Anda di halaman 1dari 32

EMBRIOLOGI SISTEM UROGENITAL

Untuk dapat memahami kelainan-kelainan kongenital organ genital pada wanita, perlu diketahui embriologi sistem urogenital. Dipandang dari sudut faal, sistem urogenital dapat dibagi dalam unsur yang sangat berbeda sifatnya yaitu sistem genital dan sistem urinari. Akan tetapi, dipandang dari sudut embriologi dan anatomi kedua sistem ini saling berkaitan. I. Kelenjar Kelamin Sistem genital dan sistem urinari tumbuh pada mudigah di daerah dorsal kanan dan kiri, lateral dari garis tengah. Mulai minggu ke-4 tampak suatu penonjolan/penebalan mesoderm, yang dinamakan penonjolan urogenital (urogenital ridge). Tidak lama kemudian sel-sel germinativum primordial bermigrasi dari dinding kandung kuning telur (yolk sac) dekat divertikulum allantolis, dan tiba di urogenital ridge, dan bersama sel-sel mesenkim yang berasal dari mesoderm membentuk gonad.

Segera sebelum dan selama kedatangan sel-sel germinativum primordial, epitel selom urogenital ridge berproliferasi dan sel-sel epitel menembus mesenkim yang mendasarinya. Di sini sel epitel tersebut membentuk sejumlah tali yang berbentuk tidak teratur, tali-tali kelamin sederhana. Pada mudigah pria dan wanita, tali-tali ini berhubungan dengan permukaan epitel dan tidak mungkin dibedakan antara kelenjar pria dan wanita. Oleh karena itu, kelenjar kelamin ini dikenal sebagai kelenjar kelamin indiferen. Jenis kelamin suatu mudigah ditentukan pada waktu pembuahan, tergantung pada spermatosit yang membuahi oosit membawa kromosom X atau Y. Pada mudigah dengan susunan kromosom seks XX, tali-tali sumsum kelenjar kelamin terpecah-pecah menjadi kelompok sel yang tidak teratur bentuknya. Kelompok sel ini, yang mengandung gugus sel benih primordial, terutama dalam bagian sumsum (medula) ovarium kemudian menghilang dan diganti oleh stroma pembuluh darah yang membentuk sumsum ovarium. Epitel permukaan kelenjar kelamin wanita terus berproliferasi sehingga pada minggu ketujuh, epitel ini membentuk tali-tali generasi kedua, yaitu tali-tali kulit (cortical cord). Dalam bulan keempat, tali-tali ini juga terpecah menjadi kelompok sel yang terpisah, masing-masing dikelilingi oleh satu atau lebih sel-sel benih sederhana yang selanjutnya berkembang menjadi oogonia sedangkan sel epitel disekitarnya yang berasal dari epitel permukaan, membentuk sel-sel folikuler.

II. Saluran Kelamin Baik mudigah pria atau wanita pada mulanya mempunyai dua pasang saluran kelamin yaitu saluran mesonefron dan saluran paramesonefron. Pada wanita, susunan saluran paramesonefron berkembang menjadi saluran kelamin utama, mungkin sebagai tanggapan estrogen ibu dan uri yang berada dalam aliran darah janin sedangkan saluran mesonefron berangsur-angsur menghilang seiring dengan perkembangan sistem genital yang tersisa hanya bagian yang disebut epooforon, paraiforon, dan kista Gartner. Saluran paramesonefron timbul sebagai suatu invaginasi memanjang epitel selom pada permukaan anterolateral urogenital ridge. Pada mulanya dapat dikenali tiga bagian, yaitu bagian kranial vertikal yang bermuara ke dalam rongga selom, bagian horizontal yang menyilang saluran mesonefron, dan bagian kaudal vertikal yang bersatu dengan pasangannya dari sisi yang berlawanan. Dimana bagian kranial vertikal dan bagian horizontal akan membentuk tuba uterina sedangkan bagian kaudal vertikal akan membentuk kanalis uterus yang pada ujungnya tersebut menonjol ke dalam dinding posterior sinus urogenitalis, dimana menyebabkan pembengkakan kecil, yaitu tubekulum paramesonefron atau tuberkulum Mulleri.

Segera setelah ujung saluran paramesonefron mencapai sinus urogenital, tumbuh suatu penonjolan yang disebut bulbus sinovaginalis yang terus berproliferasi dan membentuk sebuah lempeng padat dari bagian panggul sinus. Menjelang bulan kelima, tonjolan vagina ini seluruhnya berongga. Dengan semikian, vagina mempunyai dua asal usul yaitu sepertiga bagian atas dari saluran rahim dan dua pertiga bawah dari sinus urogenitalis.

III.Alat Kelamin Luar Dalam perkembangan minggu ketiga, sel-sel mesenkim yang berasal dari daerah alur sederhana, bermigrasi ke sekitar membran kloaka untuk membentuk sepasang lipatan kloaka. Pada bagian kranialnya terbentuk tuberkulum genital. Pada minggu keenam, membran kloaka terbagi dua menjadi membran urogenital dan membran anal sedangkan lipatan kloaka pada bagian anterior terbentuk lipatan uretra dan bagian posterior terbentuk lipatan anal. Pada wanita alat kelamin luar sangat dipengaruhi oleh hormon estrogen. Tuberkulum genital agak sedikit memanjang dan membentuk klitoris, lipatan uretra membentuk labia minora, tonjolan kelamin membesar dan membentuk labia majora, dan alur urogenital terbuka pada permukaan dan membentuk vestibulum.

ALAT REPRODUKSI WANITA


Alat reproduksi wanita terbagi: Internal: 1. Ovarium 2. Tuba Fallopii 3. Uterus 4. Vagina Eksternal: 1. Mons pubis 2. Labia mayora 3. Labio minora 4. Klitoris 5. Orifisium Uretra

Oviduct

Fundus of uterus Isthmus of oviduct Myometrium

Mesovarium Ovarian ligament Ampulla

Infundibulum

Endometrium Cervical canal

Fimbriae Broad ligament Vagina External vaginal os

External cervical os Ovary (cross section)

OVARIUM Anatomi: Berbentuk seperti almond, panjangnya 3-5 cm lebar 2-3 cm dan tebalnya 1 cm. Berasal dari sel yang sama dengan testis (homolog) Posisinya dipertahankan oleh rangkaian ligamen-ligamen, yaitu:

