Anda di halaman 1dari 10

ANOMALI GINJAL UROGENITAL

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tindakan keperawatan tidak terlepas dari beberapa metode yang berhubungan


dengan penyakitnya itu sendiri. Seperti halnya pada gangguan sistem Urinaria,
anomali pada ginjal,ialah penggabungan kedua ginjal kanan dan kiri oleh bagian
yang disebut isthmus melalui kedua pole (extremitas) atas atau bawah. Yang
terbanyak penyatuan kedua pole bawah, sedangkan kedua pole atas hanya sekitar 5
— 10% .Besarnya isthmus sangat bervariasi, kadang-kadang merupakan bagian
yang lengkap terdiri dari jaringan ginjal (parenchymatous tissue), tetapi pada
beberapa kasus, hanya merupakan bagian kecil yang terdiri dari jaringan ikat
(fibrous tissue) Untuk memahami dan mengetahui lebih lanjut maka penulis
mencoba untuk membahas mengenai inhalasi pada bab berikutnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa anomali pada ginja itu?

2. Apa saja anomali kongential?

3. Sistem yang berpengaruh pada anomali ginjal?

4. Apa tanda anomali pada ginjal?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui anomali ginjal?


2. Untuk mengetahui apa saja anomali kongential ?

3. Untuk mengetahui system yang mempengaruhi anomali?

4. Untuk mengetahui tanda anomali?

D. Sistematika Penulisan

Makalah ini mterdiri dari 3 bab, Bab 1 Pendahuluan yang berisikan Latar
Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, dan sistematika Penulisan. Bab 2
Pembahasan. Bab 3 kesimpulan dan saran

BAB II

PEMBAHASAN

A. Anomali Ginjal

Anomali pada ginjal,ialah penggabungan kedua ginjal kanan dan kiri oleh bagian
yang disebut isthmus melalui kedua pole (extremitas) atas atau bawah. Yang
terbanyak penyatuan kedua pole bawah, sedangkan kedua pole atas hanya sekitar 5
— 10% .Besarnya isthmus sangat bervariasi, kadang-kadang merupakan bagian
yang lengkap terdiri dari jaringan ginjal (parenchymatous tissue), tetapi pada
beberapa kasus, hanya merupakan bagian kecil yang terdiri dari jaringan ikat
(fibrous tissue) . Dari hasil autopsi, anomali ini tidak jarang dijumpai, meliputi 1 :
600 sampai 1 : 800 dari seluruh kasus.
Letak kedua ginjal relatip lebih berdekatan dan lebih rendah dari biasa, 40%
diantaranya mencapai ketinggian normal Kedua ginjal biasanya terdapat pada sisi
yang berlainan, di kanan kiri columna vertebralis, bisa juga keduanya terletak pada
satu sisi, dalam hal ini salah satu di antara kedua ginjal tersebut terletak di atas
lainnya .

B. Anomali-anomali kongential yang sering terjadi pada system urinarius antara


lain sebagai berikut :

1. Ginjal polikistik yaitu adanya kista-kista di ginjal yang menyebabkan


insufisiensi.

2. Agenesis ginjal yaitu kegagalan pembentukan ginjal dan dapat bersifat


unilateral maupun bilateral.

3. Duplikasi ureter parsial atau lengkap.

4. Ureter ektopik, yaitu ureter yang ujungnya tidak bermuara ke kandung kemih
melainkan organ-organ lain seperti uretra atau vagina.

5. Ginjal pelvis, yaitu ginjal yang gagal naik ke rongga perut.

6. Ginjal tapal kuda, yaitu ujung kaudal kedua ginjal mengalami penyatuan

7. Arteri renalis asesorius, yaitu menetapnya pembuluh-pembuluh darah


embrional pada ginjal

8. Fistula/kista/sinus urakus, yaitu fistula/kista/sinus yang terbentuk antara


kandung kemih dan lumen allantois.

9. Ekstrofi kandung kemih, yaitu mukosa kandung kemih yang terpajan ke udara
luar.

C. Sistem genitalis
a. Pembentukan gonad, duktus genitalis, dan genital eksterna primitif (indiferen)

Gonad primitive dibentuk oleh rigi gonad yang merupakan hasil proliferasi epitel
selom dan pemadatan mesenkim di bawahnya. Pada minggu ke-6 setelah
pembuahan, sel-sel benih primordial datang dan mencapai gonad. Sel-sel benih
primordial inilah yang akan menentukan apakah gonad indiferen primitif ini kelak
berkembang menjadi testis( pada pria) atau ovarium (pada wanita).Duktus genitalis
primitif terbentuk dari duktus mesonefros dan duktus paramesonefros.

Genital eksterna primitif terbentuk dari sel-sel mesenkim yang bermigrasi ke


daerah kloaka pada minggu ke-3, membentuk lipatan kloaka. Bagian kranial
lipatan kloaka disebut tuberkulum genital (yang nantinya akan berkembang
menjadi klitoris pada wanita, atau phallus pada pria). Selain itu lipatan kloaka
terbagi dua menjadi lipatan uretra dan lipatan anus. Membran di antara lipatan
uretra disebut membran urogenital, sedang membran di antara lipatan anus disebut
membran analis.

b. Pembentukan sistem genitalis pada pria

· Pembentukan testis

Kromosom Y yang terdapat pada embrio (pria) akan mengubah gonad primitif
menjadi testis. Ciri khas dari pembentukan testis adalah perkembangan bagian
medula yang lebih pesat dibandingkan dengan bagian korteks yang menghilang.
Bagian medula akan berkembang menjadi tubulus seminiferus, sedangkan di
bagian perifernya akan muncul tunika albuginea yang merupakan suatu jaringan
ikat fibrosa. Selain itu terdapat sel Sertoli (berasal dari epitel permukaan kelenjar)
dan sel Leydig (berasal dari rigi kelamin) pada korda testis. Tubulus seminiferus
akan terhubung ke duktus mesonefros melalui saluran duktus eferens.

Kemudian pada akhir bulan ke-2 akan terjadi perubahan posisi testis menjadi lebih
turun (mendekati posisi phallus/penis). Penyebab penurunan (desensus) testis ini
masih belum jelas, namun diperkirakan perkembangan organ-organ abdomen yang
begitu pesat akan mendorong turun testis.Pembentukan duktus genitalis

Duktus genitalis pada pria terbentuk dari duktus mesonefros, sedangkan duktus
paramesonefros menghilang. Duktus mesonefros akan berhubungan dengan
tubulus seminiferus (testis) melalui duktus eferens, sedangkan bagian duktus
mesonefros yang masih melekat di testis namun tidak membentuk hubungan
dengan testis disebut epididimis. Bagian selanjutnya dari duktus mesonefros
berbentuk panjang dandisebut duktus deferens yang berujung ke vesikulaseminalis.
Daerah duktus lain di luar vesikula seminalis disebut duktus ejakulotorius.

· Pembentukan genital eksternal

Pembentukan genital eksternal pria (phallus/penis) merupakan hasil pemanjangan


tuberkulum genital di bawah pengaruh hormon androgen. Lipatan uretra akan
menutup membentuk uretra pars kavernosa, sehingga bagian uretra harus
memanjang hingga ke ujung penis dan keluar melalui orifisium uretra eksternum.

c. Pembentukan sistem genitalis pada wanita

· Pembentukan ovarium

Berbeda pada pembentukan testis dari gonad primitif, pada pembentukan ovarium
akan terjadi perkembangan (penebalan) bagian korteks yang pesat membentuk
korda korteks sedangkan bagian medulanya menghilang dan digantikan oleh
medula ovarium. Pada bulan ke-4 telah terdapat oogonia dan sel folikuler pada
ovarium. Selanjutnya ovarium akan mengalami perubahan posisi menjadi sedikit
lebih turun (desensus) hingga terletak di bawah tepi pelvis sejati.

· Pembentukan duktus genitalis dan vagina

Pada pembentukan duktus genitalis wanita, bagian yang berkembangmenjadi


duktus adalah duktus paramesonefros, sedangkan duktus mesonefros akan
menghilang. Tuba uterina terbentuk dari bagian kranial duktus paramesonefros,
sedangkan bagian kaudalnya akan bertemu dengan duktus paramesonefros lain dari
sisi ipsilateral, menyatu dan mengalami penebalan-penebalan sehingga
terbentuklah korpus uteri dan serviks. Ujung padat duktus paramesonefros ini akan
mengalami penojolan yang disebut bulbus sinovaginalis yang berproliferasi
membentuk lempeng vagina. Pelebara pada lempeng vagina akan membentuk
forniks vagina yang terdapat lumen di tengahnya, kelak berkembang menjadi
selaput dara (himen).
· Pembentukan genital eksternal

Pada wanita, tuberkulum genital primitif akan sedikit memanjang membantuk


klitoris, sedangkan lipatan uretra tetap terbuka membantuk labia minor. Tonjol
kelamin membesar dan membentuk labia minor, sedang alur urogenital terbuka dan
membentuk vestibulum.

· Pembentukan duktus genitalis dan vagina

Pada pembentukan duktus genitalis wanita, bagian yang berkembangmenjadi


duktus adalah duktus paramesonefros, sedangkan duktus mesonefros akan
menghilang. Tuba uterina terbentuk dari bagian kranial duktus paramesonefros,
sedangkan bagian kaudalnya akan bertemu dengan duktus paramesonefros lain dari
sisi ipsilateral, menyatu dan mengalami penebalan-penebalan sehingga
terbentuklah korpus uteri dan serviks. Ujung padat duktus paramesonefros ini akan
mengalami penojolan yang disebut bulbus sinovaginalis yang berproliferasi
membentuk lempeng vagina. Pelebaran pada lempeng vagina akan membentuk
forniks vagina yang terdapat lumen di tengahnya, kelak berkembang menjadi
selaput dara (himen).

· Pembentukan genital eksternal

Pada wanita, tuberkulum genital primitif akan sedikit memanjang membantuk


klitoris, sedangkan lipatan uretra tetap terbuka membantuk labia minor. Tonjol
kelamin membesar dan membentuk labia minor, sedang alur urogenital terbuka dan
membentuk vestibulum.

D. Anomali sistem genitalia

1. Duplikasi uterus, yang disebabkan oleh kegagalan penyatuan kedua duktus


paramesonefros dari sisi yang berlawanan sehingga terbentuklah dua uterus dan
dua vagina.

2. Uterus didelfis, yaitu jumlah rahim ganda.

3. Uterus arkuatus, yaitu lekukan fundus uteri ke dalam di garis tengahnya.


4. Uterus bikornis, yaitu uterus memiliki dua tanduk yang masuk ke satu rahim
yang sama.

5. Atresia serviks atau atresia vagina, yaitu penyumbatan uterus atau vagina.

6. Epispadia, yaitu muara uretra yang berada di dorsum penis, bukan di


orifisium uretra eksternum.

7. Ekstrofi kandung kemih, yaitu apabila mukosa kandung kemih terpapar ke


dunia luar.

8. Mikropenis, yaitu perangsangan androgen yang tidak cukup sehingga


genitalia eksterna kurang bertumbuh dengan baik.

9. Penis bifida dan penis dupleks, terjadi apabila tuberkulum genital membelah.

E. Tanda dan Gejala Anomali Ginjal

Penderita anomali ini biasanya tanpa keluhan, tetapi bila timbul penyakit penyulit,
bisa terjadi hydronephrose, recurent pyelonephritis, haematuria dan batu ginjal
Keluhan yang terjadi bisa berupa rasa mual dan sakit perut yang disertai
kekejangan (Rovsing syndrome). Kehamilan pada penderita anomali ini 1/3 di
antaranya mendapat kesulitan
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Horseshoe kidney merupakan anomali yang tidak jarang dijumpai. Di dalam
autopsi didapati rata-rata 1 di dalam 600 — 800 kasus. Pada umumnya
penggabungan terjadi padapole bawah, akan tetapi pada + 10% kasus terjadi pada
pole atas. Pada laki-laki lebih sering terjadi dari pada wanita dengan perbandingan
2 : 1. Gejala-gejala klinis yang terjadi disebabkan oleh adanya tekanan pada ureter
oleh bagian yang menghubungkan kedua ginjal (isthmus), yangmengakibatkan
terjadinya obstruksi alirankemih

B. Saran

Ginjal merupakan organ yang sangat penting bagi tubuh, dan jika terkena penyakit
merupakan serangan yang sistemik. Oleh karena itu, sebagai perawat kita harus
menjaga dan meningkatkan kualitas hidup pasiennya. Dengan cara melaksanakan
askep sesuai dengan kebutuhan pasien, khususnya pada anomali ginjal (urogenital).
Kita juga harus memberikan saran kepada pasien agar hidup pola sehat.
DAFTAR PUSTAKA

Brass JC. Cunningham's Text-book of Anatomi 95h.ed. London,

New York, Chicago: Oxford Univ Press. 1951 : 736.

Cafey J. Pediatric X-Ray Diagnosis. 2nd.ed. Chicago: Year Book

Publ Inc. 6 — 8.

Faber M et al. Anomalies of the kidney and ureter. Clin Obst

Gynaec 21(3) 1978: 831 — 43.

http://anomali ginjal.com

Anda mungkin juga menyukai