Anda di halaman 1dari 66

Phaeophyta &

Rhodophyta
Taksonomi Monera dan Protista
Kelompok 4

1. A1C420004 Zahra Indamaulani


2. A1C420027 Yuni Putri Yulliyawati
3. A1C420039 Aie Yulia Shabangkit
4. A1C420088 Dina Esty Nursafitri
5. A1C420090 Rejil Kholiq Pranata
Phaeophyta
Phaeophyta adalah salah satu
ganggang yang tersusun atas zat warna atau
pigmentasinya. Phaeophyta ini berwarna coklat
karena mengandung pigmen xantofil. Bentuk
tubuhnya seperti tumbuhan tinggi. Ganggang
coklat ini mempunyai talus (tidak ada bagian akar,
batang dan daun), terbesar diantara semua
ganggang ukuran talusnya mulai dari mikroskopik
sampai makroskopik kebanyakan bersifat autotrof.
Ciri – ciri Phaeophyta
• Tersusun atas zat warna atau pigmen xantofil
• Kebanyakan bersifat autotrof.
• Bentuk tubuhnya seperti tumbuhan tinggi, mempunyai talus (tidak ada bagian akar, batang
dan daun) dimana ukuran tulusnya mulai dari makroskopik.
• Sel vegetatif mengandung kloroplas berbentuk bulat panjang, seperti pita, mengandung
klorofil serta xantofil.
• Talus yang multiseluler yang berbentuk filamen yang dapat mencapai beberapa puluh
meter, terutama jenis-jenis yang hidup didaerah beriklim dingin.
Ciri – ciri Phaeophyta
• Dinding sel mengandung selulose dan asam alginat.
• Cadangan makanan berupa laminarin dan manitol.
• Adanya sebuah flagel cambuk dan pada gamet jantan berflagel dua.
• Alga/ganggang coklat ini umumnya tinggal di laut yang agak dingin dan sedang.
• Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan oleh zoospora Perkembanganbiakan seksual
dilakukan secara isogamet, anisogamet.
Habitat Phaeophyta
• Alga/ganggang coklat ini umumnya tinggal di laut yang agak dingin dan sedang (melimpah
di laut Sargasso)
• Talus dapat mencapai ukuran besar dan sangat berbeda bentuknya
• Biasanya melekat pada batu-batuan dengan alat pelekat (semacam akar).
• Ada yang hidup sebagai epifit pada talus lain tetapi ada juga yang hidup sebagai endofit.
Daur hidup Phaeophyta
• Tipe Isomorfik, pada tipe ini gametofit dan sporofit mempunyai bentuk dan ukuran yang
relatif sama satu sama lain.
• Tipe Heteromorfik, pada tipe ini sporofit berkembang dengan baik dan berukuran
makroskopik, sedangkan gametofitnya berukuran mikroskopik.
• Tipe Diplontik, tipe ini tidak menunjukkan adanya pergolongan keturunan. Siklus hidupnya
bersifat diplontik. Fase haploid hanya terdapat pada gametnya.
Golongan Phaeophyta berdasarkan pergiliran keturunan

Golongan Isogeneratae yaitu golongan


tumbuhan yang memiliki pergiliran keturuan
isomorf. Sporofit dan gametofit mempunyai
bentuk dan ukuran yang sama secara
morfologi. Contoh Ectocarpus
Golongan Phaeophyta berdasarkan pergiliran keturunan

Golongan Heterogenerate yaitu golongan


tumbuhan yang memiliki pergiliran keturunan
yang heteromorf. Sporofit dan gametofitnya
berbeda secara morfologi maupun
sitologinya. Contohya Laminaria
Golongan Phaeophyta berdasarkan pergiliran keturunan

Golongan cylosporae yaitu golongan


tumbuhan yang tidak memiliki pergiliran
keturunan. Contohnya Fucus
Diagram yang menunjukkan perkembangan berbagai jenis makrosporangia ditemukan di
antara Fucales. A. Jenis Fucus. B. Jenis Ascophyllum. C. Tipe Pelvetia.
D. Jenis Hesperophycua. E. Tipe Cystoseira. F. Tipe Sargassum
Phaeophyta
Kelas Isogeneratae Kelas Heterogeneratae Kelas Cyclosporeae

• Ordo Ectocarpales Subkelas Haplostichineae


• Ordo Sphacelariales • Ordo Chordariales
• Ordo Tilopteridales • Ordo Sporochnales
• Ordo Cutleriales • Ordo Desmarestiales
• Ordo Dictyotales Subkelas Polystichineae
• Ordo Punctariales
• Ordo Dictyosiphonales
• Ordo Laminariales
Kelas Isogeneratae
A. Ordo Ectocarpales

• Memiliki talus filamen bercabang di mana pembelahan sel tidak terlokalisasi.

