“Hubungan kerja sama dengan rekan sejawat dan anggota profesi lain (case conference, 1
referral, konsultasi)”
DOSEN : Armita Sari
D
I
S
U
S
U
N
OLEH KELOMPOK 6 :
BK REGULER E 2019
Robby Ade Syahputra Pasaribu (1193351064)
Annisa Khairina Jasmine (1193151038)
Dhea Astri (1193351067)
Putri Syahpitri (1191151024)
Winda Widya Fitri (1193351066)
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
T.A 2021
KATA PENGANTAR
1
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Sosio Antropologi Pendidikan
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Etika Profesi Bk. Selain itu,makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
“Hubungan kerja sama dengan rekan sejawat dan anggota profesi lain (case conference, referral,
konsultasi)” dalam etika profesi BK ,dan penulisan makalah ini agar dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagain
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.Kami menyadari,makalah yang
kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,kritik dan saran yang membangun
akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
1
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Prinsip Kerja Profesi Bimbingan dan Konseling
B. Hubungan guru dengan rekan sejawat
C. Hubungan dan Kerjasama Antar Profesi
profesional, salah satunya adalah BK yang tidak hanya menjadi BK pendidikan tetapi juga BK-
BK lainnya.
Untuk mendalami suatu keahlian setidaknya haruslah paham akan konsep dasar atau prinsip yang
dimiliki suatu ilmu tersebut, karena prinsip tersebut
menjadi pedoman dalam pelaksanaan pelayanan. Harus diketahui juga bahwa setipa profesi
memiliki hubungan dengan profesi lainnya. Dalam tulisan ini lebih menfokuskan pada
phubungan BK dalam Pendidikan yaitu disekolah, dimana struktur sekolah memiliki peran yang
terhubung dalam kerjasama pelaksanaan BK.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
Untuk mengetahui
1. Prinsip Kerja Profesi Bimbingan dan Konseling
2. Hubungan guru dengan rekan sejawat
3. Hubungan dan Kerjasama Antar Profesi
BAB III
PEMBAHASAN
A. Prinsip kerja profesi Bimbingan dan konseling
1
Menurut Halaen pada Bimibingan dan Konseling (2002;63) di dalam
sebuah tulisan yang tidak disebutkan penulisnya, mengatakan bahwa
prinsip
berasal dari kata prinsipra yang artinta permulaan dengan suatu cara tertentu
melahirkan hal—hal lain, yang keneradaannya tergantung dari pemula
itu,
prinsip ini merupakan hasil perpaduan antara kajian teoritik dan teori lapangan
yang terarah yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan yang
dimaksudkan.
dijadikan sebagai seperangkat landasan praktis atau aturan main yang harus
diakui dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah maupun di tempai lain (konselor/penyuluh profesi lain).
Prayitno dan Erman pada bukunya Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling yang
diungkapkan dalam tulisan yang tidak disebutkan namanya mengatakan
bahwa prinsip merupakan hasil kajian teoritik dan telaah lapangan yang
digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan. Dapat
di simpulkan
bahwa prinsip-prinsip bimbingan dan konsleing merupakan panduan hasil-
hasil teori dan praktek yang dirumuskan dan dijadikan pesoman sekaligus
dasar dasar
bagi penyeleggaraan pelayanan. Intinya bahwa prinsip-prinsip bimbingan
konsleing ialah konsep dari profesi bimbingan dan konseling itu sendiri dan 1
menjadi pedoman pelaksanaan pelayanan.
bersumber dari kajian filosofid hasil penelitian dan pengalaman tentang hakikat
manusia, perkembangan dan kehidupan manusia dalam konteks sosial
budayanya,
pengertian, tujuan, fungsi, dan proses, penyelenggaraan bimbingan dan
konseling. Adapun beberapa prinsip pelaksanaan bimbingan konseling yang
diungkapkan oleh Nurihsan Juntika dalam bukunya Bimbingan dan Konseling
(2006; 9) di dalam tulisan yang tiak disebutkan namanya
menyebutkan, diantaranya;
dihadapinya.
2. Hendaknya bimbingan bertitik tolak (berfokus) pada individu yang di
bimbing.
3. Bimbingan diarahkan pada individu dan tiap individu memiliki
karakteristik tersendiri.
4. Masalah yang dapat diselesaikan oleh tim pembimbing di lingkungan
menyelesaikannya.
5. Bimbingan dimulai dengan identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh
b) Dalam proses BK keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh individu 1
hendaknya atas kemauan individu itu sendiri bukan karena kemauan atau
desakan dari pihak lain.
c) Permasalahan individu harus ditangabu oleh tenaga ahli dibidang yang relevan
dengan permasalahn yang dihadapi.
d) Kerja sama anatara guru pembimbing, guru-guru lain dan orang tua anak amat
menentukan hasil pelayanan bimbingan.
Dalam hubungan guru dengan rekan sejawat ada beberapa hal yang harus dilakukan,
menghendaki supaya guru menjalankan kewajiban-kewajibannya sebagai berikut :
1. Membantu dalam menentukan dan menjalankan kebijakan-kebijakan sekolah.
2. Membantu teman-temannya dengan nasihat-nasihat yang konstruktif dan pikiran-pikiran
yang membantu.
3. menghargai dengan ikhlas bantuan yang diterima dan kemajuan-kemajuan yang dicapai.
4. Membantu teman-teman untuk memperoleh promosi yang patut di dapat.
5. Menjauhkan diri campur tangan, perkara-perkara antara guru-guru dan murid-murid
kecuali jika kedudukannya yang resmi mengharuskan.
6. Menjauhkan ocehan atau kecaman yang bersifat menentang tentang guru-guru lain.
7. Berbicara secara konstruktif tentang guru-guru lain, akan tetapi melaporkan secara jujur
kepada pejabat-pejabat yang berwenang dalam perkara-perkara yang menyangkut kesejahteraan
murid-murid, sekolah dan jabatan.
8. Menggabungkan diri dengan aktif dalam organisasi-organisasi guru.
Dalam ayat 7 Kode Etik Guru disebutkan bahawa “Guru memelihara hubungan seprofesi,
semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial.” Ini berarti bahwa: (1) Guru hendaknya
menciptakan dan memlihara hubngan sesama guru dalam lingkungan kerjanya, dan (2) Guru
hendaknya menciptakan dan memelihara semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial di
dalam dan di luar lingkungan kerjanya.
Dalam hal ini Kode Etik Guru Indonesia menunjukkan kepada kita betapa pentingnya
hubungan yang harmonis perilaku diciptakan dengan mewujudkan persaan bersaudara yang
mendalam antara sesama anggota profesi. Hubungan sesama anggota profesi dapat dilihat dari
dua segi, yakni hubungan formal dan hubungan kekeluargaan.
Hubungan formal ialah hubungan yang perlu dilakukan dalam rangka melakukan tugas
kedinasan. Sedangkan hubungan keleuargaan ialah hubungan persaudaraan yang perlu
dilakukan, baik dalam lingkungan kerja maupun dalam hubungan keseluruhan dalam rangka
menunjang tercapainya keberhasilan anggota profesi dalam membawakan misalnya sebagai
pendidik bangsa
1
Hubungan dan kerjasama BK, umumnya dalam masalah sekolah. Karena kedua kata
ini sering ditemui. Hubungan berarti terkait akan peran, dan sisini kita akn membahas
peranan dan kerjasama personil sekolah dalam pelayanan Bk di Sekolah. Seperti
yang diungkapkan oleh Gusnanda Amalia (2014);
guru harus;
1) Mengumpulkan data tentang siswa
2) Mengamati tingkah laku siswa dalam situasi sehari-hari
3) Mengadakan pertemuan atau hubungan dengan orangtua siswa baik
secara individumaupun secara kelompok untuk memperoleh saling
pengertian tentang pendidikananak
4) Bekerja sama dengan masyarakat dan lembaga lainnya untuk
membantu memecahkanmasalah siswa
5) Membuat catatan pribadi siswa serta menyiapkannya dengan baik
6) Menyelenggarakan bimbingan kelompok atau individu
7) Bekerja sama dengan petugas bimbingan lainnya untuk membantu
memecahkanmasalah siswa
8) Menyusun program bimbingan sekolah bersama-sama dengan petugas
bimbinganlainnya
9) Meneliti kemajuan siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah
Peran Guru Mata Pelajaran; Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah
melaksanakan kegiatanpembelajaran siswa. Kendati demikian, bukan berarti dia 1
sama sekali lepas dengan kegiatanpelayanan bimbingan dan konseling. Peran dan
konstribusi guru mata pelajaran tetap sangatdiharapkan guna kepentingan efektivitas
dan efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling disekolah. Bahkan dalam batas-batas
tertentu guru pun dapat bertindak sebagai konselor bagisiswanya. Wina Senjaya (2006)
menyebutkan salah satu peran yang dijalankan oleh guruyaitu sebagai
pembimbing dan untuk menjadi pembimbing baik guru harus memilikipemahaman
tentang anak yang sedang dibimbingnya. Sementara itu, berkenaan peran
gurumata pelajaran dalam bimbingan dan konseling, Sofyan S. Willis (2005)
mengemukakanbahwa guru- guru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan
kepada siswa harusmanusiawi-religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur
dan asli, memahami dan menghargai tanpa syarat. Prayitno (2003) memerinci
peran, tugas dan tanggung jawab guru-guru mata pelajaran dalam bimbingan dan
konseling adalah:
a) Peran Wali Kelas; Sebagai pengelola kelas tertentu dalam pelayanan bimbingan dan
konseling, Wali Kelasberperan:
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Fitriani, Desi Suci Dkk. (2015). Makalah Bimbingan dan Koseling Profesi. Bau Bau:
Universitas Muhammadiyah