Anda di halaman 1dari 14

e-ISSN: 2657-1064

Mengenali Gambaran Penyakit Tuberkulosis Paru Dan Cara


Penanganannya
1
I Made Gede Dwipayana Putra
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bima

e-mail: dwipayanaputra96@gmail.com

ABSTRAK
Artikel ini ditulis untuk mengenali gambaran penyakit tuberkulosis paru dan tuberkulosis ekstra
paru dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Kasus yang diangkat adalah pasien laki-laki, 24
tahun datang sadar rujukan dari Puskesmas Wera ke IGD RSUD Bima, dengan keluhan batuk
berdarah kurang lebih 4 hari saat mereka datang ke UGD. Sebelumnya, pasien sudah mengalami
batuk selama 3 bulan disertai dahak berwarna kuning kehijauan. Keluhan lain yang dirasakan pasien,
yakni sesak nafas, demam naik turun, nyeri pada dada, penurunan berat badan 5 kilogram, dan
hilangnya nafsu makan. Pada pemeriksaan tanda vital, didapatkan peningkatan laju napas dan
pemeriksaan status general, yaitu auskultasi didapatkan suara rhonki pada kedua paru. Pada
pemeriksaan radiologi didapatkan gambaran konsolidasi homogen pada lapangan atas kedua paru
disertai bercak-bercak infiltrat pada lapangan paru. Pasien didiagnosis dengan tuberculosis paru dan
diberikan pengobatan simptomatis serta OAT sesuai berat badan. Pasien dirawat di ruang isolasi TB
selama 5 hari, dan berdasarkan hasil pemeriksaan selama pasien dirawat di rumah sakit, dapat dikenali
bahwa pada kasus ini, pasien laki-laki itu mengalami tuberculosis paru dan scrofuloderma, yakni salah
satu penyakit menular dan memiliki resiko tinggi, namun apabila segera mendapatkan penanganan,
maka prognosis-nya bisa menjadi baik. Pasien kemudian ditatalaksana utama dengan pemberian obat
anti tuberkulosis.

Kata Kunci: tuberkulosis paru, tuberkulosis ekstra paru, pasien laki-laki, suara ronki, pengobatan
simtomatis, dan OAT.

ABTRACT

This article was written to identify the description of pulmonary tuberculosis and how to
overcome it using a case study approach. The case that was appointed was a male patient, 24 years
old who came based on a referral from the Wera Health Center to the ER at Bima Hospital, with
complaints of coughing up blood for approximately 4 days when he came to the ER. Previously, the
patient had a cough for 3 months accompanied by greenish-yellow phlegm. Other complaints felt by
the patient were shortness of breath, fluctuating fever, chest pain, weight loss of 5 kilograms, and
decreased appetite. On examination of vital signs, there was an increase in respiratory rate and
general status examination, namely auscultation, found crackles in both lungs. Radiological
examination showed homogeneous consolidation in both upper lung fields with patches of infiltrate in
the lung fields. The patient was diagnosed with pulmonary tuberculosis and was given symptomatic
treatment and OAT according to body weight. The patient was treated in the TB isolation room for 5
days, and based on the results of the examination while the patient was hospitalized, it was found that
in this case the male patient suffered from pulmonary tuberculosis and scrofuloderma which are
infectious diseases and have a high risk. However, if treated promptly, the prognosis can be good. The
patient was then treated primarily with anti-tuberculosis drugs.

Keywords: pulmonary tuberculosis, male patients, rhonchi, symptomatic treatment, and OAT.

E-Jurnal Widya Kesehatan Vol. 4, No. 1, Bulan: Mei Tahun 2022 1


e-ISSN: 2657-1064

I. PENDAHULUAN pendidikan, keadaan sosial ekonomi,


Tuberkulosis yang selanjutnya perilaku merokok, jenis pekerjaan, dan
disingkat TB, adalah suatu penyakit kondisi tempat tinggal individu. Faktor
menular yang disebabkan oleh kelompok endogen merupakan faktor yang berasal
bakteri tahan asam (BTA), yakni dari dalam diri individu itu sendiri yang
mycobacterium tuberculosis. Selain M. menyebabkan rentan terhadap infeksi
tuberculosis, terdapat beberapa spesies tuberkulosis. Meskipun demikian tingginya
Mycobacterium seperti M. leprae, M. resiko terinfeksi penyakit tuberkulosis paru
bovis, dan M. africanum.1 Gejala yang bisa bagi masyarakat Indonesia, namun pada
dialami pasien TB adalah batuk berdahak kenyataannya masyarakat banyak yang
selama 2 minggu atau lebih, dahak kurang memahami gejala penyakit
bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, tersebut. Oleh karena itu, gejala ini sangat
nyeri dada, keringat malam tanpa aktivitas menarik untuk dikaji, agar masyarakat
fisik, meriang, dan demam selama lebih awam kesehatan dapat mengenali gejala
dari satu bulan, badan lemas, nafsu makan penyakit ini, sehingga dapat mencegahya
menurun, dan terjadi penurunan berat secara lebih dini.
badan.2,3
Infeksi TB merupakan infeksi yang II. TEORI
2.1 Tuberculosis Paru
paling banyak terjadi di dunia.
Diperkirakan sekitar 2 miliar orang (sekitar Tuberculosis adalah penyakit menular
seperempat populasi dunia) terinfeksi TB. yang disebabkan oleh infeksi
Setiap tahunnya, ada 10 juta orang Myocobacterium tuberculosis. Penyakit
mengalami TB dan 1,6 juta diantaranya tuberculosis dapat diklasifikasi menjadi
meninggal dunia.4 Secara global pada dua bagian, yaitu (a) tuberculosis paru dan
tahun 2016 terdapat 10,4 juta kasus insiden (b) tuberculosis ekstra paru.1,2 Proses
TB yang setara dengan 120 kasus per terjadinya infeksi oleh bakteri
100.000 penduduk. Insiden kasus tertinggi Myocobacterium tuberculosis ini sebagian
berada di India, Indonesia, China, Filipina, besar melalui inhalasi, sehingga
dan Pakistan.2 tuberculosis paru (TB Paru) merupakan
Jumlah kasus baru TB di Indonesia bentuk yang paling sering dijumpai, yaitu
sebanyak 420.994 kasus pada tahun 2017 sekitar 80% dari semua penderita
(data per 17 Mei 2018). Prevalensi TB dibandingkan TB pada organ lainnya.1,9
dengan konfirmasi bakteriologis di Sedangkan tuberculosis ekstra paru
Indonesia sebesar 759 per 100.000 merupakan bentuk penyakit TB yang
penduduk, dengan perbandingan laki-laki 3 menyerang organ tubuh lain selain
kali lebih tinggi dibandingkan perempuan.7 paru‐paru seperti pleura, kelenjar limfe,
Tingginya angka TB di Indonesia tidak persendian tulang belakang, saluran
terlepas dari faktor endogen dan faktor kencing, susunan syaraf pusat, dan perut.
eksogen yang dapat meningkatkan risiko Pada dasarnya penyakit TB ini menyerang
terinfeksi penyakit tuberkulosis. Faktor semua organ‐organ dari tubuh
eksogen merupakan faktor yang berasal (multiorgan). 10
dari luar individu seperti tingkat

