DI INDONESIA
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa
Dosen Pembimbing: Dr. Rr Sri Endang Pujiastuti, SKM, MNS
Disusun oleh :
1. Widagdo Ciptaning A.M (P1337420617032)
2. Ibi Yulia Setyani (P1337420617032)
3A3 RKI
A. Latar Belakang
Lanjut usia (lansia) adalah seseorang dengan usia 65 tahun atau
lebih yang terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu
penyakit melainkan suatu proses natural tubuh meliputi terjadinya
perubahan deoxyribonucleic acid (DNA), ketidaknormalan kromosom dan
penurunan fungsi organ dalam tubuh. Sekitar 65% dari lansia yang
mengalami gangguan kesehatan, hidup hanya ditemani oleh seseorang
yang mengingatkan masalah kesehatannya, dan 35% hidup sendiri. Secara
individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai macam
masalah, baik masalah secara fisik, biologis, mental maupun masalah
sosial ekonomi (Nies & McEwen, 2007; Tamher & Noorkasiani, 2010).
Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2015,
populasi penduduk dunia yang berusia 60 tahun atau lebih, mencapai 900
juta jiwa. Dewasa ini, terdapat 125 juta jiwa yang berusia 80 tahun atau
lebih, pada tahun 2050, diperkirakan mencapai 2 milliar jiwa di seluruh
dunia. Akan ada hampir sebanyak 120 juta jiwa yang tinggal sendiri di
Cina, dan 434 juta orang di kelompok usia ini di seluruh dunia. Di kawasan
Asia Tenggara populasi Lansia sebesar 8% atau sekitar 142 juta jiwa. Pada
tahun 2000 jumlah Lansia sekitar 5,300,000 (7,4%) dari total polulasi,
sedangkan pada tahun 2010 jumlah Lansia 24,000,000 (9,77%) dari total
populasi, dan tahun 2 2020 diperkirakan jumlah Lansia mencapai
28,800,000 (11,34%) dari total populasi (Departemen Kesehatan RI, 2013;
WHO, 2015). Dari sensus penduduk dunia, Indonesia mengalami
peningkatan jumlah lansia (60 tahun ke atas) dari 3,7% pada tahun 1960
hingga 9,7% pada tahun 2011. Diperkirakan akan meningkat menjadi
11,34% pada tahun 2020 dan 25% pada tahun 2050.
Jumlah orang tua di Indonesia berada di peringkat keempat
terbesar di dunia setelah China, India, dan Amerika. Propinsi Jawa tengah
adalah salah satu propinsi yang mempunyai penduduk usia lanjut diatas
jumlah lansia nasional yang hanya 7,6% pada tahun 2000 dan dengan usia
harapan hidup mencapai 64,9 tahun. Secara kuantitatif kedua parameter
tersebut lebih tinggi dari ukuran nasional (Kadar, Francis, dan Sellick,
2012; Departemen Kesehatan, 2013) Menurut Ambarwati (2014) semakin
tua umur seseorang, maka akan semakin menurun kemampuan fisiknya,
hal ini dapat mengakibatkan kemunduran pada peran sosialnya dan juga
akan mengakibatkan gangguan dalam hal mencukupi kebutuhan
hidupnya. Meningkatkan ketergantungan yang memerlukan bantuan
orang lain dengan kata lain akan menurunkan tingkat kemandirian lansia
tersebut. Maslow (1962, dikutip oleh Ambarwati 2014) menyebutkan teori
tentang hierarki kebutuhan, tingkatan yang tertinggi (ke-5) adalah
kebutuhan aktualisasi diri (need for self Actualization) yang terkait dengan
tingkat kemandirian, kreatifitas, kepercayaan diri dan mengenal serta
memahami potensi diri sendiri.
