Anda di halaman 1dari 5

Apakah lamun itu?

Lamun adalah tumbuhan tingkat tinggi (Angiospermae) yang telah beradaptasi untuk dapat hidup
terbenam di air laut. Dalam bahasa Inggris disebut seagrass . Istilah seagrass hendaknya jangan
dikelirukan dengan seaweed yang dalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan sebagai rumput
laut yang sebenarnya merupakan tumbuhan tingkat rendah dan dikenal juga sebagai alga laut.

Secara struktural lamun memiliki batang yang terbenam didalam tanah, disebut rhizom atau
rimpang. Rimpang dan akar lamun terbenam di dalam substrat yang membuat tumbuhan lamun
dapat berdiri cukup kuat menghadapi ombak dan arus.

Lamun memiliki dua bentuk pembungaan, yakni monoecious (dimana bunga jantan dan betina
berada pada satu individu) dan dioecious (dimana jantan dan betina berada pada individu yang
berbeda). Peyerbukan terjadi melalui media air (penyerbukan hydrophyllous).

Padang lamun adalah ekosistem perairan dangkal yang didominasi oleh lamun. Pada ekosistem
ini banyak ragam biota yang hidup berasosiasi dengan lamun.
Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (angiospermae) yang berbiji satu (monokotil) dan
mempunyai akar rimpang, daun, bunga dan buah. Jadi sangat berbeda dengan rumput laut (algae)
(Wood et al. 1969; Thomlinson 1974; Azkab 1999). Lamun dapat ditemukan di seluruh dunia
kecuali di daerah kutub. Lebih dari 52 jenis lamun yang telah ditemukan. Di Indonesia hanya
terdapat 7 genus dan sekitar 15 jenis yang termasuk ke dalam 2 famili yaitu : Hydrocharitacea ( 9
marga, 35 jenis ) dan Potamogetonaceae (3 marga, 15 jenis). Jenis yang membentuk komunitas
padang lamun tunggal, antara lain : Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Halophila ovalis,
Cymodoceae serulata, dan Thallasiadendron ciliatum. Dari beberpa jenis lamun, Thalasiadendron
ciliatum mempunyai sebaran yang terbatas, sedangkan Halophila spinulosa tercatat di daerah
Riau, Anyer, Baluran, Irian Jaya, Belitung dan Lombok. Begitu pula Halophila decipiens baru
ditemukan di Teluk Jakarta, Teluk Moti-Moti dan Kepulaun Aru (Den Hartog, 1970; Azkab, 1999;
Bengen 2001).

Lamun, merupakan bagian dari beberapa ekosistem dari wilayah pesisir dan lautan perlu
dilestarikan, memberikan kontribusi pada peningkatan hasil perikanan dan pada sektor lainya
seperti pariwisata. Oleh karena itu perlu mendapatkan perhatian khusus seperti halnya ekosistem
lainnya dalam wilayah pesisir untuk mempertahankan kelestariannya melalui pengelolaan secara
terpadu. Secara langsung dan tidak langsung memberikan manfaat untuk meningkatkan
perekonomian terutama bagi penduduk di wilayah pesisir.

Habitat lamun dapat dipandang sebagai suatu komunitas, dalam hal ini padang lamun
merupakan suatu kerangka struktural yang berhubungan dalam proses fisik atau kimiawi yang
membentuk sebuah ekosistem. Mengingat pentingnya peranan lamun bagi ekosistem di laut dan
semakin besarnya tekanan gangguan baik oleh aktifitas manusia maupun akibat alami, maka perlu
diupayakan usaha pelestarian lamun melalui pengelolaan yang baik pada ekosistem padang lamun.
Padang lamun merupakan ekosistem yang tinggi produktifitas organiknya, dengan
keanekaragaman biota yang cukup tinggi. Pada ekosistem, ini hidup beraneka ragam biota laut
seperti ikan, krustasea, moluska ( Pinna sp, Lambis sp, Strombus sp), Ekinodermata ( Holothuria
sp, Synapta sp, Diadema sp, Arcbaster sp, Linckia sp) dan cacing ( Polichaeta) (Bengen, 2001).

Secara ekologis padang lamun memiliki peranan penting bagi ekosistem. Lamun merupakan
sumber pakan bagi invertebrata, tempat tinggal bagi biota perairan dan melindungi mereka dari
serangan predator. Lamun juga menyokong rantai makanan dan penting dalam proses siklus
nutrien serta sebagai pelindung pantai dari ancaman erosi ataupun abrasi (Romimohtarto dan
Juwana, 1999).

Ekosistem Padang Lamun memiliki diversitas dan densitas fauna yang tinggi dikarenakan
karena gerakan daun lamun dapat merangkap larva invertebrata dan makanan tersuspensi pada
kolom air. Alasan lain karena batang lamun dapat menghalangi pemangsaan fauna bentos sehingga
kerapatan dan keanekaragaman fauna bentos tinggi.

Daerah Padang Lamun dengan kepadatan tinggi akan dijumpai fauna bentos yang lebih banyak
bila dibandingkan dengan daerah yang tidak ada tumbuhan lamunnya. Menurut Romimohtarto dan
Juwana (1999) ekosistem lamun memiliki kerapatan fauna keanekaragaman sebesar 52 kali untuk
epifauna dan sebesar 3 kali untuk infauna dibandingkan pada daerah hamparan tanpa tanaman
lamun.
Mengapa lamun itu penting?

