Anda di halaman 1dari 7

N

Nama : Widya Fuji Astuti Sianu

Nim : C01417216

Kelas : E ( Keperawatan ) 2017

RINGKASAN MATERI

KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK

Pendahuluan

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional merupakan


bagian integral dari pelayanan kesehatan bersifat komprehensif terdiri dari
bio, psiko, sosial dan spiritual ditujukan kepada individu, keluarga, keluarga
kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit berdasarkan ilmu dan kiat.
Lansia baik sebagai individu maupun kelompok merupakan sasaran dari
pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan dilaksanakan dengan
pemberian asuhan keperawatan. Pengertian asuhan keperawatan adalah
rangkaian interaksi perawat dengan klien dan lingkungannya untuk memenuhi
kebutuhan dan kemandirian dalam merawat dirinya.

A. Definisi Keperawatan Gerontik

Keperawatan gerontik adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang


didasarkan pada ilmu dan kiat/teknik keperawatan yang bersifat konprehensif
terdiri dari bio-psikososio-spritual dan kultural yang holistik, ditujukan pada klien
lanjut usia, baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat (UU RI No.38 tahun 2014). Pengertian lain dari keperawatan
gerontik adalah praktek keperawatan yang berkaitan dengan penyakit pada proses
menua (Kozier, 1987). Sedangkan menurut Lueckerotte (2000) keperawatan
gerontik adalah ilmu yang mempelajari tentang perawatan pada lansia yang
berfokus pada pengkajian kesehatan dan status fungsional, perencanaan,
implementasi serta evaluasi.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa keperawatan


gerontik adalah suatu bentuk praktek keperawatan profesional yang ditujukan
pada lansia baik sehat maupun sakit yang bersifat komprehensif terdiri dari bio-
psiko-sosial dan spiritual dengan pendekatan proses keperawatan terdiri dari
pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

B. MITOS DAN FAKTA LANSIA


1. Lansia tidak dapat belajar keterampilan baru serta tidak perlu
pendidikan dan latihan
2. Lansia suka memahami informasi baru
3. Lansia tidak produktif dan menjadi beban masyarakat
4. Lansia tidak berdaya
5. Lansia tidak dapat mengambil keputusan
6. Lansia tidak butuh cinta dan tidak perlu relasi
7. Lansia tidak menikmati kehidupan sehingga tidak dapat bergembira
8. Lansia itu lemah, jompo, ringkih, sakit-sakitan atau cacat
9. Lansia menghabiskan uang untuk berobat
10. Lansia sama dengan pikun

C. FENOMENA DATA
1) 62,3% lansia diindonesia masih berpenghasilan dari pekerjaannya
sendiri.
2) 59,4% dari lansia masih berperan sebagai kepala keluarga
3) 53% lansia masih menanggung beban kehidupan keluarga
4) Hanya 27,5% lansia mendapat penghasilan dari anak atau menantu

Menurut Undang-Undang No.4 tahun 1965 pasal 1 : “ Seseorang


dinyatakan sebagai orang jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan
mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah
sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang
lain.”

D. PENGELOMPOKAN USIA
a. DEPKES RI membagi lansia sebagai berikut:
1. Kelompok menjelang usia lanjut (45-54th) > VIRILITAS
2. Kelompok usia lanjut (55-64th) > PRESENIUM
3. Kelompok usia lanjut (65th) > SENIUM
b. Sedangkan WHO membagi lansia menjadi 3 kategori, yaitu :
1. Usia lanjut : 60-74 tahun
2. Usia Tua 75-89 tahun
3. Usia sangat lanjut : > 90 tahun

E. PROSES MENUA
a) Aging process atau proses menua merupakan suatu proses biologis
yang tidak dapat dihidangkan, yang akan dialami oleh setiap orang.
b) Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan struktur dan fungsi secara normal, katahanan
terhadap injury termasuk adanya infeksi.
c) Kemunduran psikis terjadi peningkatan sensitivitas emosional,
menurunnya gairah, bertambahnya minat terhadap diri, berkurangnya
minat penampilan.

Oleh karena itu usia harus “sehat” yang diartikan sebagai berikut :

a. Bebas dari penyakit fisik, mental dan social


b. Mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
c. Mendapatkan dukungan secara social dari keluarga dan masyarakat
(raharjo, 1996).

F. PROSES PENUAAN
1. Proses menua proses alamiah setelah 3 tahap kehidupan yaitu masa
anak, masa dewasa dan masa tua.
Pertambahan usia menimbulkan perubahan-perubahan pada
struktur dan fisiologis dan berbagai sel/ jaringan/ organ dan system
yang ada pada tubuh manusia.
Proses ini menjadikan kemunduran Fisik maupun Psikis.
Kemunduran fisik ditandai dengan kulit mengendur, rambut memutih,
penurunaan pendengaraan, pengkihatan memburuk, gerakan lambat
dan kelainaan berbagai fungsi organ vital.

