f. Teori kolagen
Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan
menyebabkan kecepatan kerusakan jaringan dan
melambatnya perbaikan sel jaringan.
2. Teori Sosiologi
a. Activity theory, ketuaan akan menyebabkan penurunan
jumlah kegiatan secara langsung.
b. Teori kontinuitas, adanya suatu kepribadian berlanjut
yang menyebabkan adanya suatu pola prilaku yang
meningkatkan stress.
c. Disengagement Theory, putusnya hubungan dengan
dunia luar seperti hubungan dengan masyarakat,
hubungan dengan individu lain.
d. Teori Stratifikasi usia, karena orang yang digolongkan
dalam usia tua akan mempercepat proses penuaan.
3. Teori Psikologis
a. Teori kebutuhan manusia dari Maslow, orang yang bisa
mencapai aktualisasi menurut penelitian 5% dan tidak
semua orang bisa mencapai kebutuhan yang sempurna.
b. Teori Jung, terdapat tingkatan-tingkatan hidup yang
mempunyai tugas dalam perkembangan kehidupan.
c. Course of Human Life Theory, Seseorang dalam hubungan
dengan lingkungan ada tingkat maksimumnya.
d. Development Task Theory, Tiap tingkat kehidupan
mempunyai tugas perkembangan sesuai dengan usianya.
•Penuaan Primer : perubahan pada tingkat sel (dimana sel yang
mempunyai inti DNA/RNA pada proses penuaan DNA tidak
mampu membuat protein dan RNA tidak lagi mampu mengambil
oksigen, sehingga membran sel menjadi kisut dan akibat kurang
mampunya membuat protein maka akan terjadi penurunan
imunologi dan mudah terjadi infeksi.
•Penuaan Skunder : proses penuaan akibat dari faktor lingkungan,
fisik, psikis dan sosial .
Stress fisik, psikis, gaya hidup dan diit dapat mempercepat proses
menjadi tua.
Contoh :
diet ; suka memakan oksidator, yaitu makanan yang hampir
expired.
Gairah hidup yang dapat mempercepat proses menjadi tua
dikaitkan dengan kepribadian seseorang, misal: pada kepribadian
tipe A yang tidak pernah puas dengan apa yang diperolehnya.
Secara umum perubahan proses fisiologis
proses menua adalah:
1. Perubahan Mikro
•Berkurangnya cairan dalam sel
•Berkurangnya besarnya sel
•Berkurangnya jumlah sel
2. Perubahan Makro
•Mengecilnya mandibula
•Menipisnya discus intervertebralis
•Erosi permukaan sendi-sendi
•Osteoporosis
•Atropi otot (otot semakin mengecil, bila besar
berarti ditutupi oleh lemak tetapi
kemampuannya menurun)
•Emphysema Pulmonum
•Presbyopi
•Arterosklerosis
•Manopause pada wanita
•Demintia senilis
•Kulit tidak elastis
•Rambut memutih
Proses menua
Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah
yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap
kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa dan masa tua (
Nugroho, 1992).
4 Peraba.
a Kemunduran dalam merasakan sakit.
b Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas
dan dingin.
b. Perubahan cardiovaskuler pada usia lanjut.
1 Katub jantung menebal dan menjadi kaku.
2 Kemampuan jantung memompa darah menurun 1 %
pertahun sesudah berumur 20 tahun. menurunnya
kontraksi dan volumenya.
3 Kehilangan elastisitas pembuluh darah.
Kurangnya efektifitasnya pembuluh darah perifer
untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur
keduduk bisa menyebabkan T/D menurun menjadi 65
mmHg pusing
4 T/darah meningkat akibat meningkatnya resistensi
pembuluh darah perifer (normal ± 170/95 mmHg ).
c. Sistem genito urinaria.
1. Ginjal, Mengecil nephron atropi, aliran darah ke ginjal
menurun sampai 50 %, penyaringan diglomerulo
menurun sampai 50 %, fungsi tubulus berkurang
akibatnya kurangnya kemampuan mengkonsentrasi
urin, BD urin menurun proteinuria ( biasanya + 1 ) ;
BUN meningkat sampai 21 mg % ; nilai ambang ginjal
terhadap glukosa meningkat.
2. Vesika urinaria / kandung kemih, Otot otot menjadi
lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml
frekwensi BAK meningkat, vesika urinaria susah
dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga
meningkatnya retensi urin.
3 Pembesaran prostat ± 75 % dimulai oleh pria
usia diatas 65 tahun.
4 Atropi vulva.
5 Vagina, Selaput menjadi kering, elastisotas
menurun juga permukaan menjadi halus,
sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya lebih
alkali terhadap perubahan warna.
6 Daya sexual, Frekwensi sexsual intercouse
cendrung menurun tapi kapasitas untuk
melakukan dan menikmati berjalan terus.
d. Sistem endokrin / metabolik pada lansia.
1. Produksi hampir semua hormon menurun.
2. Fungsi paratiroid dan sekesinya tak berubah.
3. Pituitary, Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah
dan hanya ada di pembuluh darah dan berkurangnya
produksi dari ACTH, TSH, FSH dan LH.
4. Menurunnya aktivitas tiriod Ù BMR turun dan
menurunnya daya pertukaran zat.
5. Menurunnya produksi aldosteron.
6. Menurunnya sekresi hormon bonads : progesteron,
estrogen, testosteron.
7. Defisiensi hormonall dapat menyebabkan hipotirodism,
depresi dari sumsum tulang serta kurang mampu dalam
mengatasi tekanan jiwa (stess).
e. Perubahan sistem pencernaan pada usia lanjut.
1. Kehilangan gigi adanya periodontal disease, setelah
30 th, kesehatan gigi/ gizi yang buruk
2. Indera pengecap menurun, iritasi kronis selaput lendir,
atropi indera pengecap (± 80 %), hilangnya sensitivitas
syaraf pengecap dilidah manis, asin, asam & pahit.
3. Esofagus melebar.
4. Lambung, sensitivitas lapar/asam/mengosongkan
menurun
5. Peristaltik lemah & biasanya timbul konstipasi.
6. Fungsi absorbsi melemah/terganggu
7. Liver ( hati ), Makin mengecil & menurunnya tempat
penyimpanan, berkurangnya aliran darah.
f. Sistem muskuloskeletal.
1. Tulang kehilangan densikusnya Ù rapuh.
2. resiko terjadi fraktur.
3. kyphosis.
4. persendian besar & menjadi kaku.
5. pada wanita lansia > resiko fraktur.
6. Pinggang, lutut & jari pergelangan tangan
terbatas.
7) Pada diskus intervertebralis menipis dan menjadi
pendek ( tinggi badan berkurang ).
a. Gerakan volunter / gerakan berlawanan.
b. Gerakan reflektonik/diluar kemauan sebagai
reaksi terhadap rangsangan pada lobus.
c. Gerakan involunter/diluar kemauan, tidak sebagai
reaksi terhadap suatu perangsangan lobus
d. Gerakan sekutu/otot lurik yang ikut bangkit untuk
menjamin efektifitas dan ketangkasan otot
volunter.
g. Perubahan sistem kulit & jaringan ikat.
1. Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
2. Kulit kering & kurang elastis karena menurunnya
cairan dan hilangnya jaringan adiposa
3. Kelenjar kelenjar keringat mulai tak bekerja dengan
baik, sehingga tidak begitu tahan terhadap panas
dengan temperatur yang tinggi.
4. Kulit pucat dan terdapat bintik bintik hitam akibat
menurunnya aliran darah dan menurunnya sel sel
yang meproduksi pigmen.
5. Menurunnya aliran darah dalam kulit juga
menyebabkan penyembuhan luka luka kurang baik.
6 Kuku jari tangan dan kaki tebal dan rapuh.
7 Pertumbuhan rambut berhenti, menipis
bo tak serta warna rambut kelabu.
8 Pada wanita > 60 tahun rambut wajah
meningkat kadang kadang menurun.
9 Temperatur tubuh menurun akibat
kecepatan metabolisme yang menurun.
10 Keterbatasan reflek menggigil dan tidak
dapat memproduksi panas yang banyak
rendahnya akitfitas otot.
11. Perubahan sistem reproduksi&kegiatan sex
a. selaput lendir vagina menurun/kering.
b. menciutnya ovarium dan uterus.
c. atropi payudara.
d. testis mengalami penurunan produksi secara
berangsur-angsur.
e. dorongan sex menetap sampai usia diatas 70
tahun, asal kondisi kesehatan baik
f. Sampai 70 th kegiatan sex sebagai kebutuhan
dasar namun mengalami penurunan frekuensi
PENDEKATAN MASALAH LANSIA
• Pendekatan Fisik
Perawatan yang memperhatikan kesehatan
obyektif, kebutuhan, kejadian-kejadian yang
dialami pasien lanjut usia semasa hidupnya,
perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat
kesehatan yang masih bisa dicapai dan
dikembangkan, dan penyakit yang dapat
dicegah atau ditekan progresivitasnya.
• Pendekatan Psikis
Perawat harus mempunyai peranan penting
untuk mengadakan pendekatan edukatif pada
pasien lanjut usia, perawat dapat berperan
sebagai supporter, interpreter terhadap segala
sesuatu yang asing dan sebagai sahabat yang
akrab. Perawat hendaknnya memiliki kesabaran
dan ketelitian dalam memberikan kesempatan
dan waktu yang cukup banyak untuk menerima
berbagai bentuk keluhan. Perawat harus selalu
memegang prinsip “Triple S”, yaitu sabar,
simpatik, dan service.
• Pendekatan Sosial
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan
bercerita merupakan salah satu upaya
perawat dalam pendekatan sosial. Memberi
kesempatan untuk berkumpul bersama
dengan sesama klien lanjut usia berarti
menciptakan sosialisasi mereka. Perawat
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya
kepada para lajut usia untuk mengadakan
komunikasi dan melakukan rekreasi, misalnya
jalan pagi, menonton film, atau hiburan-
hiburan lain.
• Pendekatan Spiritual
Perawat harus bisa memberikan ketenangan
dan kepuasan batin dalam hubungannya
dengan Tuhan atau agama yang di anutnya,
terutama bila pasien lanjut usia dalam
keadaan sakit atau mendekati kematian.
• Sehubungan dengan pendekatan spiritual bagi
pasien lanjut usia yang menghadapi kematian,
DR. Tony Setyabudhi mengemukakan bahwa
maut seringkali menggugah rasa takut. Rasa
takut semacam ini didasari oleh berbagai
macam faktor, seperti tidakpastian akan
pengalaman selanjutnya, adanya rasa sakit
atau penderitaan yang sering menyertainya,
kegelisahan untuk tidak kumpul lagi dengan
keluarga atau lingkungan sekitarnya.
TEMPAT PELAYANAN LANSIA
• Keluarga - BINA KELUARGA LANSIA (BKB)
DIKOORDINIR SOSIAL DALAM KELUARGA -
DP4KB
• PANTI SOSIAL LANJUT USIA: Proses pelayanan
sosial terhadap lanjut usia menggambarkan
serangkaian kegiatan pelayanan yang dilakukan
oleh petugas secara sistematis dan terstruktur
guna memenuhi kebutuhan dan pemecahan
masalah dan kebutuhan lanjut usia.
1. HOMECARE
2. MASUK PANTI
SEKIAN