A.Deskripsi Umum
Alga merah mempunyai habitat yang kosmopolitan tetapi paling banyak ditemukan
didaerah tropis. Alga merah berada di bagian yang paling tinggi dari zone antar pasang
hingga kedalaman yang lebih daripada alga-alga yang lain dikebanyakan tempat.
Rhodophyceae kurang lebih memiliki 400 genus dan 2500 spesies. Kelompok ini hampir
semuanya hidup di laut dan hanya kira-kira 12 genus dan kurang dari 100 spesies yang hidup
di air tawar. (McConnaughey, 1983).Sejumlah alga merah mempunyai arti ekonomi yang
penting baik sebagai makanan langsung bagi manusia maupun sebagai sumber ekstrak
phycocolloid Sebagian besar anggotanya hidup di laut, hanya tiga jenis yang ada di air tawar,
yang umumnya ditemukan di sungai mengalir, meskipun sebagian kecil yang uniselluler
terdapat di tanah. Bentuk yang terdapat di laut mempunyai habitat yang bervariasi mulai dari
intertidal sampai laut yang dalam (Dawes, 1981)
Ciri-ciri alga merah yang lain menurut Aslan (1998) adalah sebagai berikut.
a. Dalam reproduksinya tidak mempunyai stadia gamet berbulu cambuk.
b. Reproduksi seksualnya dengan karpogonia dan spermatia.
c. Pertumbuhannya bersifat uniaksial (satu sel di ujung thallus) dan multi aksial (banyak sel
di ujung thallus).
d. Alat pelekat (holdfast) terdiri dari perakaran sel tunggal atau sel banyak.
e. Memiliki pigmen fikobilin, yang terdiri dari fikoeritrin (berwarna merah) dan fikosianin
(berwarna biru).
f. Bersifat adaptasi kromatik, yaitu memiliki penyesuaian antara proporsi pigmen dengan
berbagai kualitas pencahayaan dan dapat menimbulkan berbagai warna pada thalli, seperti:
merah tua, merah muda, pirang, coklat, kuning, dan hijau.
g. Mempunyai persediaan makanan berupa kanji (floridean starch).
h. Dalam dinding selnya terdapat selulosa, agar, carrageenan, porpiran, dan furselaran.
Alga ini mengandung zat kapur pada thalli yang berbentuk silindris. Thallusnya
berbuku-buku dan diantara nodusnya (sekat) terdapat internodus (ruas). Alga ini hidup dilaut,
terutama dalam lapisan-lapisan air dalam yang hanya dapat dicapai oleh gelombang pendek.
Hidup alga ini sebagai bentos yang melekat erat pada substrat (Anonim,2005a).
2. Gigartina sp.
a. Klasifikasi
Devisio : Rhodophyta
Classis : Rhodophyceae
Subclass : Florideae
Ordo : Gigartinales
Familiy : Gigartinaceae
Genus : Gigartina
Spesies : Gigartina sp.
b. Deskripsi
Spesies ini memiliki substansi thalli lunak seperti gel dan tipis dengan warna ungu.
Thalli-nya membentuk lembaran (disebut lamina atau blade) dengan percabangan yang
rimbun, simple (biasa) atau dicotonus. Di permukaan thalli terdapat cystocarp yang jelas
kelihatan berupa bintilan dan spermatongia-nya mengumpul pada ujung percabangan
thalli(Anonim,2005a)
Spesies ini biasanya tumbuh menempel di rataan batu pada terumbu, terutama di tempat-
tempat yang masih tergenang air pada saat air surut rendah. Alga ini dimanfaatkan sebagai
sumber agar-agar, carragenan, bahan anti bakteri dan bahan anti tumor. Alga ini juga kaya
akan asam folat dan asam folinat (Anonim, 2005b).
