Anda di halaman 1dari 88

ASUHAN KEPERAWATAN PADA “Nn. S.N.

B” DENGAN DIAGNOSA MEDIS


ANEMIA, AMENORHEA, TROMBOSITOSIS, SUPS INFEKSI PNEUMONIA, TB PARU
DI RUANGAN INTERNA GB214
RSUD Prof. Dr. H. ALOE SABOE KOTA GORONTALO

KELOMPOK III
1. MIS HARIYATI
2. RIANTI P. UMANI
3. SINTIA K. POLAPA
4. MUSLIM HEMETO
5. SHARA REQITA PUTRI HASAN

MENGETAHUI :

PRESEPTOR
Ns. Wayan Sriyanti, S.Kep TTD:
KLINIK

Ns. Fadli Syamsuddin,M.Kep.,Sp.Kep.MB TTD:


PRESEPTOR
Ns. Nikmawati Puluhulawa, S.Kep.,M.Kep TTD:
AKADEMIK

1. TANGGAL :………………
TANGGAL 2. TEPAT WAKTU
PENGUMPULAN
3. TERLAMBAT

SARAN PRESEPTOR
KLINIK/AKADEMIK

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tuberkulosis Paru merupakan salah satu penyakit infeksi paru-paru yang menjadi penyebab utama
kematian. Tuberkulosis Paru disebabkan adanya infeksi patogen tunggal Mycobacterium tuberculosis yang
ditandai adanya peradangan granulomatosa persisten dengan kerusakan jaringan paru yang
substansial(Leonardo G et al, 2019). Tempat infeksi primer bakteri ini adalah paru-paru, namun bakteri ini
juga dapat berdampak pada bagian tubuh lainnya (Kuswiyanto, 2017). Secara global pada tahun 2016,
angka kejadian Tuberkulosis Paru sebanyak 10,4 juta kasus yang setara dengan 120 kasus per 100.000
penduduk. Lima negara dengan kasus Tuberkulosis Paru tertinggi yaitu India, Indonesia, China, Philipina,
dan Pakistan. Jumlah kasus baru Tuberkulosis Paru di Indonesia pada tahun 2017 (data per 17 Mei 2018)
adalah 420.994 kasus (Kemenkes, 2018).
Berdasarkan Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia pada tahun 2018, jumlah kasus
Tuberkulosis Paru di Indonesia mengalami peningkatan menjadi 511.873 kasus (Kementerian Kesehatan,
2019). Prevalensi kasusTuberkulosis Paru di Indonesia pada tahun 2013-2018 sebesar 0,4% dengan
prevalensi kasus Tuberkulosis Parutertinggi terjadi di Provinsi Banten dan Papua sebesar 0,8% dan
terendah di Provinsi Balisebesar 0,1% (Rikesdas, 2018). Hemoglobin merupakan metalprotein pengangkut
oksigen yang kaya akan zat besi dalam sel darah merah. Molekul hemoglobin terdiri atas globin,
apoprotein dan empat gugus heme, yakni suatu molekul organik dengan satu atom 2 besi (Evelyn dan
Pearce, 2009). Seseorang dapat dikatakan mengalami anemia apabila kadar hemoglobin dibawah 13 g/dL
untuk laki-laki dan 12 g/dL untuk perempuan (Bashir, Sharif, and Ahmed, 2015). Rendahnya kadar
hemoglobin dalam sel darah merah diakibatkan terjadinya gangguan pembentukan sel darah merah di
sumsum tulang. Kadar hemoglobin dalam darah seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya faktor usia, jenis kelamin, ketinggian tempat tinggal, kebiasaan merokok, olahraga, nutrisi, dan
penyakit yang menyertai seperti leukimia, thalasemia, dan tuberkulosis (Lee S W et al, 2006).
Salah satu infeksi yang dapat menyebabkan terjadinya anemia yaitu Tuberkulosis Paru. Anemia
merupakan suatu kondisi kadar hemoglobin (Hb) pada sel darah merah lebih rendah daripada kebutuhan
fisiologis tubuh. Anemia dapat berkembang sebagai efek sekunder dari suatu proses penyakit yang tidak
secara fisik menginvasi sumsum tulang atau secara cepat mempercepat pembentukan eritrosit. Ketika
Mycobacterium tuberculosis menginfeksi satu organ seperti paruparu menyebabkan terjadinya penurunan
kadar hemoglobin yang dapat menyebabkan anemia dalam waktu beberapa minggu setelah terjadinya
infeksi dan kemudian perlahan berkembang selama beberapa bulan hingga kadar hemoglobin kembali
normal (Bashir, Sharif, and Ahmed, 2015).
Anemia pada penderita Tuberkulosis Paru terjadi karena terjadinya penekanan eritropoiesis oleh
mediator inflamasi. Kekurangan nutrisi dan sindrom malabsorpsi juga dapat memperparah anemia pada
penderita Tuberkulosis Paru (Lee S W et al, 2006). Selain disebabkan karena proses infeksi
Mycobacterium tuberculosis, menurunnya kadar hemoglobin pada penderita Tuberkulosis Paru juga
disebabkan 3 oleh Obat Anti Tuberkulosis (OAT). Pengobatan Tuberkulosis Paru dibagi menjadi dua fase
yaitu fase awal dan fase lanjutan. Pada fase awal pengobatan yang obat yang diberikan terdiri dari
Isoniasid, Pirazinamid, dan Rimfapisin dan pada fase lanjutan obat yang diberikan terdiri dari Isoniazid
dan Rimfapisin. Obat Anti Tuberkulosis yang diberikan memiliki efek bagi tubuh seperti Isoniazid dan
Rimfapisin yang dapat menyebabkan terganggunya metabolisme B6 sehingga mengakibatkan ekskresi B6
melalui urine dan dapat mengakibatkan defisiensi B6. Vitamin B6 dalam bentuk pyridoxal phosphate
merupakan kofaktor dalam proses biosintesis heme. Apabila terjadi defisiensi B6 di dalam tubuh maka
akan mengganggu biosintesis heme dan mengakibatkan anemia sideroblastik, sedangkan pemberian
Rimfapisin dapat menimbulkan anemia hemolitik (Kalma, Rafika, A. R. Bachtiar, 2019).
Diagnosis laboratorium mengenai Tuberkulosis Paru dapat ditegakkan melalui pemeriksaan darah,
sputum (dahak), dan pemeriksaan tuberculin. Pada pemeriksaan sputum (dahak) orang yang terjangkit
Tuberkulsis Paru dengan diagnosis jumlah Bakteri Tahan Asam (BTA) positif yang tinggi menjadi salah
satu indikator terhadap berat penyakit Tuberkulosis Paru yang diderita (Manurung dkk, 2008). untuk
mendiagnosis anemia pada penderita Tuberkulosis Paru dapat ditegakkan dengan pemeriksaan darah
berupa pemeriksaan hemoglobin untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam sel darah merah pada
penderita Tuberkulosis Paru (Lee S W et al, 2006).
Trombosis atau defisiensi trombosit, merupakan keadaan dimana trombosit dalam sistim sirkulasi
jumlahnya dibawah normal (150.000-350.000/µl darah) (Guyton dan Hall, 2007). Trombositopenia
biasanya dijumpai pada penderita anemia, leukemia, infeksi virus dan protozoa yang diperantarai oleh
sistem imun (Human Infection Virus, demam berdarah dan malaria). Seseorang akan mengalami
Hipermenorea akan mengalami perdarahan menstruasi lebih dari 6 hari sehingga berpotensi lebih rentan
mengalami anemia defesiensi besi.Kejadian anemia yang banyak diderita wanita pada umumnya dan
remaja putri khususnya, adalah akibat remaja putri setiap bulan mengalami haid atau menstruasi, masukan
gizi tidak seimbang yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tubuh dan pola makan atau perilaku
makan yang salah. Penelitian oleh Desi Kumalasari dkk menyebutkan pola menstruasi yang tidak normal
pada remaja putri berpeluang 8,886 kali mengalami anemia dibandingkan dengan remaja putri yang
mengalami pola menstruasi normal. remaja putri yang mengalami haid akan kehilangan darah setiap bulan
sehingga membutuhkan zat besi dua kali lipat saat haid. Pada remaja putri setiap bulan mengalami
kehilangan darah (menstruasi) dan cenderung mengkomsumsi lebih sedikit sumber zat besi sehingga
membutuhkan lebih banyak zat besi. Remaja putri dengan lama menstruasi yang panjang dan siklus
menstruasi yang pendek, yaitu kurang dari 28 hari mememiliki risiko yang lebih besar. Kekurangan zat
besi akan berlanjut dan cadangan akan semakin menipis sehingga akan terjadi anemia defesiensi besi.
menunjukkan adanya hubungan siklus menstruasi dengan kejadian anemia.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas, peneliti merumuskan permasalaha “Bagaimanakah
Penderita Tuberkulosis Paru, Sampai menyebabkan trombosisi, anemia, amenorpheea.
1.3. Tujuan Penelitian :
1. Tujuan umum dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana gambaran pada
penderita Tuberkulosis Paru sampai menyebabkan beberapa masalah kesehatan yakni trombosis,
anemia, amenorphea.
2. Tujuan khusus dari dilakukannya penelitian ini antara lain :
a. Untuk mengetahui karakteristik penderita Tuberkulosis Paru berdasarkan jenis kelamin, usia,
dan lama mengonsumsi Obat Anti Tuberkulosis.
b. Untuk mengidentifikasi penderita Tuberkulosis Paru, sampai menyebabkan anemia,
trombosis, amenorphea.
c. untuk mengedintifiksi diagnosa yang di tegakan dalam mengatasi permasalahan tersebut
d. untuk mengetahui intervensi yang dapat di berikan dalam mengatasi masalah tersebut
1.4. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk pengembangan
ilmu pengetahuan mengenai penyakit anemia,trombosis, amenorphea pada penderita
Tuberkulosis Paru.
2. Manfaat praktis
a. Memberikan informasi mengenai pada penderita Tuberkulosis Paru.
b. Memberikan informasi kepada pemerintah dan instansi terkait untuk dilakukan penanganan
lebih lanjut mengenai Tb paru, anemia, trombosis, dan amenorphea
BAB II
COMSEPT MAPS TERORITIS PENYAKIT PASIEN DAN JALUR KLINIS PASIEN
ANEMIA PENATALAKSANAAN TRANSFUSI
1) Mengatur makanan yang mengandung zat besi,
usahakan makanan yang diberikan seperti ikan, a. Transfuse Darah Lengkap/Whole Blood/WB
PATOFISIOLOGI
daging, telur dan sayur. b. Transfusi Sel Darah Merah (Packed Red Cells/PRC)

DEFENISI 1. Anemia karena kehilangan darah 2) Pemberian preparat Fe c. Plasma beku segar Fresh Frozen Plasma (FFP)
akibat perdarahan yaitu terlalu 3) Perrosulfat 3x 200mg/hari/per oral sehabis makan d. Cryoprecipitate/Faktor Anti Hemofilik (Anti Hemophilic
Anemia adalah suatu
4) Peroglukonat 3x 200 mg/hari /oral sehabis makan Factor/AHF)
kondisi tubuh banyaknya sel-sel darah nerah
dimana kadar yang hilang dari tubuh seseorang e. Trombosit Konsentrat/Concentrate Thrombocyte/TC
hemoglobin (Hb) akibat dari kecelakaan di mana, Perfusi perifer tidak efektif Tingkat nyeri b.d panca f. Pecked red cells jeukodepleted/PCR-LD
pendarahan mendadak dan banyak b.d penurunan kosentrasi indra fisiologis d.d
dalam darah lebih
hemoglobin mengeluh nyeri mengeluh
rendah dari normal jumlahnya yang di sebut nyeri Devisit nutrisi b.d Pola nafas tidak efektif b.d
(WHO, 2011). perdarahan eksternal
Setelah dilakukan intervensi ketidakmampuan penurunan energy
2. Anemia karena pengerusakan sel- Setelah Dilakukan Intervensi
keperawatan selama X 24 jam mengabsorpsi nutrien
sel darah merah dapat terjadi Keperawatan selama X 24 jam di
di harapkan perfusi perifer
harapkan tingkat nyeri menurun
karena bibit penyakit atau parasite meningkat
Kriteria Hasil : Setelah Dilakukan Intervensi
yang masuk ke dalam tubuh Kriteria Hasil : Setelah Dilakukan Intervensi
- Manajemen nyeri Keperawatan selama X 24 jam di Keperawatan selama X 24 jam di
seperti malaria atau cacing - Kekuatan nadi perifer
harapkan pola nafas tidak efektif
Observasi harapkan devisit nutrisi membaik
tambang meningkat
- Identifikasi lokasi Kriteria Hasil : membaik
3. Anemia karena gangguan pada Intervensi : Observasi
karakteristik,durasi,frekuensi, Kriteria Hasil:
Observasi - Porsi makan yang di habiskan
produksi sel-sel darah merah kualitas intensitas nyeri Observasi
- Identifikasi rencana transfuse meningkat
semsum tulang mengganti sel Terapeuitik - Monitor kecepatan aliran
Terapeutik Observasi
darah yang tua dengan sel darah - Berikan tehnik non farmakologi oksigen
- Melakukan pengecekan ganda - Identifikasi status nutrisi
merah yang baru sama cepatnya (double check) atau label Edukasi Terapeutik
Terapeutik
dengan banyaknya sel-sel darah darah - Jelaskanstrategi meredahkan - Lakukan oral hygiene sebelum - Bersihkan secret pada mulut,
merah yang hilang Edukasi nyeri makan hidung dan trakea jika perlu
- Jelaskan tujuan dan prosedur Kolaborasi Edukasi Edukasi
transfusi - Kolaborasi pemberian analgetik - Ajarkan diet yang di programkan - Ajarkan pasien dan keluarga cara
Kolaborasi menggunakan oksigen di rumah
MANISFESTASI KLINIS - Kolaborasi pemberian medikasi
Gejala umum : Kolaborasi
sebelum makan (pereda nyeri)
- Sistem kardiovaskuler : lesu, - Kolaborasi penentuan dosis
cepat lelah, sesak napas saat oksigen
ETIOLOGI
berktivitas, dan gagal jantung - Transudatif untuk meningkatnya tekanan dalam pembuluh darah
anemia
SUMBER
- Eksudatifperadangan, cederaparu-paru, tumor dan penyumbatan https://giji .kemenkes.go.id
http://hukor.kemenkes.ig,id
pembuluh darah atau pembuluh Getah bening
CLINICAL PATHWAY (JALUR KLINIS) PASIEN KELOLAANSTASE
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I
DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH INTERNA 1
PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

No. RM : 24-37-10
Nama Lengkap : Nn.SNB
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 06-04-1999
Tanggal Masuk RS : 17-05-2022

ALASAN MASUK RUMAH SAKIT

RUJUKAN/ DATANG SENDIRI : Pasien datang kerumah sakit bersama keluarga


KELUHAN : Pasien mengatakan masuk RSAS di IGD pada tanggal 17 Mei 2022,
pukul 14.16 WITA, datang dengan mengatakan nyeri perut bawah 1 bulan terakhir, belum haid sejak bulan februari
(+), haid sebelumnya hanya 2 hari, pasien belum menikah, BAK massa, BAB encer, bising usus (+) menurun,
terdapat nyeri tekan dibagian kiri dan tengah bawah abdomen, ekstermitas hangat, dengan hasil observasi tanda-
tanda vital; tekanan darah : 90/60 mmHg, frekuensi nadi : 98 x/menit, frekuensi pernapasan : 22 x/menit, suhu
badan : 37.2 oC dan SPo2 : 98 %.

ASSESMENT AWAL IGD


Anamnesis : pasien masuk rumah sakit pada tanggal 17-05-2022 jam 14.16 dengan nyeri perut bawah 1 bulan
terkhir, belum haid sejak bulan februari , haid sebelumnya hanya 3 hari , pasien belum menikah. BAK biasa,
BAB encer.
Kriteria Triase : urgent
Pemeriksaan Fisik : Keadaan umum compos mentis, Kepala : CA +/+, SI +/+, Th : SN Ves, rh -/-, S1s2
reg, Abd : supel, Bu (+), akral ekstremitas : hangat.

NT (+)
x x

Tekanan darah : 90/60 mmhg, Nadi : 98 x/m, frekuensi : 22x/m Spo2 : 98 %, suhu : 37,2 °c, GCS : Eye : 4,
Verbal :5 Motorik : 6 total 15, obstruksi total : simetri, obstruksi parsial : normal, akral : hangat
Pemeriksaan penunjang :
Laboratorium :
Hematologi rutin : Hemoglobin 6,2 g/dl, Eritrosit: 3,03, Juta/uL, Leukosit: 7,2 ribu/uL, Hematokrit: 20.7%,
Thrombosit : 526 ribu/uL.
Kimia darah : GDS: 84 mg/dl,
Diagnosa Kerja : Anemia
Diagnosa Banding :
Diagnosa Keperawatan : Nyeri akut
Treatment : IVFD RL 20 TPM, ranitidin 2x1/IV, keterolac

ASSESMENT AWAL RUANGAN


Observasi pasien keluhan utama : Pusing
Tingkat Kesadaran : Composmentis GCS : 15
Treatmen : Ceftriaxone 2x1 gr/IV
Diagnosa Medis : Anemia
Diagnosa keperawatan : Nyeri akut

ASSESMENT SAAT PENGELOLAAN PASIEN


Treatmen : infus RL 20 tpm, ranitidin 2x1/IV, ketorolac 3x1/IV, ceftriaxone 2x1 gr/IV,
transfusi PRC 3 bag , Diphenhydramin, primolut N 1x10 mg, paracetamol 3x500 ml.
Diagnosa Medis : Anemia, Trombositosit, suspec infeksi pneumonia
Diagnosa keperawatan :
1. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin d.d warna kulit pucat
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi jalan nafas dibuktikan
dengan terdapat bunyi ronkhi Hipertermia b.d proses penyakit d.d suhu tubuh meningkat
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis dibuktikan dengan tampak
meringis kesakitan
4. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit dibuktikan dengan suhu tubuh diatas
normal
5. Defisit nutris berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan dibuktikan dengan
IMT dibawah normaL.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
FORMAT PENGKAJIAN MEDIKAL BEDAH
PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS ILMU
KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
GORONTALO

No.RM : 24-37-10
Tanggal :17 Mei 2022
Tempat : Interna GB212
I. DATAUMUM

1. Identitas Klien
Nama : Nn. S.N.B Umur : 23 Tahun
Tempat / Tanggal : 06 -04-1999 Jenis Kelamin : P
Lahir
Agama : Islam Suku :Gorontalo
Pendidikan : Diploma Dx.Medis : Anemia
Alamat : Kel. Limba B Telepon :-
Tanggal masuk RS : 17 Mei 2022 Ruangan : Interna GB 217
Golongan Darah :B Sumber info : Pasien dan
Keluarga
Diagnosa Medis : 1. Anemia Tanggal : 17 Mei 2022
2. Amenorrhea Tanggal : 17 Mei 2022
3.Trombositosis Tanggal : 18 Mei 2022
4. Susp Infeksi Pneumonia Tanggal : 18 Mei 2022
5. TB Paru Tanggal : 20 Mei 2022
2. Identitas
KluargaTerdekat : Ny. A.H
Nama
Alamat : Kel. Limba B
Pndidikan : SMA
II. RIWAYAT KESEHATAN SAATINI
1. Status kesehatan Saat Ini
a. Alasan masuk Rumah Sakit : Pasien mengatakan masuk RSAS di IGD pada
tanggal 17 Mei 2022, pukul 14.16 WITA, dating dengan mengatakan nyeri perut
bawah 1 bulan terakhir, belum haid sejak bulan februari (+), haid sebelumnya
hanya 2 hari, pasien belum menikah, BAK massa, BAB encer, bising usus (+)
menurun, terdapat nyeri tekan dibagian kiri dan tengah bawah abdomen,
ekstermitas hangat, dengan hasil observasi tanda-tanda vital; tekanan darah :
90/60 mmHg, frekuensi nadi : 98 x/menit, frekuensi pernapasan : 22 x/menit,
suhu badan : 37.2 oC dan SPo2 : 98 %.
b. Keluha Utama : Pusing
c. Riwayat Keluhan Utama : Pada tanggal 17 Mei 2022, pukul 17.00 WITA,
didapatkan pasien mengeluh pusing, pasien mengeluh seperti kesemutan di
bagian kaki, pasien mengeluh menggigil, pasien mengeluh batuk kering sejak 2
minggu yang lalu, pasien mengeluh nyeri dibagian dada, abdomen bagian kiri
dan tengah bawah, pasien mengeluh demam, pasien mengeluh lemah, pasien
mengeluh kurang nafsu makan, akral ekstermitas teraba dingin, warna kulit
tampak pucat, konjungtiva tampak anemis, membran mukosa tampak anemis,
bibir tampak anemis, pasien tampak batuk kering, batuk tampak tidak efektif,
terdengar bunyi nafas tambahan berupa ronkhi, terdapat nyeri tekan di kiri dan
tengah bawah abdomen, pasien tampak meringis, pasien tampak gelisah, kulit
teraba hangat, suhu tubuh diatas normal, porsi makan pasien tampak tidak
dihabiskan, dengan hasil observasi tanda-tanda vital; tekanan darah : 80/60
mmHg, frekuensi nadi : 60 x/menit, frekuensi pernapasan : 20 x/menit, suhu
badan : 37.8 oC dan SPo2 : 100 %.
d. Faktor Pencetus : hemoglobin menurun
e. Lamanya Keluhan : sejak 1 bulan yang lalu
f. Timbul Keluhan : ( √ )Bertahap( ) mendadak

g. Faktor yang Memperberat: saat melakukan aktivitas

2. Status Kesehatan Masa Lalu


a. Penyakit yang Pernah Dialami ( kaitan dengan penyakit sekarang )
Pasien mengatakan dari sebelumnya siklus menstruasi tidak normal serta
pasien sebelumnya tidak memiliki tanda dan gejala dari anemia dan penyakit
yang diderita lainnya.
b. Kecelakaan : Pasien mengatakan tidak pernah mengalami
kecelakan
c. Pernah Dirawat : Pasien mengatakan sebelumnya belum pernah di
rawat di rumah sakit
1) Penyakit :Tidak ada
2) Tanggal :Tidak ada
d. Riwayat Operasi : Pasien mengatakan tidak ada riwayat operasi
e. Riwayat Penyakit Keluarga : Pasien mengatakan dalam satu rumah
keluarganya ada yang memiliki riwayat penyakit paru

