleha

NIM :
P07134121020

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


BANJARMASIN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI
LABORATORIUM MEDIS
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2022
DAFTAR ISI

MAKALAH MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESETARAAN......................i


DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................2
C. Manfaat........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
A. Hakikat Keragaman dan Kesetaraan Manusia........................................3
1. Makna Keragaman Manusia..................................................................3
2. Makna Kesetaraan..................................................................................4
B. Kemajemukan Dalam Dinamika Sosial....................................................5
C. Kemajemukan dan Kesetaraan Sebagai Kekayaan Sosial Budaya
Bangsa.................................................................................................................7
1. Kemajemukan Sebagai Kekayaan Bangsa Indonesia..........................7
2. Kesetaraan Sebagai Warga Indonesia...................................................8
D. Problematika Keragaman dan Kesetaraan Dalam Kehidupan..............9
1. Problema Keragaman Serta Solusinya Dalam Kehidupan.................9
2. Problem kesetaraan serta solusinya dalam kehidupan......................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
A. Kesimpulan................................................................................................11
B. Saran..........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat
dan hidayahnya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Ilmu Sosial Budaya
Dasar tentang Manusia, Keragaman dan Kesetaraan. Maksud dan tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah guna mengetahui penjelasan tentang Manusia,
Keragaman dan Kesetaraan dan semua yang berhubungan dengan Manusia,
Keragaman dan Kesetaraan tersebut.
Dan penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu dalam pembuatan makalah ini. Namun tentu saja makalah ini masih
jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan saran saran positif yang
bersifat membangun guna kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan juga bagi penulis pada
khususnya. Sekian dan terima kasih.

Banjarbaru, 15 Juni 2022

Penulis

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
a. Keragaman
Keragaman berasal dari kata ragam. Berdasarkan KBBI ragam
berarti:
1. Tingkah, cara
2. Jenis, macam
3. Musik, lagu, langgam
4. Warna, corak
5. Laras (tata Bahasa)
Merujuk pada arti nomor dua di atas, ragam berarti jenis, macam.
Keragaman menunjukkan adanya banyak macam, banyak jenis.
Keragaman manusia yang dimaksud disini yakni manusia memiliki
perbedaan. Perbedaan itu ada karena manusia adalah makhluk individu
yang setiap individu memiliki ciri khas tersendiri. Perbedaan itu
terutama ditinjau dari sifat-sifat pribadi, misalnya sikap, watak,
kelakuan, temperamen, dan hasrat. Selain individu terdapat juga
keragaman sosial. Jika keragaman individu terletak pada perbedaan
secara individu atau perorangan sedangkan keragaman sosial terletak
pada keragaman dari masyarakat satu dengan masyarakat lainnya.

b. Kesetaraan
Kesetaraan berasal dari kata setara atau sederajat. Jadi, kesetaraan
juga dapat disebut kesederajatan. Menurut KBBI, sederajat artinya
sama tingkatan (kedudukan, pangkat). Dengan demikian, kesetaraan
atau kesederajatan menunjukkan adanya tingkatan yang sama,
kedudukan yang sama, tidak lebih tinggi atau tidak lebih rendah antara
satu sama lain.

1
Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai makhluk
Tuhan memiliki tingkat atau kedudukan yang sama. Tingkatan atau
kedudukan yang sama itu bersumber dari pandangan bahwa semua
manusia tanpa dibedakan adalah diciptakan dengan kedudukan yang
sama yaitu sebagai makhluk mulia dan tinggi derajatnya disbanding
makhluk lain. Dihadapan Tuhan, semua manusia adalah sama derajat,
kedudukan atau tingkatannya. Yang membedakan nantinya adalah
tingkatan ketakwaan manusia tersebut terhadap Tuhan

B. Tujuan
1. Menjelaskan hakikat keragaman dan kesetaraan dalam diri manusia.
2. Menganalisis kemajemukan yang terdapat di masyarakat.
3. Mengidentifikasi kemajemukan dan kesetaraan dalam diri bangsa
Indonesia.
4. Memberi contoh problematika yang muncul dari adanya keragaman
dan kesetaraan serta solusinya.

