Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY.

M HAMIL 28
MINGGU
DENGAN PREEKLAMPSIA DISERTAI GEJALA BERAT
DI IGD PONEK RSUD HADJI BOEJASIN PELAIHARI
TAHUN 2022

DOSEN PEMBIMBING :
Rafidah, S.Si.T.,M.Kes

Oleh
Eva Saraswati
NIM P07124119022

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
DIPLOMA III JURUSAN KEBIDANAN
BANJARBARU
2022
LEMBAR PERSETUJUAN PENGAMBILAN KASUS

Telah disetujui dan diterima pengambilan kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan
pada Ibu Hamil Ny. M G6P4A1 Usia 40 Tahun Usia Kehamilan 28 Minggu Dengan
Peeklampsia Disertai Gejala Berat di IGD Ponek RSUD Hadji Boejasin Pelaihari
Kabupaten Tanah Laut Tahun 2022”

Nama : Ny. M
Umur : 40 tahun
Alamat : Jl. Mawar, Desa Panggung, RT : 14

Demikian lembar persetujuan ini diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan
Tugas Praktik Klinik Kebidanan III bagi Mahasiswa Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Banjarmasin Semester VI.

Pelaihari, 26 Februari 2022

Pembimbing Lahan Praktik Mahasiswa

Sri Sumartini, S.ST Eva Saraswati


NIP. 198101072005012013 NIM. P07124119022

ii
LEMBAR PERSETUJUAN BIMBINGAN KASUS

Telah disetujui dan diterima pengambilan kasus dengan judul “Asuhan


Kebidanan pada Ibu Hamil Ny. M G6P4A1 Usia 40 Tahun Usia Kehamilan 28
Minggu Dengan Peeklampsia Disertai Gejala Berat di IGD Ponek RSUD Hadji
Boejasin Pelaihari Kabupaten Tanah Laut Tahun 2022”

Nama : Ny. M
Umur : 40 tahun
Alamat : Jl. Mawar, Desa Panggung, RT : 14

Demikian lembar persetujuan ini diajukan sebagai salah satu syarat


menyelesaikan Tugas Praktik Klinik Kebidanan III, oleh :
Nama : Eva Saraswati
NIM : P07124119022

Mahasiswa Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Semester VI.

Banjarbaru, Maret 2022

Dosen Pembimbing Mahasiswa

Rafidah, S.Si.T.,M.Kes Eva Saraswati


NIP. 197403041993022001 NIM. P07124119022

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan yang berjudul “Assuhan
Kebidanan Pada Ny. M Hamil 28 Minggu Dengan Preeklampsia Disertai Gejala
Berat Di IGD Ponek RSUD Hadji Boejasin Pelaihari” yang diajukan untuk
memenuhi tugas Praktik Klinik Kebidanan III (PKK III) yang dilaksanakan pada
periode I (21 Februari – 14 Maret 2022), Periode II (15 Maret – 2 April 2022) dan
Periode III (4 April – 22 April 2022).

Dalam hal ini penulis tentu tak lepas dari pengarahan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Maka penulis ucapkan rasa hormat dan terimakasih banyak kepada :

1. Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Banjarmasin, yang telah memberikan


kesempatan menyusun laporan ini.
2. Ketua Program Diploma Tiga Kebidanan Poltekkes Banjamasin yang telah
memberikan kesempatan menyusun laporan ini.
3. Pembimbing yang telah memberikan bimbingan sehingga laporan ini dapat
terselesaikan.
4. Pembimbing lahan praktik yang telah memberikan izin untuk melakukan
penyusunan laporan ini dan telah bersedia membimbing dalam mendampingi saya
selama Praktik di IGD Ponek Rumah Sakit Hadji Boejasin Pelaihari.
5. Ny. M selaku respondes atas kerjasama yang baik.
6. Orang tua, kakak, dan adik saya atas cinta, dukungan dan doa yang selalu
diberikan sehingga Laporn ini selesai pada waktunya.
7. Semua rekan mahasiswa seangkatan dan pihak-pisak yang terkait dan banyak
membantu dalam hal ini.

Karena kebaikan semua pihak yang telah penulis sebutkan tadi maka penulis
bisa menyelesaikan laporan ini dengan sebaik-baiknya. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi kita semua. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan untuk memperbaiki laporan ini.

