Disusun oleh :
Kelompok 3
1. Ade Azhari Rahmatuloh (1610816210002)
2. Denny Pradipta Hidayat (1610816310006)
3. Divany Ramadhani (1610814220005)
4. Hikmah (1610814320005)
5. Novelia Ananda Fitrila (1610814120011)
6. Nur Baity (1610814220021)
7. Syarifah Suci Maulina (1610814220024)
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya ,
Kami bisa menyelesaikan penulisan makalah ini dengan lancar.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memberikan materi dan pembahasan tentang Ragam
Bahasa Indonesia.
Kami selaku penulis berharap agar bisa membantu pembaca untuk lebih memahami
lagi tentang materi Ragam Bahasa Indonesia.
Namun demikian, Kami juga tidak luput dari kesalahan.Tentu saja dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan dalam penulisan dan pemilihan kata yang kurang tepat.
Dengan ini kami memohon maaf atas segala kekurangan dalam makalah ini. Harapan kami
semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.
Wassalamualaikum wr.wb.
Penulis
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui dan memahami tentang materi ragam bahasa Indonesia.
2. Mengetahui dan memahami bagaimana cara berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
3. Memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
1
BAB II
PEMBAHASAN
b. Ragam Lisan
Ragam lisan adalah bahasa yang dihasilkan dengan menggunakan alat ucap (organ of
speech) dengan fonem sebagai unsur dasar. Dalam ragam bahasa lisan ini kita berurusan
dengan lafal, kosakata, dan tata bahasa. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat
memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, mimik muka, gerakan tangan atau isyarat
untuk mengungkapkan ide.
Ciri-ciri ragam lisan :
Memerlukan orang kedua/teman bicara.
Tergantu kondisi, ruang, dan waktu.
Tidak perlu memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa
tubuh.
Berlangsung cepat.
3
Kelebihan ragam bahasa lisan yaitu :
Dapat disesuaikan dengan situasi.
Faktor efisiensi waktu.
Faktor kejelasan karena pembicara dapat menambahkan unsur lain berupa mimik muka
dan gerakan tubuh agar pendengar dapat mengerti apa yang disampaikan oleh
pembicara.
Faktor kecepatan, pembicara dapat melihat reaksi pendengar terhadap apa yang
dibicarakan.
Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian bahasa yang
dituturkan oleh penutur.
Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari informasi
audit, visual, dan kognitif.
Kelemahan ragam bahasa lisan yaitu :
Bahasa lisan berisikan kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-frase
sederhana.
Penutur sering mengulangi beberapa kalimat.
Tidak semua orang bisa menggunakan bahasa lisan.
Aturan-aturan bahasa yang dilakukan tidak formal.
b. Kosa kata
1. Ragam Bahasa Lisan
Saya sudah kasih tau hal itu kepada meraka.
Kakak lagi bikin denah buat pameran entar.
Pekerjaan itu agak mandek disebabkan karena keterlambatan dana yang diterima.
2. Ragam Bahasa Tulis
Saya sudah memberitahu hal itu kepada mereka.
Kakak sedang membuat denah untuk pameran nanti.
Pekerjaan itu agak mandek disebabkan oleh keterlambatan dana yang diterima.
4
c. Penggunaan Struktur Kalimat
1. Ragam Bahasa Lisan
Rencana ini saya sudah sampaikan kepada Direktur.
Karena terlalu banyak saran yang berbeda-beda sehingga ia makin bingung untuk
menyelesaikan pekerjaan itu.
2. Ragam Bahasa Tulis
Rencana ini sudah saya sampaikan kepada Direktur.
Karena terlalu banyak saran yang berbeda-beda, ia makin bingung untuk
menyelesaikan pekerjaan itu.
Dinamis artinya tidak statis, tidak kaku. Bahasa baku tidak menghendaki adanya bentuk
mati. Kata langganan mempunyai makna ganda, yaitu orang yang berlangganan dan toko
tempat berlangganan. Dalam hal ini, tokonya disebut langganan dan orang yang
berlangganan itu disebut pelanggan.
b) Cendekia
Ragam baku bersifat cendekia karena ragam baku dipakai pada tempat-tempat resmi.
Pewujud ragam baku ini adalah orang-orang yang terpelajar. Hal ini dimungkinkan oleh
pembinaan dan pengembangan bahasa lebih banyak melalui jalur pendidikan formal
(sekolah).
c) Seragam
Ragam baku bersifat seragam. Pada hakikatnya, proses pembakuan bahasa ialah proses
penyeragaman bahasa. Dengan kata lai, pembakuan bahasa adalah pencarian titik-titik
keseragaman.
5
Ragam baku mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
Tidak dipengaruhi bahasa daerah.
Tidak dipengaruhi bahasa asing.
Bukan merupakan ragam percakapan.
Pemakaian imbuhan secara eksplisit.
Pemakaian kata yang sesuai dengan konteks kalimat.
Tidak rancu (tidak terkontaminasi).
Tidak mengandung pleonasme.
Tidak mengandung hiperkorek.
Sedangkan ragam tidak baku adalah ragam bahasa yang tidak sesuai dengan kaidah
bahasa indonesia.
Berikut merupakan perbandingan antara ragam bahasa baku dan ragam bahasa tidak baku.
- saya - gue
Tidak di pengaruhi
1 - ibu - nyokap
bahasa daerah
- bertemu - ketemu
Tidak di pengaruhi
- kesempatan lain - lain kesempatan
2 bahasa bahasa
- kantor tempat - kantor di mana
asing
Pemakaian kata
yang sesuai - suka akan - suka dengan
5
dengan - disebabkan oleh - disebabkan karena
konteks kalimat
Tidak
- para tamu - para tamu-tamu
7 mengandung
- hadirin - para hadirin
pleonasme
- insaf - insyaf
- sah - syah
- syukur - sukur
- berkali-kali - berulang kali
- Surga - Syurga
- Pihak - Fihak
- -
mengesampingkan mengenyampingkan
Tidak - anggota - anggauta
8 mengandung - teladan - tauladan
Hiperkorek - sentosa - sentausa
- Saraf - Syaraf
- Disahkan - Disyahkan
- asas - azas
- hak asasi - hak azazi
- batin - bathin
- hadir - hadlir
- pasal - fatsal
- ijazah - izazah, ijasah
7
D. Ragam Sosial dan Ragam Fungsional
Ragam sosial adalah ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya didasarkan atas
kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil dalam masyarakat. Ragam
bahasa yang digunakan dalam keluarga atau persahabatan dua orang yang akrab dapat
merupakan ragam sosial tersendiri. Selain itu, ragam sosial tidak jarang dihubungkan dengan
tinggi atau rendahnya status kemasyarakatan lingkungan sosial yang bersangkutan. Dalam hal
ini, ragam baku nasional dapat pula berfungsi sebagai ragam sosial yang tinggi, sedangkan
ragam baku daerah atau ragam sosial yang lain merupakan ragam sosial dengan nilai
kemasyarakatan yang rendah.
Ragam fungsional, yang kadang-kadang disebut juga ragam profesional, adalah ragam
bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu
lainnya. Ragam fungsional juga dikaitkan dengan keresmian keadaan penggunaannya. Dalam
kenyataan, ragam fungsional menjelma sebagai bahasa Negara dan bahasa teknis keprofesian,
seperti bahasa dalam lingkungan keilmuan/teknologi, kedokteran dan keagamaan. Perhatikan
contoh-contoh berikut.
a. Ragam Keilmuan/Teknologi
Komputer adalah mesin pengolah informasi. Berjuta-juta fakta dan bagan yang berbeda
dapat disimpan dalam komputer dan dapat dicari kembali apabila diperlukan. komputer dapat
juga mengerjakan perhitungan yang rumit dengan kecepatan yang luar biasa. Hanya dalam
waktu beberapa detik computer dapat melaksanakan pekerjaan yang kalau dikerjakan oleh
tenaga manusia akan memakan waktu berminggu-minggu.
Di jantung komputer terkecil (yang disebut mikrokomputer) terdapat sebuah komponen
elektronik yang dinamakan mikroprosesor. Komponen ini terbuat dari keeping silicon yang
berukuran tidak lebih besar daripada buku jari kelingking. Sebenarnya, mikroprosesor itu
sendiri adalah computer dan dapat dibangun menjadi berbagai jenis mesin.
b. Ragam Kedokteran
Kita mengenal dua macam diabetes, yaitu diabetes inspidus dan diabetes mellitus. Diabetes
inspidus disebabkan oleh kekurangan hormone antidiuretik (antidiuretic hormone = ADH)
yang diproduksi oleh kelenjar pituitaria yang berada di dasar otak sehingga kita mengeluarkan
urine terus-menerus. Pada diabetes mellitus yang kurang adalah hormone insulin yang
dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang berada dibawah hati. Dengan kurangnya zat insulin ini,
metabolisme gula terganggu sehingga sebagian tidak bisa diubah menjadi bahan yang bisa
dibakar untuk menghasilkan tenaga, atau perubahan tersebut tidak sempurna.
c. Ragam Keagamaan
Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, yaitu orang-orang yang apabila
menerima takaran dari orang lai, mereka minta dipenuhi, dan apabila menakar atau menimbang
untuk orang lain, mereka menguranginya. Tidaklah orang-orang itu menyangka bahwa
sesungguhnya mereka akan dibangkitkan pada suatu hari yang besar, yaitu hari ketika manusia
berdiri menghadap Tuhan semesta alam.
8
E. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Penentuan atau kriteria bahasa Indonesia yang baik dan benar itu tidak jauh dari berbeda
dari apa yang kita katakana sebagai bahasa baku. Kebakuan suatu kata sudah menunjukkan
masalah benar suatu kata itu. Walaupun demikian, masalah baik tentu tidak sampai pada
sifat kebakuan suatu kalimat, tetapi sifat efektifnya suatu kalimat.
Pengertian benar pada suatu kata atau suatu kalimat adalah pandangan yang diarahkan dari
segi kaidah bahasa. Sebuah kalimat atau sebuah pembentukan kata dianggap benar apabila
bentuk itu mematuhi kaidah-kaidah yang berlaku.
Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi
logis terkait dengan pemakaiannya yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada suatu kondisi
tertentu, yaitu pada situasi formal, penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi pilihan
atau prioritas utama dalam berbahasa.
Kriteria yang digunakan untuk melihat penggunaan bahasa yang benar adalah kaidah
bahasa dan kaidah itu sendiri meliputi 6 aspek .
1. Tata Bunyi (Fonologi)
2. Tata bahasa (Kata dan Kalimat)
3. Kosakata
4. Ejaan
5. Makna
6. kelogisan.
Pada aspek tata bunyi kita mungkin sudah mengenal bunyi |f|,|v| dan |z|
Contoh Kata kata yang benar adalah fajar, fakir (miskin), motif, aktif, variable, vitamin,
devaluasi, zakat, zebra dan izin . dan bukan pajar, pakir (miskin), motip, aktip, pariable, pitamin,
depaluasi, jakat, jebra dan ijin .
Pada aspek pelafalan termasuk juga aspek tata bunyi
Contoh pelafan yang benar adalah kompleks, korps, transmigrasi, ekspor bukan komplek, korp,
tranmigrasi dan ekspot .
Pada aspek tata bahasa
Contoh bentuk tata bahasa yang benar adalah ubah, mencari, terdesak, mengebut, tegakan dan
pertanggung jawaban . bukan obah/robah/rubah, nyari, kedesak, ngebut, tegakan dan
pertangungan jawab .
Dalam segi kalimat dalam kalimat mandiri , pada kalimat mandiri harus mempunyai
subjek, predikat dan objek/keterangan .
contoh kalimat : pada tabel di atas memperlihatkan bahwa wanita lebih banyak daripada pria .
9
jika kata pada di tiadakan, kata tabel di atas menjadi subjek atau kata memperlihatkan
diubah terlihat agar kata bahwa dan seterusnya menjadi subjek . dengan demikian kata itu
menjadi benar.
Di bawah ini akan dipaparkan sebuah contoh.
Kuda makan rumput
Kalimat ini benar karena memenuhi kaidah sebuah kalimat secara struktur, yaitu ada
subjek (kuda), ada predikat (makan), dan ada objek (rumput). Kalimat ini juga memenuhi
kaidah sebuah kalimat dari segi makna, yaitu mendukung sebuah informasi yang dapat
dimengerti oleh pembaca. Lain halnya dengan kalimat dibawah ini.
Rumput makan kuda
Kalimat ini benar menurut struktur karena ada subjek (rumput), ada predikat (makan),
dan ada objek (kuda). Akan tetapi, dari segi makna, kalimat ini tidak benar karena tidak
mendukung makna yang baik.
Pengertian baik pada suatu kata (bentukan) atau kalimat adalah pandangan yang
diarahkan dari pilihan kata (diksi) dalam suatu pertemuan kita dapat memakai kata yang sesuai
dengan pertemuan itu sehingga kata-kata yang keluar atau dituliskan itu tidak akan
menimbulkan nilai rasa yang tidak pada tempatnya. Pemilihan kata yang akan dipergunakan
dalam suatu untaian kalimat sangat berpengaruh terhadap makna kalimat yang dipaparkan itu.
Pada suatu ketika kita menggunakan kata menugasi, tetapi pada waktu lain kita menggunakan
kata memerintahkan, meminta bantuan, memercayakan, dan sebagainya.
Sebagai simpulan , yang dimaksud dengan bahasa yang benar adalah bahasa yang
mengandung kaidah yang benar, sedangkan yang dimaksud dengan bahasa yang baik adalah
bahasa yang mempunyai nilai rasa yang tepat dan sesuai dengan situasi pemakaiannya.
10
BAB III
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda menurut
topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang
dibicarakan, serta menurut medium pembicara.
Ragam bahasa terbagi atas beberapa macam yaitu, ragam lisan dan ragam tulis, ragam
baku dan ragam tidak baku, ragam baku tulis dan ragam baku lisan, ragam sosial dan
fungsional. Dan tentunya diikuti dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
3.2. SARAN
Sebagai warga negara Indonesia, sudah seharusnya kita semua mempelajari ragam
bahasa yang kita miliki, kemudian mempelajari dan mengambil hal-hal yang baik, yang
dapat kita amalkan dan kita pakai untuk berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://sitimapmap.blogspot.co.id/2015/08/makalah-ragam-bahasa-indonesia.html
http://pengantar-bahasa-indonesia.blogspot.co.id/2014/01/ragam-bahasa-baku-dan-tidak-
baku.html
http://faizalabbassulaiman.blogspot.co.id/2015/10/bagaimana-cara-penggunaan-bahasa-
yang.html
Arifin, E Zainal dan Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta. Akademika
Pressindo.
12
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................................ii
Bab 1 Pendahuluan
1.1.Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2.Rumusan Masalah................................................................................................................1
1.3.Tujuan..................................................................................................................................1
Bab 2 Pembahasan
2.1.Pengertian Ragam
Bahasa............................................................................................................................2
2.2.Macam-macam Ragam
Bahasa............................................................................................................................2
A. Ragam Tulis dan Ragam Lisan......................................................................................2
B. Ragam Baku dan Ragam Tidak Baku............................................................................5
C. Ragam Baku Tulis dan Ragam Baku Lisan...................................................................7
D. Ragam Sosial dan Ragam Fungsional............................................................................8
E. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar.........................................................................9
Bab 3 Penutup
3.1.Kesimpulan...................................................................................................................11
3.2.Saran.............................................................................................................................11
Daftar Pustaka..........................................................................................................................12
ii