C. Manfaat
1. Agar dapat menjelaskan hakikat keragaman dan kesetaraan dalam diri
manusia.
2. Agar dapat menganalisis kemajemukan dalam masyarakat.
3. Agar dapan mengidentifikasi kemajemukan dan kesetaraan dalam diri
bangsa Indonesia.
4. Agar dapat memberi contoh problematika yang muncul dari kergaman
dan kesetaraan, serta bisa memberikan contoh solusinya.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakikat Keragaman dan Kesetaraan Manusia


1. Makna Keragaman Manusia
Keragaman berasal dari kata ragam. Berdasarkan KBBI ragam
berarti:
6. Tingkah, cara
7. Jenis, macam
8. Musik, lagu, langgam
9. Warna, corak
10.Laras (tata Bahasa)
Merujuk pada arti nomor dua di atas, ragam berarti jenis, macam.
Keragaman menunjukkan adanya banyak macam, banyak jenis.
Keragaman manusia yang dimaksud disini yakni manusia memiliki
perbedaan. Perbedaan itu ada karena manusia adalah makhluk individu
yang setiap individu memiliki ciri khas tersendiri. Perbedaan itu
terutama ditinjau dari sifat-sifat pribadi, misalnya sikap, watak,
kelakuan, temperamen, dan hasrat. Selain individu terdapat juga
keragaman sosial. Jika keragaman individu terletak pada perbedaan
secara individu atau perorangan sedangkan keragaman sosial terletak
pada keragaman dari masyarakat satu dengan masyarakat lainnya.
Keragaman manusia sudah menjadi fakta sosial dan fakta sejarah
kehidupan, sehingga pernah muncul penindasan, perendahan,
penghancuran dan penghapusan rasa atau etnis tertentu. Dalam sejarah
kehidupan manusia pernah tumbuh ideology atau pemahaman bahwa
orang berkulit hitam adalah berbeda, mereka lebih rendah dari yang
berkulit putih. Contohnya di Indonesia, etnis Tionghoa memperoleh
perlakuan diskriminatif, baik secara sosial dan politik dari suku-suku
lain di Indonesia. Dan ternyata semua yang telah terjadi adalah

3
kekeliruan, karena perlakuan merendahkan martabat orang atau bangsa
lain adalah tindakan tidak masuk akal dan menyesatkan, sementara
semua orang dan semua bangsa adalah sama dan sederajat. Sehingga
keragaman yang dimaksud disini adalah suatu kondisi masyarakat
dimana terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang, terutama
suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi, adat kesopanan
serta situasi ekonomi.
Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk dan dinamis, antara
lain ditandai oleh keragaman suku bangsa, agama, dan kebudayaan.
Sebagaimana diketahui bahwa bangsa Indonesia memiliki keragaman
suku bangsa yang begitu banyak, terdiri dari berbagai suku bangsa,
mulai dari sabang hingga Merauke, ada suku Batak, suku Minang,
suku Ambon, suku Madura, suku Jawa, suku Asmat, dan masih banyak
lainnya. Konsep keragaman mengandaikan adanya hal-hal yang lebih
dari satu, keragaman menunjukan bahwa keberadaan yang lebih dari
satu itu berbeda-beda, heterogen bahkan tidak bisa disamakan.
Keragaman Indonesia terlihat dengan jelas pada aspek-aspek geografis,
etnis, sosiokultural dan agama serta kepercayaan.

2. Makna Kesetaraan
Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai makhluk
Tuhan memiliki tingkat atau kedudukan yang sama. Tingkatan atau
kedudukan yang sama itu bersumber dari pandangan bahwa semua
manusia tanpa dibedakan adalah diciptakan dengan kedudukan yang
sama, yaitu sebagai makhluk mulia dan tinggi derajatnya dibanding
makhluk lain.
Persamaan kedudukan atau tingkatan manusia ini berimplikasi
pada adanya pengakuan akan kesetaraan atau kesederajatan manusia.
Jadi, kesetaraan atau kesederajatan tidak sekedar bermakna adanya
persamaan kedudukan manusia. Implikasi selanjutnya adalah perlunya
jaminan akan hak-hak ituagar setiap manusia bisa merealisasikannya

4
serta perlunya merumuskan sejumlah kewajiban-kewajiban agar semua
bisa melaksanakan agar tercipta tertib kehidupan.
Berkaitan dengan dua konsep diatas, maka dalam keragaman
diperlukan adanya kesetaraan atau kesederajatan. Artinya, meskipun
individu maupun masyarakat adalah beragam dan berbeda-beda, tetapi
mereka memiliki dan diakui akan kedudukan, hak-hak dan kewajiban
yang sama sebagai sesama baik dalam kehidupan pribadi maupun
bermasyarakat. Terlebih lagi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, jaminan akan kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama
dari berbagai ragam mamsyarakat didalamnya amat diperlukan.

B. Kemajemukan Dalam Dinamika Sosial


Keragaman yang terdapat dalam kehidupan sosial manusia
melahirkan masyarakat, majemuk. Majemuk berarti banyak ragam,
beraneka, berjenis-jenis. Konsep masyarakat majemuk, ( plural society )
pertama kali di perkenalkan oleh furnivall tahun 1948 yang mengtakan
bahwa ciri utama masyarakat adalah kehidupan secara berkelompok yang
berdampingan secara fisik, tetapi terpisah oleh kehidupan sosial dan
tergabung dalam sebuah satuan politik, konsep ini merujuk pada
masyarakat Indonesia masa kolonial. Masyarakt hindia belanda waktu itu
dalam pengelompokan komunitasnya di dasarkan atas ras, etnik, ekonomi,
dan agama. Masyarakat tidak hanya terkelompok antara yang memerintah
dengan yang di perintah tetapi secara fungsional terbelah berdasarkan
satuan ekonomi, yaitu antara pedagang cina, arab, india, dan kelompok
petani bumi putra. Masyarakat dalam satuan-satuan ekonomi tersebut
hidup pada lokasi masing-masing dengan sistem sosialnya sendiri,
meskipun di bawah kekuasaan politik kolonial. Konsep masyarakt
majemuk Furnivall tersebut, di pertanyakan validitasnya sekarang ini
sebab telah terjadi perubahan fundamental akibat pembangunan serta
kemajuaan ilmu pengetahuaan dan teknologi Usman Pelly ( 1989 )
mengkategorikan masyarakat majemuk di suatu kota berdasarkan dua hal,
yaitu:
5
Secara horizontal:
1. Etnik dan ras atau asal-usul keturunan
2. Bahasa daerah
3. Adat istiadat atau perilaku
4. Agama
5. Pakaian, Makanan, dan
budaya, Secara vertikal;
1. Penghasilan atau ekonomi
2. Pendidikan
3. Pemukiman
4. Pekerjaan
5. Kedudukan dan sosial politik
Keragaman atau kemajemukan masyarakat terjadi karena unsur-unsur,
seperti ras, etnik, agama, pekerjaan ( profesi ), penghasilan, pendidikan,
dan sebagainya. Pada bagian ini akan di ulas tentang kemajemukan
masyarakat Indonesia karena unsur-unsur ras dan etnik.
1. RAS
Berdasarkan karakter biologis, pada umunya manusia di
kelompokan dalam berbagai ras. Manusia di bedakan menurut bentuk
wajah, rambut, tinggi badan,warna kulit, mata, hidung dan
karakteristik fisik lainnya . Jadi ras adalah perbedaan manusia menurut
atau berdasarkan ciri fisik biologis. Ciri utama pembeda antar ras
antara lain ciri alamiah rambut pada badan ; warna alami rambut, kulit,
dan iris mata ; bentuk lipatan penutup mata ; bentuk hidung serta
bibir ; bentuk kepala dan muka ; ukuran tinggi badan. Misalnya, ras
melayu secara umum bercirikan kuli sawo matang,rambut ikal, bola
mata hitam, dan berperawakan badan sedang. Ras negro bercirikan
kulit hitam dan berambut keriting
2. Etnik atau Suku Bangsa
Etnik adalah suatu kelompok masyarakat yang sebagian besar
secara biologis maupun berkembang biak dan bertahan, mempunyai
nilai
6
budaya sama dan sadar akan kebersamaan dalam sutau bentuk budaya,
membentuk jaringan komunikasi dan interaksi sendiri, dan
menentukan sendiri ciri kelompok yang di terima kelompok lain dan
dapat di bedakan dari kelompok populasi lain. Secara etnik, bangsa
Indonesia adalah bangsa yang majemuk dengan jumlah etnik yang
besar. Berapa persis jumlah etnik di Indonesia sukar untuk di tentukan.
Sebuah buku pintar rangkuman pengetahuan sosial, lengkap
menuliskan jumlah etnik atau suku bangsa Indonesia ada 400 buah (
Sugeng HR, 2006 ). Klasifikasi dari suku bangsa di Indonesia biasanya
di dasarkan system lingkaran hukum adat. Van Vollenhoven
mengemukakan adanya 19 lingkaran hukum adat di Indonesia
(Koentjaraningrat,1990). Keanekaragaman kelompok etnik ini dengan
sendirinya memunculkan keanekaragaman di kebudayaan di Indonesia.
Jadi berdasarkan klasifikasi etnik secara nasional, bangsa Indonesia
adalah heterogen.