3. Gelidium sp.
a. Klasifikasi
Devisio : Rhodophyta
Classis : Rhodophyceae
Subclass : Florideae
Ordo : Gelidiales
Familiy : Gelidiaceae
Genus : Gelidium
Spesies : Gelidium sp.
b.Deskripsi
Gelidium sp. merupakan salah satu spesies dari famili gelidiaceae. Spesies ini memiliki
warna merah kecoklatan (pirang), bentuk tubuh seperti rumput atau semak, batang utama
tegak dan mempunyai cabang-cabang yang terdiri dari axis (cabang utama), primary branch
dan secondary branch. Sepanjang tubuhnya ditumbuhi bagian yang seperti duri. Di ujung
cabang terdapat spical pit yang berbentuk bulat yang merupakan titik tumbuh. Alga ini
memiliki holdfast yang berfungsi sebagai tempat melekat pada terumbu karang sehingga
dapat beradaptasi dengan gerakan ombak pada zona pasang-surut (Anonim, 2005a).
4. Laurencia sp.
a,Klasifikasi
Devisio : Rhodophyta
Classis : Rhodophyceae
Subclass : Florideae
Familiy : Laurencieae
Genus : Laurencia
Spesies : Laurencia sp.
b.Deskripsi
Laurencia sp. mempunyai warna thallus hijau tua sampai merah kecoklatan karena
adanya pigmen fikoeritrin. Axis pada spesies ini terkesan rebah dan memiliki holdfast untuk
melekatkan diri pada substrat. Di percabangan axis terdapat primary branch yang pada
ujungnya terdapat spical pit. Pertumbuhan di spical pit lebih cepat daripada bagian thallus
lainnya. Alga ini termasuk alga tetrasporofik yang sel auxilary-nya akan terbentuk setelah
melakukan fertilisasi dan tumbuh di atas sel pendukung karpogonium (Anonim, 2005a)
Spesies ini memiliki tubuh yang berbentuk silindrik atau memipih, berwarna merah
kecoklatan dan mempunyai cabang-cabang yang terdiri dari axis (cabang utama), primary
branch dan secondary branch. Alga ini merupakan bahan makanan sebagai bahan pembuat
agar-agar karena kandungan serat dan karbohidratnya yang tinggi. Alga ini paling banyak
digunakan sebagai hidrokoloid, terutama pada pangan, farmasi, kosmetik dan sebagai anti
jamur/anti fungal. (Anonim, 2005b).
5. Acanthopora sp.
a. Klasifikasi
Devisio : Rhodophyta
Classis : Rhodophyceae
Subclass : Florideae
Ordo : Ceramiales
Genus : Acanthopora
Spesies : Aconthopora sp.
b. Deskripsi
Thallus silindris, berduri lonjong runcing dan rapat yang terdapat di hamper seluruh
permukaan thali. Percabangan tidak teratur, gembal merimpun di bagian atas rumpun dengan
warna coklat tua. Rumpunnya dapat mencapai tinggi sekitar 15 cm. Alga ini berwarna coklat
tua, dengan warna thali coklat kehijauan sampai ungu. Tubuhnya silindris, berdiri tegak dan
sedikit bercabang. Thalli-nya berbentuk seperti jarum yang bertindak sebgai assimilator yang
berperan dalam proses fotosintesis. Alga ini diolah oleh manusia sebagai bahan makanan,
yaitu sebagai bahan pembuat agar-agar dan merupakan sumber karageenan untuk pasta
(Anonim, 2005b).
Organ seksual secara tipikal muncul di atas tricoblast yaitu cabang eksogenus yang
dihasilkan dari sel sub apical sebelum sel pericentral dipotong atu di putus dari sel axial.
Spermatangia berasal dari berbagai cara, hal ini tergantung dari genus partikularnya.
Spermatangia lebih sering muncul diatas tricoblast. Spermatangia membentuk kelompok,
yaitu suatu himpunan yang berbentuk silindrik. Pericarp muncul pada saat sebelum fertilisasi
tetrasporongium diproduksi oleh sel pericentral.
Sel ini dibagi secara longitudinal, dengan memotong dua pelindung sel dan land
memotong transporangium secara distal dan menyisakan sel yang bentuknya menyerupai
batang. Tetrasporangia akan selalu terbagi secara tetrahedral (Romihartono, 2001).
2.Agar-Agar
Agar-agar banyak diperoleh dari alga merah jenis tertentu yang disebut Pseudomonas
atlantica. Beberapa jenis alga merah yang telah dilaporkan sebagais penghasil agar-agar
adalah dari jenis Gelidium, Gracillaria, Pterocladia sp., Acanthopeltis japonica, Ahnfeltia
plicata. Agar-agar adalah produk kering tak berbentuk yang mempunyai sifat gelatin.