• Organ reproduksi dapat ditanggung secara tunggal atau baris uniseriate

• Reproduksi dari hasil sporophyte baik zoospora atau spora netral

• Contohnya Ectocarpus cylindricus


Kelas Isogeneratae
Kingdom : Protista
Filum : Phaeophyta
Kelas : Isogeneratae
Ordo : Ectacorpales
Famili : Ectacorpaceae
Genus : Ectocarpus
Spesies : Ectocarpus cylindricus
Kelas Isogeneratae
B. Ordo Sphacelariales
• Jarang dijumpaidi sepanjang pantai baik Atlantik dan Pasifik
• Mencakup beberapa 15 genera dan 175 spesies, yang dikelompokkan ke dalam tiga atau
empat keluarga.
• Beberapa spesies memiliki rambut multicelluler di mana sel-sel tersebut diatur dalam baris
uniseriate
• Sphacelariales memiliki pergantian isomorfik generasi dan thalli di mana pertumbuhan
dimulai oleh sel apikal tunggal yang memotong derivatif silinder wajah posteriornya
Kelas Isogeneratae
Kingdom : Protista
Filum : Phaeophyta
Kelas : Isogeneratae
Ordo : Sphacelariales
Famili : Sphacelariceae
Genus : Halopteris
Spesies : Halopteris filicina
Kelas Isogeneratae
C. Ordo Tilopteridales
• Gametofit terlihat oogamous
• Talus dari Tilopteridales secara bebas dan
bercabang dengan modus trichothallic
pertumbuhan
• Memiliki talus bebas dan bergantian bercabang di
mana bagian atas adalah monosiphonous dan
polysiphonous bagian bawah.
Tilopteridales
Kelas Isogeneratae
D. Ordo Cutleriales
• Pertumbuhan trikohthallik, sporangia yang unilokuler dan sel-sel kelamin jantan dan betina
ukurannya tidak sama (anisogamet)
• Cutleria mempunyai gametofit yang berbentuk pia yang bercabang menggarpu yang tidak
begitu teratur atau berbentuk seperti kipas
• Tiap rambut mempunyai daerah pertumbuhan yang letaknya interkalar
• Gametofit bersifat hereothallik
Kelas Isogeneratae
Kingdom : Protista
Filum : Phaeophyta
Kelas : Isogeneratae
Ordo : Cutleriales
Famili : Cutleriaceae
Genus : Cutleria
Spesies : Cutleria multifida
Kelas Heterogeneratae