III. PENGKAJIAN POLA FUNGSI DAN PEMERIKSAANFISIK


1. PERSEPSI DAN PEMELIHARAANKESEHATAN
a. Persepsi pasien tentang kesehatan diri
Pasien mengatakan mengetahui bahwa pasien dalam keadaan sakit dan berada
di rumah sakit sedang dalam kondisi sakit
b. Pengetahuan dan persepsi pasien tentang penyakit dan perawatannya
Pasien mengetahui mengenai penyakit yang dialami dan pasien mengatakan
selalu mengikuti anjuran dokter dan perawat terkait perawatan untuk
kesembuannya.
c. Upaya yang biasa dilakukan dalam mempertahankan kesehatan
1) Kebiasaan diet yang adekuat, diit yang tidak sehat
Pasien mengatakan sering makan-makanan yang instan-instan.
2) Pemeriksaan kesehatan berkala, perawatan kebersihan diri, imunisasi
Pasien mengatakan pemeriksaan kesehatan berkalanya dengan kontrol di
puskesmas, klinik dan rumah sakit, pasien tampak rapi, pasien mengatakan
mengikuti imunisasi lengkap.
3) Kemampuan pasien untuk mengontrol kesehatan
a) Yang dilakukan bila sakit
Pasien mengatakan yang dilakukan saat sakit berupa kontrol kesehatan di
puskesmas terdekat, klinik, dan rumah sakit.
b) Kemana pasien berobat bila sakit
Pasien mengatakan bila sakit berobat ke puskesmas terdekat, klinik dan
rumah sakit.
c) Kebiasaan hidup (konsumsi jamu/alcohol/kopi/kebiasaan olah raga)
Merokok : Tidak ada pak/hari,lama : Tidak ada (tahun)
Alcohol : Tidak ada lama: Tidak ada
Kebiasaan olahraga, Jenis olahraga lari frekuensi 1 minggu 1 kali

Obat/Jamu yang
No Dosis Ket.
Biasa dikonsumsi
- Pasien mengatakan - -
sebelumnya tidak
mengkonsumsi obat-obatan
kimia dan tidak
mengkonsumsi obat-obatan
herbal

d. Faktor Sosial Ekonomi yang Berhubungan dengan Kesehatan


1) Penghasilan
Pasien mengatakan belum mendapatkan penghasilan, pasien belum berkerja
karena baru saja wisuda.
2) Asuransi /Jaminan Kesehatan
Jamina kesehatan pasien menggunakan BPJS
3) Keadaan Lingkungan Tempat Tinggal
Pasien mengatakan lingkungan tempat tinggalnya bertetangga dimana di
samping kiri dan kanan, belakang dan depan sebrang jalan terdapat rumah
warga lainnya.

2. Nutrisi, Cairan dan Metabolik


a. Gejala (Subjective)
1) Diit biasa (Tipe) : diit biasa Jumlah makan perhari: 3x/hari
2) Pola Diit :makanan yang dapat meningkatkan hemoglobin
MakanTerakhir : tampak tidak dihabiskan
3) Nafsu/selera makan : kurang
4) Mual: Ya Waktu : Pada saat batuk
5) Muntah:Tidak ada Jumlah: Tidak ada
Karateristik : mual tanpa disertai muntah
6) Nyeri ulu hati: Tidak ada
Karateristik/penyebab: Tidak ada
7) Alergi Makanan : Tidak ada
Jelaskan: Tidak ada
8) Masalah Mengunyah/Menelan : Tidak ada
Jelaskan: Tidak ada
9) Pola Minum /Cairan : Baik
Jumlah Minum: 2 liter /24 jam Jenis: Air mineral
10) Penurunan BB dalam 6 bulan terakhir : Ya
Jelaskan: pasien mengatakan 4 bulan yang lalu terjadi penurunan badan
secara drastic dari 49 kg menjadi 40 kg
b. Tanda(objective)
1) Suhu Tubuh : 37.8 oC
Diaforesis : pasien mengeluh keringat dingin
2) Berat Badan : 37 Kg
Tinggi badan : 148 cm
IMT : 13.21 kg/m2
Turgor kulit : < 2 detik
Tonus Otot : Normal
3) Edema: Tidak ada
Lokasi dan Karaterisktik : Tidak ada
4) Asites : Tidak ada
Jelaskan : Tidak ada
5) Integritas Kulit Perut : Tidak ada
Lingkar abdomen: 86 cm
6) Distensi vena Jugularis : Tidak ada
Jelaskan: Tidak ada
7) Hernia/Massa: Tidak ada
Lokasi dan Karateristik: Tidak ada
8) Bau Mulut/Halitosis : Tidak ada
Jelaskan: Tidak ada
9) Kondisi Mulut, Gigi/Gusi/Mukosa Mulut dan Lidah
Tidak terdapat bau mulut, gusi anemis, mukosa mulut anemis, lidah pasien
tampak anemis
3. Pernapasan, Aktifitas danLatihan Pernapasan
a. Gejala (Subjektif)
1) Dispnea : Tidak ada
Jelaskan: Tidak ada
2) Yang Meningkatkan / Mengurangi Sesak: Tidak ada
3) Pemajanan Terhadap Udara yang Berbahaya: Tidak ada
4) Penggunaan Alat Bantu : Tidak ada
Jelaskan: Tidak ada
b. Tanda(Objektif)
1) Pernapasan:
- Frekuensi: 20 x/menit
- Kedalaman: Normal
- Simetris: Dada tampak simetris kiri dan kanan
2) Penggunaan Otot Bantu Pernapasan : Tidak ada
Nafas Cuping Hidung : Tidak ada
3) Batuk : ya
Sputum : sputum berlebih
4) Fremitus : Normal
Auskultasi Bunyi Nafas : Terdengar bunyi nafas tambahan berupa ronkhi
5) Egofoni : Normal
Sianosis : Tidak ada
6) Perkusi: Terdapat bunyi sonor

4. Aktifitas (Termasuk Kebersihan Diri) danLatihan


a. Gejala (Subjektif)
1) Kegiatan Dalam Pekerjaan :
Pasien mengatakan saat sakit tidak dapat berkerja membantu orang tuanya.
2) Kesulitan / Keluhan Dalam Aktifitas :
- Pergerakan Tubuh : Pasien mengatakan tidak ada batasan dalam
menggerakan tubuhnya.
- Kemampuan Merubah Posisi ( ) Mandiri, ( √ ) Perlu Bantuan
Jelaskan dikarenakan pasien pusing
- Perawatan Diri (Mandi, Mengenakan Pakaian, Bersolek, Makan dll)
( )mandiri, ( √ )perlu bantuan
Jelaskan dikarenakan pasien pusing dan lemah
3) Toileting (BAK/BAB) :( ) mandiri, (√ ) perlu bantuan
Jelaskan dikarenakan pasien pusing dan lemah
4) Keluhan Sesak Nafas Setelah Aktifitas : Tidak ada
Jelaskan Tidak ada
5) Mudah Merasa Kelelahan : ya
Jelaskan : Pasie mengatakan ketika melakukan aktivitas pasien mudah
meresa lelah.
6) Toleransi Terhadap Aktifitas: kurang
Jelaskan : Dikarena kurangnya energi
b. Tanda(Objektif)
1) Respon Terhadap Aktifitas yang Teramati:
Pasien tampak merespon terhadap aktivitas yang teramati
2) Status Mental ( Misalnya Menarik Diri, Letargi)
Tampak normal dibuktikan dengan pasien dapat berkomunikasi dengan
baik dan tidak menarik diri.
3) Tampilan Umum
- Tampak Lemah : ya
- Kerapian Berpakaian : pasien tampak rapi
4) Pengkajian Neuro muskuler : pasien tampak terkontrol dalam kekuatan otot,
akurasi otot dan power otot
5) Massa/Tonus Otot
Kekuatan otot : 5 5 5 5 5 5 5 5
5555 5555
Postur : Lekuk tubuh pasien tampak normal
Rentang Gerak : Tidak memiliki keterbatasan dalam bergerak
Deformitas : Tidak ada
6) Bau badan: Tidak ada
Kondisi Kulit Kepala : Tampak bersih
Kebersihan Kuku : Tampak bersih dan pendek

5. Istirahat
a. Gejala (Subjektif)
1) Kebiasaan Tidur : pasien mengatakan kebiasan tidurnya adalah dengan
mencuci muka terlebih dahulu
Lama Tidur : Pasien mengatakan semenjak sakit pola tidurnya terganggu
dimana pasien tidak pernah tidur siang dan tidur malamnya hanya dari jam
23.00-05.00 WITA
2) Masalah yang Berhubungan dengan Tidur
- Insomnia : ya
Berhubungan dengan nyeri pada kiri dan tengah bagian bawah abdomen
dan demam yang di rasakan pasien
- Kurang Puas ( ) tidak ada ( √ ) ada
Jelaskan: Pasien mengatakan kurang puas dalam tidur dikarenakan
nyeri yang dirasakan dan batuk
b. Tanda(Objektif)
1) Tampak Mengantuk/Mata Sayup :ya
Jelaskan : Dikarenakan pola tidur pasien tidak cukup
2) Mata Merah : Tidak ada
Jelaskan Tidak ada
3) Sering Menguap : Ya
Jelaskan : Dikarenakan pola tidur pasien tidak cukup
4) Kurang Kosentrasi : Tidak
Jelaskan Tidak ada
6. Sirkulasi
a. Gejala (Subjektif)
1) Riwayat Hipertensi atau Masalah Jantung:
Pasien mengatakan tidak ada riwayat hipertensi atau masalah jantung
2) Riwayat Edema pada Kaki : Tidak ada
Jelaskan : Pasieng mengatakan tidak ada riwayat edema pada kaki.
3) Penyembuhan Lambat : Tidak ada
4) Rasa Kesemutan : ya
5) Palpitasi : Tidak ada
6) Nyeri Dada :ya
b. Tanda(Objektif)
1) Tekanan Darah : 80/60 mmHg
2) Mean Arteri Pressure/Tekanan Nadi : 60 x/menit
3) Bunyi Jantung : Bunyi jantung S1 dan S2 terdengar lub dub
Frekuensi : 62 /menit
Regular : Kuat
4) Friksi Gesek : Tidak ada
Murmur : Tidak ada
5) Ekstremitas
Suhu : 37.8 OC
Warna : Tampak anemis
Tanda Homan : Tidak ada
6) Pengisian Kapiler
Varises : Tidak ada
Phlebitis : Tidak ada
7) Warna
Membran Mukosa : Tampak anemis
Bibir : Tampak anemis dan kering
Konjungtiva : Tampak anemis
8) Punggung Kuku : Tampak anemis
9) Sklera : Normal
7. Eliminasi
a. Gejala (Subjektif)
1) Pola BAB : Normal
Frekuensi : 2 x/hari
Konsisten : Lunak

2) Perubahan Dalam Kebiasaan BAB ( pengunaan alat tertentu misal,


terpasang kolostomi/ ileotomy) : Tidak ada
3) Kesulitan BAB : Tidak ada
Konstipasi : Tidak ada
Diare : Tidak ada
4) Penggunaan Laksatif : Tidak ada
Jelaskan : Tidak ada
5) Waktu BAB terakhir : Pasien mengatakan sore ini
6) Riwayat Perdarahan : Pasien mengatakan tidak memiliki riawayat
pendarahan
Hemoroid : Tidak ada
7) Riwayat Inkontinensia alvi: Tidak ada
8) Penggunaan Alat-alat (misalnya pemasangan kateter): Tidak ada
9) Riwayat Penggunaan Diuretic : Tidak ada
10) Rasa nyeri / rasa terbakar Saat BAK : Tidak ada
11) Kesulitan BAK : Tidak ada
12) Keluhan BAK : Tidak ada
b. Tanda(Objektif)
1) Abdomen
- Inspeksi : Abdomen membuncit : Tidak ada
Jelaskan : Tidak ada
- Auskultasi : Bising usus 16 x/menit
Bunyi Abnormal : Tidak ada
Jelaskan : Tidak ada
- Perkusi:
Bunyi Timpani : Tidak ada
Kembung : Tidak ada
Bunyi abnormal lain: Tidak ada
Jelaskan Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada kiri dan tengah bawah
abdomen
Nyeri tekan : Ya
Jelaskan : Terdapat nyeri tekan pada kiri dan tengah bawah
abdomen.
Distensi Kandung Kemih: Tidak ada
Jelaskan : Tidak ada
2) Pola eliminasi :
- Konsistensi Lunak/keras: Pasien mengatakan lunak
Massa : Tidak ada
Jelaskan : Tidak ada
- Pola BAB
Konsistensi : Lunak
Warna Abnormal : Tidak ada
Jelaskan : Tidak ada
- Pola BAK
Inkotinensia : Tidak ada
Jelaskan : Tidak ada

- Karateristik Urine
Warna : Pasien mengatakan warna kuning keruh
Jumlah : Pasien mengatakan 5-6 x/hari
Bau : Pasien mengatakan bau khas urine
Bila Terpasang Urostomy, Colostomy atau Ileustomy: Tidak ada
Keadaan : Sakit sedang
8. Neurosensori danKognitif
a. Gejala (Subjektif)
1) Adanya Nyeri :
- P = Paliatif / Propokatif (yang meningkatkan / mengurangi nyeri)
Pasien mengatakan saat beraktivitas dapat meningkat nyeri pada dada dan
abdomen bagian kiri dan tengah bawah.
Pasien mengatakan yang dapat mengurangi nyeri berupa dengan tarik
nafas dalam dan tirah baring.
- Q=Qualitas/Quantitas (frekuensi dan lamanya keluhan dirasakan serta
deskrpsi sifat nyeri yang dirasakan).
Pasien mengatakan nyeri seperti di tusuk-tusuk.
- R = Region/tempat (lokasisumber dan penyebarannya)
Pasien mengatakan nyeri dibagian dada dan abdomen bagian kiri dan
tengah abdomen.
- S = Skala (menggunakan rentang nilai 1 – 10)
Pasien mengatakan dari rentan skala nyeri dari nilai 0-10 pasien
menunjuk pada skala 6 (sedang).
- T = Time ( kapan keluhan dirasakan dan lamanya)
Pasien mengatakan nyeri bersifat hilang timubul dan lama nyeri kurang
lebih 30-40 menit.

2) Rasa Ingin Pingsan/pusing : ya


Jelaskan : Dikarenakan hemoglobin dibawah normal
3) Sakit Kepala
Lokasi : Tidak ada
Nyeri : Tidak ada
Frekuensi : Tidak ada
4) Kesemutan/Kebas/Kelemahan : ya
Lokasi : Pasien mengatakan sering merasa kesemutan pada area
ekstermitas bawah atau pada kaki.
5) Kejang : Tidak ada
Jelaskan : Tidak ada
6) Mata
Penurunan Penglihatan : Tidak ada
Jelaskan :Penglihatan normal
7) Pendengaran : Normal
Penurunan Pendengaran : Tidak ada
Telinga Berdengung : Tidak ada
8) Epistaksis : Tidak ada
Jelaskan : Tidak ada

b. Tanda(Objektif)
1) Statusmental
Kesadaran : ( √ ) composmentis, ( ) Apatis, ( ) somnolen,
( ) Sopor, ( ) Coma
2) Skala Koma Glasgow (GCS)
E=4
M= 5
V=6
GCS : 15
3) Terorientasi/disorientasi
Waktu : Pasien mengetahui waktu dan hari
Tempat : Pasien mengetahui sedang berada di rumah sakit
Orang : Pasien mampu mengenali keluarga
4) Persepsi Sensori
Ilusi : Tidak ada
Halusinasi : Tidak ada
5) Delusi
Afek : Tidak ada
Jelaskan : Tidak ada
6) Memori
Saat Ini : Memori saat ini pasien baik
MasaLalu : Memoori masa lalu pasien baik
7) Penggunaan Alat Bantu Penglihatan/Pendengaran : Tidak ada
7) Reaksi Pupil Terhadap Cahaya
Kanan/kiri : Terdapat reflex pupil kanan dan kiri terhadap cahaya
Ukuran Pupil : Ketika diberikan reflex cahaya pupil mengecil.
8) Fascial drop : Ekspresi wajah pasien tampak meringis
Postur : Postur badan pasien tampak normal
Reflex : Tampak baik
10) Penampilan Umum Tampak Kesakitan : ya
Menjaga area sakit : Tidak
Respon Emosional : Baik, dimana dapat mengungkapkan kondisi dirinya
sendiri
Penyempitan : Tidak ada
Fokus : Pasien tampak dalam berkomunikasi
9. Keamanan
a. Gejala(Subjektif)
1) Alergi : Pasieng mengatakan tidak miliki riwayat alergi.
2) Obat-obatan : Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi obat -
obatan.
3) Makanan : Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi
makanan.