B. Rumusan Masalah
a. Apa definisi dari lansia?
b. Apa saja tipe-tipe lansia?
c. Bagaimana klasifiksi lansia?
d. Apa saja karakteristik lansia?
e. Apa saja masalah keperawatan lansia di Indonesia?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui definisi dari lansia
b. Untuk mengetahui tipe-tipe lansia
c. Untuk mengetahui klasifiksi lansia
d. Untuk mengetahui karakteristik lansia
e. Untuk mengetahui masalah keperawatan lansia di Indonesia
BAB II
ISI
A. Definisi Lansia
Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang.
Manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua. Hal ini normal dengan
perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diprediksikan yang
terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap
perkembangan kronologis tertentu. Lansia merupakan suatu proses
alami yang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang
akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan
masa hidup manusia yang terakhir. Dimana seseorang mengalami
kemunduran fisik, mental dan sosial secara bertahap. ( Lilik, 2011)
Lanjut usia adalah seseorang yang memiliki usia lebih dari
atau sama dengan 55 tahun (WHO, 2013).Lansia dapat juga
diartikan sebagai menurunnya kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri dan mempertahankan struktur serta fungsi
normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (Darmojo,
2015).
Menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4), UU No. 13 Tahun 1998
tentang Kesehatan dikatakan bhawa usia lanjut adalah seseorang
yang mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam et al., 2011)
Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun ke atas baik
pria maupun wanita, yang masih aktif beraktivitas dan bekerja
ataupun mereka yang tidak berdaya untuk mencaari nafkah sendiri
sehingga bergantung kepada orang lain untuk menghidupi diriny
(Rosindawati, 2011)
B. Tipe-Tipe Lansia
Terdapat bermacam-macam tipe manusia lanjut usia MENURUT,
yaitu:
1 Tipe Arif Bijaksana
Kaya dengan hikmah pengalaman menyesuaikan diri dengan
perubahan jaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah,
endah hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan
menjadi panutan.
2 Tipe Mandiri
Mengganti kegiatan-kegiatan yang hilang dengankegiatan yang
baru, selektif dalam mencari pekerjaan, teman pergaulan, serta
memenuhi undangan.
3 Tipe Tidak Puas
Konflik lahir batin menentang proses penuaan yang
menyebabkan hilangnya kecantikan, daya tarik jasmaniah,
kehilangan kekuasaan, status, teman yang disayangi, pemarah,
tidak sabar, mudah tersinggung, menuntut, sulit dilayani dan
pengkritik
4 Tipe Pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik , mempunyai konsep habis
gelap terbitlah terang, mengikuti kegiatan beribadah, ringan kaki
pekerjaan apa saja dilakukan.
5 Tipe Bingung
Cenderung kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri,
merasa minder, menyesal, pasif, mental, acuh tak acuh, sosial
dan ekonominya.
Tipe ini antara lain :
a. Tipe optimis
b. Tipe konstruktif
c. Tipe ketergantungan (dependent)
d. Tipe defensif
e. Tipe militan dan srius
f. Tipe marah atau frustasi (the angry man)
g. Tipe putus asa (benci pada diri sendiri) atau self heating
man
C. Klasifikasi Lansia
Klasifikasi lansia Menurut WHO (2013),
klasifikasi lansia adalah sebagai berikut :
1. Usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45-54
tahun.
2. Lansia (elderly), yaitu kelompok usia 55-65 tahun.
3. Lansia muda (young old), yaitu kelompok usia 66-74 tahun.
4. Lansia tua (old), yaitu kelompok usia 75-90 tahun.
5. Lansia sangat tua (very old), yaitu kelompok usia lebih dari 90
tahun.
D. Karakteristik Lansia
Karakteristik Lansia Menurut Keliat (1999) dalam Mariyam dkk
(2011), Lanjut usia memiliki benerapa karakteristik diantaranya
adalah;
1. Orang Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 ayat
(2) UU No.13 tentang kesehatan )
2. kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat
sampai sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual,
serta dari kondisi adaptif hingga kondisi maladaptive
3. lingkungan dan tempat tinggal yang bervariasi.
