Anda di halaman 1dari 18

KARAKTERISTIK KHUSUS BIK

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Bahasa Indonesia Keilmuan
yang dibina oleh Ibu Siti Robiah, S.Pd., M.Pd

oleh
Fita Winda Utari

150432605375

Friska Mey Surya Praditya

150432601871

Hinuda Wisna Arti

150432605032

Nindy Ferlinda

150432605766

UNIVERSITAS NEGRI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN
AGUSTUS 2016

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................................
BAB I...........................................................................................................................................
PENDAHULUAN.........................................................................................................................
1.1

Latar Belakang..................................................................................................................

1.2

Rumusan Masalah.............................................................................................................

1.2.1 Bagaimana kharakter khusus dalam Bahasa Indonesia Keilmuan ?......................................


BAB II.........................................................................................................................................
PEMBAHASAN...........................................................................................................................
2.1 Karakteristik Khusus Bahasa Indonesia Keilmuan....................................................................
2.1.1 Ejaan Yang Disempurnakan ( EYD ) dan Bentukan Kata....................................................
2.1.2 Diksi Keilmuan..............................................................................................................
2.1.3 Kalimat Keilmuan........................................................................................................
2.1.4 Paragraf Keilmuan........................................................................................................
BAB III......................................................................................................................................
PENUTUP..................................................................................................................................
DAFTAR RUJUKAN...................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa merupakan komponen terpenting dalam kehidupan manusia.
Manusia tidak akan bisa melanjutkan kelangsungan hidup mereka dengan baik
dan teratur tanpa adanya bahasa. Mereka tidak bisa berinteraksi dengan mudah
dan baik jika mereka tidak menguasai bahasa antara satu sama lain dan dengan
tidak adanya kesinambungan tersebut mereka juga tidak dapat menangkap
ekspresi kejiwaan maupun keinginan yang diutarakan oleh lawan komunikasinya.
Hal ini juga yang menyebabkan adanya sekat dan kurang terkaitnya emosional
satu sama lain.
Penggunaan bahasa Indonesia pada remaja saat ini sering menggunakan
bahasa-bahasa gaul yang sebenarnya dapat merusak tatanan asli bahasa Indonesia.
Padahal, penggunaan bahasa Indonesia yang benar sangat penting untuk menjaga
bahasa Indonesia sebagai identitas negara.
Pada makalah ini akan dibahas tentang Karakteristik Khusus dalam
Bahasa Indonesia Keilmuan, terdapat dua karakteristik. Yang pertama
yaituckarakteristik umum dan yang kedua adalah karakteristik khusus. Kali ini
yang akan dibahas adalah karakteristik khusus.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana kharakter khusus dalam Bahasa Indonesia Keilmuan ?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Karakteristik Khusus Bahasa Indonesia Keilmuan
2.1.1 Ejaan Yang Disempurnakan ( EYD ) dan Bentukan Kata
Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis-menulis yang
distandardisasikan. Lazimnya, ejaan mempunyai tiga aspek, yakni aspekfonologis
yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf danpenyusunan abjad aspek
morfologi yang menyangkut penggambaransatuan-satuan morfemis dan aspek
sintaksis yang menyangkut penanda ujaran tanda baca (Badudu, 1984:7).Keraf
(1988:51) mengatakan bahwa ejaan ialah keseluruhan peraturan bagaimana
menggambarkanlambang-lambang bunyi ujaran dan bagaimana interrelasi
antaralambang-lambang itu (pemisahannya,penggabungannya) dalam
suatubahasa. Adapun menurut KBBI (1993:250) ejaan ialah kaidah-kaidah
caramenggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam
bentuktulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca. Dengan demikian,secara
sederhana dapat dikatakan bahwa ejaan adalah seperangkat kaidahtulis-menulis
yang meliputi kaidah penulisan huruf, kata, dan tandabaca.
EYD (Ejaan yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam Bahasa
Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari
pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan unsur
serapan. EYD disini diartikan sebagai tata bahasa yang disempurnakan.Dalam
penulisan karya ilmiah perlu adanya aturan tata bahasa yang menyempurnakan
sebuah karya tulis.Karena dalam sebuah karya tulis memerlukan tingkat
kesempurnaan yang mendetail. Singkatnya EYD digunakan untuk membuat
tulisan dengan cara yang baik dan benar.
Ejaan bahasa Indonesia dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu
1. Penulisan Huruf
a. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring
Huruf Kapital
- Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata
pada awal kalimat dan huruf pertama petikan langsung.
Contoh : Ibu bertanya,Kapan kamu pulang?

- Huruf capital digunakan dalam ungkapan yang berhubungan dengan


keagamaan, kitab suci, nama tuhan, dan nama gantinya.
- Digunakan dalam huruf pertama nama bangsa, suku dan bahasa;
tahun, bulan, hari raya dan peristiwa sejarah.
- Huruf pertama nama dalam khas geografi.
Contoh : Danau Toba, Jalan Joyosuko
- Huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintah,
ketatanegaraan, dan dokumen resmi.
- Singkatan nama delar dan sapaan; huruf pertama kata petunjuk
hubungan kekerabatan yang dipakai sebagai kata ganti.
Contoh : Kapan Saudara datang?
Silahkan masuk, Nak!
Huruf Miring
- Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam
karangan.
- Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok
kata.
- Menuliskan istilah ilmiah atau ungkapan asing, kecuali yang telah
disesuaikan ejaannya.
2. Penulisan Kata
Penulisan kata disesuaikan dengan proses morfologinya. Proses
morfologis merupakan peristiwa penggabungan morfem satu dengan lain menjadi
kata. Dari segi strukturnya, kata dapat digolongkan atas dua macam, yaitu kata
yang bermorferm tunggal (monomorfemis) dan kata yang bermorfem lebih dari
satu (polimorfemis).
Macam-macam kata :
a. Kata dasar
b. Kata turunan / jadian : ada yang berupa imbuhan (awalan, sisipan,
akhiran) dan awalan / akhiran pada kata gabungan.
Kata ulang
Kata ganti
Kata depan
Kata sandang

c.
d.
e.
f.

3. Penulisan Tanda Baca


- Tanda titik (.)
Digunakan pada akhir kaliamat, akhir singkatan gelar dan sinkatan yang
-

umum.
Tanda koma (,)

Digunakan untuk memisahkan unsur dalam suatu perincian,


memisahkan kalimat setara yang didahului kata tetapi, melainkan dsb,
-

memisahkan anak kalimat dan induk kalimat.


Tanda titik koma (;)
memisahkan kalimat sejenis dan setara, memisahkan kalimat setara
didalam kalimat majemuk.
Tanda titik dua (:)
Pada suatu pernyataan yang mnyebutkan beberapa jenis kata.
Tanda hubung (-)
Menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian baris,
menyambung kata ulang, merangkai kata se-, ke- dengan angka, dan

angka dengan an.


-Tanda pisah (--)
-Tanda elipsi (...)
-Tanda Tanya (?)
Pada akhir kalimat tanya.
-Tanda seru (!)
dipakai sesudah ungkapan dan pernyataan.
2.1.1.2 Bentukan Kata
Dalam Bahasa Indonesia Keilmuan (BIK), bentukan kata yang digunakan
adalah kata standar yang tunduk pada kaidah tata bahasa Indonesia yang berlaku
dan sesuai dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Bentukan kata standar
dapat memilih tiga bentuk, yakni bentukan dengan cara :
a) Afiksasi atau imbuhan;
b) Reduplikasi atau pengulangan;
c) Pemajemukan atau penggabungan kata.
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan bahasa Indonesia yang
berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan
Republik atau Ejaan Soewandi.
Perbedaan EYD dengan ejaan sebelumnya :
'tj' menjadi 'c' : tjutji cuci
'dj' menjadi 'j' : djarak jarak
'j' menjadi 'y' : sajang sayang
'nj' menjadi 'ny' : njamuk nyamuk
'sj' menjadi 'sy' : sjarat syarat
'ch' menjadi 'kh' : achir akhir
awalan 'di-' dan kata depan 'di' dibedakan penulisannya.
4

contoh : dibeli, dimakan berbeda dengan "di rumah", "di sawah"


1.a Afiksasi (imbuhan)
Afiksasi atau pengimbuhan adalah proses pembentukan kata dengan
mengimbuhkan afiks (imbuhan) pada kata dasar, baik bentuk dasar tunggal
maupun kompleks.
Macam-macam afiksasi (imbuhan) :
1. Prefiks (awalan) adalah imbuhan yang diletakkan di depan kata dasar
atau kata kompleks.
contoh :
Ber-

: berjalan; berlari; bermain

Ter-

: terjatuh; terpancing; terdiam

Me-

: memancing; menulis; membaca

Di-

: dibeli; dipukul; diterima

2. Sufiks (akhiran) adalah imbuhan yang digunakan di belakang kata dasar


atau dilekatkan di akhir kata dasar.
contoh :
-an

: makanan; minuman; masakan

-kan

: katakan; lemparkan; belikan

-man/-wan

: seniman; karyawan; wisatawan

3.

Infiks (sisipan) adalah kata yang diletakkan/disisipkan di tengah kata

dasar.
contoh :
-em-

: gemetar

-el-

: gelembung

-er-

: gerigi

-in-

: kinerja

4. Konfiks (awalan+akhiran) adalah gabungan antara prefiks dan sufiks


yang diletakkan sekaligus di awal dan akhir kata.
contoh :
Ber-an : berpakaian; bersalaman; berduaan
Ke-an : kegiatan; kerukunan; kekuasaan
Per-an : perjuangan; perguruan; persamaan

Se-nya : seandainya; seharusnya; seutuhnya


5.

Gabungan Afiks

6.

Simulfiks

7.

Superfiks atau suprafiks

8.

Interfiks

1.b

Reduplikasi atau pengulangan

Reduplikasi atau pengulangan adalah proses pengulangan kata atau unsur


kata. Reduplikasi juga merupakan proses penurunan kata dengan perulangan utuh
maupun sebagian. Ada beberapa macam reduplikasi, sebagai berikut :
1. Kata ulang penuh, yaitu kata yang diperoleh dengan mengulang seluruh
bentuk dasar :
a. Yang bentuk dasarnya sebuah morfem bebas, disebut dwilingga : ibuibu, buku-buku, murid-murid.
b. Yang bentuk dasarnya kata berimbuhan : ujian-ujian, kunjungankunjungan, persoalan-persoalan.
2. Dwipurwa, yang terjadi karena pengulangan suku pertama dari bentuk
dasarnya : reranting, lelaki, leluhur, tetangga, kekasih, lelembut. Di antara
dwipurwa ada yang mendapat akhiran, seperti kata ulang pepohonan, rerumputan,
dan tetanaman.
3. Dwilingga salin suara adalah dwilingga yang mengalami perubahan
bunyi. Contoh : Sayur-mayur, mondar-mandir, gerak-gerik, bolak-baliki,selukbeluk, compang-camping, hingar-bingar, hiruk-pikuk, ramah-tamah, serba-serbi,
serta-merta, dan lain-lain.
4. Kata ulang berimbuhan : Berjalan-jalan, anak-anakan, guruh-gem uruh,
rias-merias, tulis-menulis, berbalas-balasan, kekanak-kanakan, mengulur-ulur,
meraba-raba, menjulur-julurkan, dan lain-lain.
5. Kata ulang semu : Bentuk ini sebenarnya merupakan kata dasar, jadi
bukan hasil pengulangan atau redupikasi : laba-laba, ubur-ubur, undur-undur,
kupu-kupu, dan empek-empek. Reduplikasi menyatakan arti antara lain sebagai
berikut:
a. Jamak :
Murid-murid berkumpul di halaman sekolah. Di perpusatakaan terdapat
buku-buku pelajaran.
b. Intensitas kualitatif :
Anto menggandeng tangan Anti erat-erat. Baju yang dijual di toko itu
bagus-bagus.
c. Intensitas kuantitatif :

d.
e.
f.
g.
h.

Berjuta-juta penduduk Bosnia menderita akibat perang berkepanjangan.


Kapal itu mengangkut beratus-ratus peti kemas.
Intensitas frekuentatif :
Orang itu berjalan mondar-mandir. Pada akhir bulan ini ayah pergipergi saja. Berkali-kali anak itu dimarahi ibunya.
Melemahkan :
Warna bajunya putih kehijau-hijauan. Wati tersenyum kemalu-maluan
melihat calon mertuanya datang.
Bermacam-macam :
Pepohonan menghiasi puncak bukit itu. lbu membeli buah-buahan.
Sayur-mayur dijual di pasar itu.
Menyerupai :
Tingkah laku orang itu kekanak-kanakan. Orang-orangan dipasang di
tengah sawah. Adik bermain mobil-mobilan.
Resiproks (saling) :
Mereka tolong-menolong menggarap ladang. Kedua anak itu berpukulpukulan setelah cekcok mulut.

i. Dalam keadaan :
Dimakannya singkong itu mentah-mentah. Pada zaman jahiliyah
banyak orang dikubur hidup-hidup.
j. Walaupun-meskipun :
Kecil-kecil, Mang Memet berani juga melawan perampok itu.
k. Perihal :
Ibu-ibu PKK di Kampung Bugis menyelenggarakan kursus masakmemasak dan jahit-menjahit. Sekretatis di kantor kami bukan hanya
menangani surat-menyurat, tetapi juga pembukuan dan daftar gaji
pegawai.
l. Seenaknya, semaunya atau tidak serius :
Saya melihat tiga orang remaja duduk-duduk di hawah pohon Kerjanya
hanya tidur-tiduran saja. Adik membaca-baca majalah di kamar.
m. Tindakan untuk bersenang-senang :
Mereka makan-makan di restoran tadi malam.
1.3 Pemajemukan atau penggabungan kata
Kata majemuk ialah dua kata atau lebih yang menjadi satu dengan erat
sekali dan menunjuk atau menimbulkan satu pengetian baru.
Contoh :
1. Mata sapi
arti baru
: telor ceplok (bahasa Jawa)
2. Matahari
arti baru
: bola gas raksasa yang terbit di
sebelah timur dan tenggelam di
sebelah barat.
3. Sapu tangan
arti baru
: selembar kain untuk lap muka.
2.1.2 Diksi Keilmuan
Diksi itu sendiri artinya adalah pilihan kata. Dalam Bahasa Indonesia
Keilmuan ada dua pertimbangan untuk pemilihan kata, yaitu kesesuaian dan
7

ketetapan. Kesesuaian berkaitan dengan kelazimannya sedangkan ketetapan


berkaitan dengan acuan makna.
Setiap kata memiliki makna tertentu untuk membuat gagasan yang ada
dalam benak seseorang. Bahkan makna kata bisa saja diubah saat digunakan
dalam kalimat yang berbeda. Hal ini mengisyaratkan bahwa makna kata yang
sebenarnya akan diketahui saat digunakan dalam kalimat.
Sebelum menentukan pilihan kata, penulis harus memperhatikan dua hal
pokok, yakni: masalah makna dan relasi makna.
1. Makna sebuah kata / sebuah kalimat mrpkan makna yang tidak selalu
berdiri sendiri.
2. Relasi adalah hubungan makna yang menyangkut hal kesamaan makna
(sinonim), kebalikan makna (antonim), kegandaan makna (polisemi dan
ambiguitas), ketercakupan makna (hiponimi), kelainan makna (homonimi),
kelebihan makna (redundansi) dan sebagainya.
a. Kesamaan Makna (Sinonim)
Sinonim adalah sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat)
yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. Contoh: Kata
buruk dan jelek, mati dan wafat, bunga dan kembang
b. Kebalikan Makna (Antonim)
Antonim adalah ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang
maknanya dianggap kebalikan dari makna /ungkapan lain. Contoh: Kata bagus
berantonim dengan kata buruk; kata besar berantonim dengan kata kecil.
c. Kegandaan Makna (Polisemi dan Ambiguitas)
Polisemi adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang
memiliki makna lebih dari satu. Contoh: Kata kepala bermakna ; bagian tubuh
dari leher ke atas, seperti terdapat pada manusia dan hewan, bagian dari suatu
yang terletak di sebelah atas atau depan, seperti kepala susu, kepala meja,dan
kepala kereta api, bagian dari suatu yang berbentuk bulat seperti kepala, kepala
paku dan kepala jarum dan Iain-lain.
d. Ketercakupan Makna (Hiponimi)
Hiponimi adalah sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat) yang
maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan. Contoh : kata
tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan, sebab makna tongkol termasuk makna
ikan.
e. Kelebihan Makna (Redundansi)
Redundansi dapat diartikan sebagai berlebih-lebihan dalam pemakaian
unsur segmental pada suatu bentuk ujaran. Contoh : Bola di tendang si Udin,
maknanya tidak akan berubah bila dikatakan Bola ditendang oleh si Udin.
Pemakaian kata oleh pada kalimat kedua dianggap sebagai suatu yang redundansi.
Pilihan kata atau diksi adalah pemilihan kata-kata yang sesuai dengan apa
yang hendak kita ungkapkan. Saat kita berbicara, kadang kita tidak sadar dengan
kata-kata yang kita gunakan. Maka dari itu, tidak jarang orang yang kita ajak
berbicara salah menangkap maksud pembicaraan kita.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tentu saja sudah sangat sering


mendengar kata ilmiah. Kata ilmiah seringkali dihubungkan dengan bidang
pendidikan atau hal-hal yang berbau ilmu pengetahuan.
2.1.2.1 Pilihan Kata
Pilihan kata atau diksi adalah pemilihan kata kata yang sesuai dengan
apa yang hendak kita ungkapkan.Saat kita berbicara, kadang kita tidak sadar
dengan kata kata yang kita gunakan. Maka dari itu, tidak jarang orang yang kita
ajak berbicara salah menangkap maksud pembicaraan kita.
a.

b.

c.

Beberapa point point penting tentang diksi, yaitu :


Plilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata kata mana yang
harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk
pengelompokan kata kata yang tepat atau menggunakan ungkapan
ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu
situasi.
Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat
nuansa nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan
kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan
situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa
sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu.
Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu
bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa.

2.1.2.2 Kata-Kata Ilmiah


Dalam kehidupan sehari-hari, kita tentu saja sudah sangat sering
mendengar kata ilmiah. Kata ilmiah seringkali dihubungkan dengan bidang
pendidikan atau hal-hal yang berbau ilmu pengetahuan. Berdasarkan Kamus Besar
Bahasa Indonesia Edisi Kedua, kata ilmiah memiliki arti bersifat ilmu; secara ilmu
pengetahuan; memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan. Namun, pengertian
dari kata ilmiah itu sendiri tidak lantas menjelaskan keilmiahan dari sebuah karya
atau kegiatan yang bersifat ilmiah. Untuk mengukur keilmiahan suatu karya atau
kegiatan perlu ada tolok ukur.
2.1.3 Kalimat Keilmuan
Penggunaan kalimat dalam penulisan karya ilmiah perlu dilakukan secara
efektif. Keefektifan kalimat tersebut dapat diukur dari dua sisi, yaitu dari sisi (a)
penulis, dan (b) pembaca. Dari sisi penulis, kalimat dikatakan efektif jika kalimat
yang digunakan dapat mangakomodasi gagasan keilmuan penulis secara tepat dan
akurat. Dari sisi pembaca, pesan kalimat ditafsirkan sama persis dengan yang
dimaksudkan penulisnya. Oleh sebab itu jika pembaca masih mengalami
9

kebingungan, kesulitan yang mengakibatkan salah menafsirkan pesan kalimat


maka kalimat tersebut belum dikatagorikan efektif. Kalimat dikatakan efektif jika
memiliki cirri (1) gramatikal, (2) logis, (3) lengkap, (4) sejajar, (5) hemat, dan (6)
ada penekanan.

2.1.3.1 Gramatikal
Kalimat memiliki cirri gramatikal jika kalimat tersebut disusun mengikuti
kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Untuk memperjelas pengertian tersebut,
perhatikan kalimat-kalimat berikut.
a. Pendapatmu tentang tafsiran karya sastra itu bersifat subjektif, tidak
bisa diterima olehku.
b. Mahasiwa Ekonomi akan ungkapkan perasaan mereka lewat unjuk
karya ilmiah.
c. Para petani tentu mengharapkan hasil panennya akan cepat terjual dan
laba banyak.
d. Di Negara-negara maju hampir setiap keluarga memiliki mobil pribadi
di mana hal ini sangat mungkin terjadi juga di Indonesia.
Empat kalimat di atas tidak gramatikal. Contoh kalimat a tidak gramtikal
karena strukturnya tidak benar, kalimat b tidak gramtikal karena bentukan kata
transitifnya tidak benar, kalimat c tidak gramatikal karena karena penggunaan kata
gantinya tidak tepat, dan kalimat d tidak gramatikal karena karena penggunaan
kata tanya di mana yang difungsikan secara kata sambung tidak benar.
2.1.3.2 Logis
Kalimat dikatakan logis jika jalan pikiran, atau gagasan keilmuan yang
dinyatakan dalam kalimat dapat diterima kebenarannya oleh akal sehat pembaca.
Perhatikan contoh kalimat berikut.
a. Masalah perencanaan karangan ini mau saya jelaskan pada pertemuan
yang akan datang.
b. Di pabrik rokok Gudang Garam banyak membutuhkan tenaga kerja
wanita, terutama yang belum menikah.
Kedua kalimat di atas tidak logis. Kaliamt a tidak logis karena pilihan
katanya yang salah. Kata mau tidak tepat untuk konteks tersebut. Perencanaan
karangan tidak mungkin mempunyai kemauan yang mempunyai kemauan adalah
orangnya. Contoh kalimat b tidak logis karena di pabrik rokok Gudang Garam
tidak mungkin membutuhkan tenaga kerja wanita, yang membutuhkan itu adalah
pabrik rokok Gudang Garam. Penempatan kata depan (di) sebelum subjek
mengakibatkan kalimat itu tidak logis.
2.1.3.3 Lengkap

10

Kalimat karya tulis ilmiah perbeda dengan kalimat percakapan sehari-hari


dalam hal kelengkapannya. Dalam kalimat keilmuan diperlukan penggunaan
unsure-unsur wajib, yakni penggunaan subjek, predikat, objek, dan keterangan
secara jelas dan fungsional.
Perhatikan contoh kalimat berikut ini.
a. Agar tercipta lingkungan yang bersih membutuhkan tenaga , biaya, dan
partisipasi masyarakat yang mengelolanya.
b. Ketidakberhasilan para penguasaha kecil itu karena ketidaktahuan mereka
dalam mengelola usaha.
c. Para guru SD sebenarnya sudah berusaha menerapkan, tetapi KTSP itu
memang rumit.
d. Bank-bang di Indonesia sudah mulai berani meminjami pengusaha kecil .
Empat kalimat di atas tidak lengkap . Contoh kalimat a tidak bersubjek;
kalimat b tidak berpredikat; kalimat c d dan d tidak berobjek.
2.1.3.4 Sejajar
Kesejajaran kalimat artinya kesamaan atau keserasian unsur kebahasaaan,
misalnya bentukan kata, atau pola struktur yang digunakan dalam suatu kalimat.
Gagasan atau informasi keilmuan yang sama hendaknya dinyatakan dalam
bentukan kata atau pola struktur kalimat yang sama, sepadan atau sejajar.
Perhatikan contoh kalimat berikut ini.
a. Sangat disayangkan bahwa sampai saat ini pimpinan lembaga peneliitian
belum merekomendasi usulan penelitian ini.
b. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar keadaan menjadi sehat, di
antaranya adalah (i) berolahraga, (ii) istirahat secukupnya, dan (iii) minum
yang banyak.
Kedua kalimat di atas tidak sejajar. Contoh kalimat a tidak sejajar karena
pola struktur klausan pertama terbentuk pasif dan pola struktur klausa kedua
berbentuk aktif. Contoh kalimat b tidak sejajar karena rincian (i) berbentuk kata
kerja (ii) berbentuk kata benda, dan (iii) berbentuk kata sambung.
2.1.3.5 Hemat
Kalimat dikatakan hemat jika seluruh unsur yang digunakan dalam kalimat
misalnya, kata, istilah, dan frasa benar-benar mendukung gagasan keilmuan
penulisnya. Oleh sebab itu penggunaan kata, istilah, dan frasa secara mubazir,
boros, atau berlebih-lebihan sebaiknya dihindari.
Perhatikan conton berikut ini.
a. Pembelajaran tentang sain saat ini perlu penanganan khusus karena banyak
para siswa yang mengeluhkan kesulitan materi pembelajaran tersebut.
b. Maksud daripada dicantumkannya subtopik latihan pada setiap modul
adalah untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi.

11

Kedua kalimat di atas tidak hemat karena menggunakan kata tentang dan
daripada yang tidak mendukung gagasan penulisnya. Kedua kata dalam dua
kalimat tersebut seharusnya dihilangkan.
2.1.3.6 Penekanan
Gagasan atau informasi yang dipentingkan oleh penulis perlu diberi
penekanan atau emphasis. Hal ini dilakukan oleh penulis aga informasi yang
dinyatakan memperoleh perhatian dari pembaca. Peenkanan unsur kalimat
dilakukan dengan cara (i) meletakkan unsur yang ditekankan di awal pernyataan,
atau (ii) membubuhi partikel pementing, yakni lah, kah, dan pun. Perhatikan
contoh berikut ini.
a. Wanita karyawan sepatutnya mendapatkan perhatikan khusus dari
perusahaan tempat mereka bekerja.
b. Dalam kekacauan yang terjadi di UGM itu, sebaiknya masyarakat
mengangagap bahwa mahasiswalah yang dianggap bersalah.
Dalam contoh kalimat a, yang ditekankan dalam kalimat tersebut adalah
karyawan wanita. Karena itu, unsur tersebut diletakkan di awal kalimat.
Demikian juga frasa karyawan wanita, kata karyawan menempati inti frasa. Kata
tersebut berkedudukan sebagai kata yang diterangkan dan ditempatkan di awal
frasa, sehingga susunannya bukanlah wanita karyawan, tetapi karyawan wanita.
Adapun contoh kalimat b, kata yang ditekanan adalah mahasiswa, sehingga kata
tersebut dibubuhi lah, agar pembaca atau pendengar memperhatikan kata tersebut
secara khusus.
2.1.4 Paragraf Keilmuan
2.1.4.1 Kesatuan atau Keutuhan Gagasan Paragraf
Suatu paragraf dikatakan memiliki kesatuan atau keutuhan gagasan, jika
seluruh uraiannya terpusat pada satu gagasan utama.
Contoh:
(1) Mahasiswa yang tergabung dalam tim desain Lampung memiliki
kreativitas yang tinggi. (2) Mereka membuat film kartun yang berisi kritik sosial
terhadap pemilihan kepala daerah. (3) Dengan demikian, kritik sosial itu
disampaikan dengan cara kreatif dan tidak anarkhi, sehingga tidak meresahkan
masyarakat.
2.1.4.2 Kelengkapan Gagasan
Paragraf dikatakan lengkap, apabila gagasan utamanya dijelaskan secara
memadai oleh sejumlah kalimat penjelas.
Contoh:
(1) Ketua Umum Yayasan Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI)
Yohanes Surya telah mengembangkan animasi untuk bahan ajar dan melatih anak12

anak berbakat. (2) Animasi permainan yang terintegrasi dalam perangkat lunak
komputer itu terdiri dari puluhan varian dengan materi beragam. (3) Dari materi
Matematika, ada fungsi penambahan, perkalian, pembagian, dan logika. (4) Selain
itu, ada materi pelajaran Fisika dan Biologi. (5) Seluruh materi itu dikemas dalam
bentuk permainan yang menarik dan variatif.

2.1.4.3 Kepaduan Hubungan antar Kalimat


Kepaduan paragraf tersebut dapat dilihat dari kohesi dan koherensinya.
Kohesi atau kepaduan bentuk terkait dengan penggunaan kata-kata yang padu.
Contoh:
Simulation games merupakan jenis permainan yang paling sulit.
Algoritmanya sangat sulit karena harus memperhitungkan semua jenis kejadian
dalam kondisi sebenarnya. Berbagai efek animasi yang dibuat tidak cukup
bermodalkan ahli grafik dan algoritma saja, melainkan seharusnya juga mengerti
persoalan matematika, teknik, dan fisika. Contoh permainan jenis ini adalah
Stellar 7, F-15 Strike Eagle, Flight Simulator 98, F-14 Tomcat, F-16 Falcon, dan
Jet Fighter.
Kekohesifan paragraf di atas ditandai oleh hal-hal berikut.
a.

Penggunaan kata ganti nya dalam kata algoritmanya yang berarti


algoritma simulation games.

b.

Pengulangan kata, seperti kata jenis, permainan, sulit, dan


algoritma.

c.

Penggunaan kata tunjuk, yaitu ini.

Suatu paragraf dikatakan koheren, jika kalimat-kalimat penjelasnya


mendukung gagasan utama dan tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang atau
tidak sesuai dengan gagasan utamanya.

Contoh:
Komik Crayon Shinchan sudah menyebar seperti virus. Sekarang sudah
tidak aneh lagi, jika masyarakat melihat anak kecil berusia lima tahun sudah
memiliki visualisasi dan imajinasi seksual. Di negeri asalnya, komik Crayon

13

bukanlah bacaan untuk anak-anak, melainkan untuk kalangan remaja. Sementara


itu, di Indonesia, komik itu berada di tangan anak-anak berusia lima tahun, di mal,
di pinggir jalan, di toko buku, dan di televisi. Komik itu telah menciptakan
kehebohan, bahkan menciptakan rasa takut di rumah tangga Indonesia karena
hidup seperti tumor yang menjalar ke dalam tubuh anak-anak. Bila sekarang
terjadi kontroversi yang sangat dahsyat, itu lebih disebabkan oleh keteledoran
penerbitnya, PT Indorestu Pasific. Pada awalnya penerbit itu sama sekali tidak
memberikan batas usia untuk membaca komik itu. Namun, protes berhamburan
dengan deras. Akhirnya penerbit itu mulai melekatkan label batasan bacaan untuk
usia 15 tahun ke atas.
Ketidakkoherenan paragraf di atas ditandai oleh hal-hal berikut.
1. Topik paragraf di atas memang benar membicarakan komik Crayon
Shinchan.
2. Namun, gagasan pertama tentang kontroversi komik Shinchan dan yang
lainnya mengenai pengaruh negatif yang ditimbulkannya.

2.1.4.4 Keseimbangan Paragraf


Sebuah paragraf dikatakan seimbang, jika panjang pendeknya disesuaikan
dengan kerumitan atau kekompleksitasan gagasan utama.
Contoh:
Game komputer semakin lama semakin berkembang pesat. Game
komputer pertama dibuat pada tahun 1962 oleh insinyur MIT dengan nama Space
War. Walaupun tampilan grafiknya masih primitif, namun pada masa itu, game
tersebut sudah terhitung sangat canggih. Kemudian pada tahun 1972, sebuah
perusahaan bernama Magnavox meluncurkan video game bernama Odyssey.
Selanjutnya pada tahun 1973, perusahaan tersebut meluncurkan lagi
sebuah game arcade legendaris bernama Pong. Pong merupakan sebuah game
sederhana yang mengambil konsep permainan tenis. Mulai tahun 1980,
perkembangan game pun semakin bertambah pesat dengan munculnya berbagai
produsen konsol. Mereka mengambil Atari 2600 sebagai konsep dasar.

14

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Karakteristik khusus dalam Bahasa Indonesia Keilmuan adalah sebagai
berikut :
1.
2.
3.
4.

EYD dan Bentukan Kata


Diksi Keilmuan
Kalimat Keilmuan
Paragraf Keilmuan

15

DAFTAR RUJUKAN
Anggiah. 2012. EYD Diksi Keilmuan dan Paragraf Keilmuan, (Online),
(http://blog.ub.ac.id/anggiah/2012/04/17/eyddiksi-keilmuan-dan-paragrafkeilmuan/html), diakses pada 28 Agustus 2016.
Khoirunnisa, 2014. Karakteristik Khusus Bahasa Indonesia Keilmuan, (Online),
(http://www.slideserve.com/lexiss/karakteristik-khusus-bahasa-indonesiakeilmuan), diakses pada 28 Agustus 2016.
Rahardi, Kunjana. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Airlangga
Sugiarto, Icuk. 2016. Makalah Lengkap Mengenai Ejaan Yang Disempurnakan,
(Online), (http://icuk-sugiarto.blogspot.co.id/2016/06/makalah-lengkapmengenai-ejaan-yang.html), diakses pada 28 Agustus 2016.
Suwignyo, Heri. 2014. Bahasa Indonesia Keilmuan Perguruan Tinggi. Malang:
Aditya Media Publishing.
Universitas Negeri Malang, 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang:
UM Press. (Edisi Terbaru)

16

Anda mungkin juga menyukai