E. Ordo Dictyotales
• Gametofit kebanyakan oogamous tetapi ada satu genus anisogamous.
• Dictyotales ditemukan di laut beriklim sedang dan tropis tetapi terjadi dalam kelimpahan
terbesar di perairan hangat dari daerah tropis. Di Pantai Atlantik Amerika Serikat,
pjctyotales ditemukan fron Beaufort, North Carolina, selatan, di Pantai Pasifik mereka
berkisar selatan dari Santa Barbaia, California
Kelas Isogeneratae
Kingdom : Protista
Filum : Phaeophyta
Kelas : Isogeneratae
Ordo : Dictyotales
Famili : Dictyotaceae
Genus : Cutleria
Spesies : Cutleria multifida
Kelas Heterogeneratae
• Merupakan golongan alga yang memiliki pergiliran keturunan heterotrof
• Memiliki sporofit dan gametofitnya berbeda secara morfologi maupun sitologinya
• Memiliki pergantian heteromorphic sporofit selalu lebih besar dari gametofit
• Sporofit umumnya makroskopis dan mempunyai bentuk tertentu, gametofitnya bersigat
mikroskopis dan selalu berfilamen
• Sporofit Heterogeneratae dapat menghasilkan zoospora atau spora Netra
• Reproduksi gametofitnya berupa isogami atau oogami
Kelas Heterogeneratae
Subkelas Haplotichineae
• Sporofit dari Haplostichineae adalah trichothallic
• Terdiri dari filamen yang kemungkinan bebas satu sama lain, terjalin satu sama lain, atau
sangat padat sehingga thallus tampaknya menjadi parenkim
• Sporofit dapat menghasilkan sporangia netral atau uniclocular. Gametorifnya selalu
berfilamen mikroskopis
Kelas Heterogeneratae
A. Ordo Chordariales
• Termasuk Haplostichineae, karena pada filamens porophyte bercabang tidak nyata dan
dipadatkan menjadi thalus pseudoparenkimatik
• Mengandung dominan fukosantin yang memberi warna cokelat yang mampu menurupi
pigmen klorofil lainya
• Pada golongan Thallusnya berbentuk seperti serabut
• Memiliki akar, batang dan daun
• Sebagian besar memiliki sporafitik yang biasanya berfungsi dalam pembentukan jaringan
parenkim atau jaringan dasar
Kelas Heterogeneratae
Kingdom : Protista
Filum : Phaeohyta
Kelas : Heterogeneratae
Subkelas : Haplostichineae
Ordo : Chordariales
Famili : Chordariaceae
Genus : Leathesia
Spesies : Leathesia marina
Kelas Heterogeneratae
B. Ordo Sporochnales
• Sporochnales memiliki sporofit yang dimana masing-masing cabang berakhir dalam
seberkas rambut
• Pertumbuhannya adalah trichothallic
• Sporangia unilokular dan biasanya dalam kelompok padat
• Gametofitnya mikroskopis dan oogami
• Terdapat 6 Genus dan sekitar 25 spesies
• Ditemukan di laut hangat dan sedang, terutama di perairan wilayah Australia
Kelas Heterogeneratae
Kingdom : Protista
Filum : Phaeohyta
Kelas : Heterogeneratae
Subkelas : Haplostichineae
Ordo : Sporochnales
Famili : Sporochnaceae
Genus : Sporochnus
Spesies : Sporochnus pedunculatus
Kelas Heterogeneratae
C. Ordo Desmarestiales
• Thallus dari Desmarestiales memiliki filamen tunggal pada setiap puncak tumbuhnya
• Gametofit adalah mikroskopis dan oogami
• Memiliki dua pusar distribusi yaitu di utara Atlantik dan perairan utara Pasifik sebagai
kontras dengan Antartika dan wilayah sekitarnya
Kelas Heterogeneratae
Kingdom : Protista
Filum : Phaeohyta
Kelas : Heterogeneratae
Subkelas : Haplostichineae
Ordo : Desmarestiales
Famili : Desmarestiaceae
Genus : Desmarestia
Spesies : Desmarestia herbacea
Kelas Heterogeneratae
Subkelas Polystichineae
• Sporophyta dari subkelas ini memiliki thalli parenchymatous di mana pertumbuhan adalah
dengan pembagian sel kabisat.
• Sporophyte A dapat menghasilkan baik zoospora atau spora netral. Gametofit yang
mikroskopis, filamentaous, dan baik isogamous, anisogamous, atau oogamous.
Kelas Heterogeneratae
A. Ordo Punctariales
• Merupakan kumpulan yang tidak begitu jelas
• Sporofit berukuran sedang
• Memiliki parenkim
• Tumbuh dengan cara pembelahan sel interkalar
• Sporofit dapat menghasilkan zoosporan atau spora netral
• Gametofit berupa filamen mikroskopis yang mungkin bereproduksi melalui isogami
ataupun anisogami
Kelas Heterogeneratae
Kingdom : Protista
Divisi : Phaeophyta
Class : Phaeophyceae
Ordo : Punctariales
Famili : Chordariaceae
Genus : Soranthera
Spesies : Soranthera ulvoidea
Kelas Heterogeneratae
B. Ordo Dictyosiphonales
• Thallus silindris bercabang banyak yang pertumbuhannya di prakarsai oleh satu sel apikal
(tunggal)
• Sporofitnya biasanya menghasilkan sporangia unilokular saja
• Gametofit bersifat mikroskopis dan bereproduksi secara isogami
• Hanya ada satu Famili yaitu Dictysiphonaceae dengan 4 genus dan 15 spesies
Kelas Heterogeneratae
Kingdom : Protista
Divisi : Phaeophyta
Class : Phaeophyceae
Ordo : Dictyosiphonales
Famili : Dictysiphonaceae
Genus : Dictyosiphon
Spesies : Dictyosiphon foeniculace
Kelas Heterogeneratae
C. Ordo Laminariales
• Kebanyakan anggota ordo ini memiliki sporofit eksternal dan dibedakan menjadi holdfast,
stipe dan blade
• Pertumbuhannya karena terdapat daerah meristematik interkalar dan biasanya terletak
diantara stipe dan bilah
• Sporofit hanya menghasilkan sporangia unilokular, yang terletak di sori yang luas
ditanggung pada bilah
• Beberapa genera memiliki sori yang terbatas pada spesial bilah (sporofil).
Kelas Heterogeneratae
Kingdom : Protista
Divisi : Phaeophyta
Class : Phaeophyceae
Ordo : Laminariales
Famili : Laminariaceae
Genus : Macrocystis
Spesies : Macrocystis pyrifera
Kelas Cyclosporeae
• Cyclosporeae ini memiliki siklus hidup yang di dalamnya tidak ada pergantian hidup
bebas generasi multiseluler
• Talusnya adalah sporophyte, dan satu dengan spora yang dihasilkan oleh fungsi
unilokular sporangia secara langsung sebagai gamet
• Terdiri atas 32 Genus dan 325 Spesies
• Selnya membentuk alat kelamin yang disebut konseptakel jantan dan konseptakel betina.
• Di dalam konseptakel jantan terdapat Anteridium dan di dalam konseptakel betina
terdapat oogonium yang menghasilkan ovum
Peranan Phaeophyta
• Macrocytis pyrifers menghasilkan iodine (unsur yang dapat digunakan untuk mencegah
penyakit gondok)
• Macrocytis juga dibuat sebagai makanan suplemen untuk hewan ternak karena kaya
komponen Na, P, N, Ca
• Asam Alginat yang dihasilkan biasanya digunakan sebagai pengental pada produk makanan,
serta pengentalan dalam industri dan pengentalan produk kecantikan
• Dapat digunakan sebagai pupuk organik karena mengandung bahan-bahan mineral
02
RHODOPHYTA
CIRI-CIRI RHODOPHYTA
1. Mengandung kloroplas berisi fikoeretrin lebih banyak dibandingkan klorofil, mengandung
karotenoid, sedikit fikosianin.
2. Hidup di air laut, Hidup sebagai bentos.
3. Hasil asimilasi: tepung floride, floridosida & tetes minyak. Kadang terdapat pirenoid.
4. Melekat pada substrat dengan benang atau cakram pelekat.
5. Bersifat autotrof dan ada juga yang heterotrof. Yang heterotrof tidak berkromatofora dan
hidup sebagai parasit pada ganggang lain.
6. Tidak menghasilkan gamet yang motil.
7. Dinding sel ganggang merah terdiri atas selulosa dan pektin berlendir.
8. Reproduksi aseksual dengan spora, dan seksual dengan cara oogami. Spora atau gamet
tidak berflagel, sehingga tidak dapat bergerak aktif.
HABITAT RHODOPHYTA
• Sebagian besar alga merah (Rhodophyta) hidup di laut dan Sebagian kecil
hidup di air tawar yang dingin dengan aliran deras dan banyak oksigen.
Selain itu ada juga yang hidup di air payau. Alga merah (Rhodophyta) yang
banyak ditemukan di laut dalam adalah Gelidium dan Gracilaria, sedangkan
Euchema spinosum menyukai laut dangkal.
• Rhodophyta yang ada di habitat air tawar dan tanah adalah spesies dari
genus Audouinella, Bangia, Batrachospermum, Chroodactylon,
Hildenbrandia, Lemanea dan Porphyridium.
• Habitat di air laut maupun air tawar: Beberapa genus, misalnya Bangia,
Bostrychia dan Hildenbrandia
REPRODUKSI RHODOPHYTA
• Reproduksi aseksual dengan pembentukan spora yang tidak berflagel (non
motil).
• Reproduksi seksual melalui peleburan antara spermatozoid dan ovum
menghasilkan zigot. Zigot tumbuh menjadi ganggang merah. Mengalami
pergiliran generasi (heteromorfik)
KLASIFIKASI RHODOPHYTA
`Nemalionales

BANGIEAE Gelidiales

RHODOPHYTA

FLORIDEAE Gigartinales Cryptonemiales

Rhodymeniales

Ceramiales
1. Bangieae

• Talus berbentuk benang, cakram atau pita • Dalam golongan ini termasuk suku
Bangiaceae yang membawahi antara lain
dengan tidak ada percabangan yang beraturan.
ganggang tanah Porphyridium cruentum.
Perkembangbiakan secara vegetatif dengan
monospora yang dapat memperlihatkan gerak
ameboid. Pembiakan secara seksual dengan
oogami.
2. Florideae
• Talus masih ada yang sederhana, tapi • Pada Florideae lainnya terdapat pergiliran
umumnya hampir selalu bercabang- antara 3 keturunan dalam daur hidupnya
cabang dengan beraturan, Percabangan yaitu :
menyirip 1. gametofit yang haploid
2. karposporofit yang diploid
3. tetrasporofit yang habitusnya menyerupai
gametofit.
Florideae dibagi menjadi beberapa Ordo diantaranya
adalah :
1. Ordo Nemalionales
• Nemalionales berbeda dari semua Florideae lainnya karena tidak memiliki generasi tetrasporofit .
Hampir semua genera memiliki carpospora phyte yang berkembang dari carpogonium, tetapi ada
genera’ yang di dalamnya terdapat sel pembantu.
• Satu spesies tampaknya mengalami penundaan meiosis. Sampai saat terbentuknya karpospora ;
semua yang lain memilikinya segera setelah penyatuan gamet. Ordo tersebut berisi sekitar 35
genera dan 250 spesies. Ini telah dibagi menjadi tujuh keluarga.
• Nemalion adalah musim panas laut tahunan yang tumbuh di zona midlittoral. Penyebarannya agak
terlokalisir, tetapi biasanya terdapat banyak individu di stasiun-stasiun di mana ia tumbuh. Tubuh
tanaman berbentuk silindris, bercabang sedikit hingga banyak, tekstur seperti agar-agar, dan
berwarna coklat kemerahan.
Didalamnya termasuk suku Helminthocladiaceae yang antara lain
Bonnemaisonia hamifera

Kingdom : Archaeplastida
Divisi : Rhodophyta
Kelas : Florideophyceae
Ordo : Bonnemaisoniales
Famili : Helminthocladiaceae
Genus : Bonnemaisoniaceae
Spesies : Bonnemaisonia hamifera
2. Ordo Gelidiales
• Didalamnya termasuk suku Gelidiaceae, misalnya Gelidium cartilagineum dan
Gelidium lichenoides, terkenal sebagai penghasil agar-agar.
• Gelidiales adalah satu-satunya Florideae tetrasporophytic dimana
carposporophyte berkembang langsung dari carpogonium.
• Genus jenis , Gelidium , adalah alga laut yang tersebar luas dengan banyak
spesies, disebut abadi, karena di mana tunas baru berkembang biak dari
bagian basal bertahan setiap musim tanam.
• Thallus berbentuk silindris atau pipih, bercabang menyirip, dan memiliki
konsistensi yang keras. Pada banyak spesies, anak cabang membengkok
menjauh dari porosnya dengan gaya genikulatum dan menyempit di bagian
basal.
• Thalli dari Gelidium memiliki satu sel apikal di setiap puncak cabang. Derivat
yang terpotong pada permukaan posterior sel apikal matang menjadi filamen
aksial tunggal bagian dewasa. Sel - sel dari filamen aksial , satu atau dua
bagian belakang dari sel apikal , memotong empat sel perisentral yang
tersusun secara kuadrat dan masing - masing menghasilkan cabang pendek
filamen lateral . Ujung filamen lateral ini dipadatkan ke dalam jaringan
pseudoparenchymatous yang membentuk permukaan thallus.
Kingdom : Plantae
Divisi : Rodophyta
Kelas : Florideophycea
Ordo : Gelidiales
Famili : Gelidiaceae
Genus : Gelidium
Spesies : Gelidium cartilagineum
3. Ordo Gigartinales
• Kebanyakan terdiri atas ganggang laut. Yang terpenting
ialah suku Gigartinaceae dengan dua marganya yang
menghasilkan bahan yang berguna, ialah Gigartina
mamillosa, penghasil karagen atau lumut Islandia yang
berguna sebagai bahan obat.
• Gigartinales adalah satu-satunya Florideae tetrasporofit
yang sel tambahannya adalah sel vegetatif gametofit.
• Dalam beberapa genera, sel bantu adalah sel
pendukung cabang karpogonial; di genera lain itu
A. Thallus .
terletak pada filamen vegetatif yang jauh dari filamen
B. potongan vertikal bagian vegetatif thallus .
karpogonial.
C. C-D, bagian vertikal dari tetrasporophytes dengan
sangat muda. Dan tetrasporangia dewasa.
Kingdom : Archaeplastida
Divisi : Thallophyta
Kelas : Rhodopyceae
Ordo : Gigartinales
Famili : Gigartinaceae
Genus : Gigartina
Spesies : Gigartina mamilosa
4. Ordo Rhodymeniales

• Rhodymeniales adalah Florideae tetrasporophytic di mana sel tambahan adalah sel khusus dibedakan sebelum
pembuahan. Ini adalah anggota terminal dari filamen bersel dua ditanggung pada sel pendukung dari filamen
karpogonial.
• Beberapa genera memiliki sel pendukung yang menghasilkan dua filamen, yang masing-masing berakhir pada
sel tambahan. Urutannya mencakup sekitar 25 genera dan 130 spesies.
• Ini ditempatkan dalam dua keluarga. Gastroclonium memiliki tiga spesies, salah satunya, G. Coulteri, ditemukan
di sepanjang pantai barat Amerika Serikat. Spesies yang paling terkenal, G. ovale .
• Gas troclonium adalah alga abadi dengan thallus silindris tegak yang bercabang tidak beraturan atau dikotomis
dan dengan apeks cabang membulat lebar
Gastroelanium Coulteri (Harv.) Kylin.
A, talus.
B , bagian vertikal diagramatis dari puncak thallus
• Bagian bawah talus padat; bagian atas berongga dan secara melintang terbagi menjadi rongga-rongga
berbentuk tong oleh septa setebal satu sel.
• Puncak cabang memiliki cincin sekitar 15 sel apikal. Filamen aksial memanjang, memotong posterior
ke inisial apikal, terletak di sebuah lubang. Silinder bukannya dalam silinder padat seperti di
kebanyakan Florideae multiaksial lainnya.
• Setiap sel dari filamen aksial memiliki filamen lateral yang pendek dan padat. Pada wajah luarnya.
Mereka bercabang ke luar dan memadat menjadi jaringan pseudoparenchymatous yang mengelilingi
bagian tengah. Rongga bagian talus yang matang
• Pemisahan rongga sentral disebabkan oleh perkembangan filamen horizontal
Kingdom : Plantae
Divisi : Rodophyta
Kelas : Florideophyceae
Ordo : Rhodymeniales
Famili : Champiaceae
Genus : Gastroclonium
Spesies : Gastroelanium Coulteri (Harv.) Kylin
5. Ordo Ceramiales

• Dalam bangsa ini termasuk antara lain suku Ceramiaceae di dalamnya. Contoh jenis
ganggang yang tergolong dalam suku ini ialah Callithamnion corymbosum.
• Ceramiales adalah satu-satunya Floridcae tetrasporophytic di mana sel tambahan terbentuk
setelah pembuahan. Sel bantu selalu ditanggung langsung pada sel pendukung dari filamen
karpogonial. Urutannya mencakup sekitar 160 genera dan 900 spesies. Ini dibagi menjadi
tiga keluarga.
• Polyphonia adalah salah satu dari sedikit genera di mana telah terjadi demonstrasi bahwa
karpospora tumbuh menjadi tetrasporofit dan tetraspora tumbuh menjadi gametofit.
Perilaku nuklir di seluruh siklus hidup juga diketahui secara pasti. Polysiphonia adalah alga
yang sangat umum di sepanjang Pantai Atlantik negara ini, dan beberapa spesies tumbuh
melimpah pada Fucaceae dari zona pesisir atas.
• .-A-B, Polysiphonia flexicaulis Harv. A , tampilan
permukaan puncak tumbuh .
• B. bagian vertikal daerah dewasa.
• C-D, Polysiphonia sp. C , bagian optik dari trikoblas
subur dengan sel induk spermatangial (yang
mengandung spermatangia)
• D. tampilan permukaan trikoblas spermatangial yang
subur .
Kingdom : Plantae
Divisi : Rodophyta
Kelas : Florideophyceae
Ordo : Ceramiales
Famili : Rhodomelaceae
Genus : Polysiphonia
Spesies : Polysiphonia flexicaulis
6. Ordo Cryptonemiales

• Cryptonemiales adalah satu-satunya Florideae tetrasporophytic dengan sel tambahan ditanggung dalam
filamen khusus dari gametofit. Filamen yang memproduksi sel pembantu sangat berbeda dari filamen
vegetatif.
• Ordo tersebut berisi sekitar 85 genera dan 650 spesies. Mereka telah dibagi menjadi sembilan keluarga,
berbeda satu sama lain dalam posisi sel tambahan, dalam struktur thallus, dan dalam struktur
karposporofit.
• Filamen dengan sel tambahan menyerupai filamen karpogonial karena selnya kekurangan kromatofor yang
padat berisi protoplasma. Dengan demikian mereka tampak seperti filamen karpogonial yang dimodifikasi.
Namun , Karpogonium dan sel bantu tidak dapat dianggap homolog , karena yang pertama selalu dalam
posisi terminal dan yang terakhir selalu kabisat .
Cryptosiphonia adalah genus laut yang hanya ditemukan di Samudra Pasifik. Ada dua spesies , salah satunya , C. Woodii
J.Ag. , tersebar luas di sepanjang pantai California . Thallus adalah sebuah silinder bercabang yang sedikit dikompresi
dengan sedikit cabang dengan banyak cabang kecil yang disusun secara menyirip pada cabang-cabang utama Ujung cabang
yang memiliki sel apikal tunggal.

Setiap sel aksial dipotong posterior ke sel apikal membentuk dua sel pericentral
yang terletak pada sudut 90 derajat satu sama lain. Pasangan sel perisentral yang
ditanggung oleh sel filamen aksial berturut-turut bergantian satu sama lain.
Setiap sel perisentral menimbulkan filamen di mana semua cabang sekunder
terletak berdekatan satu sama lain. Jadi, bagian dewasa dari thallus memiliki
jaringan pseudoparenchymatous luar yang mengelilingi jaringan dalam,
bercabang longgar dengan satu filamen aksial mencolok.
Cryptosiphonia Woodii J.G.Ag.
A , filamen karpogonial sebelum fusi karpogonium
dan sel perawat .
B. filamen karpogonial setelah peleburan
karpogonium dan sel induk , dan setelah pengiriman
oöblast .
C-D, filamen sel tambahan dengan carposporophytes
muda dan tua yang tumbuh dari sel tambahan.
Perhatikan bahwa karposporofit berkembang di sisi
sel tambahan yang menyatu.
Kingdom : Plantae
Divisi : Rodophyta
Kelas : Florideophyceae
Ordo : Gigartinales
Famili : Dumontiaceae
Genus : Cryptosiphonia
Spesies : Cryptosiphonia woodii
MANFAAT UMUM
1. Pembuatan agar-agar, misalnya dari bangsa Gelidiales marganya Gelidium, bangsa
Gigartinales marganya Gigartina, dan Agardhiella, Gracilaria serta Euchema.
2. Menghasilkan carragein, yaitu gel yang sering digunakan sebagai emulsifying agent
berperan dalam pembuatan gelatin,gula-gula, pasta gigi merupakan peran dari
bangsa Gigartinales yaitu Chodrus crispus 3.
3. Alga merah juga berperan dalam pembentukan terumbu karang, karena
mengeluarkan zat kapur
• Beberapa alga merah bermanfaat sebagai penyokong penting bagi batu karang tropis.
Ganggang merah merupakan bahan pangan penting di negara-negara Asia. Di Jepang
misalnya, alga merah dikeringkan dan digunakan dalam berberapa hidangan
masakan. Selain menghasilkan algin, ganggang merah juga menghasilkan karagenan
dan agar.
• Rhodophyta (alga merah) juga dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan karena
didalam alga merah ini mengandung bahan-bahan organik yaitu seperti kaya akan
vitamin A, C, B6, B12, zat besi, fluor serta sebagai sumber protein. Selain itu
bermanfaat juga dalam industri kosmetik sebagai bahan baku produk kecantikan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai