Anda di halaman 1dari 54

Chlorophyta

K e l o m p o k 4
1. A1C420004 Zahra Indamaulani
2. A1C420027 Yuni Putri Yulliyawati
3. A1C420039 Aie Yulia Shabangkit
4. A1C420088 Dina Esty Nursafitri
5. A1C420090 Rejil Kholiq Pranata
Pengertian Chlorophyta
Chlorophyta merupakan produsen utama dalam ekosistem
perairan karena sebagian besar fitoplankton (bersel satu dan motil)
merupakan anggota chlorophyta yang memiliki pigmen klorofil
sehingga efektif untuk melakukan fotosintesis. Chlorophyta
merupakan kelompok besar (lebih dari 7000 spesies) yang
anggotanya terdiri dari alga hijau yang hidup sebagai plankton di air
tawar dan sebagian kecil di air laut. Chlorophyta juga termasuk
kelompok organisme dengan struktur sel beragam, bisa uniseluler
berflagella, atau thallus multiseluler. Pembagian dalam kelompok
ini didasari cara organisasi thallus.
Ciri - ciri Chlorophyta
1. Berwarna hijau, karena mengandung kloroplas (plastida yang berwarna
hijau) dengan butir-butir pirenoid ditengahnya. Bentuk kloroplas ini pada
beberapa genus berlainan, seperti bentuk spiral (Spyrogyra), bentuk jala
(Hydrodiction), bentuk bintang (Zygnema), bentuk ladam (Ulothrix), dan
butiran atau himpunan klorofil yang tak teratur.
2. Butir-butir pirenoid berfungsi dalam fotosistensis untuk menghasilkan
amilum (pati).
3. Sel-sel alga hijau sudah bersifat eukarion atau memiliki dinding nukleus.
Tubuhnya ada yang bersel satu (Chlorella), berkoloni (volvox), dan bersel
banyak membentuk benang (Spirogyra), berbentuk lembaran (Ulva) dan ada
yang serupa rumput (Chara).
Reproduksi Chlorophyta

Reproduksi Chlorophyta dilakukan dengan tiga cara yaitu


1. Reproduksi vegetatif dapat terjadi dengan patahnya thallus atau pigmen
menjadi dua atau lebih, dan setiap patahan akan tumbuh menjadi
individu baru.
2. Reproduksi aseksual dengan zoospore yang dihasilkan oleh sel vegetatif
yang berfungsi sebagai sporangia.
3. Reproduksi secara seksual melalui proses plasmogami, kariogami, dan
meiosis yang terjadi secara berurutan. Gamet dibentuk dalam
gametangium. Sel telur dihasilkan oleh oogonium dan anterozoid yang
dihasilkaan anteridium.
Habitat Chlorophyta
Clorophyta banyak hidup diperairan tawar, laut dan tempat-tempat lembab,
bahkan banyak yang membentuk simbiosis dengan tumbuhan lain (Lichenes).
Yang merupakan genus-genus dari Clorophyta adalah sebagai berikut :
1. Clorophyta bersel satu dan tidak bergerak, diantaranya Chlorella, Closterium,
dan Cosmarium.

Chlorella Closterium Cosmarium


Habitat Chlorophyta

Chlorophyta bersel satu yang bergerak, diantaranya Chlamydomonas dan


Euglena
Chlorophyta bentuk koloni yang bergerak, diantaranya Volvox.
Chlorophyta bentuk benang, diantaranya Spirogyra, Zygnema, Cladophora,
dan Enteromorpha.
Chlorophyta berbentuk mirip tumbuhan tinggi diantaranya Chara, Nitella,
Ulva, dan Caulerpa
Kelas Chlorophyta
1. Prasinophyceae
2. Chlorophyceae
3. Ulvophyceae
4. Cladophyceae
5. Bryophyceae
6. Zygnemaphyceae
7. Trentephyceae
8. Klebsophyceae
9. Charophyceae
10. Dasyphyceae
Prasinophyceae
Karakteristik Umum

Bersifat uniseluler
Spesiesnya mencakup plankton laut, dan beberapa air tawar
Termasuk flagella dengam 1-8 falgella, dan non-mortal (coccid) unisel
Bersifat autotrof (bisa berfotosintetik dalam garis filetik klorofil a dan
klorofil-b)
Sel-sel banyak ditutupi oleh siklik tubuh organik
Siklus hidupnya bersifat haplon (hanya zigot yang bersifat diploit)
Reproduksi Prasinophyceae

Untuk kebanyakan spesies dari kelas prasinophyceae mengalami


reproduksi dengan cara pembelahan sel secara vegetatif. Namun
hanya satu spesies yaitu Nephroselis olivacea yang diketahui
mengalami reproduksi secara seksual yaitu dari tipe zigotik
membentuk kista.
Pembentukan kista ini telah diamati pada beberapa prasinofit
lainnya tetapi dalam semua kasuss kecuali pada Pyramimonas
tychotreta dan Cymbomonas tetramitiformis yang tampaknya
melakukan reproduksi secara aseksual.
Klasifikasi Kelas Prasinophyceae

Kingdom: Plantae
Divisi: Chlorophyta
Kelas: Prasinophyceae
Ordo: Chlorodendrales
Famili: Chlorodendraceae
Genus: Tetraselmis
Spesies: Tetraselmis cordiformis
Habitat Dari Prasinophyceae

Kelas Prasinophyceae sebagian besar merupakan


anggota dari plankton laut, tetapi mereka juga dapat
ditemukan di habitat air payau dan air tawar. Beberapa
bentuk dari kelas Prasinophyceae diketahui berupa coccoid
dan kolonial, sementara yang lainnya hidup bersimbiosis
dengan dinoflagellata, radiolaria, dan cacing turbellarian.
Chlorophyceae
Chlorophyceae merupakan kelas utama yang ditandai dengan
plastida hijau. Plastida ini disebut kloroplas, Plastida ini
mengandung zat pati yang disebut dengan pyrenoids pada 425
genus dan 20000 spesies yang telah diketahui. Pada tahun 1935
Fritsch membagi chlorophyceae menjadi sembilan ordo yaitu
Volvocales, Chlorococcales, Ulotricales, Cladophorales,
Chaetophorales, Oedogoniales, Conjugales, Siphonales dan
Charales.

KARAKTERISTIK UMUM
•Merupakan alga yang habitatnya di air tawar
dan laut.
•Bersifat uniseluler atau multiseluler.
•Bersifat eukariotik.
•Mengandung selulosa pada diding selnya.
•Pigmen utama pada chlorophyceae yaitu klorofil-a, klorofil-b, alfa karoten, beta
karoten, gamma karoten, likopen, heksanthin, letin, violazanthin, dan astaxanthin.
•Cadangan makanannnya berupa pati dan sangat jarang berminyak.
•Pati pada chlorophyceae diuraikan didalam pyrenoids.
•Reproduksi dari chlorophyceae yaitu isogami dan anisogami atau oogami.
•Biasanya chlorophyceae dapat membentuk zoospore.
•Gamet jantan bersifat motil karena mempunyai flagellata.
•Siklus hidupnya bersifat haplontik
REPRODUKSI CHLOROPHYCEAE

•Pada kelas chlorophyceae dapat bereproduksi secara aseksual dan seksual.


Reproduksi aseksual terjadi dengan cara pembelahan biner, zoosporogenesis,
sporogenesis,dll.
•Sedangkan reproduksi seksual dengan cara isogami dan anisogami atau dikenal
dengan oogami.
•Sebagain besar spesies dengan reproduksi secara seksual menunjukkan termasuk
siklus hidup haplontik.
KLASIFIKASI KELAS CHLOROPHYCEAE
Kelas Chlorophyceae umumnya tumbuh
di air tawar (sekita 90%) dan sisanya hidup di
air laut, habitat terestrial dll. Contoh yang
habitatnya di air tawar seperti di air kolam dan
danau adalah Volvox, Oedogonium,
Spirogyra. Pada habitat di laut ditempati oleh
anggota dari Ulvaceae, Siphonales, dan
beberapa dari Volvocales. Sedangkan pada
Chaetophorales dan Cladophorales dapat
hidup baik di air tawar maupun air asin (laut).

Kingdom : Plantae

Divisi : Chlorophyta

Kelas : Chlorophyceae

Ordo : Chamydomonadales

Famili : Volvocaceae

Genus : Volvox

Spesies : Volvox aureus.


Ulvophyceae
Karakteristik
Mencakup banyak rumput laut makroskopis (misalnya Ulva, Cladophora,
Codium) tetapi banyak spesies berserabut uniseluler atau mikroskopis

Beberapa spesies, seperti Monostroma, Enteromorpha (identik dengan


Ulva), Caulerpa, terkadang digunakan sebagai makanan.
Terkenal dengan selada laut.
Bisa uniseluler (desmids), berserabut (Spirogyra), kolonial, atau
multiseluler dan mirip tumbuhan (stonewort). Banyak spesies memiliki sel
flagellated dan menyimpan pati dalam plastida yang khas.
Sel-sel motil Ulvophyceae telah menempelkan fl agella di apikal, simetri
dekat-radial secara eksternal, dan sistem akar mikrotubular cruciatum
yang tidak terkait dengan struktur berlapis-lapis.
Ulvophyceae
Ulvophyceae
Morfologi
Hampir semua alga ulvophycean memiliki dinding sel pada tahap
vegetatif. Mereka uniseluler, sarcinoid, berserabut dan foliosa.
Hanya Oltmannsiellopsis (Oltmannsiellopsidales) adalah flagellata
uniseluler atau kolonial.
Spesies multiseluler tidak menunjukkan diferensiasi jaringan yang rumit.
Plasmodesmata tidak ada kecuali Trentepohliales

Dinding sel biasanya terdiri dari selulosa, tetapi dinding sel dari mannan
atau xilan diketahui (misalnya Caulerpales)
Sitokinesis terbentuk dengan alur sederhana, tetapi struktur mirip
phycoplast dilaporkan pada suatu spesies. Sel flagelata telanjang atau
tertutup oleh sisik kecil, dan biasanya memiliki dua atau empat flagela
yang sama homodinamis.
Ulvophyceae

Badan basal yang berlawanan dipindahkan ke


arah berlawanan jarum jam.
Sel-sel motil Ulvophyceae telah menempelkan
flagella di apikal, simetri dekat-radial secara
eksternal, dan sistem akar mikrotubular
cruciatum yang tidak terkait dengan struktur
berlapis-lapis.
Ulvophyceae, bagaimanapun, berbeda dari
Chlorophyceae dalam memiliki spindel
interzonal persisten yang tidak runtuh pada
telophase dan sel motil tanpa dinding sel..
Ulvophyceae
Habitat Ulvophyceae

Banyak spesies hidup di laut, tetapi ada banyak spesies air tawar dan
darat.
Sebagian besar ganggang hijau tumbuh di air tawar, biasanya
menempel pada batu dan kayu yang terendam atau sebagai sampah
di air yang tergenang; ada juga spesies darat dan laut.
Spesies mikroskopis yang mengambang bebas berfungsi sebagai
makanan dan sumber oksigen bagi organisme akuatik.
Spesies mikroskopis yang mengambang bebas berfungsi sebagai
makanan dan sumber oksigen bagi organisme akuatik.
Reproduksi Ulvophyceae
Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembelahan biner,
zoosporogenesis, sporogenesis, fragmentasi, dll. Alga
ulvophycean biasanya menunjukkan pergantian gametofit
dan sporofit.
Reproduksi seksual biasa terjadi, dengan gamet yang
memiliki dua atau empat flagela. Reproduksi aseksual
adalah dengan pembelahan sel (Protococcus), spora motil
atau nonmotile (Ulothrix, Oedogonium), dan fragmentasi.
Siklus hidup biasanya melibatkan pergantian thallus
haploid dengan thallus diploid.
Terjadinya pergantian generasi yang luas di Ulvophyceae
mungkin karena lingkungan laut yang lebih stabil
mendorong evolusi siklus hidup yang lebih lama.
Zigot yang tidak aktif tidak dikenal di kelas.
Sejumlah genera di Ulvophyceae menghasilkan swarmers
dengan sisik (Mattox dan Stewart, 1973), menunjukkan
bahwa kelas tersebut memiliki nenek moyang bersisik.

Manfaat Ulvophyceae
Pemanfaatan makroalga oleh masyarakat yaitu adanya aktivitas
pemanenan baik untuk dikonsumsi langsung atau diolah serta
dikeringkan sebagai bahan baku proses industri.
Jenis makroalga yang sudah dimanfaatkan masih relatif sedikit
yaitu Gelidium sp (simbar), Sargasum sp (ranti), dan Gracilaria
(agar merah) serta Ulva dengan dikeringkan atau diolah dalam
bentuk kering, jelly atau serbuk
kemudian dijual sebagai bahan baku industri,
sedangkan untuk jenis Ulva diolah sebagai keripik Ulva, namun
semuanya masih pada skala kecil dan belum mampu
memberikan keuntungan ekonomi yang besar.
Cladophoropyceae
Sel-selnya berinti banyak
Kloroplas berbentuk jala dengan pirenoid-pirenoid membentuk koloni
berupa benang-benang yang bercabang, menjadi suatu berkas
Hidup dalam air tawar yang mengalir atau dalam air laut, dan biasanya
berkas benang-benang itu melekat pada suatu substrat.
Anggota terkenal lainnya Rhizoclonium, Pithophora dan beberapa
spesies Cladophora yang hidup di air tawaru.
Di temukan dalam jumlah besar sepanjang tahun di dataran terumbu yang
dangkal. Ini menyukai habitat dengan pergerakan air yang baik; Namun,
ini juga dapat ditemukan di habitat yang lebih tenang, seperti laguna dan
di lubang datar terumbu.

Cladophoropyceae
Pembelahan sel dengan pembelahan segregatif dan invaginasi sentripetal di
sumbu utama dan rizoid. Sel multinukleat; kloroplas banyak per sel dan
diskoid, masing-masing dengan pirenoid tunggal dikelilingi oleh selubung pati
dan dibelah dengan melintasi tilakoid
Berkembangbiak secara vegetatif dengan zoospora dan generatif dengan
isogami.
Dalam bangsa Cladophorales termasuk suku Cladophoraceae contohnya
Cladophora glomerata (sebagai obat luka bakar)dan Cladophora dichotoma.
Cladophoropyceae
Bryopsidaceae
Bryopsis (bryopsis berarti "Seperti Lumut") merupakan jenis alga hijau yang
dapat ditemukan di samudera pasifik. Saat berada didalam air bryopsis terlihat
seperti bulu merak yang indah. Byropsis adalah alga hijau berongga yang unik
karena ia bersel satu (unicellular) tetapi memiliki beberapa inti (multinucleus).
Spesies dalam famili ini mempunyai system uniaksial dengan percabangan
tubular dan coenocytic (bersel satu, multinukleus).
Talus tanpa sekat, terdiferensiasi menjadi bagian alat perlekatan (rizoid) dan
cabang tegak.
Cabang tegak bercabang-cabang menyirip seperti bulu ayam, disebut pinula
dan di dalamnya terdapat gamet.

Reproduksi hanya dilakukan secara seksual melalui anisogami.


Tidak memiliki zoospora. Familia ini hanya memiliki dua genus, Bryopsis
dan Pseudobriopsis.
Bryopsidaceae

Kingdom : Protista

Divisio : Chlorophyta

Classis : Chlorophyceae

Ordo : Bryopsidales
Bryopsis indica Bryopsis pennata
Famili : Bryopsidaceae

Genus : Bryopsis

Species : Bryopsis corticulans

Bryopsis plumosa
Karakteristik Bryopsidaceae
Habitat di kawasan pantai agak menengah dan kedalam, ditemukan
dizona pasang surut perairan dangkal, sekitar kedalaman 1-2 meter
Umumnya ditemukan di sekitar air tawar yang kaya akan nutrisi atau air
yang memiliki temperatur fluktuatif (berubah-ubah)
Memiliki talus yang bercabang banyak dan panjang menyirip
Memiliki warna hijaui
Mirip seperti rumput yang berada didaratn
Dding tebal
Berkas filament bryopsis tingginya hampir mencapai 10 cm dan pola
percabanganya menyebar serta tidak teratur
Mempunyai percabangan primer yang banyaki
Diameter talus mengecil, pada dasar talus mengerut
Sistem perakarannya berbentuk serabut,berpilin sangat rapat dan
thallusnya berwarana hijau tua atau hijau gelap.
Keunikan bryopsis
Uniseluler, tapi multinukleat. Bryopsis merupakan individu yang uniseluler,
tapi saat melakukan pembelahan tidak diikuti pembelahan dinding sel pula,
hanya terjadi pembelahan nukleus.
Hal ini menyebabkan tidak adanya sekat antar nukleus, dan menyebabkan
bryopsis menjadi multinukleat.

Monoecious atau dioecious.


Gamet pada beberapa spesies dari Bryopsis dapat dihasilkan oleh dua
filamen yang berbeda, atau juga filamen yang sama. Sehingga Bryopsis
dapat dikatakan berumah satu atau berumah dua.
Zigot Bryopsis akan membentuk talus baru saat berkecambah, atau
membentuk filamen yang menjalar secara horisontal yang akan
menghasilkan stephanokont meiozoospore, dimana filamen tersebut akan
menghasilkan talus makroskopis yang haploid.
Bryopsidaceae
Siklus Hidup dan Reproduksi

Bryopsis adalah
diplohaplontik Siklus hidup
makrotalus menghasilkan
gamet-gamet & bergiliran
dengan tahap protonema
dari tabung bercabang
tereduksividu.
Bryopsidaceae
Bryopsis memiliki dua tahap penampilan yang berbeda: gametophyte sebagai
seksual dan sporophyte sebagai aseksual. Fase gametofit dari Bryopsis biasanya
menghasilkan beberapa pennate (mirip bulu)yang lembut, sumbu bercabang
mengeluarkan holdfast berbentuk kerucut atau terdistorsi seperti pada umumnya.
produksi gamet rupanya beritme endogenous: ada urutan 'musim kawin’. Gametofit
lebih besar ukurannya daripada sporofit dan hanya memiliki satu set kromosom yang
haploid (I N). saat bereproduksi, kloroplas akan berkumpul pada pangkal cabangnya
karena itu pangkal percabangannya akan mulai membengkak, bentuk sumbat ini sangat
efektif untuk menguraikan sitoplasma dicabang dalam thallus utana. Hal ini akan efektif
untuk menutup transportasi dari kloroplas, nukleus dan organel tertentu dan
memisahkan percabangannya. Struktur gametangia yang terbentuk, memanjang,
struktur seperti polong yang berfungsi sebagai pusat tempat terbentuknya gamet jantan
dan gamet betina. Setiap gametangium akan menghasilkan salah satu gamet haploid
(jantan atau betina). Gamet yang akhirnya tersebar ke dalam air dan dapat bergabung
untuk membentuk zigot, yang pada gilirannya menempel di substrat yang cocok untuk
tumbuh ke tahap lain, yang disebut sporofit.
Bryopsidaceae
Bryopsis melakukan anisogami, artinya diproduksi gamet motil yang ukurannya tidak sama (gamet
betina tiga kali lebih besar dibandingkan gamet jantan). Kedua gamet berbentuk seperti buah pir dan
mempunyai dua flagella yang sama panjang. Gamet jantan mempunyai ukuran mitokondria yang
sangat besar, yang mengisi sebagian besar volume sitoplasma, sedangkan gamet betina mempunyai
ukuran mitokondria yang kecil dan sebuah kloplas yang besar dengan bintik mata didalamnya. Untuk
pembuahan diluar tubuh, gamet dikeluarkan kedalam air laut, karena bryopsis merupakan alga
monoecious (kedua gametangia jantan dan betina dihasilkan oleh induk yang sama). Gamet jantan dan
gamet betina dilepaskan pada waktu yang bersamaan dan sering pula terjadi pembuahan gametdari
induk yang sama dihasilkan tumbuhan homothallus. Pembuahan gamet akan menghasilkan dua set
kromosom zigot yang diploid (2 N) yang akan berkembang menjadi gametofit (makrothallus, 1N) yang
kemudian terjadi pembelahan meiosis dan mitosis atau sporofit (mikrothallus, 2N). Sporofitnya tidak
terlihat seperti gametofit, tapi lebih seperti benang filament pada sel. Setelah itu terjadi pembelahan
mitosis dan selanjutnya pembelahan meiosis, sporofit menghasilkan dan melepaskan banyak zoospora
(spora yang memiliki flagella) yamg haploid dan akan berkembang menjadi gametofit baru (kira-kira
sekitar 50% jantan dan 50% betina). Lalu siklus inipun akan dimulai lagi dari tahap awal. Kedua fase
Bryopsis adalah coenocytic, yang mengatakan bahwa setiap spesimen adalah satu, meskipun
multinukleat, sel dengan lapisan luar yang tersusun dari selulosa dan pektin

Zygnematophyceae
Genus yang cukup dikenal dari ordo ini adalah Zygnema dan Spirogyra.
Semua anggota grup ini berkembang menjadi filamen tak bercabang,
satu sel tebal, yang tumbuh lebih panjang melalui pembelahan sel
normal. Kebanyakan spesies dari ordo ini tinggal di air tawar.

Zygnematophyceae
Sel-selnya membentuk koloni berupa benang yang
tidak bercabang dan selalu bertambah panjang.
Dinding selnya lunak, tidak berlubang-lubang,
terdiri atas selulosa dengan selaput pektin, dan agak
berlendir.
Tiap sel mempunyai satu inti dan satu kloroplas
bentuk pita yang melingkar seperti spiral dan
menempel pada dinding sel dengan mengandung
pirenoid-pirenoid.
Pada Spirogyra adalah adanya spiral atau kloroplas
berbentuk heliks yang terlihat di bawah mikroskop.
Pada konjugasi dua koloni yang berlainan jenis kelaminnya lalu
berdekatan dan sejajar satu sama lain.
Pada tempat persentuhan antara dua sel lalu terbentuk penonjolan-
penonjolan, sehingga kedua koloni itu sedikit berjauhan lagi.
Karena terlarutnya dinding persentuhan, tonjolan menjadi saluran
kopulasi. Melalui saluran itu, protoplas sel-sel pada benang yang
jantan lalu bersifat gamet jantan dan masuk ke dalam sel-sel pada
koloni betina.
Kopulasi kedua gamet tersebut ada yang terjadi di tengah-tengah
saluran kopulasi, sehingga zigot terdapat di antara kedua koloni
yang mengadakan perkawinan, antara lain pada anggota-anggota
marga Mougeotia dan Zygnema.
1. sedikit teks isi Reproduksi seksual di
Zygnematophyceae terjadi melalui proses
yang disebut konjugasi .
2. Di sini sel atau filamen dari jenis kelamin
yang berlawanan berbaris, dan tabung
terbentuk di antara sel yang sesuai. Sel jantan
kemudian menjadi amoeboid dan merangkak
melintasi betina, atau terkadang kedua sel
merangkak ke dalam tabung penghubung.
3. Sel-sel tersebut kemudian bertemu dan
bergabung membentuk zigot , yang
kemudian mengalami meiosis untuk
menghasilkan sel atau filamen baru. Seperti
pada tumbuhan, hanya betina yang
meneruskan kloroplasnya ke keturunannya.
Ciri-Ciri zygnema
Filamen yang tidak bercabang, sel pendek atau silinder dengan ujung
dinding yang rata,
Thallus berwarna hijau (mengandung kloroplas),
Kloroplas berbentuk seperti bintang,
Bentuk seperti benang yang bersekat yang mampu menghasilkan zygospora
sebagai hasil dari Plasmogami atau konjugasi (cara perkembangbiakan),
Tidak memiliki organ pembiakan,
Nukleusnya terletak ditengah sel dan jumlahnya satu,
Zygospora yang terjadi bersifat diploid (n).
Trentrpohliophyceae
Karakteristik
Kelas Trentepohliophyceae berbeda dari ganggang hijau
lainnya dalam struktur flagela (dalam gamet biflagellata dan di
zoospora quadriflagellata).
Siklus hidup diplohaplontik
bagian tegak berkembang lebih baik daripada piringan
berbaring;
apikal: Spora Trentepohlia mampu membelah diri di air. Pada
musim hujan, alga Trentepohlia melepaskan sporanya lewat
udara yang lalu tertiup angin.
bioindikator untuk kualitas udara.
Kehadiran polihidroksialkohol juga merupakan ciri khas dan
cara pembelahan sel juga berbeda. Van den Hoek (1995)
memberikan penjelasan yang baik tentang fitur-fitur ini.
Klasifikasi
Kingdom. : Plantae
Filum. : Chlorophyta - ganggang hijau
Kelas. : Trentepohliophyceae
Ordo. : Trentepohliales

Kelas ini berisi satu ordo, Trentepohliales, dan empat genera,


termasuk Trentepohlia. Genera terkait adalah Phycopeltis, Printzina
dan Cephaleuros, yang semuanya tumbuh terutama pada daun di
bagian dunia yang lebih hangat dan lebih lembab, meskipun ada
catatan masing-masing dari Kepulauan Inggris. Spesies Cephaleuros
dapat menjadi parasit dan menyebabkan kerusakan ekonomi yang
cukup besar pada tanaman tropis.
Trentepohlia
Spesies yang hidup bebas sebagian besar berwarna kuning hingga oranye
terang atau merah-coklat, karena pigmen oranye, hematokrom (β-karoten),
yang biasanya menyembunyikan warna hijau dari klorofil.
Genusnya terestrial, umumnya pada bebatuan, dinding, kulit pohon dan,
terutama di daerah tropis, pada permukaan daun. Hematokrom tidak
diragukan lagi melindungi klorofil alga di habitat subaerial. Trentepohlia juga
merupakan simbion fotosintesis yang tersebar luas (photobiont) di lumut.
Tersebar di daerah tropis dan daerah subtropis. Memiliki distribusi yang
sangat luas dan juga umum di daerah beriklim sedang (Natal, Afrika Selatan,
India dan tetangganya, Burma, Malaysia, Indonesia, Queensland, Australia,
Papua Nugini, dan Amerika Serikat bagian tenggara)
T. aurea (L.) Martius, bentuk mencolok, oranye terang, bantal
kecil pada permukaan batu dan kadang-kadang pada batang
pohon (terutama Quercus (oak)).
Paling umum di daerah basah, distrik barat dan di daerah
dataran tinggi, dan lebih menyukai substrat yang kaya kapur.
Berserabut, dengan filamen merayap dan tegak. Filamen yang
merayap menghasilkan gametangia; filamen udara
menghasilkan sporangia (tidak diilustrasikan di sini). T. aurea
dikenali dari filamen udaranya yang berdiameter 10-20 µm dan
dalam filamen yang tidak dibatasi pada sambungan sel.
Kloroplasnya kecil, diskoid (pada spesies ini, seperti pita pada
spesies lain) dan tidak memiliki pyrenoid. Seperti yang terlihat
di bawah
hematokrom membuat kloroplas tampak oranye atau coklat di Trentepohlia aurea
bawah mikroskop dan mereka tersembunyi di antara tetesan
hematokrom itu sendiri.
Filamen udara diakhiri dengan sel capping. Dinding selnya
lamellate (berlapis).
merupakan koloni epifit dari cyanobacterium, Gloeocapsa
SISTEM REPRODUKSI
Ada dua jenis struktur reproduksi yang diketahui:
zoosporangia (yang memiliki ciri morfologi unik untuk
ordo ini) dan gametangia. Di Trentepohlia struktur ini
terjadi pada individu yang terpisah, dan pandangan
tradisional adalah bahwa riwayat hidup terdiri dari
pergantian isomorfik dari sporofit diploid yang
menghasilkan meiospora quadriflagellata dan gametofit
haploid yang menghasilkan gamet biflagelata, yang
berfusi secara isogami. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa gamet biflagellata diduga mampu
berkecambah dan menghasilkan thalli baru tanpa
menyatu secara seksual. Sangat sedikit penelitian yang
tampaknya telah meneliti secara rinci fenologi
reproduksi populasi alami dengan pengumpulan yang
berulang dari waktu ke waktu.
klepsormidiophyceae
KARAKTERISTIK
Heterotrich bagian berbaring membentuk
cakram, bagian tegak direduksi menjadi
rambut dengan kerah basal
oogami.
Siklus hidup haplontik
Klebsormidiophyceae berbentuk filamen
bercabang atau tidak bercabang atau
coccoid
Klasifikasi
Kingdom. : Plantae
Filum. : Charophyta
Kelas. : Klebsormidiophyceae
Ordo. : Klebsormidiales

Klebsormidium, Chlorokybus, Chaetosphaeridium, Coleochaete,


Stichococcus, dan Raphidonema merupakan genus yang masuk
dalam kelas ini.
Klepsormidium
Alga karofitik Klebsormidium biasanya terdiri dari filamen multiselulerdan tidak bercabang tanpa
sel yang berdiferensiasi atau khusus. Sehinggamemiliki bentuk tubuh primitif.
Beradaptasi di darat juga dapat bertahan hidup di air.
Habitat umum di air tawar tetapi juga terjadi di banyak habitat subaerial termasuk kerakgurun,
dinding di perkotaan, dan rembesan air tawar (Tanah lempung beriklim sedang di ladang bit, dekat
Niederkruechten, Lower Saxony, Jerman; habitat air tawar di bekas UniSoviet)
Ganggang karofitik Klebsormidium nitens strain NIES-2285(sebelumnya dikenal sebagaiK.
flaccidum) biasanya terdiri dari filamen multiseluler dan tidak bercabang tanpa sel yang
berdiferensiasi atau khusus.Setiap sel memiliki kloroplas besar yang terletak di dinding
sel(kloroplas parietal). pyrenoid dikelilingi oleh beberapa butir pati.
Kloroplas seperti piring atau seperti pita
Reproduksi seksual dengan isogami.\Tanpa selubung agar-agar
Filamen terdiri dari banyak sel; tidak ada rhizoid
Badan sel berbentuk silinder atau agak membengkak ke samping, panjang 6-12 μm, lebar 8-12 μm;
SISTEM REPRODUKSI

berkembang biak dengan


fragmentasi filamendan
pelepasan (mungkin)
zoospora biflagellata
Charophyceae

Kelas Charophyceae, berdasarkan karakteristik subseluler,


dianggapsebagai kelompok terdekat dari organisme nenek
moyang untuk semuatumbuhan terestrial dan sekunder air
(embryophytes), dan hubungan antara Chlorophyceae
(ganggang hijau) dan Bryophytes non-vaskular (lumut).
Kelompok ini mencakup tiga ordo, Zygnematales (desmids),
Charales ( Chara, Nitella ), dan Coleochaetales (Coleohaete)
Karakteristik
Tubuhnya makrokopis
Bersifat autotrof
Sel-selnya memiliki dinding selulosa, klorofil a dan b dan zat tepung sebagai
hasilaslimilasi dan merupakan cadangan makanan
Thallus berbuku-buku dan ruas yang panjang dan cabang yang tersusun
berkarang
Thallus terdiri dari rizoid basal, dengan sumbu tegak terdiri dari ruas dan
node bergantian.
Siklus hidup Charophyceae ialah dengan haplontik
Perkembangan seksualnya dengan oogami
Dijumpai rizoid berbentuk benang bercabang, untuk melekat pada substrat
yang tidak keras seperti pasir, lumpur, dahan-dahan yang lapuk.
REPRODUKSI
Alat pembiakan seksual berupa anteridium dan oogonium
Kemudian anteridium menghasilkan sperma sedangkan
oogonium menghasilkan sel telur
Ujung benang selubung oogonium berbentuk mahkota sebagai
celah masuknya spermatozoid
Setelah itu terjadi pembuahan yang akan menghasilkan zigot
Pada perkecambahan zigot terjadi pembelahan reduksi dan
terjadilah 4 inti haploid
Dari 4 inti haploid ini 3 dianatanya akan mengalami degenerasi
sehingga dari satu zigothanya tumbuh satu saja
HABITAT
Charophytes terutama adalah tanaman air tawar,
tetapikadang-kadang melimpah di daerah payau.
Alga ini dapat hidup di perairan dangkal hingga
peraiarandengan kedalaman 10 m selama tingkat cahaya dan
oksigenmemadai.
Rhizoidnya biasanya tertanam di substrat berpasir.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Charophcyae
Ordo : Charales
Genus : Chara
Spesies : Chara fragilis

Dasycladophycee
Dasycaldophyceae merupakan jenis alga bersel satu atau tunggal
Dasycladophyceae adalah salah satu dari keluarga gangang hijau
dari ordo dasyclades
Bersifat autotrof
Siklus hidup Dasycladophyceae secara haplontik
Dasycladophyceae memiliki thallus sifonus
Habitat mereka pada substrat di perairan laut hangat yang dakal.

Anda mungkin juga menyukai