Anda di halaman 1dari 28

VI.

SUMBERDAYA RUMPUT LAUT (SEAWEEDS)

Sebagian besar ahli lebih suka menggolongkan algae laut (bentuk tunggal dari algae adalah
alga) ke dalam Kingdom Plantae bersama tanaman tinggi. Ada beberapa yang tidak setuju,
lalu menggolongkannya ke dalam Kingdom Protista (bersama dengan algae unicellular atau
microalgae) karena bentuknya yang relatif sederhana.

Banyak spesies algae laut diwakili oleh bentuk-bentuk yang secara populer dikenal sebagai
seaweeds atau rumput laut. Sebenarnya istilah ini tidak tepat, karena secara botanis algae
tidak tergolong rumput-rumputan. Beberapa ahli biologi lebih menyukai nama resmi
macrophytes; di lain pihak, istilah seaweeds atau rumput laut berguna untuk
membedakannya dari algae unicellular (Catatan: rumput laut bukan terjemahan istilah
seagrass. Seagrass bukan algae atau rumput, tetapi tanaman akuatik yang berbunga.
Terjemahan seagrass yang dipakai adalah lamun). Di Indonesia, rumput laut sering disebut
ganggang. Istilah algae dalam dunia perdagangan dikenal dengan nama rumput laut. Yang
termasuk dalam rumput laut ini adalah algae laut bentik. Ilmu yang mempelajari tentang
algae disebut algologi atau fikologi.

Algae ini telah dimanfaatkan sejak jaman dulu dan terus berkembang. Pada jaman kekaisaran
Shen Nung 2700 SM algae dimanfaatkan sebagai sumber obat-obatan dan bahan makanan.
Salah satu genus yaitu Fucus digunakan sebagai alat kecantikan. Pada abad ke 12, negara-
negara di Eropa telah memanfaatkan algae sebagai pupuk bagi tanaman pertanian. Penelitian
tentang algae ini terus berkembang dan pada abad ke 17 algae juga digunakan dalam
pembuatan gelas oleh beberapa negara Eropa seperti Inggris, Perancis dan Normandia. Di
Indonesia sendiri, masyarakat telah mengumpulkan algae sebagai sayuran sejak tahun 1292.

Sekitar 555 spesies algae laut ditemukan di Indonesia dimana 21 species dapat dimanfaatkan
dan memiliki nilai ekonomis sebagai komoditas perdagangan seperti penghasil agar-agar dan
carrageenan. Selain itu juga algae juga dapat dimanfaatkan sebagai:

 Sumber Yodium (iodin) dari kelas algae coklat (Phaeophyceae). Ini ditemukan
pertama kali oleh: Bernard Curtois. Yodium dari Phaeophycea lebih besar 30.000 kali
dari kadar yodium air laut.
 Makanan ternak: Rhodymenia, Allaria. Dilakukan di Irlandia dan Skotlandia
 Pupuk organik (kalium): Rhodophyceae dan Phaephyceae.
 Cina, Jepang, Inggris: pupuk rumput laut untuk meningkatkan hasil panen kentang,
ubi kayu dan ubi jalar.
 Zat dan bahan yang berguna untuk industri:
a. Algin (Phaeophyceae).
b. Agar-agar (Rhodophyceae).
c. Carrageenan.
d. Zat atau bahan lain: Eucheuman, Funoran, Fucoidin, Fucosterol, Serumen,
Iridophycan.

Struktur umum.
Keseluruhan tubuh dikenal sebagai thallus (jamak-nya adalah thalli), apakah itu suatu
filamen, lembaran seperti daun tipis, bantalan yang keras, atau kelp raksasa (giant kelp).
Bagian thallus yang ceper (rata) berbentuk daun dinamakan blades. Bagian ini merupakan
bagian utama fotosistesis. Semua bagian thallus dapat berfotosintesis dalam cahaya, bila
mempunyai chlorophyll. Kadang-kadang blades tegak dekat ke permukaan laut oleh kantong-
kantong berisi udara yang dinamakan pneumatocysts, sehingga memaksimalkan eksposenya
ke sinar matahari. Campuran gas dalam pneumatocysts dari beberapa rumput laut termasuk
karbon dioksida, yang beracun terhadap manusia (Castro and Huber, 1992).

Beberapa rumput laut mempunyai struktur seperti batang untuk menopangnya, yaitu stipe,
dari mana blades muncul. Stipe panjang dan kuat pada kelps yang besar. Struktur seperti
akar, yaitu holdfast atau rhizoid, melabuhkan thallus ke dasar. Struktur seperti ini tidak
terlibat dalam absorbsi air atau nutrien, seperti halnya pada akar tanaman sejati. Air dan
nutrien yang membasahi seluruh thallus, diambil langsung melalui permukaannya tanpa
membutuhkan akar, seperti pada tanaman darat. Berlawanan dengan tanaman tinggi, stipe dan
holdfast biasanya tidak memiliki jaringan khusus untuk mengangkut air dan nutrien.

Tipe rumput laut.


Dikenal tiga tipe: algae hijau, coklat dan merah. Penggolongan ini berdasarkan pigmen
fotosintesis mereka yang dominan. Walau komposisi pigmen yang digunakan untuk
klasifikasi ini, sebenarnya warna bisa tidak berarti banyak karena cenderung sangat bervariasi
(Castro and Huber, 1992). Algae hijau (Chlorophyta) mengandung chlorophylls, algae coklat
(Phaeophyta) dengan carotenoids, dan algae merah (Rhodophyta) dengan phycobillins
(phycoerythrin). Karena rumput laut berfotosintesis dengan menggunakan sinar matahari
sebagai sumber energi, umumnya terbatas dalam distribusi vertikalnya pada daerah dangkal
lingkungan pesisir, dan dijumpai dari daerah pasang surut sampai daerah dangkal subtidal.
Mereka mendiami berbagai habitat seperti rataan terumbu, teluk-teluk (bays) atau tanusang?
(coves) yang terlindung, beberapa mungkin terbatas pada daerah berbatu yang terekspos
ombak sepanjang pantai atau pada tepian terumbu. Banyak spesies yang dijumpai tumbuh
pada lingkungan antara (intermediate environments ) pada berbagai tipe substrat.

ALGAE HIJAU (CHLOROPHYTA).