4) Faktor Lingkungan
- Riwayat Penyakit Hubungan Seksual : Tidak ada
- Riwayat Transfusi Darah : Tidak ada
- Riwayata dan Reaksi Transfusi : Tidak ada
5) Kerusakan Penglihatan, Pendengaran : Tidak ada
6) Riwayat Cidera : Tidak ada
7) Riwayat Kejang : Tidak ada
b. Tanda (Objektif)
1) Suhu Tubuh : 37.8oC
Diaforesis : Pasien mengeluh keringat dingin
2) Integritas Jaringan : Tidak ada
3) Jaringan Parut : Tidak ada
4) Pucat : ya
Jelaskan : Dikarenakan Hemoglobin dibawah normal
5) Adanya Luka : Tidak ada
Luas : Tidak ada
Kedalaman : Tidak ada
Drainase Purulen : Tidak ada
Peningkatan Nyeri Pada Luka : Tidak ada
6) Ekimosis / Tanda Perdahan Lagi: Tidak ada
7) Faktor Risiko
Terpasang Alat Invasi : Tidak ada
8) Gangguan Keseimbangan : Tidak ada
9) Kekuatan Umum
Tonus otot : Tidak memiliki keterbatasan dalam bergerak
Parese atau Paralisa : Tidak ada
10. Seksual danReproduksi
a. Gejala (Subjektif)
1) Pemahaman Terhadap Fungsi Seksual :Pasien mengatakan belum menikah
2) Gangguan Hubungan Seksual karena Berbagai Kondisi (fertilitas, libido,
ereksi, menstruasi, kehamilan, pemakaian alat kontrasepsi atau kondisi
sakit) : Tidak ada
3) Permasalahan Selama Aktifitas Seksual ( )tidakada ( ) Ada
Jelaskan : Pasien mengatakan belum menikah
4) Pengkajian pada Perempuan:
a) Riwayat Mentruasi (keturunan,keluhan)
Pasien mengatakan mentrusi terakhir pada bulan februari dan
sebelumnya mestruasinya hanya selama 3 hari, pasien mengatakan orang
tuanya juga seperti itu dalam siklus mentrusasinya.
b) Riwayat Kehamilan : Pasien belum menikah
c) Riwayat Pemeriksaan Ginekologi (missal pap smear): Tidak ada
b. Tanda(Objektif)
1) Pemeriksaan Payudara/ Penis/Testis : Tidak dikaji
2) Kutil Genital / Lesi : Tidak dikaji

11. Persepsidiri, Konsep Diri danMekanisme Koping


a. Gejala (Subjektif)
1) Faktor stress : Pasien mengatakan faktor yang mengakibatkan stress adalah
penyakit yang dideritanya.
2) Bagaimana Pasien Dalam Mengambil Keputusan (sendiri atau dibantu) :
Pasien mengatakan dalam mengambil keputusan dengan cara bermusyawarah
dengan orang tuanya.
3) Yang dilakukan Jika Menghadapi Satu Masalah (misalnya: memecahkan
masalah, mencari pertolongan / berbicara dengan orang lain, makan, tidur,
minum obat – obatan, marah, diam, dll)
Pasien mengatakan dengan menghadapi suatu masalah dengan cara mencari
musyawarah dengan orang tuannya untuk mencari jalan keluar.
4) Upaya Pasien Dalam Menghadapi Masalahnya Sekarang
Pasien mengatakan upaya yang dilakukan sekarang adalah dengan
mengikuti anjuran dokter dan perawat pelaksana untuk proses
kesmbuhannya.
5) Perasaan Cemas/takut : Ya
Jelaskan : Dikarenakan penyakit yang diderita
6) Perasaan Ketidak Berdayaan : Tidak ada
7) Perasaan Keputusasaan : Tidak ada
8) Konsep Diri:
- Citra Diri : Pasien mengatakan selalu bersyukur terhadap pribadi
dan keadaan yang dialami.
- Ideal diri : Pasien mampu berprilaku dan bertindak sesuai
dengan alam sadarnya.
- Harga Diri : Pasien tampak percaya diri untuk dapat sembuh.
- Ada/tidak Perasaan Akan Perubahan Identitas : Tidak ada
- Konflik Dalam Peran : Tidak ada

b. Tanda(Objektif)
1) Status emosional :
Tenang ( ) Gelisah(√ ) Marah ( )
Takut ( ) Mudah Tersinggung ()
2) Respon Fisiologis yang Terobservasi
Perubahan Tanda vital : Tidak ada
Ekspresi Wajah : Tampak gelisah
12. Interaksi social
a. Gejala (Subjektif)
1) Orang Terdekat dan Lebih Berpengaruh
Pasien mengatakan kedua orang tuanya.
2) Kepada Siapa Pasien Meminta Bantuan Bila Mempunyai Masalah
Pasien mengatakan kepada kedua orang tuanya.
3) Adakah Kesulitan Dalam Keluarga (hubungan dengan orang tua, saudara,
pasangan: Tidak ada
4) Kesulitan Berhubungan dengan Tenaga Kesehatan/Pasien Lain : Tidak ada

b. Tanda(Objektif)
1) Kemampuan Bicara : Jelas
2) Tidak Dapat di Mengerti : Dapat dimengerti
Afasia : Tidak ada
3) Pola Bicara : Berintonasi dan teratur
4) Penggunaan Alat Bantu Bicara : Tidak ada
5) Adanya Laring Aktomy/Trakeostomy : Tidak ada
6) Komunikasi Non verbal, Verbal Dengan Keluarga/Orang Lain
Pasien mampu berkomunikasi secara verbal dan non verbal dengan
keluarga dan orang lain.
7) Perilaku Menarik Diri : Tidak ada
13. Pola nilaikepercayaan danspiritual
a. Gejala (Subjektif)
1) Sumber Kekuatan Bagi Pasien: Pasien mengatakan kedua orang tuannya.
2) Perasaan Menyalahkan Tuhan : Tidak ada
3) Bagaimana Pasien Menjalankan Kegiatan Agama atau Kepercayaan:
Pasien mengatakan selama sedang sakit dan berada di rumah sakit pasien
tidak menjalankan ibadah berupa sholat, namun ketika pasien merasa nyeri
beristighfar, nilai kepercayaan dan spritualnya baik.
Frekuensi : Setiap merasa nyeri
4) Masalah yang Berkaitan dengan Aktifitasnya Tersebut Selama di Rawat
Pasien mengatakan sejak dirawat di rumah sakit pasien sudah tidak dapat
beraktivitas seperti biasanya
5) Pemecahan Oleh Pasien : Pasien mengatakan cara mengatasi masalahnya
dengan bermusyawarah dengan orang tuannya untuk menyelesaikan suatu
masalah.
6) Adakah Keyakinan/Kebudayaan yang Dianut Pasien yang Bertentangan
Dengan Kesehatan :Tidak ada
7) Pertentangan Nilai/Keyakinan/Kebudayaan Terhadap Pengobatan yang
Dijalani : Tidak ada
b. Tanda(Objektif)
1) Perubahan Perilaku :
- Menarik Diri : Tidak ada
- Marah/Sarkasme : Tidak ada
- Mudah Tersinggung : Tidak ada
- Mudah Menangis : Tidak ada
2) Menolak Pengobatan : Tidak
3) Berhenti Menjalankan Aktifitas Agama : Tidak
4) Menunjukkan Sikap Permusuhan dengan Tenaga Kesehatan: Tidak
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan diagnostic (meliputi tanggal dan hasil pemeriksaan) meliputi:
1. Pemeriksaan Laboratorium
2. Radiologi

1) Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 17 Mei 2022


Nama Test Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
Darah Lengkap
Hemoglobin 6.2 g/dl 12-16
Eritrosit 3.03 Juta/uL 4.1-5.1
Hematokrit 20.7 % 36-47
Leukosit 7.2 Juta/uL 4.0-11.0
Thrombosit 526 Juta/uL 150-450
MCV 68 fL 81-99
MCH 20 Pg 27-31
MCHC 30 g/dl 31-37
Kimia Darah
Glukosa Darah
Glukosa Sewaktu 84 mg/dL 70-140

2) Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 18 Mei 2022


Nama Test Hasil Satuan Nilai Rujukan
Kimia Darah
Fungsi Ginjal
Ureum 16 mg/dl < 50
Kreatinin 0.6 mg/dl 0.5 – 0.9

3) Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 19 Mei 2022


Nama Test Hasil Satuan Nilai Rujukan
Analisa Faeces
Warna Coklat Muda
Konsentrasi Cair
Lender Positif
Darah Negative
Eritrosit 1.2
Leukosit 0-1 /lpb
Protozoa Negative
Telur cacing Negative

4) Hasil pemeriksaan radiografi thorax tanggal 19 Mei 2022


Kesan : TB Paru aktif lesi lua
V. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan Medis (uraian sesuai denganan jural medis) meliputi obat-obatan dan
diet
N Nama Obat Dosi Frekuensi Kegunaan Efek Samping
o s
1. Ringer Laktak 500 8 Jam/ iv Digunakan pada Efek samping dari larutan
ml pasien dewasa ringer laktat adalah: nyeri
dan anak-anak dada, detak jantung
sebagai sumber abnormal, penurunan
elektrolit dan tekanan darah, kesulitan
cairan bernapas, batuk, bersin-
bersin, ruam, gatal-gatal
dan sakit kepala
2. Rantidine 25 12 jam/iv Menurunkan Efek samping yang bisa
mg produksi asam muncul setelah
lambung menggunakan ranitidine
berlebih adalah: sekit kepala,
sembelit, diare, mual,
muntah dan sakit perut
3. Ketorolac 1g 8 jam/iv Meredakan Efek samping yang dapat
peradangan dan muncul setelah
nyeri menggunakan ketorolac
adalah: kantuk, sakit perut,
pusing, sakit kepala, mual
dan muntah, perut
kembung, diare, dan
konstipasi
4. Paracetamol 500 8 jam/po Digunakan Efek samping yang
mg untuk mungkin terjadi dalam
meredakan penggunaan untuk jangka
nyeri ringan waktu lama dan dosis
hingga sedang besar dapat menyebabkan
seperti sakit kerusakan fungsi hati
kepala, sakit
gigi, nyeri otot,
serta
menurunkan
demam
5. Diphenhydrami 1 ml Pre Digunakan Efek samping yang
n tranfusi untuk mungkin muncul setelah
meredakan menggunakan
gejala alergi, diphenhydramine adalah:
rhinitis, alergi, mulut, hidung, atau
common cold, tenggorokan terasa kering,
mabuk kantuk, pusing, mual atau
perjalanan, serta muntah, sembelit, sakit
gejala penyakit kepala, gelisah atau gugup,
parkinson dada terasa sesak atau
tertekan, dan hilang nafsu
makan.
4. Ceftriaxone 1g 12 jam/iv Mengobati dan Efek samping yang dapat
mencegah muncul setelah
infeksi bakteri menggunakan ceftriaxone
adalah: nyeri perut, mual,
muntah, diare, pusing,
mengantuk, sakit kepala,
bengkak dan iritasi pada
area suntikan, dan muncul
keringat berlebih.
5. Primolut N 10 10 Gunakan untuk Efek samping paling
mg hari/po mengatasi umum dari obat primolut
beberapa adalah: sakit kepala,
masalah perubahan volume
menstruasi, pendarahan saat
termasuk nyeri menstruasi, dan keputihan
haid, siklus
menstruasi tidak
teratur,
endomentriosis
dan
premenstrual
syndrome

………………………......
Yang Mengkaji

…………………………
NIM
VI. IDENTIFIKASI DATA

1. Keluhan (Data Subjektif)


1) Pasien mengeluh pusing,
2) Pasien mengeluh seperti kesemutan di bagian kaki,
3) Pasien mengeluh menggigil,
4) Pasien mengeluh batuk kering sejak 2 minggu yang lalu,
5) Pasien mengeluh nyeri
P = Paliatif / Propokatif (yang meningkatkan / mengurangi nyeri)
Pasien mengatakan saat beraktivitas dapat meningkat nyeri pada dada dan
abdomen bagian kiri dan tengah bawah.
Pasien mengatakan yang dapat mengurangi nyeri berupa dengan tarik nafas
dalam dan tirah baring.
Q=Qualitas/Quantitas (frekuensi dan lamanya keluhan dirasakan serta deskrpsi
sifat nyeri yang dirasakan).
Pasien mengatakan nyeri seperti di tusuk-tusuk.
R = Region/tempat (lokasisumber dan penyebarannya)
Pasien mengatakan nyeri dibagian dada dan abdomen bagian kiri dan tengah
abdomen.
S = Skala (menggunakan rentang nilai 1 – 10)
Pasien mengatakan dari rentan skala nyeri dari nilai 0-10 pasien menunjuk
pada skala 6 (sedang).
T = Time ( kapan keluhan dirasakan dan lamanya)
Pasien mengatakan nyeri bersifat hilang timubul dan lama nyeri kurang lebih
30-40 menit.
6) Pasien mengatakan pola tidurnya terganggu dimana pasien tidak pernah tidur
siang dan tidur malamnya hanya dari jam 23.00-05.00 WITA dikarenakan rasa
nyeri yang dirasakan
7) Pasien mengeluh demam,
8) Pasien mengeluh lemah,
9) Pasien mengeluh mual
10) pasien mengatakan 4 bulan yang lalu terjadi penurunan badan secara drastic dari
49 kg menjadi 40 kg
11) Pasien mengeluh kurang nafsu makan,

2. Data Objektif
1) Kesadaran : Composmentis
2) Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 80/60 mmHg,
Frekuensi nadi : 60 x/menit,
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit,
Suhu badan : 37.8 oC
SPo2 : 100 %.
3) Berat Badan : 37 Kg
Tinggi badan : 148 cm
IMT : 13.21 kg/m2
4) Akral ekstermitas teraba dingin,
5) Warna kulit tampak pucat,
6) Konjungtiva tampak anemis,
7) Membrane mukosa tampak anemis,
8) Bibir tampak anemis,
9) Pasien tampak batuk kering,
10) Tampak tidak ada sputum
11) Batuk tampak tidak efektif,
12) Terdengar bunyi nafas tambahan berupa ronkhi,
13) Terdapat nyeri tekan di kiri dan tengah bawah abdomen,
14) Pasien tampak meringis,
15) Pasien tampak gelisah,
16) Pasien tampak mengantuk
17) Pasien tampak sering menguap
18) Kulit teraba hangat,
19) Suhu tubuh diatas normal,
20) Porsi makan pasien tampak tidak dihabiskan,
21) Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 17 Mei 2022
Nama Test Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
Darah Lengkap
Hemoglobin 6.2 g/dl 12-16
Eritrosit 3.03 Juta/uL 4.1-5.1
Hematokrit 20.7 % 36-47
Leukosit 7.2 Juta/uL 4.0-11.0
Thrombosit 526 Juta/uL 150-450
MCV 68 Fl 81-99
MCH 20 Pg 27-31
MCHC 30 g/dl 31-37
Kimia Darah
Glukosa Darah
Glukosa Sewaktu 84 mg/dL 70-140
VII. KLASIFIKASI / PENGELOMPOKKAN DATA BERDASARKAN
GANGGUAN KEBUTUHAN
1. Gangguan Kebutuhan Sirkulasi
Data Subjektif :
1) Pasien mengeluh pusing,
2) Pasien mengeluh seperti kesemutan di bagian kaki,
3) Pasien mengeluh menggigil,
Data Objektif :
1) Kesadaran : Composmentis
2) GCS : 15
3) Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 80/60 mmHg,
Frekuensi nadi : 60 x/menit,
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit,
Suhu badan : 37.8 oC
SPo2 : 100 %.
4) Akral ekstermitas teraba dingin,
5) Warna kulit tampak pucat,
6) Konjungtiva tampak anemis,
7) Membrane mukosa tampak anemis,
8) Bibir tampak anemis,
9) Pasien tampak gelisah,
10) Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 17 Mei 2022
Nama Test Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
Darah Lengkap
Hemoglobin 6.2 g/dl 12-16
Eritrosit 3.03 Juta/uL 4.1-5.1
Hematokrit 20.7 % 36-47
Leukosit 7.2 Juta/uL 4.0-11.0
Thrombosit 526 Juta/uL 150-450
MCV 68 fL 81-99
MCH 20 Pg 27-31
MCHC 30 g/dl 31-37

2. Gangguan Kebutuan Respirasi


Data Subjektif :
1) Pasien mengeluh batuk kering sejak 2 minggu yang lalu.
Data Objektif :
1) Kesadaran : Composmentis
2) GCS : 15
3) Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 80/60 mmHg,
Frekuensi nadi : 60 x/menit,
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit,
Suhu badan : 37.8 oC
SPo2 : 100 %.
2) Pasien tampak batuk kering,
3) Tampak tidak ada sputum
4) Batuk tampak tidak efektif,
5) Terdengar bunyi nafas tambahan berupa ronkhi.
3. Gangguan Kebutuhan Nyeri dan Kenyamanan
Data Subjektif :
1) Pasien mengeluh nyeri
P = Paliatif / Propokatif (yang meningkatkan / mengurangi nyeri)
Pasien mengatakan saat beraktivitas dapat meningkat nyeri pada dada dan
abdomen bagian kiri dan tengah bawah.
Pasien mengatakan yang dapat mengurangi nyeri berupa dengan tarik nafas
dalam dan tirah baring.
Q=Qualitas/Quantitas (frekuensi dan lamanya keluhan dirasakan serta deskrpsi
sifat nyeri yang dirasakan).
Pasien mengatakan nyeri seperti di tusuk-tusuk.
R = Region/tempat (lokasisumber dan penyebarannya)
Pasien mengatakan nyeri dibagian dada dan abdomen bagian kiri dan tengah
abdomen.
S = Skala (menggunakan rentang nilai 1 – 10)
Pasien mengatakan dari rentan skala nyeri dari nilai 0-10 pasien menunjuk
pada skala 6 (sedang).
T = Time ( kapan keluhan dirasakan dan lamanya)
Pasien mengatakan nyeri bersifat hilang timubul dan lama nyeri kurang lebih
30-40 menit.
2) Pasien mengatakan pola tidurnya terganggu dimana pasien tidak pernah tidur
siang dan tidur malamnya hanya dari jam 23.00-05.00 WITA dikarenakan rasa
nyeri yang dirasakan
Data Objektif :
1) Kesadaran : Composmentis
2) GCS : 15
3) Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 80/60 mmHg,
Frekuensi nadi : 60 x/menit,
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit,
Suhu badan : 37.8 oC
SPo2 : 100 %.
4) Terdapat nyeri tekan di kiri dan tengah bawah abdomen,
5) Pasien tampak meringis,
6) Pasien tampak gelisah,
7) Pasien tampak mengantuk
8) Pasien tampak sering menguap
4. Gangguan Kebutuhan Keamanan dan Proteksi
Data Subjektif :
1) Pasien mengeluh demam,
2) Pasien mengeluh lemah.
Data Objektif :
1) Kesadaran : Composmentis
2) GCS :15
3) Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 80/60 mmHg,
Frekuensi nadi : 60 x/menit,
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit,
Suhu badan : 37.8 oC
SPo2 : 100 %.
3) Pasien tampak gelisah,
4) Kulit teraba hangat,
5) Suhu tubuh diatas normal.
5. Gangguan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Data Subjektif :
1) Pasien mengeluh mual
2) Pasien mengeluh kurang nafsu makan,
Data Objektif :
1) Kesadaran : Composmentis
2) GCS : 15
3) Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 80/60 mmHg,
Frekuensi nadi : 60 x/menit,
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit,
Suhu badan : 37.8 oC
SPo2 : 100 %.
4) Berat Badan : 37 Kg
Tinggi badan : 148 cm
IMT : 13.21 kg/m2
5) Porsi makan pasien tampak tidak dihabiskan,
6) Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 17 Mei 2022
Nama Test Hasil Satuan Nilai Rujukan
Kimia Darah
Glukosa Darah
Glukosa Sewaktu 84 mg/dl 70-140
VIII. ANALISA DATA BERDASARKAN PATOFISIOLOGI DAN PENYIMPANGAN
KDM

Penyakit (Diagnosa Medis) Klien : Anemia, Amenorrhea, Trombositosis, Sups.


Infeksi Pneumonia, TB Paru
Respon Utama : Pusing
Penyimpangan KDM : (Bagan Sistematis)
Microbacterium
droplet Basil tuberculosis memasuki
tuberculosis
saluran pernapasan
Penumpukan eksudat
dalam alveoli
Menembus mekanisme pertahanan
pernapasan
Produk sekret

Batuk Masuk Jaringan paru

Bersihan jalan nafas Respon imun


tidak efektif

Memicu pembentukan Reaksi inflamasi/peradangan Demam/


serotonin menggigil

Pleura
anoreksia
Hipertermi
pleuritis
Kekurangan Asupan nutrisi tidak
Zat besi adekuat
Nyeri dada
Anemia Berat badan
menurun
Nyeri Akut
Kadar HB
menuruun Devisit nutrisi

Perfusi perifer
tidak efektif
IX. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

N Tanggal muncul Masalah Masalah


O
1. 17 Mei 2022 Perfusi perifer tidak efektif berhubungan
dengan penurunan konsentrasi hemoglobin
dibuktikan dengan warna kulit pucat.
2. 17 Mei 2022 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan hipersekresi jalan nafas dibuktikan
dengan terdapat bunyi ronkhi
3. 17 Mei 2022 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisiologis dibuktikan dengan tampak meringis
kesakitan
4. 17 Mei 2022 Hipertermia berhubungan dengan proses
penyakit dibuktikan dengan suhu tubuh diatas
normal
5. 17 Mei 2022 Defisit nutris berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna makanan
dibuktikan dengan IMT dibawah normal
NRM: 24-37-10
Nama: Nn. S.N.B
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 06 -04-1999

Ruang Rawat/Unit Kerja : ………………… Tanggal : ………………..