E-Jurnal Widya Kesehatan Vol. 4, No. 1, Bulan: Mei Tahun 2022 2


e-ISSN: 2657-1064

2.2 Epidemiologi terdapat 12 kasus TB yang terinfeksi HIV


Pada tahun 2015 diperkirakan per 100.000 penduduk dengan angka
terdapat 10,4 juta kasus baru TB di dunia kematian mencapai 3,9 kasus per 100.000
dengan jumlah kematian mencapai 1,4 juta penduduk. Adapun kasus yang tergolong
jiwa. Dari 10,4 juta kasus baru tersebut, 6,5 MDR TB sebanyak 200.000 kasus.
juta kasus diantaranya terjadi pada laki-laki Berdasarkan jenis kelamin, jumlah laki-
dan 9,5 juta kasus terjadi pada orang laki yang terinfeksi TB di Asia Tenggara
dewasa. Terdapat 390.000 kasus kematian mencapai 2,9 juta kasus dan perempuan
yang disebabkan TB diikuti dengan infeksi 1,8 juta kasus. 10 Terkait dengan peta
HIV dan 480.000 kasus yang tergolong insiden tuberculosis yang terjadi di dunia,
MDR TB.10 dapat dilihat pada peta di bawah ini.
Di Eropa diperkirakan terdapat 36
kasus TB per 100.000 penduduk dengan
angka kematian mencapai 3.5 orang per
100.000 penduduk. Berdasarkan jenis
kelamin, jumlah laki-laki yang terinfeksi
TB di Eropa mencapai 212.000 kasus dan
perempuan 111.000 kasus. Terdapat
27.000 kasus TB yang terinfeksi HIV
dengan jumlah kasus kematian mencapai Gambar 2.1 Peta
0.54 kasus TB per 100.000. Adapun kasus Insiden Tuberkulosis di Dunia10
yang tergolong MDR TB sebanyak
2.3 Etiologi
120.000 kasus.10
Afrika merupakan salah satu benua Mycobacterium tuberculosis
yang memiliki insiden TB yang cukup merupakan kuman berbentuk batang
tinggi di dunia. Di Afrika diperkirkan dengan panjang 1--4 mm dan tebal 0,3--0,6
terdapat 275 kasus TB per 100.000 mm. Sebagian dinding Mycobacterium
penduduk dengan angka kematian tuberculosis terdiri atas asam lemak atau
mencapai 45 orang per 100.000 penduduk. lipid, sehingga mampu tahan terhadap
Terdapat 834.000 kasus TB yang terinfeksi asam dan berbagai zat kimia. Karena
HIV dengan jumlah kasus kematian sifatnya yang tahan terhadap asam tersebut
mencapai 30 kasus TB per 100.000 Mycobacterium tuberculosis disebut
penduduk. Adapun kasus yang tergolong bakteri tahan asam (BTA). Kuman ini
MDR TB sebanyak 110.000 kasus. dapat bertahan pada keadaan dingin dan
Berdasarkan jenis kelamin, jumlah laki- kering karena sifatnya yang mampu berada
laki yang terinfeksi TB di Eropa mencapai dalam fase dormant. Mycobacterium
1,6 juta kasus dan perempuan 1,1 juta tuberculosis juga memiliki sifat aerob.
kasus. 10 Sifat ini menunjukkan bahwa bakteri ini
Di Asia Tenggara diperkirakan senang berada di jaringan dengan
terdapat 4,7 juta kasus TB baru dengan kandungan oksigen yang tinggi. Maka dari
angka kematian mencapai 37 orang per itu Mycobacterium tuberculosis sering
100.000 penduduk. Diperkirakan pula menginfeksi bagian apeks paru-paru

3
E-Jurnal Widya Kesehatan Vol. 3, No. 2, Bulan: Oktober Tahun 2021
e-ISSN: 2657-1064

karena kadar oksigennya yang tinggi Mycobacterium tuberculosis (M.tb) untuk


dibandingkan bagian paru lainnnya. 12,13 menegakkan diagnosis pada pasien tertentu
Terdapat 5 bakteri yang berkaitan erat seperti pasien TB ekstraparu, TB anak, dan
dengan infeksi TB, yakni Mycobacterium pasien TB dengan hasil pemeriksaan dahak
tuberculosis, Mycobacterium bovis, mikroskopis langsung BTA negatif.12
Mycobacterium africanum, Mycobacterium Interpretasi hasil pemeriksaan dahak
microti and Mycobacterium cannettii. mikroskopis langsung yang ditemukan
M.tuberculosis (M.TB), hingga saat ini berdasarkan International Union Against
merupakan bakteri yang paling sering Tuberculosis and Lung Tuberculosis
ditemukan, dan menular antar manusia (IUATLD) adalah sebagai berikut15.
melalui rute udara.17

