GAMBARAN PEMERIKSAAN
BASIL TAHAN ASAM (BTA)
PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU
DI PUSKESMAS H. A. H. HASAN PAYAROBA BINJAI
BARAT
PADA BULAN JANUARI JUNI TAHUN 2015
FIRMAN FIRDAUS
MUNADIA A. H. BANGKO
YUMAIRIANDA SYAFITRI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
LATAR BELAKANG
Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang penting di dunia. Pada tahun 1992
World Health Organization (WHO) telah mencanangkan
tuberkulosis sebagai Global Emergency. (1), (2)
Indonesia masih menempati urutan ketiga di dunia untuk jumlah kasus
Tuberkulosis Paru setelah India dan Cina. Setiap tahun terdapat 250.000 kasus
baru Tuberkulosis Paru dan sekitar 140.000 kematian akibat Tuberkulosis Paru.
Di Indonesia tuberculosis paru adalah pembunuh nomor satu diantara penyakit
menular dan merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit
jantung dan penyakit pernapasan akut pada seluruh kalangan usia. (1)
RUMUSAN
MASALAH
Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan jenis kelamin, usia dan
gambaran pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA) pada
penderita Tuberkulosis Paru.
TUJUAN
PENELITIAN
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui hubungan faktor usia dengan
terjadinya penyakit Tuberkulosis Paru.
2. Untuk mengetahui hubungan faktor jenis kelamin
dengan terjadinya penyakit Tuberkulosis Paru
3. Untuk mengetahui seberapa besar peranan pemeriksaan
Basil Tahan Asam (BTA) dalam menegakkan diagnosa
Tuberkulosis Paru (TB Paru).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.1.
Mikroskopis Bakteri Tuberkulosis(Tuberkulosis dan Mikobakterium Atipik).
Mikobakterium tuberkulosis di dalam sputum. Pewarnaan Ziehl-Neelsen
pembesaran 1000x. Kuman diwarnai merah. Sumber: Brodie, 2008
Cara Penularan
Melalui udara (inhalasi)
TB Droplet Nuclei
10
7/12/16
PATOGENESIS
TB PARU
Primer
Post primer
Klasifikasi
Tuberkulosis
Extra Paru
Klasifikasi
Tuberkulosis
Tuberkulosis Paru
Berdasarkan Hasil
Pemeriksaan Dahak
Mikroskopis (BTA).
Berdasarkan Tipe
Pasien (Berdasarkan
Riwayat Pengobatan)
Faktor Resiko
Gejala Klinis
Gejala Respiratory
Gejala Sistemik
Demam
Gejala sistemik lain adalah
malaise, keringat malam,
anoreksia dan berat badan
menurun. (1)
Batuk 2 minggu
Batuk darah
Sesak napas
Nyeri dada
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
Palpasi: fremitus akan
teraba mengeras
Perkusi: redup,hipersonor
atau timapani.
Auskultasi: suara
bronkial, suara napas
tambahan berupa ronkhi
basah, kasar dan nyaring,
dan suara amforik.
Pemeriksaan
Laboratorium
Darah
Pemeriksaan BTA
metode ziehl neelsen
Uji tuberkulin
Pengobatan
Pencegahan
Pemberian vaksin BCG (Bacille Calmette Guerin) segera
setelah bayi lahir (0-1 bulan) dapat memberikan
kekebalan aktif terhadap tuberkulosis. Tingkat efektivitas
vaksin BCG berkisar 70-80%. Oleh karena itu, harus
tetap waspada terhadap serangan bakteri penyebab
tuberkulosis
BAB III
KERANGKA KONSEP
Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian Hubungan Jenis
Kelamin, Usia Dan Gambaran Pemeriksaan Basil Tahan
Asam (BTA) Pada Penderita Tuberkulosis Paru Di
Puskesmas H. A. H. Hasan Payaroba Binjai Barat adalah
sebagai berikut :
Variabel Penelitian
Variabel berarti ukuran atau ciri yang dimiliki oleh
anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang
dimiliki kelompok lain. Variabel pada penelitian ini
adalah:
Variabel terikat (Dependen), yaitu variabel yang
dipengaruhi variabel bebas, dengan kata lain merupakan
variabel akibat atau efek.Dalam penelitian ini, variabel
terikat adalah penderita tuberculosis paru (TB Paru).
Variabel bebas (Independen), yaitu variabel yang
menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel
terikat. Dalam penelitian ini variabel bebas adalah jenis
kelamin, usia, dan berdasarkan BTA
Definisi Operasional
Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang
dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang
bersangkutan. Definisi operasional dalam penelitian ini terdiri dari dua
variabel, yaitu:
1. Penderita Tuberkulosis Paru, adalah penderita Tuberkulosis Paru yang
didiagnosis menderita Tuberkulosis Paru berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan yang telah dilakukan atau telah didiagnosa oleh dokter di
Puskesmas H. A. H. Hasan Payaroba, Binjai Barat, Binjai-Sumut. Serta
telah dicatat dalam rekam medik.
2. Usia, adalah waktu hidup atau (sejak dilahirkan). Usia responden yang
terhitung adalah sejak lahir hingga ulang tahun terakhir.
Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan sebagai jawaban sementara atas
pertanyaan penelitian, yang harus diuji validitasnya secara
empiris. Jadi, hipotesis tidak dinilai benar atau salah, melainkan
diuji apakah sahih (valid) atau tidak. Hipotesis penelitian ini
adalah:
Ho : tidak ada hubungan faktor jenis kelamin terhadap
penyakit tuberkulosis paru.
Ho : tidak ada hubungan faktor usia terhadap penyakit
tuberkulosis paru.
Ho : tidak ada hubungan hasil BTA terhadap penyakit
tuberkulosis paru
BAB IV
METODE PENELITIAN
Sampel Penelitian
Sampel dalam peneltian ini terbagi menjadi sampel kasus dan sampel
kontrol.
1. Sampel Kasus
Semua penderita yang didiagnosis Tuberkulosis Paru di Puskesmas H. A.
H. Hasan Payaroba, Binjai Barat, Binjai-Sumut pada bulan Januari Juni
tahun 2015 yang tercatat di rekam medis dengan sebanyak X orang.
Teknik penelitian ini menggunakan metode total sampling artinya sampel
yang digunakan adalah total dari populasi.
2. Sampel Kontrol
Sampel kontrol diambil sebanyak X orang dimana banyaknya sampel
sesuai dengan sampel kasus . Teknik penelitian ini menggunakan metode
simple random sampling artinya pengambilan sampel sederhana secara
acak.
Pengumpulan
TERIMAKASIH
Daftar Pustaka
1. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2011. Tuberkulosis: Pedoman
Diagnosis & Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: Universitas
Indonesia.
2. Muchrizal, Gambaran Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA) dan
Foto Roentgen Pada Penderita Tuberkulosis Paru Di RSUD. Dr.
Pirngadi Medan. Medan: Universitas Islam Sumatera Utara, 2013.
3. Price SA, Standridge MP. Tuberkulosis Paru. Price SA, Wilson LM.
Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. 6th ed.
Jakarta: EGC, 2005, vol. 2; 852-864.
4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Pedoman
Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta. 2011.
5. Rab, T., 2010. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: TIM.
Daftar Pustaka
6. Noor, Muthia Fadriyanti . Profil Penderita Tuberkulosis Paru Di Unit
Pelaksana Teknis Kesehatan Paru Masyarakat Medan Pada Bulan
Juli Desember Tahun 2014. Medan: Universitas Islam Sumatera
Utara, 2016
7. Harahap, Misbah Munawwaroh. Tingkat Pengetahuan Siswa-Siswi
Sma Negeri 2 Medan Tentang Penyakit Tuberkulosis Paru Pada
Tahun 2015. Medan: Universitas Islam Sumatera Utara, 2016.
8. Alsagaff H, Mukty A. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. 7th ed.
Surabaya: Airlangga University Press, 2010; 73-109.
9. Sastroasmoro, S., Ismael, Sofyan. Dasar Dasar Metodologi
Penelitian Klinis Ed. 3. Jakarta: Sagung Seto. 2008.
10. Imron, Mochammad. Metodologi Penellitian Bidang Kesehatan
Edisi 2. Jakarta: Sagung sSeto. 2015: 75-156