Lamun mempunyai peran penting ditinjau dari beberapa aspek:


Keanekaragaman hayati: Padang lamun memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Indonesia
diperkirakan memiliki 13 jenis lamun. Selain itu padang lamun juga merupakan habitat penting
untuk berbagai jenis hewan laut, seperti: ikan, moluska, krustacea, ekinodermata, penyu, dugong,
dll.
Kualitas air: Lamun dapat membantu mempertahankan kualitas air.
Perlindungan: Lamun dapat mengurangi dampak gelombang pada pantai sehingga dapat
membantu menstabilkan garis pantai.
Ekonomi: Padang lamun menyediakan berbagai sumberdaya yang dapat digunakan untuk
menyokong kehidupan masyarakat, seperti untuk makanan, perikanan, bahan baku obat, dan
pariwisata.
Apa saja ancaman terhadap lamun?

Seperti ekosistem terumbu karang dan mangrove, padang lamun juga mengalami degradasi
lingkungan dan presentasi tutupannya juga terus munurun. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan terjadinya tekanan terhadap padang lamun:
Perubahan fisik dasar laut, seperti erosi, sedimentasi, dan pelumpuran yang mengurangi wilayah
dan kepadatan tutupan padang lamun;
Kekeruhan yang mempengaruhi kapasitas fotosintesis dan pertumbuhan pada lamun;
Metode penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan, seperti trawl;
Penangkapan ikan berlebih yang dapat menurunkan tingkat keragaman hayati di ekosistem padang
lamun.
Tanpa intervensi yang efektif dan terintegrasi, kecenderungan degradasi pada ekosistem padang
lamun dan biota yang berasosiasi dengannya akan terus merosot.

Apa saja akar permasalahan dalam pengelolaan padang lamun?


Kurangnya pemahaman dan kepedulian masyarakat akan pentingnya ekosistem padang lamun;
Kondisi kemiskinan masyarakat pesisir;
Terbatasnya alternatif penghasilan untuk masyarakat lokal;
Belum adanya pengelolaan padang lamun yang terintegrasi;
Kelemahan hukum dan upaya penegakannya.
Jenis-jenis Lamun di Indonesia
Cymodocea rotundata
Local: Settu
English: Round tippes seagrass
Salah satu spesies dominan di mintakat intertidal; salah satu spesies pionir;
diketahui sebagai makanan duyung di Kawasan Timur Indonesia
Cymodocea serrulata
Local: Settu
English: Toothed seagrass
Enhalus acoroides
Local: Settu pita
English: Tropical eelgrass
Halophila decipiens
Local: Settu kelor
English: Veinless spoon-grass
Halophila minor
Local: Settu
English: Small spoon-grass
Halophila ovalis
Local: Settu kelor
English: Spoon-grass
Halodule pinifolia
Local: Settu kawat
English: Fiber-strand seagrass
Halophila spinulosa
Local: Settu pakis
English: Curled-base spoon-grass
Halodule uninervis
Local: Settu kawat
English: Fiber-strand seagrass
Syringodium isoetifolium
Local: Settu
English: Syringe grass
Thalassodendron ciliatum
Local: Settu kipas
English: Woody seagrass
Thalassia hemprichii
Local: Settu
English: Dugong grass
KLASIFIKASI :.

Lamun termasuk dalam subkelas Monocotyledonae dan merupakan tumbuhan berbunga (kelas
Angiospermae). Secara lengkap klasifikasi beberapa jenis lamun yang terdapat di perairan pantai
Indonesia (Phillips dan Menez,1988) adalah sebagai berikut :

Divisi : Anthophyta
Kelas : Angiospermae
Subkelas : Monocotyledonae
Ordo : Helobiae
Famili : Hydrocharitaceae
Genus : Enhalus
Species : Enhalus acoroides
Genus : Halophila
Species : Halophila decipiens
Halophila ovalis
Halophila minor
Halophila spinulosa
Genus : Thalasia
Species : Thalasia hemprichii
Famili : Cymodoceaceae
Genus : Cymodocea
Species : Cymodocea rotundata
Cymodocea serrulata
Genus : Halodule
Species : Halodule pinifolia
Halodule uninervis
Genus : Syringodium
Species : Syringodium isoetifolium
Genus : Thalassodendron
Species : Thalassodendron ciliatum

Tumbuhan lamun terdiri dari akar rhizome dan daun.Rhizome merupakan batang yang
terpendam dan merayap secara mendatar dan berbuku-buku.Pada buku-buku tersebut tumbuh
batang pendek yang tegak ke atas,berdaun dan berbunga. Pada buku tumbuh pula akar
(Nontji,1993). Lamun memiliki daun-daun tipis yang memanjang seperti pita yang mempunyai
saluran-saluran air (Nybakken, 1992). Bentuk daun seperti ini dapat memaksimalkan difusi gas
dan nutrien antara daun dan air, juga memaksimalkan proses fotosintesis di permukaan daun
(Philips dan Menez, 1988).
Daun menyerap hara langsung dari periran sekitarnya, mempunyai rongga untuk mengapung
agar dapat berdiri tegak di air, tapi tidak banyak mengandung serat seperti tumbuhan rumput di
darat (Hutomo,1997). Sebagian besar lamun berumah dua,artinya dalam satu tumbuhan hanya ada
jantan saja atau betina saja.Sistem pembiakannya bersifat khas karena melalui penyerbukan dalam
air (Nontji, 1993).

Anda mungkin juga menyukai