PENDAHULUAN
3. Pendidikan
Dalam Panti Sosial Tresna Werdha, para lansia banyak sekali difasilitasi dengan berbagai
kegiatan yang meliputi kegiatan keagamaan, ketrampilan dan kesenian, bimbingan sosial serta
senam tera yang bertujuan untuk menjaga kebugaran para lansia.
4. Transportasi, Keamanan dan Keselamatan
a. Lantai didalam wisma terbuat dari keramik, disamping tangga terdapat pegangan. Transportasi
bagi lansia dengan kebutuhan khusus menggunakan kursi roda. Transportasi darurat dengan
menggunakan ambulans.
b. Di PSLU terdapat 3 security yang berdinas bergantian shift pagi, siang dan malam. Pencegahan
kebakaran dengan membersihkan area PSLU dari sampah-sampah yang mudah terbakar.
Pemenuhan kebutuhan air bersumber dari air tanah yang dibor sedalam 150 meter, kulaitas air
bersih dan layak minum. Kualitas udara bersih sebab kawasan PSLU masih banyak pohon dan
taman.
c. Alat bantu jalan yang ada di PSLU yaitu walker, kruk, dan kursi roda. Lingkungan yang
memiliki resiko terjadinya kecelakaan adalah didalam wisma saat lantai licin karena baru dipel
dan tidak ada pegangan pada dinding. Jalanan naik turun dengan pavin yang licin jika terkena
air.
5. Politik dan pemerintahan
o Struktur Organisasi Panti Werda : terlampir
o Program-program panti werda :
1. Pememenuhan kebutuhan pisik
Pemenuhan kebutuhan yang berkaitan dengan makan, pakaian, tempat tinggal
2. Bimbingan sosial.
Bimbingan sosial adalah proses pelayanan yang ditujukan kepada lanjut usia agar mampu
mengembangkan relasi sosial yang positip dan menjalankan peranan sosialnya dalam panti dan
dalam lingkungan sosial masyarakat
3. Bimbingan fisik dan kesehatan.
Merupakan proses pelayanan yang ditujukan menjaga atau meningkatkan kondisi fisik dan
kesehatan lanjut usia, sehingga dapat melaksanakan peran sosialnya
4. Bimbingan Psikososial.
Merupakan upaya yang dilakukan untuk menciptakan situasi sosial psikologis seperti adanya
perasaan rasa aman, nyaman, tenteram dan damai
5. Bimbingan Mental Spiritual dan kerohanian.
Merupakan upaya yang dilaksanakan untuk memelihara dan meningkatkan kondisi mental-
spiritual dan kerohanian klien.
6. Bimbingan Ketrampilan.
Merupakan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mengembangkan bakat, minat dan potensi
klien untuk menisi waktu luangnya sehingga merasa betah dan nyaman tinggal dalam panti.
7. Bimbingan Rekreasi dan Hiburan.
Upaya yang dilaksanakan dalam rangka mengembangkan kreatifitas untuk meningkatkan
semangat hidup klien agar bahagia dalam menjalankan kehidupannya.
o Sistem pendanaan panti :
Pendanaan panti didapat dari dana APBD/ dinas sosial provinsi jawa timur.
6. Komunikasi
o Sarana komunikasi yang digunakan di pelayanan sosial lanjut usia ini adalah komunikasi langsung
seperti dalam pertemuan, tidak langsung dengan menggunakan media radio maupun televisi dan
telepon genggam.
o Pola komunikasi antar anggota kelompok adalah komunikasi 2 arah
o Penyebaran informasi kegiatan kelompok dilakukan secara langsung perorangan maupun melalui
siaran dari speaker
o Komunikasi kelompok dengan puskesmas terjalin baik karena setiap hari jum’at diadakan
posyandu lansia.
7. Ekonomi
a. Pekerjaan para lansia di pelayanan sosial lanjut usia ini adalah dengan mengikuti ketrampilan
dan membuat suatu kerajinan maka akan mendapatkan penghasilan
b. Pendapatan dari lansia hanya berkisar >20.000 rupiah setiap bulannya
c. Sarana ekonomi ada didalam maupun diluar area PSLU. Didalam area PSLU terdapat koperasi
yang menjual kebutuhan sehari-hari seperti makan, minum, keperluan mandi, dsb. Diluar area
panti terdapat toko yang menjual kebutuhan sehari-hari, Pasar yang jaraknya ±1km.
8. Rekreasi
a. Sarana rekreasi yang tersedia didalam PSLU antara lain pertunjukan musik karawitan yang
dimainkan oleh para lansia yang sudah tergabung dalam grup karawitan dan merupakan hiburan
bagi lansia lainnya, koran atau majalah, kebun dan kolam ikan.
b. Waktu luang lansia kebanyakan digunakan untuk menonton televisi atau menonton pertunjukan
karawitan yang dimainkan oleh para lansia yang sudah tergabung dalam grup karawitan setiap
hari selasa dan kamis. Membaca koran atau majalah. Menonton televisi. Dan dapat juga berjalan-
jalan untuk melihat berbagai jenis tanaman yang ditanam dikebun maupaun memancing dikolam
ikan.
degeratif
Manifestasi
DO :
klinis : pusing
Klien berjalan
sempoyongan
Jalan
Lingkungan kurang
sempoyongan
memadai : area PSLU
kurang dilengkapi
pegangan dan jalan
Resiko jatuh
naik turun.
Klien mencari
pegangan saat
berjalan/ naik turun
tangga
SDM rendah DS : Sebagian besar klien
Pendidikan yang rendah menanyakan tentang proses
Demensia DO :
Klien tampak bingung
Demensia Klien sering bertanya-tanya
tentang penyakitnya
intelektual
Kurang pengetahuan
Gangguan Rasa 2 2 2 3 24
Nyaman ( Nyeri )
Kurang pengetahuan 1 1 2 3 6
Keterangan :
1. Rentang skor 1-4
2. Skor yang diperoleh dikalikan kekanan : skor perhatian masyarakat x skor poin prevalensi x skor
tingkat bahaya x skore kemungkinan untuk dikelola = nilai total
3. Prioriotas masalah berdasarkan urutan perolehan skore
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK LANSIA
Wisma : Teratai
Diagnosa
No Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
keperawatan
Resiko jatuh
Klien menunjukkan 1. Bina Hubungan Saling Percaya
berhubungan Setelah diberikan asuhan
kestabilan dalam berjalan 2. Kaji tingkat kemampuan klien dalam mobilisasi
dengan faktor keperawatan selama 1x24 jam
1 Klien menunjukkan 3. Berikan KIE tentang cara mobilisasi yang aman
usia dan diharapkan resiko jatuh dapat
kemandirian dalam 4. Atur lingkungan yang aman
lingkungan yang diminimalisir atau berkurang
beraktifitas 5. Dampingi klien dalam beraktivitas diluar wisma
kurang memadai
IMPLEMENTASI
Wisma : Teratai
Hari / tanggal / jam Tindakan Keperawatan Tanda
No. Dx Tangan
Senin , 6 oktober 2014
1. Membina hubungan saling percaya
Pukul 11.00
Dx. 1
2. Mengkaji tingkat kemampuan klien dalam mobilisasi
3. Memberikan KIE tentang cara mobilisasi yang aman
4. Mengatur lingkungan yang aman
6. Memberitahu klien tentang efek / akibat dari penyakit hipertensi dalam jangka
waktu yang panjang
1 – 3 : 5 orang
4 – 6 : 2 orang
S : Klien mengatakan kurang memahami tentang penyebab, tanda dan gejala, dan akibat lanjut dari
hipertensi, dan cara menangani penyakit hipertensi.
O:
Klien tampak binggung saat ditanya
Pandangan mata klien kurang fokus
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
I:
1. Mengkaji pengetahuan klien tentang penyebab hipertensi
2. Mendiskusikan bersama klien tentang penyebab hipertensi
3. Mengkaji pengetahuan klien tentang tanda dan gejala hipertensi.
4. Mendiskusikan bersama klien tentang tanda dan gejala hipertensi
5. Mengkaji pengetahuan tentang akibat lanjut dari hipertensi
6. Memotivasi klien untuk merawat dirinya dengan penyakit hipertensi.
7. Mengkaji pengetahuan klien tentang perawatan diri.
8. Mendiskusikan bersama dengan klien tentang perawatan dirinya
9. Memberi kesempatan klien untuk bertanya
10. Menjawab pertanyaan klien
11. Memberi reinforcement (+) atas jawaban yang benar
E:
1 – 3 : 6 orang
S : Klien mengatakan kurang memahami tentang penyebab dan cara menangani penyakit hipertensi.
O:
Klien tampak bingung saat ditanya
Pandangan mata klien kurang fokus
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
I:
1. Mengkaji pengetahuan klien tentang penyebab hipertensi
2. Mendiskusikan bersama klien tentang penyebab hipertensi
3. Memotivasi klien untuk merawat dirinya dengan penyakit hipertensi.
4. Mengkaji pengetahuan klien tentang perawatan diri.
5. Mendiskusikan bersama dengan klien tentang perawatan dirinya
6. Memberi kesempatan klien untuk bertanya
7. Menjawab pertanyaan klien
8. Memberi reinforcement (+) atas jawaban yang benar
E:
klien dapat menjelaskan tentang penyebab hipertensi dan cara penanganan hipertensi