C. Kemajemukan dan Kesetaraan Sebagai Kekayaan Sosial Budaya


Bangsa
1. Kemajemukan Sebagai Kekayaan Bangsa Indonesia
Sudah diakui secara umum bahwa bangsa Indonesia dikenal
sebagai bangsa yang majemuk. Kemajemukan bangsa terutama karena
adanya kemajemukan etnik, disebut juga suku bangsa atau suku.
Disamping itu, kemajemukan dalam hal ras, agama, golongan, tingkat
ekonomi, dan gender. Beragamnya etnik di Indonesia menyebabkan
ragam budaya, tradisi, kepercayaan, dan pranata kebudayaan lainnya
karena setiap etnis pada dasarnya menghasilkan kebudayaan.
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang multikultur artinya
memiliki banyak budaya.
Kemajemukan adalah karakteristik sosial budaya indonesia. Selain
kemajemukan, karakteristik indnesia yang lain adalah sebagai berikut
(sutarno, 2007).

7
a) Jumlah penduduk yang besar
Indonesia yang jumlah penduduknya sekitar 220 juta jiwa
dapat menjadi potensi yang besar dalam pengadaan tenaga besar.
Namun karena kemampuannya rendah maka tenaga kerja indonesia
itu hanya berda pada sektor-sektor yang tidak begitu
menguntungkan dari segi upah. Sebagian besar tenaga kerja
indonesia, khususnya wanita banyak yang bekerja sebagai
pembantu rumah tangga.
b) Wilayah yang luas
Indonesia memiliki wilayah seluas 1.922.570 km2 yang
menduduki urutan 15 terbesar didunia.
c) Posisi silang
Indonesia terletak diantara dua samudra (samudra hindia
dan samudra pasifik) dan dua benua (asia dan australia). Karena
posisi silang ini, maka indonesia menjadi tempat pertemuan
berbagai budaya dunia. Sehingga hal ini memunculkan varian
budaya dari berbagai negara.
d) Kekayaan alam dan daerah tropis
Indonesia memiliki kekayaan yang melimpah, namun
kekayaan ini masih merupakan kekayaan yang potensial, belum
bersifat efektif.
e) Jumlah pulau yang banyak
Pulau di indonesia berjumlah lebih dari 17.000 pulau. f.
Persebaran pulau Persebaran pulau yang dikelilingi lautan
menjadikan sebagai wilayah kepulauan.

2. Kesetaraan Sebagai Warga Indonesia


Sebagai warga negara indonesia maka manusia indonesia adalah
setara atau sederajat dalam arti setiap warga negara memiliki
persamaan kedudukan, hak, dan kewajiban sebagai bangsa dan warga
negara indonesia. Pengakuan akan prinsip kesetaraan dan
kesederajatan itu
8
secara yuridis diakuui dan dijamin oleh negara melalui UUD 1945.
Warga negara tanpa dilihat perbedaan ras, suku, agama, dan
budayanya diperlakukan sama dalam hukum dan pemerintahan negara
indonesia mengakui adanya prinsip persamaan kedudukan warga
negara. Hal ini dinyatakan secara tegas dalam pasal 27 ayat (1) UUD
1945 bahwa “Segala warga negara bersamaan kedudukannya didalam
hukum dan pemerintah dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”