Ada dua proses penuaan :

1. Primer Penuaan primer akan terjadi perubahan pada tingkat sel


( DNA tak mampu membuat protein & RNA tidak dapat tangkap
oksigen). Sel kisut/rusak.
2. Sekunder proses penuaan akibat factor lingkungan fisik dan sosial,
stress fisik/psikis, gaya hidup dan diet, kepribadian tipe A dapat
mempercepat proses menjadi tua.
G. MASALAH-MASALAH YANG MENYERTAI LANSIA YAITU:
1) Ketidakberdyaan fisik yang menyebabkan ketergantungan pada orang
lain
2) Ketidakpastian ekonomi sehingga memerlukan perubahan total dalam
pola hidupnya
3) Membuat teman baru untuk mendapatkan ganti mereka yang telah
meninggal/pindah
4) Mengembangkan aktifitas baru untuk mengisi waktu luang yang
bertambah banyak
5) Belajar memperlakukan anak-anak yang telah tumbuh dewasa

Karakteristik penyakit yang dijumpai pada lanjut usia

a) Penyakit yang sering multiple : Saling berhubungan satu sama lain.


b) Penyakit bersifat degeneratip : sering menimbulkan kecacatan.
c) Gejala sering tidak jelas : berkembang secara perlahan
d) Sering bersama-sama problem psikologis dan sosial
e) Lansia sangat peka terhadap penyakit infeksi akut
f) Sering terjadi penyakit yang bersifat iatrogenic

Hasil penelitian profil penyakit lansia :

i. Fungsi tubuh yg dirasakan menurun : 


penglihatan (76,24%), daya ingat (69,39%), seksual (58,04 %),
kelenturan (53,23 %), gigi dan mulut (51,12%).
ii. Masalah kesehatan yang sering muncul :
sakit tulang atau sendi (69,39%), sakit kepala (51,15%), daya ingat
menurun (38,51%), selera makan menurun (30,08%), mual atau perut
perih (26,66%), sulit tidur (24,88%) dan sesak nafas (21,28 %).
iii. Penyakit kronis :
reumatik (33,14 %), hipertensi (20,66 %), gastritis (11,34 %) dan
penyakit jantung (6,45%).

H. LINGKUP ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


 Pencegahan terhadap ketidakmampuan akibat proses penuaan.
 Perawatan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akibat proses
penuaan.
 Pemulihan ditujukan untuk upaya mengatasi keterbatasan akibat
proses
 Dalam prakteknya keperawatan gerontik meliputi peran dan fungsinya sebagai
berikut: 
1. Sebagai Care Giver
2. Sebagai Pendidik klien lansia
3. Sebagai Motivator
4. Sebagai Advokasi
5. Sebagai Konselor

Tanggung jawab perawat gerontik

Tanggung jawab perawat gerontik adalah :

 Membantu klien lansia memperoleh kesehatan secara optimal,


 Membantu klien lansia memelihara kesehatannya,
 Membantu klien lansia menerima kondisinya
 Membantu klien lansia menghadapi ajal dengan diperlakukannya
secara manusiawi sampai meninggal.

Sifat Pelayanaan Gerontik

 Independent (layanaan idak tergantung pada profesi lain/mandiri)


 Interdependent ( Kolaborasi dengan profesi lain )
 Humanistik ( secara manusiawi )
 Holistic ( secara keseluruhan )
Seluruh individu harus beradaptasi terhadap, kebutuhan :

 Pemenuhan kebutuhan fisiologis dasar


 Pengembangan konsep diri positif
 Penampilan peran sosial
 Pencapaian keseimbangan antara kemandirian dan ketergantungan

I. KEGIATAN ASUHAN KEPERAWATAN DASAR BAGI LANSIA

Kegiatan Asuhan Keperawatan Dasar Bagi Lansia menurut Depkes,


dimaksudkan untuk memberikan bantuan, bimbingan pengawasan, perlindungan
dan pertolongan kepada lanjut usia secara individu maupun kelompok, seperti di
rumah / lingkungan keluarga, Panti Werda maupun Puskesmas, yang diberikan
oleh perawat

 Adapun asuhan keperawatan dasar yang diberikan, disesuaikan pada


kelompok lanjut usia, apakah lanjut usia aktif atau pasif, antara lain :
1) Untuk lanjut usia yang masih aktif, asuhan keperawatan dapat berupa
dukungan tentang personal hygiene: kebersihan gigi dan mulut atau
pembersihan gigi palsu: kebersihan diri termasuk kepala, rambut,
badan, kuku, mata serta telinga: kebersihan lingkungan seperti tempat
tidur dan ruangan : makanan yang sesuai, misalnya porsi kecil bergizi,
bervariasi dan mudah dicerna, dan kesegaran jasmani.
2) Untuk lanjut usia yang mengalami pasif, yang tergantung pada orang
lain. Hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada lanjut usia pasif pada dasarnya sama seperti pada
lanjut usia aktif, dengan bantuan penuh oleh anggota keluarga atau
petugas. Khususnya bagi yang lumpuh, perlu dicegah agar tidak terjadi
dekubitus

Anda mungkin juga menyukai