Molekul dari agar-agar terdiri dari rantai linear galaktan yaitu polier dari galaktosa dengan
ikatan a-1,3 dan b1,4. Dalam menyusun senyawa agar-agar, galaktan dapat berupa rantai
linear yang netral ataupun yang sudah tersubstitusi dengan metil atau asam.Fungsi utama
agar-agar adalah sebagai bahan pamantap, pengemulsi, bahan pengental, bahan pengisi, dan
bahan pembuatan gel. Penggunaan agar–agar terutama dalam terutama dalam bidang
makanan terutama dalam pembuatan roti , sup, saus, es krem, jelly, permen. Dalam industri
farmasi agar-agar bermanfaat sebagai bahan obat pencahar atau peluntur dan pembungkus
obat antibiotik. Dalam industry kosmetik agar-agar digunakan untuk aditif dalam pembuatan
salep, lotion, krem, lipstick, dan sabun. Dalam industri kulit agar-agar digunakan untuk
sebagai bahan pemantap permukaan yang kaku dan penghalus, serta sebagai campuran
pembuatan pelekat polywood. Agar-agar juga banyak digunakan dama pembuatan pelat film,
pasta gigi, semir sepatu, dan sebagainya
Ditinjau secara biologi, alga merupakan kelompok tumbuhan yang berklorofil yang terdiri
dari satu atau banyak sel dan berbentuk koloni. Di dilam alga terkandung bahan-bahan
organik seperti polisakarida, hormon, vitamin, mineral, dan juga senyawa bioaktif. Sejauh ini
pemanfaatan alga sebagai komoditiperdagangan atau bahan baku industri masih relatif kecil
jika dibandingkan dengan keanekaragaman jenis alga yang ada di Indonesia. Padahal
komponen kimiawi yang terdapat dalam alga sangat bermanfaat bagi bahan baku industri
makanan, kosmetik, farmasi dan lain-lain.
Ganggang hijau / Chlorohyta adalah salah satu klas dari ganggang berdasarkan zat warna atau
pigmentasinya. Ganggang hijau ada yang bersel tunggal dan ada pula yang bersel banyak
berupa benang, lembaran atau membentuk koloni spesies ganggang hijau yang bersel tunggal
ada yang dapat berpindah tempat, tetapi ada pula yang menetap.
Algae hijau merupakan kelompok terbesar dari vegetasi algae. Algae hijau berbeda dengan
devisi lainnya karena memiliki warna hijau yang jelas seperti tumbuhan tingkat tnggi karena
mengandung pigmen klorofil a dan klorofil b lebih dominan dibandingkan karoten dan
xantofit.
Algae berperan sebagai produsen dalam ekosistem. berbagai jenis algae yang hidup bebas di
air terutama tubuhnya yang bersel satu dan dapat berperan aktif merupakan penyusun
fitoplankton. sebagaian besar fitoplankton adalah anggota algae hijau, pigmen klorofil yang
dimilikinya efektif melakukan fotosintesis sehingga algae hijau merupakan produsen utama
dalam ekosistem perairan.
Habitat
Ganggang hijau merupakan golongan terbessar diantara ganggang dan sebagian besar hidup
di air tawar, beberapa diantaranya hidup di air laut dan air payau. Pada umumnya melekat
pada batuan dan seringkali muncul apabila air menjadi surut. Jenis yang hidup diair tawar,
bersifat kosmopolit, terutama hidup di tempat yang cahayanya cukup seperti kolam, danau,
genangan air, Alga hijau ditemukan pula pada lingkungan semi akuatik yaitu pada batu-
batuan, tanah lembab dan kulit batang pohon yang lembab. Beberapa anggotanya hidup di air
mengapung atau melayang, sebagian hidup sebagai plankton. Beberapa jenis ada yang hidup
melekat pada tumbuhan atau hewan.
Beberapa contoh alga hijau yang sering ditemukan dikolam anatara lain :
Contoh :
1. Chlorella
Organisme ini banyak ditemukan sebagai plankton air tawar. Ukuran tubuh mikroskopis,
bentuk bulat, berkembang biak dengan pembelahan sel.