Adapun ciri-ciri pada lansia sehingga akan berdampak terhadap
mekanisme koping dari respon yang dihadapi, seperti;
1. Usia dan jenis pekerjaan
Semakin bertambahnya usia seseorang, semakin siap pula
dalam menerima cobaan. Hal ini didukung oleh teori aktivitas
yang menyatakan bahwa hubungan antara sistem sosial dengan
individu bertahan stabil pada saat individu bergerak dari usia
pertengahan menuju usia tua,( Cox, 1984 dalam Tamher &
Noorkasiani,2010). Usia adalah lamanya kehidupan yang
dihitung berdasarkan tahun kelahiran sampai dengan ulang
tahun terakhir. Oleh sebab itu, tidak dibutuhkan suatu
kompensasi terhadap kehilangan, seperti pensiun dari peran
sosial karena menua. Keterkaitannya dengan jenis pekerjaan
juga membawa dampak yang berarti (Darmojo dkk, 1999 dalam
Tamher & Noorkasiani, 2010).
2. Jenis kelamin
Perbedaan gender juga dapat merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi psikologis lansia, sehingga akan berdampak
pada bentuk adaptasi yang digunakan (Darmojo dkk, 1999
dalam Tamher Dan Noorkasiani, 2010), menyatakan hasil
penelitian mereka yang memaparkan bahwa ternyata keadaan
psikososial lansia di Indonesia secara umum masih lebih baik
dibandingkan lansia di negara maju, antara lain tanda-tanda
depresi pria (pria 43% dan wanita 42%), menunjukkan
kelakuan/tabiat buruk(pria 7,3% dan wanita 3,7%), serta cepat
marah irritable (pria 17,2% dan wanita 7,1%). Jadi dapat
diasumsikan bahwa wanita lebih siap dalam menghadapi
masalah dibandingkan laki-laki, karena wanita lebih mampu
menghadapi masalah dari pada lelaki yang cenderung lebih
emosional.
3. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan juga merupakan hal terpenting dalam
menghadapi masalah. Semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang, semakin banyak pengalaman hidup yang
dilaluinya,sehingga akan lebih siap dalam menghadapi masalah
yang terjadi. Umumnya lansia yang memiliki tingkat pendidikan
yang lebih tinggi masih dapat produktif, mereka justru banyak
memberikan konstribusinya sebagai pengisi waktu luang
dengan menulis buku-buku ilmiah maupun biografinya sendiri
(Tamher, 2010).
Sosial dan ekonomi
A. Simpulan
Berdasarkan kajian pustaka yang telah penyusun temukan mengenai
masa lanjut usia, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
Pada Usia 65 tahun seseorang dianggap telah memasuki masa lansia
atau lanjut usia. Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa
kelemahan manusiawi dan sosial sangat tersebar luas dewasa ini.
Orang yang memasuki usia lanjut (lansia) memiliki ciri – ciri khas,
diantaranya usia lanjut merupakan periode kemunduran, orang lanjut
usia memiliki status kelompok minoritas, menua membutuhkan
perubahan peran, dan penyesuaian yang buruk pada lansia.
Pada lansia terjadi banyak perubahan, diantaranya perkembangan
jasmani/fisik, perkembangan intelektual, perkembangan emosi,
perkembangan spiritual, perubahan sosial, perubahan kehidupan
keluarga, dan hubungan sosio-emosional lansia.
B. Saran
Setelah penyusun membuat makalah ini, penyusun menjadi
tahu tentang konsep keperawatan lansia dan masala masala apa saa
ang sering terjadi pada lansia di Indonesia. Lansia adalah masa
dimana seseorang mengalami kemunduran, dimana fungsi tubuh kita
sudah tidak optimal lagi. Oleh karena itu sebaiknya sejak muda kita
persiapkan dengan sebaik – sebaiknya masa tua kita. Gunakan masa
muda dengan kegiatan yang bermanfaat agar tidak menyesal di masa
tua.
Daftar Pustaka
Azizah, Lilik M. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta : Graha Ilmu
Sunaryo, dkk. 2016. Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : CV Andi
Offset
Kaolifah, Siti N. 2016. Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC