MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Bahasa Indonesia Keilmuan
yang dibina oleh Ibu Siti Robiah, S.Pd., M.Pd
oleh
Fita Winda Utari
150432605375
150432601871
150432605032
Nindy Ferlinda
150432605766
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................................
BAB I...........................................................................................................................................
PENDAHULUAN.........................................................................................................................
1.1
Latar Belakang..................................................................................................................
1.2
Rumusan Masalah.............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa merupakan komponen terpenting dalam kehidupan manusia.
Manusia tidak akan bisa melanjutkan kelangsungan hidup mereka dengan baik
dan teratur tanpa adanya bahasa. Mereka tidak bisa berinteraksi dengan mudah
dan baik jika mereka tidak menguasai bahasa antara satu sama lain dan dengan
tidak adanya kesinambungan tersebut mereka juga tidak dapat menangkap
ekspresi kejiwaan maupun keinginan yang diutarakan oleh lawan komunikasinya.
Hal ini juga yang menyebabkan adanya sekat dan kurang terkaitnya emosional
satu sama lain.
Penggunaan bahasa Indonesia pada remaja saat ini sering menggunakan
bahasa-bahasa gaul yang sebenarnya dapat merusak tatanan asli bahasa Indonesia.
Padahal, penggunaan bahasa Indonesia yang benar sangat penting untuk menjaga
bahasa Indonesia sebagai identitas negara.
Pada makalah ini akan dibahas tentang Karakteristik Khusus dalam
Bahasa Indonesia Keilmuan, terdapat dua karakteristik. Yang pertama
yaituckarakteristik umum dan yang kedua adalah karakteristik khusus. Kali ini
yang akan dibahas adalah karakteristik khusus.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Karakteristik Khusus Bahasa Indonesia Keilmuan
2.1.1 Ejaan Yang Disempurnakan ( EYD ) dan Bentukan Kata
Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis-menulis yang
distandardisasikan. Lazimnya, ejaan mempunyai tiga aspek, yakni aspekfonologis
yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf danpenyusunan abjad aspek
morfologi yang menyangkut penggambaransatuan-satuan morfemis dan aspek
sintaksis yang menyangkut penanda ujaran tanda baca (Badudu, 1984:7).Keraf
(1988:51) mengatakan bahwa ejaan ialah keseluruhan peraturan bagaimana
menggambarkanlambang-lambang bunyi ujaran dan bagaimana interrelasi
antaralambang-lambang itu (pemisahannya,penggabungannya) dalam
suatubahasa. Adapun menurut KBBI (1993:250) ejaan ialah kaidah-kaidah
caramenggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam
bentuktulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca. Dengan demikian,secara
sederhana dapat dikatakan bahwa ejaan adalah seperangkat kaidahtulis-menulis
yang meliputi kaidah penulisan huruf, kata, dan tandabaca.
EYD (Ejaan yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam Bahasa
Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari
pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan unsur
serapan. EYD disini diartikan sebagai tata bahasa yang disempurnakan.Dalam
penulisan karya ilmiah perlu adanya aturan tata bahasa yang menyempurnakan
sebuah karya tulis.Karena dalam sebuah karya tulis memerlukan tingkat
kesempurnaan yang mendetail. Singkatnya EYD digunakan untuk membuat
tulisan dengan cara yang baik dan benar.
Ejaan bahasa Indonesia dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu
1. Penulisan Huruf
a. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring
Huruf Kapital
- Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata
pada awal kalimat dan huruf pertama petikan langsung.
Contoh : Ibu bertanya,Kapan kamu pulang?
c.
d.
e.
f.
umum.
Tanda koma (,)
Ter-
Me-
Di-
-kan
-man/-wan
3.
dasar.
contoh :
-em-
: gemetar
-el-
: gelembung
-er-
: gerigi
-in-
: kinerja
Gabungan Afiks
6.
Simulfiks
7.
8.