a. Broad ligament, merupakan bagian dari parietal peritoneum, melekat pada ovarium melalui lipatan 2 lapisan peritoneum yang disebut mesovarium. b. Ovarian ligament, menempelkan ovarium pada uterus. c. Suspensory ligament, melekatkan ovarium pada dinding pelvis. Setiap ovarium memiliki hilus, tempat/titik jalan keluar masuknya pembuluh darah dan saraf (terdapat disepanjang tempat melekatnya mesovarium) a. b. c. Terletak dibelakang peritoneum (retroperitoneal) Germinal epithelium, lapisan epitel selapis (selapis Histologi: Setiap ovarium terdiri dari: kuboid/squamos/ yang melapisi permukaan ovarium Tunika albuginea, kapsul jaringan ikat padat irregular yang terdapat dibawah epitel germinal Ovarian cortex, wilayah dibawah tunika albuginea mengandung folicel ovarian yang dikelilingi oleh jaringan ikar padat irregular yang terdiri dari sel-sel otot polos yang tersebar d. Ovarian medulla, dibawah ovarian cortex. Terdiri dari jaringan ikat padat yang tersusun lebih longgar dan juga terdiri dari pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf e. Ovarian folicel, terdapat didalam cortex dan terdiri dari oosit pada tahap-tahap perkembangan dan juga sel-sel yang mengelilinginya jika sel yang mengelilinginya satu lapis disebut folicular cell dan jika berkembang lagi menjadi beberapa lapisan disebut granulosa cell f. g. Mature (graafian) follicel, bentuknya besar. Follicel yang sudah matang dan siap mengeluarkan oosit sekunder (ovulasi) Korpus luteum (yellow body), dibentuk dari korpus hemorragicum (yaitu follicel degraaf yang rupture) sampai berdegenerasi menjadi corpus albikan (jaringan fibrosa yang rusak/mengkerut) Suplai darah: Suplai darah pada ovarium terutama berasal dari pembuluh ovarian yang melewati infundibulopelvic ligamen sampai broad ligament. Persarafan: Persarafan ovarium berasal dari ovari arteri. TUBA FALLOPII Anatomi: Tuba uterin panjangnya 10 cm diameter 0,7 cm ditopang oleh ligamen besar uterus. Salah satu ujungnya melekat pada uterus dan salah satu ujungnya membuka kedalam rongga pubis.

a. b. c. d. a.

Bagian-bagian tuba fallopii: Fimbrie, prosesus motil menyerupai jaringan yang berfungsi Infundibulum, ujung yang membuka seperti corong (ostium). Ampulla, bagian tengah segmen tuba untuk fertilisasi. Isthmus, segmen terdekat dari uterus yang berdinding tebal. Internal mucosa, terdiri dari sel epitel silindris bersilia yang berfungsi sebagai cilliary conveyor beltuntuk pergerakan ovum yang difertilisasi/secondary oosit sepanjang tuba Sel-selsekretori yang memiliki microfili yang berfungsi untuk memberi nutrisi ovum membantu menyapu oosit terovulasi kedalam tuba.

Histologi: Tuba fallopii terdiri dari 3 lapisan :

b.

Lapisan tengah (muscularis), terdiri dari serabut otot polos, jaringan ikat dan sebuah lapisan epitel bersilia yang sirkular tersusun secara longitudinal. Oosit bergerak disepanjang tuba menuju uterus karena gerakan silia dan kontraksi peristaltik otot polos

c.

Serosa, lapisan paling luar pada tuba (membran serosa)

Suplai darah: Suplai darah pada tuba fallopii terutama berasal dari vascular arch yang dibentuk dari anastomosis arteri ovari dan arteri uterine. Persarafan: Persarafannya sepanjang uretrovaginal plexus dan dibagian yang mengelilingi pembuluh ovari. UTERUS Anatomi: Terletak diantara urinary bledder dan rectum. a. b. c. d. e. f. Ukuran dan bentuknya seperti buah pear yang terbalik Ukurun normal panjang 7,5 cm lebar 5 cm tebal 2,5 cm (bagi Pembagian anatominya : Fundus, bagian superior dari tuba uterina yang berbentuk Corpus/Body, bagian tengah/sentral yang seperti kubah. melonjong/meruncing. Cervix, bagian sempit pada inferior yang membuka ke vagina. Isthmus, terletak diantara uterus dan servix. Uterine Cavity, inferior dari uterus. Cervical Canal, inferior dari penyempitan servix / bagian

wanita yang belum pernah hamil).

servix yang menyempit.

g. h. a. b. c. 1.

Internal Os, bagian yang membuka dari servical canal ke External Os, ke vagina Perimetrium (serosa). Myometrium (lapisan otot polos). Endometrium (cilliated & secretory cell, areolar connective

uterine cavity. Histologi:: Dinding uterus terdiri dari,

tissue, kel. Endometrian) endometrium tersusun 2 lapisan: Lapisan superfisial (sratum fungsionalis), lapisan ini mengandung kelenjar yang dapat merespom hormon steroid dan biasanya hampir keseluruhan runtuh saat menstruasi. 2. Lapisan basal (stratum basalis), tidak berubah selama siklus berlangsung. Suplai darah: Dinding-dinding uterus diperdarahi melalui arteri-artei uterus yang berasal dari arteri iliaka interna. Persarafan: Visceral nervous system melalui uterovaginal plexus. VAGINA Anatomi: Histologi: Vagina panjangnya 8-10 cm Organ ini menghadap uterus pada sudut sekitar 45 dari vestibula genitalia externa. Vagina terletak antara kandung kemih dan uretra disisi anterior dan rectum disisi posterior. Fungsi vagina yaitu sebagai alat kopulasi wanita dan juga sebagai jalan lahir bayi. Dinding vagina tersusun dari adventisia terluar, lapisan otot polos, dan epithelium skuamosa bertingkat non keratinyang dikenal sebagai lapisan vaginal Vagina dilembabkan dan dilumasi oleh cairan yang berasal dari kapiler pada dinding vaginal bergantung pada kadar estrogen. Suplai darah: Suplai darah untuk vagina yaitu berasal dari percabangan vaginal dari arteri uterine. Persarafan: Persarafannya vagina melalui pleksus uterovaginal yang melewati cardinal ligamen. Bagian distal vagina terutama diperdarahi oleh percabangan dari pudendal nerve. PERINEUM

Anatomi: Terletak antara pertemuan dua lipatan vagina dan anus atau area yang berbentuk seperti intan yang terbentang dari simpisis pubis disisi anterior sampai ke coccic disisi posterior dan ke tuberositi iscial disisi lateral. Suplai darah: Darah disuplai dari dua sumber utama yaitu arteri pudenda interna dan arteri pudenda externa. Persyarafan: Nerve pudendal yang merupakan cabang dari pleksus pudendal. MONS PUBIS Mons pubis adalah daerah di bagian superior labia mayor,anterior simfisis pubis. Mons pubis memeliki lapisan jaringan adipose yang tebal yang berfungsi sebagai bantalan pada saat berlangsungnya hubungan seksual.Pada usia pubertas mons pubis akan mulai ditumbuhi rambut-rambut halus,sebagai tanda perkembangan organ kelamin sekunder. LABIA MAYOR Labia mayora adalah organ genita externa wanita yang paling luar bentuknya menyerupai bibir dan memeliki lapisan kulit yang terpigmentasi,pada labia mayora terdapat otot polos dan kelenjar sebasea.Homolog Labia mayora pada pria adalah skrotum LABIA MINORA Labia minora suatu organ yang memiliki lapisan kulit halus yang berwarna merah muda dan tidak terpigmentasi,pada labia minora tidak ditumbuhi rambut-rambut halus,terdapat kelenjar sebasea dan sensory nerve ending.Pada pria labia minora berhomolog dengan uretra pars spongiosa. CLITORIS Clitoris adalah organ erektil pada wanita pada klitoris terdapat banyak syaraf(pusat rangsang seksual) sehingga, selayaknya penis pada pria, pada klitoris pun dapat terjadi fenomena ereksi.Panjang klitoris dapat mencapai 2cm dan diameternya tidak lebih dari 1cm.Tidak seperti penis pada pria, klitoris tidak memiliki hubungan dengan uretra maupun proses urinasi.Homolog klitoris pada pria adalah glands penis. VESTIBULUM Vestibuloum adalah suatu rongga yang terbentuk diantara labia minora, pada vestibulum ini terdapat bukaan dari uretra dan vagina serta ductus dari kelenjar vestibulum(kelenjar bartolini dan kelenjar skene).

ORIFICE URETHRA EXTERNA Orifice urethra externa terletak 2-3cm posteroinferior ke arah glands klitoris, pada masing-masing sisi dari external urethra orifice ada bukaan dari kelenjar parauretral. BULBS OF THE VESTIBULE Bulbs of the vestibule adalah sepasabg masa yang terdiri dari jaringan erektil,terdapat disekitar bukaan vagina,dilapisi oleh otot bulbospngiosa dan pada pria berhomolog dengan bulb of penis. Artery supply Arteri yang banyak memperdarahi daerah vulva adalah arteri pudendal eksternal,dan arteri pudendal internal di tiap sisi vulva.Arteri pudendal interna memperdarahi kulit, organ sex dan otot perineal. Arteri labial adalah cabang dari arteri pudendal interna yang memperdarahi klitoris. Venous and lymphatic drainage of the vulva The labial veins are tributaries of the internal pudendal veins and venae comitantes of the internal pudendal arteri.venous engorgement during the excitement phase of sexual respos cause an increase in the size and consistency of the clitoris and the bulbs of vestibule.the vulva contains a rich network of lymphatic vessels that pass laterally to tha supesficial inguinal lymph nodes. Innervation of the vulva Persyarafan untuk daerah vulva adalah anterior labial nerves (cabang dari ilioinguinal nerve); cabang genital dari genitofemoral nerve;cabang perineal dari cutaneous nerve of the thigh;dan posterior labial nerve(cabang besar dari pudendal nerve)

KELENJAR MAMMAE
Kedua kelenjar mammae adalah hasil modifikasi dari kelenjar suderiferous (keringat) yang menghasilkan air susu.Kelenjar mammae berada di atas perctoralis major dan otot serratus anterior dan ditempelkan pada keduanya oleh lapisan fascia dalam yang terdiri atas jaringan ikat padat irregular. Setiap payudara mempunyai satu tonjolan berpigmen yang disebut nipple (puting), yang

mempunyai satu rangkaian dari ruangan yang dekat

dengan pembukaan saluran (duktus) yang disebut lactiferous ducts, dimana air susu dikeluarkan. Area kulit bundar berpigmen disekeliling nipple disebut areola; daerah ini terlihat kasar karena mengandung kelenjar sebaceous (minyak) yang telah bermodifikasi. Helaian dari jaringan ikat disebut suspensory ligaments (Coopers ligaments), berkas jaringan ikat fibrosa yang berjalan antara kulit dan fascia dalam dan menyokong payudara. Ligamen ini akan menjadi longgar karena pengaruh umur atau ketegangan yang berlebihan, seperti jogging jarak jauh atau aerobic yang berdampak sangat buruk. Dengan menggunakan bra pendukung akan memperlambat kemunculan kehilangan Coopers. Bagian dalam kelenjar mammae terdiri dari 15 sampai 20 lobus, atau kompartemen, yang dipisahkan oleh sejumlah jaringan adipose. Pada setiap lobus terdapat beberapa kompartemen yang berukuran lebih kecil yang disebut lobules, terdiri atas sekelompok kelenjar sekresi air susu yang menyerupai buah anggur yang disebut alveoli yang dilekatkan pada jaringan ikat. Disekeliling alveoli terdapat sel-sel mioepitelial, yang membantu kontraksi air susu agar terdorong keluar dari puting. Ketika air susu sedang diproduksi, sel mioepitelial melewati alveoli masuk ke dalam suatu rangkaian secondary tubules dan ke dalam mammary ducts. Di dekat puting, duktus mammae meluas membentuk sinus yang yang disebut lactiferous sinuses, dimana sebagian air susu disimpan sebelum dikeluarkan melalui duktus laktiferus. Setiap duktus laktiferus khusus membawa air susu dari satu lobus ke bagian eksterior. Fungsi penting dari kelenjar mammae adalah untuk sintesis, sekresi, dan ejeksi air susu; semua fungsi ini disebut lactation, yang berhubungan dengan kehamilan dan kelahiran. Produksi air susu sebagian besar dirangsang oleh hormon prolactin, dan hipofisis anterior, dengan bantuan dari progesteron dan estrogen. Pengeluaran air susu dirangsang oleh oxytocin, yang dikeluarkan dari hipofisis posterior sebagai respon dari isapan bayi pada putting ibu. Kelenjar mammae sangat vaskuler dan suplai utamanya berasal dari : Percabangan internal thoracic arteri, yang asalnya dari arteri subklavian. Lateral thoracic dan thoracoacrominal, cabang dari axillary arteri. Posterior intercostals arteri, cabang dari thoracic aorta pada 2nd, 3rd, dan 4th

ruang intercostals. Aliran vena dari payudara adalah sebagian besar ke axillary dan beberapa lagi ke internal thoracic veins. Aliran limfatik dari payudara sangat penting karena secara klinis berhubungan dengan metastasis sel kanker. Limfe melewati puting, areola, dan lobules dari kelenjar menuju ke subareolar lymphatic plexus, dan berasal dari: Kebanyakan limfe (lebih dari 75%), terutama dari quadran lateral payudara, mengalir ke axillary lymph nodes, pada permulaannya ke pectoral (anterior)

nodes untuk sebagian besar; tetapi, beberapa limfe langsung mengalir kaxillary nodes lainnya ataupun ke interpectoral, delpectoral, supraclavicular, atau inferior dalam cervical nodes. Kebanyakan dari sisa limfe, terutama sekali dari quadran medial, mengalir ke parasternal nodes atau ke payudara yang berlawanan, sedangkan dari quadran bawah melewati lebih dalam lagi menuju ke inferior phrenic (abdominal) nodes. Pembuluh limfatik pada kulit payudara, kecuali puting dan areola, mengalir ke dalam axillary, inferior dalam cervical, dan infraclavicular nodes, dan juga menuju ke parasternal nodes pada sisi lainnya. Limfe dari axillary nodes mengalir ke dalam infraclavicular dan supraclavicular nodes dan dari keduanya menuju ke subclavian lymphatic trunk, yang juga mengaliri limfe dari lengan bawah. Limfe dari parasternal nodes masuk ke mediastinal trunk, yang mengaliri limfe dari thoracic viscera. Akhir dari trunkus lymphatic ini beragam. Namun biasanya, trunkus ini dijelaskan sebagai penghubung satu sama lainnya dan jugular lymphatic trunk, mengaliri kepala dan leher, untuk membentuk bagian yang lebih pendek, right lymphatic duct pada sisi kanan, atau memasuki akhir pada thoracic duct pada sisi kirinya. Persarafan dari payudara berasal dari anterior dan lateral kutaneus cabang dari 4th sampai 6th saraf intercostals. Bagian ramus ventral primer T1 sampai T11 disebut saraf intercostals karena berjalan di antara ruang intercostals. Cabang dari saraf intercostals menembus fascia dalam yang melapisi pectoralis major untuk mencapai kulit, termasuk payudara pada jaringan subkutaneusnya yang melapisi otot. Cabang dari saraf intercostals membawa serabut sensorik menuju kulit payudara dan serabut simpatik menuju pembuluh darah payudara dan otot polos yang melapisi kulit dan puting.

