BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini mterdiri dari 3 bab, Bab 1 Pendahuluan yang berisikan Latar
Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, dan sistematika Penulisan. Bab 2
Pembahasan. Bab 3 kesimpulan dan saran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anomali Ginjal
Anomali pada ginjal,ialah penggabungan kedua ginjal kanan dan kiri oleh bagian
yang disebut isthmus melalui kedua pole (extremitas) atas atau bawah. Yang
terbanyak penyatuan kedua pole bawah, sedangkan kedua pole atas hanya sekitar 5
— 10% .Besarnya isthmus sangat bervariasi, kadang-kadang merupakan bagian
yang lengkap terdiri dari jaringan ginjal (parenchymatous tissue), tetapi pada
beberapa kasus, hanya merupakan bagian kecil yang terdiri dari jaringan ikat
(fibrous tissue) . Dari hasil autopsi, anomali ini tidak jarang dijumpai, meliputi 1 :
600 sampai 1 : 800 dari seluruh kasus.
Letak kedua ginjal relatip lebih berdekatan dan lebih rendah dari biasa, 40%
diantaranya mencapai ketinggian normal Kedua ginjal biasanya terdapat pada sisi
yang berlainan, di kanan kiri columna vertebralis, bisa juga keduanya terletak pada
satu sisi, dalam hal ini salah satu di antara kedua ginjal tersebut terletak di atas
lainnya .
4. Ureter ektopik, yaitu ureter yang ujungnya tidak bermuara ke kandung kemih
melainkan organ-organ lain seperti uretra atau vagina.
6. Ginjal tapal kuda, yaitu ujung kaudal kedua ginjal mengalami penyatuan
9. Ekstrofi kandung kemih, yaitu mukosa kandung kemih yang terpajan ke udara
luar.
C. Sistem genitalis
a. Pembentukan gonad, duktus genitalis, dan genital eksterna primitif (indiferen)
Gonad primitive dibentuk oleh rigi gonad yang merupakan hasil proliferasi epitel
selom dan pemadatan mesenkim di bawahnya. Pada minggu ke-6 setelah
pembuahan, sel-sel benih primordial datang dan mencapai gonad. Sel-sel benih
primordial inilah yang akan menentukan apakah gonad indiferen primitif ini kelak
berkembang menjadi testis( pada pria) atau ovarium (pada wanita).Duktus genitalis
primitif terbentuk dari duktus mesonefros dan duktus paramesonefros.
· Pembentukan testis
Kromosom Y yang terdapat pada embrio (pria) akan mengubah gonad primitif
menjadi testis. Ciri khas dari pembentukan testis adalah perkembangan bagian
medula yang lebih pesat dibandingkan dengan bagian korteks yang menghilang.
Bagian medula akan berkembang menjadi tubulus seminiferus, sedangkan di
bagian perifernya akan muncul tunika albuginea yang merupakan suatu jaringan
ikat fibrosa. Selain itu terdapat sel Sertoli (berasal dari epitel permukaan kelenjar)
dan sel Leydig (berasal dari rigi kelamin) pada korda testis. Tubulus seminiferus
akan terhubung ke duktus mesonefros melalui saluran duktus eferens.
Kemudian pada akhir bulan ke-2 akan terjadi perubahan posisi testis menjadi lebih
turun (mendekati posisi phallus/penis). Penyebab penurunan (desensus) testis ini
masih belum jelas, namun diperkirakan perkembangan organ-organ abdomen yang
begitu pesat akan mendorong turun testis.Pembentukan duktus genitalis
Duktus genitalis pada pria terbentuk dari duktus mesonefros, sedangkan duktus
paramesonefros menghilang. Duktus mesonefros akan berhubungan dengan
tubulus seminiferus (testis) melalui duktus eferens, sedangkan bagian duktus
mesonefros yang masih melekat di testis namun tidak membentuk hubungan
dengan testis disebut epididimis. Bagian selanjutnya dari duktus mesonefros
berbentuk panjang dandisebut duktus deferens yang berujung ke vesikulaseminalis.
Daerah duktus lain di luar vesikula seminalis disebut duktus ejakulotorius.
· Pembentukan ovarium
Berbeda pada pembentukan testis dari gonad primitif, pada pembentukan ovarium
akan terjadi perkembangan (penebalan) bagian korteks yang pesat membentuk
korda korteks sedangkan bagian medulanya menghilang dan digantikan oleh
medula ovarium. Pada bulan ke-4 telah terdapat oogonia dan sel folikuler pada
ovarium. Selanjutnya ovarium akan mengalami perubahan posisi menjadi sedikit
lebih turun (desensus) hingga terletak di bawah tepi pelvis sejati.
5. Atresia serviks atau atresia vagina, yaitu penyumbatan uterus atau vagina.
9. Penis bifida dan penis dupleks, terjadi apabila tuberkulum genital membelah.
Penderita anomali ini biasanya tanpa keluhan, tetapi bila timbul penyakit penyulit,
bisa terjadi hydronephrose, recurent pyelonephritis, haematuria dan batu ginjal
Keluhan yang terjadi bisa berupa rasa mual dan sakit perut yang disertai
kekejangan (Rovsing syndrome). Kehamilan pada penderita anomali ini 1/3 di
antaranya mendapat kesulitan
BAB III
A. Kesimpulan
Horseshoe kidney merupakan anomali yang tidak jarang dijumpai. Di dalam
autopsi didapati rata-rata 1 di dalam 600 — 800 kasus. Pada umumnya
penggabungan terjadi padapole bawah, akan tetapi pada + 10% kasus terjadi pada
pole atas. Pada laki-laki lebih sering terjadi dari pada wanita dengan perbandingan
2 : 1. Gejala-gejala klinis yang terjadi disebabkan oleh adanya tekanan pada ureter
oleh bagian yang menghubungkan kedua ginjal (isthmus), yangmengakibatkan
terjadinya obstruksi alirankemih
B. Saran
Ginjal merupakan organ yang sangat penting bagi tubuh, dan jika terkena penyakit
merupakan serangan yang sistemik. Oleh karena itu, sebagai perawat kita harus
menjaga dan meningkatkan kualitas hidup pasiennya. Dengan cara melaksanakan
askep sesuai dengan kebutuhan pasien, khususnya pada anomali ginjal (urogenital).
Kita juga harus memberikan saran kepada pasien agar hidup pola sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Publ Inc. 6 — 8.
http://anomali ginjal.com