Anda di halaman 1dari 74

cLOROPHYTA

KELOMPOK 4

AFRILISA NUR ROSIFA G (1304619004)


AGUNG SATIYA BUDI (1304619069)
AJENG SETYANI (1304619027)
REGINA MARYSA ELVARETA (1304619021)
SA’IDAH LINAILI RAHMAH (1304619031)
MAtERI PEMBAHASAN
01 Divisi Chlorophyta 07 Kelas Zyqnematophyceae

02 Kelas Prasinophyceae 08 Kelas Trentepohliophyceae

03 Kelas Chlorophyceae 09 Kelas Klebsormidiophyceae

04 Kelas Ulvophyceae 10 Kelas Charophyceae

05 Kelas Cladophorophyceae 11 Kelas Dasycladophyceae

06 Kelas Bryopsidophyceae
01
DIVISI
CHLOROPHYTA
DEFINISI
CHLOROPHYTA
Chlorophyta merupakan kelompok besar (lebih dari 7000 spesies) yang
anggotanya terdiri dari alga hijau yang hidup sebagai plankton di air
tawar dan sebagian kecil di air laut. Chlorophyta juga termasuk
kelompok organisme dengan struktur sel beragam, bisa
uniseluler berflagella, atau thallus multiseluler. Pembagian dalam
kelompok ini didasari cara organisasi thallus.
Karakteristik umum
Chlorophyta
● Memiliki pigmen klorofil-a dan ● Chlorophyta ada yang hidup soliter,
klorofil-b dominan, selain itu juga berkoloni dan ada juga yang
memiliki pigmen lain seperti membentuk simbiosis dengan
karoten dan santofil. organisme lain
● Bersifat autotrof ● Bentuk tubuh bervariasi, ada yang
● Dinding sel disusun oleh selulosa bulat, filamentus (bentuk benang),
● Inti sel bersifat eukariotik lembaran dan ada yang menyerupai
● Hidup melayang-layang di air tumbuhan tingkat tinggi.
tawar atau air laut dan berperan ● Memiliki stigma (bintik mata merah)
sebagai plankton sebagai sumber bagi ganggang hijau yang motil
makanan organisme akuatik (bergerak) yang berfungsi untuk
● Ada yang uniseluler ada pula mengarahkan alga ke sumber cahaya
multiseluler sederhana ● Memiliki vakuola kontraktil sebagai
alat osmoregulasi
REPRODUKSI PADA
CHLOROPHYTA
Kelas chlorophyta

1.PRASINOPHYCEAE
2.CHLOROPHYCEAE
3.ULVOPHYCEAE
4.CLADOPHYCEAE
5.BRYOPHYCEAE
6.ZYGNEMAPHYCEAE
7.TRENTEPHYCEAE
8.KLEBSOPHYCEAE
9.CHAROPHYCEAE
10.DASYPHYCEAE
02

1. PRASINOPHYCEAE
KARAKTERISTIK UMUM
• Bersifat uniseluler
• Spesiesnya mencakup plankton laut, dan beberapa air Keunikan
tawar.
Prasinophyceae adalah alga
• Termasuk flagella dengan 1-8 flagella, dan non-mortal
uniseluler yang sebagian
(coccid) unisel.
besar motil (bergerak),
• Bersifat autotrof (bisa berfotosintetik dalam garis filetik
fotosintetik, pada seluruh
klorifil a dan klorofil-b)
bagian tubuhnya termasuk
• Sel-sel banyak ditutupi oleh sisik tubuh organik.
flagellanya yang diselubungi
• Siklus hidupnya bersifat haplon (hanya zigot yang bersifat
sisik organik non-mineral.
diploid)
• Memiliki 6 bangsa (ordo) yaitu Chlorodendrales,
Mamiellales, Nephroselmidales, Prasinococcales,
Pseudoscourfieldiales, dan Pyramimonadales.
• Termasuk ostreococcus, dianggap sebagai eukariota
hidup bebas terkecil (0.95 mikro meter), dan micromonas
(keduanya ditemukan diperairan laut diseluruh dunia).
REPRODUKSI PRASINOPHYCEAE
• Untuk kebanyakan spesies dari kelas prasinophyceae
mengalami reproduksi dengan cara pembelahan sel secara
vegetatif. Namun hanya satu spesies yaitu Nephroselis olivacea
yang diketahui mengalami reproduksi secara seksual yaitu dari
tipe zigotik membentuk kista. (Suda, et al. 1989,2004).
• Pembentukan kista ini telah diamati pada beberapa prasinofit
lainnya tetapi dalam semua kasuss kecuali pada Pyramimonas
tychotreta dan Cymbomonas tetramitiformis yang tampaknya
melakukan reproduksi secara aseksual.
KLAsifikasi KELAS PRASINOPHYCEAE

Kingdom: Plantae
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Prasinophyceae
Ordo : Chlorodendrales
Famili : Chlorodendraceae
Genus : Tetraselmis
Spesies : Tetraselmis cordiformis

Tetraselmis cordiformis
HABitat DARI PRASINOPHYCEAE

Kelas Prasinophyceae sebagian besar


merupakan anggota dari plankton laut, tetapi
mereka juga dapat ditemukan di habitat air
payau dan air tawar. Beberapa bentuk dari kelas
prasinophyceae diketahui berupa coccoid dan
kolonial, sementara yang lainnya hidup
bersimbiosis dengan dinoflagellata, radiolaria,
dan cacing turbellarian.
02

2. Chlorophyceae
DESKRIPSI
Chlorophyceae merupakan kelas utama yang ditandai
dengan plastida hijau. Plastida ini disebut kloroplas, Plastida
ini mengandung zat pati yang disebut dengan pyrenoids
pada 425 genus dan 20000 spesies yang telah diketahui.
Pada tahun 1935 Fritsch membagi chlorophyceae menjadi
sembilan ordo: Volvocales, Chlorococcales, Ulotricales,
Cladophorales, Chaetophorales, Oedogoniales, Conjugales,
Siphonales dan Charales.
KARAKTERISTIK UMUM
• Merupakan alga yang habitatnya di air tawar dan laut.
• Bersifat uniseluler atau multiseluler. Keunikan
• Bersifat eukariotik.
• Mengandung selulosa pada diding selnya. Chlorophyceae termasuk
• Pigmen utama pada chlorophyceae yaitu klorofil-a, klorofil-b, alfa organisme flagellata yang
karoten, beta karoten, gamma karoten, likopen, heksanthin, letin, selnya diselubungi lapisan
violazanthin, dan astaxanthin. theca
• Cadangan makanannnya berupa pati dan sangat jarang
berminyak.
• Pati pada chlorophyceae diuraikan didalam pyrenoids.
• Reproduksi dari chlorophyceae yaitu isogami dan anisogami atau
oogami.
• Biasanya chlorophyceae dapat membentuk zoospore.
• Gamet jantan bersifat motil karena mempunyai flagellata.
• Siklus hidupnya bersifat haplontik.
REPRODUKSI CHLOROPHYCEAE
• Pada kelas chlorophyceae dapat bereproduksi secara aseksual
dan seksual. Reproduksi aseksual terjadi dengan cara
pembelahan biner, zoosporogenesis, sporogenesis,dll.
• Sedangkan reproduksi seksual dengan cara isogami dan
anisogami atau dikenal dengan oogami.
• Sebagain besar spesies dengan reproduksi secara seksual
menunjukkan termasuk siklus hidup haplontik.
KLAsifikasi KELAS CHLOROPHYCEAE

Kingdom: Plantae
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Chamydomonadales
Famili : Volvocaceae
Genus : Volvox
Spesies : Volvox aureus

Volvox aureus
HABitat DARI ChlorOPHYCEAE

• Kelas Chlorophyceae umumnya tumbuh di air


tawar (sekita 90%) dan sisanya hidup di air
laut, habitat terestrial dll. Contoh yang
habitatnya di air tawar seperti di air kolam dan
danau adalah Volvox, Oedogonium, Spirogyra
dll.
• Pada habitat di laut ditempati oleh anggota
dari Ulvaceae, Siphonales, dan beberapa dari
Volvocales. Sedangkan pada Chaetophorales
dan Cladophorales dapat hidup baik di air
tawar maupun air asin (laut).
03

3. Ulvophyceae
Ulvophyceae
karakteristik
• bisa uniseluler (desmids), berserabut
• mencakup banyak rumput laut
(Spirogyra), kolonial, atau multiseluler
makroskopis (misalnya Ulva,
dan mirip tumbuhan (stonewort).
Cladophora, Codium) tetapi banyak
Banyak spesies memiliki sel flagellated
spesies berserabut uniseluler atau
dan menyimpan pati dalam plastida
mikroskopis
yang khas.
• Beberapa spesies, seperti
• Sel-sel motil Ulvophyceae telah
Monostroma, Enteromorpha
menempelkan fl agella di apikal, simetri
(identik dengan Ulva), Caulerpa,
dekat-radial secara eksternal, dan
terkadang digunakan sebagai
sistem akar mikrotubular cruciatum
makanan.
yang tidak terkait dengan struktur
• Terkenal dengan selada laut berlapis-lapis.
Ulvophyceae
morfologi
• Hampir semua alga ulvophycean memiliki dinding sel pada
tahap vegetatif. Mereka uniseluler, sarcinoid, berserabut dan
foliosa.

• Hanya Oltmannsiellopsis (Oltmannsiellopsidales) adalah


flagellata uniseluler atau kolonial.

• Spesies multiseluler tidak menunjukkan diferensiasi jaringan


yang rumit. Plasmodesmata tidak ada kecuali Trentepohliales

• Dinding sel biasanya terdiri dari selulosa, tetapi dinding sel dari
mannan atau xilan diketahui (misalnya Caulerpales).

• Sitokinesis terbentuk dengan alur sederhana, tetapi struktur


mirip phycoplast dilaporkan pada suatu spesies. Sel flagelata
telanjang atau tertutup oleh sisik kecil, dan biasanya memiliki
dua atau empat flagela yang sama homodinamis.
• Badan basal yang berlawanan dipindahkan ke arah berlawanan jarum jam.

• Sel-sel motil Ulvophyceae telah menempelkan fl agella di apikal, simetri dekat-radial secara
eksternal, dan sistem akar mikrotubular cruciatum yang tidak terkait dengan struktur berlapis-
lapis.

• Ulvophyceae, bagaimanapun, berbeda dari Chlorophyceae dalam memiliki

(1) spindel interzonal persisten yang tidak runtuh pada telophase

(2) sel motil tanpa dinding sel.


Habitat
• Banyak spesies hidup di laut, tetapi • Spesies mikroskopis yang mengambang
ada banyak spesies air tawar dan bebas berfungsi sebagai makanan dan
darat. sumber oksigen bagi organisme akuatik.

• Sebagian besar ganggang hijau • Spesies mikroskopis yang mengambang


tumbuh di air tawar, biasanya bebas berfungsi sebagai makanan dan
menempel pada batu dan kayu sumber oksigen bagi organisme akuatik.
yang terendam atau sebagai
sampah di air yang tergenang; ada
juga spesies darat dan laut.
Reproduksi
● Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembelahan biner,
zoosporogenesis, sporogenesis, fragmentasi, dll. Alga
ulvophycean biasanya menunjukkan pergantian gametofit
dan sporofit.

● Reproduksi seksual biasa terjadi, dengan gamet yang


memiliki dua atau empat flagela. Reproduksi aseksual
adalah dengan pembelahan sel (Protococcus), spora motil
atau nonmotile (Ulothrix, Oedogonium), dan fragmentasi.

● Siklus hidup biasanya melibatkan pergantian thallus


haploid dengan thallus diploid. Terjadinya pergantian
generasi yang luas di Ulvophyceae mungkin karena
lingkungan laut yang lebih stabil mendorong evolusi siklus
hidup yang lebih lama. Zigot yang tidak aktif tidak dikenal
di kelas. Sejumlah genera di Ulvophyceae menghasilkan
swarmers dengan sisik (Mattox dan Stewart, 1973),
menunjukkan bahwa kelas tersebut memiliki nenek moyang
bersisik.
Klasifikasi
Perintah berikut ditempatkan di Ulvophyceae. Analisis kladistik dari data urutan rRNA yang
dikodekan nuklir telah menunjukkan bahwa Ulotrichales dan Ulvales membentuk satu kelompok di
kelas, sedangkan Caulerpales, Siphonocladales, dan Dasycladales membentuk kelompok kedua
(Watanabe et al., 2001).

Ordo 1 Ulotrichales
Alga filamen uninculeate dengan kloroplas parietal.

Ordo 2 Ulvales
Sel uninukleasi dengan kloroplas parietal; thallus adalah silinder berlubang atau lembaran, tebal
satu atau dua sel.

Ordo 3 Cladophorales
Alga filamen berinti banyak dengan perforat parietal atau kloroplas retikulat.
Klasifikasi
Order 4 Dasycladales

Thallus memiliki simetri radial yang terdiri dari cabang bantalan sumbu tegak; thallus
uninucleate tetapi multinucleate sebelum reproduksi; gamet terbentuk dalam kista yang membelah.

Ordo 5 Caulerpales
Ganggang coenocytic kekurangan selulosa di dinding; siphonoxanthin dan siphonein biasanya
ada.

Ordo 6 Siphonocladales
Alga dengan pembelahan sel segregatif; siphonoxanthin hadir
manfaat
• Pemanfaatan makroalga oleh masyarakat yaitu adanya
aktivitas pemanenan baik untuk dikonsumsi langsung
atau diolah serta dikeringkan sebagai bahan baku
proses industri.

• Jenis makroalga yang sudah dimanfaatkan masih relatif


sedikit yaitu Gelidium sp (simbar), Sargasum sp (ranti),
dan Gracilaria (agar merah) serta Ulva dengan
dikeringkan atau diolah dalam bentuk kering, jelly atau
serbuk kemudian dijual sebagai bahan baku industri,
sedangkan untuk jenis Ulva diolah sebagai keripik Ulva,
namun semuanya masih pada skala kecil dan belum
mampu memberikan keuntungan ekonomi yang besar.
04

4. Cladophoropyceae
• Sel-selnya berinti banyak
• kloroplas berbentuk jala dengan pirenoid-pirenoid
membentuk koloni berupa benang-benang yang
bercabang, menjadi suatu berkas
• Hidup dalam air tawar yang mengalir atau dalam air
laut, dan biasanya berkas benang-benang itu
melekat pada suatu substrat.
• Anggota terkenal lainnya Rhizoclonium, Pithophora
dan beberapa spesies Cladophora yang hidup di air
tawar
• Ia ditemukan dalam jumlah besar sepanjang tahun
di dataran terumbu yang dangkal. Ini menyukai
habitat dengan pergerakan air yang baik; Namun,
ini juga dapat ditemukan di habitat yang lebih
tenang, seperti laguna dan di lubang datar terumbu.
• Pembelahan sel dengan pembelahan segregatif dan invaginasi sentripetal di
sumbu utama dan rizoid. Sel multinukleat; kloroplas banyak per sel dan
diskoid, masing-masing dengan pirenoid tunggal dikelilingi oleh selubung pati
dan dibelah dengan melintasi tilakoid
• Berkembangbiak secara vegetatif dengan zoospora dan generatif dengan
isogami.
• Dalam bangsa Cladophorales termasuk suku Cladophoraceae contohnya
Cladophora glomerata (sebagai obat luka bakar)dan Cladophora dichotoma
5. Bryopsidaceae
bryopsidaceae
• Spesies dalam famili ini mempunyai system uniaksial dengan percabangan
tubular dan coenocytic (bersel satu, multinukleus).
• Talus tanpa sekat, terdiferensiasi menjadi bagian alat perlekatan (rizoid)
dan cabang tegak. Cabang tegak bercabang-cabang menyirip seperti bulu
ayam, disebut pinula dan di dalamnya terdapat gamet.
• Reproduksi hanya dilakukan secara seksual melalui anisogami. Tidak
memiliki zoospora. Familia ini hanya memiliki dua genus, Bryopsis dan
Pseudobriopsis.
Bryopsis indica
Klasifikasi

Kingdom : Protista
Divisio : Chlorophyta
Classis : Chlorophyceae
Ordo : Bryopsidales
Famili : Bryopsidaceae
Genus : Bryopsis
Species : B. corticulans, B. hypnoides,
B. pennata, B. plumose

● Bryopsis plumosa Bryopsis pennata


definisi

Bryopsis (bryopsis berarti "Seperti Lumut") merupakan


jenis alga hijau yang dapat ditemukan di samudera pasifik.
Saat berada didalam air bryopsis terlihat seperti bulu merak
yang indah. Byropsis adalah alga hijau berongga yang unik
karena ia bersel satu (unicellular) tetapi memiliki beberapa
inti (multinucleus).
karakteristik
● Habitat di kawasan pantai agak menengah dan kedalam, ditemukan dizona
pasang surut perairan dangkal, sekitar kedalaman 1-2 meter
● Umumnya ditemukan di sekitar air tawar yang kaya akan nutrisi atau air yang
memiliki temperatur fluktuatif (berubah-ubah)
● Memiliki talus yang bercabang banyak dan panjang menyirip
● Memiliki warna hijau
● Mirip seperti rumput yang berada didarat
● Dinding tebal
● Berkas filament bryopsis tingginya hampir mencapai 10 cm dan pola
percabanganya menyebar serta tidak teratur
● Mempunyai percabangan primer yang banyak
● Diameter talus mengecil, pada dasar talus mengerut
● Sistem perakarannya berbentuk serabut,berpilin sangat rapat dan thallusnya
berwarana hijau tua atau hijau gelap. (Syarif, 2009)
Keunikan bryopsis
(bryopsidaceae)
● Uniseluler, tapi multinukleat. Bryopsis merupakan individu yang
uniseluler, tapi saat melakukan pembelahan tidak diikuti pembelahan
dinding sel pula, hanya terjadi pembelahan nukleus. Hal ini
menyebabkan tidak adanya sekat antar nukleus, dan menyebabkan
bryopsis menjadi multinukleat.
● Monoecious atau dioecious. Gamet pada beberapa spesies dari
Bryopsis dapat dihasilkan oleh dua filamen yang berbeda, atau juga
filamen yang sama. Sehingga Bryopsis dapat dikatakan berumah satu
atau berumah dua.
● Zigot Bryopsis akan membentuk talus baru saat berkecambah, atau
membentuk filamen yang menjalar secara horisontal yang akan
menghasilkan stephanokont meiozoospore, dimana filamen tersebut
akan menghasilkan talus makroskopis yang haploid.
SIKLUS HIDUP & REPRODUKSI BryopsiS
 Bryopsis adalah diplohaplontik
 Siklus hidup : makrotalus menghasilkan gamet-gamet & bergiliran dengan tahap protonema dr tabung bercabang
tereduksi
PENJELASAN 1
● Bryopsis memiliki dua tahap penampilan yang berbeda: gametophyte sebagai seksual dan sporophyte
sebagai aseksual.
● Fase gametofit dari Bryopsis biasanya menghasilkan beberapa pennate (mirip bulu)yang lembut,
sumbu bercabang mengeluarkan holdfast berbentuk kerucut atau terdistorsi seperti pada umumnya.
produksi gamet rupanya beritme endogenous: ada urutan 'musim kawin’. Gametofit lebih besar
ukurannya daripada sporofit dan hanya memiliki satu set kromosom yang haploid (I N). saat
bereproduksi, kloroplas akan berkumpul pada pangkal cabangnya karena itu pangkal percabangannya
akan mulai membengkak, bentuk sumbat ini sangat efektif untuk menguraikan sitoplasma dicabang
dalam thallus utana. Hal ini akan efektif untuk menutup transportasi dari kloroplas, nukleus dan
organel tertentu dan memisahkan percabangannya. Struktur gametangia yang terbentuk, memanjang,
struktur seperti polong yang berfungsi sebagai pusat tempat terbentuknya gamet jantan dan gamet
betina. Setiap gametangium akan menghasilkan salah satu gamet haploid (jantan atau betina). Gamet
yang akhirnya tersebar ke dalam air dan dapat bergabung untuk membentuk zigot, yang pada
gilirannya menempel di substrat yang cocok untuk tumbuh ke tahap lain, yang disebut sporofit.
Penjelasan 2
● Bryopsis melakukan anisogami, artinya diproduksi gamet motil yang ukurannya tidak sama (gamet
betina tiga kali lebih besar dibandingkan gamet jantan). Kedua gamet berbentuk seperti buah pir dan
mempunyai dua flagella yang sama panjang. Gamet jantan mempunyai ukuran mitokondria yang
sangat besar, yang mengisi sebagian besar volume sitoplasma, sedangkan gamet betina mempunyai
ukuran mitokondria yang kecil dan sebuah kloplas yang besar dengan bintik mata didalamnya.
● Untuk pembuahan diluar tubuh, gamet dikeluarkan kedalam air laut, karena bryopsis merupakan alga
monoecious (kedua gametangia jantan dan betina dihasilkan oleh induk yang sama). Gamet jantan
dan gamet betina dilepaskan pada waktu yang bersamaan dan sering pula terjadi pembuahan
gametdari induk yang sama dihasilkan tumbuhan homothallus. Pembuahan gamet akan menghasilkan
dua set kromosom zigot yang diploid (2 N) yang akan berkembang menjadi gametofit (makrothallus,
1N) yang kemudian terjadi pembelahan meiosis dan mitosis atau sporofit (mikrothallus, 2N).
● Sporofitnya tidak terlihat seperti gametofit, tapi lebih seperti benang filament pada sel. Setelah itu
terjadi pembelahan mitosis dan selanjutnya pembelahan meiosis, sporofit menghasilkan dan
melepaskan banyak zoospora (spora yang memiliki flagella) yamg haploid dan akan berkembang
menjadi gametofit baru (kira-kira sekitar 50% jantan dan 50% betina). Lalu siklus inipun akan dimulai
lagi dari tahap awal.
● Kedua fase Bryopsis adalah coenocytic, yang mengatakan bahwa setiap spesimen adalah satu,
meskipun multinukleat, sel dengan lapisan luar yang tersusun dari selulosa dan pektin
6. Zygnematophyceae
Zygnematophyceae

Genus yang cukup dikenal dari ordo ini adalah Zygnema dan 


Spirogyra.

Semua anggota grup ini berkembang menjadi filamen tak


bercabang, satu sel tebal, yang tumbuh lebih panjang melalui 
pembelahan sel normal. Kebanyakan spesies dari ordo ini tinggal
di air tawar.
Ciri Zygnematophyceae
● Sel-selnya membentuk koloni berupa
benang yang tidak bercabang dan selalu
bertambah panjang.
● Dinding selnya lunak, tidak berlubang-
lubang, terdiri atas selulosa dengan selaput
pektin, dan agak berlendir.
● Tiap sel mempunyai satu inti dan satu
kloroplas bentuk pita yang melingkar
seperti spiral dan menempel pada dinding
sel dengan mengandung pirenoid-pirenoid.
● Pada  Spirogyra adalah adanya spiral atau
kloroplas berbentuk heliks yang terlihat di
bawah mikroskop.
● Pada konjugasi dua koloni yang berlainan jenis kelaminnya lalu berdekatan dan
sejajar satu sama lain.
● Pada tempat persentuhan antara dua sel lalu terbentuk penonjolan-
penonjolan, sehingga kedua koloni itu sedikit berjauhan lagi.
● Karena terlarutnya dinding persentuhan, tonjolan menjadi saluran kopulasi.
Melalui saluran itu, protoplas sel-sel pada benang yang jantan lalu bersifat
gamet jantan dan masuk ke dalam sel-sel pada koloni betina.
● Kopulasi kedua gamet tersebut ada yang terjadi di tengah-tengah saluran
kopulasi, sehingga zigot terdapat di antara kedua koloni yang mengadakan
perkawinan, antara lain pada anggota-anggota marga Mougeotia dan Zygnema.
Reproduksi seksual di Zygnematophyceae terjadi melalui proses yang disebut 
konjugasi . 

Di sini sel atau filamen dari jenis kelamin yang berlawanan berbaris, dan tabung
terbentuk di antara sel yang sesuai. Sel jantan kemudian menjadi amoeboid dan
merangkak melintasi betina, atau terkadang kedua sel merangkak ke dalam
tabung penghubung. 

Sel-sel tersebut kemudian bertemu dan bergabung membentuk zigot , yang


kemudian mengalami meiosis untuk menghasilkan sel atau filamen baru. Seperti
pada tumbuhan, hanya betina yang meneruskan kloroplasnya ke keturunannya.
Contoh spesiesnya:
Klasifikasi Zygnema
Filum : Charophyta
Kelas : Zygnematophyceae
Ordo : Zygnematales
Famili : Zygnemataceae
Genus : Zygnema
Spesie : Zygnema paucalis —SOMEONE FAMOUS
Ciri-Ciri zygnema

• Filamen yang tidak bercabang, sel pendek atau silinder


dengan ujung dinding yang rata,
• Thallus berwarna hijau (mengandung kloroplas),
• Kloroplas berbentuk seperti bintang,
• Bentuk seperti benang yang bersekat yang mampu
menghasilkan zygospora sebagai hasil dari
Plasmogami atau konjugasi (cara perkembangbiakan),
• Tidak memiliki organ pembiakan,
• Nukleusnya terletak ditengah sel dan jumlahnya satu,
• Zygospora yang terjadi bersifat diploid (n).
Trentrpohliophyceae
Karakteristik
● Kelas Trentepohliophyceae berbeda dari ganggang hijau lainnya dalam
struktur flagela (dalam gamet biflagellata dan di zoospora quadriflagellata).
● Siklus hidup diplohaplontik
● bagian tegak berkembang lebih baik daripada piringan berbaring;
● apikal: Spora Trentepohlia mampu membelah diri di air. Pada musim hujan,
alga Trentepohlia melepaskan sporanya lewat udara yang lalu tertiup angin.
● bioindikator untuk kualitas udara.
● Kehadiran polihidroksialkohol juga merupakan ciri khas dan cara pembelahan
sel juga berbeda. Van den Hoek dkk. (1995) memberikan penjelasan yang baik
tentang fitur-fitur ini.
Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Filum: Chlorophyta - ganggang hijau
Kelas: Trentepohliophyceae
Ordo: Trentepohliales

Kelas ini berisi satu ordo, Trentepohliales, dan empat genera, termasuk Trentepohlia.
Genera terkait adalah Phycopeltis, Printzina dan Cephaleuros, yang semuanya tumbuh
terutama pada daun di bagian dunia yang lebih hangat dan lebih lembab, meskipun ada
catatan masing-masing dari Kepulauan Inggris. Spesies Cephaleuros dapat menjadi
parasit dan menyebabkan kerusakan ekonomi yang cukup besar pada tanaman tropis
(kakao, teh, dll.).
Trentepohlia
● Spesies yang hidup bebas sebagian besar berwarna kuning hingga oranye terang
atau merah-coklat, karena pigmen oranye, hematokrom (β-karoten), yang biasanya
menyembunyikan warna hijau dari klorofil.
● Genusnya terestrial, umumnya pada bebatuan, dinding, kulit pohon dan, terutama di
daerah tropis, pada permukaan daun. Hematokrom tidak diragukan lagi melindungi
klorofil alga di habitat subaerial. Trentepohlia juga merupakan simbion fotosintesis
yang tersebar luas (photobiont) di lumut.
● Tersebar di daerah tropis dan daerah subtropis. Memiliki distribusi yang sangat luas
dan juga umum di daerah beriklim sedang (Natal, Afrika Selatan, India dan
tetangganya, Burma, Malaysia, Indonesia, Queensland, Australia, Papua Nugini, dan
Amerika Serikat bagian tenggara)
• T. aurea (L.) Martius, bentuk mencolok, oranye terang, bantal kecil pada permukaan batu dan kadang-
kadang pada batang pohon (terutama Quercus (oak)).
• Paling umum di daerah basah, distrik barat dan di daerah dataran tinggi, dan lebih menyukai substrat
yang kaya kapur.
• Berserabut, dengan filamen merayap dan tegak. Filamen yang merayap menghasilkan gametangia;
filamen udara menghasilkan sporangia (tidak diilustrasikan di sini). T. aurea dikenali dari filamen udaranya
yang berdiameter 10-20 µm dan dalam filamen yang tidak dibatasi pada sambungan sel.
• Kloroplasnya kecil, diskoid (pada spesies ini, seperti pita pada spesies lain) dan tidak memiliki pyrenoid.
Seperti yang terlihat di bawah
• hematokrom membuat kloroplas tampak oranye atau coklat di bawah mikroskop dan mereka
tersembunyi di antara tetesan hematokrom itu sendiri.
• Filamen udara diakhiri dengan sel capping. Dinding selnya lamellate (berlapis).
• merupakan koloni epifit dari cyanobacterium, Gloeocapsa.

Contoh: Trentepohlia aurea


SISTEM REPRODUKSI
Ada dua jenis struktur reproduksi yang diketahui: zoosporangia (yang
memiliki ciri morfologi unik untuk ordo ini) dan gametangia. Di
Trentepohlia struktur ini terjadi pada individu yang terpisah, dan
pandangan tradisional adalah bahwa riwayat hidup terdiri dari
pergantian isomorfik dari sporofit diploid yang menghasilkan meiospora
quadriflagellata dan gametofit haploid yang menghasilkan gamet
biflagelata, yang berfusi secara isogami. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa gamet biflagellata diduga mampu berkecambah
dan menghasilkan thalli baru tanpa menyatu secara seksual. Sangat
sedikit penelitian yang tampaknya telah meneliti secara rinci fenologi
reproduksi populasi alami dengan pengumpulan yang berulang dari
waktu ke waktu
klepsormidiophyceae
KARAKTERISTIK
● Heterotrich;
● bagian berbaring membentuk cakram, bagian tegak direduksi menjadi
rambut dengan kerah basal;
● oogami.
● Siklus hidup haplontik
● Klebsormidiophyceae berbentuk filamen bercabang atau tidak
bercabang atau coccoid
Klasifikasi

Kingdom: Plantae
Filum: Charophyta
Kelas: Klebsormidiophyceae
Ordo: Klebsormidiales

Klebsormidium, Chlorokybus, Chaetosphaeridium, Coleochaete,


Stichococcus, dan Raphidonema merupakan genus yang masuk dalam
kelas ini
Klepsormidium

● Alga karofitik Klebsormidium biasanya terdiri dari filamen


multiseluler dan tidak bercabang tanpa sel yang berdiferensiasi atau
khusus. Sehingga memiliki bentuk tubuh primitif
● beradaptasi di darat juga dapat bertahan hidup di air.
• habitat umum di air tawar tetapi juga terjadi di banyak habitat subaerial termasuk
kerak gurun, dinding di perkotaan, dan rembesan air tawar (Tanah lempung beriklim
sedang di ladang bit, dekat Niederkruechten, Lower Saxony, Jerman; habitat air
tawar di bekas Uni Soviet)
• Ganggang karofitik Klebsormidium nitens strain NIES-2285(sebelumnya dikenal
sebagai K. flaccidum) biasanya terdiri dari filamen multiseluler dan tidak bercabang
tanpa sel yang berdiferensiasi atau khusus.Setiap sel memiliki kloroplas besar yang
terletak di dinding sel (kloroplas parietal). pyrenoid dikelilingi oleh beberapa butir
pati.
• Kloroplas seperti piring atau seperti pita;
• reproduksi seksual dengan isogami.
• Tanpa selubung agar-agar;
• filamen terdiri dari banyak sel; tidak ada rhizoid (Ilustrasi Alga Air Tawar Jepang,
1977).
• badan sel berbentuk silinder atau agak membengkak ke samping, panjang 6-12 μm,
lebar 8-12 μm;
• satu lempengan kloroplas,
• parietal menutupi setengah dari dinding sel, dengan pirenoid
Contoh: Klebsormidium flaccidum
SISTEM REPRODUKSI
● berkembang biak dengan fragmentasi
filamen dan pelepasan (mungkin) zoospora
biflagellata
9. Kelas Charophyceae

Deskripsi

Kelas Charophyceae, berdasarkan karakteristik subseluler, dianggap


sebagai kelompok terdekat dari organisme nenek moyang untuk
semua tumbuhan terestrial dan sekunder air (embryophytes), dan
hubungan antara Chlorophyceae (ganggang hijau) dan Bryophytes
non-vaskular (lumut). Kelompok ini mencakup tiga ordo,
Zygnematales (desmids), Charales ( Chara, Nitella ), dan
Coleochaetales (Coleohaete)
Karakteristik :
Kelas Charophyceae
• Tubuhnya makrokopis
• Bersifat autotrof
• Sel-selnya memiliki dinding selulosa, klorofil a dan b dan zat tepung sebagai
hasil aslimilasi dan merupakan cadangan makanan
• Thallus berbuku-buku dan ruas yang panjang dan cabang yang tersusun
berkarang .
• thallus terdiri dari rizoid basal, dengan sumbu tegak terdiri dari ruas dan node
bergantian.
• Siklus hidup Charophyceae ialah dengan haplontik
• Perkembangan seksualnya dengan oogami
• Dijumpai rizoid berbentuk benang bercabang, untuk melekat pada substrat
yang tidak keras seperti pasir, lumpur, dahan-dahan yang lapuk.
• Karena sifatnya sebagai pembentuk kapur, maka penting peranannya dalam
pembentukan tanah-tanah kapur.
Reproduksi Charophyceae
• Alat pembiakan seksual berupa anteridium dan oogonium
• Kemudian anteridium menghasilkan sperma sedangkan oogonium menghasilkan
sel telur
• Ujung benang selubung oogonium berbentuk mahkota sebagai celah masuknya
spermatozoid
• Setelah itu terjadi pembuahan yang akan menghasilkan zigot
• Pada perkecambahan zigot terjadi pembelahan reduksi dan terjadilah 4 inti
haploid
• Dari 4 inti haploid ini 3 dianatanya akan mengalami degenerasi sehingga dari satu
zigot hanya tumbuh satu saja.
Habitat
• Charophytes terutama adalah tanaman air tawar, tetapi
kadang-kadang melimpah di daerah payau.
• Alga ini dapat hidup di perairan dangkal hingga peraiaran
dengan kedalaman 10 m selama tingkat cahaya dan
oksigen memadai.
• Rhizoidnya biasanya tertanam di substrat berpasir.
Contoh : Chara
• Hidup di air tawar
• Bentuk thallus nya seperti tumbuhan tinggi
• Chara berkembangbiak secara generatif. Ganggang ini bersifat hetrotalus.
Oogonium dan anteridium terdapat pada ruas-ruas tubuh yang mirip
batang. Masing-masing gametagonium menghasilkan sel telur dan sel
sperma. Hasil pembuahannya adalah zigot. Inti zigota akan membelah
secara meiosis dan menghasilkan zigospora. Setelah masak, zigospora akan
lepas dari induknya. Di tempat yang sesuai, zigospora tumbuh menjadi
Chara baru.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Charophcyae
Ordo : Charales
Genus : Chara
Spesies : Chara fragilis
10. Kelas Dasycladophyceae
• Dasycaldophyceae merupakan jenis alga bersel satu atau tunggal
• Dasycladophyceae adalah salah satu dari keluarga gangang hijau dari
ordo dasyclades
• Bersifat autotrof
• Siklus hidup Dasycladophyceae secara haplontik
• Dasycladophyceae memiliki thallus sifonus
• Habitat mereka pada substrat di perairan laut hangat yang dakal.

Acetabularia acetabulum
Jurnal
Identifikasi Mikroalga dari Divisi Chlorophyta di Waduk Sumber Air
Jaya Dusun Krebet Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang

ABSTRACT
Reservoir is a water puddle created by humans by damming up the river and the water is
stored with multiple destinations, such as for drinking, such as for drinking water,
hydropower, flood control and many more. In addition there are fish and aquatic plants, in
the reservoir also found other microorganisms which is phytoplankton that are mostly a
member of the division Chlorophyta (green algae). Chlorophyta are the largest group of
vegetation algae, this algae has a green clear color as in higher plants because it contains the
pigment chlorophyll a and chlorophyll b more dominant. Species of the division
Chlorophyta found in several posts in the Sumber Air Jaya reservoir are Spirogyra sp.,
Ulothrix sp., and Closterium sp. with different characteristics of each species.
Daftar pustaka

• Syarif. 2009. Criptogamae. Jakarta: Erlangga


• Jorge, H.C.. tanpa tahun. Genus Bryopsis J.V. Lamouroux. Diakses melalui
http://www.thereeftank.com/mabma/genus_bryopsis.html pada tanggal 24 September 2020
• Graham, LE, and LW Wilcox 2000. Algae . Prentice Hall, Upper Saddle River, NJ.
• McCourt, Richard M. et. All. (2017). Charophyceae (Charales). Springer International
Publishing, 165—183
• Hook, Van Den C , D.G . Mann and H.M. Jahns. (1995). Algae : Introduction To Phycology. New
York : Cambridge University Press
DAFTAR PUSTAKA
● Barsanti, L., and Gualtieri, P., Algae Anatomy, Biochemistry and Biotechnology Second
Edition. Taylor & Francis Group, the academic division of T&F Informa plc. 2006.
● Not, F., Latasa, M., Marie, D., Cariou, T., Vaulot, D., & Simon, N. (2004). A single
species, Micromonas pusilla (Prasinophyceae), dominates the eukaryotic picoplankton
in the Western English Channel. Applied and Environmental Microbiology, 70(7), 4064-
4072.
● biologydiscussion.com. Chlorophyceae: Occurrence, Characteristics and Classification.
Diakses pada 24 September 2020 dari https://
www.biologydiscussion.com/algae/chlorophyceae-occurrence-characteristics-and-class
ification/
● plantscience4u.com. Main Characteristics of Class Chloropycheae (Green Algae).
Diakses pada 24 September 2020 dari https://
www.plantscience4u.com/2014/04/main-characteristics-of-class.html.
DAFTAR PUSTAKA
● Sciencedirect.com. Prasinophyceae. Diakses pada 24 September 2020 dari https://
www.sciencedirect.com/topics/agricultural-and-biological-sciences/prasinophyceae
● Shigen.nig.ac.jp. Chloropycheae. Diakses pada 24 September 2020 dari http://
shigen.nig.ac.jp/algae_tree/Chlorophyceae
● Juliet Brodie, Jane Lewis,Unraveling the algae;the past, present, and future of algal
systematics, CRC Press, New York, 2007.
● http://www.bioref.lastdragon.org/Chlorophyta/Trentepohlia.html
● https
://www.researchgate.net/publication/238636690_Taxonomy_and_distribution_of_Trente
pohlia_and_Printzina_Trentepohliales_Chlorophyta_in_the_Hawaiian_Islands

Anda mungkin juga menyukai