Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ETIKA DAN PROFESI BK

“Hubungan kerja sama dengan rekan sejawat dan anggota profesi lain (case conference, 1
referral, konsultasi)”
DOSEN : Armita Sari

D
I
S
U
S
U
N
OLEH KELOMPOK 6 :
BK REGULER E 2019
 Robby Ade Syahputra Pasaribu (1193351064)
 Annisa Khairina Jasmine (1193151038)
 Dhea Astri (1193351067)
 Putri Syahpitri (1191151024)
 Winda Widya Fitri (1193351066)
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
T.A 2021
KATA PENGANTAR

1
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Sosio Antropologi Pendidikan
ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Etika Profesi Bk. Selain itu,makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
“Hubungan kerja sama dengan rekan sejawat dan anggota profesi lain (case conference, referral,
konsultasi)” dalam etika profesi BK ,dan penulisan makalah ini agar dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagain
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.Kami menyadari,makalah yang
kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,kritik dan saran yang membangun
akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Medan oktober 2021


DAFTAR ISI

1
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Prinsip Kerja Profesi Bimbingan dan Konseling
B. Hubungan guru dengan rekan sejawat
C. Hubungan dan Kerjasama Antar Profesi

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, baik dibidang teknologi maupun ilmu pengetahuan
sekarang ini, tidak hanya merpermudah kita dalam kehidupan namun, dibalik kemudahan dalam
kehidupan tetap saja ada efek negative dari itu semua. Salah satunya dibidang psikologi.
Banyaknya masalh yang muncul, dalam

penanganan masalh maka ilmu pengetahuan yang mehimpun pemecahan masalahtentang


psikologi. Dengan maraknya ahli-ahli yang profesional di bidang

profesional, salah satunya adalah BK yang tidak hanya menjadi BK pendidikan tetapi juga BK-
BK lainnya.

Untuk mendalami suatu keahlian setidaknya haruslah paham akan konsep dasar atau prinsip yang
dimiliki suatu ilmu tersebut, karena prinsip tersebut

menjadi pedoman dalam pelaksanaan pelayanan. Harus diketahui juga bahwa setipa profesi
memiliki hubungan dengan profesi lainnya. Dalam tulisan ini lebih menfokuskan pada
phubungan BK dalam Pendidikan yaitu disekolah, dimana struktur sekolah memiliki peran yang
terhubung dalam kerjasama pelaksanaan BK.

B. Rumusan masalah

adapun rumusan masalah yang akan kami bahas disini yakni :


1. Prinsip Kerja Profesi Bimbingan dan Konseling
2. Hubungan guru dengan rekan sejawat
3. Hubungan dan Kerjasama Antar Profesi

C. Tujuan
Untuk mengetahui
1. Prinsip Kerja Profesi Bimbingan dan Konseling
2. Hubungan guru dengan rekan sejawat
3. Hubungan dan Kerjasama Antar Profesi

BAB III
PEMBAHASAN
A. Prinsip kerja profesi Bimbingan dan konseling
1
Menurut Halaen pada Bimibingan dan Konseling (2002;63) di dalam
sebuah tulisan yang tidak disebutkan penulisnya, mengatakan bahwa
prinsip
 berasal dari kata prinsipra yang artinta permulaan dengan suatu cara tertentu
melahirkan hal—hal lain, yang keneradaannya tergantung dari pemula
itu,
 prinsip ini merupakan hasil perpaduan antara kajian teoritik dan teori lapangan
yang terarah yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan yang
dimaksudkan.

Prinsip bimbingan dan Konsleing menguraikan tentang pokok-pokok


dasar 

 pemikiran yang dijadikan pedoman program pelaksanaan atau aturan main


yang harus diikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan dapat
juga

dijadikan sebagai seperangkat landasan praktis atau aturan main yang harus
diakui dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah maupun di tempai lain (konselor/penyuluh profesi lain).

Prayitno dan Erman pada bukunya Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling yang
diungkapkan dalam tulisan yang tidak disebutkan namanya mengatakan
bahwa prinsip merupakan hasil kajian teoritik dan telaah lapangan yang
digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan. Dapat
di simpulkan
 bahwa prinsip-prinsip bimbingan dan konsleing merupakan panduan hasil-
hasil teori dan praktek yang dirumuskan dan dijadikan pesoman sekaligus
dasar dasar 
 bagi penyeleggaraan pelayanan. Intinya bahwa prinsip-prinsip bimbingan
konsleing ialah konsep dari profesi bimbingan dan konseling itu sendiri dan 1
menjadi pedoman pelaksanaan pelayanan.

Prinsip-prinsip bimbingan konsleing dalam pelayanan yang


digunakan

 bersumber dari kajian filosofid hasil penelitian dan pengalaman tentang hakikat
manusia, perkembangan dan kehidupan manusia dalam konteks sosial
budayanya,
 pengertian, tujuan, fungsi, dan proses, penyelenggaraan bimbingan dan
konseling. Adapun beberapa prinsip pelaksanaan bimbingan konseling yang
diungkapkan oleh Nurihsan Juntika dalam bukunya Bimbingan dan Konseling
(2006; 9) di dalam tulisan yang tiak disebutkan namanya
menyebutkan, diantaranya;

1. Bimbingan adalag suatu proses membantu individu agar mereka

dapat membantu dirinya sendiri dalam menyelesaikan masalah yang

dihadapinya.
2. Hendaknya bimbingan bertitik tolak (berfokus) pada individu yang di

 bimbing.
3. Bimbingan diarahkan pada individu dan tiap individu memiliki

karakteristik tersendiri.
4. Masalah yang dapat diselesaikan oleh tim pembimbing di lingkungan

lembagahendaknya diserahkan kepada ahli atau lembaga yang berwenang

menyelesaikannya.
5. Bimbingan dimulai dengan identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh

individu yang akan dibimbing.


6. Bimbingan harus luwes dan fleksibel sesuai kebutuhan individu dan
masyarakat.

7. Program bimbingan di lingkungan pendidiakn tertentu harus sesusai


dengan program pendidikan pada lembaga yang bersangkutan

8. Hendaknya pelaksanaan program bimbingan dikelola oleh orang yang 1


memiliki keahlian dalam bidang bimbingan, dapat bekerja sama dan
menggunakan sumber-sumber yang relevan yang berada didalam
ataupun

diluar lembaga penye;enggaraan pendidikan.


9. Hendaknya melaksanakan program bimbingan di
evalusi dari hasil dan pelaksanna program.

Prayitno mengatakan dalam sebuah tulisan bahwa rumusan prinsip-prinsip


bimbingan dan konsleing pada umumnya ialah berkenan dengan sasaran
pelayanan, masalah klien, tujuan dan proses penanganan masalah, program
pelayanan, penyelenggaraan pelayanaan, diantaranya prinsip-prinsip tersebut adalah;

1. Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran pelayanan; sasaran pelayanna

bimbingan dan konseling adalah individu-individu baik secara perorangan ataupun


kelompok yang menjadi sasaran pelayanan pada umumnya adalah perkembangan
dan perkehidupan individum namun secara lebih nyata dan langsung adalah sikap dan
tingkah lakunya yang dipengaruhi oleh aspek- aspek kepribadian dan kondisi sendiri,
serta kondisi lingkungannya, sikap dan tingkah laku dalam perkembangan dan
kehidupan itu mendorong dirumuskannya prinsip-prinsip bimbingan dan konsleing
sebagi berikut:
a) BK melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku,
agama dan status, sosial ekonomi.
b) BK berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik  dan dinamis.
c) BK memperhatikan sepenuhnya tahap-tahap dan berbagai aspek perkembangan
individu.
d) BK memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual yang menjadi
orienrientasi pokok pelayannannya

Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah individu; berbagai faktor yang


mempengaruhi perkembangan dan kehidupan individu tidaklah selalu
positif, namun faktor-faktor negatif pasti ada yang berpengaruh dan dapat
menimbulkan hambatan-hambatan terhadap kelangsungan perkembangan
dan kehidupan individu yang berupa masalah. Pelayanan BK hanya 1
mampu

menangani masalah klien secara terbatas yang berkenanaan dengan:


a) BK berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi
mental fisik individu terhadap penyesuaian dirinya dirumah,
disekolah, serata dalam kaitannya dengan kontak sosial dan
pekerjaan, dan sebaliknya
 pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik individu.
 b) Kesejahteraan sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakna
faktor timbulnya masalah pada individu yang kesemuannya menjadi
perhatian
utama pealyanan BK.
1. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program pelayanan; adapun prinsip-

 prinsip yang berkenaan dengan pelayanan layanan BK itu adalag sebagai:


a) BK merupakan bagian integrasi dari proses pendidikan dan

 pengembangan oleh karena itu BK harus diselaraskan dan dipadukan


dengan program pendidikan serta pengembangan pendidikan serta
 perkembangan peserta didik.
 b) Program BK harus fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan

individu, masyarakat dan kondisi lembaga.


c) Program bimbingan dan Konseling disusun secara
berkelanjutan dari jenjang pendidikan terendah sampai tertinggi.
2. Prinsip-prinsip berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan; pelaksanaan
 pelayanan BK baik yang bersifat insidental mauun terprogram, dimulai
dengan pemahaman tentang tujuan layanan, dan tujuan ini akan
diwujudkan melalui proses tertentu yang dilaksanakan oleh tenanga ahli
bidangnya, yaitu konsleor profesional. Prinsip-prinsip yang berkenanan
dengan hal tersebut ialah
a) BK harus diarahkan untuk pengembangan individu yang akhrnya mampu
membeimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahannya.

b) Dalam proses BK keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh individu 1
hendaknya atas kemauan individu itu sendiri bukan karena kemauan atau
desakan dari pihak lain.

c) Permasalahan individu harus ditangabu oleh tenaga ahli dibidang yang relevan
dengan permasalahn yang dihadapi.

d) Kerja sama anatara guru pembimbing, guru-guru lain dan orang tua anak amat
menentukan hasil pelayanan bimbingan.

e) Pengembangan program pelayanan BK ditempuh melalui


pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap
individu yang terlibat dalam proses pelayanna dan program bimbingan dan
konsleing itu sendiri.

4.Prinsip-prinsip bimbingan dan konsleing di sekolah dalam lapangan operasional


bimbingan dan konseling; Sekolah merupakan lembaga yang wajah dna sosoknya
sangat jelas. Di sekolah pelayanna bimbingan dan konseling diharapkan dapat
timbuj dan berkembang dengan amat tinggi sekolah merupakan lahan yang
secara potensial sangat subur, sekolah memiliki kondisi dasar yang justru
menuntut adanya pelayanan ini pada kadar yang tinggi. Pelayanan BK secara resmi
memang ada di sekolah, tetapi keberadaannya belum seperti dikendaki. Dalam katan
Belkin dalam Prayitno 1994 dan didalam tulisan lain menegaskan enam
prinsip untuk kembangkan pelayanan BK di sekolah.
1
B. Hubungan Guru Dengan Rekan Sejawat

Dalam hubungan guru dengan rekan sejawat ada beberapa hal yang harus dilakukan,
menghendaki supaya guru menjalankan kewajiban-kewajibannya sebagai berikut :
1. Membantu dalam menentukan dan menjalankan kebijakan-kebijakan sekolah.
2. Membantu teman-temannya dengan nasihat-nasihat yang konstruktif dan pikiran-pikiran
yang membantu.
3. menghargai dengan ikhlas bantuan yang diterima dan kemajuan-kemajuan yang dicapai.
4. Membantu teman-teman untuk memperoleh promosi yang patut di dapat.
5. Menjauhkan diri campur tangan, perkara-perkara antara guru-guru dan murid-murid
kecuali jika kedudukannya yang resmi mengharuskan.
6. Menjauhkan ocehan atau kecaman yang bersifat menentang tentang guru-guru lain.
7. Berbicara secara konstruktif tentang guru-guru lain, akan tetapi melaporkan secara jujur
kepada pejabat-pejabat yang berwenang dalam perkara-perkara yang menyangkut kesejahteraan
murid-murid, sekolah dan jabatan.
8. Menggabungkan diri dengan aktif dalam organisasi-organisasi guru.

Sikap Terhadap Teman Sejawat

            Dalam ayat 7 Kode Etik Guru disebutkan bahawa “Guru memelihara hubungan seprofesi,
semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial.” Ini berarti bahwa: (1) Guru hendaknya
menciptakan dan memlihara hubngan sesama guru dalam lingkungan kerjanya, dan (2) Guru
hendaknya menciptakan dan memelihara semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial di
dalam dan di luar lingkungan kerjanya.
            Dalam hal ini Kode Etik Guru Indonesia menunjukkan kepada kita betapa pentingnya
hubungan yang harmonis perilaku diciptakan dengan mewujudkan persaan bersaudara yang
mendalam antara sesama anggota profesi. Hubungan sesama anggota profesi dapat dilihat dari
dua segi, yakni hubungan formal dan hubungan kekeluargaan.
            Hubungan formal ialah hubungan yang perlu dilakukan dalam rangka melakukan tugas
kedinasan. Sedangkan hubungan keleuargaan ialah hubungan persaudaraan yang perlu
dilakukan, baik dalam lingkungan kerja maupun dalam hubungan keseluruhan dalam rangka
menunjang tercapainya keberhasilan anggota profesi dalam membawakan misalnya sebagai
pendidik bangsa
1

C. Hubungan dan Kerjasama Antar Profesi

Hubungan dan kerjasama BK, umumnya dalam masalah sekolah. Karena kedua kata
ini sering ditemui. Hubungan berarti terkait akan peran, dan sisini kita akn membahas
peranan dan kerjasama personil sekolah dalam pelayanan Bk di Sekolah. Seperti
yang diungkapkan oleh Gusnanda Amalia (2014);

Peran Kepala/Wakil Kepala Sekolah; kepala sekolah selaku penanggung jawab


seluruh penyelenggaraan pendidikan di sekolah memegang peran strategis dalam
mengembangkan layanna bimbingan dan konseling di sekolah. Secara garis
besarnya, Prayitno (2004) dalam Gusnanda Amalia (2014)memerincikan peran,
tugas dan tanggung jawab kepala sekolah dalam bimbingan dan konseling,
sebagai berikut;

1. Mengkoordinir segenap kegiatan yang diprogramkan dan berlangsung di


sekolah,sehingga pelayanan pengajaran, latihan, dan bimbingan dan
konseling merupakan suatukesatuan yang terpadu, harmonis, dan dinamis.

2. Menyediakanprasarana, tenaga, dan berbagai kemudahan bagi


terlaksananya pelayananbimbingan dan konseling yang efektif dan efisien.

3. Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan


dan pelaksanaan program, penilaian dan upaya tidak lanjut pelayanan
bimbingan dan konseling.

4. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di


sekolah.

5. Memfasilitasi guru pembimbing/konselor untuk dapat mengembangkan


kemampuanprofesionalnya, melalui berbagai kegiatan pengembangan profesi.

6. Menyediakan fasilitas, kesempatan, dan dukungan dalam kegiatan


kepengawasan yangdilakukan oleh Pengawas Sekolah Bidang
BK.Dalamperspektif kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas, 2006),
terdapat tujuh Peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai:1. Kepala sekolah 1
sebagai edukasi, 2. Kepala sekolah sebagai manajer. 3.Kepala sekolah
sebagai administrator. 4. Kepala sekolah sebagai supervisor. 5. Kepala
sekolah sebagai pemimpin. 6. Kepala sekolah sebagai pencipta iklim kerja.7.
Kepala sekolah sebagai wirausahawan.

