Anda di halaman 1dari 20

RHODOPHYCEAE

A.Deskripsi Umum
Alga merah mempunyai habitat yang kosmopolitan tetapi paling banyak ditemukan
didaerah tropis. Alga merah berada di bagian yang paling tinggi dari zone antar pasang
hingga kedalaman yang lebih daripada alga-alga yang lain dikebanyakan tempat.
Rhodophyceae kurang lebih memiliki 400 genus dan 2500 spesies. Kelompok ini hampir
semuanya hidup di laut dan hanya kira-kira 12 genus dan kurang dari 100 spesies yang hidup
di air tawar. (McConnaughey, 1983).Sejumlah alga merah mempunyai arti ekonomi yang
penting baik sebagai makanan langsung bagi manusia maupun sebagai sumber ekstrak
phycocolloid Sebagian besar anggotanya hidup di laut, hanya tiga jenis yang ada di air tawar,
yang umumnya ditemukan di sungai mengalir, meskipun sebagian kecil yang uniselluler
terdapat di tanah. Bentuk yang terdapat di laut mempunyai habitat yang bervariasi mulai dari
intertidal sampai laut yang dalam (Dawes, 1981)
Ciri-ciri alga merah yang lain menurut Aslan (1998) adalah sebagai berikut.
a. Dalam reproduksinya tidak mempunyai stadia gamet berbulu cambuk.
b. Reproduksi seksualnya dengan karpogonia dan spermatia.
c. Pertumbuhannya bersifat uniaksial (satu sel di ujung thallus) dan multi aksial (banyak sel
di ujung thallus).
d. Alat pelekat (holdfast) terdiri dari perakaran sel tunggal atau sel banyak.
e. Memiliki pigmen fikobilin, yang terdiri dari fikoeritrin (berwarna merah) dan fikosianin
(berwarna biru).
f. Bersifat adaptasi kromatik, yaitu memiliki penyesuaian antara proporsi pigmen dengan
berbagai kualitas pencahayaan dan dapat menimbulkan berbagai warna pada thalli, seperti:
merah tua, merah muda, pirang, coklat, kuning, dan hijau.
g. Mempunyai persediaan makanan berupa kanji (floridean starch).
h. Dalam dinding selnya terdapat selulosa, agar, carrageenan, porpiran, dan furselaran.

Rhodophyta dibagi menjadi satu kelas yaitu rhodophyceae. Kromatofornya mengandung


klorofil a, karoten dan xanthophyl; mempunyai ficoerithrine dan fikosianin yang
menyebabkan warna merah, cadangan makanan berupa tepung florida (Vashita, 1984)
Rhodophyta dibagi menjadi dua subkelas yaitu florideae dan bangioideae. Florideae
mempunyai sel yang berhubungan satu sama lain yang dihubungkan oleh benang-benang
sitoplasma, sedang bangioideae tidak demikian. Bangioideae mempunyai tubuh berbentuk
filamen atau lembaran, sel yang banyak, terdiri dari satu bangsa (bangiales) dan marga
poryphyra (Pandey, 1995).

B.Beberapa contoh Rhodophyceae


1. Amphiroa sp.
a. Klasifikasi
Devisio : Rhodophyta
Classis : Rhodophyceae
Subclass : Florideae
Ordo : Cryptonemiales
Familiy : Corallinaceae
Genus : Amphiroa
Spesies : Amphiroa sp.
b. Deskripsi
Spesies ini berwarna merah dan mempunyai banyak cabang yang terdiri dari axis
(cabang utama), primary branch dan secondary branch. Thallus berkapur mengandung Ca.
Thallus membentuk hamparan setinggi 2-4 cm. Spesies ini melimpah di zona intertidal atas
yang terisolasi atau tempat terbuka dan pada teluk kecil kedalaman 7 m, tumbuh menempel
pada dasar pasir atau menempel pada substrat dasar lainnya di dasar lamun. Persebarannya
banyak terdapat di daerah tropis, saeprti di Indonesia. Dalam dunia kesehatan banyak
dimanfaatkan sebagai bahan anti mikrobia (Anonim, 2005b)

Alga ini mengandung zat kapur pada thalli yang berbentuk silindris. Thallusnya
berbuku-buku dan diantara nodusnya (sekat) terdapat internodus (ruas). Alga ini hidup dilaut,
terutama dalam lapisan-lapisan air dalam yang hanya dapat dicapai oleh gelombang pendek.
Hidup alga ini sebagai bentos yang melekat erat pada substrat (Anonim,2005a).

2. Gigartina sp.
a. Klasifikasi
Devisio : Rhodophyta
Classis : Rhodophyceae
Subclass : Florideae
Ordo : Gigartinales
Familiy : Gigartinaceae
Genus : Gigartina
Spesies : Gigartina sp.

b. Deskripsi
Spesies ini memiliki substansi thalli lunak seperti gel dan tipis dengan warna ungu.
Thalli-nya membentuk lembaran (disebut lamina atau blade) dengan percabangan yang
rimbun, simple (biasa) atau dicotonus. Di permukaan thalli terdapat cystocarp yang jelas
kelihatan berupa bintilan dan spermatongia-nya mengumpul pada ujung percabangan
thalli(Anonim,2005a)

Spesies ini biasanya tumbuh menempel di rataan batu pada terumbu, terutama di tempat-
tempat yang masih tergenang air pada saat air surut rendah. Alga ini dimanfaatkan sebagai
sumber agar-agar, carragenan, bahan anti bakteri dan bahan anti tumor. Alga ini juga kaya
akan asam folat dan asam folinat (Anonim, 2005b).

3. Gelidium sp.
a. Klasifikasi
Devisio : Rhodophyta
Classis : Rhodophyceae
Subclass : Florideae
Ordo : Gelidiales
Familiy : Gelidiaceae
Genus : Gelidium
Spesies : Gelidium sp.

b.Deskripsi
Gelidium sp. merupakan salah satu spesies dari famili gelidiaceae. Spesies ini memiliki
warna merah kecoklatan (pirang), bentuk tubuh seperti rumput atau semak, batang utama
tegak dan mempunyai cabang-cabang yang terdiri dari axis (cabang utama), primary branch
dan secondary branch. Sepanjang tubuhnya ditumbuhi bagian yang seperti duri. Di ujung
cabang terdapat spical pit yang berbentuk bulat yang merupakan titik tumbuh. Alga ini
memiliki holdfast yang berfungsi sebagai tempat melekat pada terumbu karang sehingga
dapat beradaptasi dengan gerakan ombak pada zona pasang-surut (Anonim, 2005a).

Alga ini termasuk dalam kelompok Rhodophyceae dan tergolong ke dalam


carragenophyt, yaitu kelompok penghasil carragenan yang dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan pasta, bahan pembuat cream jelly, agar-agar dan roti. Selain itu Gelidium sp.
memiliki kadar protein yang tinggi dan berbagai macam vitamin yang penting. Persebaran
alga ini dipengaruhi oleh alam seperti substrat, salinitas, ombak, arus, dan pasang surut. Alga
ini muncul di permukaan laut pada saat surut dan mengalami kekeringan

4. Laurencia sp.
a,Klasifikasi
Devisio : Rhodophyta
Classis : Rhodophyceae
Subclass : Florideae
Familiy : Laurencieae
Genus : Laurencia
Spesies : Laurencia sp.

b.Deskripsi
Laurencia sp. mempunyai warna thallus hijau tua sampai merah kecoklatan karena
adanya pigmen fikoeritrin. Axis pada spesies ini terkesan rebah dan memiliki holdfast untuk
melekatkan diri pada substrat. Di percabangan axis terdapat primary branch yang pada
ujungnya terdapat spical pit. Pertumbuhan di spical pit lebih cepat daripada bagian thallus
lainnya. Alga ini termasuk alga tetrasporofik yang sel auxilary-nya akan terbentuk setelah
melakukan fertilisasi dan tumbuh di atas sel pendukung karpogonium (Anonim, 2005a)
Spesies ini memiliki tubuh yang berbentuk silindrik atau memipih, berwarna merah
kecoklatan dan mempunyai cabang-cabang yang terdiri dari axis (cabang utama), primary
branch dan secondary branch. Alga ini merupakan bahan makanan sebagai bahan pembuat
agar-agar karena kandungan serat dan karbohidratnya yang tinggi. Alga ini paling banyak
digunakan sebagai hidrokoloid, terutama pada pangan, farmasi, kosmetik dan sebagai anti
jamur/anti fungal. (Anonim, 2005b).

5. Acanthopora sp.
a. Klasifikasi
Devisio : Rhodophyta
Classis : Rhodophyceae
Subclass : Florideae
Ordo : Ceramiales
Genus : Acanthopora
Spesies : Aconthopora sp.

b. Deskripsi
Thallus silindris, berduri lonjong runcing dan rapat yang terdapat di hamper seluruh
permukaan thali. Percabangan tidak teratur, gembal merimpun di bagian atas rumpun dengan
warna coklat tua. Rumpunnya dapat mencapai tinggi sekitar 15 cm. Alga ini berwarna coklat
tua, dengan warna thali coklat kehijauan sampai ungu. Tubuhnya silindris, berdiri tegak dan
sedikit bercabang. Thalli-nya berbentuk seperti jarum yang bertindak sebgai assimilator yang
berperan dalam proses fotosintesis. Alga ini diolah oleh manusia sebagai bahan makanan,
yaitu sebagai bahan pembuat agar-agar dan merupakan sumber karageenan untuk pasta
(Anonim, 2005b).

Organ seksual secara tipikal muncul di atas tricoblast yaitu cabang eksogenus yang
dihasilkan dari sel sub apical sebelum sel pericentral dipotong atu di putus dari sel axial.
Spermatangia berasal dari berbagai cara, hal ini tergantung dari genus partikularnya.
Spermatangia lebih sering muncul diatas tricoblast. Spermatangia membentuk kelompok,
yaitu suatu himpunan yang berbentuk silindrik. Pericarp muncul pada saat sebelum fertilisasi
tetrasporongium diproduksi oleh sel pericentral.
Sel ini dibagi secara longitudinal, dengan memotong dua pelindung sel dan land
memotong transporangium secara distal dan menyisakan sel yang bentuknya menyerupai
batang. Tetrasporangia akan selalu terbagi secara tetrahedral (Romihartono, 2001).

C.Potensi dan Pemanfaatan Rhodophyceae


1.Karagenan
Alga merah yang mengandung banyak karagenan tertentu yang disebut dengan
Pseudomonas Carragenivora. Beberapa jenis alga merah yang mengandung karagenan adalah
dari jenis Chondrus, Euchema, Hypnea, Gigartina, dan Iridaea (Boot E, 1975). Sampai saat
ini ada lima jenis karagenan dalam tanaman alga merah yaitu kappa, lamda, iota, Mu, dan Nu
karagenan. Dalam industri kue dan roti , kombinasi antara garam natrium dan lamda
karagenan dapat meningkatkan mutu adonan.pada produk makanan yang berasal dari susu,
karagenan telah banyak dikenal dengan sebagai bahan aditif yang penting.Penambahan
karagenan 0,01-0,05% pada es krim sebagai stabilisator yang baik, seadng penambahan
karagenan 0,02-0,03% pada susu coklat dapat mencegah pengendapan coklat dan pemisahan
es krim serta meningkatkan kekentalan lemak. Bila dikombinasikan denagn garam kalsium,
maka lamda karagenan akan sangat efektif sebagai gel pengikat atau gel pelapis produk
daging. Dalam bidang industri farmasi karagenan dapat dipakai untuk memperbaiki sifat
suspense dan emulsi produk, sedang dalam industri pasta gigi penambahan karagenan 0,8-12
% akan memperhalus tekstur dan memperbaiki sifat busanya. Dalam bidang bioteknologi
karagenan juga digunakan sebagai amobilisasi enzim, terutama jenis kappa karagenan.

2.Agar-Agar
Agar-agar banyak diperoleh dari alga merah jenis tertentu yang disebut Pseudomonas
atlantica. Beberapa jenis alga merah yang telah dilaporkan sebagais penghasil agar-agar
adalah dari jenis Gelidium, Gracillaria, Pterocladia sp., Acanthopeltis japonica, Ahnfeltia
plicata. Agar-agar adalah produk kering tak berbentuk yang mempunyai sifat gelatin.
Molekul dari agar-agar terdiri dari rantai linear galaktan yaitu polier dari galaktosa dengan
ikatan a-1,3 dan b1,4. Dalam menyusun senyawa agar-agar, galaktan dapat berupa rantai
linear yang netral ataupun yang sudah tersubstitusi dengan metil atau asam.Fungsi utama
agar-agar adalah sebagai bahan pamantap, pengemulsi, bahan pengental, bahan pengisi, dan
bahan pembuatan gel. Penggunaan agar–agar terutama dalam terutama dalam bidang
makanan terutama dalam pembuatan roti , sup, saus, es krem, jelly, permen. Dalam industri
farmasi agar-agar bermanfaat sebagai bahan obat pencahar atau peluntur dan pembungkus
obat antibiotik. Dalam industry kosmetik agar-agar digunakan untuk aditif dalam pembuatan
salep, lotion, krem, lipstick, dan sabun. Dalam industri kulit agar-agar digunakan untuk
sebagai bahan pemantap permukaan yang kaku dan penghalus, serta sebagai campuran
pembuatan pelekat polywood. Agar-agar juga banyak digunakan dama pembuatan pelat film,
pasta gigi, semir sepatu, dan sebagainya

CHLOROPHYTA (ALGAE HIJAU)

Ditinjau secara biologi, alga merupakan kelompok tumbuhan yang berklorofil yang terdiri
dari satu atau banyak sel dan berbentuk koloni. Di dilam alga terkandung bahan-bahan
organik seperti polisakarida, hormon, vitamin, mineral, dan juga senyawa bioaktif. Sejauh ini
pemanfaatan alga sebagai komoditiperdagangan atau bahan baku industri masih relatif kecil
jika dibandingkan dengan keanekaragaman jenis alga yang ada di Indonesia. Padahal
komponen kimiawi yang terdapat dalam alga sangat bermanfaat bagi bahan baku industri
makanan, kosmetik, farmasi dan lain-lain.

Ganggang hijau / Chlorohyta adalah salah satu klas dari ganggang berdasarkan zat warna atau
pigmentasinya. Ganggang hijau ada yang bersel tunggal dan ada pula yang bersel banyak
berupa benang, lembaran atau membentuk koloni spesies ganggang hijau yang bersel tunggal
ada yang dapat berpindah tempat, tetapi ada pula yang menetap.

Algae hijau merupakan kelompok terbesar dari vegetasi algae. Algae hijau berbeda dengan
devisi lainnya karena memiliki warna hijau yang jelas seperti tumbuhan tingkat tnggi karena
mengandung pigmen klorofil a dan klorofil b lebih dominan dibandingkan karoten dan
xantofit.

Algae berperan sebagai produsen dalam ekosistem. berbagai jenis algae yang hidup bebas di
air terutama tubuhnya yang bersel satu dan dapat berperan aktif merupakan penyusun
fitoplankton. sebagaian besar fitoplankton adalah anggota algae hijau, pigmen klorofil yang
dimilikinya efektif melakukan fotosintesis sehingga algae hijau merupakan produsen utama
dalam ekosistem perairan.

Habitat

Ganggang hijau merupakan golongan terbessar diantara ganggang dan sebagian besar hidup
di air tawar, beberapa diantaranya hidup di air laut dan air payau. Pada umumnya melekat
pada batuan dan seringkali muncul apabila air menjadi surut. Jenis yang hidup diair tawar,
bersifat kosmopolit, terutama hidup di tempat yang cahayanya cukup seperti kolam, danau,
genangan air, Alga hijau ditemukan pula pada lingkungan semi akuatik yaitu pada batu-
batuan, tanah lembab dan kulit batang pohon yang lembab. Beberapa anggotanya hidup di air
mengapung atau melayang, sebagian hidup sebagai plankton. Beberapa jenis ada yang hidup
melekat pada tumbuhan atau hewan.

Beberapa contoh alga hijau yang sering ditemukan dikolam anatara lain :

a. Chlorophyta bersel tunggal tidak bergerak

Contoh :

1. Chlorella

Organisme ini banyak ditemukan sebagai plankton air tawar. Ukuran tubuh mikroskopis,
bentuk bulat, berkembang biak dengan pembelahan sel.

Peranannya bagi kehidupan manusia antara lain, digunakan dalam penyelidikan metabolisme
di laboratorium. Juga dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan dimasukkan dalam kapsul dan
dijual sebagai suplemen makanan dikenal dengan “Sun Chlorella”.

Pengembangannya saat ini di kolam-kolam (contohnya di pasuruan)

2. Chlorococcum

Tubuh bersel satu, tempat hidup air tawar, bentuk bulat telur, setiap sel memiliki satu
kloroplas bentuk mangkuk. Reproduksi dengan membentuk zoospora (secara aseksual)

b. Chlorophyta bersel tunggal dapat bergerak

Contoh : Chlamidomonas

Bentuk sel bulat telur, memiliki 2 flagel sebagai alat gerak, terdapat 1 vacuola, satu nukleus
dan kloropas. Pada kloropas yang bentuknya seperti mangkuk terdapat stigma (bintik mata)
dan pirenoid sebagai tempat pembentukan zat tepung. reproduksi aseksual dengan
membentuk zoospora dan reproduksi seksual dengan konjugasi.

c. Chlorophyta berbentuk koloni tidak bergerak

Contoh : Hydrodictyon

Hydrodictyon banyak ditemukan didalam air tawar dan koloninya berbentuk seperti jala.
Ukuran cukup besar sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Reproduksi vegetatif
dengan zoospora dan fragmentasi.

Fragmentasi dilakukan dengan cara melepas sebagian koloninya dan membentuk koloni baru.
sedangkan reproduksi generatif dengan konjugasi.

d. Chlorophyta berbentuk koloni dapat bergerak

Contoh : Volvox
Volvox ditemukan di air tawar, koloni berbentuk bola jumlah antara 500 -5000 buah. Tiap sel
memiliki 2 flagel dan sebuah bintik mata. Reproduksi aseksual dengan fragmentasi dan
seksual dengan konjugasi sel-sel gamet.

e. Chlorophyta berbentuk benang

Contoh :

1. Spyrogyra

Gangguan ini didapatkan disekitar kita yaitu diperairan. bentuk tubuh seperti benang, dalam
tiap sel terdapat kloroplas berbentuk spiral dan sebuah inti. Reproduksi vegetatif dengan
fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual dengan konjugasi. adapun langkah-langkah
konjugasi antara lain

Dua benang saling berdekatan, sel yang berdekatan saling membenuk tonjolan. Ujung kedua
tonjolan yang bersentuhan saling melebur membentuk saluran konjugasi. Lewat saluran itu
terjadilah aliran protoplasma dari satu sel ke sel yang lain. kedua plasma melebur, disebut
peristiwa plasmogami dan segera diikuti oleh pelburan inti yang disebut kariogami. Hasil
peleburan membentuk zigospora diploid. zigospora mengalami meiosis dan ditempat yang
sesuai berkembang menjadi benang spirogyra baru yang haploid.

2. Oedogonium

Ganggang ini berbentuk benang, ditemukan di air atawar dan melekat di dasar perairan.
reproduksi vegetatif dilakukan oleh setiap sel menghasilkan sebuah zoospora yang flagela
banyak.

Reproduksi generatif adalah salah satu benang membentuk alat kelamin jantan (antiridium)
dan menghasilkan gamet jantan (spermatozoid). Pada benang yang lain membentuk alat
kelamin betina yang disebut oogonium. Oogonium akan menghasilkan gamet betina (ovum).
Sperma tozoid membuahi ovum dan terbentuk zigot. Zigot akan tumbuh membentuk
individu.

f. Chlorophyta berbentuk lembaran

Contoh :

1. Ulva

Ganggang ini ditemukan di dasar perairan laut dan menempel di dasar, bentuk seperti
lembaran daun. berkembang bial secara vegetatif dengan menghasilkan spora dan spora
tumbuh menjadi Ulva yang haploid (n), Ulva haploid disebut gametofit haploid. Kemudian
secara generatif menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. pertemuan gamet jantan dan
gamet betina akan menghasilkan zigot (Z2n). Zigot berkembang menjadi Ulva yang diploid
disebut sporofit. Selanjutnya sporofit membentuk spora yang haploid setelah mengalami
meiosis. Selanjutnya mengalami mitosis dan menghasilkan gametofit haploid.

2. Chara
Chara hidup di air tawar terutama melekat pada batu-batuan. Bentuk talus seperti tumbuhan
tinggi, menyerupai batang, yang beruas-ruas dan bercabang-cabang, berukuran kecil. Pada
ruasnya terdapat nukula dan globula. Di dalam nukula terdapat arkegonium dan
menghasilkan ovum. Di dalam globula terdapat anterodium yang memproduksi
spermatozoid. Spermatozoid akan membuahi ovum dan menghasilkan zigospora yang
berdinding sel. Pada reproduksi secara vegetatif dilakukan dengan cara fragmentasi.

Pigmen

Pigmen yang dimiliki kloroplas golongan chlorophyta yaitu klorofil a dan klorofil b, beta
karoten serta berbagai macam xantofit (lutein, violaxantin, zeaxanthin). Karoten muncul
sebagai karakter warna kuning kemerah-merahan. Sedangkan xantotif muncul sebagai warna
kuning dengan nuansa warna yang unik. Menurut levavascur (1989) bahwa pigmen-pigmen
fotosintesis dan pada alga hijau berklorofil a dan b mengandung shiphoxanthim atau lutein.

Cadangan Makanan

Cadangan makanan pada ganggang hijau berupa amilum, tersusun sebagai rantai glukosa
tidak bercabang yaitu amilose dan rantai yang bercabang yaitu amilopektin seringkali amilum
terbentuk dalam granula bersama dengan bahan protein dalam plastida disebut pirenoid.

Susunan Tubuh

Alga hijau mempunyai susunan tubuh yang bervariasi baik dalam ukuran maupun dalam
bentuk dan susunanya. Ada Chlorophyta yang terdiri dari sel-sel kecil yang merupakan
koloni berbentuk benang yang bercabang-cabang atau tidak, ada pula yang membentuk
koloni yang menyerupai kormus tumbuhan tingkat tinggi. Dari banyaknya variasi tersebut
alga hijau dikelompokan sebagai berikut:

1. Sel tunggal (uniseluler) dan motil, contoh: Chlamidomonas


2. Sel Tunggal dan non motil, contoh: Chlorella
3. Koloni senobium yaitu koloni yang mempunyai jumlah sel tertentu sehingga
mempunyai bentuk yang relatif tetap, contoh: Volvox, Pandorina.
4. Koloni tidak bertauran, contoh: Tetraspora
5. Berbentuk – filamen tidak bercabang, contoh: Ulothrix, Oedogonium

 Filamen bercabang, contoh: Chladhopora, Pithopora

1. Hetemtrikus, yaitu filamen bercabang yang bentuknya terbagi menjadi bagian yang
rebah (prostrate) dan bagian yang tegak, contoh: Stigeoclonium
2. Foliaceus atau parenkimatis, yaitu filamen yang pembelahan sel vegetatisnya terjadi
lebih dari satu bidang, contoh: Ulva
3. Tubular, yaitu talus yang memilik banyak inti tanpa sekat melintang, contoh:
Caulerpa

Struktur Sel

Dinding sel tersusun atas dua lapisan, lapisan bagian dalam tersusun oleh selulose yang dapat
memberikan sifat keras pada dinding sel dan lapisan luar adalah pektin. Tetapi beberapa alga
bangsa volvocales dindingnya tidak mengandung selulose, melainkan tersusun oleh
glikoprotein. Dinding sel caulerpales mengandung xylan atau mannan.

Inti pada clorophyta ada yang berinti prokariota dan ada yang sebagian besar berinti
eukariota. Intinya diselubungi membran inti terdapat nukleus dan kromatin. Inti umumnya
tunggal tetapi ada yang memiliki inti lebih dari satu.

Alat Gerak / Flagel

Ada dua tipe pergerakan pada chlorophyta, yaitu:

1. Pergerakan dengan flagela

Flagela pada kelas chlorohyceae selalu bertipe whiplash (akronematik) dan sama panjang
(isokon), kecuali pada bangsa oedogoniales, memiliki tipe stefanokon. Flagela dihubungkan
dengan struktur yang sangat halus yang disebut aparatus neuromotor. Tiap flagela terdiri dari
axonema yang tersusun oleh 9 dupklet mikrotubula mengelilingi bagian tengah terdapat 2
singlet mikrotubula. Struktur semacam ini dikenal sebagai susunan 9 + 2. Flagela tersebut
dikelilingi oleh selubung plasma.

2. Pergerakan dengan sekresi lendir

Pada chlorophyta terjadi pergerakan yang disebabkan adanya stimulus cahaya yang di duga
oleh adanya sekresi lendir melalui porus dinding sel pada bagian apikal dari sel. Selama
pergerakan ke depan bagian kutub berayun dari satu sisi ke sisi yang lain sehingga lendir
bagaian belakang seperti berkelok-kelok.

Perkembangbiakan

Perkembangbiakan pada chlorophyta terjadi dengan 3 cara yaitu:

1. Secara vegetatif

Perkembanganbiakan vegetatif pada chlorophyta dengan fragmentasi tubuhnya dan pebelahan


sel.

2. Secara seksual

- Melalui konjugasi yaitu perkembangbiakan secara kawin contohnya spirogyra.

- Isogami yaitu peleburan dua gamet yang bentuk dan ukurannya sama.

- Anisogami yaitu peleburan dua gamet yang ukurannya tidak sama.

- Oogami yaitu peleburan dua gamet yang satu kecil dan bergerak (sebagai sperma) yang lain
besar tidak bergerak (sebagai sel telur)

Beberapa contoh dari reproduksi sexual:

- Isogami : Chlorococcum, Chlamydomonos, Hydrodictyon


- Anisogami : Chlamydomonas, Ulva

- Oogami : Chlamydomonas, Valva, Spirogya, Aedogonium

3. Secara aseksual

Perkembanganbiakan secara aseksual dapat terjadi dengan pembentukan:

Asexual

- Zoospora yaitu sel berflagel 2 contohnya Chlamydomonos

- Aplanospora yaitu spora yang tidak bergerak contohnya Chlorococcum

- Autospora yaitu aplanospora yang mirip dengan sel induk contohnya Chlorella

Klas chlorophyta dibagi menjadi beberapa klas, salah satu diantaranya adalah klas
chlorophyceae.

 Habitat : Kebanyakan hidup di air tawar dan ada juga yang hidup di air laut, tempat-
tempat yang lembab dan juga daerah-daerah yang bersuhu ekstrim / daerah bersalju.

Beberapa diantaranya hidup bebas sebagai fitoplankton, epifit, endofit, epizoik dan dengan
bersimbiosis dengan jamur.

 Pigmen : Macam-macam pigmen yang terdapat pada klas chlorophyceae adalah


klorofil a dan klorofil b, karoten, xantofil yang terdiri dari lutein, neoxantin dan
zeaxiantin.
 Susunan sel

Dinding selnya terdiri dari 2 lapis, lapis sebelah dalam tersusun dari selulosa dan CaCo3 dan
lapis sebelah luar tersusun oleh pektin. inti sel bertipe eukoriotik, berbentuk tunggal dan
banyak.

 Cadangan makanan

Cadangan makanan pada klas chlorophyceae yaitu berupa karbohidrat, amilum, temak dan
minyak

 Alat gerak pada klas ini berupa flogel


 Perkembangbiakan

Perkembangbiakan pada klas chlorophyceae dapat terjadi melalui 3 cara, yaitu:


o
 Secara vegetatif yaitu dengan cara pembelahan dan dengan cara
fragmentasi. Pembelahan hanya untuk individu dengan tubuh
berbentuk sel-sel tunggal
 Sporik dengan membentuk

o Aplanospora yaitu spora yang tidak dapat bergerak
o Planospora yaitu spora yang dapat bergerak
o Autospora yaitu berasal dari aplanospora
o Autokolomi yang juga berasal dari aplanospora
o Akinet yang membentuk hipnospora, yaitu aplanospora yang dindingnya tebal


o
 Secara seksual

Berdasarkan dapat / tidaknya gamet bergerak, dibedakan menjadi


o Zoogamet / Zoogami yaitu gamet yang dapat bergerak
o Aplanogamet / aplanogami yaitu gamet yang tidak dapat bergerak

Bagsa Chlorococcales

Sel-sel vegetatif tidak mempunyai bulu cambuk jadi tidak bergerak. Mempunyai satu inti dan
satu kloroplas. Mereka merupakan satu koloni yang bentuknya bermacam-macam, dan tidak
lagi melakukan pembelahan sel yang vegetatif.

Perkembanganbiakan dengan zoospora yang mempunyai dua bulu cambuk, atau dengan
spora yang tiddak mempunyai bulu cambuk yang dinamakan aplanospora.
Perkembanganbiakan dengan isogami antara lain pada marga Pediastrum.

Chlorococcales hidup sebagai plankton dalam air tawar, kadang-kadang juga pada kulit
pohon-pohon dan tembok-tembok yang basah. Ada yang hidup bersimbiosis dengan fungsi
sebagai lichenes bahkan ada yang hidup dalam plasma binatang rendah, misalnya Chlorella
Vulgaris dam infusoria dan Hydra.

Oleh seorang ahli Biologi bangsa Jepang, Chlorella telah dicoba untuk diolah menjadi
berbagai macam makanan. Dengan demikian terbuka prospek baru mengenai produksi bahan
pangan, bahkan menurut ahli tersebut hal itu dapat menimbulkan revolusi dalam masalah
penyediaan pangan.

Dalam bangsa ini termasuk antara lain:

Suku Hydrodictyceae, contoh pediastrum bonganum

Suku Chlorococcaceae, contoh Chlorococcum humicale

Bangsa Ulotrichales

Sel-selnya selalu mempunyai satu inti dan satu kloroplas yang masih sederhana membentuk
koloni berupa benang yang bercabang atau tidak. Benang-benang itu selalu bertambah
panjang karena sel-selnya membelah melintang. Yang lebih tinggi tingkatannya mempunyai
talus yang lebar dan melekat pada suatu substrat / alas. Dan talus ini sudah mempunyai
susunan seperti jaringan parenkim. Ada pula yang talusnya berbentuk pipa atau pita.
Dalam bangsa ini termasuk antara lain:


o
 Suku Ulotrichaceae, contoh : Ulothrix zonata

Sel selnya membentuk koloni yang berupa benang dan tumbuh interkalar. Sel-selnya pendek,
kloroplas bentuk pipa. Pangkal melekat pada substrat.


o
 Suku Ulvaceae, termasuk didalamnya

 Ulva lactuca, talus menyerupai daun sladah, terdiri atas 2 lapis sel yang membentuk
struktur seperti parenkim. Zoospora dengan 4 bulu cambuk, gamet sama besar,
masing-masing dengan dua bulu cambuk.
 Enteromorpha intestinalis, koloni berbentuk pipa atau pita, padanya tidak terdapat
isogami melainkan anisogami

Bangsa Cladophora

Sel-selnya berinti banyak, kloroplas berbentuk jala dengan pirenoid-pirenoid membentuk


koloni berupa benang-benang yang bercabang, menjadi suatu berkas, hidup dalam air tawar
yang mengalir atau dalam air laut, dan biasanya berkas benang-benang itu melekat pada suatu
substrat. Berkembangbiak secara vegetatif dengan zoospora dan generatif dengan isogami.

Dalam bangsa Cladophorales termasuk suku Cladophoraceae contohnya cladophora


glomerata dan cladophora dichotoma.

Bangsa Chaetophorales

Sel-selnya mempunyai satu inti dan kebanyakan juga satu kloroplas. Organisme ini talusnya
heterotrik, artinya mempunyai pangkal dan ujung yang berbeda, terdiri atas benang-benang
yang merayap, bercabang dan bersifat pseudoparenkimatik. Tumbuh mendatar pada
substratnya, dan bagian atasnya yang bercabang-cabang dan berguna sebagai alat reproduksi.

Yang tergolong dalam bangsa ini antara lain:


o
 Suku Chaetophoraceae, contohnya stigeoclonium lubricum,
stigeoclonium tenue, hidup dalam air tawar, zoospora 4 dengan 4 bulu
cambuk dan isogamet dengan 2 bulu cambuk.
 Suku coleochaetaceae, contohnya coleochaeta scutata. Zoospora
dengan2 bulu cambuk. Pangkalnya berbentuk cakram,
perkembangbiakan generatif dengan oogami. Coleochaeta kebanyakan
hidup sebagai epifit pada ganggang lain atau tumbuhan air yang tinggi
tingkat perkembangannya.
 Suku Trentepohliaceae, contohnya Trentepohlia aurea. Zoospora
dengan isogamet mempunyai 2 bulu cambuk, telah menyesuaikan diri
dengan hidup didaratan, pada cadas, batang-batang pohon atau diatas
daun sebagai epifit. Zoosporangia berwarna merah karena
hematokrom. Spora tersebar oleh angin.