Pelaihari, Maret 2022

Penulis

iv
v
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN PENGAMBILAN KASUS......................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN BIMBINGAN KASUS.............................................iii
KATA PENGANTAR..............................................................................................iv
DAFTAR ISI.............................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Tujuan ............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Preeklampsia
1. Definisi.....................................................................................................3
2. Faktor Resiko Penyebab Terjadinya Preeklampsia..................................3
3. Tanda dan Gejala Preeklampsia...............................................................4
4. Komplikasi...............................................................................................5
5. Tindakan/Penanganan ..............................................................................7
BAB III TINJAUAN KASUS..................................................................................10
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................12
BAB V PENUTUP....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................15

vi
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Preeklampsiaa merupakan salah satu kondisi berisiko pada ibu hamil.
Preeklampsiaa merupakan darah tinggi atau hipertensi yang terjadi pada ibu
hamil, setelah usia kehamilan 20 minggu (≥20 minggu). (Kurniawati, dkk. 2020).
Preeklamsia/Eklamsia merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu
di dunia. Tingginya angka kematian ibu pada kasus ini sebagian besar disebabkan
karena tidak adekuatnya penatalaksanaan di tingkat pelayanan dasar sehingga
penderita dirujuk dalam kondisi yang sudah parah, sehingga perbaikan kualitas di
pelayanan kebidanan di tingkat pelayanan dasar diharapkan dapat memperbaiki
prognosis bagi ibu dan bayinya. (Setyarini dan Suprapti, 2016).
Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia diketahui mortalitas
maternal tahun 2002 mencapai 307 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH) dan
penurunan mortalitas maternal di tahun 2007 yaitu 228 per 100.000 KH. Namun
angka tersebut masih jauh dari yang diharapkan untuk mencapai target. Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014 yaitu 118/100.000
KH dan target MDGs (Millenium Development Goals) tahun yaitu 102/100.000
KH. Diperlukan adanya upaya dan komitmen yang kuat serta terpadu untuk
memenuhi target tersebut (Kemenkes, 2018).
Preeklampsia dipengaruhi oleh beberapa faktor maternal yaitu umur,
paritas, riwayat hipertensi, hamil kembar, obesitas dan diabetes millitus
(Rufaidah, 2018). Untuk mengurangi kejadian preeklampsia pada bidan dapat
mencegahnya dengan mengurangi faktor resiko dengan mendeteksi dini faktor
resiko, memberi konseling kepada ibu untuk mengatur usia reproduksi (20-35
tahun), mengatur berat badan ibu, sert melakukan kunjungan ANC minimal 4 kali.
(Kemenkes, 2018)
Pada kehamilan dengan preeklampsia disertai gejala berat banyak resiko
tinggi yang dapat terjadi pada ibu hamil. Oleh karena itu, ibu perlu mendapatkan
asuhan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhannya, agar dapat mengetahui cara
menangani masalah tersebut dan mengetahui secara dini adanya tanda tanda
bahaya pada kehamilan ibu dan dapat segera di cegah maupun di tangani. Penulis

1
melaksanakan kegiatan Praktik Klinik Kebidanan III (PKK III) pada periode 1 (12
Februari – 4 Maret 2022) di IGD Ponek RSUD Hadji Boejasin Pelaihari terdapat
kasus ibu hamil dengan preeklampsia disertai gejala berat yang dilakukan asuhan
kebidanan kehamilan oleh penulis yaitu Ny. M Usia 40 Tahun G6P4A1 dengan
Usia Kehamilan 28 minggu.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk melaksanakan asuhan kehamilan patologis dalam kebidanan pada
Ny.M Hamil 28 Minggu dengan Preeklampsia Disertai Gejala Berat di IGD
Ponek RSUD Hadji Boejasin Pelaihari Tahun 2022.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengumpulkan data subjektif Ny.M Hamil 28 Minggu dengan
Preeklampsia Disertai Gejala Berat di IGD Ponek RSUD Hadji Boejasin
Pelaihari Tahun 2022
b. Mampu mengumpulkan data objektif pada Ny.M Hamil 28 Minggu dengan
Preeklampsia Disertai Gejala Berat di IGD Ponek RSUD Hadji Boejasin
Pelaihari Tahun 2022
c. Mampu menegakan analisis data berdasarkan data subjektif dan objektif
pada Ny.M Hamil 28 Minggu dengan Preeklampsia Disertai Gejala Berat di
IGD Ponek RSUD Hadji Boejasin Pelaihari Tahun 2022
d. Mampu melakukan penatalaksanaan pada Ny. M Hamil 28 Minggu dengan
Preeklampsia Disertai Gejala Berat di IGD Ponek RSUD Hadji Boejasin
Pelaihari Tahun 2022