Peran Guru Pembimbing; Bimbingan adalah proses pemberian bantuan


terhadap individu untuk mencapai pemahamandan pengarahan diri yang
dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimumterhadap
sekolah, keluarga serta masyarakat. Dalam keseluruhan proses pendidikan
gurumerupakan faktor utama. Dalam tugasnya sebagai pendidik, guru
memegang berbagai jenisperan yang mau tidak mau harus dilaksanakan
sebaik-
 baiknya. Setiap jabatan atau tugastertentu akan menuntut pola tingkah
laku

tertentu pula. Sehubungan dengan peranannyasebagai pembimbing, seorang

guru harus;
1) Mengumpulkan data tentang siswa
2) Mengamati tingkah laku siswa dalam situasi sehari-hari
3) Mengadakan pertemuan atau hubungan dengan orangtua siswa baik
secara individumaupun secara kelompok untuk memperoleh saling
pengertian tentang pendidikananak 
4) Bekerja sama dengan masyarakat dan lembaga lainnya untuk
membantu memecahkanmasalah siswa
5) Membuat catatan pribadi siswa serta menyiapkannya dengan baik 
6) Menyelenggarakan bimbingan kelompok atau individu
7) Bekerja sama dengan petugas bimbingan lainnya untuk membantu
memecahkanmasalah siswa
8) Menyusun program bimbingan sekolah bersama-sama dengan petugas
bimbinganlainnya
9) Meneliti kemajuan siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah
Peran Guru Mata Pelajaran; Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah
melaksanakan kegiatanpembelajaran siswa. Kendati demikian, bukan berarti dia 1
sama sekali lepas dengan kegiatanpelayanan bimbingan dan konseling. Peran dan
konstribusi guru mata pelajaran tetap sangatdiharapkan guna kepentingan efektivitas
dan efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling disekolah. Bahkan dalam batas-batas
tertentu guru pun dapat bertindak sebagai konselor bagisiswanya. Wina Senjaya (2006)
menyebutkan salah satu peran yang dijalankan oleh guruyaitu sebagai
pembimbing dan untuk menjadi pembimbing baik guru harus memilikipemahaman
tentang anak yang sedang dibimbingnya. Sementara itu, berkenaan peran
gurumata pelajaran dalam bimbingan dan konseling, Sofyan S. Willis (2005)
mengemukakanbahwa guru- guru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan
kepada siswa harusmanusiawi-religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur
dan asli, memahami dan menghargai tanpa syarat. Prayitno (2003) memerinci
peran, tugas dan tanggung jawab guru-guru mata pelajaran dalam bimbingan dan
konseling adalah:

1) Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada


siswa.

2) Membantu guru pembimbing/konselor mengidentifikasi siswa- siswa


yang memerlukanlayananbimbingan dan konseling, serta
pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.

3) Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan


konseling kepadaguru pembimbing/konselor.

4) Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing/konselor, yaitu siswa


yang menuntutguru pembimbing/konselor memerlukan pelayanan pengajar
/latihan khusus (sepertipengajaran/ latihanperbaikan, program
pengayaan).

5) Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan


hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan
pelayanan pembimbingan dan konseling 1
6) Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang
memerlukanlayanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk 
mengikuti /menjalani layanan/kegiatanyang dimaksudkan itu.

7) Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti


konferensikasus.

8) Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka

 penilaian pelayananbimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.

a) Peran Wali Kelas; Sebagai pengelola kelas tertentu dalam pelayanan bimbingan dan
konseling, Wali Kelasberperan:

1) Membantu guru pembimbing/konselor melaksanakan tugas-tugasnya,

khususnya di kelasyang menjadi tanggung jawabnya;


2) Membantu Guru Mata Pelajaran melaksanakan peranannya dalam pelayanan
bimbingandan konseling, khususnya di kelas yang menjadi tanggung
jawabnya
3) Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa,
khususnya dikelas yangmenjadi tanggung jawabnya,layanan
dan/atau kegiatanbimbingan dan konseling;
4) Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus bimbingan dan konseling,
seperti konferensikasus; dan
5) Mengalih tangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan
konseling kepadaguru pembimbing/konselor.

b) Peran Pengawas BK; Pengawas BK mempunyai peranan:


1. Mengkoordinasikan guru pembimbing dalam :
 Memasyarakatkan pelayanan BK kepada segenap warga sekolah (siswa, guru,
danpersonil sekolah lainnya), orang tua siswa dan masyarakat.

 Menyusun program kegiatan BK (prohram satuan layanan dan kegiatan


pendukung, program mingguan, bulanan, caturwulan, dan tahunan).