RENCANA PERAWATAN PASIEN TERINTEGRASI


(Care Plan)

Tgl / Tujuan dan Keluaran Waktu Evaluasi Intervensi Waktu


Daftar Masalah/Diagnosis Intervensi
Jam (Outcome) (Taggal) Lanjutan Evaluasi

17-5-22 Perfusi perifer tidak efektif Setelah dilakukan intervensi Pemantauan Hasil Laboratorium 17 Mei 2022 Lanjutkan 20.00
17.00 berhubungan dengan penurunan keperawatan maka perfusi perifer Observasi intervensi
konsentrasi hemoglobin meningkat dengan criteria hasil: 1. Monitor hasil laboratorium yang di
dibuktikan dengan warna kulit 1. Warna kulit pucat menurun perlukan
pucat. 2. Akral membaik 2. Periksa kesesuaian laboratorium
dengan penampilan klinis pasien
Terapeutik
3. Interprestasi hasil pemeriksaan
laboratorium
Kolaborasi
4. Kolaborasi dengan dokter jika hasil
laboratorium memerlukan intervensi
media
17-5-22 Bersihan jalan nafas tidak efektif Setelah dilakukan intervensi Latih Batuk Efektif 17 Mei 2022 Lanjutkan 20.10
17.10 berhubungan dengan hipersekresi keperawatan maka bersihan jalan Observasi intervensi
jalan nafas dibuktikan dengan nafas meningkat dengan criteria 1. Identifikasi kemampuan batuk.
terdapat bunyi ronkhi hasil: 2. Monitor adanya sputum
1. Batuk efektif meningkat 3. Monitor tanda dan gejala infeksi
2. Produk sputum menurun pernafasan
3. Ronkhi menurun Terapeutik
4. Atur posisi semi-Fowler atau fowler
Edukasi
5. Anjurkan tarik nafas dalam melalui
hidung selama 4 detik, ditahan selama
2 detik, kemudian keluarkan dari
mulut dengan bibir mencucu
(dibuktikan) selama 8 detik
6. Anjurkan batuk dengan kuat langsung
setelah tarik napas yang ke-3
Kolaborasi
7. Kolaborasi pemberian mukolitik atau
ekspektoran, jika perlu.
17-5-22 Nyeri akut berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nyeri 17 Mei 2022 Lanjutkan 20.20
17.20 agen pencedera fisiologis keperawatan maka tingkat nyeri Observasi intervensi
dibuktikan dengan tampak menurun dengan criteria hasil: 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
meringis kesakitan 1. Keluhan nyeri menurun durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
2. Menringis menurun nyeri
3. Gelisah menurun 2. Identifikasi skala nyeri
4. Kesulitan tidur menurun 3. Identifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
4. Identifikasi pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
Terapeutik
5. Berikan teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
6. Fasilitasi istirahat tidur
Edukasi
7. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi ras nyeri
Kolaborasi
8. Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu.
17-5-22 Hipertermia berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi Manajemen Hipertermia 17 Mei 2022 Lanjutkan 20.30
17.30 proses penyakit dibuktikan keperawatan maka termoregulasi Observasi intervensi
dengan suhu tubuh diatas normal membaik dengan criteria hasil: 1. Identifikasi penyebab hipertermia
1. menggigil menurun 2. Monitor suhu tubuh
2. suhu tubuh membaik Terapeutik
3. suhu kulit membaik 3. Longgarkan atau lepaskan pakaian
4. Basahi dan kipasi permukaan tubuh
Edukasi
5. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
6. Kolaborasi pemberia cairan dan
elektrolit intravena, jika perlu.
17-5-22 Defisit nutris berhubungan Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nutrisi 17 Mei 2022 Lanjutkan 20.40
17.40 dengan ketidakmampuan keperawatan maka status nutris Observasi intervensi
mencerna makanan dibuktikan membaik dengan criteria hasil: 1. Identifikasi status nutrisi
dengan IMT dibawah normal 1. Porsi makan yang 2. Monitor asupan makanan
dihabiskan meningkat 3. Monitor berat badan
2. Berat badan meningkat Terapeutik
3. Indeks massa tubuh 4. Lakukan oral hygiene sebelum makan,
membaik jika perlu
5. Fasilitasi menentukan program diet
Edukasi
6. Anjurkan posisi duduk, jika perlu
Kolaborasi
7. Kolaborasi pemberia medikasi
sebelum makan, jika perlu.
NRM: 24-37-10
Nama: Nn. S.N.B
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 06 -04-1999

Ruang Rawat/Unit Kerja : Interna GB217 Tanggal : 17 Mei 2022

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
No TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
1. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan 17-5-22 1. Memonitoring hasil laboratorium yang di Pukul : 20.00
dengan penurunan konsentrasi hemoglobin 17.00 perlukan S:
dibuktikan dengan warna kulit pucat. Hasil : pemeriksaan laboratorium tanggal 17 Mei
1. Pasien mengeluh pusing.
Data Subjektifn : 2022: hemoglobin :6,2 g/dl, eritrosit : 3.03
1. Pasien mengeluh pusing. Juta/uL, hematokrit : 20.7 %, leukosit : 7.2 2. Pasien mengeluh seperti kesemutan di
ribu/uL, thrombosit :526 ribu/uL, MCV :68fL, bagian kaki
2. Pasien mengeluh seperti kesemutan di
MCH : 20 pg, MCHC : 30g/dl. 3. Pasien mengeluh menggigil
bagian kaki
2. Melakukan periksa kesesuaian laboratorium
3. Pasien mengeluh menggigil
dengan penampilan klinis pasien O:
Data Objektif :
Hasil : Pasien mengeluh pusing, Pasien 1. Kesadaran : Composmentis
11) Kesadaran : Composmentis mengeluh seperti kesemutan di bagian kaki,
12) GCS : 15 2. Tanda-tanda vital :
Pasien mengeluh menggigil, Akral ekstermitas
Tekanan darah : 80/60 mmHg,
13) Tanda-tanda vital : teraba dingin, Warna kulit tampak pucat,
Frekuensi nadi : 60 x/menit,
Tekanan darah : 80/60 mmHg, Konjungtiva tampak anemis, Membrane mukosa
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit,
Frekuensi nadi : 60 x/menit, tampak anemis, Bibir tampak anemis, dan pasien
Suhu badan : 37.8 oC
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit, tampak gelisah,
SPo2 : 100 %.
Suhu badan : 37.8 oC 3. Menginterprestasi hasil pemeriksaan
3. Akral ekstermitas teraba dingin
SPo2 : 100 %. laboratorium
4. Warna kulit tampak pucat
14) Akral ekstermitas teraba dingin, Hasil : Pasien menerima dan memahami hasil
5. Konjungtiva tampak anemis
laboratorium bahwa pasien memiliki masalah
15) Warna kulit tampak pucat,
pada hemoglobinnya
6. Membrane mukosa tampak anemis
16) Konjungtiva tampak anemis, 4. Mengkolaborasi dengan dokter terkait hasil
7. Bibir tampak anemis
17) Membrane mukosa tampak anemis, 8. Pasien tampak gelisah
laboratorium yang di didapat
18) Bibir tampak anemis, Hasil : rencana pemberian tranfsu PRC 3 bag , 9. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal
double cek 17 Mei 2022 : hemoglobin :6,2 g/dl,
19) Pasien tampak gelisah, eritrosit : 3.03 Juta/uL, hematokrit : 20.7
20) Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 17 %, leukosit : 7.2 ribu/uL, thrombosit :526
Mei 2022 : hemoglobin :6,2 g/dl, eritrosit : ribu/uL, MCV :68fL, MCH : 20 pg,
3.03 Juta/uL, hematokrit : 20.7 %, leukosit : MCHC : 30g/dl.
7.2 ribu/uL, thrombosit :526 ribu/uL,
MCV :68fL, MCH : 20 pg, MCHC : 30g/dl.
A : Masalah Perfusi Perifer belum teratasi
P: Lanjutkan Interfensi
1. Monitor hasil laboratorium yang di
perlukan
2. Periksa kesesuaian laboratorium dengan
penampilan klinis pasien
3. Interprestasi hasil pemeriksaan
laboratorium
4. Kolaborasi dengan dokter jika hasil
laboratorium memerlukan intervensi
media
NRM: 24-37-10
Nama: Nn. S.N.B
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 06 -04-1999

Ruang Rawat/Unit Kerja : Interna GB217 Tanggal : 17 Mei 2022

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
No TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif 17-5-22 1. Mengidentifikasi kemampuan batuk. Pukul : 20.10
berhubungan dengan hipersekresi jalan nafas 17.10 Hasil : pasien batuk tampak tidak efektif S:
dibuktikan dengan terdapat bunyi ronkhi. 2. Memonitoring adanya sputum
1. Pasien mengeluh masih batuk
Data Subjektif : Hasil : tampak terdapat sputum
1) Pasien mengeluh batuk kering sejak 2 3. Memonitori tanda dan gejala infeksi pernafasan
minggu yang lalu. Hasil : Terdengar bunyi nafas tambahan berupa O:
Data Objektif : ronkhi. 1. Kesadaran : Composmentis
1) Kesadaran : Composmentis 4. Mengatur posisi semi-Fowler atau fowler 2. Tanda-tanda vital :
2) GCS : 15 Hasil : Pasien mengatakan merasakan nyaman Tekanan darah : 80/50 mmHg,
3) Tanda-tanda vital : ketika dalam posisi semi-fowler. Frekuensi nadi : 62 x/menit,
Tekanan darah : 80/60 mmHg, 5. Menganjurkan tarik nafas dalam melalui hidung Frekuensi pernapasan : 20 x/menit,
Frekuensi nadi : 60 x/menit, selama 4 detik, ditahan selama 2 detik, kemudian Suhu badan : 37.3 oC
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit, keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu SPo2 : 100 %.
Suhu badan : 37.8 oC (dibuktikan) selama 8 detik 3. Pasien tampak batuk
SPo2 : 100 %. Hasil: Pasien mengatakan setelah melakukan 4. Tampak terdapat sputum
4) Pasien tampak batuk kering, tarik nafas dalam dapat mengurangi batuk 5. Terdengar bunyi nafas tambahan berupa
5) Tampak tidak ada sputum kering ronkhi
6) Batuk tampak tidak efektif, 6. menanjurkan batuk dengan kuat langsung setelah 6. Pasien tampak dapat batuk efektif
7) Terdengar bunyi nafas tambahan berupa tarik napas yang ke-3
ronkhi. Hasil : Pasien tampak dapat batuk efektif A : Masalah Bersihan Jalan Nafas belum
7. Mengkolaborasi pemberian antibiotic teratasi
Hasil : Ceftriaxone 1 g/ 12 jam/iv P: Lanjutkan Interfensi
1. Identifikasi kemampuan batuk.
2. Monitor adanya sputum
3. Monitor tanda dan gejala infeksi
pernafasan
4. Atur posisi semi-Fowler atau fowler
5. Anjurkan tarik nafas dalam melalui
hidung selama 4 detik, ditahan selama 2
detik, kemudian keluarkan dari mulut
dengan bibir mencucu (dibuktikan)
selama 8 detik
6. Anjurkan batuk dengan kuat langsung
setelah tarik napas yang ke-3
7. Kolaborasi pemberian mukolitik atau
ekspektoran, jika perlu.
NRM: 24-37-10
Nama: Nn. S.N.B
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 06 -04-1999

Ruang Rawat/Unit Kerja : Interna GB217 Tanggal : 17 Mei 2022

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
No TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen 17-5-22 Pukul : 20.20
pencedera fisiologis dibuktikan dengan 17.20 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, S:
tampak meringis kesakitan frekuensi, kualitas, intensitas nyeri 1. Pasien mengeluh nyeri
Data Subjektif : Hasil : P Pasien mengatakan nyeri dibagian dada P = Pasien mengatakan saat beraktivitas
1. Pasien mengeluh nyeri dan abdomen bagian kiri dan tengah abdomen, dapat meningkat nyeri pada dada dan
P = Pasien mengatakan saat beraktivitas Pasien mengatakan nyeri bersifat hilang timubul abdomen bagian kiri dan tengah bawah.
dapat meningkat nyeri pada dada dan dan lama nyeri kurang lebih 30-40 menit, Pasien
abdomen bagian kiri dan tengah bawah. Pasien mengatakan yang dapat
mengatakan nyeri bersifat hilang timubul dan
mengurangi nyeri berupa dengan tarik
Pasien mengatakan yang dapat lama nyeri kurang lebih 30-40 menit, Terdapat
nafas dalam dan tirah baring.
mengurangi nyeri berupa dengan tarik nyeri tekan di kiri dan tengah bawah abdomen,
nafas dalam dan tirah baring. Pasien tampak meringis, dan pasien tampak Q= Pasien mengatakan nyeri seperti di
gelisah. tusuk-tusuk.
Q= Pasien mengatakan nyeri seperti di R = Pasien mengatakan nyeri dibagian
tusuk-tusuk. dada dan abdomen bagian kiri dan tengah
R = Pasien mengatakan nyeri dibagian 2. Mengidentifikasi skala nyeri
Hasil : Pasien mengatakan dari rentan skala nyeri abdomen.
dada dan abdomen bagian kiri dan
dari nilai 0-10 pasien menunjuk pada skala 5 S = Pasien mengatakan dari rentan skala
tengah abdomen.
(sedang). nyeri dari nilai 0-10 pasien menunjuk
S = Pasien mengatakan dari rentan pada skala 5 (sedang).
skala nyeri dari nilai 0-10 pasien
menunjuk pada skala 6 (sedang). 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan T = Pasien mengatakan nyeri bersifat
memperingan nyeri hilang timubul dan lama nyeri kurang
T = Pasien mengatakan nyeri bersifat lebih 30-40 menit.
Hasil : Pasien mengatakan saat beraktivitas dapat
hilang timubul dan lama nyeri kurang
meningkat nyeri pada dada dan abdomen bagian 2. Pasien mengatakan masih mengantuk
lebih 30-40 menit.
kiri dan tengah bawah, Pasien mengatakan yang O:
2. Pasien mengatakan pola tidurnya
dapat mengurangi nyeri berupa dengan tarik 1. Kesadaran : Composmentis
terganggu dimana pasien tidak pernah
nafas dalam dan tirah baring. 2. GCS : 15
tidur siang dan tidur malamnya hanya
dari jam 23.00-05.00 WITA 3. Tanda-tanda vital :
dikarenakan rasa nyeri yang dirasakan 4. Mengidentifikasi pengaruh nyeri pada kualitas Tekanan darah : 80/50 mmHg,
Data Objektif : hidup Frekuensi nadi : 60 x/menit,
Hasil : Pasien mengatakan pola tidurnya Frekuensi pernapasan : 20 x/menit,
1. Kesadaran : Composmentis Suhu badan : 37.3 oC
2. GCS : 15 terganggu dimana pasien tidak pernah tidur siang SPo2 : 100 %.
3. Tanda-tanda vital : dan tidur malamnya hanya dari jam 23.00-05.00 4. Terdapat nyeri tekan di kiri dan tengah
Tekanan darah : 80/60 mmHg, WITA dikarenakan rasa nyeri yang dirasakan dan bawah abdomen,
Frekuensi nadi : 60 x/menit, pasien tampak mengantuk 5. Pasien tampak meringis sedikit
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit, berkurang,
Suhu badan : 37.8 oC 5. Memberikan teknik nonfarmakologi untuk 6. Pasien tampak gelisah,
SPo2 : 100 %. mengurangi rasa nyeri 7. Pasien tampak mengantuk
4. Terdapat nyeri tekan di kiri dan tengah Hasil : Berupa teknin mendengarkan music dan A : Masalah nyeri akut belum teratasi
bawah abdomen, pasien mengatakan setelah mendengarkan music P: Lanjutkan Interfensi
5. Pasien tampak meringis, dapat mengurangi nyeri 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
6. Pasien tampak gelisah, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
7. Pasien tampak mengantuk 6. Memfasilitasi istirahat tidur 2. Identifikasi skala nyeri
Pasien tampak sering menguap Hasil : memberikan lingkungan yang nyaman 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
7. Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk 4. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
mengurangi rasa nyeri hidup
Hasil : Berupa tarik nafas dalam, dan pasien 5. Fasilitasi istirahat tidur
mengatakan dapat mengurangi nyeri 6. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
8. Mengkolaborasi pemberian analgetik mengurangi ras nyeri
Hasil : Cetorolac 1 g/ 12 jam/iv 7. Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu.
NRM: 24-37-10
Nama: Nn. S.N.B
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 06 -04-1999

Ruang Rawat/Unit Kerja : Interna GB217 Tanggal : 17 Mei 2022

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
No TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
4. Hipertermia berhubungan dengan proses 17-5-22 Pukul : 20.30
penyakit dibuktikan dengan suhu tubuh 17.30 1. Mengidentifikasi penyebab hipertermia S:
diatas normal Pasien mengeluh demam, Hasil : Proses penyakit
2. Memonitoring suhu tubuh 1. Pasien mengeluh sedikit demam
Data Subjektif :
Hasil : Suhu badan : 37.8 oC menurun
1. Pasien mengeluh demam 3. Melonggarkan atau lepaskan pakaian 2. Pasien mengeluh lemah.
2. Pasien mengeluh lemah. Hasil : Pasien mengatakan merasa nyaman O:
Data Objektif : setelah mengganti pakaian yang longgar dan 1. Kesadaran : Composmentis
1. Kesadaran : Composmentis pakaian yang menyerap air keringat
4. Membasahi dan kipasi permukaan tubuh
2. GCS : 15
2. GCS :15 3. Tanda-tanda vital :
Hasil : Pasien mengatakan setelah di kompres
3. Tanda-tanda vital : dan dikipasi pasien merasa demam mulai Tekanan darah : 80/50 mmHg,
Tekanan darah : 80/60 mmHg, menurun Frekuensi nadi : 62 x/menit,
Frekuensi nadi : 60 x/menit, 5. menganjurkan tirah baring Frekuensi pernapasan : 20 x/menit,
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit, Hasil : Pasien mengatakan nyama dalam posisi Suhu badan : 37.3 oC
Suhu badan : 37.8 oC tirah baring SPo2 : 100 %.
SPo2 : 100 %. 6. mengkolaborasi pemberia cairan dan elektrolit 4. Pasien tampak menggigil
4. Pasien tampak gelisah, intravena
Hasil : IVFD Ringer Laktat 500 ml/20 tetes 5. Pasien tampak gelisah,
5. Kulit teraba hangat, 6. Kulit teraba hangat,
permenit dan Paracetamol 500 mg/ PO
6. Suhu tubuh diatas normal 7. Suhu tubuh diatas normal
A : Masalah hipertermia belum teratasi
P: Lanjutkan Interfensi
1. Identifikasi penyebab hipertermia
2. Monitor suhu tubuh
3. Longgarkan atau lepaskan pakaian
4. Basahi dan kipasi permukaan tubuh
5. Anjurkan tirah baring
6. Kolaborasi pemberia cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu.

NRM: 24-37-10
Nama: Nn. S.N.B
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 06 -04-1999

Ruang Rawat/Unit Kerja : Interna GB217 Tanggal : 17 Mei 2022

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
No TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
4. Defisit nutris berhubungan dengan 17-5-22 1. mengidentifikasi status nutrisi Pukul : 20.40
ketidakmampuan mencerna makanan 17.50 Hasil : pasieng mengatakan 4 bulan yang lalu S:
dibuktikan dengan IMT dibawah normal. terjadi penurunan badan secara drastic dari 49 kg 1. Pasien mengeluh mual
Data Subjektif : menjadi 40 kg 2. Pasien mengatakan kurang nafsu makan
1. Pasien mengeluh mual 2. Memonitoring asupan makanan 3. pasien mengatakan 4 bulan yang lalu
2. Pasien mengatakan kurang nafsu makan, Hasil : Pasien mengatakan kurang nafsu makan terjadi penurunan badan secara drastic
3. pasien mengatakan 4 bulan yang lalu 3. Memonitoring berat badan dari 49 kg menjadi 40 kg
terjadi penurunan badan secara drastic Hasil : Berat Badan : 37 Kg, O:
dari 49 kg menjadi 40 kg Tinggi badan : 148 cm 1. Kesadaran : Composmentis
Data Objektif : IMT : 13.21 kg/m2 2. GCS : 15
1. Kesadaran : Composmentis 4. Lakukan oral hygiene sebelum makan 3. Tanda-tanda vital :
2. GCS : 15 Hasil : Pasien melakukan oral hygiene sebelum Tekanan darah : 80/50 mmHg,
3. Tanda-tanda vital : makan Frekuensi nadi : 62 x/menit,
Tekanan darah : 80/60 mmHg, 5. Memfasilitasi menentukan program diet Frekuensi pernapasan : 20 x/menit,
Frekuensi nadi : 60 x/menit, Hasil : Pasien menentukan program diet yang Suhu badan : 37.3 oC
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit, meningkatkan asupan nutri SPo2 : 100 %.
Suhu badan : 37.8 oC 6. Menganjurkan posisi duduk 4. Berat Badan: 37 Kg
SPo2 : 100 %. Hasil : Saat makan pasien dalam posisi duduk Tinggi badan : 148 cm
4. Berat Badan : 37 Kg 7. mengkolaborasi pemberia medikasi sebelum IMT : 13.21 kg/m2
Tinggi badan : 148 cm makan, jika perlu. 5. Porsi makan pasien tampak tidak
IMT : 13.21 kg/m2 dihabiskan,
5. Porsi makan pasien tampak tidak 6. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal
dihabiskan, 17 Mei 2022 : Glukosa ssewaktu : 84
6. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal mg/dl
17 Mei 2022 : Glukosa ssewaktu : 84 A : Masalah defisit nutrisi belum teratasi
mg/dl P: Lanjutkan Intevensi
1. Identifikasi status nutrisi
2. Monitor asupan makanan
3. Monitor berat badan
4. Fasilitasi menentukan program diet
5. Anjurkan posisi duduk, jika perlu
6. Kolaborasi pemberia medikasi sebelum
makan, jika perlu..
NRM: 24-37-10
Nama: Nn. S.N.B
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 06 -04-1999

Ruang Rawat/Unit Kerja : Interna GB217 Tanggal : 18 Mei 2022

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
No TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
Perfusi perifer tidak efektif berhubungan 18-5-22 1. Memonitoring hasil laboratorium yang di Pukul : 13.00
dengan penurunan konsentrasi hemoglobin 08.00 perlukan S:
dibuktikan dengan warna kulit pucat. Hasil : pemeriksaan laboratorium tanggal 17 Mei
1. Pasien mengeluh pusing.
Data Subjektifn : 2022: hemoglobin :6,2 g/dl, eritrosit : 3.03
Juta/uL, hematokrit : 20.7 %, leukosit : 7.2 2. Pasien mengeluh seperti kesemutan di
1. Pasien mengeluh pusing.
ribu/uL, thrombosit :526 ribu/uL, MCV :68fL, bagian kaki
2. Pasien mengeluh seperti kesemutan di
MCH : 20 pg, MCHC : 30g/dl. 3. Pasien mengeluh menggigil
bagian kaki
2. Melakukan periksa kesesuaian laboratorium
3. Pasien mengeluh menggigil
dengan penampilan klinis pasien O:
Data Objektif :
Hasil : Pasien mengeluh pusing, Pasien 10. Kesadaran : Composmentis
21) Kesadaran : Composmentis mengeluh seperti kesemutan di bagian kaki,
22) GCS : 15 11. Tanda-tanda vital :
Pasien mengeluh menggigil, Akral ekstermitas
Tekanan darah : 80/60 mmHg,
23) Tanda-tanda vital : teraba dingin, Warna kulit tampak pucat,
Frekuensi nadi : 82 x/menit,
Tekanan darah : 80/60 mmHg, Konjungtiva tampak anemis, Membrane mukosa
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit,
Frekuensi nadi : 74 x/menit, tampak anemis, Bibir tampak anemis, dan pasien
Suhu badan : 37.7 oC
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit, tampak gelisah,
SPo2 : 99 %.
Suhu badan : 38 oC 3. Menginterprestasi hasil pemeriksaan
12. Akral ekstermitas teraba dingin
SPo2 : 100 %. laboratorium
13. Warna kulit tampak pucat
24) Akral ekstermitas teraba dingin, Hasil : Pasien menerima dan memahami hasil
14. Konjungtiva tampak anemis
laboratorium bahwa pasien memiliki masalah
25) Warna kulit tampak pucat,
pada hemoglobinnya
15. Membrane mukosa tampak anemis
26) Konjungtiva tampak anemis, 4. Mengkolaborasi dengan dokter terkait hasil
16. Bibir tampak anemis
27) Membrane mukosa tampak anemis, 17. Pasien tampak gelisah
laboratorium yang di didapat
18. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal
28) Bibir tampak anemis, Hasil : rencana pemberian tranfsu PRC 3 bag ,
17 Mei 2022 : hemoglobin :6,2 g/dl,
29) Pasien tampak gelisah, double cek
eritrosit : 3.03 Juta/uL, hematokrit : 20.7
30) Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 17 %, leukosit : 7.2 ribu/uL, thrombosit :526
Mei 2022 : hemoglobin :6,2 g/dl, eritrosit : ribu/uL, MCV :68fL, MCH : 20 pg,
3.03 Juta/uL, hematokrit : 20.7 %, leukosit : MCHC : 30g/dl.
7.2 ribu/uL, thrombosit :526 ribu/uL,
MCV :68fL, MCH : 20 pg, MCHC : 30g/dl.
A : Masalah Perfusi Perifer belum teratasi
P: Lanjutkan Interfensi
1. Monitor hasil laboratorium yang di
perlukan
2. Periksa kesesuaian laboratorium dengan
penampilan klinis pasien
3. Interprestasi hasil pemeriksaan
laboratorium
4. Kolaborasi dengan dokter jika hasil
laboratorium memerlukan intervensi
media
NRM: 24-37-10
Nama: Nn. S.N.B
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 06 -04-1999

Ruang Rawat/Unit Kerja : Interna GB217 Tanggal : 18 Mei 2022

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
No TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif 18-5-22 1. Mengidentifikasi kemampuan batuk. Pukul : 13.20
berhubungan dengan hipersekresi jalan nafas 08.20 Hasil : pasien batuk tampak tidak efektif S:
dibuktikan dengan terdapat bunyi ronkhi. 2. Memonitoring adanya sputum
1. Pasien mengeluh masih batuk
Data Subjektif : Hasil : tampak terdapat sputum
1. Pasien mengeluh batuk 3. Memonitori tanda dan gejala infeksi pernafasan
Data Objektif : Hasil : Terdengar bunyi nafas tambahan berupa O:
8) Kesadaran : Composmentis ronkhi. 1. Kesadaran : Composmentis
9) GCS : 15 4. Mengatur posisi semi-Fowler atau fowler 2. Tanda-tanda vital :
10) Tanda-tanda vital : Hasil : Pasien mengatakan merasakan nyaman Tekanan darah : 80/60 mmHg,
Tekanan darah : 80/60 mmHg, ketika dalam posisi semi-fowler. Frekuensi nadi : 82 x/menit,
Frekuensi nadi : 74 x/menit, 5. Menganjurkan tarik nafas dalam melalui hidung Frekuensi pernapasan : 20 x/menit,
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit, selama 4 detik, ditahan selama 2 detik, kemudian Suhu badan : 37.7 oC
Suhu badan : 38 oC keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu SPo2 : 99%.
SPo2 : 100 %. (dibuktikan) selama 8 detik 3. Pasien tampak batuk
11) Pasien tampak batuk kering, Hasil: Pasien mengatakan setelah melakukan 4. Tampak terdapat sputum
12) Tampak terdapat sputum tarik nafas dalam dapat mengurangi batuk 5. Terdengar bunyi nafas tambahan berupa
13) Batuk tampak tidak efektif, kering ronkhi
14) Terdengar bunyi nafas tambahan berupa 6. menanjurkan batuk dengan kuat langsung setelah 6. Pasien tampak dapat batuk efektif
ronkhi. tarik napas yang ke-3
Hasil : Pasien tampak dapat batuk efektif A : Masalah Bersihan Jalan Nafas belum
7. Mengkolaborasi pemberian antibiotic teratasi
Hasil : Ceftriaxone 1 g/ 12 jam/iv P: Lanjutkan Interfensi
8. Identifikasi kemampuan batuk.
9. Monitor adanya sputum
10. Monitor tanda dan gejala infeksi
pernafasan
11. Atur posisi semi-Fowler atau fowler
12. Anjurkan tarik nafas dalam melalui
hidung selama 4 detik, ditahan selama 2
detik, kemudian keluarkan dari mulut
dengan bibir mencucu (dibuktikan)
selama 8 detik
13. Anjurkan batuk dengan kuat langsung
setelah tarik napas yang ke-3
14. Kolaborasi pemberian mukolitik atau
ekspektoran, jika perlu.
NRM: 24-37-10
Nama: Nn. S.N.B
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 06 -04-1999

Ruang Rawat/Unit Kerja : Interna GB217 Tanggal : 18 Mei 2022

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
No TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen 18-5-22 Pukul : 13.30
pencedera fisiologis dibuktikan dengan 08.30 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, S:
tampak meringis kesakitan frekuensi, kualitas, intensitas nyeri 1. Pasien mengeluh nyeri
Data Subjektif : Hasil : P Pasien mengatakan nyeri dibagian dada P = Pasien mengatakan saat beraktivitas
1. Pasien mengeluh nyeri dan abdomen bagian kiri dan tengah abdomen, dapat meningkat nyeri pada dada dan
P = Pasien mengatakan saat beraktivitas Pasien mengatakan nyeri bersifat hilang timubul abdomen bagian kiri dan tengah bawah.
dapat meningkat nyeri pada dada dan dan lama nyeri kurang lebih 25-35 menit,
abdomen bagian kiri dan tengah bawah. Pasien mengatakan yang dapat
Terdapat nyeri tekan di kiri dan tengah bawah
mengurangi nyeri berupa dengan tarik
Pasien mengatakan yang dapat abdomen, Pasien tampak meringis
nafas dalam dan tirah baring.
mengurangi nyeri berupa dengan tarik
nafas dalam dan tirah baring. 2. Mengidentifikasi skala nyeri Q= Pasien mengatakan nyeri seperti di
Hasil : Pasien mengatakan dari rentan skala nyeri tusuk-tusuk.
Q= Pasien mengatakan nyeri seperti di R = Pasien mengatakan nyeri dibagian
tusuk-tusuk. dari nilai 0-10 pasien menunjuk pada skala 4
(ringan). dada dan abdomen bagian kiri dan tengah
R = Pasien mengatakan nyeri dibagian abdomen.
dada dan abdomen bagian kiri dan
3. Identifikasi faktor yang memperberat dan S = Pasien mengatakan dari rentan skala
tengah abdomen.
memperingan nyeri nyeri dari nilai 0-10 pasien menunjuk
S = Pasien mengatakan dari rentan pada skala 3 (ringan).
skala nyeri dari nilai 0-10 pasien Hasil : Pasien mengatakan saat beraktivitas dapat
menunjuk pada skala 4 (ringan). meningkat nyeri pada dada dan abdomen bagian T = Pasien mengatakan nyeri bersifat
kiri dan tengah bawah, Pasien mengatakan yang hilang timubul dan lama nyeri kurang
T = Pasien mengatakan nyeri bersifat lebih 20-30 menit.
dapat mengurangi nyeri berupa dengan tarik
hilang timubul dan lama nyeri kurang
nafas dalam dan tirah baring. 2. Pasien mengatakan masih mengantuk
lebih 25-35 menit.
O:
Data Objektif :
1. Kesadaran : Composmentis 4. Mengidentifikasi pengaruh nyeri pada kualitas 1. Kesadaran : Composmentis
hidup 2. GCS : 15
2. GCS : 15
Hasil : Pasien mengatakan malam dapat tidur 3. Tanda-tanda vital :
3. Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 80/60 mmHg,
Tekanan darah : 80/60 mmHg,
5. Memfasilitasi istirahat tidur Frekuensi nadi : 82 x/menit,
Frekuensi nadi : 74 x/menit, Frekuensi pernapasan : 20 x/menit,
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit, Suhu badan : 37.7 oC
Suhu badan : 38 oC SPo2 : 99 %.
SPo2 : 100 %. 4. Terdapat nyeri tekan di kiri dan tengah
4. Terdapat nyeri tekan di kiri dan tengah bawah abdomen,
bawah abdomen, 5. Pasien tampak meringis sedikit
5. Pasien tampak meringis, Hasil : memberikan lingkungan yang nyaman berkurang,
6. Pasien tampak gelisah,
6. Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk 7. Pasien tampak mengantuk
mengurangi rasa nyeri A : Masalah nyeri akut belum teratasi
Hasil : Berupa tarik nafas dalam, dan pasien P: Lanjutkan Interfensi
mengatakan dapat mengurangi nyeri 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
7. Mengkolaborasi pemberian analgetik frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Hasil : Cetorolac 1 g/ 12 jam/iv 2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
4. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi ras nyeri
5. Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu.
NRM: 24-37-10
Nama: Nn. S.N.B
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 06 -04-1999

Ruang Rawat/Unit Kerja : Interna GB217 Tanggal : 18 Mei 2022

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
No TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
Hipertermia berhubungan dengan proses Pukul : 13.40
penyakit dibuktikan dengan suhu tubuh S:
diatas normal Pasien mengeluh demam, 1. Pasien mengeluh sedikit demam
Data Subjektif : menurun
1. Pasien mengeluh demam 2. Pasien mengeluh lemah.
1. Mengidentifikasi penyebab hipertermia
2. Pasien mengeluh lemah. O:
Hasil : Proses penyakit
Data Objektif : 2. Memonitoring suhu tubuh 1. Kesadaran : Composmentis
1. Kesadaran : Composmentis Hasil : Suhu badan : 38 oC 2. GCS : 15
2. GCS :15 3. Melonggarkan atau lepaskan pakaian 3. Tanda-tanda vital :
3. Tanda-tanda vital : Hasil : Pasien mengatakan merasa nyaman Tekanan darah : 80/60 mmHg,
Tekanan darah : 80/60 mmHg, setelah mengganti pakaian yang longgar dan Frekuensi nadi : 82 x/menit,
Frekuensi nadi : 74 x/menit, 18-5-22 pakaian yang menyerap air keringat
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit,
4. Membasahi dan kipasi permukaan tubuh
4. Frekuensi pernapasan : 20 x/menit, 08.40 Suhu badan : 37.7 oC
Hasil : Pasien mengatakan setelah di kompres
Suhu badan : 38 oC SPo2 : 99 %.
dan dikipasi pasien merasa demam mulai
SPo2 : 100 %. menurun 4. Pasien tampak menggigil
4. Pasien tampak gelisah, 5. menganjurkan tirah baring 5. Pasien tampak gelisah,
5. Kulit teraba hangat, Hasil : Pasien mengatakan nyama dalam posisi 6. Kulit teraba hangat,
6. Suhu tubuh diatas normal tirah baring
7. Suhu tubuh diatas normal
6. mengkolaborasi pemberia cairan dan elektrolit
A : Masalah hipertermia belum teratasi
intravena
P: Lanjutkan Interfensi
Hasil : IVFD Ringer Laktat 500 ml/20 tetes
1. Monitor suhu tubuh
permenit dan Paracetamol 500 mg/ 8 jam/ PO
2. Longgarkan atau lepaskan pakaian
3. Basahi dan kipasi permukaan tubuh
4. Anjurkan tirah baring
5. Kolaborasi pemberia cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu.
NRM: 24-37-10
Nama: Nn. S.N.B
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 06 -04-1999

Ruang Rawat/Unit Kerja : Interna GB217 Tanggal : 18 Mei 2022

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
No TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
4. Defisit nutris berhubungan dengan 18-5-22 1. Mengidentifikasi status nutrisi Pukul : 13.50
ketidakmampuan mencerna makanan 08.50 Hasil : pasieng mengatakan 4 bulan yang lalu S:
dibuktikan dengan IMT dibawah normal. terjadi penurunan badan secara drastic dari 49 kg 1. Pasien mengeluh mual
Data Subjektif : menjadi 40 kg 2. Pasien mengatakan kurang nafsu makan
4. Pasien mengeluh mual 2. Memonitoring asupan makanan 3. pasien mengatakan 4 bulan yang lalu
5. Pasien mengatakan kurang nafsu makan, Hasil : Pasien mengatakan kurang nafsu makan terjadi penurunan badan secara drastic
6. pasien mengatakan 4 bulan yang lalu 3. Memonitoring berat badan dari 49 kg menjadi 40 kg
terjadi penurunan badan secara drastic Hasil : Berat Badan : 37 Kg, O:
dari 49 kg menjadi 40 kg Tinggi badan : 148 cm 4. Kesadaran : Composmentis
Data Objektif : IMT : 13.21 kg/m2 5. GCS : 15
7. Kesadaran : Composmentis 4. Memfasilitasi menentukan program diet 6. Tanda-tanda vital :
8. GCS : 15 Hasil : Pasien menentukan program diet yang Tekanan darah : 80/50 mmHg,
9. Tanda-tanda vital : meningkatkan asupan nutri Frekuensi nadi : 62 x/menit,
Tekanan darah : 80/60 mmHg, 5. Menganjurkan posisi duduk Frekuensi pernapasan : 20 x/menit,
Frekuensi nadi : 60 x/menit, Hasil : Saat makan pasien dalam posisi duduk Suhu badan : 37.3 oC
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit, 6. mengkolaborasi pemberia medikasi sebelum SPo2 : 100 %.
Suhu badan : 37.8 oC makan, jika perlu. 7. Berat Badan: 37 Kg
SPo2 : 100 %. Tinggi badan : 148 cm
10. Berat Badan : 37 Kg IMT : 13.21 kg/m2
Tinggi badan : 148 cm 8. Porsi makan pasien tampak tidak
IMT : 13.21 kg/m2 dihabiskan,
11. Porsi makan pasien tampak tidak 9. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal
dihabiskan, 17 Mei 2022 : Glukosa ssewaktu : 84
12. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal mg/dl
17 Mei 2022 : Glukosa ssewaktu : 84 A : Masalah defisit nutrisi belum teratasi
mg/dl P: Lanjutkan Intevensi
1. Identifikasi status nutrisi
2. Monitor asupan makanan
3. Monitor berat badan
4. Fasilitasi menentukan program diet
5. Anjurkan posisi duduk, jika perlu
6. Kolaborasi pemberia medikasi sebelum
makan, jika perlu..
NRM: 24-37-10
Nama: Nn. S.N.B
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 06 -04-1999

Ruang Rawat/Unit Kerja : Interna GB217 Tanggal : 19 Mei 2022

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
No TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
Perfusi perifer tidak efektif berhubungan 19-5-22 1. Memonitoring hasil laboratorium yang di Pukul : 11.00
dengan penurunan konsentrasi hemoglobin 08.00 perlukan S:
dibuktikan dengan warna kulit pucat. Hasil : pemeriksaan laboratorium tanggal 17 Mei
1. Pasien mengeluh pusing.
Data Subjektifn : 2022: hemoglobin :6,2 g/dl, eritrosit : 3.03
Juta/uL, hematokrit : 20.7 %, leukosit : 7.2 2. Pasien mengeluh seperti kesemutan di
4. Pasien mengeluh pusing.
ribu/uL, thrombosit :526 ribu/uL, MCV :68fL, bagian kaki
5. Pasien mengeluh seperti kesemutan di
MCH : 20 pg, MCHC : 30g/dl. Hasil 3. Pasien mengeluh menggigil sedikit
bagian kaki
pemeriksaan laboratorium tanggal 19 Mei 2022 : menurun
6. Pasien mengeluh menggigil
Ureum : 16 mg/dl, Kreatinin : 0.6 mg/dl
Data Objektif :
2. Melakukan periksa kesesuaian laboratorium O:
31) Kesadaran : Composmentis dengan penampilan klinis pasien 1. Kesadaran : Composmentis
32) GCS : 15 Hasil : Pasien mengeluh pusing, Pasien
2. Tanda-tanda vital :
33) Tanda-tanda vital : mengeluh seperti kesemutan di bagian kaki,
Tekanan darah : 80/60 mmHg,
Tekanan darah : 80/60 mmHg, Pasien mengeluh menggigil, Akral ekstermitas
Frekuensi nadi : 82 x/menit,
Frekuensi nadi : 98 x/menit, teraba dingin, Warna kulit tampak pucat,
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit,
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit, Konjungtiva tampak anemis, Membrane mukosa
Suhu badan : 37.7 oC
Suhu badan : 38.2 oC tampak anemis, Bibir tampak anemis, dan pasien
SPo2 : 99 %.
SPo2 : 100 %. tampak gelisah,
3. Akral ekstermitas teraba dingin
34) Akral ekstermitas teraba dingin, 3. Menginterprestasi hasil pemeriksaan
4. Warna kulit tampak pucat
laboratorium
35) Warna kulit tampak pucat,
Hasil : Pasien menerima dan memahami hasil
5. Konjungtiva tampak anemis
36) Konjungtiva tampak anemis, laboratorium bahwa pasien memiliki masalah
6. Membrane mukosa tampak anemis
37) Membrane mukosa tampak anemis, 7. Bibir tampak anemis
pada hemoglobinnya
8. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal
38) Bibir tampak anemis, 4. Mengkolaborasi dengan dokter terkait hasil
17 Mei 2022 : hemoglobin :6,2 g/dl,
39) Pasien tampak gelisah, laboratorium yang di didapat
eritrosit : 3.03 Juta/uL, hematokrit : 20.7
Hasil : Transfusi PRC 1 Bag, double cek,
40) Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 17
golongan darah B, jumlah kurang lebih 200 cc. ( 2
%, leukosit : 7.2 ribu/uL, thrombosit :526
Mei 2022 : hemoglobin :6,2 g/dl, eritrosit : ribu/uL, MCV :68fL, MCH : 20 pg,
bag lagi perhari 1 bag) + diphenhydramin 1
3.03 Juta/uL, hematokrit : 20.7 %, leukosit : MCHC : 30g/dl.
ml/pre tranfusi
7.2 ribu/uL, thrombosit :526 ribu/uL, Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal
MCV :68fL, MCH : 20 pg, MCHC : 30g/dl. 19 Mei 2022 : Ureum : 16 mg/dl,
Kreatinin : 0.6 mg/dl

A : Masalah Perfusi Perifer belum teratasi


P: Lanjutkan Interfensi
1. Monitor hasil laboratorium yang di
perlukan
2. Periksa kesesuaian laboratorium dengan
penampilan klinis pasien
3. Interprestasi hasil pemeriksaan
laboratorium
4. Kolaborasi dengan dokter jika hasil
laboratorium memerlukan intervensi
media
NRM: 24-37-10
Nama: Nn. S.N.B
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 06 -04-1999

Ruang Rawat/Unit Kerja : Interna GB217 Tanggal : 19 Mei 2022

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
No TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif 19-5-22 1. Mengidentifikasi kemampuan batuk. Pukul : 11.10
berhubungan dengan hipersekresi jalan nafas 08.10 Hasil : pasien batuk tampak tidak efektif S:
dibuktikan dengan terdapat bunyi ronkhi. 2. Memonitoring adanya sputum
1. Pasien mengeluh masih batuk
Data Subjektif : Hasil : tampak terdapat sputum
1. Pasien mengeluh batuk 3. Memonitori tanda dan gejala infeksi pernafasan
Data Objektif : Hasil : Terdengar bunyi nafas tambahan berupa O:
1. Kesadaran : Composmentis ronkhi. 1. Kesadaran : Composmentis
2. GCS : 15 4. Mengatur posisi semi-Fowler atau fowler 2. Tanda-tanda vital :
3. Tanda-tanda vital : Hasil : Pasien mengatakan merasakan nyaman Tekanan darah : 80/50 mmHg,
Tekanan darah : 80/60 mmHg, ketika dalam posisi semi-fowler. Frekuensi nadi : 82 x/menit,
Frekuensi nadi : 98 x/menit, 5. Menganjurkan tarik nafas dalam melalui hidung Frekuensi pernapasan : 20 x/menit,
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit, selama 4 detik, ditahan selama 2 detik, kemudian Suhu badan : 38 oC
Suhu badan : 38.2 oC keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu SPo2 : 99%.
SPo2 : 99 %. (dibuktikan) selama 8 detik 3. Pasien tampak batuk
4. Pasien tampak batuk, Hasil: Pasien mengatakan setelah melakukan 4. Tampak terdapat sputum
5. Tampak terdapat sputum tarik nafas dalam dapat mengurangi batuk 5. Terdengar bunyi nafas tambahan berupa
6. Batuk tampak tidak efektif, kering ronkhi
7. Terdengar bunyi nafas tambahan berupa 6. menanjurkan batuk dengan kuat langsung setelah 6. Pasien tampak dapat batuk efektif
ronkhi. tarik napas yang ke-3
Hasil : Pasien tampak dapat batuk efektif A : Masalah Bersihan Jalan Nafas belum
7. Mengkolaborasi pemberian antibiotic teratasi
Hasil : Ceftriaxone 1 g/ 12 jam/iv P: Lanjutkan Interfensi
1. Identifikasi kemampuan batuk.
2. Monitor adanya sputum
3. Monitor tanda dan gejala infeksi
pernafasan
4. Atur posisi semi-Fowler atau fowler
5. Anjurkan tarik nafas dalam melalui
hidung selama 4 detik, ditahan selama 2
detik, kemudian keluarkan dari mulut
dengan bibir mencucu (dibuktikan)
selama 8 detik
6. Anjurkan batuk dengan kuat langsung
setelah tarik napas yang ke-3
7. Kolaborasi pemberian mukolitik atau
ekspektoran, jika perlu.
NRM: 24-37-10
Nama: Nn. S.N.B
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 06 -04-1999

Ruang Rawat/Unit Kerja : Interna GB217 Tanggal : 19 Mei 2022

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
No TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
Nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisiologis dibuktikan dengan 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
tampak meringis kesakitan frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Data Subjektif : Hasil : PQRST teratasi Pukul : 11.20
PQRST teratasi S: PQRST Teratasi
Data Objektif : 2. Mengidentifikasi skala nyeri O:
1. Kesadaran : Composmentis Hasil : PQRST teratasi 1. Kesadaran : Composmentis
2. GCS : 15 2. GCS : 15
3. Tanda-tanda vital : 3. Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan 3. Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 80/60 mmHg, memperingan nyeri Tekanan darah : 80/50 mmHg,
19-5-22
3. Frekuensi nadi : 98 x/menit, Hasil : PGRST teratasi Frekuensi nadi : 82 x/menit,
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit, 08.20 4. Mengidentifikasi pengaruh nyeri pada kualitas Frekuensi pernapasan : 20 x/menit,
Suhu badan : 38,2 oC hidup Suhu badan : 38 oC
SPo2 : 99 %. Hasil : : PGRST teratasi SPo2 : 99%.
dapat mengurangi nyeri 4. Pasien tampak mengantuk
A : Masalah nyeri akut sudah teratasi
5. Memfasilitasi istirahat tidur P: Pertahankan Intervensi
Hasil : memberikan lingkungan yang nyaman

6. Mengkolaborasi pemberian analgetik


Hasil : Cetorolac 1 g/ 12 jam/iv di hentikan
NRM: 24-37-10
Nama: Nn. S.N.B
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 06 -04-1999

Ruang Rawat/Unit Kerja : Interna GB217 Tanggal : 19 Mei 2022

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
No TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
4. Hipertermia berhubungan dengan proses 19-5-22 Pukul : 11.30
penyakit dibuktikan dengan suhu tubuh 08.30 1. Mengidentifikasi penyebab hipertermia S:
diatas normal Pasien mengeluh demam, Hasil : Proses penyakit
2. Memonitoring suhu tubuh 1. Pasien mengeluh sedikit demam
Data Subjektif :
Hasil : Suhu badan : 38.2 oC menurun
1. Pasien mengeluh demam 3. Melonggarkan atau lepaskan pakaian 2. Pasien mengeluh lemah.
2. Pasien mengeluh lemah. Hasil : Pasien mengatakan merasa nyaman O:
setelah mengganti pakaian yang longgar dan 1. Kesadaran : Composmentis
Data Objektif : pakaian yang menyerap air keringat
4. Membasahi dan kipasi permukaan tubuh
2. GCS : 15
1. Kesadaran : Composmentis 3. Tanda-tanda vital :
Hasil : Pasien mengatakan setelah di kompres
2. GCS :15 Tekanan darah : 80/50 mmHg,
dan dikipasi pasien merasa demam mulai
3. Tanda-tanda vital : menurun Frekuensi nadi : 82 x/menit,
Tekanan darah : 80/60 mmHg, 5. menganjurkan tirah baring Frekuensi pernapasan : 20 x/menit,
Frekuensi nadi : 98 x/menit, Hasil : Pasien mengatakan nyama dalam posisi Suhu badan : 38 oC
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit, tirah baring SPo2 : 99%.
Suhu badan : 38,2 oC 6. mengkolaborasi pemberia cairan dan elektrolit 4. Pasien tampak menggigil
SPo2 : 99 %. intravena 5. Pasien tampak gelisah,
4. Pasien tampak menggigil Hasil : IVFD Ringer Laktat 500 ml/20 tetes 6. Kulit teraba hangat,
5. Pasien tampak gelisah, permenit dan Paracetamol 500 mg/ 8 jam/PO
7. Suhu tubuh diatas normal
6. Kulit teraba hangat, A : Masalah hipertermia belum teratasi
7. Suhu tubuh diatas normal P: Lanjutkan Interfensi
1. Monitor suhu tubuh
2. Longgarkan atau lepaskan pakaian
3. Basahi dan kipasi permukaan tubuh
4. Anjurkan tirah baring
5. Kolaborasi pemberia cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu.
NRM: 24-37-10
Nama: Nn. S.N.B
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 06 -04-1999

Ruang Rawat/Unit Kerja : Interna GB217 Tanggal : 19 Mei 2022

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
No TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
4. Defisit nutris berhubungan dengan 19-5-22 1. Mengidentifikasi status nutrisi Pukul : 11.40
ketidakmampuan mencerna makanan 08.40 Hasil : pasieng mengatakan 4 bulan yang lalu S:
dibuktikan dengan IMT dibawah normal. terjadi penurunan badan secara drastic dari 49 kg 1. Pasien mengeluh mual
Data Subjektif : menjadi 40 kg 2. Pasien mengatakan kurang nafsu makan
1. Pasien mengeluh mual 2. Memonitoring asupan makanan O:
2. Pasien mengatakan kurang nafsu makan, Hasil : Pasien mengatakan kurang nafsu makan 1. Kesadaran : Composmentis
3. Memonitoring berat badan 2. GCS : 15
Data Objektif : Hasil : Berat Badan : 37 Kg, 3. Tanda-tanda vital :
1. Kesadaran : Composmentis Tinggi badan : 148 cm Tekanan darah : 80/50 mmHg,
2. GCS : 15 IMT : 13.21 kg/m2 Frekuensi nadi : 62 x/menit,
3. Tanda-tanda vital : 4. Memfasilitasi menentukan program diet Frekuensi pernapasan : 20 x/menit,
Tekanan darah : 80/60 mmHg, Hasil : Pasien menentukan program diet yang Suhu badan : 37.3 oC
Frekuensi nadi : 60 x/menit, meningkatkan asupan nutri SPo2 : 100 %.
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit, 5. Menganjurkan posisi duduk 4. Berat Badan : 37 Kg
Suhu badan : 37.8 oC Hasil : Saat makan pasien dalam posisi duduk Tinggi badan : 148 cm
SPo2 : 100 %. 6. mengkolaborasi pemberia medikasi sebelum IMT : 13.21 kg/m2
4. Berat Badan : 37 Kg makan, jika perlu. 5. Porsi makan pasien tampak tidak
Tinggi badan : 148 cm dihabiskan,
IMT : 13.21 kg/m2 6. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal
5. Porsi makan pasien tampak tidak 17 Mei 2022 : Glukosa ssewaktu : 84
dihabiskan, mg/dl
6. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal A : Masalah defisit nutrisi belum teratasi
17 Mei 2022 : Glukosa ssewaktu : 84 P: Lanjutkan Intevensi
mg/dl 1. Identifikasi status nutrisi
2. Monitor asupan makanan
3. Monitor berat badan
4. Fasilitasi menentukan program diet
5. Anjurkan posisi duduk, jika perlu
6. Kolaborasi pemberia medikasi sebelum
makan, jika perlu..
NRM: 24-37-10
Nama: Nn. S.N.B
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 06 -04-1999

Ruang Rawat/Unit Kerja : Interna GB217 Tanggal : 19 Mei 2022

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
No TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
Perfusi perifer tidak efektif berhubungan 19-5-22 1. Memonitoring hasil laboratorium yang di Pukul : 17.10
dengan penurunan konsentrasi hemoglobin 15.10 perlukan S:
dibuktikan dengan warna kulit pucat. Hasil : pemeriksaan laboratorium tanggal 17 Mei
1. Pasien mengeluh pusing.
Data Subjektifn : 2022: hemoglobin :6,2 g/dl, eritrosit : 3.03
1. Pasien mengeluh pusing. Juta/uL, hematokrit : 20.7 %, leukosit : 7.2 2. Pasien mengeluh seperti kesemutan di
ribu/uL, thrombosit :526 ribu/uL, MCV :68fL, bagian kaki
2. Pasien mengeluh seperti kesemutan di
bagian kaki MCH : 20 pg, MCHC : 30g/dl. Hasil 3. Pasien mengeluh menggigil sedikit
pemeriksaan laboratorium tanggal 19 Mei 2022 : menurun
3. Pasien mengeluh menggigil
Ureum : 16 mg/dl, Kreatinin : 0.6 mg/dl
Data Objektif :
2. Melakukan periksa kesesuaian laboratorium O:
1. Kesadaran : Composmentis
dengan penampilan klinis pasien 1. Kesadaran : Composmentis
2. GCS : 15
Hasil : Pasien mengeluh pusing, Pasien
3. Tanda-tanda vital : 2. Tanda-tanda vital :
mengeluh seperti kesemutan di bagian kaki,
Tekanan darah : 80/60 mmHg, Tekanan darah : 80/60 mmHg,
Pasien mengeluh menggigil, Akral ekstermitas
Frekuensi nadi : 98 x/menit, Frekuensi nadi : 86 x/menit,
teraba dingin, Warna kulit tampak pucat,
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit, Frekuensi pernapasan : 20 x/menit,
Konjungtiva tampak anemis, Membrane mukosa
Suhu badan : 38 oC Suhu badan : 37.7 oC
tampak anemis, Bibir tampak anemis, dan pasien
SPo2 : 100 %. SPo2 : 99 %.
tampak gelisah,
4. Akral ekstermitas teraba dingin, 3. Akral ekstermitas teraba dingin
3. Menginterprestasi hasil pemeriksaan
5. Warna kulit tampak pucat, 4. Warna kulit tampak pucat
laboratorium
6. Konjungtiva tampak anemis, 5. Konjungtiva tampak anemis
Hasil : Pasien menerima dan memahami hasil
7. Membrane mukosa tampak anemis, 6. Membrane mukosa tampak anemis
laboratorium bahwa pasien memiliki masalah
8. Bibir tampak anemis, 7. Bibir tampak anemis
pada hemoglobinnya
9. Pasien tampak gelisah, 4. Mengkolaborasi dengan dokter terkait hasil 8. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal
10. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 17 Mei 2022 : hemoglobin :6,2 g/dl,
laboratorium yang di didapat
17 Mei 2022 : hemoglobin :6,2 g/dl, eritrosit : 3.03 Juta/uL, hematokrit : 20.7
Hasil : Transfusi PRC post 1 Bag, double cek,
eritrosit : 3.03 Juta/uL, hematokrit : 20.7 %, leukosit : 7.2 ribu/uL,
%, leukosit : 7.2 ribu/uL, thrombosit :526 ribu/uL, MCV :68fL,
thrombosit :526 ribu/uL, MCV :68fL, MCH : 20 pg, MCHC : 30g/dl.
MCH : 20 pg, MCHC : 30g/dl. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal
19 Mei 2022 : Ureum : 16 mg/dl,
Kreatinin : 0.6 mg/dl

golongan darah B, jumlah kurang lebih 200 cc. ( 2 A : Masalah Perfusi Perifer belum teratasi
bag lagi perhari 1 bag) + diphenhydramin 1 P: Lanjutkan Interfensi
ml/pre tranfusi 1. Monitor hasil laboratorium yang di
perlukan
2. Periksa kesesuaian laboratorium dengan
penampilan klinis pasien
3. Interprestasi hasil pemeriksaan
laboratorium
4. Kolaborasi dengan dokter jika hasil
laboratorium memerlukan intervensi
media
NRM: 24-37-10
Nama: Nn. S.N.B
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 06 -04-1999

Ruang Rawat/Unit Kerja : Interna GB217 Tanggal : 19 Mei 2022

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
No TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif 19-5-22 1. Mengidentifikasi kemampuan batuk. Pukul : 17.20
berhubungan dengan hipersekresi jalan nafas 15.20 Hasil : pasien batuk tampak tidak efektif S:
dibuktikan dengan terdapat bunyi ronkhi. 2. Memonitoring adanya sputum
1. Pasien mengeluh masih batuk
Data Subjektif : Hasil : tampak terdapat sputum
1. Pasien mengeluh batuk 3. Memonitori tanda dan gejala infeksi pernafasan
Data Objektif : Hasil : Terdengar bunyi nafas tambahan berupa O:
1. Kesadaran : Composmentis ronkhi. 1. Kesadaran : Composmentis
2. GCS : 15 4. Mengatur posisi semi-Fowler atau fowler 2. Tanda-tanda vital :
3. Tanda-tanda vital : Hasil : Pasien mengatakan merasakan nyaman Tekanan darah : 80/50 mmHg,
Tekanan darah : 80/60 mmHg, ketika dalam posisi semi-fowler. Frekuensi nadi : 86 x/menit,
Frekuensi nadi : 98 x/menit, 5. Menganjurkan tarik nafas dalam melalui hidung Frekuensi pernapasan : 20 x/menit,
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit, selama 4 detik, ditahan selama 2 detik, kemudian Suhu badan : 37.7 oC
Suhu badan : 38 oC keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu SPo2 : 99%.
SPo2 : 99 %. (dibuktikan) selama 8 detik 3. Pasien tampak batuk
4. Pasien tampak batuk, Hasil: Pasien mengatakan setelah melakukan 4. Tampak terdapat sputum
5. Tampak terdapat sputum tarik nafas dalam dapat mengurangi batuk 5. Terdengar bunyi nafas tambahan berupa
6. Batuk tampak tidak efektif, kering ronkhi
7. Terdengar bunyi nafas tambahan berupa 6. menanjurkan batuk dengan kuat langsung setelah 6. Pasien tampak dapat batuk efektif
ronkhi. tarik napas yang ke-3
Hasil : Pasien tampak dapat batuk efektif A : Masalah Bersihan Jalan Nafas belum
7. Mengkolaborasi pemberian antibiotic teratasi
Hasil : Ceftriaxone 1 g/ 12 jam/iv P: Lanjutkan Interfensi
1. Identifikasi kemampuan batuk.
2. Monitor adanya sputum
3. Monitor tanda dan gejala infeksi
pernafasan
4. Atur posisi semi-Fowler atau fowler
5. Anjurkan tarik nafas dalam melalui
hidung selama 4 detik, ditahan selama 2
detik, kemudian keluarkan dari mulut
dengan bibir mencucu (dibuktikan)
selama 8 detik
6. Anjurkan batuk dengan kuat langsung
setelah tarik napas yang ke-3
7. Kolaborasi pemberian mukolitik atau
ekspektoran, jika perlu.
NRM: 24-37-10
Nama: Nn. S.N.B
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 06 -04-1999

Ruang Rawat/Unit Kerja : Interna GB217 Tanggal : 19 Mei 2022

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
No TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
Hipertermia berhubungan dengan proses Pukul : 17.30
penyakit dibuktikan dengan suhu tubuh S:
diatas normal Pasien mengeluh demam, 1. Pasien mengeluh sedikit demam
Data Subjektif : menurun
1. Pasien mengeluh demam 2. Pasien mengeluh lemah.
1. Mengidentifikasi penyebab hipertermia
2. Pasien mengeluh lemah. Hasil : Proses penyakit O:
2. Memonitoring suhu tubuh 1. Kesadaran : Composmentis
Data Objektif : Hasil : Suhu badan : 38.2 oC 2. GCS : 15
1. Kesadaran : Composmentis 3. Melonggarkan atau lepaskan pakaian 3. Tanda-tanda vital :
2. GCS :15 Hasil : Pasien mengatakan merasa nyaman
Tekanan darah : 80/50 mmHg,
3. Tanda-tanda vital : setelah mengganti pakaian yang longgar dan
Frekuensi nadi : 86 x/menit,
pakaian yang menyerap air keringat
Tekanan darah : 80/60 mmHg, 19-5-22 Frekuensi pernapasan : 20 x/menit,
4. Membasahi dan kipasi permukaan tubuh
3. Frekuensi nadi : 98 x/menit, Suhu badan : 37.7 oC
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit, 15.30 Hasil : Pasien mengatakan setelah di kompres
SPo2 : 99%.
dan dikipasi pasien merasa demam mulai
Suhu badan : 38 oC 4. Pasien tampak menggigil
menurun
SPo2 : 99 %. 5. Pasien tampak gelisah,
5. menganjurkan tirah baring
4. Pasien tampak menggigil Hasil : Pasien mengatakan nyama dalam posisi 6. Kulit teraba hangat,
5. Pasien tampak gelisah, tirah baring 7. Suhu tubuh diatas normal
6. Kulit teraba hangat, 6. mengkolaborasi pemberia cairan dan elektrolit A : Masalah hipertermia belum teratasi
7. Suhu tubuh diatas normal intravena P: Lanjutkan Interfensi
Hasil : IVFD Ringer Laktat 500 ml/20 tetes 1. Monitor suhu tubuh
permenit dan Paracetamol 500 mg/ 8 jam/PO 2. Longgarkan atau lepaskan pakaian
3. Basahi dan kipasi permukaan tubuh
4. Anjurkan tirah baring
5. Kolaborasi pemberia cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu.
NRM: 24-37-10
Nama: Nn. S.N.B
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 06 -04-1999

Ruang Rawat/Unit Kerja : Interna GB217 Tanggal : 19 Mei 2022

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
No TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
4. Defisit nutris berhubungan dengan 19-5-22 1. Mengidentifikasi status nutrisi Pukul : 17.40
ketidakmampuan mencerna makanan 15.40 Hasil : pasieng mengatakan 4 bulan yang lalu S:
dibuktikan dengan IMT dibawah normal. terjadi penurunan badan secara drastic dari 49 kg 1. Pasien mengeluh mual
Data Subjektif : menjadi 40 kg 2. Pasien mengatakan kurang nafsu makan
1. Pasien mengeluh mual 2. Memonitoring asupan makanan O:
2. Pasien mengatakan kurang nafsu makan, Hasil : Pasien mengatakan kurang nafsu makan 1. Kesadaran : Composmentis
3. Memonitoring berat badan 2. GCS : 15
Data Objektif : Hasil : Berat Badan : 37 Kg, 3. Tanda-tanda vital :
1. Kesadaran : Composmentis Tinggi badan : 148 cm Tekanan darah : 80/50 mmHg,
2. GCS : 15 IMT : 13.21 kg/m2 Frekuensi nadi : 62 x/menit,
3. Tanda-tanda vital : 4. Memfasilitasi menentukan program diet Frekuensi pernapasan : 20 x/menit,
Tekanan darah : 80/60 mmHg, Hasil : Pasien menentukan program diet yang Suhu badan : 37.3 oC
Frekuensi nadi : 60 x/menit, meningkatkan asupan nutri SPo2 : 100 %.
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit, 5. Menganjurkan posisi duduk 4. Berat Badan : 37 Kg
Suhu badan : 37.8 oC Hasil : Saat makan pasien dalam posisi duduk Tinggi badan : 148 cm
SPo2 : 100 %. 6. mengkolaborasi pemberia medikasi sebelum IMT : 13.21 kg/m2
4. Berat Badan : 37 Kg makan, jika perlu. 5. Porsi makan pasien tampak tidak
Tinggi badan : 148 cm dihabiskan,
IMT : 13.21 kg/m2 6. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal
5. Porsi makan pasien tampak tidak 17 Mei 2022 : Glukosa ssewaktu : 84
dihabiskan, mg/dl
6. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal A : Masalah defisit nutrisi belum teratasi
17 Mei 2022 : Glukosa ssewaktu : 84 P: Lanjutkan Intevensi
mg/dl 1. Identifikasi status nutrisi
2. Monitor asupan makanan
3. Monitor berat badan
4. Fasilitasi menentukan program diet
5. Anjurkan posisi duduk, jika perlu
6. Kolaborasi pemberia medikasi sebelum
makan, jika perlu..
NRM: 24-37-10
Nama: Nn. S.N.B
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 06 -04-1999

Ruang Rawat/Unit Kerja : Interna GB217 Tanggal : 19 Mei 2022

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
No TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
Perfusi perifer tidak efektif berhubungan 19-5-22 1. Memonitoring hasil laboratorium yang di Pukul : 06.00
dengan penurunan konsentrasi hemoglobin 22.00 perlukan S:
dibuktikan dengan warna kulit pucat. Hasil : pemeriksaan laboratorium tanggal 17 Mei
1. Pasien mengeluh pusing.
Data Subjektifn : 2022: hemoglobin :6,2 g/dl, eritrosit : 3.03
1. Pasien mengeluh pusing. Juta/uL, hematokrit : 20.7 %, leukosit : 7.2 2. Pasien mengeluh seperti kesemutan di
ribu/uL, thrombosit :526 ribu/uL, MCV :68fL, bagian kaki
2. Pasien mengeluh seperti kesemutan di
bagian kaki MCH : 20 pg, MCHC : 30g/dl. Hasil
pemeriksaan laboratorium tanggal 19 Mei 2022 : O:
3. Pasien mengeluh menggigil
Ureum : 16 mg/dl, Kreatinin : 0.6 mg/dl 1. Kesadaran : Composmentis
Data Objektif :
2. Melakukan periksa kesesuaian laboratorium 2. Tanda-tanda vital :
1. Kesadaran : Composmentis
dengan penampilan klinis pasien Tekanan darah : 80/60 mmHg,
2. GCS : 15
Hasil : Pasien mengeluh pusing, Pasien Frekuensi nadi : 90 x/menit,
3. Tanda-tanda vital :
mengeluh seperti kesemutan di bagian kaki, Frekuensi pernapasan : 20 x/menit,
Tekanan darah : 80/50 mmHg,
Pasien mengeluh menggigil, Akral ekstermitas Suhu badan : 37.2 oC
Frekuensi nadi : 98 x/menit,
teraba dingin, Warna kulit tampak pucat, SPo2 : 99 %.
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit,
Konjungtiva tampak anemis, Membrane mukosa 3. Akral ekstermitas teraba dingin
Suhu badan : 37.5 oC
tampak anemis, Bibir tampak anemis, dan pasien 4. Warna kulit tampak pucat
SPo2 : 99 %.
tampak gelisah, 5. Konjungtiva tampak anemis
4. Akral ekstermitas teraba dingin,
3. Menginterprestasi hasil pemeriksaan 6. Membrane mukosa tampak anemis
5. Warna kulit tampak pucat,
laboratorium 7. Bibir tampak anemis
6. Konjungtiva tampak anemis,
Hasil : Pasien menerima dan memahami hasil 8. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal
7. Membrane mukosa tampak anemis,
laboratorium bahwa pasien memiliki masalah 17 Mei 2022 : hemoglobin :6,2 g/dl,
8. Bibir tampak anemis, pada hemoglobinnya eritrosit : 3.03 Juta/uL, hematokrit : 20.7
9. Pasien tampak gelisah, 4. Mengkolaborasi dengan dokter terkait hasil %, leukosit : 7.2 ribu/uL,
10. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal laboratorium yang di didapat
17 Mei 2022 : hemoglobin :6,2 g/dl, thrombosit :526 ribu/uL, MCV :68fL,
Hasil : Transfusi PRC post 1 Bag, double cek, MCH : 20 pg, MCHC : 30g/dl.
eritrosit : 3.03 Juta/uL, hematokrit : 20.7 golongan darah B, jumlah kurang lebih 200 cc. ( 2
%, leukosit : 7.2 ribu/uL, Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal
bag lagi perhari 1 bag) + diphenhydramin 1 19 Mei 2022 : Ureum : 16 mg/dl,
thrombosit :526 ribu/uL, MCV :68fL, ml/pre tranfusi
MCH : 20 pg, MCHC : 30g/dl. Kreatinin : 0.6 mg/dl
A : Masalah Perfusi Perifer belum teratasi
P: Lanjutkan Interfensi
1. Monitor hasil laboratorium yang di
perlukan
2. Periksa kesesuaian laboratorium dengan
penampilan klinis pasien
3. Interprestasi hasil pemeriksaan
laboratorium
4. Kolaborasi dengan dokter jika hasil
laboratorium memerlukan intervensi
media
NRM: 24-37-10
Nama: Nn. S.N.B
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 06 -04-1999

Ruang Rawat/Unit Kerja : Interna GB217 Tanggal : 19 Mei 2022

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
No TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif 19-5-22 1. Mengidentifikasi kemampuan batuk. Pukul : 06.10
berhubungan dengan hipersekresi jalan nafas 22.20 Hasil : pasien batuk tampak tidak efektif S:
dibuktikan dengan terdapat bunyi ronkhi. 2. Memonitoring adanya sputum
1. Pasien mengeluh masih batuk
Data Subjektif : Hasil : tampak terdapat sputum
1. Pasien mengeluh batuk 3. Memonitori tanda dan gejala infeksi pernafasan
Data Objektif : Hasil : Terdengar bunyi nafas tambahan berupa O:
1. Kesadaran : Composmentis ronkhi. 1. Kesadaran : Composmentis
2. GCS : 15 4. Mengatur posisi semi-Fowler atau fowler 2. Tanda-tanda vital :
3. Tanda-tanda vital : Hasil : Pasien mengatakan merasakan nyaman Tekanan darah : 80/50 mmHg,
Tekanan darah : 80/50 mmHg, ketika dalam posisi semi-fowler. Frekuensi nadi : 86 x/menit,
Frekuensi nadi : 98 x/menit, 5. Menganjurkan tarik nafas dalam melalui hidung Frekuensi pernapasan : 20 x/menit,
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit, selama 4 detik, ditahan selama 2 detik, kemudian Suhu badan : 37.7 oC
Suhu badan : 37.5 oC keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu SPo2 : 99%.
SPo2 : 99 %. (dibuktikan) selama 8 detik 3. Pasien tampak batuk
4. Pasien tampak batuk, Hasil: Pasien mengatakan setelah melakukan 4. Tampak terdapat sputum
5. Tampak terdapat sputum tarik nafas dalam dapat mengurangi batuk 5. Terdengar bunyi nafas tambahan berupa
6. Batuk tampak tidak efektif, kering ronkhi
7. Terdengar bunyi nafas tambahan berupa 6. menanjurkan batuk dengan kuat langsung setelah 6. Pasien tampak dapat batuk efektif
ronkhi. tarik napas yang ke-3
Hasil : Pasien tampak dapat batuk efektif A : Masalah Bersihan Jalan Nafas belum
7. Mengkolaborasi pemberian antibiotic teratasi
Hasil : Ceftriaxone 1 g/ 12 jam/iv P: Lanjutkan Interfensi
1. Identifikasi kemampuan batuk.
2. Monitor adanya sputum
3. Monitor tanda dan gejala infeksi
pernafasan
4. Atur posisi semi-Fowler atau fowler
5. Anjurkan tarik nafas dalam melalui
hidung selama 4 detik, ditahan selama 2
detik, kemudian keluarkan dari mulut
dengan bibir mencucu (dibuktikan)
selama 8 detik
6. Anjurkan batuk dengan kuat langsung
setelah tarik napas yang ke-3
7. Kolaborasi pemberian mukolitik atau
ekspektoran, jika perlu.
NRM: 24-37-10
Nama: Nn. S.N.B
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 06 -04-1999

Ruang Rawat/Unit Kerja : Interna GB217 Tanggal : 19 Mei 2022

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
No TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
Hipertermia berhubungan dengan proses Pukul : 06.20
penyakit dibuktikan dengan suhu tubuh S:
diatas normal Pasien mengeluh demam, 1. Pasien mengeluh sedikit demam
Data Subjektif : menurun
1. Pasien mengeluh demam 2. Pasien mengeluh lemah.
1. Mengidentifikasi penyebab hipertermia
2. Pasien mengeluh lemah. Hasil : Proses penyakit O:
2. Memonitoring suhu tubuh 1. Kesadaran : Composmentis
Data Objektif : Hasil : Suhu badan : 38.2 oC 2. GCS : 15
1. Kesadaran : Composmentis 3. Melonggarkan atau lepaskan pakaian 3. Tanda-tanda vital :
2. GCS :15 Hasil : Pasien mengatakan merasa nyaman
Tekanan darah : 80/50 mmHg,
3. Tanda-tanda vital : setelah mengganti pakaian yang longgar dan
Frekuensi nadi : 86 x/menit,
pakaian yang menyerap air keringat
Tekanan darah : 80/50 mmHg, 19-5-22 Frekuensi pernapasan : 20 x/menit,
4. Membasahi dan kipasi permukaan tubuh
3. Frekuensi nadi : 98 x/menit, Suhu badan : 37.7 oC
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit, 22.30 Hasil : Pasien mengatakan setelah di kompres
SPo2 : 99%.
dan dikipasi pasien merasa demam mulai
Suhu badan : 37.5 oC 4. Pasien tampak menggigil
menurun
SPo2 : 99 % 5. Pasien tampak gelisah,
5. menganjurkan tirah baring
4. Pasien tampak menggigil Hasil : Pasien mengatakan nyama dalam posisi 6. Kulit teraba hangat,
5. Pasien tampak gelisah, tirah baring 7. Suhu tubuh diatas normal
6. Kulit teraba hangat, 6. mengkolaborasi pemberia cairan dan elektrolit A : Masalah hipertermia belum teratasi
7. Suhu tubuh diatas normal intravena P: Lanjutkan Interfensi
Hasil : IVFD Ringer Laktat 500 ml/20 tetes 6. Monitor suhu tubuh
permenit dan Paracetamol 500 mg/ 8 jam/PO 7. Longgarkan atau lepaskan pakaian
8. Basahi dan kipasi permukaan tubuh
9. Anjurkan tirah baring
10. Kolaborasi pemberia cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu.
NRM: 24-37-10
Nama: Nn. S.N.B
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 06 -04-1999

Ruang Rawat/Unit Kerja : Interna GB217 Tanggal : 19 Mei 2022

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
No TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
3. Hipertermia berhubungan dengan proses 17-5-22 Pukul : 17.30
penyakit dibuktikan dengan suhu tubuh 15.30 1. Mengidentifikasi penyebab hipertermia S:
diatas normal Pasien mengeluh demam, Hasil : Proses penyakit
2. Memonitoring suhu tubuh 1. Pasien mengeluh sedikit demam
Data Subjektif :
Hasil : Suhu badan : 38.2 oC menurun
1. Pasien mengeluh demam 3. Melonggarkan atau lepaskan pakaian 2. Pasien mengeluh lemah.
2. Pasien mengeluh lemah. Hasil : Pasien mengatakan merasa nyaman O:
setelah mengganti pakaian yang longgar dan 1. Kesadaran : Composmentis
Data Objektif : pakaian yang menyerap air keringat
4. Membasahi dan kipasi permukaan tubuh
2. GCS : 15
1. Kesadaran : Composmentis 3. Tanda-tanda vital :
Hasil : Pasien mengatakan setelah di kompres
2. GCS :15 Tekanan darah : 80/50 mmHg,
dan dikipasi pasien merasa demam mulai
3. Tanda-tanda vital : menurun Frekuensi nadi : 86 x/menit,
Tekanan darah : 80/60 mmHg, 5. menganjurkan tirah baring Frekuensi pernapasan : 20 x/menit,
Frekuensi nadi : 98 x/menit, Hasil : Pasien mengatakan nyama dalam posisi Suhu badan : 37.7 oC
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit, tirah baring SPo2 : 99%.
Suhu badan : 38 oC 6. mengkolaborasi pemberia cairan dan elektrolit 4. Pasien tampak menggigil
SPo2 : 99 %. intravena 5. Pasien tampak gelisah,
4. Pasien tampak menggigil Hasil : IVFD Ringer Laktat 500 ml/20 tetes 6. Kulit teraba hangat,
5. Pasien tampak gelisah, permenit dan Paracetamol 500 mg/ 8 jam/PO
7. Suhu tubuh diatas normal
6. Kulit teraba hangat, A : Masalah hipertermia belum teratasi
7. Suhu tubuh diatas normal P: Lanjutkan Interfensi
1. Monitor suhu tubuh
2. Longgarkan atau lepaskan pakaian
3. Basahi dan kipasi permukaan tubuh
4. Anjurkan tirah baring
5. Kolaborasi pemberia cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu.

NRM: 24-37-10
Nama: Nn. S.N.B
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 06 -04-1999

Ruang Rawat/Unit Kerja : Interna GB217 Tanggal : 19 Mei 2022

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
No TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
4. Defisit nutris berhubungan dengan 19-5-22 1. Mengidentifikasi status nutrisi Pukul : 06.30
ketidakmampuan mencerna makanan 22.40 Hasil : pasieng mengatakan 4 bulan yang lalu S:
dibuktikan dengan IMT dibawah normal. terjadi penurunan badan secara drastic dari 49 kg 1. Pasien mengeluh mual
Data Subjektif : menjadi 40 kg 2. Pasien mengatakan kurang nafsu makan
1. Pasien mengeluh mual 2. Memonitoring asupan makanan O:
2. Pasien mengatakan kurang nafsu makan, Hasil : Pasien mengatakan kurang nafsu makan 1. Kesadaran : Composmentis
3. Memonitoring berat badan 2. GCS : 15
Data Objektif : Hasil : Berat Badan : 37 Kg, 3. Tanda-tanda vital :
1. Kesadaran : Composmentis Tinggi badan : 148 cm Tekanan darah : 80/50 mmHg,
2. GCS : 15 IMT : 13.21 kg/m2 Frekuensi nadi : 62 x/menit,
3. Tanda-tanda vital : 4. Memfasilitasi menentukan program diet Frekuensi pernapasan : 20 x/menit,
Tekanan darah : 80/60 mmHg, Hasil : Pasien menentukan program diet yang Suhu badan : 37.3 oC
Frekuensi nadi : 60 x/menit, meningkatkan asupan nutri SPo2 : 100 %.
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit, 5. Menganjurkan posisi duduk 4. Berat Badan : 37 Kg
Suhu badan : 37.8 oC Hasil : Saat makan pasien dalam posisi duduk Tinggi badan : 148 cm
SPo2 : 100 %. 6. mengkolaborasi pemberia medikasi sebelum IMT : 13.21 kg/m2
4. Berat Badan : 37 Kg makan, jika perlu. 5. Porsi makan pasien tampak tidak
Tinggi badan : 148 cm dihabiskan,
IMT : 13.21 kg/m2 6. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal
5. Porsi makan pasien tampak tidak 17 Mei 2022 : Glukosa ssewaktu : 84
dihabiskan, mg/dl
6. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal A : Masalah defisit nutrisi belum teratasi
17 Mei 2022 : Glukosa ssewaktu : 84 P: Lanjutkan Intevensi
mg/dl 1. Identifikasi status nutrisi
2. Monitor asupan makanan
3. Monitor berat badan
4. Fasilitasi menentukan program diet
5. Anjurkan posisi duduk, jika perlu
6. Kolaborasi pemberia medikasi sebelum
makan, jika perlu..

NRM: 24-37-10
Nama: Nn. S.N.B
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 06 -04-1999

Ruang Rawat/Unit Kerja : Interna GB217 Tanggal : 20 Mei 2022

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
No TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
Perfusi perifer tidak efektif berhubungan 20-5-22 1. Memonitoring hasil laboratorium yang di Pukul : 13.00
dengan penurunan konsentrasi hemoglobin 08.00 perlukan S:
dibuktikan dengan warna kulit pucat. Hasil : pemeriksaan laboratorium tanggal 17 Mei
1. Pasien mengeluh pusing.
Data Subjektifn : 2022: hemoglobin :6,2 g/dl, eritrosit : 3.03
1. Pasien mengeluh pusing. Juta/uL, hematokrit : 20.7 %, leukosit : 7.2 2. Pasien mengeluh seperti kesemutan di
ribu/uL, thrombosit :526 ribu/uL, MCV :68fL, bagian kaki
2. Pasien mengeluh seperti kesemutan di
bagian kaki MCH : 20 pg, MCHC : 30g/dl. Hasil
pemeriksaan laboratorium tanggal 19 Mei 2022 : O:
3. Pasien mengeluh menggigil
Ureum : 16 mg/dl, Kreatinin : 0.6 mg/dl 1. Kesadaran : Composmentis
Data Objektif :
2. Melakukan periksa kesesuaian laboratorium 2. Tanda-tanda vital :
1. Kesadaran : Composmentis
dengan penampilan klinis pasien Tekanan darah : 90/70 mmHg,
2. GCS : 15
Hasil : Pasien mengeluh pusing, Pasien Frekuensi nadi : 90 x/menit,
3. Tanda-tanda vital :
mengeluh seperti kesemutan di bagian kaki, Frekuensi pernapasan : 20 x/menit,
Tekanan darah : 90/60 mmHg,
Pasien mengeluh menggigil, Akral ekstermitas Suhu badan : 37.7 oC
Frekuensi nadi : 98 x/menit,
teraba dingin, Warna kulit tampak pucat, SPo2 : 99 %.
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit,
Konjungtiva tampak anemis, Membrane mukosa 3. Akral ekstermitas teraba dingin
Suhu badan : 38 oC
tampak anemis, Bibir tampak anemis, dan pasien 4. Warna kulit tampak pucat
SPo2 : 99 %.
tampak gelisah, 5. Konjungtiva tampak anemis
4. Akral ekstermitas teraba dingin,
3. Menginterprestasi hasil pemeriksaan 6. Membrane mukosa tampak anemis
5. Warna kulit tampak pucat,
laboratorium 7. Bibir tampak anemis
6. Konjungtiva tampak anemis,
Hasil : Pasien menerima dan memahami hasil 8. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal
7. Membrane mukosa tampak anemis, laboratorium bahwa pasien memiliki masalah 17 Mei 2022 : hemoglobin :6,2 g/dl,
8. Bibir tampak anemis, pada hemoglobinnya eritrosit : 3.03 Juta/uL, hematokrit : 20.7
9. Pasien tampak gelisah,
10. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal %, leukosit : 7.2 ribu/uL,
17 Mei 2022 : hemoglobin :6,2 g/dl, thrombosit :526 ribu/uL, MCV :68fL,
eritrosit : 3.03 Juta/uL, hematokrit : 20.7 MCH : 20 pg, MCHC : 30g/dl.
%, leukosit : 7.2 ribu/uL, Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal
thrombosit :526 ribu/uL, MCV :68fL, 19 Mei 2022 : Ureum : 16 mg/dl,
MCH : 20 pg, MCHC : 30g/dl. Kreatinin : 0.6 mg/dl