Interfiks
1.b
d.
e.
f.
g.
h.
i. Dalam keadaan :
Dimakannya singkong itu mentah-mentah. Pada zaman jahiliyah
banyak orang dikubur hidup-hidup.
j. Walaupun-meskipun :
Kecil-kecil, Mang Memet berani juga melawan perampok itu.
k. Perihal :
Ibu-ibu PKK di Kampung Bugis menyelenggarakan kursus masakmemasak dan jahit-menjahit. Sekretatis di kantor kami bukan hanya
menangani surat-menyurat, tetapi juga pembukuan dan daftar gaji
pegawai.
l. Seenaknya, semaunya atau tidak serius :
Saya melihat tiga orang remaja duduk-duduk di hawah pohon Kerjanya
hanya tidur-tiduran saja. Adik membaca-baca majalah di kamar.
m. Tindakan untuk bersenang-senang :
Mereka makan-makan di restoran tadi malam.
1.3 Pemajemukan atau penggabungan kata
Kata majemuk ialah dua kata atau lebih yang menjadi satu dengan erat
sekali dan menunjuk atau menimbulkan satu pengetian baru.
Contoh :
1. Mata sapi
arti baru
: telor ceplok (bahasa Jawa)
2. Matahari
arti baru
: bola gas raksasa yang terbit di
sebelah timur dan tenggelam di
sebelah barat.
3. Sapu tangan
arti baru
: selembar kain untuk lap muka.
2.1.2 Diksi Keilmuan
Diksi itu sendiri artinya adalah pilihan kata. Dalam Bahasa Indonesia
Keilmuan ada dua pertimbangan untuk pemilihan kata, yaitu kesesuaian dan
7
b.
c.
2.1.3.1 Gramatikal
Kalimat memiliki cirri gramatikal jika kalimat tersebut disusun mengikuti
kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Untuk memperjelas pengertian tersebut,
perhatikan kalimat-kalimat berikut.
a. Pendapatmu tentang tafsiran karya sastra itu bersifat subjektif, tidak
bisa diterima olehku.
b. Mahasiwa Ekonomi akan ungkapkan perasaan mereka lewat unjuk
karya ilmiah.
c. Para petani tentu mengharapkan hasil panennya akan cepat terjual dan
laba banyak.
d. Di Negara-negara maju hampir setiap keluarga memiliki mobil pribadi
di mana hal ini sangat mungkin terjadi juga di Indonesia.
Empat kalimat di atas tidak gramatikal. Contoh kalimat a tidak gramtikal
karena strukturnya tidak benar, kalimat b tidak gramtikal karena bentukan kata
transitifnya tidak benar, kalimat c tidak gramatikal karena karena penggunaan kata
gantinya tidak tepat, dan kalimat d tidak gramatikal karena karena penggunaan
kata tanya di mana yang difungsikan secara kata sambung tidak benar.
2.1.3.2 Logis
Kalimat dikatakan logis jika jalan pikiran, atau gagasan keilmuan yang
dinyatakan dalam kalimat dapat diterima kebenarannya oleh akal sehat pembaca.
Perhatikan contoh kalimat berikut.
a. Masalah perencanaan karangan ini mau saya jelaskan pada pertemuan
yang akan datang.
b. Di pabrik rokok Gudang Garam banyak membutuhkan tenaga kerja
wanita, terutama yang belum menikah.
Kedua kalimat di atas tidak logis. Kaliamt a tidak logis karena pilihan
katanya yang salah. Kata mau tidak tepat untuk konteks tersebut. Perencanaan
karangan tidak mungkin mempunyai kemauan yang mempunyai kemauan adalah
orangnya. Contoh kalimat b tidak logis karena di pabrik rokok Gudang Garam
tidak mungkin membutuhkan tenaga kerja wanita, yang membutuhkan itu adalah
pabrik rokok Gudang Garam. Penempatan kata depan (di) sebelum subjek
mengakibatkan kalimat itu tidak logis.
2.1.3.3 Lengkap
10
11
Kedua kalimat di atas tidak hemat karena menggunakan kata tentang dan
daripada yang tidak mendukung gagasan penulisnya. Kedua kata dalam dua
kalimat tersebut seharusnya dihilangkan.
2.1.3.6 Penekanan
Gagasan atau informasi yang dipentingkan oleh penulis perlu diberi
penekanan atau emphasis. Hal ini dilakukan oleh penulis aga informasi yang
dinyatakan memperoleh perhatian dari pembaca. Peenkanan unsur kalimat
dilakukan dengan cara (i) meletakkan unsur yang ditekankan di awal pernyataan,
atau (ii) membubuhi partikel pementing, yakni lah, kah, dan pun. Perhatikan
contoh berikut ini.
a. Wanita karyawan sepatutnya mendapatkan perhatikan khusus dari
perusahaan tempat mereka bekerja.
b. Dalam kekacauan yang terjadi di UGM itu, sebaiknya masyarakat
mengangagap bahwa mahasiswalah yang dianggap bersalah.
Dalam contoh kalimat a, yang ditekankan dalam kalimat tersebut adalah
karyawan wanita. Karena itu, unsur tersebut diletakkan di awal kalimat.
Demikian juga frasa karyawan wanita, kata karyawan menempati inti frasa. Kata
tersebut berkedudukan sebagai kata yang diterangkan dan ditempatkan di awal
frasa, sehingga susunannya bukanlah wanita karyawan, tetapi karyawan wanita.
Adapun contoh kalimat b, kata yang ditekanan adalah mahasiswa, sehingga kata
tersebut dibubuhi lah, agar pembaca atau pendengar memperhatikan kata tersebut
secara khusus.
2.1.4 Paragraf Keilmuan
2.1.4.1 Kesatuan atau Keutuhan Gagasan Paragraf
Suatu paragraf dikatakan memiliki kesatuan atau keutuhan gagasan, jika
seluruh uraiannya terpusat pada satu gagasan utama.
Contoh:
(1) Mahasiswa yang tergabung dalam tim desain Lampung memiliki
kreativitas yang tinggi. (2) Mereka membuat film kartun yang berisi kritik sosial
terhadap pemilihan kepala daerah. (3) Dengan demikian, kritik sosial itu
disampaikan dengan cara kreatif dan tidak anarkhi, sehingga tidak meresahkan
masyarakat.
2.1.4.2 Kelengkapan Gagasan
Paragraf dikatakan lengkap, apabila gagasan utamanya dijelaskan secara
memadai oleh sejumlah kalimat penjelas.
Contoh:
(1) Ketua Umum Yayasan Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI)
Yohanes Surya telah mengembangkan animasi untuk bahan ajar dan melatih anak12
anak berbakat. (2) Animasi permainan yang terintegrasi dalam perangkat lunak
komputer itu terdiri dari puluhan varian dengan materi beragam. (3) Dari materi
Matematika, ada fungsi penambahan, perkalian, pembagian, dan logika. (4) Selain
itu, ada materi pelajaran Fisika dan Biologi. (5) Seluruh materi itu dikemas dalam
bentuk permainan yang menarik dan variatif.
b.
c.
Contoh:
Komik Crayon Shinchan sudah menyebar seperti virus. Sekarang sudah
tidak aneh lagi, jika masyarakat melihat anak kecil berusia lima tahun sudah
memiliki visualisasi dan imajinasi seksual. Di negeri asalnya, komik Crayon
13
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Karakteristik khusus dalam Bahasa Indonesia Keilmuan adalah sebagai
berikut :
1.
2.
3.
4.
15
DAFTAR RUJUKAN
Anggiah. 2012. EYD Diksi Keilmuan dan Paragraf Keilmuan, (Online),
(http://blog.ub.ac.id/anggiah/2012/04/17/eyddiksi-keilmuan-dan-paragrafkeilmuan/html), diakses pada 28 Agustus 2016.
Khoirunnisa, 2014. Karakteristik Khusus Bahasa Indonesia Keilmuan, (Online),
(http://www.slideserve.com/lexiss/karakteristik-khusus-bahasa-indonesiakeilmuan), diakses pada 28 Agustus 2016.
Rahardi, Kunjana. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Airlangga
Sugiarto, Icuk. 2016. Makalah Lengkap Mengenai Ejaan Yang Disempurnakan,
(Online), (http://icuk-sugiarto.blogspot.co.id/2016/06/makalah-lengkapmengenai-ejaan-yang.html), diakses pada 28 Agustus 2016.
Suwignyo, Heri. 2014. Bahasa Indonesia Keilmuan Perguruan Tinggi. Malang:
Aditya Media Publishing.
Universitas Negeri Malang, 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang:
UM Press. (Edisi Terbaru)
16