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Preeklampsia
1. Definisi
Menurut Setyarini dan Suprapti (2016). Preeklamsia/Eklamsia
merupakan suatu penyulit yang timbul pada seorang wanita hamil dan
umumnya terjadi pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu dan ditandai dengan
adanya hipertensi dan protein uria. Pada eklamsia selain tanda tanda
preeklamsia juga disertai adanya kejang.
Menurut Anonim (2018). Preeklampsia merupakan kondisi spesifik pada
kehamilan yang ditandai dengan adanya disfungsi plasenta dan respon maternal
terhadap adanya inflamasi sistematik dengan aktivasi endotel dan koagulasi.
Klasifikasi preeklampsia terbaru tidak lagi membagi ‘ringan’ dan ‘berat’,
namun dibagi menjadi preeclampsia ‘disertai gejala berat (with severe features)
dan ‘tanpa disertai gejala berat (without severe features). Kriteria terbaru tidak
lagi mengkategorikan preeklampsia singan, dikarenakan setiap preeclampsia
merupakan kondisi yang berbahaya dan dapat mengakibatkan peningkatan
morbiditas dan mortalitas secara signifikan dalam waktu singkat.
2. Faktor Resiko Penyebab Terjadinya Preeklampsia
Menurut Setyarini dan Suprapti (2016). Ada beberapa faktor resiko yang
menjadi penyebab terjadinya preeklampsia, yaitu :
a. Usia Ibu
Primigravida dengan usia dibawah 20 tahun dan semua ibu dengan usia
diatas 35 tahun dianggap lebih rentan untuk mengalami
preeklamsia/eklamsia.
b. Ras
Ras African lebih berisiko mengalami preeklamsia dibandingkan ras
caucasian maupun ras Asia.
c. Metode Kehamilan
Kehamilan yang tidak terjadi secara alamiah (inseminasi dan sebagainya)
berisiko 2 kali lipat untuk terjadinya preeklamsia.
3
d. Merokok selama hamil
Wanita yang merokok selama hamil berisiko untuk mengalami preeklamsia.
e. Riwayat penyakit sebelumnya
Hipertensi, preeklamsia pada kehamilan terdahulu, penyakit Ginjal, penyakit
Autoimun, Diabetes Mellitus, Metabolik sindrom, Obesitas dll.
f. Riwayat Penyakit Keluarga
Bukti adanya pewarisan secara genetik paling mungkin disebabkan oleh
turunan yang resesif.
g. Paritas
Primigravida memiliki insidensi hipertensi hampir 2 kali lipat dibandingkan
multigravida
h. Kehamilan Sebelumnya
Kehamilan dengan riwayat preeklamsi sebelumnya berisiko mengalami
preeklamsia kembali pada kehamilan sekarang. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa risiko rekurensi (terjadinya preeklamsia kembali) jika
kehamilan sebelumnya preeklampsia: 14-20% dan risiko rekurensi lebih
besar (s/d 38%) jika menghasilkan persalinan prematur (early-onset
preeclampsia).
3. Tanda dan Gejala Preeklampsia
Menurut Kurniawati, dkk (2020). Preeklampsia pada ibu hamil
mempunyai tanda gejala khas yaitu :
1. Tekanan darah meningkat yaitu lebih dari 140 / 90 mmHg
2. Peningkatan berat badan saat hamil melebihi normal atau bengkak yang
tidak wajar, bengkak yang mendadak dan meluas, bengkak tidak hilang
dengan mengistirahatkan kaki. Bengkak bisa terjadi pada anggota gerak
(seperti tangan atau kaki) atau wajah.
3. Pemeriksaan air kencing di laboratorium atau di pelayanan kesehatan
ditemukan adanya zat protein dalam urine/ air kencing ibu.