PELVIC
Pelvic adalah daerah batang tubuh yang berada di sebelah dorsokaudal terhadap abdomen dan merupakan daerah peralihan dari batang tubuh ke estremitas inferior. Pelvic dibatasi oleh dinding yang dibentuk oleh tulang, Ligamentum dan otot. Pelvic cavity yang berbentuk seperti corong, memberi tempat kepada vesica urinaria, alat kelamin Pelvic, Rectum, Pembuluh darah dan imfe serta saraf. Pelvic Cavity terdiri dari kandung urinary, bagian akhir dari ureter, Pelvic genital organ, rectum, pembuluh darah, Lymphatics dan saraf. Perbatasan superior pelvic cavity adalah pelvic inlet (superior pelvic aperture), Inferior Pelvic adalah Pelvic Outlet (inferior Pelvic aperture), ditutupi oleh

Musvulofascial pelvic diaphragma dan perbatasan posterior oleh coccyx dan anterior oleh symphysis pubic.

Bony Pelvic Bony Pelvic (Pelvic Skeleton) sangat kuat, dibentuk oleh: 1. Hip Bone, bentuk tulang irregular, setiap perkembangan dari persatuan 3 tulang: Ilium, Ischium, Pubic Ilium: Superior Flattened dari hip bone, body dari ilium membantu untuk membentuk acetabulum. Puncak iliac mempunyai garis yang mengikuri garis bentuk Ala antara anterior dan posterior superior iliac spines. Ischium: mempunyai body dan ramus. Body membantu untuk membentuk Acetabulum Ramus membantu untuk membentuk obturator foramen. Tonjolan postero inferior besar dari Ischium adalah Ischial tuberosity.

Pubic:

dengan

superior

ramus

untuk

membentuk

acetabulum dengan inferior ramus untuk membentuk obturator foramen. Bagian anterior dari body pubic adalah pubic rest. 2. Sacrum, dibentuk oleh persatuan 5 pemisahan sacral vertebrae. Sacrum untuk membentuk Pelvic Girdle, berhubungan dengan sacrum dari gabungan sacroiliac, untuk daya tahan terhadap stress. 3. Coccyx, dibentuk oleh persatuan 4 dari coccygeal vertebrae. Pada infants dan anak-anak, hip bone terdiri dari pemisahan tulang yang dipersatukan oleh cartilage yang disebut acetabulum. Hip bone bergabung dengan symphysis pubic anterior dan posterior. Bony Pelvic dibagi menjadi: 1. Greater Pelvic (False Pelvic, Pelvis Major) Superior untuk pelvic inlet Lokasi dari beberapa abdominal viscera Dibatasi oleh dinding abdominal anterior iliac fossae posterolaterally

dan L5, S1 vertebrae posteriorly cavity dari greater pelvic adalah bagian inferior dari abdominal cavity 2. anterolaterally Sacrotuberous ligament posterolaterally Ujung dari posterior coccyx Perbandingan Tulang Pelvis Pria dan Wanita Lesser Pelvic (true pelvis, Pelvis Minor) Antara pelvic inlet dan pelvic outlet Lokasi dari pelvic viscera, kandung urinary, dan organ reproductive Dibatasi oleh permukaan pelvic dari hip bone, sacrum dan coccyx. Batas inferior oleh Musculo Facial Pelvic diaphragm Gris tepi superior dari anterior symphysis pubic Batas posterior dari pubic crest Pecten pubis Arcuateline of theilium Anterior dari ala terhadap sacrum Sacral promontory Inferior rami dari pubic dan ischial tuberosities

seperti uterus dan ovaries.

Pelvic inlet memisahkan greater pelvic dari lesser pelvic, dibatasi oleh:

Pelvic outlet adalah batas inferior dari symphysis pubic anterior

Bony Pelvic Struktur Umum Pelvic Major Pelvic Minor Apertura Pelvic Superior Apertura Pelvic Inferior Arcus Pubic Foremen Obturatum Acetabulum Pelvic Joints dan Ligament

Tebal dan berat Dalam Sempit dan dalam Berbentuk jantung Relatif Sempit Sempit Bundar Besar

Tipis dan ringan Dangkal Lebar dan dangkal Lonjong/membulat Relatif luas Lebar Lonjong Kecil

Lumbrosacral Joints, L5 dan S1 vertebrae articulate dari gabungan anterior intervertebral (IV). Sacrococcygeal Joint, gabungan cartilagenous sekunder mempunyai IV disc. Fibrocartilage dan gabungan ligamen dari apex dalam sacrum terhadap dasar dari coccyx. Anterior dan posterior sacrococcygeal ligamen sesuai dengan ligamen longitudinal anterior dan posterior. Pada sendi intervertebral yang lain, cornusacrale dan cornucoccygeum yang dipersatukan oleh ligamentum interkurnual. Sacroiliac Joint, sangat kuat dan menopang permukaan berat, antara permukaan os sacrum os ilii, memiliki tonjolan-tonjolan dan cekungan-cekungan sehingga banyak kedua tulang saling ikat-mengikat. Os sacrum terjepit antara kedua os ilii dan melekat erat kepada kedua tulang tersebut melalui ligamentum sacro-iliacum posterius. Ligamentum sacrotuberale dan ligamentum sacrospinale yang menghubungkan sacrum dan os ishii. Symphsis Pubica, bersifat kondral sekunder, melalui persatuan corpus kedua os pubic di bidang median, yang bersifatkondro fibrotik lebih tebal pada wanita dibanding laki-laki. Ligamentum penghubung kedua tulang menebal di sebelah kranial dan sebelah kaudal untuk membentuk ligamentum pubicum superius dan ligamentum arcuatum pubic. Pelvic Walls dan Floor Dinding anterior pelvic, dinding anterior pelvic adalah bentuk dari yang utama oleh tubuh dan rami dari tulang-tulang pubic dan symphisis pubic. Dinding Pelvic Lateral, dibentuk oleh hipbone dan obturator foramen, Musculus obturator Internus menutupi hampir seluruh dinding-dinding ini, medial terhadap Musculus Obturator Internus terdapat nervus obturatorius dan pembuluh obturatoria dan cabang lain dari pembuluh iliaca interna. Masing-masing

musculus obturator internus meninggalkan pelvic melalui foramen ischiadium minus dan melekat pada femur. Dinding Pelvic Posterior, dibentuk oleh sacrum dan coccyx, otot piriformis melapisi dinding ini disebelah lateral, masing-masing musculus piriformis meninggalkan pelvis minor melalui foramen ischiadicum majur medial terhadap musculus piriformis terdapat saraf-saraf dari plexus sacralis dan pembuluh iliaca internal serta cabangnya. Dasar Pelvic, dibentuk oleh diaphragma Pelvic yang dibentuk oleh Musculus levator ani dan musculus coccygeus serta fasviafascia yang menutupi permukaan kranial dan kaudal otot tersebut. Diaphragma pelvic terbentang antara os. Pubic di sebelah ventral, os coccygeus di sebelah dorsal, dari dinding-dinding pelvic lateral yang satu ke dinding-dinding lateral di seberangnya, diaphragma pelvic menyerupai sebuah corong yang tergantung pada tempat perlekatan. Musculus levatorani adalah otot terbesar dan terpenting pada dasar pelvic. Musculus ani terdiri dari 3 bagian yang dibedakan sesuai dengan arah dan perlekatan serabutnya. Musculus puborectalis bersatu dengan partnernya untuk membentuk otot yang berbentuk U dan melingkari peralihan anorectal Musculus pubococcygeus adalah bagian utama musculus levator ani Musculus iliococcygeus, bagian musculus levator ani paling dorsal, bersifat tipis dan tidak berkembang biak. Musculus levator ani membentuk lingkaran muscular yang menyangga visera pelvic pada kedudukannya sewaktu semua bagian musculus levator ani berkontraksi, dasar pelvic terangkat, membantu otot-otot abdomen ventro lateral menekan isi abdomen dan pelvic sebangsa penyangga uterus. Otot-otot Dinding Pelvic Proixsimal Dinding Lateral M. Obturator PermukaanInternus permukaan pelvic ischii, membrana obturatoria Dinding Posterior M. Piriformis PermukaanTruchanter Ramus osilii dan os Otot Perlekatan Perlekatan distal Truchanter major dan femoris Persarafan Fungsi Utama

Saraf untuk Eksorotasi ossis m. Obturator paha, internus (L5, membantu S1 dan S3) fiksasi caput femoris dalam acetabulum Eksorotasi

permukaan segmen sacral ke-2 ke-4 kranial incisura ischiadica major dan ligamentum sacrotuberale Dasar Pelvic M. Levatorani Corpus (M. Puborectalis, M. Iliococcygeus) pubis, fascia tendineus sampai tepi

major

ossis anterior n. sacralis I n. sacralis II

paha, abduksi paha, membantuk fiksasi caput femoris dalam acetabulum

pelvic segmen- femoris

ossis Centrum arcus, tendineum perinel,

Cabangcabang os. Sacralis IV

Bantu n. menyokong visera pelvic dan menahan kenaikan tekkanan intra abdominal Bagian kecil n. diaphragma

Coccygeus, lig. n. pudendud

obturatoria dan Anacoccygeum, spinalschiadica dinding protata, dinding rectum dan canalis kaudal Cabangcabang analis Ujung

M.

coccygeus Spina

(Ischioccygeus) ischiadica

os. Coccygeus

Sacralis IV pelvic, n. Sacralis V penopang visera pelvic, fleksi coccygeus Saraf Pelvic Persarafan pelvic terutama terjadi melalui saraf sacral dan saraf coccygeal dan bagian pelvis sistem saraf otonom. Kedua musculus piriformis membentuk alas bagi plexus sacralis dan plexus coccygeus. Ramus anterior nervus sacralis II dan nervus sacralis III muncul antara perlekatan proksimal kedua otot tersebut. Bagian nervus lumbalis IV yang menurun, bersatu dengan ramus anterior nervus lumbalis V untuk membentuk trancus lumbusacralis yang tebal dan menyerupai tali. Truncus lumcosacralis melintang ke arah kaudal, ventral terhadap Ala sacralis untuk bersatu dengan plexus sacralis os.

Plexus Sacralis, plexus sacralis terdapat pada dinding dursal pelvis minor

dan berhubungan erat dengan permukaan ventral musculus piriformis. Dua saraf utama dari plexus sacralis adalah nervus ischiadicus dan nervus pudendus. Cabang utama plexus sacralis meninggalkan pelvic melalui foramen ischiadicum (sciaticum majus. Nervus ischiadicus, saraf yang besar untuk ekstremitas inferior, dibentuk oleh rami anteriores nervi spinalis L4 s3 yang bertaur pada permukaan ventral musculus priformis. Nervus ischiadicus melalui foramen ischiadicum (sciaticum) majus kaudal terhadap musculus piriformis untuk memasuki daerah gluteal (bokong) nervus pudendus dibentuk dari plexus sacralis melalui cabangcabang yang dilepaskan dari rami anterior nervi sacralis II IV nervus pudendus mengiringi arteria pudenda interna dan meninggalkan pelvis melalui foramen ischiadicum (sciaticum) majus antara musculus piriformis dan musculus coccygeus. Nervus pudendus melingkari ligamentum sacrospinale dan memasuki perineum dan berakhir sebagai nervus dorsalis penis/nervus dorsalis clitoridis. Nervus pudendus juga mengurus persarafan sensoris alat-alat kelamin luar. Saraf-Saraf Plexus Sacralis Nervus 1. Ischiadicus N. Asal Segmental L4, L5, S1, S2, S3 Rami rami Distribusi articulare, musulares ke

kearticulatio coxae dan fleksor-fleksor di paha dan smeua otot ditungkai bawah dan kaki M. Gluteus meclius dan M. Gluteus minimus M. Gluteus maximus M. quadratus femoris

2.

N.

L4, L5, S1 L5, S1, S2

Gluteus superior 3. N.

Gluteus inferior 4. Nervus L4, L5, S1 ke M. Avadratus dan M. femoris

dan M gemellus inferior

Gemellus superior 5. Nervus S1, S2 ke M. Piriformis 6. Nervus L5, S1, S2 ke M. Obturator dan N. M. S2, S3, S4 interiaus Gemellus 7. Pudendus

M. Piriformis M. obturator internus dan M. Gemellus superior

Struktur dalam perineum

8. nervus Coccygeus 9. Cutanpus post 10. ke

Nervus S3, S4 M.

M.

Levator

dan

M.

Coccygeus

Levator ani dan M. N. femoris nervus S2, S3 S2, S3, S4 S2, S3 Rami cutanei ke bokong dan permukaan paha ke sebelah dorsal Rami cutanei

cutaneus perforans 11. nervi splanchnici pervici

bagianmedial bokong Visera pelvis melalui plexus hypogastrirus inf.

Nervus Obturatorius, nervus obturatorius dilepaskan dalam abdomen dari

plexus lumbalis (lumbaris) (L2-L4) dan memasuki pelvic pada aspek sebelah dalam medial musculus psoas major. Musculus psoas major melintas dalam jaringan lemak ekstraperitoneal dengan menyusuri dinding-dinding pelvic lateral ke foramen obturatorium, dan disini bercabang dua menjadi bagian ventral dan bagian dorsal yang meninggalkan pelvic melalui foramen obturatorium dan berguna untuk mempersarafi otot-otot paha medial Plexus coccygeus, plexus coccygeus adalah anyaman saraf kecil yang dibentuk oleh rami anterioses nervi sacralis IV-V dan nervus coccygeus. Plexus coccygeus terletak pada permukaan pelvis musculus coccygeus dan mempersarafi musculus coccygeus. Sebagian musculus levator ani dan articulatio sacrococcygea. Nervus acococcygeus yang berasal dari plexus coccygeus, menembus ligamentum sacrotuberale dan mengurus persarafan area kecil pada kulit daerah koksigeal Saraf Otonom Pelvic, truncus sympathicus sacral adalah lanjutan truncus sympathicus lumbal ke kaudal. Masing-masing truncus sympathicus sacral adalah lebih kecil daripada truncus lumbaris dan biasanya memiliki 4 ganglion, truncus sacralis melintas ke kaudal pada permukaan pelvic os. Sacrum, tepat medial terhadap fioramina sacralia anteriora dan bertaut untuk membentuk gangliun di garis median, tepat ventral dari os. Coccygeus dalam jaringan ikat ekstra peritoneal kedua truncus sympathicus menurun tepat kaudal terhadap rectum dan melepaskan rami communicantes grisei ke rami anteriores nervi sacralis dan nervus coccygeus juga dilepaskan cabang-cabang kecil ke arteria sacralis mediana dan plexus hypogastricus inferior. Plexus hupogastricus superior dan plexusw hypogastricus inferior termasuk sistem saraf otonom. Plexus hypogastricus superior melintas ke kaudal ke dalam pelvic dan terletak tepat kaudal dari bifurcatio aortae. Plexus hypogastricus merupakan lanjutan plexus

intermesentricus ke kaudal yang juga menerima nervi splanchnici lumbales III IV cabang-cabang dari plexus hypogastricus sinister, ventral terhadap sacrum, pada laki-laki saraf-saraf ini melintas ke kaudal lateral dari rectum, prostata, vesicula seminalis dan berdekatan pada permukaan laterokaudal vesica urinaria, pada wanita cervix uteri dan pars lateralis fornicus vaginae menggantikan tempat vesicula seminalis dan prostat. Plexus hypogastricu inferior adalah perluasan nervu hypogastrici yang teratur seperti kipas. Nervis planchnici pelvici terdiri dari serabut saraf para simpatis dan serabut visero aferen dan berasal dari segmen columna vertebralis S2 S4. Karena itu, plexus hypogastricus inf. Mengandung serabut simpatis dan parasimpatis. Serabut-serabut ini mengikuti cabang arteria iliaca interna ke visera pelvic. Facia Pelvis, fascia pelvic mencakup fascia pelvic visceralis dan fascia pelvic parietalis. Facia visceralis membungkus visera pelvic dan melekatkannya satu dengan yang lain dan juga pelvic parietalis. Pada pria, fascia pelvic parietalis melekat pada permukaan dorsal corpus ossis, pubic, vesica urinaria, cervix uteri, vagina dan rectum pada wanita fascia plevic parietalis melekat pada rectum, prostat, vesica urinaria, dan os. Pubic. Visera Pelvic, terdiri dari bagian distal saluran cerna (rectum) vesica Arteri-arteri Pelvic Arteri A. Iliaca Interna Asal A. Iliaca Communis Lintasan Distribusi Turun melewati Pemasok darah tepi Pelvic untuk utama untuk visera memasuki cavitas pelvic, mm. Glutei Pelvic Bagian Ventral A. Iliaca calis A. Iliaca interna Melintas ventral, ke Visera pelvic dan mipsian otot-otot dalam dan perineum urinaria dan bagian ureter serta sistem reproduksi.

cabang viseral dan kompartemen A. Umbili calis Bagian ventral a. Iliaca interna a. Obturaturia Lintasan dalam Pelvic yang pendek, berakhir sebagai a. Vesicalis sup. A. obturatoria Bagian ventral a. Iliaca Interna Pada wanita Melintas ke arah ventrokaudal pada dinding-dinding tengah pada paha Aspek kranial vesica pada laki-laki Otot-otot Pelvic, a. Nutriens untuk os ilii dan caput urinaria wanita;

ductus derens pada

a. Vesicallis superior

Sisa bagian proksimal a. Umbilicalis

Pelvic lateral Melintas ke arah ventrokaudal pada dinding-dinding Pelvic lateral Melintas rectroperitoneal ke ductus deferens Pada laki-laki melintas retroperitoneal ke bagian kaudal vesica urinaria Menurun dalam Pelvic ke rectum Meninggalkan pelvic melalui for. dan memasuki perineum lewat for. Ichiadicum minus Meninggalkan pelvic melalui for.

femoris Aspek

kranial

vesica urinaria

Arteri ke ductus deferens A. Vesicalis inferior

A. vesicalis inferior Bagian ventral a. Iliaca interna

Ductus deferens

Vesica

urinaria,

vesicula seminalis dan prostat

A. rectalis media

Bagian ventral a. Iliaca interna

Vesicula seminalis, prostat dan rectum Otot-otot canalis analis bangunan dan dalam

A. Pudenda interna

Bagian ventral a. Iliaca interna

Ischiadicum majus perindum kulit dan segitiga urogenital

A. Glutealis inferior

Bagian ventral a. Iliaca interna

M. Piriformis, M. Coccygeus, M. dan

Ischiadivum majus Levatorani A. Uterina Bagian ventral a. Iliaca interna Melintas ke arah medial diatas m. Levatorani, menyilang ureter, sampai di atas ligamen latum A. Vaginalis A. Uterina uteri Pada bats antara corpus uteri dan cervic uteri menurun ke Gonadal Ca. Testicularis/a Pars abdominalis aurtae vagina Menurut retro peritoneal, a. Vagina bagian

Mm. Glutei Uterus, lig. Teres uteri, tuba uterina, dan vagina

dan kaudal

cabang-cabang ke vesica urinaria. Masing-masing testis dan ovarium

ovarical

Testicularis memasuki anulus inguinalis abdominalis: a. Ovarica menyilang tepi pelvic dan melintas ke medial dalam lig. Suspensorium ovarii Melintas ke dorsal dan melepaskan cabang-cabamg

Bagian dorsal A. Iliaca Interna

A. Iliaca Interna

Dinding

Pelvic

dan daerah bokong

A. Iliolumbalis

Bagian dorsal A. Iliaca Interna

parietal Menaik vental dari M. articualatio sacroiliaca dan dorsal terhadap pembuluh Iliaca communis dan M. Psoas Major Melintas pada aspek superfisial M. Piriformis

Iliacus,

M.

Psoas Major, M. Avadratus lumburum Cauda dalam dan equina canalis

A. Sacralis lateris/sup dan inf.

Bagian dorsal A. Iliaca Interna

vertebralis M. Piriformis dan Canalis Vertebralis.

HIPOTALAMUS
Hipotalamus merupakan bagian kecil dari Diencephalon. Dilindungi oleh tulang sphenoid dan sella tursica secara tidak langsung dari tulang sphenoid. Nuclei pada hipotalamus ternyata banyak mengatur aktivitas tubuh yang kebanyakan berhubungan dengan homeostatis. Dalam strukturnya, bagian tenah hipotalamus terdiri dari infundibulum (batang) kelenjar hipofisis posterior tempat melekatnya kelenjar hipofisis Diantara fungsi dari hipotalamus adalah: 1. Mengontrol dan mengintergrasi system nervus autonomic, dimana hipotalamus sebagai regulator utama dalam aktivitas visceral; meregulasi Hear Rate (tingat kontraksi otot jantung), pergerakan makanan dalam GIT, kontraksi urinary bladder, dan mengontrol sekresi kelenjar-kelenjar. 2. Termasuk pada penerimaan impuls dari viscera.

3. Prinsipnya, sebagai penengah antara system saraf dengan system endokrin yang utama mengntrol system tubuh. Letak hipotalamus tepat di atas hipofisis kelenjar endookrin utama. Jika hipotalamus mendeteksi adanya perubahan dalam tubuh, akan dikeluarkan Regulating Factor yang menghambat/menstimulasi kerja hipofisis anterior/posterior. Dimana nantinya hipofisis tersebut akan melepas atau menahan hormone-hormon yang meregulasi Karbohidrat, Fats, protein, ion, dan yang lainnya. 4. Merupakan pusat dari fenomena-fenomena yang terjadi dalam tubuh, misalnya detak jantung menjadi leih cepat karena panik. 5. mengontrol suhu tubuh yang normal ( dengan adanya thermostat ) 6. meregulasi system pemasukan makanan melalui dua pusat, yakni pusat makan (aktif ketika perut kososng), dan pusat kenyang (aktif ketika perut isi/kenyang) 7. Berfungsi sebagai pusat haus 8. Salah satu pusat kebiasaan bangin dan tidur.

HIPOFISIS (KELENJAR PITUITARI)


Kelenjar hipofisis adalah organ berbentuk oval, sebesar kacang dengan berat sekitar 0.5 g. Organ ini terletak pada lekukan berbentuk pelana di tulang sphenoid (sela tursika) dan terbungkus dalam perpanjangan dura meter Hipofisis memiliki dua struktur penting: 1. Anterior Adenohypophysis 2. Posterior Neurohyppophysis

Hormon, mekanisme, target, dan efek dari hipofisis dapat kita simpulkan dalam table berikut :

Hubungan Hipofisis Hipotalamus 1. System portal hipotalamus- hipofisis Suplai darah ke lobus posterior (neurohipofisis) terjadi melalui dua arteri hipofisis inferior, yang merupakan cabang arteri karotis internal,

memasuki lobus posterior dan membentuk jarring-jaring kapilar. Aliran vena mengalir melalui vena hipofisis ke dalam sinus dural. Suplai darah ke lobus anterior (hipofisis) adalah tidak langsung. Arteri hipofisis superior (cabang arteri karotis interna) memasuki bagian tengah tonjolan hipotalamus dan batang infundibulum sehingga membentuk jarringjaring kapilar pertama. Jaring-jaring kapilar pertama dialiri vena portal hipofisis, yang System portal hipatalamus-hipofisis mengacu pada kedua jarring menjadi awal jarring kapilar kedua di bagian lobus bawah anterior. kapilar di atas (satu di hipotalamus dan satu lagi dalam adenohipofisis) dan vena yang terletak diantara keduanya. Melalui system ini, hormone yang diproduksi di hipotalamus langsung dibawa ke adenohipofisis tanpa melaui sirkulasi darah besar / portal 2. Hubungan saraf Lobus posterior diinervasi langsung oleh neuron nucleus supraoptik dan nucleus paraventrikular dalam hipotalamus. Aksonnya memanjang menuruni batang infundibulum sebagai traktus saraf hipofisis-hipotalamus untuk masuk ke neurohipofisis o Neuro hipatalamus mensekresi dua neurohormon, oksitosin dan hormone antidiuretik (ADH), yang dibawa di sepanjang akson dan disimpan dalam neurohipofisis. o Hormone dilepas oleh neuro hipofisis berdasarkan sinyal dari neuro hipotalamus Lobus anterior tidak memiliki hubungan saraf langsung dengan hipotalamus. Hormon hipofisis anterior juga dilepas berdasarkan sinyal dari hipotalamus, tetapi melalui hubungan vascular. Dalam hubungannya aksi hipotalamus-hipofisis dapat kita simpulkan dalam gambar berikut :

OBSTETRIC EXAMINATION
Adalah suatu proses pemeriksaan kehamilan, kelahiran, dan keadaan setelah melahirkan. A. Perkenalan 1. Menyambut pasien dan memperkenalkan diri 2. Menanyakan identitas pasien 3. Menanyakan apakah ada yang menemaninya, jika ada maka yang menemaninya di persilahkan masuk ke dalam ruangan. B. Anamnesis 1. Menanyakan kenapa pasien perlu datang ke klinik 2. Sejarah perkawinan 3. Siklus menstruasi, pertama kali mengalami siklus menstruasi 4. Sejarah penyakit yang dialami pasien dan keluarganya ( yang mungkin ada hubungan dengan kehamilan ). 5. Adakah kebiasaan merokok, 6. Sebelumnya apakah punya sejarah obstetric. C. Informed Consent 1. Menjelaskan prosedur dari pemeriksaan yang akan di laksanakan 2. Menjelaskan tujuan atau hasil yang diharapkan dari pemeriksaan yang di lakukan. 3. Menjelaskan bahwa pasien mungkin mengalami keadaan yang kurang nyaman selama prosedur ini dilaksanakan, akan tetapi jangan khawatir, dokter akan berusaha membuat keadaan senyaman mungkin dan tidak berbahaya terhadap janin. 4. Yakinkan pasien benar-benar mengerti akan prosedur dan tujuan pemeriksaan. 5. Menanyakan kepada pasien apakan pasien mengijinkan, jika pasien setuju, segera laksanakan prosedur pemeriksaan. D. Preparation 1. Pemeriksaan alat a. Pemeriksaan meja dan blanket b. Kapas dan larutan antiseptic c. Nelaton catheter d. Graves speculum dan tray e. Instrument meja f. Lampu 2. Persiapan dokter a. Handgloves b. Sabun dan air c. Apron

d. Handuk bersih dan kering E. Getting ready 1. Menanyakan kepada pasien apakah sudah buang air kecil, kalau sudah dipersilahkan untuk mengganti pakaianya. 2. Mempersilahkan pasien untuk tidur diatas meja pemeriksaan, nyalakan lampu. F. Futting and Handgloves 1. Cucilah tangan dengan air dan sabun cair kemudian keringkan dengan handuk bersih dan kering. 2. Gunakan handgloves dengan baik dan benar. G. Physical Examination 1. Pemeriksaan umum 2. Habitus (asthenia, athletic, picnic) 3. Tinggi 4. Berat 5. Warna konjungtiva, adakah icterus, edeme, chloasoma 6. Vital sign (tekanan darah, nadi, resfirasi, suhu) 7. Cardiopulmonary 8. Inspeksi hiperfigmentasi pada areola mammae dan stiae 9. Palpasi pada hati dan ginjal 10. Hiperfigmentasi (areola mammae, linea nigra) 11. Abdominal countour dan simetri H. Trimester I Examination 1. Gunakan handgloves terlebih dahulu, kemudian duduk di kursi dan wajah langsung menghadap organ genital pasien dan nyalakan lampu serta arahkan pada alat genital pasien. 2. 3. 4. 5. Ambil beberapa cotton dan masukan kedalam larutan antiseptic serta Inpect keseluruhan bagian vulva dan perineum Inspeksi bagian urethral meatus dan vaginal introitus dengan cara Kemudian masukan kedua jari tadi kedalam vagina untuk melakukan usapkan pada pinggir labia mayora untuk membersihkan secret.

membuka laboa mayora dengan menggunakan tangan kiri. palpasi pada kedua sisi labia mayora dan area kelenjar bartholin dan perhatikan kalau ada bentuk yang abnormal. 6. Gunakan graves speculum dengan tangan kanan, dimana jari telunjuk kiri masuk kedalam introitus untuk membuat celah kemudian masukan graves speculum kedalam vagina. 7. 8. Putar graves speculum 900 sesuai arah jarum jam. Buka graves speculum kemudian kunci.

9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.

Perhatikan perubahan warna dinding vagina dan biasanya berwarna Perhatikan bentuk dan ukuran portio, fornices, dinding vagina, juga secret Perhatikan juga ada tidaknya bentuk abnormal dari portio, erosi portio, Longgarkan kembali kunci Graves speculum kemudian capit dan putar Cabut Graves speculum dan kemudian simpan kedalam larutan Bersihkan kembali bagian vulva ( labia mayor ) dengan cotton yang sudah Masukan tangan kedalam larutan Bimanual examination Cuci tangan dengan larutan decontamination Gunakan handgloves yang baru Masukan jari telunjuk dan tengah kedalam vagina, sedangkan tangan

kebiruan (Chadwick sign) dari ostium. atau mungkin pertumbuhan massa jaringan baru. 900 kearah yang berlawanan dengan jarum jam. decontamination. di kasih larutan antiseptic.

kanan letakan pada bagian suprasymphisis untuk merasakan pundus uterus, (pundus akan terasa apabila terjadi kehamilan dan usia kehamilan di atas 12 munggu). 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. Capit portio dengan kedua jari kemudia rasakan kelicinannya, Gerakan jari dari samping portio dan mengarhkan kearah atas. Dan tangan Mencoba palpasi area adnexal, rasakan apakah lembut atau ada massa Perhatikan juga ekspresi wajah pasien apakah ada nyeri atau tidak. Kalau terdapat nyeri itu berarti menunjukan adanya iritasi. Bersihkan kembali bagian vulva dengan cotton yang sudah dikasih larutan Persilahkan pasien untuk mengenakan kembali pakaiannya. Masukan handgloves ke dalam larutan decontamination Cuci tangan dengan air dan sabun cair. Pasien dipersilahkan duduk untuk pemberian informasi dari hasil kekerasannya, dan viscositasnya. kiri merasakan adanya Hegar Sign. yang tumbuh di area tersebut.

antiseptic.

pemeriksaan, serta rencana pengobatan, prognosis dan rujukan keruma sakit jika diperlukan. 30. Pemeriksaan selesai. I. Trimester ke II Examination

Pada dasarnya pemeriksaanya hampirsama dengan pemeriksaan trimester ke I namun ada beberapa hal yang membedakan, diantaranya tidak menggunakan Graves speculum serta tidak di lakukan Ferkusi. 1. uterus 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Gunakan telapak tangan kiri untuk merasakan pundus uterus dan telapak Usia kehamilan 12 minggu : ujung pundus berada 2 jari diatas sympisis Usia kehamilan 16 minggu : ujung pundus berada antara sympisis pubis Usia kehanilan 18-20 minggu : ujung pundus uterus berada 2 jari di Mencari bagian yang keras dan panjang, itu menujukan punggung janin Lakukan auscultation untuk mendengarkan denyut jantung janin dengan Hitung denyut jantung janin dengan cara selang 5 menit selama tiga kali tangan akan merasakan ujung pundus uterus, Inspect bagian suprasympisis dan mencoba untuk palpasi bagian pundus

dan umbilicus bawah umbilicus.

menggunakan Monoaural stethoscope. kemudian hasilnya jumlahkan dan kemudian kali empat, hasilnya menunjukan denyut jantung janin. 9. 10. 11. Pasien dipersilahkan untuk mengenakan kembali pakaiannya Kemudian berikan informasi hasil pemeriksaan, pengobatan, prognosis Pemeriksaan selesai.

dan rujukan jika diperlukan J. Trimester ke III examination Pada dasarnya pemeriksaan hamper sama dengan trimester ke II namun ada beberapa bagian yang membedakan. 1. tekuk. 2. 3. 4. Inspeksi keadaan kandungan, kesimetrisan bentuknya. Lakukan palpasi untuk menentukan bagian ujung pundus uterus dan Ukur pajang dari bagian ujung pundus uterus ke bagian simpisis pubis Pasien di persilahkan berbaring di tempat pemeriksaan dan kaki agak di

bagian sympisis pubis dengan menggunakan meteran. Hasil pengukuran dalam 1 cm menunjukan usia kandungan 1 minggu. 5. 6. Pemeriksaan Leopold I untuk menentukan bagian mana yang ada di Pemeriksaan Leopold II untuk menentukan letak punggung dan pundus uterus, ektrimintas janin,

7.

Pemeriksaan Leopold III untuk menentukan bagian apa yang ada bi

bawah dan kalau ternyata bagian kepala yang ada di bawah dan ternyata sudah masuk ke pintu atas panggul maka pemeriksaan Leopold Iv tidak perlu dilaksanakan. 8. 9. 10. 11. Pemeriksaan Leopold IV untuk menentukan sejauh mana kepala / bagian Kemudian lakukan Auskultasi untuk mendengarkan denyut jantung Berikan informasi kepada pasien atas hasil pemeriksaan, pengobatan, Pemeriksaan selesai. lain yang sudah masuk kedalam pintu atas panggul. dengan menggunakan monoaural stethoscope. prognosis dan rujukan jika diperlukan.

PAP SMEAR
Pap smear adalah suatu cara untuk memeriksa cell tereksfoliasi yang terkumpul dari cerviks.Pap smear sendiri memiliki sensitivitas yang kuat,selain itu untuk mendapatkan hasil yang sangat akurat dari test pap smear diperlukan sample yang cukup,dan fiksasi yang cepat untuk sample ke glass slide.Test pap smear dapat diberikan pertama kali saat pasien menjadi aktif secara seksual (atau pada umur 18),atau test ini dapat diberikan setiap 3 tahun sekali pada wanita yang tidak memiliki sejarah abnormal dari pemeriksaan pap smear. Sebelum melakukan test pap smear ada beberapa prioritas yang harus dilakukan pasien: 1.Tidak boleh menggunakan vaginal medications,cairan lubrikasi,spermisida selama 2-3 Hari pemeriksaan (produk-produk ini akan menyembunyikan cell yang abnormal) 2.Test pap smear jika memungkinkan dilakukan pada hari 12-16 dari siklus mens 3.Tidak boleh melakukan intercourse Performing Pap Smear 1.Pasien diminta untuk berbaring dengan posisi kaki pada stirrups 2.Metal atau plastic speculum dimasukkan pada vagina 3.Cell dikumpulkan menggunakan cotton swab,wooden spatula,atau cervical brush lalu Dioleskan ke glass slide 4.Lalu cell tersebut difiksasi untuk mencegah cell dari kekeringan. 5.Lalu cell cell diperiksa dan dievaluasi hasilnya Evaluasi Pap smear 1.Pertama, smear dievaluasi apakah mencukupi untuk syarat sample

2.Lalu,sample dikategorikan apakah sample dikaregorikan normal atau other 3.Terakhir semua sample yang dikategorikan other dispesifikkan sebagai infeksi, Inflamasi,atau kanker Test pap smear dapat mendeteksi: 1.Normal cell 2.Infeksi:Trichomonas,Candida,HPV,Herpes 3.Cervical Intraepithelial Neoplasm (CIN) 4.Invasive Carcinoma 5.Miscellanous condition : Endocervical polyp

ISTILAH
Hiteroscopy adalah suatu prosedur yang dapat dilakukan dengan atau tanpa anestesi local dapat dilihat rongga uterus/kelainan seperti polip endometrium, dan dapat dilakukan pengambilan sample endometrium untuk pemeriksaan histologic. Endometrial biopsy (microcurettage) adalah pengambilan dan pemeriksaan jaringan endometrium yang dilakukan untuk menegakan diagnosis pasti. Fractional cureetage adalah proses devinitif untuk mendiagnosis endometrium carcinoma, dan dapat dilakukan dengan anastesi.

Anda mungkin juga menyukai