Diagnosis
Sebelum dilakukan pemeriksaan
secara intensif terlebih dahulu dilakukan
diagnosis terhadap pasien penderita TB
yang akan dijadikan sebagai kasus.
Diagnosis TB dapat ditegakkan
berdasarkan gejala klinis, yakni berupa
pemeriksaan fisik, pemeriksaan
Tabel 2.1.1. Hasil Pemeriksaan
bakteriologi, dan radiologi. Untuk Berdasarkan IUATLD
pemeriksaan fisik kelainan yang didapat
tergantung luas kelainan struktur paru. Berdasarkan pemeriksaan radiologi
Kelainan paru pada umumnya terletak di dicurigai sebagai lesi TB aktif apabila
daerah lobus superior, terutama daerah terdapat bayangan berawan/nodular di
apeks dan segmen posterior, serta daerah segmen apikal dan posterior lobus atas
apeks lobus inferior. Pada pemeriksaan paru dan segmen superior lobus bawah,
fisik dapat ditemukan antara lain suara terdapat kaviti, terutama lebih dari satu,
napas bronkial, amforik, suara nafas dikelilingi oleh bayangan opak berawan
melemah, ronki basah, tanda‐tanda atau nodular, bayangan bercak milier, efusi
penarikan paru, diafragma dan pleura unilateral (umumnya) atau bilateral
13
mediastinum. Pemeriksaan bakteriologi (jarang).12
berupa pemeriksaan dahak dibagi menjadi Untuk kepentingan pengobatan dan
pemeriksaan dahak mikroskopis langsung surveilans penyakit, pasien TB dibedakan
dengan pengumpulan dahak Sewaktu-Pagi- berdasarkan klasifikasi dan tipe
Sewaktu (SPS) dan pemeriksaan biakan. penyakitnya. Berdasarkan definisi TB,
Berdasarkan pemeriksaan dahak pasien TB dapat dibedakan menjadi pasien
mikroskopis langsung pasien ditetapkan TB berdasarkan hasil konfirmasi
sebagai pasien TB apabila minimal 1 (satu) pemeriksaan bakteriologis dan pasien TB
dari pemeriksaan contoh uji SPS hasilnya terdiagnosis secara klinis. Yang termasuk
BTA positif sedangkan pemeriksaan kelompok pasien TB berdasarkan hasil
biakan ditujukan untuk identifikasi

4
E-Jurnal Widya Kesehatan Vol. 3, No. 2, Bulan: Oktober Tahun 2021
e-ISSN: 2657-1064

konfirmasi pemeriksaan bakteriologis dari lapangan (Basrowi dan Suwandi,


sebagai berikut :12 2008: 206).
a. Pasien TB paru BTA positif
b. Pasien TB paru hasil biakan M.tb IV. HASIL PENELITIAN
positif A. LAPORAN KASUS IDENTITAS
c. Pasien TB paru hasil tes cepat M.tb PASIEN
a. Inisial :C
positif
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Pasien TB ekstraparu terkonfirmasi c. Umur : 24 tahun
secara bakteriologis, baik dengan d. Alamat : Desa Oi Tui,
BTA, biakan maupun tes cepat dari Kecamatan Wera, Kabupaten Bima
contoh uji jaringan yang terkena. e. Agama : Islam
e. TB anak yang terdiagnosis dengan f. Tanggal MRS : 30 September 2021
pemeriksaan bakteriologis. g. No. Rekam medis : 515812
Sedangkan Pasien TB terdiagnosis
B. ANAMNESIS (KELUHAN
secara klinis adalah pasien yang tidak UTAMA: BATUK)
memenuhi kriteria terdiagnosis secara
bakteriologis tetapi didiagnosis sebagai 1. Riwayat Penyakit Sekarang
pasien TB aktif oleh dokter, dan Pasien datang ke IGD RSUD Bima
diputuskan untuk diberikan pengobatan rujukan dari Puskesmas Wera dengan
TB. keluhan utama batuk. Batuk tersebut
dikatakan bercampur darah yang dirasakan
III. METODE PENELITIAN kurang lebih sejak 4 hari sebelum masuk
Penelitian ini merupakan penelitian rumah sakit (SMRS). Darah tersebut ada
studi kasus, yakni pendekatan penelitian yang menggumpal, ada yang encer, dan
yang mengkaji suatu kasus tertentu yang berwarna merah segar. Darah yang
dilakukan secara intensif, mendalam, dikeluarkan memiliki volume sekitar 125
mendetail, dan komprhensif (Gorda, cc (setengah gelas air mineral) tiap kali
1997:13). Kasus yang diteliti dalam batuk muncul. Awalnya pasien sudah
penelitian ini adalah penyakit tuberkulosis mengalami batuk sejak 3 bulan SMRS.
paru yang diderita oleh seorang pasien Batuk dirasakan hilang timbul, terkadang
laki-laki usia 24 tahun berasal dari Desa Oi sering dan terkadang jarang, namun tidak
Tui, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, pernah hilang sama sekali. Batuk awalnya
Nusa Tenggara Barat. Data yang didapat disertai dahak yang berwarna kuning
dianalisis berdasarkan teknik analisis kehijauan. Batuk dirasakan mulai
deskriptif kualitatif, yakni analisis data memberat sejak 2 minggu terakhir.
yang dilakukan dengan cara penggalian Keluhan batuk membuat pasien nyeri
data secara intensifagori, kategorisasi data, tenggorokan, sulit tidur dan beraktivitas.
penyusunan data, yang semuanya Kemudian 4 hari sebelum masuk rumah
didasrkan atas perolehan data di lapangan. sakit, batuk pasien disertai dahak
Selain itu, juga dilakukan interpretasi data bercampur darah, sehingga dibawa ke
atau penafsiran atas data yang diperoleh puskesmas, kemudian segera dirujuk ke
rumah sakit.