Bangsa Oedogoniales

Hidup dalam air tawar, sel-selnya mempunyai satu inti dan kloroplas berbentuk jala. Koloni
berbentuk benang. Perkembangbiakan vegetatif dengan pembentukan zoospora, ujungnya
yang bebas dan klorofil mempunyai banyak bulu cambuk yang tersusun dalam suatu
karangan. Dari satu sel vegetatif hanya keluar satu zoospora saja. Perkembangbiakan
generatif dengan oogami

Bangsa Oedogoniales hanya dapat meliputi satu suku saja yaitu oedogoniaceae contohnya
oedogonium concatenatum dan oedogonium ciliatum.

Bangsa siphonales

Bentuknya bernmacam-macam, kebanyakan hidup dalam air laut, talusnya tidak mempunyai
didnding pemisah yang melintang. Sehingga dinding selnya menyelubungi massa plasma
yang mengandung banyak inti dan kloroplas. Hanya alat-alat berkembangbiak saja yang
terpisah oleh suatu dinding (sekat).

Dari siphonales dapat disebut beberapa jenis , antara lain:

 Protosiphon botryoides (suku protosiphonaceae)

Ganggang ini masih sangat sederhana, hidup diatas tanah yang basah talus hanya teridiri atas
suatu sel. Bagian yang diatas tanah bentuknya seperti gelembung, berwarna hijau dan
mengandung banyak inti. Melekat pada tanah dengan rizoid yang panjang, tidak bercabang
dan tidak berwarna.

 Halicystis ovalis (suku Uhalicystidaceae)

Ganggang ini menyerupai profosiphora, tetapi hidup dalam laut

 Caulerpa prolifera (suku caulerpaceae)

Ganggang hijau yang hidup di laut tengah. Talus bagian atas menyerupai daun dan besarnya
sampai beberapa desimeter, berguna untuk asimilasi dan dinamakan asimilator. Bagian
bawah terdiri atas suatu sumbu yang menyerap, tidak berwarna dan tidak mengandung
leukoamitoplas dan rizoid pada perkembangbiakanseksual yaitu anisogami, seluruh tumbuh-
tumbuhan baik jantan maupun betina masing-masing mengeluarkan gamet yang berwarna
hijau dalam jumlah yang amat besar dan setelah mengeluarkan gamet itu lalu mati.

 Vaucheria sessilis (suku vaucheriaceae)

Talus berbentuk benang dan bercabang-cabang tidak beraturan, melekat pada substrat dengan
rizoid-rizoid yang merupakan suatu berkas. Karena talus tidak mempunyai dinding pemisah
melintang, maka talus kelihatan seperti pipa bercabang-cabang. Perkembangbiakan aseksual
dengan zoospora. Sedangkan perkembangbiakan generatif (seksual) dengan oogami.
Tempat vaucheria dalam sistematik masih belum terang. Alat-alat perkembangbiakan seksual
dan aseksual ditemukan pada suatu individu. Pembelahan reduksi terjadi pada
perkecambahan zigot. Mengingat letak bulu cambuk serta susunan bulu cambuk pada
soermatozoidnya, demikian pula zat-zat warna dalam plastidanya (tanpa klorfil b, tetapi
banyak xantofil) dan zat-zat cadangan yang terdiri atas minyak dan tepung maka vauheria
oleh para ahli dimasukkan ke dalam heterocontae. Tetapi jika dilihat dari bulu cambuk pada
zoosporanya yang sama panjang dan tanpa rambut-rambut mengkilat maka vaucheria hanya
digolongkan pada chlorophyceae

 Acentabularia wettsternii (suku dasylandaceae)

Talusnya menyerupai jamur payung pada pangkal tangkainya terdapat suatu inti yang besar.
Ganggang ini ditemukan di laut tengah dan talusnya diperkuat dengan kapur.
Perkembangbiakan seksual dengan anisogami.

Dampak posotif dan negatif chlorophyta dalam kehidupan

a. Dampak positif

1. Sbagai sumber protein sel tunggal contoh chlorela

2. Sebagai bahan makan contoh volvox sebagai sayuran

3. Sebagai plankton, merupakan salah satu komponen yang penting dalam rantai makanan di
perairan tawar

4. Menghasilkan O2 (oksigen) dan hasil fotositensis yang diperlukan oleh hewan lain untuk
bernafas

b. Dampak negatif

1. Dapat mengganggu jika perairan terlalu subur

2. Membuat air berubah warna dan menjadi bau

3. Menjadi masalah dalam proses penjernihan air

4. Menyebabkan penyumbatan pada saringan pengolahan air.

Akibat pertumbuhan algae hijau terhadap kualitas air

Air yang dipergunakan sebagai air minum harus memenuhi beberapa syarat antara lain, syarat
fisika (tidak berbau, jernih, tidak berasa dan tidak berwarna). Syarat kimia (tidak mengadung
zat-zat beracun tidak lebih dari standart yang telah ditetapkan) dan syarat biologis (bakteri
coli yang terkandung dalam air tidak boleh lebih dari standart yang ditetapkan).

Kehadiran alga hijau dalam air dapat meyebabkan :

 Perubahan warna air


 Air menjadi licin karena dapat menghasilkan lendir
 Dapat menimbulkan bau dan rasa pada air
 Dapat menyebabkan kerapuhan pada beton

Jenis ganggang hijau yang hidup di air tawar tidak mengahasilkan racun

Dari sifat-sifat yang tampak pada chlorophyceae, dapat diambil kesimpulan bahwa
chlorophyceae berasal dari flagellate yang setingkat mengalami kemajuan-kemajuan
perkembangan. Padanya ditemukan gambaran perkembangan dari organisme yang sederhana
ke yang makin menuju ke adanya pembagian pekerjaan. talus heterotrik (yang terdiri atas
pangkal yang melekat pada substrat dan bagian yang bebas) dan kloroplas sederhana.

Pada kebanyakan chlorophyceae pembelahan reduksi terjadi pada pekecambahan zigot, jadi
chlorophyceae adalah organisme haploid. alat-alat perkembangbiakan seksual dan aseksual
terdapat pada satu individu, tetapi tidak tiap individu menghasilkan kedua macam alat
perkembangbiakan itu. Biasanya terdapat suatu deretan tumbuh-tumbuhan yang selalu
berkembangbiak secara vegetatif dan baru kemudian muncul individu yang dapat membiak
secara generatif. jadi meskipun keduanya haploid, ada yang bersifat vegetatif dan ada juga
yang bersifat generatif. Dengan pemindahan tempat pembelahan reduksi dari zigot ke
sporangium pada fase aseksual, terjadilah pergiliran keturunan antara sporofit yang diploid
dengan gametofit yang haploid. Pada pembelahan reduksi terjadilah penentuan jenis kelamin.
Ketentuan-ketentuan itu dapat sama (isomorf) atau heteromorf.

Ada bermacam-macam jenis dari algae hijau diantaranya:

 Algae benang

Merupakan algae hijau dari genus spyrogyra. Membentuk rumpun berupa benang tipis,
panjang dan berwarna hijau muda. Algae benang mempunyai persyaratan hidup mendekati
persyaratan tumbuhan tingkat tinggi kondisi air yang baik dapat memicu pertumbuhannya,
apalagi disertai dengan kondisi pencahayaan yang baik. Algae benang mempunyai
kemampuan tumbuh relatif cepat. Meskipun kadang menjengkelkan, algea ini tidak bersifat
merusak, tetapi tentu saja dapat menjadi pesaing utama akan unsur hara.

 Algae bintik hijau

Merupakan algae berbentuk kecil, bulat, dengan ukuran kurang lebih 3 mm, berwarna hijau.
Algae ini melekatkan diri dengan kuat pada substrat. biasanya melekat pada kaca atau pada
daun.

Algae bintik hijau sering muncul pada aguarium baru, pada saat kondisi air belum stabil, atau
pada saat kualitas air akuarium menurun. Meskipun tidak

menyebabkan kerusakan akan tetapi kehadirannya cukup dapat mengganggu pemandangan.

DIVISI CHRYSOPHYTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ganggang


merupakan tumbuhan talus karena belum memiliki akar, batang dan daun sejati. Algae
(ganggang) dapat dibedakan menjadi tujuh kelompok berdasarkan pigmen dominannya
ketujuh kelompok tersebut meliputi: Chrysophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta. Ganggang
merupakan organisme yang memiliki selaput nucleus di dalam kloroplas atau kromotofosa.
Pada umumnya kloroplas berbentuk oval dengan bahan dasarnya yang disebut grana. Pada
diatomae (termasuk chrysophtya) terdapat klorofil A dan C. adanya pigmen klorofil atau
turunannya menyebabkan algae mempunyai kemampuan untuk berfotosintesis sehingga
auautrotof. Pada permukaan atau didalam kloroplas terdapat paranoid. Pada Chrysophyta
(ganggang pirang/kuning keemasan) pironoid berfungsi sebagai penyimpanan makanan
cadangan. Pada tantofil (pigmen kuning). 1.2 TUJUAN Untuk mengetahui cirri-ciri umum
Chrysophyta dan manfaat alga khususnya Chrysophyta BAB II PEMBAHASAN 2.1
PENGERTIAN Divisi chrysophyta memiliki 3 kelas, berdasarkan pada persediaan
karbohidrat, struktur kloroplas dan heterokontous flagella. Dalam chrysophyta, prinsip
fotosintesis pigmen biasanya terdiri dari klorofil A dan C1/C2 dan karotenoid fukosantin.
Pengelompokan chrysophyta menunjukkan perbedaan struktur kloroplas dan sering kali
terdapat tiga thylakoids disekitar periphery kloroplas (girdle lamena). Kloroplas terdiri dari
dua membrane (CER), jarak dua periplastida antara dua kloroplast dan retikulum endoplasma
sempit dan kurang adanya perbedaan struktur. Ribosom terdapat pada permukaan luar CER.
Tingkat flagenta yang paling tinggi yaitu heterokontous. Sel heterokontous mempunyai dua
flagel, yaitu flagel licin dan flagel dengan bulu kaku seperti pipa atau mastigonema dalam
dua baris. 2.2 KLASIFIKASI Chrysophyta (Alga Emas) Domain : Eukaryota Kingdom :
Chloromaiveolata Divisi : Heterokontophyta Class : Chrysophyta Tabel 1.1 karakteristik
pengelompokan divisi chrysophyta Kelompok (nama umum) Mayor photo synthetic pigmen
Persediaan karbohidrat Dinding sel flagella Chrysophyceae (alga coklat keemasan) Klorofil
A, C1 dan C2 fukosantin Chrysolaminarin (lukasin) Skala, loriceae heterokontous
Tribophyceae/ xantophycea (alga hijau kekuningan) Klorofil A, C1 dan C2 Chrysolaminarin
(lukasin) Pektin/dinding selulosa heterokontous Bacillariophyceae (diatomophyceae) Klorofil
A, C1 dan C2 fukosantin Chrysolaminarin (lukasin) Silica frustula Gamet jantan dengan satu
flagel dan mastigonema Mastigonema dibentuk dalam gelembung antar sel. Dalam
chrysophyta, prinsip fotosintesis pigmen biasanya terdiri dari klorofil A dan C1/C2 dan
karotenoid fukosantin. Diatom merupakan komponen besar planktonik dan komonitas benthic
di samudera dan air jernih. Kadang-kadang diatom dikelompokkan menjadi tiga jenis
berdasarkan strategi ekologi (kuhnet, 1981): diatom, diatom benthic (periphytic) dan diatom
meroplanktonic (tycoplanktonic). Spesies ouplanktonic merupakan anggota plankton tetap.
Hamper semua diatom sentrik adalah planktonic dan ditemukan di air jernih dan samudera.
Diatom penatte yang sedikit merupakan planktonic. Diatom planktonic sering berproduksi
pada musim semi dan musim gugur, berkembang pada temperature danau dan samudera,
pada musim panas berkembang pada latitude tinggi. Hanya sedikit diatom yang diketahui
menghasilkan toksin (dari spesies nitzschia dan chaetoceros). Semua diatom benthic adalah
penatte. Pada air jernih dan habitat marine, diatom sering merupakan inisial koloni alga pada
substrat berikutnya oleh organisme lain. Kepadatan pertumbuhan diatom menghasilkan
diskolorisasi coklat keemasan. Kelompok ini paling beragam dalam komposisi pigmennya,
dinding selnya, dan tipe flagella selnya. Dan mengandung klorofil a , klorofil c, karoten dan
xantofil. a. Ciri talus 1. Bentuk dapat berupa batang, telapak tangan , dan bentuk – bentuk
campuran. 2. Pada ganggang keemasan yang bersel satu ada yang memiliki dua flagella
heterodinamik yaitu sebagai berikut, a) Satu flagella memiliki tonjolan seperti rambut yang
disebut mastigonema, flagella seperti ini disebut pleuronematik. b) Satu flagella lagi tidak
mempunyai tonjolan seperti rambut disebut akronematik, mengarah ke posterior. 3. Pada
kloroplas pada ganggang jenis tertentu ditemukan pirenoid yang merupakan tempat
persediaan makanan. b. Bentuk tubuh Chrysophyta kebanyakan bersel satu (uniseluler) dan
bersel banyak (multiseluler) dan tubuhnya biasanya berbentuk seperti benang. Pigmen,
Chrysophyta berwarna keemasan, warna keemasan pada Chrysophyta disebabkan oleh
karoten dan xantofil. Disamping itu Chrysophyta mempunyai pigmen fotosintesis termasuk
klorofil dan karotenoid seperti fukoxantin dan diadinoxantin. Chrysophyta memiliki klorofil
A dan C dan klorofil tersebut tersimpan didalam kloroplas yang berbentuk cakram atau
lembaran. c. Cadangan makanan Cadangan makanan pada Chrysophyta berupa tepung
krisolaminarin. Dan bahan simpanan utamanya adalah minyak dan krisolaminarin (leukosin)
dan kanjinya tidak menimbun. d. Struktur Sel Dinding sel Chrysophyta umumnya tidak
berdinding sel. Bila ada dinding selnya maka terdiri dari lorika (ex.Dinobryon dan kephryon).
Atau tersusun dari lempengan silicon (ex. Sinura dan mallomonas) atau tersusun dari cakram
kalsium karbonat (ex. Syracospoera). Struktur selnya tidak mempunyai dinding selulosa dan
membrannya menunjukkan kewujudan silica. Isi Sel Pada Chrysophyta isi selnya (berinti
tunggal memiliki plastida yang terdiri dari 1 atau 2). Kloroplas Kloroplas pada Chrysophyta
berwarna coklat keemasan. Chrysophyta menunjukkan perbedaan struktur kloroplas dan
sering kali terdapat tiga thylakoids disekitar periphery kloroplas (girdle lamina). Kloroplas
terdiri dari dua membrane (CER), jarak periplastida antara dua kloroplas dan
retikulumendoplasma sempit dan kurang adanya perbedaan struktur. Ribosom Ribosom pada
Chrysophyta terdapat pada permukaan luar CER. Alat gerak Chrysophyta memiliki alat gerak
yang terdiri dari flagel dan jumlahnya tidak sama tiap marga (struktur dasar flagel pada alga
mirip dengan flagel pada mahluk hidup lain. Susunan benang flagel menunjukkan pola 9+2
dengan tipe akronematik (whiplash) dan pantonematik (tinsei). Kedudukan dan keadaan
flagelumnya berbeda, selnya boleh menjadi uniflagerum atau biflagerum. Jika biflagelat,
flagelumnya mungkin sama panjang atau tidak. Tingkat flagenta yang paling tinggi yaitu
heterokontois. Susunan tubuhnya ada yang berbentuk sel tunggal dan berbentuk koloni. Sel
heterokontous mempunyai 2 flagel yaitu flagel licin dengan bulu kaku seperti pipa atau
mastigonema dalam dua baris. Vakuola Kontraktil Terdapat satu atau dua fakuola kontraktil
dalam sel (tergantung pada spesies) yang terletak dekat dasar dari flagel. Masing-masing
fakuola kontrakil terdiri atas vesikel kecil yang berdenyut dengan interfal yang teratur,
mengeluarkan isinya dari sel. Fakuola kontraktil yang terdapat pada alga yang berflagel
fungsi utamanya adalah osmoregulator. Badan Golgi Badan golgi terletak di antara inti dan
kontraltil fakuola. Badan golgi adalah organela yang terdapat pada sel eukariotik, baik hewan
maupun tumbuhan yang strukturnya terdiri dari tumpukan fesikel bentuk cakram atau
kantung. Nukleus Nukleus dan kloroplas dihubungkan oleh membran kloroplas ER yang
mana berhubungan dengan pembungkus inti. b. Habitat Habitatnya di air tawar atau air laut,
tempat – tempat yang basah, dan merupakan anggota penyusun plankton. c. Cara hidup
Ganggang keemasan hidup secara fotoautotrof, artinya dapat mensintesis makanan sendiri
dengan memiliki klorofil untuk berfotosintesis. d. Reproduksi Perkembangbiakan pada
Chrysophyta terjadi secara generatif dan vegetatif. Dengan membelah secara longitudinal dan
fragmentasi terjadi menjadi 2 macam yaitu: 1). Koloni memisah menjadi 2 atau lebih (sel
tunggal melepaskan diri dari koloni kemudian membentuk koloni yang baru). 2). Sporik
dengan membentuk 2 oospora (untuk sel yang tidak berflogel) dan statospora (tipe spora yang
unik yang ditemukan pada Chrysophyta, dengan bentuk speris dan bulat, dinding spora
bersilla, tersusun atas 2 bagian yang saling tumpang tindih, mempunyai lubang atau pore
ditutupi oleh sumbat yang mengandung gelatin). e. Peranan ganggang keemasan dalam
kehidupan Berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat dinamit,
membuat saringan, bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis, dan piringan
hitam. Chrysophyta merupakan bagian yang terdiri dari fitoplankton. Navicula merupakan
fitoplankton dilaut sehingga dikenal sebagai grass of the sea. Beberapa hewan laut kecil
seperti udang-udangan dan larva ikan memperoleh karbohidrat, lemak, dan protein dari
diatomae. Sisa diaromae yang telah mati berbentuk deposit yang disebut tanah diatoni. Tanah
diaromae sering dimanfaatkan sebagai penyerap trinitrogliserin (TNT) pada bahan peledak,
campuran semen, sebagai bahan penggosok, bahan penyaring, solasi penyuling gasoline dan
glukosa serta digunakan sebagai bahan untuk pembuat jalan. Alga ini memiliki klorofil
(pigmen hijau) dan xantofil (pigmen kuning) karena itu warnanya hijau kekuning-kuningan.
Contoh: Vaucheria. Vaucheria tersusun atas banyak sel yang berbentuk benang, bercabang
tapi tidak bersekat. Filamen mempunyai banyak inti dan disebut Coenocytic.
Berkembangbiak secara seksual yaitu dengan oogami artinya terjadi peleburan spermatozoid
yang dihasilkan anteridium dengan ovum yang dihasilkan oogonium membentuk zigot. Zigot
tumbuh menjadi filamen baru. Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk zoospora.
Zoospora terlepas dari induknya mengembara dan jatuh di tempat yang cocok menjadi
filamen baru. Alga ini memiliki pigmen keemasan (karoten) dan klorofil. Tubuh ada yang
bersel satu, contohnya Ochromonas dan bentuk koloni, contohnya Synura. Diatom banyak
ditemukan dipermukaan tanah basah misal, sawah, got atau parit. Tanah yang mengandung
diatom berwarna kuning keemasan. Tubuh ada yang uniseluler dan koloni. Dinding sel
tersusun atas dua belahan yaitu kotak (hipoteca) dan tutup (epiteca). Reproduksi secara
aseksual yaitu dengan cara membelah diri. Ganggang keemasan (chrysophyta) merupakan
alga yang hidup di air tawar dan ada yang hidup di air laut. Tubuh ada yang bersel satu dan
ada yang bersel banyak. Alga ini digolongkan ke dalam 3 kelas, yaitu: a. Kelas alga Hijau-
Kuning (Xanthophyceae) b. Kelas alga keemasan (Chrysophyceae) c. Kelas Diatom
(Bacillariophyceae) Berdasarkan pembagian di atas marilah kita uraikan satu persatu. A.
Kelas alga Hijau-Kuning (Xanthophyceae) Alga ini memiliki klorofil (pigmen hijau) dan
xantofil (pigmen kuning) karena itu warnanya hijau kekuning-kuningan. Contoh: Vaucheria.
Vaucheria tersusun atas banyak sel yang berbentuk benang, bercabang tapi tidak bersekat.
Filamen mempunyai banyak inti dan disebut Coenocytic. Berkembangbiak secara seksual
yaitu dengan oogami artinya terjadi peleburan spermatozoid yang dihasilkan anteridium
dengan ovum yang dihasilkan oogonium membentuk zigot. Zigot tumbuh menjadi filamen
baru. Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk zoospora. Zoospora terlepas dari
induknya mengembara dan jatuh di tempat yang cocok menjadi filamen baru Ciri-ciri kelas
xantophyceae, yaitu: Susunan tubuh: Berbentuk sel tunggal, contoh: botrydiopsis Berbentuk
filament, contoh: tribonema Berbentuk tubular, contoh: vaucheria Susunan sel: umumnya
tidak memiliki dinding sel, bila mempunyai dinding sel, terdiri dari pectin dan silikon (SiO3).
Terdiri dari dua bagian yang saling menutupi, seperti pada tribonema sp. Alat gerak: berupa
dua buah flagel Isi sel: terdapat inti sel berbentuk tunggal dan banyak inti, terdapat plastid
berbentuk cakram tanpa pirenoi. E. Habitat: umumnya dalam semua situasi air, tetapi
terutama dalam air dingin. Mereka membuat atas sebagian besar plankton, tetapi ada
beberapa bentuk terlampir. F. Cadangan makanan adalah chrysolaminarin (dimodifikasi
laminarin) dan minyak. G. Struktur: dua tumpang tindih memperdua - epivalve dan
epicingulum membentuk epitheca, dan hypovalve dan hypocingulum membentuk hypotheca.
Cigulums yang membentuk sabuk. Frustule adalah istilah untuk seluruh "shell". Centric dan
pennate jenis diatoms. Pennate bentuk menunjukkan rapha atau celah. H. pentingnya
ekonomi. 1. Plankton, khususnya di lautan sejuk, di mana ia adalah produsen utama utama. 2.
Diatomaceous bumi. Deposito besar, hingga 3.000 kaki tebal adalah bekas lombong. Bangi
and area Subang Jaya, California merupakan tambang dicatat, dengan luas banyak mil persegi
dan kedalaman dari 700 kaki. Menggunakan termasuk: a. penyaringan, terutama dalam
memperbaiki gula, aquariums, etc; b. denda polandia untuk perak, pasta gigi, etc; c. cat
tambahan untuk meningkatkan daya pemantulan; d. isolasi, terutama dalam tungku
pembakaran dengan suhu melebihi 1.000 derajat F. I. Ekologi 1. Spring diatom meningkatkan
- invertebrata menetaskan banyak saat ini, dan satu spesies yang dikenal secretes sebuah
substansi yang sebenarnya induces pemijahan di beberapa Balanus. 2. Keragaman paling
besar pelagis di daerah-daerah, di mana terdapat kepadatan rendah individu (juga di danau
mandul), sementara keragaman rendah di wilayah pesisir dan subur danau, dimana terdapat
individu kepadatan tinggi. 3. Karena banyak diatoms memiliki syarat pertumbuhan yang
sangat spesifik, pemantauan spesies diatom yang baik adalah indikator kualitas air. 4.
Diatoms formulir tikar di dermaga, kapal, dll, sebagai tahap kedua dalam proses fouling,
yang culminates di barnacles dan tiram. 5. Memiliki pertumbuhan dilanjutkan setelah 48
tahun kering penyimpanan! J. Perkembangbiakan Secara vegetatif, dengan cara pembelahan
sel dan fragmentasi. Secara sporik, dengan pembentukan zoospore, contoh: botrydiopsis,
tribonema. Dengan pembentukan aplanospora, contoh: botrydium. Secara gametik, dengan
oogamet (oogami), contoh: vaucheria. Dengan isogamete (isogami), contoh: botrydium. B.
Kelas Alga Coklat-Keemasan (Chrysophyceae) Alga ini memiliki pigmen keemasan
(karoten) dan klorofil. Tubuh ada yang bersel satu, contohnya Ochromonas dan bentuk
koloni, contohnya Synura. Ciri-ciri kelas chrysophyceae, yaitu: Chrysophytes dengan emas-
coklat chloroplasts, berisi chlorophylls a dan c, dan mayoritas carotenes dan xanthophylls,
termasuk fucoxanthin. Susunan tubuh, Berbentuk sel tunggal dan berbenruk koloni Susunan
sel: umumnya tidak mempunyai dinding sel, terdiri dari: lorika, contoh: sinura dan
mallomonas atau bisa juga tersusun dari cakram kalsiumkarbonat, cotoh: spyracospaera. Alat
gerak: terdiri dari flagel dan jumlahnya tidak sama tiap marga, contoh: synura, dan
syracosphaera, mempunyai dua flagel yang sama panjangnya. Dinobryon dan ocromonas,
mempunyai dua flagel yang tidak sama panjangnya. Chrysamoeba, memiliki satu flagel. Isi
sel: berinti tunggal, plastida terdiri dari satu atau dua, pigmen berupa klorofil a, b, dan c. Beta
karotin, xantofil, berupa lutein, diadinixantin, fukoxantin, dan dinoxantin. F. Kurangnya
silicified dinding sel. Sebagian besar adalah bentuk protoplasts telanjang, tetapi beberapa
memiliki lorica. G. Cadangan makanan termasuk chrysolaminarin, yang dimodifikasi
laminarin (leucosin) dan minyak. H. Flagellated memiliki dua bentuk berbeda flagellae. I.
Habitat adalah dingin terutama air tawar situs. J. Ekonomi dan ekologi signifikans: sedikit
nilai dalam rantai makanan, seperti beberapa Dynobryon dan Synura dapat menyebabkan rasa
curang air. K. Perkembangbiakan dilakukan secara: Vegetatif dengan membelah secara
longitudinal dan fragmentasi. Fragmentasi ada 2 macam, yaitu: Koloni memisah menjadi dua
bagian atau lebih. Sel tunggal melepaskan diri dari koloni kemudian membentuk koloni yang
baru. Sporik, dengan membentuk zoospore (untuk sel-sel yang tidak memiliki flagel) dan
statospora Statospora yaitu tipe spora paling unik yang diketemukan pada chrysophyta,
khususnya pada kelas-kelas chrysophyceae dengan bentuk sporis dan bulat. Dinding spora
bersilia, tersusun oleh dua bagian yang saling tumpang tindih, mempunyai lubang atau pora
yang ditutupi oleh sumbat yang mengandung gelatin. Beberapa spesies bentuk statosporanya
bermacam-macam, yaitu: Ada yang berdinding halus, Berornamen dan Berdiri, ketiga bentuk
tersebut dapat diketemukan pada genus yang nonmotil, contoh: chysomonadales. Pada genus
yang motil statospora yang diketemukan berada pada fase istirahat, yaitu flagel tertarik
kedalam dan membentuk bagian yang sporik atau bulat, selanjutnya flagel mengalami
deferensiasi internal dari protoplasma yang sporik. Yang terpisah hanya bagian membrane
plasma dari bagian poroferi protoplasma asli. Kemudian sekresi dari dinding antara dua
membrane plasma yang baru terbentuk, kecuali daerah sirkuler, nantinya akan membentuk
lubang atau pori. C. Kelas Diatom (Bacillariophyceae) Diatom banyak ditemukan
dipermukaan tanah basah misal, sawah. Tanah yang mengandung diatom berwarna kuning
keemasan. Tubuh ada yang uniseluler dan koloni. Dinding sel tersusun atas dua belahan yaitu
kotak (hipoteca) dan tutup (epiteca). Reproduksi secara aseksual yaitu dengan cara membelah
diri. Contohnya: Navicula, Pannularia dan Cyclotella. Ciri-ciri kelas bacillariophyceae, yaitu:
Unicellular atau kolonial dengan bentuk silicified dinding sel. Susunan tubuh: berbentuk sel
tunggal, berbentuk koloni dengan membentuk tubuh simetri bilateral (pennales) dan simetri
radial (centrales). Susunan sel: Terdapat dinding sel yang disebut frustula tersusun dari
bagian dasar yang dinamakan hipoteka dan bagian tutup (epiteka) dan sabuk (singulum).
Frustula ini tersusun oleh zat pectin yang dilapisi silicon. Epiteka dan hipoteka tersusun oleh
valve atas dan valve bawah. Valve tersusun dari: rafe, stria, nodulus pusat dan nodulus kutub.
Pennales, pina berarti sirip, strianya tersusun menyirip, banyak ditemukan diair tawar.
Centrales, strianya tersusun memusat, banyak ditemukan di air laut. Alat gerak: flagel yang
terdapat pada sperma Isi sel: berinti tunggal dan berinti diploid, pigmen klorofil a dan c, beta
karotin serta xantofil (fukosantin) F. Habitat: umumnya dalam semua situasi air, tetapi
terutama dalam air dingin. Mereka membuat atas sebagian besar plankton, tetapi ada
beberapa bentuk terlampir. G. Cadangan makanan adalah chrysolaminarin (dimodifikasi
laminarin) dan minyak. H. Struktur: dua tumpang tindih memperdua - epivalve dan
epicingulum membentuk epitheca, dan hypovalve dan hypocingulum membentuk hypotheca.
Cigulums yang membentuk sabuk. Frustule adalah istilah untuk seluruh "shell". Centric dan
pennate jenis diatoms. Pennate bentuk menunjukkan rapha atau celah. I. pentingnya ekonomi.
1. Plankton, khususnya di lautan sejuk, di mana ia adalah produsen utama. 2. Diatomaceous
bumi. Deposito besar, hingga 3.000 kaki tebal adalah bekas lombong. Bangi and area Subang
Jaya, California merupakan tambang dicatat, dengan luas banyak mil persegi dan kedalaman
dari 700 kaki. Menggunakan termasuk: a. penyaringan, terutama dalam memperbaiki gula,
aquariums, etc; b. denda polandia untuk perak, pasta gigi, etc; c. cat tambahan untuk
meningkatkan daya pemantulan; d. isolasi, terutama dalam tungku pembakaran dengan suhu
melebihi 1.000 derajat F. J. Ekologi 1. Spring diatom meningkatkan - invertebrata
menetaskan banyak saat ini, dan satu spesies yang dikenal secretes sebuah substansi yang
sebenarnya induces pemijahan di beberapa Balanus. 2. Keragaman paling besar pelagis di
daerah-daerah, di mana terdapat kepadatan rendah individu (juga di danau mandul),
sementara keragaman rendah di wilayah pesisir dan subur danau, dimana terdapat individu
kepadatan tinggi. 3. Karena banyak diatoms memiliki syarat pertumbuhan yang sangat
spesifik, pemantauan spesies diatom yang baik adalah indikator kualitas air. 4. Diatoms
formulir tikar di dermaga, kapal, dll, sebagai tahap kedua dalam proses fouling, yang
culminates di barnacles dan tiram. 5. Memiliki pertumbuhan dilanjutkan setelah 48 tahun
kering penyimpanan! K. Perkembangbiakan Perkembangbiakan pada Chrysophyta terjadi
secara generatif dan vegetatif. Dengan membelah secara longitudinal dan fragmentasi terjadi
menjadi 2 macam yaitu: 1). Koloni memisah menjadi 2 atau lebih (sel tunggal melepaskan
diri dari koloni kemudian membentuk koloni yang baru). 2). Sporik dengan membentuk 2
oospora (untuk sel yang tidak berflogel) dan statospora (tipe spora yang unik yang ditemukan
pada Chrysophyta, dengan bentuk speris dan bulat, dinding spora bersilla, tersusun atas 2
bagian yang saling tumpang tindih, mempunyai lubang atau pore ditutupi oleh sumbat yang
mengandung gelatin). secara gametik dengan membentuk auxospora, dengan cara:
parthenogenesis, pedogami, konjugasi isogami, konjugasi anisogami, autogami dan oogami.

Anda mungkin juga menyukai