D. Problematika Keragaman dan Kesetaraan Dalam Kehidupan


1. Problema Keragaman Serta Solusinya Dalam Kehidupan
Keragaman adalah modal, tetapi sekaligus potensi konflik.
Keragaman budaya daerah memang memperkaya khazanah budaya
dan menjdi modal yang berharga untuk membangun indonesia yang
multikultural. Namun, kondisi aneka budaya itu sangat berpotensi
memecah belah dan menjadi lahan subur bagi konflik dan
kecemburuan sosial.
a) Etnosentrisme atau sikap etnosentris diartikan sebagai suatu
kecenderungan yang melihat nilai atau norma kebudayaannya
sendiri sebagai sesuatu yang mutlak serta menggunakannya
sebagai tolak ukur kebudayaan lain.
b) Stereotip adalah keyakinan seseorang untuk menggeneralisasikan
sifat-sifat tertentu yang cenderung negatif tentang orang lain
karena dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman terrtentu
(Allan G. Johnson 1986).
c) Rasisme bermakna anti terhadap ras lain atau ras tertentu diluar ras
sendiri.
d) Diskriminasi merupakan tindakan yang membeda-bedakan dan
kurang bersahabat dari kelompok dominan terhadap kelompok
subordinasinya.

9
e) Scape goating, mengemukakan kalu individu tidak bisa menerima
perlakuan tertentu yang tidak adil, maka perlakuan itu dapat
ditanggungkan kepada orang lain.
2. Problem kesetaraan serta solusinya dalam kehidupan
Problema yang terjadi dalam kehidupan, umunya adalah
munculnya sikap dan perilaku untuk mengakui adanya persamaan
derajat, hak, dan kewajiban antarmanusia atau antarwarga. Perilaku
yang membeda- bedakan orang disebut diskriminasi.
Diskriminasi merupakan tindakan yang melanggar hak asasi
manusia. Diskriminasi juga merupakan bentuk ketidakadilan. Perilaku
diskriminatif tidak sesuai dengan nilai-nilai dasar kemanusiaan, karena
itu perlu dihapuskan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Penghapusan diskriminasi dilakukan melalui pembuatan
perundangan-undangan yanng antidiskriminitif serta
pengimplementasiannnya dilapangan. Contohnya adalah undang-
undang nomor 7 tahun 1984 tentang ratifikasi atas konvensi
internasional tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap
perempuan (International Convention On The Elimination Of All
Forms Of Discrimination Againts Women). Contoh lain adalah dengan
diberlakuan undang-undang nomor 29 tahun 1999 yang merupakan
ratifikasi atas konvensi internasinal tentang penghapusan segala bentuk
diskriminasi rasial.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keragaman berasal dari kata ragam yg berarti macam atau berjeni-
jenis. Manusia dikatakan beragam bukan berarti seperti hewann dan
tumbuhan yang bermacam jenis dan bentuknya, tetapi memiliki keragaman
dalam hal kepribadian, budaya, sikap, dan lain-lain. Dalam kata lain
manusia itu adalah pribadi yang unik dan beragam. Kesetaraan
menunjukkan adanya tingkatan yang sama, kedudukan yang sama, tidak
lebih tinggi atau tidak lebih rendah anatara satu sama lain.
Keragaman atau kemajemukan masyarakat terjadi karena unsur-unsur
seperti ras, etnik, agama, pekerjaan, penghasilan, pendidikan, dan
sebagainya.
Keragaman juga dapat menjadi suatu konflik jika cenderung pada hal-
hal negatif seperti akan munculnya sikap prasangka buruk, diskriminasi,
scape goating, dan rasisme.
Kesetaraan manusia iyalah manusia sebagai makhluk Tuhan memiliki
tingkat atau kedudukan yang sama. Tingkatan atau kedudukan yang sama
itu bersumber dari pandangan bahwa semua manusia tanpa dibedakan
adalah diciptakan dengan kedudukan yang sama, yaitu sebagai makhluk
mulia dan tinggi derajatnya dibanding makhluk lain.

B. Saran
Diharapkan manusia dalam bermasyarakat dapat mengembangkan
kegiatan yang mendukung identitas individunya secara bebas, bermartabat,
berguna, dan berkeadilan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Herimanto dan winarno. 2008. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Solo
MAKALAH TENTANG "“MANUSIA , KERAGAMAN DAN KESETARAAN”"
~ Jingga Senja (viapurwawisesasiregar.blogspot.com)
https://yudihartono.wordpress.com/
https://catarts.wordpress.com/2012/04/13/bab-iv-manusia-keragaman-dan-
kesetaraan
manusia, keragaman dan kesetaraan – sucitriana59 (wordpress.com)

12

Anda mungkin juga menyukai