5
E-Jurnal Widya Kesehatan Vol. 3, No. 2, Bulan: Oktober Tahun 2021
e-ISSN: 2657-1064

Selain itu pasien juga mengeluh nafsu makan, sehingga pasien merasa
timbul benjolan pada leher kanan di bawah lemas di seluruh tubuh.
telinga sejak 2 bulan sebelum masuk Pasien juga sering mengalami
rumah sakit, pasien mengatakan awalnya keringat dingin yang muncul sejak 1 bulan
benjolan kecil yang semakin lama semakin sebelum masuk rumah sakit, yang bersifat
membesar, namun pasien tidak hilang timbul. Keringat dingin muncul
mengeluhkan sakit, nyeri, dan panas pada lebih sering ketika pasien beraktivitas dan
benjolan tersebut. Benjolan tersebut ketika malam hari. Keringat dingin
dikatakan mengeluarkan nanah. Pasien membaik ketika pasien beristirahat. Mual
juga mengeluhkan sesak nafas sejak 2 maupun muntah disangkal oleh pasien.
bulan sebelum masuk rumah sakit, namun Buang air kecil dikatakan normal, sekitar
dikatakan memberat sejak 2 minggu 4--5 kali sehari, berwarna kuning cerah dan
terakhir. Keluhan sesak nafas membuat tidak seperti warna teh, serta tidak ada
pasien terbatas melakukan aktivitas sehari- nyeri selama buang air kecil. Buang air
hari, karena sesak nafas terasa memberat besar dikatakan normal dan tidak disertai
saat beraktivitas, namun sedikit membaik dengan darah dan tidak cair.
apabila beristirahat. Keluhan sesak disertai
nyeri dada. Nyeri dirasakan pada seluruh 2.Riwayat Penyakit Dahulu
dada namun lebih buruk pada dada sebelah a. Riwayat Hipertensi : disangkal
b. Riwayat Diabetes Melitus: disangkal
kanan atas. Nyeri dada dikatakan derajat
c. Riwayat Penyakit Jantung: disangkal
sedang, dari skala 1 sampai 10 nyeri d. Riwayat Asma : disangkal
dikatakan 5. Nyeri dada memburuk ketika e. Riwayat Dispepsia/Nyeri ulu hati :
pasien batuk, demikian pula apabila dikatakan ada namun hilang timbul
beraktivitas yang cukup berat, seperti f. Riwayat Alergi obat atau makanan:
berlari atau mengangkat beban yang berat. disangkal
Pasien dikatakan mengalami keluhan g. Riwayat MRS sebelumnya:
disangkal
demam sejak 2 minggu sebelum masuk
h. Riwayat Trauma : disangkal
rumah sakit. Selain itu, dikatakan pula
batuk muncul 3 bulan sebelum masuk 3. Riwayat Keluarga
rumah sakit, demam pernah ada namun Pasien memiliki ayah dengan
hilang lama, yang kemudian muncul lagi 2 riwayat TB paru yang pernah minum obat
minggu sebelum masuk rumah sakit. TB kategori 1 dan sudah dikatakan negatif
Kondisi demamnya naik turun, namun kurang lebih 7 bulan lalu. Ayah pasien
tidak pernah tinggi, kadang membaik tinggal serumah dengan pasien. Pasien
dengan sendirinya. Keluhan demam ini berinteraksi dengan ayahnya hampir setiap
dikatakan tidak sampai mengganggu hari. Ayahnya dikatakan punya kamar
aktivitas sehari-harinya, karena sering tersendiri, namun pasien juga beberapa kali
hilang sendiri dan timbul apabila pasien masuk ke kamar ayahnya sejak dulu. Tidak
batuk memberat atau di malam hari. Pasien ada penggunaan masker di rumah. Riwayat
juga mengalami penurunan berat badan alergi atau asma di dalam keluarga di
sebanyak 5 kilogram sejak 1 bulan sangkal oleh pasien. Riwayat penyakit
sebelum masuk rumah sakit, penurunan sistemik seperti hipertensi, diabetes

6
E-Jurnal Widya Kesehatan Vol. 3, No. 2, Bulan: Oktober Tahun 2021
e-ISSN: 2657-1064

mellitus, penyakit ginjal, dan penyakit THT : Tonsil T1 /T1; pharyngeal


jantung dalam keluarga juga disangkal oleh hyperemia (-); bibir sianosis
keluarga pasien. (-); bibir pucat (-)
Leher : JVP PR ± 0 cmH2O;
pembesaran kelenjar getah bening (-)
4. Riwayat Sosial
terdapat nodul, soliter, batas tegas, solid,
Pasien merupakan petani yang
dengan diameter kurang lebih 5 cm,
sehari-hari bekerja di sawah, namun sejak diatasnya terdapat debris pada regio
kondisi pasien memburuk 2 minggu submandibula sinistra.
sebelum masuk rumah sakit, pasien Dada : Simetris, retraksi (-)
berhenti bekerja karena keluhannya mudah Jantung :
kambuh. Pasien memiliki riwayat merokok Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
setengah bungkus sehari sejak SMP yang Palpasi : Iktus kordis teraba di Sela
Iga V garis MCL
menetap sejak SMA, namun dikatakan
sinistra, tidak kuat angkat
pasien sudah berhenti merokok sejak Perkusi : Batas Atas : Sela Iga II
kurang lebih 1 tahun sebelum keluhan Sinistra
muncul. Keluarga pasien mengatakan Batas Kanan : Garis parasternal Dekstra
ventilasi rumah ada, cukup untuk Batas Bawah : Sela Iga V
penerangan dan pertukaran udara. Riwayat Batas Kiri : Sela Iga V garis MCL
hubungan seksual berisiko disangkal. Sinistra
Auskultasi : S1 S2 tunggal regular,
murmur (-)
C. PEMERIKSAAN FISIK (30
Paru :
September 2021)
Inspeksi : Simetris (statis and
1. Keadaan Umum : Sakit
dinamis)
sedang
Palpasi : Vokal Fremitus
2. Kesadaran/GCS : E4V5M6
Normal Normal
3. VAS : 5/10
Normal Normal
4. Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 120 Normal Normal
x/menit, reguler, kuat angkat, isi
cukup Perkusi :
5. Laju Pernafasan : 32 x/menit, Sonor Sonor
tipe pernapasan torako-abdominal Sonor Sonor
6. Suhu Aksila : 37,4oC Sonor Sonor
7. Saturasi Oksigen : 96 % Auskultasi:
dengan nasal kanul 3 lpm
8. Berat Badan : 48 kg
Vesikuler: Ronki: + + Wheezing: - -
9. Tinggi Badan : 157 cm
++
10. Indeks Massa Tubuh : 19,47 kg/m2 ++ ++ - -
++ - - - -
Status Generalis
Mata : konjungtiva anemis (-/-); Abdomen:
sklera ikterik (-/-), refleks Inspeksi : distensi (-), massa (-)
pupil (+/+) 3 mm/3 mm Auskultasi : bising usus (+), normal
isokor, oedema palpebra (-/-) Perkusi : Timpani (+), Shifting
dullness (-)

