Anda di halaman 1dari 8

KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK

DISUSUN OLEH :

ASTRIANI NUROHMAH
CIPTA NINGRAT
WINA AMANDAPUTRI
YUNITA SEPTIANINGSIH

KEPERAWATAN REGULER C
SEMESTER 6

STIKes KUNINGAN
Pengertian Lanjut Usia

            Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia (Budi Anna Keliat, 1999 dalam Buku Siti Maryam, dkk,
2008).
Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998
tentang Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah
mencapai usia lebih dari 60 tahun. (R. Siti Maryam, dkk, 2008: 32)
Batasan Lanjut Usia

1. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)


Lanjut Usia meliputi:

a. Usia pertengahan (Middle Age) ialah kelompok usia


45 sampai 59 tahun.
b. Lanjut usia (Elderly) ialah kelompok usia antara 60
dan 74 tahun.
c. Lanjut usia tua (Old) ialah kelompok usia antara 75
dan 90 tahun.
d. Usia sangat tua (Very Old) ialah kelompok di atas
usia 90 tahun.
2. Departemen Kesehatan RI mengklasifikasikan lanjut usia sebagai
berikut:

a. Pralansia (prasenilis)
Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.
b. Lansia
Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
c. Lansia risiko tinggi
Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang
berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan (Depkes RI,
2003).
d. Lansia potensial
Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau
kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa (Depkes RI, 2003).
  e. Lansia tidak potensial
Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya
bergantung pada bantuan orang lain (Depkes RI, 2003).
Tipe Lanjut Usia

Beberapa tipe pada lansia bergantung pada karakter, pengalaman hidup,


lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya. Adalah sebagai berikut :
1. Tipe arif bijaksana
Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan
zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana,
dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.
2. Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari
pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan.
3. Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah,
tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak
menuntut.
4. Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama, dan
melakukan pekerjaan apa saja.
5. Tipe bingung
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal,
pasif, dan acuh tak acuh.
Proses Penuaan

Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang


maksimal. Setelah itu tubuh mulai menyusut dikarenakan berkurangnya jumlah
sel-sel yang ada di dalam tubuh. Sebagai akibatnya, tubuh juga akan mengalami
penurunan fungsi secara perlahan-lahan. Itulah yang dikatakan proses penuaan.

Penuaan atau proses terjadinya tua adalah suatu proses menghilangnya


secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti
dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi serta memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides, 1994).
Seiring dengan proses menua tersebut, tubuh akan mengalami berbagai masalah
kesehatan atau yang biasa disebut sebagai penyakit degeneratif.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penuaan

R. Siti Maryam, dkk, 2008 menyebutkan factor-faktor yang


mempengaruhi penuaan adalah sebagai berikut:

1. Hereditas (Keturunan/Genetik)
2. Nutrisi (Asupan Makanan)
3. Status Kesehatan
4. Pengalaman Hidup
5. Lingkungan
6. Stress
TERIMA KASIH…

Anda mungkin juga menyukai