Menurut Anonim (2018), kriteria diagnosis preeklampsia, yaitu :

4
1. Kriteria Minimal Preeklampsia
Tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg
diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 15 menit menggunakan lengan
yang sama.
2. Kriteria Preeklampsia Disertai Gejala Berat
Tekanan darah sekurang-kurangnya 160 mmHg sistolik atau 110 mmHg
diastolic pada dua kali pemeriksaan berjarang 15 menit menggunakan
lengan yang sama.
Bisa dilakukan test protein urin, dengan hasil protein urin melebihi 300mg
dalam 24 jam atau tes urin dipstick > positif 1, dan apabila tidak didapatkan
protein urin, hipertensi dapat diikuti dengan salah satu di bawah ini :
1. Trombositopenia : Trombosit < 100.000/mikroliter
2. Gangguan Ginjal
3. Gangguan Liver
4. Edema Paru
5. Gangguan neurologis
6. Gangguan Sirkulasi Uteroplasenta

4. Komplikasi
Preeklampsia dapat mengakibatkan komplikasi pada ibu. Komplikasi
yang paling berat adalah kematian ibu dan janin. Adapun komplikasi
preeklampsia, yaitu :
1. Eklampsia
Eklampsia didefinisikan sebagai kejang dan pada kebanyakan kasus
eklampsia didahului dengan manifestasi klinis preeklampsia selama
beberapa hari atau beberapa minggu, walaupun beberapa kasus terjadi tanpa
adanya tanda atau gejala pendahulu (Woodward, Karen dan Nicki, 2012).
2. Keterbatasan Pertumbuhan Intrauterin
Preeklampsia mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan janin dalam
kandungan, hal ini disebabkan karena preeklampsia/eklampsia pada ibu
akan menyebabkan perkapuran di daerah plasenta, sedangkan bayi
memperoleh makanan dan oksigen dari plasenta. Perkapuran di daerah

5
plasenta menyebabkan suplai makanan dan oksigen yang masuk ke janin
berkurang (Rievaz, 2012).
3. Solusio Plasenta
Solusio Plasenta yaitu lepasnya plasenta dari dinding uterus sebelum
bayi dilahirkan dan terjadi pada awitan persalinan dan selama persalinan.
Perdarahan uterus dapat terbuka, tersembunyi atau campuran, bergantung
pada derajat pelepasan plasenta (Billington dan Mandy, 2010).
4. Sindrom HELLP (Haemolysis, Elevated Liver Enzymes, Low Platelet count)
Sindrom HELLP umumnya dianggap sebagai varian preeklampsia berat
atau eklampsia yang mengakibatkan disfungsi multisistem akibat
vasospasme arteri, kerusakan endotel dan agregasi trombosit (Billington dan
Mandy, 2010). Sindrom HELLP juga dapat muncul sebagai gangguan yang
berat dan mendadak dimasa antepartum atau pascapartum (Robson dan
Jason, 2012).
5. Gagal Ginjal
Fungsi ginjal umumnya dipertahankan hingga stadium lanjut, namun
mengalami kerusakan pada preeklampsia berat akibat vasokonstriksi dan
penurunan perfusi. Peningkatan kadar kreatin serum dan proteinuria
mengindikasikan gangguan fungsi glomerulus, sedangkan peningkatan
kadar asam urat serum mengindikasikan gangguan fungsi tubulus.
Kebanyakan kasus gagal ginjal disebabkan nekrosis tubulus akut yang
umumnya sembuh tanpa kerusakan jangka panjang. Meskipun demikian,
nekrosis kortikal akut yang terjadi pada kurang dari 4% kasus gagal ginjal
akibat preeklampsia mengakibatkan gagal ginjal permanen (Billington dan
Mandy, 2010).
6. Koagulopati (Disseminated coagulation intravascular, DIC)
Disseminated coagulation intravascular (DIC) merupakan kerusakan
endotel pembuluh darah yang mengakibatkan aktivasi sistem koagulasi dan
agregasi trombosit. Pembekuan mikroemboli pada pembuluh darah yang
lebih kecil, selanjutnya akan menurunkan perfusi organ (Billington dan
Mandy, 2010)
7. Disfungsi Hati

6
Disfungsi hati terjadi akibat vasokonstriksi dan edema setempat.
Peningkatan kadar Alanin Aminotransferase (ALT) serum, Aspartam
Aminotransferase (AST) dan Alkalin Fosfatase mengindikasikan kebocoran
melalui membran sel. Peningkatan kadar AST juga mengindikasikan
kerusakan hati, otot, ginjal, pankreas dan sel darah merah karena AST
diperlukan dalam metabolisme jaringan dan ditemukan banyak pada tempat-
tempat tersebut (Billington dan Mandy, 2010).

5. Penanganan/Tindakan
Menurut Anonim (2018). Tentang gambaran umum penanganan
preeklampsia, tata cara skrining preeklampsia, alur penanganan hipertensi
dalam kehamilan di FASKES primer, pemberian Magnesium Sulfat untuk
preeklampsia dan eklampsia, tatalaksana preeklampsia, dan tatalaksana
preeklampsia dengan gejala berat (PEB), sebagai berikut :
a. Tata Cara Skrining Preeklampsia
Usia Kehamilan 12 – 28 minggu
Pemeriksaan anamnesis dan fisik :
1) Riwayat keluarga preeklampsia
2) Primigravida
3) Kehamilan kembar
4) Primitua sekunder (jarak antar kehamilan >10 tahun)
5) Body Mass Index (Berat Badan/ {Tinggi Badan}2 >30) / obesitas
6) Mean Arterial Pressure ({Sistolik+2 diastolik}/3) > 90
7) Roll Over Test (Perbandingan diastolik miring kiri (left lateral
recumbent) dan posisi telentang (supine) > 15 mmHg
Apabila ≥ 2 hasil positif (+) dan Screening (+) rujuk untuk evaluasi di
faskes sekunder.
Riwayat Khusus :
1) Riwayat hipertensi dalam kehamilan
2) Hipertensi Kronis
3) Kelainan Ginjal
4) Diabetes

7
5) Penyakit autoimun
Apabila salah satu hasil positif (+) dan Screening (+) rujuk untuk evaluasi di
faskes sekunder.
b. Pemberian Magnesium Sulfat (MgSO4) untuk preeklampsia dan eklampsia
1) Alternatif 1
Kombinasi IV dan IM untuk faskes primer, sekunder, tersier
a) Loading Dose
 Injeksi 4g IV bolus (MgSO4 20%) 20cc selama 5 menit (jika
tersedia MgSO4 40% berikan 10cc diencerkan dengan 10cc
aquadest)
 Injeksi 10g IM (MgSO4 40%) 25cc pelan selama 5 menit,
dengan pembagian 5gr pada bokong kanan dan 5gr pada bokong
kiri. Dapat ditambahkan 1ml Lidokain 2% untuk mengurangi
nyeri.
b) Maintenance Dose
Injeksi 5g IM (MgSO4 40%) 12,5cc pelan selama 5 menit pada
bokong bergantian setiap 6 jam hingga 24 jam setelah persalinan
atau kejang terakhir.
2) Alternatif 2
Pemberian IV saja untuk faskes sekunder dan tersier
a) Initial Dose
Injeksi 4g IV (MgSO4 20%) 20cc selama 5-10 (jika tersedia MgSO4
40%. Berikan 10cc diencerkan dengan 10cc aquadest)
b) Dilanjutkan syringe pump atau infusion pump
c) Lanjutkan dengan pemberian MgSO4 1g/jam dengan
syringe/infusion pump.
d) Atau dilanjutkan Infusion drip
Lanjutkan dengan pemberian MgSO4 1g/jam dengan
syringe/infusion pump.
Jika didapatkan kejang ulangan setelah pemberian MgSO4 :

8
Tambahkan 2g IV bolus (MgSO4 20%) 10cc (jika tersedia MgSO4 40%,
berikan 5cc diencerkan aquadest). Berikan selama 2 – 5 menit, dapat diulang
2 kali. Jika masih kejang kembali beri diazepam.
c. Syarat Pemberian MgSO4 :
Respiratory Rate (RR)/Laju nafas > 16/menit
Refleks patella (+)
Protein urin > 100cc/4 jam sebelum pemberian MgSO4
Tersedia Ca Glukonas 10% sebagai antidotum
d. Tatalaksana Preeklampsia
1) Usia Kehamilan < 37 minggu
Perawatan poliklinik :
a) Kontrol 2 kali per minggu
b) Evaluasi gejala pemberatan preeklampsia (Tekanan darah, tanda
impending, edema paru)
c) Cek laboratorium (trombosit, serum kreatinin, albumin, AST/ALT)
setiap minggu
d) Evaluasi kondisi janin (hitung fetal kick count/hari kesejahteraan
janin (NST dan USG 2 kali/minggu). Evaluasi pertumbuhan janin
setiap 2 minggu.
2) Usia Kehamilan ≥ 37 minggu
Perawatan Poliklinik dan Terminasi Kehamilan
e. Tatalaksana Preeklampsia dengan Gejala Berat (PEB)
1) Evaluasi gejala, DJJ dan cek laboratorium
2) Stabilisasi, pemberian MgSO4
3) Pemberian obat anti hipertensi jika ≥ 160/110 mmHg
4) Perawatan Konservatif :
a) Evaluasi dikamar bersalin selama 24-48 jam
b) Rawat inap hingga terminasi
c) Stop MgSO4 profilaksis (1x24 jam)
d) Pemberian obat anti hipertensi jika ≥ 160/110 mmHg
e) Evaluasi maternal-fetal secara berkala

9
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY.M G6P4A1


DENGAN PREEKLAMPSIA DISERTAI GEJALA BERAT
DI IGD PONEK RSUD HADJI BOEJASIN PELAIHARI
TAHUN 2022

Hari/Tanggal : Sabtu, 26 Februari 2022

Pukul : 16.30 Wita

IDENTITAS

ISTERI SUAMI
Nama Ny. M Tn. J
Umur 40 Tahun 58 Tahun
Pendidikan SD SD
Pekejaan Ibu Rumah Tangga Swasta
Suku/Bangsa Banjar/Indonesia Banjar/Indonesia
Agama Islam Islam
Alamat Jl. Mawar, Desa Panggung, Jl. Mawar, Desa Panggung,
RT : 14 RT : 14

PROLOG
Ny. M datang ke IGD Ponek RSUD Hadji Boejasin Pelaihari mengeluh pandangan
buram. Ini merupakan kehamilannya yang ke enam, ibu pernah mengalami keguguran
1 kali. Ibu tidak mempunyai riwayat penyakit dan tidak mempunyai riwayat alergi.
HPHT : 12 Agustus 2021, HPL : 19 Mei 2022.

DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bahwa pandangannya kabur

10
DATA OBJEKTIF
Keadaan Umum : Baik, kesadaran composmentis, LiLa : 30cm, :TD : 198/103
mmHg, N : 86 x/m, S : 36,5ºC, R : 21 x/m, muka tidak ada oedema, tidak pucat,
konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, hidung : tidak ada polip, pendengaran
baik, bibir tidak pucat dan tidak kering, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid,
payudara simetris, tidak ada benjolan abnormal, perut tidak ada bekas operasi, TFU :
16 Cm, punggung kanan, DJJ : 143 x/m, presentasi kepala, belum masuk PAP, TBJ :
775gram, Oedema pada kaki (+), varises (-), Hemoglobin : 11, 3 g/dL, Protein Urine :
+1, Rapid Antigen : Negatif.

ANALISA
G6P4A1 Hamil 28 Minggu dengan Preeklampsia Disertai Gejala Berat

PENATALAKSAAN
1. Membina hubungan baik dengan pasien dan keluarga pasien
2. Melakukan pemeriksaan vital sign, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan telah dilakukan
3. Memberitahukan kepada keluarga pasien tentang hasil pemeriksaan dan keadaan
pasien. Keluarga mengetahui
4. Kolaborasi dengan Dokter SpOG
a. Melakukan pemasangan infus. Infus RL terpasang dengan 20 TPM
b. Melakukan pemasangan kateter. Kateter terpasang
c. Melakukan pemberian MgSO4. MgSO4 telah diberikan secara IV melalui
selang infus 10cc dan 15cc dimasukan kedalam infus.
d. Melakukan Pemberian Nifedipine 3x10mg. Nifedipine telah diberikan dan ibu
bersedia untuk meminumnya
5. Menganjurkan ibu untuk beristirahat
6. Melakukan pemantauan/observasi vital sign setiap 15 menit sekali
7. Melakukan pemindahan ruangan

11
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini, penulis menyajikan hasil pemeriksaan, permasalahan yang terjadi,
asuhan yang diberikan untuk menangani masalah yang terjadi dan membandingkan
kesesuaian antara teori dengan praktik yang terjadi pada Ny. M di IGD Ponek RSUD
Hadji Boejasin Pelaihari.
1. Data Subjektif
Pada hari Sabtu, 26 Februari 2022 pukul 16.30 WITA dilakukan pengkajian
pada ibu hamil di IGD Ponek RSUD Hadji Boejasin Pelaihari yaitu Ny. M yang
berumur 40 tahun bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga didampingi oleh suami
yaitu Tn. J yang berumur 58 tahun berkerja sebagai swasta dan dari hasil
pengkajian, didapatkan data subjektif ibu bahwa ibu mengalami pandangan atau
penglihatan yang kabur.
Menurut Setyarini dan Suprapti (2016). Pada usia diatas 35 tahun rentan
mengalami preeklampsia/eklampsia karena terjadi proses degenerative yang
mengakibatkan perubahan structural dan fungsional yang terjadi pada pembuluh
darah perifer yang bertanggung jawab terhadap perubahan tekanan darah. Usia 35
tahun juga disebut sebagai usia resiko tinggi terjadinya komplikasi selama
kehamilan selain itu ibu pada usia 35 tahun telah terjadi perubahan pada jaringan
alat-alat kandungan dan jalan lahir yang tidak lentur lagi sehingga lebih beresiko
untuk terjadi preeklampsia dan penglihatan kabur merupakan salah satu gejala
dari preeklampsia akan tetapi harus dikaji lebih lanjut dengan melakukan
pemeriksaan fisik.
2. Data Objektif
Pada data objektif didapatkan KU Baik, Kesadaran Composmentis, TD :
198/103 mmHg, N : 86 x/m, S : 36,5ºC, R : 21 x/m, Mata konjungtiva tidak
anemis, sklera tidak ikterik, bibir tidak pucat dan tidak kering, leher tidak ada
pembengkakan kelenjar tiroid, payudara simetris, tidak ada benjolan abnormal,
abdomen tidak ada bekas operasi, TFU 16cm, Punggung Kanan, DJJ : 143 x/m,
Presentasi kepala, belum masuk PAP, ektremitas atas (-) oedema dan (-) varises,
ektremitas bawah (+) oedema dan (-) varises. Hb : 11,3 g/dL, Protein Urin : +1,
Rapid antigen : Negatif.

12
Menurut Kurniawati, dkk (2020). Tanda gejala dari preeklampsia adalah
tekanan darah yang meningkat lebih dari 14090mmHg, adanya pembengkakan
pada kaki karena adanya penumpukan cairan yang disebabkan oleh uterus yang
terus berkembang sehingga memberikan tekanan pada vena pelvis dan vena cava,
tekanan ini memperlambat aliran darah dari kaki kejantung dan menekan cairan
dari pembuluh darah vena ke jaringan yang ada dikaki. Pembengkakan pada kaki
juga bisa disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat, seperti terlalu banyak
mengkonsumsi asupan garam, terlalu banyak mengkonsumsi kafein yang
memberi tekanan pada pembuluh darah dan berdiri atau berjalan terlalu lama
dapat memberikan tekanan pada aliran darah dikaki. Pembengkakan pada kaki
disini bukan pembengkakan yang wajar akan tetapi pembengkakan yang tidak
hilang saat diistirahatkan dan didukung dengan adanya protein pada urine/air
kencing ibu.
3. Analisa
G6P4A1 Hamil 28 Minggu dengan Preeklampsia Disertai Gejala Berat.
4. Penatalaksanaan
a. Membina hubungan baik dengan pasien dan keluarga pasien
b. Melakukan pemeriksaan vital sign, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang.
c. Memberitahukan kepada keluarga pasien tentang hasil pemeriksaan dan
keadaan pasien.
d. Kolaborasi dengan Dokter SpOG untuk melakukan pemasangan infus, kateter
dan pemberian MgSO4 serta terapi obat nifedipine.
e. Melakukan pemantauan/observasi vital sign setiap 15 menit sekali
f. Melakukan pemindahan ruangan
Menurut Anonim (2018), pada penangan preeklampsia dengan gejala berat
atau PEB dilakukan evaluasi gejala, djj dan cek laboratorium, menstabilkan
keadaan pasien, melakukan pemberian MgSO4 dan karena tekanan darah diatas
160/110mmHg maka diberikan juga obat anti hipertensi dan tetap melakukan
pemantauan/observasi selama diruangan observasi awal, kemudian melakukan
pemindahan ruangan ke ruangan rawat inap agar kondisi ibu tetap terpantau.