7
E-Jurnal Widya Kesehatan Vol. 3, No. 2, Bulan: Oktober Tahun 2021
e-ISSN: 2657-1064

Palpasi : Hepar, lien, ginjal tidak bercak-bercak infiltrat pada lapangan


teraba, nyeri tekan (-), paru
- Sinus kostofrenikus kanan kiri tajam
Ekstremitas: - Tulang tulang tak tampak kelainan
Hangat + + - Jaringan lunak sekitar kesan baik
- Kesan: TB paru aktif lesi luas
+ + - Cor normal

Edema - - DIAGNOSIS
1. Hemoptoe et causa Tuberkulosis Paru
- - 2. Scrofuloderma

DIAGNOSIS BANDING
CRT < 2 detik 1. Pneumonia Bakteri
2. Miliari metastasis
PEMERIKSAAN PENUNJANG 3. Ulkus gaster
Laboratorium : Darah Lengkap (30 4. Ulkus peptikum
September 2021)
PENATALAKSANAAN
WBC : 6,77 [ 10^3/uL]
RBC : 4,67 [ 10^3/uL] - Nebul Combivent 1 respul : 3 cc NaCl
HGB : 12,9 [g/dL] 0,9 %
HCT : 37,5 [%] - O2 Nasal canul 5 liter permenit
PLT : 213 [10^3] - IVFD Ringer Lactate 0,9% 20 tpm
- Asam Tranexamat 250 mg tiap 8 jam IV
Laboratorium: Kimia Klinik (30 - Ceftriaxon 1 gr tiap 12 jam IV
September 2021) - Dexametason 5 mg tiap 8 jam IV
SGOT : 36,3 U/L (T) - Omeprazol 40 mg tiap 8 jam IV
SGPT : 45,4 U/L (T) - Lactulose 10 ml tiap 8 jam PO
BUN : 10 mg/dL - Rencana OAT (kategori 1, 3 tablet 4
Creatinin : 1,0 mg/dL FDC/24 jam) sesuai BB
Glukosa acak : 101,9 mg/dL
HBsAg : Non reaktif RENCANA DAN MONITORING
- Rencana diagnostik: Tes Cepat
Molekuler/Gene Xpert MTB-RIF
- Kultur sputum
- Monitoring: keluhan, tanda-tanda vital,
efek samping obat, kepatuhan minum
obat
-
Follow Up Ruang Zaitun
1 Oktober 2021
Foto: Thoraks (30 September 2021)
Interpretasi S: Pasien masih mengeluh batuk darah
- Cor : ukuran bentuk kesan normal sebanyak kurang lebih seperempat gelas air
- Pulmo : Konsolidasi homogen pada mineral tiap batuknya, keluhan demam
lapangan atas kedua paru disertai hilang timbul ada, sesak masih ada, nyeri

8
E-Jurnal Widya Kesehatan Vol. 3, No. 2, Bulan: Oktober Tahun 2021
e-ISSN: 2657-1064

dada juga masih dikeluhkan, BAB dan - Omeprazol 40 mg tiap 8 jam IV


BAK normal. - Lactulose 10 mg tiap 8 jam PO
- Sucralfat syr 200 ml tiap 8 jam PO
- Rencana OAT (kategori 1, 3 tablet
O : Status present
4 FDC/24 jam) sesuai BB
KU : Sakit sedang
Kesadaran : compos mentis 2 Oktober 2021
TD : 110/70 mmHg S : Pasien dikatakan masih mengalami
Nadi : 88 x/menit, regular, kuat angkat batuk berdarah dengan volume darah
RR : 32 x/menit kurang lebih seperempat gelas air mineral
Tax : 37,0 ◦C namun saat ini frekuensi batuk dikatakan
Saturasi : 98% dengan O2 via nasal canul sedikit berkurang, keluhan demam hilang
VAS : 5/10 timbul membaik, keluhan sesak dan nyeri
dada masih dirasakan yang belum
Status Generalis membaik, BAB dan BAK normal.
O : Status present
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera
KU : Sakit sedang
ikterik -/-
Kesadaran : compos mentis
Leher : terdapat nodul, soliter, batas tegas,
TD : 100/70 mmHg
solid, dengan diameter kurang lebih 3 cm
Nadi : 92 x/menit, regular, kuat angkat
dan diatasnya terdapat debris pada region
RR : 32 x/menit
mandibula sinistra
Tax : 36.9 ◦C
Thorax:
Saturasi : 98% dengan O2 via nasal canul
Pulmo:
simetris vesikuler rhonki wheezing - VAS : 5/10
(+), ++ ++ -
Status Generalis
++ ++ -- Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera
++ -- -- ikterik -/-
Leher : terdapat nodul, soliter, batas tegas,
Cor : S1 S2 tunggal, regular, murmur (-)
solid, dengan diameter kurang lebih 5 cm
Abdomen : Distensi (-), Bu (+) normal,
dan diatasnya terdapat debris pada region
nyeri tekan (-)
mandibula sinistra
Ekstremitas :
Akral Edema -- CRT <2 detik Thorax:
hangat simetris vesikuler rhonki wheezing -
++ -- (+), ++ ++ -

++ ++ --
A : Hemoptoe et causa Tuberkulosis Paru ++ -- --
Scrofuloderma
Cor: S1 S2 tunggal, regular, murmur (-)
P : Tatalaksana Medikamentosa : Abdomen : Distensi (-), Bu (+) normal,
- O2 Nasal canul 5 liter permenit nyeri tekan (-)
- IVFD Ringer Lactate 0,9% 20 tpm Ekstremitas :
- Asam Tranexamat 250 mg tiap 8
jam IV
- Ceftriaxon 1 gr tiap 12 jam IV
- Kodein 10 mg tiap 8 jam IO Akral Edema -- CRT <2 detik
- Metylprednisolone 125 mg tiap 8 hangat
++
jam IV ++ --

9
E-Jurnal Widya Kesehatan Vol. 3, No. 2, Bulan: Oktober Tahun 2021
e-ISSN: 2657-1064

A: Hemoptoe et causa Tuberculosis Paru simetris vesikuler rhonki wheezing -


Scrofuloderma (+), ++ ++ -

++ ++ --
P : Tatalaksana medikamentosa : ++ -- --
- O2 Nasal canul 5 liter permenit
- IVFD Ringer Lactate 0,9% 20 tpm Cor: S1 S2 tunggal, regular, murmur (-)
- Asam Tranexamat 250 mg tiap 8 Abdomen : Distensi (-), Bu (+) normal,
jam IV nyeri tekan (-)
- Ceftriaxon 1 gr tiap 12 jam IV Ekstremitas :
- Kodein 10 mg tiap 8 jam IO Akral Edema -- CRT <2 detik
- Metylprednisolone 125 mg tiap 8 hangat
++
jam IV ++ --
- Omeprazol 40 mg tiap 8 jam IV
- Lactulose 10 ml tiap 8 jam PO A : Hemoptoe et causa Tuberkulosis Paru
- Sucralfat syrup 200 ml tiap 8 jam Scrofuloderma
PO
- Rencana OAT (kategori 1, 3 tablet P : Tatalaksana medikamentosa :
4 FDC/24 jam) sesuai BB - O2 via nasal canule 2-3 lpm
- IVFD Ringer Lactate 0,9% 20 tpm
Follow Up Ruang Isolasi TB - Asam Tranexamat 250 mg tiap 8
3 Oktober 2021 jam IV
- Ceftriaxon 1 gr tiap 12 jam IV
S: Pasien dikatakan masih mengalami
- Kodein 10 mg tiap 8 jam IO
batuk berdarah dengan volume darah sudah - Metylprednisolone 125 mg tiap 8
berkurang dari sebelumnya, yaitu hanya jam IV
berupa percikan saat batuk dan frekuensi - Omeprazol 40 mg tiap 8 jam IV
masih sama dengan 1 hari sebelum ini, - Lactulose 10 ml tiap 8 jam PO
keluhan demam tidak ada, keluhan sesak - Ketorolac 30 ml tiap 8 jam IV
dikatakan sedikit berkurang dan nyeri dada - Sucralfat syrup 200 ml tiap 8 jam
PO
masih dirasakan namun sedikit membaik,
- Rencana OAT (kategori 1, 3 tablet
BAB dan BAK normal. 4 FDC/24 jam) sesuai BB : 44 kg
O : Status present
KU : Sakit sedang Non-Medikamentosa:
Kesadaran : compos mentis Memberikan KIE kepada pasien dan
TD : 120/70 mmHg keluarga pasien sebelum pasien pulang,
Nadi : 84 x/menit, regular, kuat angkat yaitu :
RR : 28 x/menit - Menjelaskan kepada pasien
Tax : 36,8◦C mengenai penyakit dan perjalanan
Saturasi : 99% dengan O2 via nasal canul penyakitnya
VAS : 3/10 - Menjelaskan kepada pasien bahwa
penyakit TB merupakan penyakit
menular sehingga harus diberikan
Status Generalis edukasi mengenai cara penularan
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera dan pencegahan agar tidak
ikterik -/- menularkan kepada keluarga atau
Thorax: orang lain, seperti etika batuk yang
Pulmo: baik, penggunaan masker saat

10
E-Jurnal Widya Kesehatan Vol. 3, No. 2, Bulan: Oktober Tahun 2021
e-ISSN: 2657-1064

bertemu dengan orang lain, - Menjelaskan kepada pasien dan


menyediakan tempat pembuangan keluarga bahwa sirkulasi udara
dahak agar tidak sembarangan, dan ruangan harus baik dan terpapar
menjaga kebersihan lingkungan sinar matahari langsung
rumah - Menjaga asupan nutrisi dan
- Menjelaskan bahwa TB bisa istirahat yang cukup
disembuhkan asalkan meminum - Memberikan dukungan moral
obat secara teratur dan kontrol ke kepada pasien agar dapat menjalani
fasilitas kesehatan terdekat secara pengobatan secara lengkap dan
rutin sehingga diperlukan pengawas teratur
menelan obat (PMO)
- Menjelaskan bahwa monitor dan Prognosis
evaluasi terapi TB dilakukan Ad vitam : dubius ad bonam
dengan pemeriksaan ulang dahak Ad functionam : dubius ad bonam
mikroskopis pada akhir tahap awal Ad sanationam : dubius ad bonam
(akhir bulan ke-2) dan akhir tahap
lanjutan (akhir bulan ke-6)
V. PEMBAHASAN dan panas, pada benjolan tersebut. Akan
Kasus tuberkulosis paru pada laporan tetapi pasien mengeluh karena nyeri pada
ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, seluruh dada, terutama dada kanan atas,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan dari skala 1 sampai 10 nyeri dikatakan 3
penunjang. Berdasarkan anamnesis, dan nyeri dada dirasakan tambah berat
didapatkan pasien laki-laki usia 24 tahun ketika pasien batuk.
datang sadar rujukan dari Puskesmas Wera Pasien juga mengalami penurunan
ke RSUD Bima, dengan keluhan batuk berat badan sebanyak 5 kilogram tanpa
berdarah kurang lebih 4 hari SMRS. Batuk sebab yang jelas sejak sebulan yang lalu
dirasakan berat dengan dahak bercampur disertai dengan penurunan nafsu makan.
darah. Darah pada dahak ada yang Keluhan sesak juga dirasakan pasien sejak
menggumpal ada yang encer dan berwarna 2 bulan sebelum masuk rumah sakit, dan
merah segar, dengan volume sekitar 125 cc tambah memberat sejak 2 minggu terakhir.
(setengah gelas air mineral). Menurut Keringat dingin keluar dan nyeri dada
keteranganya pasien sudah mengalami memberat saat beraktivitas. Hal ini sesuai
batuk menetap sepanjang hari sejak 3 dengan teori tuberkulosis paru, bahwa
bulan yang lalu, disertai dahak berwarna penyakit tuberkulosis ini pada dasarnya
kuning atau hijau. Batuk dirasakan mulai dapat menyerang semua organ tubuh
memberat sejak 2 minggu terakhir, sejak 4 (multiorgan). Berdasarkan teori tersebut,
hari SMRS batuk disertai dahak bercampur tuberkulosis paru menyumbang 80% dari
darah, sehingga pasien segera dibawa ke seluruh jenis tuberkulosis. Gejala klinis
rumah sakit. Selain itu, pasien juga tuberkulosis dibagi menjadi 2 bagian, yaitu
mengeluh karena timbul benjolan pada gejala pernafasan (gejala organ yang
leher kanan sejak 2 bulan yang lalu. Pasien terlibat) dan gejala sistemik. Gejala
mengatakan awalnya benjolan kecil yang pernafasan tuberkulosis memiliki ciri-ciri
semakin lama semakin membesar namun seperti batuk ≥ 3 minggu, sesak nafas,
saat itu, pasien tidak mengeluh sakit, nyeri, batuk darah, dan nyeri dada. Gejala

11
E-Jurnal Widya Kesehatan Vol. 3, No. 2, Bulan: Oktober Tahun 2021
e-ISSN: 2657-1064

sistemik pada penderita tuberkulosis awan) homogen pada lapangan atas kedua
memiliki gejala demam, malaise, keringat paru disertai bercak-bercak infiltrat pada
malam, dan berat badan menurun, yang lapangan paru. Hasil ini sesuai dengan
mana hal tersebut semua ditemukan pada tinjauan pustaka, yakni terdapat bayangan
kasus di atas. Didapatkan juga pada berawan/nodular di segmen apikal dan
anamnesis pasien mengeluhkan timbulnya posterior lobus atas paru dan segmen
benjolan tunggal pada leher kanan di superior lobus bawah, terdapat kaviti,
bawah telinga sejak 2 bulan yang lalu. terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh
Menurut mereka awalnya benjolan kecil bayangan opak berawan atau nodular,
yang semakin lama semakin membesar bayangan bercak milier, efusi pleura
namun pasien tidak mengeluh ada sakit, unilateral (umumnya) atau bilateral
nyeri dan panas pada benjolan tersebut. Ini (jarang). Tatalaksana yang diberikan pada
sangat sesuai dengan tinjauan pustaka pasien ini saat di IGD adalah terapi awal
bahwa tuberkulosis paru tidak hanya simptomatis untuk mengurangi keluhan,
memiliki gejala paru, tetapi juga bisa seperti batuk darah, dan sesak yang
menyerang organ tubuh lain, termasuk juga dirasakan oleh pasien, kemudian setelah
kulit atau sering disebut dengan keluhan tertangani pasien dipindahkan ke
scrofuloderma. Hal ini dikarakteristikan ruangan isolasi khusus TB dan terapi
dengan pembentukkan abses dingin dan dilanjutkan serta diberikan obat OAT
secara sekunder menyebabkan rusaknya sesuai dengan berat badan.
formasi kulit di bawahnya. VI. PENUTUP
Pada pemeriksaan fisik tanda vital Simpulan
pasien didapatkan kondisi pasien sakit Tuberkulosis paru merupakan
sedang dengan VAS 5. Dari pemeriksaan penyakit radang paru menular yang
thorak yang dilakukan didapatkan kelainan disebabkan oleh infeksi
pada paru, yaitu pada pemeriksaan Myocobacterium tuberculosis. Penyakit
auskultasi didapatkan suara rhonki pada tuberkulosis dapat diklasifikasikan dua
apex dan lobus tengah. Hal ini sesuai bagian, yaitu tuberkulosis paru dan
dengan tinjuan pustaka yang menegaskan tuberkulosis ekstra paru. Terjadinya
antara lain suara napas bronkial, amforik, infeksi bakteri Myocobacterium
suara napas melemah, ronki basah, tuberculosis ini sebagian besar melalui
tanda‐tanda penarikan paru, diafragma dan inhalasi, sehingga tuberkulosis paru
mediastinum. Selain melakukan anamnesis (TB Paru) merupakan bentuk yang
dan pemeriksaan fisik, untuk dapat paling sering dijumpai, yakni sekitar
menegakkan suatu diagnosis penyakit 80% dari semua penderita
tuberculosis paru dapat dilakukan dibandingkan TB pada organ lain,
pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan walaupun sesungguhnya tuberkulosis
penunjang yang dilakukan pada pasien ini, bersifat multiorgan. Pada kasus ini,
berupa pemeriksaan radiologi, yaitu seorang laki-laki mengalami
pemeriksaan foto rontgen toraks. tuberkulosis paru dan scrofuloderma,
Berdasarkan hasil rontgen toraks tersebut, yakni salah satu penyakit menular dan
didapatkan gambaran konsolidasi (bercak memiliki resiko kematian yang tinggi,

12
E-Jurnal Widya Kesehatan Vol. 3, No. 2, Bulan: Oktober Tahun 2021
e-ISSN: 2657-1064

namun apabila segera mendapatkan ditatalaksana utama dengan pemberian


penanganan maka prognosis-nya obat anti tuberkulosis.
menjadi baik. Pasien kemudian

UCAPAN TERIMA KASIH terimaksih yang setinggi-ingginya kepada


Selesaianya penelitian ini tidak yang terhormat Direktur Utama Rumah
dapat dilepaskan dari bantuan yang Sakit Umum Daerah Bima, para dokter,
diberikan oleh pihak Rumah Sakit Umum dan perawat, yang telah membantu
Daerah (RSUD) Bima, yang telah memberi terwujudnya penelitian ini. Demikian pula
kesempatan kepada peneliti untuk kepada pasien dan keluarga, peneliti juga
melakukan penelitian dan melaksanakan sampaikan ucapan terima kasih yang
tugas intensif selama kurang lebih 2 bulan, setinggi-tingginya, karena telah berkenan
yakni Oktober dan November 2021. Untuk memberikan informasi terkait dengan data
itu melalui kesempatan yang baik ini yang diperlukan dalam penelitian ini.
ijinkan peneliti menyampaikan ucapan
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Direktorat Jenderal
DAFTAR PUSAKA
Pengendalian Penyakit dan
Amin, Z., Bahar, A. 2014. Tuberkulosis Penyehatan Lingkungan.
Paru. Dalam: Sudoyo, Aru W., et al., Kementerian Kesehatan RI. 2009. Surat
ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Keputusan Menteri Kesehatan
Jilid I, Edisi VI. Jakarta: Interna tentang Pedoman Penanggulangan
Publishing pp : 863-872. Tuberkulosis. Tersedia pada
Bosrowi dan Suwandi, 2008. Memahami https://persi.or.id/wp-
Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka content/uploads/
Cipta. 2020/11/kmk3642009.pdf.
Center for Disease Control and Prevention. Kementerian Kesehatan RI. 2014.
2019. Self Study Moduls on Pedoman Nasional Pengendalian
Tuberculosis. Atlanta: Division of Tuberkulosis. Kementerian
Tuberculosis Elimination. Kesehatan Republik Indonesia.
Dinas Kesehatan Provinsi Bali. 2020. Direktorat Jenderal Pengendalian
Profil Kesehatan Provinsi Bali Penyakit dan Penyehatan
Tahun 2020. Tersedia pada Lingkungan.
https://www.diskes.baliprov.go.id/do Kementerian Kesehatan RI. 2017.
wnload/profil-kesehatan-2020/. Kebijakan Program
Gorda, I Gusti Ngurah., 1997. Metodologi Penanggulangan Tuberkulosis.
Penelitian Ilmu Sosisl dan Ekonomi. Kementerian Kesehatan Republik
Denpasar: Widya Kriya Gema Tama. Indonesia. Direktorat Jenderal
Herchline TE. 2020. Tuberculosis (TB). Pengendalian Penyakit dan
Website: Penyehatan Lingkungan.
https://emedicine.medscape.com/article/23 Kementerian Kesehatan RI. 2017. Modul
0802-overview. Diakses tanggal 2 Mei Kebijakan Penanggulangan
2021. Tuberkulosis. Tersedia pada
Kementerian Kesehatan RI 2019.
Kebijakan Program
Penanggulangan Tuberkulosis.

13
E-Jurnal Widya Kesehatan Vol. 3, No. 2, Bulan: Oktober Tahun 2021
e-ISSN: 2657-1064

http://www.ljj-kesehatan.kemkes.go.id/ McGraw-Hill Education; hlm.


pluginfile.php/4602/coursecat/descri 1102-1121.
ption/Modul%20Kebijakan%20 Sanches I, Carvalho A, Duarte R., 2015.
Penanggulangan%20TB%20%20201 Who are the patients with
7. extrapulonary tuberculosis? Rev Port
Kementerian Kesehatan RI. InfoDATIN Pneumol 2015;21(2):90-3.
Tuberkulosis. 2018. Jakarta: Pusat Sri Linuwih dkk. 2016. Ilmu Penyakit Kulit
Data dan Informasi Kemenkes RI. dan Kelamin Ed ke-7. Jakarta.
Kementrian Kesehatan RI. 2016. Badan Penerbit FKUI;2016. Hal
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 78-86.
67 Tahun 2016 Tentang Tappeiner G. Tuberculosis and infection
Penanggulangan Tuberkulosis. with atypical Mycobacteria. In :
Tersedia pada Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI,
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/pr Gilchrest BA, Paller AS, Leffell
oduk_hukum/ DJ, editors Fitzpatrick’s
PMK_No._67_ttg_Penanggulangan_ dermatology in general medicine.7th
Tuberkolosis_.pdf. ed. New York : McGraw-Hill;2008.
Kementrian Kesehatan RI. 2016. P1927-40.
Peraturan Menteri Kesehatan Werdhani RA, 2009. Patofisiologi,
Republik Indonesia No.67 Tahun Diagnosis, dan Klasifikasi
2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta: Departemen
Tuberkulosis. hlm 3-6. Ilmu Kedokteran Komunitas,
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia 2011. Okupasi, dan Keluarga FKUI.
Tuberkulosis: Pedoman Diagnosis WHO. 2016. Global Tuberculosis Report,
dan pedoman penatalaksanaan di Available from:
Indonesia. Jakarta: Indah Offset http://apps.who.int/iris/bitstream/10
Citra Grafika. 665/191102/1/9789241565059_eng
Raviglione MC 2015. Tuberculosis in .pdf (Accessed : 2021, Oktober 10).
Harrison’s Principles of Internal
Medicine. Ed ke-19. New York:

E-Jurnal Widya Kesehatan Vol. 4, No. 1, Bulan: Mei Tahun 2022 14

Anda mungkin juga menyukai