 Melaksanakan program BK 

 Mengadministrasikan program kegiatan BK 


 Menilai hasil pelaksanaan program BK 

 Menganalisis hasil penilaian pelaksanaan BK  1


 Memberikan timdak lanjut terhadap analisis penilaian BK 

 Mengusulkan kepada kepala sekolah dan mengusahakan bagi kepentingan


tenaga,prasarana, dan sarana alat dan perlengkapan pelayanan BK.

c) Kerjasama antara Personil Sekolah dan Pelaksana BK; Pelaksanaan tugas


pokok guru dalam proses belajar pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari
proses bimbingan. Ada beberapa pendapat mengenai hal ini yaitu:
1) Proses belajar menjadi sangat efektif apabila bahan yang dipelajari
dikaitkan langsungdengan tujuan pribadi siswa.
2) Guru memahami siswa dan masalah-masalah yang dihadapinya lebih
peka terhadapahal-hal yang dapat memperlancar dan mengganggu
kelancaran kegiatan kelas
3) Guru dapat memperhatikan perkembangan masalah/kesulitan secara
lebih nyata. Guru pembimbing mempunyai keterbatasan dalam hal
yang berkaitan dengan:
a) Kurangnya waktu untuk bertatap muka dengan siswa dalam
hal ini
karena tenagapembimbing masih sangat terbatas, sehingga
pelayanan siswa dalam jumlah yangcukup banyak tidak bisa
dilakukan secara
intensif.
 b) Keterlibatan guru pembimbing sehingga tidak mungkin dapat
memberikan semuabentuk pelayanan seperti memberikann
pengajaran perbaikan untuk bidang studi tertentu Dilain pihak,
guru juga mempunyai beberapa ketentuan menurut
KoestoerPratowisastro (1982). Keterbatasan-keterbatasan guru
tersebut antara lain:

1. Guru tidak mungkin lagi menangani masalah siswa yang


bermacam-macam, karenaguru tidak terlatih untuk melakukan
semua tugas.
2. Guru sendiri sudah berat tugas mengajarnya, sehingga tidak
mungkin lagi ditambah tugas yang lebih banyak
untuk memecahkan berbagai macam masalah
1

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Prinsip-prinsip BK merupakan pemaduan hasil-hasil teori dan praktek yang


dirumuskan dan dijadikan pedoman dan dasar bagi penyelenggaraan
 pelayannan. Prinsip-prinsip Bk ada bebrapa macam yaitu;

a) Prinsip-prinsip yang berkaitan dengn sasaran layanan.


 b) Prinsip yang berkenaan dengan permasalah individu.
c) Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan.
d) Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan pelaksanaan pelayanan,
e) Prinsip-prinsip bimbingan dan konsleing di sekolah.
Hubungan dan kerjasama BK, umumnya dalam masalah sekolah.
Seperti

yang diungkapkan oleh Gusnanda Amalia (2014);


a) Peran Kepala/Wakil Sekolah.
 b) Peran Guru Pembimbing.
c) Peran Guru Mata Pelajaran.
d) Peran Wali Kelas.
e) Peran Pelayan BK.
f) Kerjasama antara Personil Sekolah dan Pelaksana BK.

3.2. Saran

Demikianlah pembahasan dari makalah kami ini, kami berharap


semoga makalah ini dapat membantu dan bermanfaat bagi pembaca. Dan kami
pun
 berharap pula kritikan dan saran bagi pembaca demi kesempurnaan
makalah kami selanjutnya. Kami menyadari bahwa di dalam makalah
kami memilki kekurangan, sekian dan terima kasih atas perhatian para 1
pembaca

DAFTAR PUSTAKA

Fitriani, Desi Suci Dkk. (2015). Makalah Bimbingan dan Koseling Profesi. Bau Bau:
Universitas Muhammadiyah

Anis, Sarifah. (2013).  Makalah Etika Profesi Hubungan Antara Pekerjaan,


Profesi, Profesional dan Teknologi Informasi. 
Amalia, Gusnanda. (2014).  Peran dan Kerjasama Personil: Peranan
dan  Kerjasama Personil Sekolah dalam Pelayanna BK di Sekolah. -

Anda mungkin juga menyukai