13
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan kehamilan pada ibu
hamil dengan preeklampsia disertai gejala berat dan didapatkan kesimpulan
berikut :
1. Data subjektif Ny. M memiliki keluhan penglihatan kabur, dan usia 40 tahun.
Menurut Dini Kurniawati, dkk tahun 2020. Sakit kepala terus menerus dan
penglihatan kabur merukan salah satu ciri – ciri preeklampsia berat.
Menurut Setyarini dan Suprapti tahun 2016 usia ibu merupakan salah satu
faktor resiko terjadinya preeklampsia, Primigravida dengan usia dibawah 20
tahun dan semua ibu dengan usia diatas 35 tahun dianggap lebih rentan untuk
mengalami preeklamsia/eklamsia.
2. Data objektif Ny. M melalui pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang dan hasilnya dideteksi adanya penyulit masa
kehamilan.
3. Analisa Data Ny. M G6P4A1 Hamil 28 Minggu dengan Preeklampsia Disertai
Gejala Berat.
4. Penatalaksaan pada Ny. M berupa asuhan kebidanan dan kolaborasi dengan
dokter sesuai dengan kebutuhan ibu.
B. Saran
1. Bagi Klien
Diharapkan kepada klien setelah mendapatkan pelayanan asuhan
kebidanan ini, klien bertambah wawasannya sehingga dapat mendeteksi
secara dini jika ada penyulit dan dapat meminimalkan resiko-resikonya
khususnya preeklampsia sehingga dapat mengatur pola kehamilan yang aman.
2. Bagi Penulis
Meningkatkan dan memperdalam ilmu pengetahuan serta mampu
menerapkan asuhan kebidanan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan
sehingga lebih teliti dalam melakukan tindakan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2018. Medical mini Note Obstetric.

Billington M, Mandy S. 2010. Kegawatdaruratan Dalam Kehamilan Persalinan


(Critical Care in Childbearing for Midwives). Jakarta: ECG
Faiqoh, Elok dan Lucia Y. hendrat (2016). Surabaya “Hubungan Karakteristik Ibu
Hamil, ANC dan Kepatuhan Perawatan Ibu Hamil dengan Terjadinya
Preeklampsia”.
Kemenkes RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI
Kurniawati, dkk (2020). Preeklampsia dan Perawatannya. CV KHD Production.
Bodowoso.
Lalenoh, Diana Christine (2018). Preeklampsia Berat dan Eklampsia. Deepublish.
Sleman.
Rievaz, 2012 Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Berat Lahir Rendah.
http://rievaz.co.id/artikel/detil/124/faktor-faktor-penyebab-terjadinya-bayi-
beerat-pahir-rendah. (Sitasi pada tanggal 8 Maret 2022).
Robson SE, J. Waugh l, (2012). Patologi pada Kehamilan Manajemen & Asuhan
Kebidanan (Medical Disorders in Pregnancy: A Manual for Midwives).
Jakarta: ECG.
Setyarini dan Suprapti (2016). Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal
Neonatal. Kemenkes RI. Jakarta.
Woodward V, Karen B, Nicki Y. (2012). Kegawatdaruratan Persalinan Manajemen
Komunitas (Managing Chlidbirth Emergencies in Community Settings).
Jakarta: ECG

15

Anda mungkin juga menyukai