Karakteristik dari algae hijau adalah sebagai berikut:
Ñ Habitat: terbatas pada lingkungan air tawar dan daratan.
Laut 10% dari 6000-7000 spesies
Salinitas bervariasi (e.g. teluk, estuari dan tide pools pantai berbatu).
Ñ Thallus : kompleksitas struktur terbatas pada beberapa spesies, berbentuk pita, membran,
tubular, kantong, bentuk lain.
Ñ Uniselullar dan mikroskopis.
 Klorofil tidak ditutupi pigmen lain dan membuat thallus berwarna hijau cerah seperti
rumput.
 Mengandung klorofil a & b, beta, gamma karoten, santhofil.
Ñ Bersifat unicellular dan planktonis (1-4 flagella) di laut.
Ñ Di daerah tropis dapat ditemukan pada “salt marshes dan tide pools”.
Ñ Epiphytes (hidup pada permukaan organisme lain).
Ñ Endophytes (hidup dalam jaringan tubuh organisme lain).
Ñ Membor kerangka karang dan cangkang hewan lain.
 Filamen: bercabang dan tidak bercabang.
 Cadangan makanan berbentuk kanji & lemak.
 Dalam dinding sel terdapat selulosa, sylan & mannan.
 Reproduksi mempunyai stadia berbulu cambuk, seksual dan aseksual.
 Memiliki thikaloid.
Dalam plastida terdapat pirenoid sebagai tempat penyimpanan produksi sintesis.
Ñ Umumnya eukariotik, berinti satu atau banyak (kunositik).
Ñ Bersifat bentik dan planktonik.
ÑSpesies: Enteromorpha, Ulva, Valonia, Caulerpa, Codium, Chaetopmorpha, Monostroma
dan Halimeda.
Karakteristik dari beberapa spesies yang bernilai ekonomis:

õ Ulva spp.
~ Lembaran-lembaran kertas tipis dan bentuknya bervariasi (faktor
lingkungan).
~ Kebanyakan sel bagian tengah dan ujung berisi sampai 4 pirenoid
untuk masing-masing sel.
~ Tempat kloroplas tidak kelihatan seperti mangkuk di bagian permukaan sel.
~ Bentuk & susunan sel sama seperti tanaman tingkat tinggi.
~ Bagian thallus basal (basal region) mempunyai sel seperti akar serabut
berjumlah dua atau lebih, dengan panjang sel beragam & panjang sel
berbeda untuk tiap spesies.
~ Distribusi: kutub sampai tropis.
~ Selada laut di Scotland, aosa (Jepang), palahalaha (Hawaii).
~ Mudah terlepas dari substrat karena ombak & arus yang kuat.
~ Habitat: pantai berbatu, karang mati, rataan terumbu karang.
~ Indonesia: Kupang & Indonesia Timur.

õ Enteromorpha spp.
~ Thallus tipis, berbentuk tabung melompong.
~ Ukuran kecil & sering berbentuk rumpun.
~ Sel bagian tengah & ujung berisi satu pirenoid pada masing-masing sel.
~ Kloroplasnya sering memiliki bentuk seperti mangkuk yang tampak di
bagian permukaan dengan ukuran yang berbeda panjangnya pada
masing-masing sel.
~ Bentuk & susunan sel sama dengan tumbuhan tingkat tinggi.
~ Habitat: rataan terumbu karang.

õ Caulerpa spp.
~ Thallus utama tumbuh menjalar.
~Tabung bercabang, banyak nuclei.
~ Bentuk cabangnya seperti daun yang beragam, misalnya daun
tunggal, bergerigi & bundar.
~ Ruas batang utama ditumbuhi akar yang pada umumnya menyerupai
serabut.
~ Distribusi: sub-tropis sampai tropis.

õ Valonia spp.
~ Membentuk bulatan-bulatan besar.
~ Distribusi: sub-tropis sampai tropis.

Berikut ini adalah deskripsi singkat dari algae hijau (Castro and Huber, 1992):
Mayoritas algae hijau (divisi Chlorophyta) terbatas pada lingkungan air tawar dan daratan.
Hanya sekitar 10% dari 6 000 - 7 000 spesies yang hidup di laut. Akan tetapi, ini tidak
berarti bahwa algae hijau tidak umum di laut. Beberapa spesies dominan dalam lingkungan
dengan variasi salinitas yang luas seperti di teluk-teluk dan estuari, serta di tide pools pantai
berbatu. Dilihat dari struktur umum thallus, hanya sedikit algae hijau yang strukturnya
kompleks seperti algae coklat dan merah. Sebagian besar unicellular atau berfilamen dan
banyak yang mikroskopis. Pigmen dan cadangan makanan sama dengan yang terdapat pada
tanaman tingkat tinggi, sehingga terpikir bahwa tanaman darat berkembang langsung dari
algae hijau. Chlorophyll pada algae hijau dan tanaman tinggi tidak biasa ditutupi pigmen lain,
sehingga thallus tampak cerah atau hijau seperti rumput.

Algae hijau paling sederhana yang hidup di laut adalah organisme bersel tunggal dan
planktonis yang memiliki 1-4 flagella, yang digunakan untuk berenang. Beberapa spesies
sering melimpah-ruah di salt marshes dan tide pools, terutama di daerah tropis. Beberapa
spesies ada yang epiphytes (hidup pada permuakaan organisme lain) pada rumput laut lain,
dan beberapa hidup dalam jaringan tubuh organisme lain (endophytes). Ada spesies yang
membor kerangka karang atau cangkang hewan lain. Bentuk-bentuk yang berfilamen tumbuh
pada berbagai permukaan seperti pada bebatuan di air dangkal, rumput laut lain, atau pada
tide pools pantai berbatu.. Filamen spesies-spesies tersebut bisa bercabang atau tidak
bercabang. Enteromorpha dicirikan oleh thallus yang tipis berbentuk tabung melompong; dan
bermekaran di areal yang terganggu pollusi. Kubis laut (Ulva) membentuk lembaran-
lembaran seperti kertas tipis yang bentuknya bervariasi, tergatung pada faktor lingkungan.
Spesies-spesies Ulva yang berbeda tersebar mulai dari perairan kutub (Arctic) sampai
perairan tropis. Beberapa spesies teristimewa ditemukan pada air payau. Valonia, membentuk
bulatan-bulatan besar atau rangkaian bulatan-bulatan yang aneh, di daerah tropis dan sub-
tropis.
Beberapa algae hijau lain terdiri dari suatu tabung bercabang dengan banyak nuclei, seperti
pada Caulerpa, yang terbatas pada daerah tropis dan sub-tropis. Banyak spesiesnya
memperlihatkan bentuk-bentuk yang bervariasi. Codium adalah algae hijau yang meluas ke
perairan temperate, termasuk di kedua sisi Amerika Utara. Algae ini terdiri atas filamen-
filamen bernucleus ganda yang terjalain menjadi thallus yang terdiri dari banyak segmen
dengan deposit kalsium karbonat. Karena bahan ini sama dengan bahan pembentuk kerangka
karang, Halimeda dikenal sebagai corraline algae. Akumulasi dari segmen-segmen berkapur
yang mati, berperan penting dalam pembentukan terumbu karang.

ALGAE COKLAT (PHAEOPHYTA)


Karakteristik dari algae coklat adalah sebagai berikut:
 Memiliki stadia gamet atau zoospora berbulu cambuk seksual dan
aseksual.
 Mempunyai pigmen klorofil a dan c, beta karoten, violasantin, xantofil
dan fukosantin.
 Umumnya berwarna coklat.
 Hasil fotosintesis berupa persediaan makanan seperti laminaran (beta, 1-
3 ikatan glukan).
 Dinding selnya terdapat asam alginik dan alginat.
 Mengandung pirenoid dan tilakoid.
 Ukuran dan bentuk thalli beragam.
 Merupakan algae bentik dengan ukuran besar.
 Produser primer : perairan tropis dan kutub yang berbatu.
 Golongan rumput laut yang terbesar dan memiliki kompleksitas struktur.
 Spesies: Sargassum, Turbinaria, Ectocarpus, Dictyota, Padina, etc.

Karakteristik dari genera yang bernilai ekonomis:


 Sargassum spp.
² Thallus umumnya berbentuk silinder atau gepeng dan berwarna coklat.
² Cabangnya rimbun seperti pohon di darat.
² Bentuk daun melebar, lonjong.
² Mempunyai gelembung udara (bladder) dan bersifat soliter
² Mengandung alginat (garam dari asam alginik yang mengandung
ion sodium, kalsium dan barium).
² Selalu mengapung sehingga lautnya dikenal dengan nama Laut
Sargasso.
² Indonesia: P. Kambuno (SulSel), Siburu, Marak dan Pisang (Kep.
Mentawai).
 Turbinaria spp.
² Thallus umumnya berbentuk silinder dan berwarna coklat.
² Cabangnya memutar dengan bentuk daun yang menyerupai
terompet atau berbentuk kecubung.
Ë Ectocarpus spp. : filamen tipis bundar (menahan daunnya yang untuk
mengapung). Daerah penyebarannya luas.
Ë Dictyota spp.: thallus ceper dan bercabang.
Ë Padina spp.: thallus berbentuk kipas.
Ë Kelp: paling kompleks dan besar, dijumpai dibawah surut terendah (temperate,
Arctic).

Kelp
³Laminaria : 1 lembar daun yang besar (single large blade, 3m).
³Alaria : blade 25m; rusuk memanjang di tengah –tengah blade tunggal.
³Nereocystis : stipe (seperti cambuk) 30m; pneumatocyst besar dan bundar pada
ujungnya).
³Macrocystis : kelp raksasa; holdfast kokoh; stipes yang panjang tumbuh dari.
holdfast dimana blades yang memanjang berkembang; pneumatocyst (gas) agar blade
tetap di permukaan.

Berikut ini adalah deskripsi singkat dari algae coklat (Castro and Huber, 1992):
Warna yang khas dari algae coklat (divisi Phaeophyta), yang sebenarnya bervariasi dari hijau
sampai coklat gelap, disebabkan oleh kekuatan pigmen-pigmen kuning - terutama
fucoxanthine - atas chlorophyll. Hampir semua dari sekitar 1500 spesies yang dikenal, hidup
di laut. Algae coklat sering merupakan produser primer yang dominan di perairan tropis dan
perairan kutub yang berbatu. Ke dalamnya termasuk rumput laut yang paling besar dan yang
secara struktural paling kompleks.
Algae coklat yang paling sederhana memiliki thallus seperti filamen tipis, seperti halnya pada
spesies-spesies yang paling luas penyebarannya, Ectocarpus. Thallus ceper dan bercabang
dijumpai pada Dictyota dan berbentuk kipas pada Padina. Keduanya umum dijumpai di
perairan tropis dan sub-tropis. Sebagian besar spesies-spesies dari genus Desmarestia
dijumpai di perairan dingin, mulai dari Antartika, di mana spesies ini merupakan salah satu
spesies yang dominan, sampai ke perairan dalam di Caribbia dan pesisir-pesisir daerah
temperae di mana saja. Beberapa dari algae coklat yang paling jelas kelihatan adalah yang
dijumpai terekspose pada saat surut di zona bagian tengah dan bawah pada pantai berbatu.
Thalli yang tebal dan mirip kulit dapat bertahan terhadap udara. Banyak spesies yang
mempunyai pelampung berisi gas. Fucus dan Pelvetia, dua genera yang dikenal secara lokal
sebagai rockweeds atau wracks, dijumpai pada pesisir Atlantic maupun pesisir Pacific dari
Amerika Utara, serta daerah temperate lain, dan Ascophyllum dijumpai di daerah temperate
Atlantic. Di perairan hangat, termasuk di Teluk Meksiko dan California, spesies temperate ini
diganti oleh rumput sargasso (genus Sargassum). Rumput sargasso mempunyai kantong
udara bundar yang menahan daun-daunnya yang kecil mengapung di permukaan laut.
Sebagian besar spesies tumbuh pada bebatuan, tetapi sekurang-kurangnya dua spesies yang
mengapung jauh dari pantai, dalam massa yang besar. Massa ini dinamakan Laut Sargasso,
suatu areal di Samudera Atlantik, sebelah utara Hindia Barat. Rumput sargasso hanyut juga
ke wilayah-wilayah lain di dunia. Umum dijumpai di Teluk Meksiko.

Kelompok algae coklat yang paling kompleks dan besar, dikenal sebagai kelp. Sebagian
besar kelp dijumpai berlimpah-ruah di bawah surut terendah daerah temperate dan di daerah
Arctic (kutub Utara). Di lingkungan seperti ini, kelp merupakan elemen penting dalam
kehidupan laut karena menyediakan makanan dan tempat berteduh bagi banyak organisme
lain. Beberapa kelp terdiri atas satu lembar daun yang besar (single large blade), misalnya
pada Laminaria. Blade yang besar tersebut bisa mencapai panjang 3m dan dipanen untuk
makanan di beberapa bagian dunia. Pada beberapa spesies, blade terpisah atau bahkan
bercabang; beberapa blades dapat tumbuh dari satu holdfast. Pada Agarum dan Alaria, suatu
rusuk jelas terlihat memanjang di tengah-tengah blade tunggal. Blade Alaria dapat mencapai
panjang 25m. Poltesia, yang umum dikenal sebagai palem laut, tumbuh pada bebatuan yang
terekspose pada ombak besar saat surut; lebat dijumpai dari bagian tengah California hingga
British Columbia. Dua bentuk yang bercabang, Egregia dan Eisenia, umum dijumpai di
pantai berbatu daerah Pacific.
Di daerah Pacific, kelp paling besar dijumpai di air yang lebih dalam di bawah batas surut
terendah. Nereocystis, stipe semacam cambuk panjang yang dapat mencapai 30m, serta
mempunyai pneumatocysts yang besar bundar pada ujungnya. Kelp besar lain, Pelagophycus,
mirip Nereocystis, tetapi mempunyai cabang-cabang mengesankan mirip tanduk rusa. Kelp
raksasa, Macrocystis, adalah yang terbesar di antara semua kelp. Tumpuan (holdfast) yang
kokoh, yang tertancap pada dasar yang keras, dapat mencapai berat beberapa kilogram.
Beberapa stipes yang panjang tumbuh dari holdfast, dari mana blades yang memanjang
berkembang. Pada dasar setiap blade, berkembang satu pneumatocyst yang berisi gas, yang
membantu blade tetap dekat ke permukaan. Bangun tubuh sedemikian, menandingi banyak
tanaman darat dalam kompleksitasnya. Individu tanaman sepanjang 100m pernah tercatat.
Diestimasikan bahwa tanaman kelp semacam ini bisa tumbuh sepanjang 50cm atau lebih per
hari, dalam periode singkat. Banyak kelp membentuk bedeng kelp yang produktif atau hutan
kelp. Bedeng kelp dipanen sebagaimana halnya memanen gandum, untuk mengekstraksi
berbagai produk kebutuhan manusia.

ALGAE MERAH (RHODOPHYTA)


Karakteristik umum dari algae merah adalah sebagai berikut:
 Memiliki alat pelekat (holdfast) yang terdiri dari perakaran sel tunggal
atau sel banyak.
 Umumnya berwarna merah; warna thalli dapat berbeda tergantung
keterbukaan terhadap cahaya seperti merah muda, merah tua, pirang,
coklat, kuning dan hijau. Ini artinya algae ini bersifat adaptasi kromatik.
 Persediaan makanan berupa kanji (‘Floridean starch’).
 Mengandung selulosa, agar, carrageenan, porpiran dan furselaran
pada dinding selnya.
 Tidak mempunyai stadia gamet berbulu cambuk dalam reproduksinya.
 Reproduksi seksual dengan karpogonia dan spermatia.
 Jumlah species lebih banyak dari algae hijau dan algae coklat.
 Pigmen merah : phycobillins
 Thallus: sederhana
 Species : Gelidium, Gracilaria, Eucheuma, Gigartina, Hypnea, Endocladia
Porphyra, Palmaria, etc.
Karakteristik dari beberapa spesies yang bernilai ekonomis:
 Gracilaria spp.
 Thalli berbentuk silinder atau gepeng dengan percabangan, mulai dari
yang sederhana, rumit- rimbun.
 Thalli berwarna hijau-coklat, merah, pirang, dan merah-coklat.
 Substansi thalli menyerupai gel atau lunak seperti tulang rawan.
 Bentuk thalli agak mengecil di atas percabangan.
 Untuk membedakan spesies maka yang harus diperhatikan adalah
perbedaan bentuk, struktur dan asal-usul pembentukan organ
reproduksi.
 Gigartina spp.
Ø Thalli membentuk lembaran, dengan percabangan yang rimbun, biasa
atau dichotomous.
Ø Substansi thalli lunak seperti gel.
Ø Berwarna merah tua atau pirang.
Ø Sistokarp jelas terlihat berupa bintilan di permukaan thalli.
Ø Spermatangianya mengelompok di ujung percabangan.
 Hypnea spp.
Ø Berwarna hijau-kuning, coklat dan merah.
Ø Substansi thalii menyerupai gel atau lunak (kartilagenous).
Ø Berukuran sedang atau kecil.
Ø Tegak dengan percabangan yang rimbun dan beragam.
Ø Sistokarp terlihat berupa bintilan pada thalii.

Berikut ini adalah deskripsi singkat dari algae merah (Castro and Huber, 1992):
Ada lebih banyak spesies algae merah di laut, dibandingkan gabungan spesies algae hijau dan
coklat. Ciri khas algae merah adalah memiliki pigmen-pigmen merah yang dinamakan
phycobilins, yang menutup chlorophyll. Sebagian besar spesies tampak merah, walau
beberapa mungkin memperlihatkan warna-warna yang berbeda, tergantung ekspose
hariannya terhadap cahaya. Kelompok ini biasa hidup di laut; hanya beberapa dari sejumlah 4
000 spesies yang dikenal, yang terbatas hidup di air tawar atau daratan (tanah). Banyak yang
komersial penting dan dipanen untuk makanan dan diekstraksi untuk berbagai produk
kebutuhan manusia.

Struktur thallus algae merah tidak memperlihatkan variasi yang besar dalam kompleksitas
maupun ukuran, seperti yang terdapat pada algae coklat. Beberapa algae merah menjadi
sangat sederhana strukturnya, yaitu dengan menjadi parasit pada rumput laut lain. Beberapa
telah kehilangan chlorophyll dan bergantung sepenuhnya pada induk semang (host) untuk
nutrisi. Sebagian besar algae merah berbentuk filamen, namun tebal, lebar, dan susunan
filamen itu sangat bervariasi. Tumpukan-tumpukan yang lebat sangat umum dijumpai pada
batas atas pantai berbatu yang terekspose ke udara dan di air yang lebih dalam. Variasi ini
tampak di antara banyak spesies dalam genera Gelidium, Glacilaria, atau Endocladia.

Genus Gigartina yang dijumpai di kedua sisi Amerika Utara, termasuk banyak spesies yang
dicirikan oleh blades yang besar sepanjang 2m. Banyak spesies dari genus Porphyra umum
dijumpai pada pantai berbatu dan di bawah batas surut terendah, mulai dari pesisir kutub
sampai pesisir tropis. Thallus yang terdiri atas blades yang tipis dan besar adalah bentuk
pertumbuhan yang umum dijumpai. Palmaria umum dijumpai di utara Atlantic. Bladesnya
bisa mencapai panjang 1.8m. Satu lagi alga merah dari Atlantic Utara, Chondrus (dinamakan
juga Irish moss) yang dapat mentolerir variasi yang luas dari suhu, salinitas dan cahaya, dan
bentuknya sangat bervariasi sesuai respon terhadap faktor-faktor fisik tersebut.

Algae merah yang sangat penting dalam beberapa lingkungan laut, termasuk corraline red
algae. Ini dicirikan oleh deposit kalsium karbonat sekeliling dinding selnya. Thallus yang
berkapur memiliki bermacam bentuk: bulatan-bulatan kecil yang tumbuh di atas rumput lain,
cabang-cabang dengan banyak simpul/persambungannya, atau sebagai gumpalan-gumpalan
licin atau kasar yang tumbuh di atas bebatuan. Warnanya bervariasi dari warna terang sampai
warna kemerahan yang tajam; thalli berkapur yang mati biasa berwarna putih. Corraline red
algae dari perairan hangat terlihat aktif dalam pembentukan dan perkembangan terumbu
karang. Spesies lain yang bertahan di perairan temperate atau kutub, sering berukuran besar.

Nilai ekonomis.
Sejak kapan manusia menggunakan rumput laut, tidak teringat lagi. Di seluruh dunia, orang
memanen rumput laut dan menggunakannya dalam berbagai cara. Yang paling menonjol
adalah sebagai sumber makanan. Orang-orang dari berbagai budaya menemukan bahwa
rumput laut dapat dimakan, terutama beberapa dari algae merah dan coklat. Walau
penggunaan secara tradisional sebagai sumber makanan sudah berlangsung lama di beberapa
negara Asia seperti Jepang, Cina, Philippina, juga di Hawaii, perkembangan pemanfaatan
beberapa spesies sebagai sumberdaya perikanan baru saja akhir-akhir ini. Hal ini terutama
disebabkan penemuan substansi alami dalam beberapa spesies ini, yang mempunyai aplikasi
penting dalam banyak industri. Pengembangan (farming) beberapa spesies ini
membuktikannya sebagai suatu bentuk produktif mata pencaharian di antara masyarakat
pesisir. Minat terhadap rumput laut akhir-akhir ini adalah prospek keanekaragaman-hayati
untuk produk-produk alami dengan kandungan bioaktif. Namun perkembangannya terhalang
oleh kekurangan informasi tentang identitas spesies rumput laut. Budidaya rumput laut kini
merupakan bisnis besar di Cina, Jepang, Korea dan negara-negara lain.

Rumput laut menghasilkan beberapa macam bahan kimia mirip pati yang dinamakan
phycocolloids yang digunakan dalam pengolahan makanan dan dalam manufaktur berbagai
produk. Phycocolloids berharga karena kemampuannya membentuk suspensi yang kental
atau gels, bahkan pada konsentrasi rendah.

Salah satu phycocolloid yang penting, algin, digunakan secara ekstensif sebagai stabilizer
(pengimbang) dan emulsifier (perantara, untuk mencampur beberapa zat yang sulit
bercampur) dalam manufaktur produk-produk ternak perah, seperti es krim, keju dan
toppings. Kemampuannya sebagai thickener (pengental) dan emulsifier, membuatnya cocok
digunakan dalam industri farmasi dan kimia, dan dalam manufaktur berbagai produk – mulai
dari shampo dan krim cukur sampai ke plastik dan pestisida. Algin juga digunakan dalam
pembuatan produk-produk karet, kertas, cat, dan kosmetika. Salah satu aplikasinya yang
terbesar dalam industri tekstil adalah, algin mengentalkan pasta pencetak gambar dan
menghasilkan gambar-gambar yang lebih tajam. Sumber utama algin untuk pemakaian secara
komersial adalah kelp raksasa Macrocystis. Sumber lain adalah Laminaria.

Phycocolloid ke dua, carrageenan, diperoleh dari algae merah, misalnya Chondrus di


Atlantic Utara dan Euchema di daerah tropis. Beberapa spesies Euchema dibudidayakan
secara ekstensif di Philippines. Carrageenan khusus berharga sebagai emulsifier; digunakan
untuk memberi bentuk (mengentalkan) berbagai produk ternak perah dan berbagai variasi
dalam pengolahan makanan, termasuk instant pudding.
Phycocolloid lain yang diekstraksi karena kemampuannya membentuk jellies adalah agar.
Agar-agar dipakai untuk melindungi ham, ikan, dan daging selama proses pengalengan, juga
dalam makanan berkalori rendah (karena tidak tercerna oleh manusia), dan sebagai thickener.
Juga digunakan dalam laxatives (pencuci perut) dan produk farmasi lain, serta dalam
kosmetika. Ahli biologi menggunakan agar-agar sebagai media untuk menumbuhkan bakteri
dan jamur; digunakan secara meluas dalam obat-obatan untuk hal ini. Agar-agar diperoleh
secara komersial dari berbagai alga merah, terutama Gelidium, Gelidiella dan Pterocladia.

Nontji (1993) membuat daftar berbagai rumput laut yang bermanfaat dari Indonesia.
Sedangkan Sadhori (1995) menguraikan tehnik produksi serta penanganan pasca panen
rumput laut. Rumput laut juga dipakai sebagai pupuk, bahan makanan tambahan pada pakan
hewan, dan sebagai penutup luka (wound dressings) di rumah sakit. Di Eropa, corraline algae
kadang-kadang dipakai untuk mengurangi keasaman tanah. Telah diusulkan pula fermentasi
rumput laut untuk menghasilkan methan sebagai bahan bakar.

Spesies budidaya.
Algae merah yang paling komersial adalah dari kelas Rhodophyceae. Beberapa anggota dari
genus Porphyra dikenal dengan nama laver di negara-negara Eropa dan Amerika, dan
sebagai nori di Jepang. Spesies yang dibudidaya di Inggris adalah Porphyra umbilicalis. Ada
lima spesies yang umum dikultivasi di Jepang yaitu P. angusta, P. kuniedai, P.
pseudolinealis, P. tenera, P. yezoensis. Selain nori, juga dikultivasi funori (Glolopelti) yang
dipakai dalam manufaktur lem. Selain di Jepang, Porphyra juga dikultivasi di Korea.
Gracilaria cornopifolia di Philippines digunakan hanya dalam produksi agar-agar, tidak
sebagai makanan manusia. Algae merah di Indonesia yang dapat dimakan, antara lain:
Hypnea cerviornis dan Corralopsis salicornia dan C. minor di Bali, Acanthopora spicipera
dan Sarcodia montegneana di Lombok, Gracilaria taenodis dan G. lichenoides di Bangka.

Algae hijau yang umum digunakan sebagai makanan adalah Enteromorpha dan Monostroma
(aonori). Keduanya sering dikultivasi bersama Porphyra. Yang mempunyai harga paling
tinggi adalah Monostroma. Di Philippines, Caulerpa sp. dibudidayakan untuk sayur segar di
pasaran. Caulerpa bertumbuh di air payau. Beberapa spesies alga hijau di Indonesia yang
dapat dimakan, antara lain: Caulerpa laetevirens di Bali, C. racemosa dan Codium
tomentosum di Lombok, C. peltata di Bangka, dan C. racemosa var. clavifera (nama lokal
“lai-lai”) di Ternate.
Algae coklat dari kelas Pacophyceae adalah spesies yang besar dan dikenal sebagai kelp. Di
Jepang, yang paling penting adalah wakame (Undaria pinnafida) dan kombu (Laminaria
spp.). Wakame lebih intensif kultivasinya. Spesies budidaya yang dikenal adalah Undaria
pinnafida dan Laminaria japonica. Beberapa algae coklat di Indonesia, antara lain:
Sargassum sp. di Lombok dan Turbinaria sp. di Bangka.

Rumput laut sebagai penganan (gourmet).


Rumput laut digunakan sebagai makanan oleh berbagai budaya, dalam keadaan segar,
dimasak atau dikeringkan. Thalli adalah tanaman yang dimakan. Rumput laut adalah sumber
yang baik beberapa vitamin dan mineral; beberapa di antaranya mengandung protein. Sayang,
manusia tidak mencerna banyak karbohidratnya yang kompleks, namun hal ini ada
manfaatnya bagi mereka yang menghitung kalori yang dikonsumsi. Rumput laut dapat
menambah variasi dan rasa bagi makanan yang hambar dan dapat digunakan untuk membalut
makanan, misalnya nasi. Komponen utama dari bahan makanan rumput laut adalah
karbohidrat, sedikit protein dan lemak, abu (terutama Na dan K) serta air (80-90%).

Ulva dinamakan kubis laut atau slada laut, mungkin karena bisa dimakan mentah dalam
salad. Nama lokal seaweeds di Hawaii adalah limu, dan paling disenangi (algae hijau
Enteromorpha prolifera dan Algae merah Gracilaria coronopifolia). Di kepulauan Britania,
suatu spesies alga merah dari genus Porphyra (nama lokal laver), dipakai untuk membuat
kue dan roti (laver bread). Di New England, Kanada, dan beberapa bagian Eropa Utara, alga
merah Chondrus dikeringkan dan dimakan dalam berbagai bentuk penganan. Alga merah
Palmaria dikeringkan dan dimakan di Kanada pesisir Atlatic dan di Eropa Utara (nama lokal
dulse) dan kadang-kadang digunakan dalam pembuatan roti dan penganan.

Di dunia Timur, penggunaan rumput laut sebagai makanan telah mencapai tingkat seni.
Beberapa spesies telah dibudidayakan, yang menyokong operasi industri bermodal jutaan
dollar. Budidaya rumput laut merupakan suatu budidaya tradisional di Jepang, dan tata boga
Jepang memanfaatkan rumput laut dalam berbagai cara. Spesies-spesies kelp Laminaria dan
Alaria, yang secara lokal dinamakan kombu, dikeringkan dan dipotong-potong, lalu dimakan
dalam berbagai cara. Juga digunakan untuk membuat teh dan kembang gula. Spesies kelp
lain, Undaria, yang secara lokal dinamakan wakame, dimakan mentah atau dimasak. Algae
merah Porphyra, dipakai untuk membuat lembaran-lembaran tipis yang dinamakan nori,
yang meluas digunakan untuk sop dan untuk membalut sushi, yaitu nasi berisi potongan-
potongan ikan segar, telur bulu babi, atau isian lain. Panen dan pemasaran rumput laut adalah
bisnis yang sedang menanjak di Amerika Serikat.
Penyebaran, habitat, dan ciri khas beberapa spesies algae hijau di wilayah barat Indo-
Pasifik (Trono, 1998) tertera berikut ini:

Enteromorpha intestinalis: Tersebar luas di perairan hangat wilayah Indo-Pacific barat,


termasuk Philippina, Malaysia, Indonesia, Guam, Australia, Micronesia, Kepulauan Mariana,
Jepang, Viet-Nam, dan Hawaii. Tumbuh pada substrat berbatu pada zona pasang surut
bagian bawah sampai subtidal yang dangkal atau pada tidepools yang dangkal terekspos ke
udara selama surut. Digunakan untuk konsumsi manusia, sebagai sumber vitamin B1,
makanan ternak, makanan ikan banding, pupuk, sumber tocopherol, dan mempunyai
kandungan antibakteri. Nama lokalnya adalah: hollow green nori (Inggris), entéromorphe
creuse (Prancis), pelo de piedra verde (Spanyol).

Thalli berwarna cerah sampai hijau kekuningan. Beberapa cabang yang tidak bercabang
muncul dari stipe yang pendek, menempel pada substrat berbatu oleh holdfast berbentuk disc
(discoid). Cabang-cabang yang tegak, pipih di bagian bawah, mengembung di bagian atas,
dan menyempit atau terputar pada titik-titik tertentu. Sel-sel berbentuk banyak-sudut
(polyhedral) tampak pada permukaan, tersusun tak beratutan dan berisi chloroplast berbentuk
bundar (spherical) atau lonjong (oval). Tinggi cabang-cabang yang tegak 6-20 cm.

Caulerpa lentillifera: Tersebar luas di daerah tropis, termasuk Laut Merah, Madagaskar, dan
Pacific barat mulai dari Indonesia sampai Hawaii (Gambar 12 (A)). Umumnya tumbuh pada
laguna dangkal, berpasir sampai berlumpur, dan pada rataan terumbu yang tidak terekspos
selama air surut dan umumnya perairan tenang. Biasanya membentuk bedeng yang luas pada
habitat yang betul-betul baik. Dikembangkan secara komersial dalam kolam-kolam dan
laguna dan merupakan spesies paling populer dari genus Caulerpa yang dapat dimakan.
Pertumbuhan stock alam adalah musiman, pada habitat-habitat di mana air menjadi payau
selama musim hujan, atau bagi yang dibudidayakan dalam kolam-kolam. Merupakan spesies
yang sangat diminati untuk konsumsi manusia karena lunak dan tekstur berair. Kandungan
mineralnya tinggi (Ca, K, Mg, Na, Cu, Fe, Zn), juga digunakan sebagai obat (anti jamur,
menurunkan tekanan darah). Nama lokalnya adalah small seagrape (Inggris), anggur laut
(Indonesia).
Thallus terdiri dari suatu cabang stolon horizontal dan cabang-cabang yang tegak, yang
terakhir ini ditutupi sangat rapat oleh banyak ramuli (bentuk tunggalnya=ramulus) yang
pendek, pada hampir keseluruhan panjang sumbunya. Tiap ramulus terdiri atas suatu tangkai
pendek (short stalk) dan suatu ujung membulat (globose tip), berdiameter 1-3mm.
Penyempitan jang jelas antara tip of the stalk (ujung tangkai) dan dasar globose tip (ujung
membulat) adalah ciri (karakteristik) spesies ini. Cabang-cabang yang tegak mencapai tinggi
15cm.

Halimeda macrolaba: Tersebar luas di perairan tropis Indo-Pacific barat, termasuk


Philippina, Guam, Malaysia, Hawaii, Indonesia, Cina, Jepang, Viet-Nam, dan India (Gambar
12 (B)). Terdapat pada rataan berpasir atau perairan dangkal, biasanya berasosiasi dengan
lamun dan macroalgae besar lainnya. Tidak digunakan secara komersial, walaupun
penyelidikan menunjukkannya sebagai sumber regulator pertumbuhan (auxin, gibberellin,
cytokinin); juga mempunyai kandungan anti-bakteri dan anti-jamur. Nama lokalnya adalah
erect sea cactus (Inggris ), monnaie de Poseidon (Prancis), tuna del mar (Spanyol), kaktus
laut (Indonesia).

Thalli tegak, berwarna hijau terang bila segar dan krem atau kehijauan bila kering, cukup
berkapur. Holdfast menggelembung. Thallus bagian basal pipih (compressed), berbentuk
segiempat (rectangular) sampai berbentuk busur (subcuneate), dari mana muncul dalam satu
bidang datar, 2 segmen (atau lebih) yang berbeda, kesemuanya membentuk dasar (base)
mirip kipas yang agak terlipat. Segmen-segmen dari cabang-cabang jelas tampak besar dan
rata sampai pipih, setebal 1-3mm, umumnya mirip kipas (flabellate) dan kadangkala
berbentuk segiempat (quadrangular), seluruh tepi bagian atas berombak atau mempunyai
ruang (lobus) yang tidak teratur. Segmen paling besar, mencapai tinggi 2.2cm dan lebar
2.9cm. Cortex terdiri dari 3 lapisan utricles yang mudah dipisahkan setelah penghilangan
kapur (decalcification). Dipandang dari permukaannya, utricles berbentuk polygon, dengan
lebar 30-60úm dan panjang 79-136ùm. Thallus (tidak termasuk holdfast) mencapai tinggi
12cm; holdfast mencapai panjang 4.5cm.
Gambar 17 . Algae hijau Caulerpa lentilifera (A) dan Halimeda macrolaba (B) (Trono,
1986 dalam Trono, 1998).
Table 7. Daftar ordo, famili dan spesies algae hijau yang umum serta
ekonomis penting di wilayah Indo-Pasifik barat (Trono, 1998).

Ordo Famili Genera Spesies


Ulvales Ulvaceae Enteromorpha E. chlathrata
E. intestinalis
Ulva U. lactuca
Siphonocladales Valoniaceae Valonia V. aegagropila
Bryopsidales Caulerpaceae Caulerpa C. brachypus
C. crupessoides
C. lentifera
C. peltata
C. racemosa
C. sertulariodes
C. taxifolia
Codiaceae Codium C. arabicum
C. bartlettii
C. edule
Halimedaceae Halimeda H. macrolaba
H. opuntia
Udoteaceae Avrainvillea A. erceta
Tydemania T. expeditionis
Udotea U. argentea
U. geppii
Dacycladales Dacycladaceae Bornetella B. oligospora
B. sphaerica
Polyphysaceae Acetabularia A. major

Penyebaran, habitat, dan ciri khas beberapa spesies algae coklat di wilayah barat Indo-
Pasifik (Trono, 1998) tertera berikut ini:

Sargassum crassifolium : Tersebar luas di daerah tropik, termasuk Philippina, India, Guam,
Jepang, Malaysia, Indonesia, Viet-Nam, Sri Lanka dan Cina (Gambar 13 (A)). Dijumpai pada
batu-batu berkarang di daerah bagian bawah pasang surut bagian bawah yang terekspos
ombak sampai daerah dangkal subtidal. Memperlihatkan suatu variasi pola dalam setahun (an
intra-annual variation), dalam sediaan untuk panen (standing crop) di Philippina, paling
rendah dalam periode Februari sampai Mei, dan paling tinggi dalam bulan November sampai
Januari.Merupakan sumber penting dari alginate yang berguna dalam beberapa produk
makanan, sebagian besar sebagai emulsifier, stabilizer dan dalam pembuatan gel. Produk-
produk tersebut termasul makanan beku, kue-kue, makanan pencuci mulut (desserts), jelly,
saus slada (salad dressings), es krim, saus untuk daging dan saus untuk perasa makanan, bir,
jus buah-buahan, dan susu kocok (milk shake). Mengandung yodium, protein, vitamin C dan
mineral (Ca, K, Mg, Na, Cu, Zn, S, P, Mn). Digunakan sebagai obat untuk gondok dan
gangguan kelenjar yang lain, antibakteri, antitumor, sumber tannin dan phenol, juga
digunakan sebagai makanan ternak dan pupuk. Nama lokalnya common pacific sargassum
(Inggris).

Thalli besar, berwarna coklat kekuningan, menempel pada substrat berbatu oleh suatu
holdfast mirip disc berbentuk kerucut, membesar pada bagian dasar, dengan suatu lingkaran
melintang (terete) pada bagian distal. Cabang-cabang utama (primer) agak tertekan
(memipih), cabang-cabang sekunder yang mulus secara tak teratur berselang-seling pada
cabang primer. Daun-daun dari cabang primer dan sekunder menempel vertikal, berbentuk
ellips, dengan panjang sekitar duakali lebarnya. Daun-daun cabang tertier berbentuk ellips
melebar, agak lebih panjang dari lebarnya, ujung-ujungnya bulat sampai menumpul (obtuse).
Rusuk tengah daun hanya tampak jelas dekat ujung daun. Bagian tepi secara kasar bergigi
(dentate), beberapa daun pada bagian atas thallus dengan ujung-ujung bagian luar (outer tips)
berbatas ganda yang karakteristik. Tebal daun seragam, hanya bagian distal ujung atas (upper
tip) berduplikasi menjadi suatu tepi berbatas ganda. Vesicle bertangkai tersebar jarang,
berbentuk bulat atau segiempat dengan panjang mm, kadang-kadang dilengkapi duri-duri
pendek atau penjuluran-penjuluran meluas mirip daun. Receptacles (bagian subur yang
khusus dari cabang-cabang) membentuk cyme (sepasang cabang lateral yang muncul pada
titik yang sama dalam sumbu yang berlawanan satu terhadap yang lain) yang padat,
percabangan receptacle sederhana atau pendek pada ujung distal, memipih sampai rata pada
paroh distal dengan gigi-gigi yang kasar pada bagian tepi, agak berpilin. Thalli mencapai
tinggi 45cm.

Turbinaria ornata: Tersebar luas di perairan hangat daerah tropis, termasuk Philippina,
India, Guam, Jepang, Malaysia, Indonesia, Viet-Nam, dan Cina (Gambar 13 (B)). Bertahan
sebagian besar pada daerah terumbu berbatu yang terekspos ke perairan dengan turbulensi
kuat, juga pada batu-batu berkarang di perairan lebih tenang yang umumnya terekspos
sebagian selama air surut sangat jauh. Digunakan untuk konsumsi manusia, pupuk, sumber
algin, tannin dan phenol, serta pengusir insekta. Nama lokalnya adalah crowned sea bell
(Inggris).
Thalli tegak dan kuat, berwarna coklat gelap, menempel pada substrat berbatu oleh holdfast
bercabang kasar. Daun berselang-seling, ke arah dalam mirip bell (turbinate), berisi (fleshly)
dengan tangkai terete, bergerombol sepanjang sumbu tegak. Ujung distal daun meluas
membentuk suatu lembaran tepi agak bundar dan berisi, dijajari oleh gigi-gigi tajam dan
kasar. Bagian tengah lembaran cekung dan tampak jelas dikelilingi sebagian atau seluruhnya
oleh suatu mahkota gigi. Vesicle tunggal bisa dijumpai pada bagian tengah yang tertekan,
biasanya di antara daun-daun pada bagian atas thallus. Cabang-cabang receptacles tersusun
langsung pada sumbu utama (racemose), dengan panjang 5-7mm, menempel pada tangkai
daun, kira-kira 1/3 jarak dari dasar (base), bagian distal secara tidak teratur mirip garpu.
Thalli mencapai tinggi 17cm.
Gambar 18. Algae coklat, Sargassum crassifolium (A) dan Turbinaria ornata
(B) (Trono, 1986 dalam Trono, 1998).

Table 8. Daftar ordo, famili dan spesies algae coklat yang umum serta
ekonomis penting di wilayah Indo-Pasifik barat (diangkat dari Trono, 1998).

Ordo Famili Genera Spesies


Dictyotales Dictyotaceae Dictyota D.dichotoma
D. mertensii
Dictyopteris D. jamaecensis
Padina P. minor
Scytosiphonales Scytosiphonaceae Hydroclathratus H. clathratus
Fucales Sargassaceae Sargassum S. crassifolium
S. cristaefolium
S. gracillimum
S. oligocystum
S. paniculatum
S. polysystum
S. turbinarioides
Turbinaria T. conoides
T. decurrens
T. ornata

Penyebaran, habitat, dan ciri khas beberapa spesies algae merah di wilayah barat Indo-
Pasifik (Trono, 1998) tertera berikut ini:

Gracilaria eucheumoides: Tersebar luas di daerah tropis, termasuk Jepang, Australia,


Indonesia, Philippina dan Moroko (Gambar 14 (A)). Bertahan hidup sambil menempel
dengan kuat ke bebatuan atau pecahan karang di daerah pasang surut bagian bawah sampai ke
subtidal bagian atas, terekspos ke turbulensi air yang kuat atau sedang. Ekonomis penting
sebagai sumber agar dan untuk konsumsi manusia (salads atau dimasak campur sayuran).
Digunakan sebagai manure (pupuk) untuk kebun kelapa dan kopi di Hainan, India dan Sri
lanka. Nama lokalnya prostrate gracilaria (Inggris).
Thalli berwarna coklat kehijauan sampai ungu, membentuk gumpalan-gumpalan terbaring
rata (prostrate clumps) yang renggang atau lebat pada substrat berbatu, menempel oleh
haptera (pertumbuhan multiseluler pada bagian basal yang membentuk suatu bagian pada
holdfast). Cabang-cabang jelas memipih, sampai selebar 1 cm, bercabang tidak teratur. Tepi
cabang yang pipih mempunyai gigi-gigi kasar atau duri-duri pendek.Thalli mencapai panjang
12cm.

Eucheuma denticulatum: Menyebar dari Mozambique ke utara sampai Djibouti, kemudian


diintroduksikan ke timur melewati Samudera Hindia sampai ke Australia, Indonesia, bagian
timur Malaysia, Philippina, dan pulau-pulau yang berdekatan di bagian barat Pasifik yang
tropis sampai New Caledonia (Gambar 14 (B)). Akhir-akhir ini, spesies tersebut telah
diangkut manusia jauh ke arah timur masuk ke Pacific sampai di Hawaii dan Pohnpei
(Federasi Negara-Negara Mikronesia), dan Christmas Island di bagian paling timur Kiribati.

Spesies ini bisa membentuk suatu komponen dominant dari komunitas alga. Bertahan hidup
sangat baik pada substrat koral berpasir sampai berbatu di daerah-daerah yang secara tetap
terekspos ke arus air yang kuat atau sedang.. Umumnya dijumpai tumbuh menempel dengan
kuat ke substrat koral berkerikil-berbatu, atau substrat berbatu-berpasir kasar, pada daerah
pasang surut sampai bagian atas zona subtidal (dangkal) pada terumbu yang terekspos ke aksi
ombak yang sedang atau arus yang kuat, membentuk gumpalan-gumpalan atau bedeng-
bedeng yang lebat. Penyatuan (fusi) cabang-cabangnya ketika saling berkontak satu dengan
lainnya, serta kemampuan membentuk holdfast sekunder pada ujung-ujung cabang
menghasilkan pembentukan gumpalan-gumpalan lebat dan menempel kuat, atau bedeng-
bedeng mirip karpet yang mampu menahan gerakan air yang sedang sampai kuat. Tidak
pernah ada laporan keberadaannya di habitat perairan tenang atau terlindung. Laju
pertumbuhan relatifnya 3.5% per hari. Merupakan sumber utama phycocolloid carrageenan,
mengendalikan pollusi logam berat (Pb, Cd), digunakan sebagai pupuk (manure), dalam
produk-produk dan proses-proses industri. Dipakai sebagai makanan hewan peliharaan juga
untuk konsumsi manusia (dimasak campur sayuran, dimakan segar, atau dibilas air mendidih
lalu dicampur hiasan padat, atau dijadikan kembang gula eucheuma (eucheuma candy) yaitu
memasaknya dengan air dan gula ditambahkan penyedap lalu dibiarkan mengental. Juga
dipakai sebagai hiasan untuk makanan lain (seperti ikan).
Thalli terdiri atas banyak cabang terete, memipih sampai ke ujung-ujung yang tajam (acute
tips), tertutup rapat oleh cabang-cabang kecil yang pertumbuhannya terbatas (spinose
determinate branchlets) berukuran panjang 1-8mm, tersusun dalam lingkaran-lingkaran
berputar (whorls), membentuk nodes yang tampak jelas dan internodes pada bagian distal
cabang-cabang tersebut. Sayatan melintang suatu cabang menyingkapkan suatu bagian tengah
terdiri dari sel-sel mirip rhizoid yang berdinding tebal dan amat kecil. Thalli mencapai tinggi
30cm.
Gambar 19. Algae merah, Gracilaria eucheumoides (A) (Trono, 1986 dalam
Trono, 1998) dan Eucheuma denticulatum (B) (Trono et al.,
1983 dalam Trono, 1998).
Table 9. Daftar ordo, famili dan spesies algae merah yang umum serta
ekonomis penting dari sub-klas Florideophysideae di wilayah
barat Indo-Pasifik (diangkat dari Trono, 1998).

Ordo Famili Genera Spesies


Nemaliales Helminthocladiaceae Liagora L. farinosa
Bonnemaisoniales Bonnemaisoniacea Asparagopsis A. taxiformis
Scinaia S. hormoides
Gelidiales Gelidiaceae Gelidiella G. acerosa
Cryptonemiales Cryptonemiaceae Halymenia H. dilitata
H. durvillaei
Corallinales Corallinaceae Cheilosporum C. cultratum
Gigartinales Rhizophyllidaceae Portieria P. hornemannii
Gracilariaceae Gracilaria G. arcuata
G. edulis
G. eucheumoides
G. heteroclada
G. manilaensis
G. salicornia
Solieriaceae Euchema E. arnoldii
E. denticulatum
E. gelatinae
Kappaphycus K. alvarezii
Hypneacea Hypnea H. boegesenii
H. pannosa
Ceramiales Rhodomelaceae Acanthohpora A. muscoides
A. spicifera
Digenea D. simplex
Laurencia L. papillosa
Gambar 20. Beberapa jenis algae yang bernilai ekonomis penting (Aslan, 1998).

Anda mungkin juga menyukai