Peranannya bagi kehidupan manusia antara lain, digunakan dalam penyelidikan metabolisme
di laboratorium. Juga dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan dimasukkan dalam kapsul dan
dijual sebagai suplemen makanan dikenal dengan “Sun Chlorella”.
2. Chlorococcum
Tubuh bersel satu, tempat hidup air tawar, bentuk bulat telur, setiap sel memiliki satu
kloroplas bentuk mangkuk. Reproduksi dengan membentuk zoospora (secara aseksual)
Contoh : Chlamidomonas
Bentuk sel bulat telur, memiliki 2 flagel sebagai alat gerak, terdapat 1 vacuola, satu nukleus
dan kloropas. Pada kloropas yang bentuknya seperti mangkuk terdapat stigma (bintik mata)
dan pirenoid sebagai tempat pembentukan zat tepung. reproduksi aseksual dengan
membentuk zoospora dan reproduksi seksual dengan konjugasi.
Contoh : Hydrodictyon
Hydrodictyon banyak ditemukan didalam air tawar dan koloninya berbentuk seperti jala.
Ukuran cukup besar sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Reproduksi vegetatif
dengan zoospora dan fragmentasi.
Fragmentasi dilakukan dengan cara melepas sebagian koloninya dan membentuk koloni baru.
sedangkan reproduksi generatif dengan konjugasi.
Contoh : Volvox
Volvox ditemukan di air tawar, koloni berbentuk bola jumlah antara 500 -5000 buah. Tiap sel
memiliki 2 flagel dan sebuah bintik mata. Reproduksi aseksual dengan fragmentasi dan
seksual dengan konjugasi sel-sel gamet.
Contoh :
1. Spyrogyra
Gangguan ini didapatkan disekitar kita yaitu diperairan. bentuk tubuh seperti benang, dalam
tiap sel terdapat kloroplas berbentuk spiral dan sebuah inti. Reproduksi vegetatif dengan
fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual dengan konjugasi. adapun langkah-langkah
konjugasi antara lain
Dua benang saling berdekatan, sel yang berdekatan saling membenuk tonjolan. Ujung kedua
tonjolan yang bersentuhan saling melebur membentuk saluran konjugasi. Lewat saluran itu
terjadilah aliran protoplasma dari satu sel ke sel yang lain. kedua plasma melebur, disebut
peristiwa plasmogami dan segera diikuti oleh pelburan inti yang disebut kariogami. Hasil
peleburan membentuk zigospora diploid. zigospora mengalami meiosis dan ditempat yang
sesuai berkembang menjadi benang spirogyra baru yang haploid.
2. Oedogonium
Ganggang ini berbentuk benang, ditemukan di air atawar dan melekat di dasar perairan.
reproduksi vegetatif dilakukan oleh setiap sel menghasilkan sebuah zoospora yang flagela
banyak.
Reproduksi generatif adalah salah satu benang membentuk alat kelamin jantan (antiridium)
dan menghasilkan gamet jantan (spermatozoid). Pada benang yang lain membentuk alat
kelamin betina yang disebut oogonium. Oogonium akan menghasilkan gamet betina (ovum).
Sperma tozoid membuahi ovum dan terbentuk zigot. Zigot akan tumbuh membentuk
individu.
Contoh :
1. Ulva
Ganggang ini ditemukan di dasar perairan laut dan menempel di dasar, bentuk seperti
lembaran daun. berkembang bial secara vegetatif dengan menghasilkan spora dan spora
tumbuh menjadi Ulva yang haploid (n), Ulva haploid disebut gametofit haploid. Kemudian
secara generatif menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. pertemuan gamet jantan dan
gamet betina akan menghasilkan zigot (Z2n). Zigot berkembang menjadi Ulva yang diploid
disebut sporofit. Selanjutnya sporofit membentuk spora yang haploid setelah mengalami
meiosis. Selanjutnya mengalami mitosis dan menghasilkan gametofit haploid.
2. Chara
Chara hidup di air tawar terutama melekat pada batu-batuan. Bentuk talus seperti tumbuhan
tinggi, menyerupai batang, yang beruas-ruas dan bercabang-cabang, berukuran kecil. Pada
ruasnya terdapat nukula dan globula. Di dalam nukula terdapat arkegonium dan
menghasilkan ovum. Di dalam globula terdapat anterodium yang memproduksi
spermatozoid. Spermatozoid akan membuahi ovum dan menghasilkan zigospora yang
berdinding sel. Pada reproduksi secara vegetatif dilakukan dengan cara fragmentasi.
Pigmen
Pigmen yang dimiliki kloroplas golongan chlorophyta yaitu klorofil a dan klorofil b, beta
karoten serta berbagai macam xantofit (lutein, violaxantin, zeaxanthin). Karoten muncul
sebagai karakter warna kuning kemerah-merahan. Sedangkan xantotif muncul sebagai warna
kuning dengan nuansa warna yang unik. Menurut levavascur (1989) bahwa pigmen-pigmen
fotosintesis dan pada alga hijau berklorofil a dan b mengandung shiphoxanthim atau lutein.
Cadangan Makanan
Cadangan makanan pada ganggang hijau berupa amilum, tersusun sebagai rantai glukosa
tidak bercabang yaitu amilose dan rantai yang bercabang yaitu amilopektin seringkali amilum
terbentuk dalam granula bersama dengan bahan protein dalam plastida disebut pirenoid.
Susunan Tubuh
Alga hijau mempunyai susunan tubuh yang bervariasi baik dalam ukuran maupun dalam
bentuk dan susunanya. Ada Chlorophyta yang terdiri dari sel-sel kecil yang merupakan
koloni berbentuk benang yang bercabang-cabang atau tidak, ada pula yang membentuk
koloni yang menyerupai kormus tumbuhan tingkat tinggi. Dari banyaknya variasi tersebut
alga hijau dikelompokan sebagai berikut:
1. Hetemtrikus, yaitu filamen bercabang yang bentuknya terbagi menjadi bagian yang
rebah (prostrate) dan bagian yang tegak, contoh: Stigeoclonium
2. Foliaceus atau parenkimatis, yaitu filamen yang pembelahan sel vegetatisnya terjadi
lebih dari satu bidang, contoh: Ulva
3. Tubular, yaitu talus yang memilik banyak inti tanpa sekat melintang, contoh:
Caulerpa
Struktur Sel
Dinding sel tersusun atas dua lapisan, lapisan bagian dalam tersusun oleh selulose yang dapat
memberikan sifat keras pada dinding sel dan lapisan luar adalah pektin. Tetapi beberapa alga
bangsa volvocales dindingnya tidak mengandung selulose, melainkan tersusun oleh
glikoprotein. Dinding sel caulerpales mengandung xylan atau mannan.
Inti pada clorophyta ada yang berinti prokariota dan ada yang sebagian besar berinti
eukariota. Intinya diselubungi membran inti terdapat nukleus dan kromatin. Inti umumnya
tunggal tetapi ada yang memiliki inti lebih dari satu.
Flagela pada kelas chlorohyceae selalu bertipe whiplash (akronematik) dan sama panjang
(isokon), kecuali pada bangsa oedogoniales, memiliki tipe stefanokon. Flagela dihubungkan
dengan struktur yang sangat halus yang disebut aparatus neuromotor. Tiap flagela terdiri dari
axonema yang tersusun oleh 9 dupklet mikrotubula mengelilingi bagian tengah terdapat 2
singlet mikrotubula. Struktur semacam ini dikenal sebagai susunan 9 + 2. Flagela tersebut
dikelilingi oleh selubung plasma.
Pada chlorophyta terjadi pergerakan yang disebabkan adanya stimulus cahaya yang di duga
oleh adanya sekresi lendir melalui porus dinding sel pada bagian apikal dari sel. Selama
pergerakan ke depan bagian kutub berayun dari satu sisi ke sisi yang lain sehingga lendir
bagaian belakang seperti berkelok-kelok.
Perkembangbiakan
1. Secara vegetatif
2. Secara seksual
- Isogami yaitu peleburan dua gamet yang bentuk dan ukurannya sama.
- Oogami yaitu peleburan dua gamet yang satu kecil dan bergerak (sebagai sperma) yang lain
besar tidak bergerak (sebagai sel telur)
3. Secara aseksual
Asexual
- Autospora yaitu aplanospora yang mirip dengan sel induk contohnya Chlorella
Klas chlorophyta dibagi menjadi beberapa klas, salah satu diantaranya adalah klas
chlorophyceae.
Habitat : Kebanyakan hidup di air tawar dan ada juga yang hidup di air laut, tempat-
tempat yang lembab dan juga daerah-daerah yang bersuhu ekstrim / daerah bersalju.
Beberapa diantaranya hidup bebas sebagai fitoplankton, epifit, endofit, epizoik dan dengan
bersimbiosis dengan jamur.
Dinding selnya terdiri dari 2 lapis, lapis sebelah dalam tersusun dari selulosa dan CaCo3 dan
lapis sebelah luar tersusun oleh pektin. inti sel bertipe eukoriotik, berbentuk tunggal dan
banyak.
Cadangan makanan
Cadangan makanan pada klas chlorophyceae yaitu berupa karbohidrat, amilum, temak dan
minyak
o
Secara vegetatif yaitu dengan cara pembelahan dan dengan cara
fragmentasi. Pembelahan hanya untuk individu dengan tubuh
berbentuk sel-sel tunggal
Sporik dengan membentuk
o Aplanospora yaitu spora yang tidak dapat bergerak
o Planospora yaitu spora yang dapat bergerak
o Autospora yaitu berasal dari aplanospora
o Autokolomi yang juga berasal dari aplanospora
o Akinet yang membentuk hipnospora, yaitu aplanospora yang dindingnya tebal
o
Secara seksual
o Zoogamet / Zoogami yaitu gamet yang dapat bergerak
o Aplanogamet / aplanogami yaitu gamet yang tidak dapat bergerak
Bagsa Chlorococcales
Sel-sel vegetatif tidak mempunyai bulu cambuk jadi tidak bergerak. Mempunyai satu inti dan
satu kloroplas. Mereka merupakan satu koloni yang bentuknya bermacam-macam, dan tidak
lagi melakukan pembelahan sel yang vegetatif.
Perkembanganbiakan dengan zoospora yang mempunyai dua bulu cambuk, atau dengan
spora yang tiddak mempunyai bulu cambuk yang dinamakan aplanospora.
Perkembanganbiakan dengan isogami antara lain pada marga Pediastrum.
Chlorococcales hidup sebagai plankton dalam air tawar, kadang-kadang juga pada kulit
pohon-pohon dan tembok-tembok yang basah. Ada yang hidup bersimbiosis dengan fungsi
sebagai lichenes bahkan ada yang hidup dalam plasma binatang rendah, misalnya Chlorella
Vulgaris dam infusoria dan Hydra.
Oleh seorang ahli Biologi bangsa Jepang, Chlorella telah dicoba untuk diolah menjadi
berbagai macam makanan. Dengan demikian terbuka prospek baru mengenai produksi bahan
pangan, bahkan menurut ahli tersebut hal itu dapat menimbulkan revolusi dalam masalah
penyediaan pangan.
Bangsa Ulotrichales
Sel-selnya selalu mempunyai satu inti dan satu kloroplas yang masih sederhana membentuk
koloni berupa benang yang bercabang atau tidak. Benang-benang itu selalu bertambah
panjang karena sel-selnya membelah melintang. Yang lebih tinggi tingkatannya mempunyai
talus yang lebar dan melekat pada suatu substrat / alas. Dan talus ini sudah mempunyai
susunan seperti jaringan parenkim. Ada pula yang talusnya berbentuk pipa atau pita.
Dalam bangsa ini termasuk antara lain:
o
Suku Ulotrichaceae, contoh : Ulothrix zonata
Sel selnya membentuk koloni yang berupa benang dan tumbuh interkalar. Sel-selnya pendek,
kloroplas bentuk pipa. Pangkal melekat pada substrat.
o
Suku Ulvaceae, termasuk didalamnya
Ulva lactuca, talus menyerupai daun sladah, terdiri atas 2 lapis sel yang membentuk
struktur seperti parenkim. Zoospora dengan 4 bulu cambuk, gamet sama besar,
masing-masing dengan dua bulu cambuk.
Enteromorpha intestinalis, koloni berbentuk pipa atau pita, padanya tidak terdapat
isogami melainkan anisogami
Bangsa Cladophora
Bangsa Chaetophorales
Sel-selnya mempunyai satu inti dan kebanyakan juga satu kloroplas. Organisme ini talusnya
heterotrik, artinya mempunyai pangkal dan ujung yang berbeda, terdiri atas benang-benang
yang merayap, bercabang dan bersifat pseudoparenkimatik. Tumbuh mendatar pada
substratnya, dan bagian atasnya yang bercabang-cabang dan berguna sebagai alat reproduksi.
o
Suku Chaetophoraceae, contohnya stigeoclonium lubricum,
stigeoclonium tenue, hidup dalam air tawar, zoospora 4 dengan 4 bulu
cambuk dan isogamet dengan 2 bulu cambuk.
Suku coleochaetaceae, contohnya coleochaeta scutata. Zoospora
dengan2 bulu cambuk. Pangkalnya berbentuk cakram,
perkembangbiakan generatif dengan oogami. Coleochaeta kebanyakan
hidup sebagai epifit pada ganggang lain atau tumbuhan air yang tinggi
tingkat perkembangannya.
Suku Trentepohliaceae, contohnya Trentepohlia aurea. Zoospora
dengan isogamet mempunyai 2 bulu cambuk, telah menyesuaikan diri
dengan hidup didaratan, pada cadas, batang-batang pohon atau diatas
daun sebagai epifit. Zoosporangia berwarna merah karena
hematokrom. Spora tersebar oleh angin.
Bangsa Oedogoniales
Hidup dalam air tawar, sel-selnya mempunyai satu inti dan kloroplas berbentuk jala. Koloni
berbentuk benang. Perkembangbiakan vegetatif dengan pembentukan zoospora, ujungnya
yang bebas dan klorofil mempunyai banyak bulu cambuk yang tersusun dalam suatu
karangan. Dari satu sel vegetatif hanya keluar satu zoospora saja. Perkembangbiakan
generatif dengan oogami
Bangsa Oedogoniales hanya dapat meliputi satu suku saja yaitu oedogoniaceae contohnya
oedogonium concatenatum dan oedogonium ciliatum.
Bangsa siphonales
Bentuknya bernmacam-macam, kebanyakan hidup dalam air laut, talusnya tidak mempunyai
didnding pemisah yang melintang. Sehingga dinding selnya menyelubungi massa plasma
yang mengandung banyak inti dan kloroplas. Hanya alat-alat berkembangbiak saja yang
terpisah oleh suatu dinding (sekat).
Ganggang ini masih sangat sederhana, hidup diatas tanah yang basah talus hanya teridiri atas
suatu sel. Bagian yang diatas tanah bentuknya seperti gelembung, berwarna hijau dan
mengandung banyak inti. Melekat pada tanah dengan rizoid yang panjang, tidak bercabang
dan tidak berwarna.
Ganggang hijau yang hidup di laut tengah. Talus bagian atas menyerupai daun dan besarnya
sampai beberapa desimeter, berguna untuk asimilasi dan dinamakan asimilator. Bagian
bawah terdiri atas suatu sumbu yang menyerap, tidak berwarna dan tidak mengandung
leukoamitoplas dan rizoid pada perkembangbiakanseksual yaitu anisogami, seluruh tumbuh-
tumbuhan baik jantan maupun betina masing-masing mengeluarkan gamet yang berwarna
hijau dalam jumlah yang amat besar dan setelah mengeluarkan gamet itu lalu mati.
Talus berbentuk benang dan bercabang-cabang tidak beraturan, melekat pada substrat dengan
rizoid-rizoid yang merupakan suatu berkas. Karena talus tidak mempunyai dinding pemisah
melintang, maka talus kelihatan seperti pipa bercabang-cabang. Perkembangbiakan aseksual
dengan zoospora. Sedangkan perkembangbiakan generatif (seksual) dengan oogami.
Tempat vaucheria dalam sistematik masih belum terang. Alat-alat perkembangbiakan seksual
dan aseksual ditemukan pada suatu individu. Pembelahan reduksi terjadi pada
perkecambahan zigot. Mengingat letak bulu cambuk serta susunan bulu cambuk pada
soermatozoidnya, demikian pula zat-zat warna dalam plastidanya (tanpa klorfil b, tetapi
banyak xantofil) dan zat-zat cadangan yang terdiri atas minyak dan tepung maka vauheria
oleh para ahli dimasukkan ke dalam heterocontae. Tetapi jika dilihat dari bulu cambuk pada
zoosporanya yang sama panjang dan tanpa rambut-rambut mengkilat maka vaucheria hanya
digolongkan pada chlorophyceae
Talusnya menyerupai jamur payung pada pangkal tangkainya terdapat suatu inti yang besar.
Ganggang ini ditemukan di laut tengah dan talusnya diperkuat dengan kapur.
Perkembangbiakan seksual dengan anisogami.
a. Dampak positif
3. Sebagai plankton, merupakan salah satu komponen yang penting dalam rantai makanan di
perairan tawar
4. Menghasilkan O2 (oksigen) dan hasil fotositensis yang diperlukan oleh hewan lain untuk
bernafas
b. Dampak negatif
Air yang dipergunakan sebagai air minum harus memenuhi beberapa syarat antara lain, syarat
fisika (tidak berbau, jernih, tidak berasa dan tidak berwarna). Syarat kimia (tidak mengadung
zat-zat beracun tidak lebih dari standart yang telah ditetapkan) dan syarat biologis (bakteri
coli yang terkandung dalam air tidak boleh lebih dari standart yang ditetapkan).
Jenis ganggang hijau yang hidup di air tawar tidak mengahasilkan racun
Dari sifat-sifat yang tampak pada chlorophyceae, dapat diambil kesimpulan bahwa
chlorophyceae berasal dari flagellate yang setingkat mengalami kemajuan-kemajuan
perkembangan. Padanya ditemukan gambaran perkembangan dari organisme yang sederhana
ke yang makin menuju ke adanya pembagian pekerjaan. talus heterotrik (yang terdiri atas
pangkal yang melekat pada substrat dan bagian yang bebas) dan kloroplas sederhana.
Pada kebanyakan chlorophyceae pembelahan reduksi terjadi pada pekecambahan zigot, jadi
chlorophyceae adalah organisme haploid. alat-alat perkembangbiakan seksual dan aseksual
terdapat pada satu individu, tetapi tidak tiap individu menghasilkan kedua macam alat
perkembangbiakan itu. Biasanya terdapat suatu deretan tumbuh-tumbuhan yang selalu
berkembangbiak secara vegetatif dan baru kemudian muncul individu yang dapat membiak
secara generatif. jadi meskipun keduanya haploid, ada yang bersifat vegetatif dan ada juga
yang bersifat generatif. Dengan pemindahan tempat pembelahan reduksi dari zigot ke
sporangium pada fase aseksual, terjadilah pergiliran keturunan antara sporofit yang diploid
dengan gametofit yang haploid. Pada pembelahan reduksi terjadilah penentuan jenis kelamin.
Ketentuan-ketentuan itu dapat sama (isomorf) atau heteromorf.
Algae benang
Merupakan algae hijau dari genus spyrogyra. Membentuk rumpun berupa benang tipis,
panjang dan berwarna hijau muda. Algae benang mempunyai persyaratan hidup mendekati
persyaratan tumbuhan tingkat tinggi kondisi air yang baik dapat memicu pertumbuhannya,
apalagi disertai dengan kondisi pencahayaan yang baik. Algae benang mempunyai
kemampuan tumbuh relatif cepat. Meskipun kadang menjengkelkan, algea ini tidak bersifat
merusak, tetapi tentu saja dapat menjadi pesaing utama akan unsur hara.
Merupakan algae berbentuk kecil, bulat, dengan ukuran kurang lebih 3 mm, berwarna hijau.
Algae ini melekatkan diri dengan kuat pada substrat. biasanya melekat pada kaca atau pada
daun.
Algae bintik hijau sering muncul pada aguarium baru, pada saat kondisi air belum stabil, atau
pada saat kualitas air akuarium menurun. Meskipun tidak