4. Mengkolaborasi dengan dokter terkait hasil


laboratorium yang di didapat A : Masalah Perfusi Perifer belum teratasi
Hasil : Transfusi PRC 1 Bag, double cek, P: Lanjutkan Interfensi (pasien pindah ke G4
golongan darah B, jumlah kurang lebih 200 cc. ( 1 Tropik)
bag lagi perhari 1 bag) + diphenhydramin 1 1. Monitor hasil laboratorium yang di
ml/pre tranfusi perlukan
2. Periksa kesesuaian laboratorium dengan
penampilan klinis pasien
3. Interprestasi hasil pemeriksaan
laboratorium
4. Kolaborasi dengan dokter jika hasil
laboratorium memerlukan intervensi
media
NRM: 24-37-10
Nama: Nn. S.N.B
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 06 -04-1999

Ruang Rawat/Unit Kerja : Interna GB217 Tanggal : 20 Mei 2022

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
No TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif 20-5-22 1. Mengidentifikasi kemampuan batuk. Pukul : 13.20
berhubungan dengan hipersekresi jalan nafas 08.20 Hasil : pasien batuk tampak tidak efektif S:
dibuktikan dengan terdapat bunyi ronkhi. 2. Memonitoring adanya sputum
1. Pasien mengeluh masih batuk
Data Subjektif : Hasil : tampak terdapat sputum
1. Pasien mengeluh batuk 3. Memonitori tanda dan gejala infeksi pernafasan
Data Objektif : Hasil : Terdengar bunyi nafas tambahan berupa O:
1. Kesadaran : Composmentis ronkhi. 1. Kesadaran : Composmentis
2. GCS : 15 4. Mengatur posisi semi-Fowler atau fowler 2. Tanda-tanda vital :
3. Tanda-tanda vital : Hasil : Pasien mengatakan merasakan nyaman Tekanan darah : 90/70 mmHg,
Tekanan darah : 90/60 mmHg, ketika dalam posisi semi-fowler. Frekuensi nadi : 90 x/menit,
Frekuensi nadi : 98 x/menit, 5. Menganjurkan tarik nafas dalam melalui hidung Frekuensi pernapasan : 20 x/menit,
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit, selama 4 detik, ditahan selama 2 detik, kemudian Suhu badan : 37.7 oC
Suhu badan : 38 oC keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu SPo2 : 99%.
4. SPo2 : 99 %.Pasien (dibuktikan) selama 8 detik 3. Pasien tampak batuk
5. Tampak batuk, Hasil: Pasien mengatakan setelah melakukan 4. Tampak terdapat sputum
6. Tampak terdapat sputum tarik nafas dalam dapat mengurangi batuk 5. Terdengar bunyi nafas tambahan berupa
7. Batuk tampak tidak efektif, kering ronkhi
8. Terdengar bunyi nafas tambahan berupa 6. menanjurkan batuk dengan kuat langsung setelah 6. Pasien tampak dapat batuk efektif
ronkhi. tarik napas yang ke-3
Hasil : Pasien tampak dapat batuk efektif A : Masalah Bersihan Jalan Nafas belum
7. Mengkolaborasi pemberian antibiotic teratasi
Hasil : Ceftriaxone 1 g/ 12 jam/iv P: Lanjutkan Interfensi ( pasien pindah Kke
G4 Tropik)
1. Identifikasi kemampuan batuk.
2. Monitor adanya sputum
3. Monitor tanda dan gejala infeksi
pernafasan
4. Atur posisi semi-Fowler atau fowler
5. Anjurkan tarik nafas dalam melalui
hidung selama 4 detik, ditahan selama 2
detik, kemudian keluarkan dari mulut
dengan bibir mencucu (dibuktikan)
selama 8 detik
6. Anjurkan batuk dengan kuat langsung
setelah tarik napas yang ke-3
7. Kolaborasi pemberian mukolitik atau
ekspektoran, jika perlu.
NRM: 24-37-10
Nama: Nn. S.N.B
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 06 -04-1999

Ruang Rawat/Unit Kerja : Interna GB217 Tanggal : 20 Mei 2022

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
No TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
3. Hipertermia berhubungan dengan proses 20-5-22 Pukul : 13.40
penyakit dibuktikan dengan suhu tubuh 08.40 1. Mengidentifikasi penyebab hipertermia S:
diatas normal Pasien mengeluh demam, Hasil : Proses penyakit
2. Memonitoring suhu tubuh 1. Pasien mengeluh sedikit demam
Data Subjektif :
Hasil : Suhu badan : 38.2 oC menurun
1. Pasien mengeluh demam 3. Melonggarkan atau lepaskan pakaian 2. Pasien mengeluh lemah.
2. Pasien mengeluh lemah. Hasil : Pasien mengatakan merasa nyaman O:
setelah mengganti pakaian yang longgar dan 1. Kesadaran : Composmentis
Data Objektif : pakaian yang menyerap air keringat
4. Membasahi dan kipasi permukaan tubuh
2. GCS : 15
1. Kesadaran : Composmentis 3. Tanda-tanda vital :
Hasil : Pasien mengatakan setelah di kompres
2. GCS :15 Tekanan darah : 90/70 mmHg,
dan dikipasi pasien merasa demam mulai
3. Tanda-tanda vital : menurun Frekuensi nadi : 90 x/menit,
Tekanan darah : 90/60 mmHg, 5. menganjurkan tirah baring Frekuensi pernapasan : 20 x/menit,
Frekuensi nadi : 98 x/menit, Hasil : Pasien mengatakan nyama dalam posisi Suhu badan : 37.7 oC
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit, tirah baring SPo2 : 99%.
Suhu badan : 38 oC 6. mengkolaborasi pemberia cairan dan elektrolit 4. Pasien tampak menggigil
SPo2 : 99 %. intravena 5. Pasien tampak gelisah,
4. Pasien tampak menggigil Hasil : IVFD Ringer Laktat 500 ml/20 tetes 6. Kulit teraba hangat,
5. Pasien tampak gelisah, permenit dan Paracetamol 500 mg/ 8 jam/PO
7. Suhu tubuh diatas normal
6. Kulit teraba hangat, A : Masalah hipertermia belum teratasi
7. Suhu tubuh diatas normal P: Lanjutkan Interfensi ( Pasien pindah ke
Ruangan G4 Tropik)
1. Monitor suhu tubuh
2. Longgarkan atau lepaskan pakaian
3. Basahi dan kipasi permukaan tubuh
4. Anjurkan tirah baring
5. Kolaborasi pemberia cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu.
NRM: 24-37-10
Nama: Nn. S.N.B
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 06 -04-1999

Ruang Rawat/Unit Kerja : Interna GB217 Tanggal : 20 Mei 2022

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
No TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
4. Defisit nutris berhubungan dengan Pukul : 14.00
ketidakmampuan mencerna makanan S:
dibuktikan dengan IMT dibawah normal. 1. Pasien mengeluh mual
Data Subjektif : 2. Pasien mengatakan kurang nafsu makan
1. Pasien mengeluh mual 1. Mengidentifikasi status nutrisi O:
2. Pasien mengatakan kurang nafsu makan, Hasil : pasieng mengatakan 4 bulan yang 1. Kesadaran : Composmentis
lalu terjadi penurunan badan secara drastic 2. GCS : 15
Data Objektif : dari 49 kg menjadi 40 kg 3. Tanda-tanda vital :
1. Kesadaran : Composmentis 2. Memonitoring asupan makanan Tekanan darah : 80/50 mmHg,
2. GCS : 15 Hasil : Pasien mengatakan kurang nafsu Frekuensi nadi : 62 x/menit,
3. Tanda-tanda vital : makan Frekuensi pernapasan : 20 x/menit,
Tekanan darah : 80/60 mmHg, 3. Memonitoring berat badan Suhu badan : 37.3 oC
Frekuensi nadi : 60 x/menit, Hasil : Berat Badan : 37 Kg, SPo2 : 100 %.
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit, 20-5-22 4. Berat Badan : 37 Kg
09.00 Tinggi badan : 148 cm
Suhu badan : 37.8 oC IMT : 13.21 kg/m2 Tinggi badan : 148 cm
SPo2 : 100 %. 4. Memfasilitasi menentukan program diet IMT : 13.21 kg/m2
4. Berat Badan : 37 Kg Hasil : Pasien menentukan program diet 5. Porsi makan pasien tampak tidak dihabiskan,
Tinggi badan : 148 cm yang meningkatkan asupan nutri 6. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 17
IMT : 13.21 kg/m2 5. Menganjurkan posisi duduk Mei 2022 : Glukosa ssewaktu : 84 mg/dl
5. Porsi makan pasien tampak tidak Hasil : Saat makan pasien dalam posisi A : Masalah defisit nutrisi belum teratasi
dihabiskan, duduk P: Lanjutkan Intevensi ( Pasien pindah ke ruangan
6. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 6. mengkolaborasi pemberia medikasi sebelum G4 Tropik)
17 Mei 2022 : Glukosa ssewaktu : 84 makan, jika perlu. 1. Identifikasi status nutrisi
mg/dl 2. Monitor asupan makanan
3. Monitor berat badan
4. Fasilitasi menentukan program diet
5. Anjurkan posisi duduk, jika perlu
6. Kolaborasi pemberia medikasi sebelum
makan, jika perlu..

NRM: 24-37-10
Nama: Nn. S.N.B
DAFTAR INTSTRUKSI MEDIS FARMAKOLOGIS Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 06 -04-1999

Ruang Rawat/Unit Kerja : Interna GB217

RiwayatAlergi Tidak Ada


: Alergi Terhadap Obat Tidak Ada

Dihentika 17-05-2022 18-05-2022 19-05-2022


N Tgl/ Dos Frekue Cara n
Nama Obat Tgl
o Jam is nsi Pemberian
(Tgl/Jam)

Ranitidin 2x1 IV Jam 08. 14. 08. 14. 08. 14.


00 00 00 00 00 00
tanda

Initial

Ketorolac 10mg 3x1 IV Jam 08. 14. 21.


00 00 00 sto
p
tanda

Initial

ceftriaxone 2x1 IV Jam 08. 14. 08. 14. 08. 14.


00 00 00 00 00 00
tanda

Initial

:
Dihentika 17-05-2022 18-05-2022 19-05-2022
N Tgl/ Dos Frekue Cara n
Nama Obat Tgl
o Jam is nsi Pemberian
(Tgl/Jam)

Paracetamol 3x1 Po Jam 08. 14. 19. 08. 14. 19. 08. 14. 19.
500m 00 00 00 00 00 00 00 00 00
g tanda

Initial

1 ml Pre Jam Pr
Diphenhydrami transfusi e
ne Tr
anf
usi
tanda

Initial

Phimolut N 5 Mg Jam 08.


00
tanda

Initial
BAB IV
ANALISA KASUS
Anemia adalah menunjukkan rendahnya jumlah sel darah merah kadar hemoglogin dan bematokrit di bawah
normal. Menurut Forse dan cooper, Anemia sering didefinisikan sebagai penurunan kadar Hb darah sampai
di bawah rentang normal 13,5 g/dL (pria) 11,5 g/dL (wanita), gejala yang di timbulkan yaitu , kelemahan,
Takikardi, TD menurun, penurunan kapiler lambat, ektremitas dingin, palpitasi, kulit pucat, Mudah lelah,
sering istirahat, nafas pendek, sakit kepala, pusing, kunang-kunang. Penyebab anemia antara lain defisiensi
zat gizi, penyakit infeksi kronis seperti (TB Paru), perdarahan, dan hemolitik ( penghancuran sel darah
merah). Kondisi ini berdampak pada gangguan fisiologi tubuh dimana hemoglobin (Hb) yang rendah dapat
menyebabkan berkurangnya oksigen yang diikat untuk dibawa ke jaringan dan dengan demikian
menyebabkan terganggunya perfusi jaringan, untuk meningkatkan perfusi jaringan dilakukan tindakan
pemberian tranfusi darah Yang bertujuan mengembalikan serta mempertahankan volume normal peredaran
darah, mengganti kekurangan komponen sel darah meningkatkan oksigenasi jaringan serta memperbaiki
fungsi homeostatis tubuh. karena pasien dengan penderita anemia terjadi gangguan perfusi jaringan perifer
sehingga dengan penatalaksanaan pemberian transfusi darah yang tepat dapat meningkatkan perfusi jaringan
perifer. Anemia yang disebabkan oleh infeksi kronik seperti TB mempunyai karakteristik yaitu terganggunya
homeostasis zat besi dalam tubuh. Tuberkulosis merupakan penyakit sistem respirasi dan menular.Bakteri
akan keluar dari sistem respirasi dan menginfeksi individu yang lain melalui percikan (droplet) Gejala klinis
yang di timbulkan dari tuberkulosis paru yaitu batuk kronik (>3 minggu), produksi sputum, nafsu makan
menurun, kehilangan berat badan, demam, keringat malam, dan hemoptisis. Batuk merupakan gejala yang
paling sering ditemukan dan terjadi karena adanya iritasi bronkus. Sifat batuk dimulai dari batuk kering
(nonproduktif) kemudian setelah adanya peradangan batuk menjadi disertai dengan sputum (produktif) jika
produksi secret berlebih maka jalan nafas terganggu dan aliran oksigen terhambat sehingga menimbulkan
masalah ketidak efektifan bersihan jalan nafas pada penderita. Hubungan malnutrisi dengan tuberkulosis
terdapat dua hubungan yaitu efek tuberkulosis terhadap status nutrisi dan efek malnutrisi terhadap
manifestasi klinis dari tuberkulosis sebagai akibat dari kelemahan sistem imun. Malnutrisi juga merupakan
faktor resiko utama dari onset aktif tuberkulosis dan juga malnutrisi dapat memperburuk prognosis dari
penyakit TB. Malnutrisi berpengaruh terhadap cell-mediated immunity (CMI) dan CMI merupakan sistem
pertahanan tubuh utama untuk melawan TB. TB merupakan wasting or consumption disease yang membuat
adanya perubahan metabolik pada penderita tuberkulosis. Perubahan metabolik yang terjadi adalah anabolic
block. Anabolic block merupakan keadaan dimana asam amino tidak dapat dibangun menjadi protein yang
lebih kompleks. Malnutrisi protein dapat menyebabkan anemia normositik normokromik dengan penurunan
retikulosit dan eritropoesis di sumsum tulang dan limpa. Selain itu, perubahan metabolik yang dapat terjadi
yaitu penurunan nafsu makan sehingga dalam masalah keperawatan diangkat devisit nutrisi utuk
memonitoring asupan nutrisi penderita.

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada Nn. S.B didaptakn klien didapatkan pasien
mengeluh pusing, pasien mengeluh seperti kesemutan di bagian kaki, pasien mengeluh menggigil, pasien
mengeluh nyeri dibagian dada, abdomen bagian kiri dan tengah bawah, pasien mengeluh demam, pasien
mengeluh lemah, pasien mengeluh kurang nafsu makan, pasien mengeluh batuk kering sejak 2 minggu yang
lalu, akral ekstermitas teraba dingin, warna kulit tampak pucat, konjungtiva tampak anemis, membran
mukosa tampak anemis, bibir tampak anemis, terdapat nyeri tekan di kiri dan tengah bawah abdomen, pasien
tampak meringis, pasien tampak gelisah, kulit teraba hangat, suhu tubuh diatas normal, porsi makan pasien
tampak tidak dihabiskan, pasien tampak batuk kering, batuk tampak tidak efektif, terdengar bunyi nafas
tambahan berupa ronkhi, dengan hasil observasi tanda-tanda vital; tekanan darah : 80/60 mmHg, frekuensi
nadi : 60 x/menit, frekuensi pernapasan : 20 x/menit, suhu badan : 37.8 oC dan SPo2 : 100 %. . dari hasil
pemerisaan Darah, Hemoglobin 6,2 g/dl, trombosit 526* ribu/uL
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tuberkolosis (Tb) paru masih menjadi masalah kesehatan utama di Dunia. Tb
merupakan penyakit infeksi yang menduduki penyakit kedua kematian (1,5 juta kasus) terbanyak
di dunia setelah infeksi human immunodeficiency virus (HIV). TB dapat menyebabkan
bermacam-macam kelainan seperti salah satunya anemia. Anemia pada pada penderita TB
sebagai akibat dari penekanan eritropoesis selain oleh karena defisiensi zat gizi dan syndrome
malabsorbsi itu sendiri. TB dapat menyebabkan malnutrisi oleh karena perubahan metabolic,
kaheksia dan perubahan konsentrasi leptin dalam darah. Kedua kondisi tersebut menjadi faktor
resiko untuk kegagalan terapi, rekurensi, dan kematian. Salah satu infeksi yang dapat
menyebabkan terjadinya anemia yaitu Tuberkulosis Paru. Anemia merupakan suatu kondisi
kadar hemoglobin (Hb) pada sel darah merah lebih rendah daripada kebutuhan fisiologis tubuh.
Anemia dapat berkembang sebagai efek sekunder dari suatu proses penyakit yang tidak secara
fisik menginvasi sumsum tulang atau secara mempercepat pembentukkan eritrosit. Ketika
Myrobacterium tuberculosis menginfeksi satu organ seperti paru-paru menyebabkan terjadinya
penurunan kadar hemoglobin yang dapat menyebabkan anemia dalam waktu beberapa minggu
setelah terjadinya infeksi kemudian perlahan berkembang selama beberapa bulan hingga kadar
hemoglobin kembali normal.
Dan pada implementasi hari ke empat pasien terdiagnosa TB paru aktiv dan telah
dipindahkan pada Ruang rawat inap G4 Tropik.
B. Saran
1. Perlunya pemeriksaan kadar hemoglobin secara berkala baik sebelum, saat, dan sesudah
pemberian terapi OAT ( Obat Anti Tuberkulosis ) dengan atau tanpa indikasi, untuk
pengobatan yang lebih efektif.
2. Angka kejadian anemia masih sangat tinggi pada penyakit tuberculosis paru, sehingga sangat
diharapkan edukasi mengenai upaya pencegahan anemia pada kasus tuberculosis paru salah
satu satunya dengan melakukan konseling gizi. Dan diharapkan dapat meneliti faktor resiko
lainnya yang dapat mempengaruhi kejadian anemia pada penderita tuberculosis paru.
3. Disarankan perlu dilakukan monitoring rutin efek samping OAT seperti anemia oleh petugas
kesehatan dalam rangka meningkatkan kepatuhan berobat serta untuk mencegah putusnya
pengobatan, selain itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek samping
pengobatan OAT selain Hb seperti Leukosit atau Trombosit yang mempebgaruhi pengobatan.
4. Untuk masyarakat disarankan agar lebih menjaga pola hidup yang sehat serta mengkonsumsi
makanan dengna gizi seimbang, terutama penderita tuberculosis paru yang mengalami
penurunan kadar hemoglobin dengan mengkonsumsi makanan yang kaya akan zat besi,
vitamin B12, B6, vitamin C, vitamin E, asam folat dan protein.
5. Bagi penderita tuberculosis paru disarankan agar rutin melakukan pemeriksaan labolatorium
untuk mengetahui status kesehatannya terutama kadar hemoglobin agar dapat dilakukan
diagnosis lebih cepat terkait dengan status anemia.
6. Bagi peneliti diharapkan melakukan penelitian lanjutan mengenai kadar hemoglobin pada
penderita tuberculosis paru berdasarkan karakteristik usia serta faktor yang mempengaruhi
hasil pemeriksaan hematologi pada kasus tuberculosis paru.
Daftar Pustaka
Isanaka S, Mugusi F, Urassa W, Willett WC, Bosch RJ, Villamor E, et al. Iron Deficiency and Anemia
Predict Mortality in Patients with Tuberculosis. The Journal of Nutritition. 2012; 350-357.

Sulistyowati, N. A. (2019). Asuhan Keperawatan Gangguan Perfusi Jaringan Tidak Efektif Pada Ny. S
Dengan Anemia Di Ruang Dahlia Rsud Dr. R Soeprapto Cepu.

Amin Z, Bahar A. Tuberkulosis Paru. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta:
Publishing Interna; 2019.

Yusuf RN, Nurleli. Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Tb Paru. J Kesehat Saintika
Meditory. 2018;1(1):35–44
SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan
Perawat Indonesia

SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat
Indonesia
SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai