Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PDB BAHASA INDONESIA

RAGAM BAHASA INDONESIA

Disusun oleh:
KELOMPOK 1
003231007 Gita Putri Aulia
112231042 Afina Winas Atsmara
125231090 Benedicta Prasasti Cinta Ayundra
143231099 Muhammad Airlangga Pradipta
146231066 Teguh Prasetyo
162231066 Nadea Argis Awaha
172231083 Fadilah Qurratu A'yun Azzahra
184231083 Hani Nazla Afifah
191231083 Claudia Valensia Latuharhary

UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME karena atas berkah rahmat-Nyalah kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
penugasan Pembelajaran Dasar Bersama Universitas Airlangga pada mata kuliah Bahasa
Indonesia.
Kami menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kesalahan. Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami sangat
terbuka terhadap saran maupun kritik yang diberikan oleh pembaca guna perbaikan pada
penulisan selanjutnya.
Tulisan ini dapat selesai berkat adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
kami ucapkan terima kasih kepada Tuhan YME, Nasikhatul Ulla Al Jamiliyati, S.Hum., M.Li.,
S.Hum., M.Li. selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah membimbing
kami selama proses penyusunan, serta teman-teman yang terlibat pada penulisan makalah ini.
Akhirnya, semoga tulisan yang jauh dari sempurna ini ada manfaatnya.

Surabaya, 14 September 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 1
BAB II........................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2
2.1 Pengertian Ragam Bahasa ................................................................................................ 2
2.2 Penyebab Terjadinya Ragam Bahasa ............................................................................... 2
2.3 Macam Ragam Budaya .................................................................................................... 3
2.4 Sifat Ragam Bahasa Baku ................................................................................................ 6
BAB III ...................................................................................................................................... 9
PENUTUP.................................................................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 9
3.2 Saran ................................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional dan bahasa resmi negara Indonesia. Bahasa
ini telah digunakan oleh masyarakat Indonesia jauh sebelum Belanda menyerbu Indonesia.
Namun, tidak semua orang menerapkan prosedur dan aturan yang benar. Salah satunya adalah
penggunaan bahasa Indonesia yang tidak sesuai dengan ejaan atau kamus besar bahasa
Indonesia. Oleh karena itu, pengetahuan berbagai bahasa sangat penting untuk mempelajari
bahasa Indonesia secara menyeluruh. Akhirnya dapat dilaksanakan dan dimanfaatkan dengan
baik dan benar agar jati diri bangsa Indonesia kita tidak hilang.
Bahasa Indonesia hendaknya dipelajari oleh seluruh lapisan masyarakat. Dalam hal ini,
tidak hanya pelajar saja, namun seluruh warga negara Indonesia wajib mempelajari bahasa
tersebut. Dalam perdebatan tentang bahasa Indonesia, ada yang namanya keberagaman bahasa.
Di sini, keragaman linguistik adalah beragamnya bahasa yang digunakan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas. rumusan masalah tulisan ini adalah sebagai berikut,
1) Apakah yang dimaksud dengan ragam bahasa?
2) Apakah penyebab terjadinya ragam bahasa?
3) Apa sajakah jenis-jenis ragam bahasa?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan tulisan ini adalah seperti dibawah ini
1) Untuk mengetahui pengertian ragam Bahasa
2) Untuk mengetahui penyebab terjadinya ragam Bahasa
3) Untuk mengetahui jenis-jenis ragam Bahasa

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ragam Bahasa


Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda - beda menurut
topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara. orang yang dibicarakan.
serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Seiring dengan perkembangan zaman,
sekarang ini masyarakat mengalami perubahan sehingga bahasa pun mengalami perubahan.
Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Dalam hal ini
banyaknya variasi tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien
sehingga dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk
keperluan tertentu, yaitu disebut ragam standar (Subarianto, 2000).

2.2 Penyebab Terjadinya Ragam Bahasa


Berikut adalah beberapa penyebab terjadinya keragaman bahasa di Indonesia
1. Faktor Budaya
Setiap daerah di Indonesia mempunyai perbedaan kultur atau daerah hidup yang begitu
beragam, seperti di wilayah antara Jawa hingga Papua serta beberapa wilayah Indonesia
lainnya.
2. Faktor Sejarah
Setiap daerah mempunyai ciri khas berupa adat istiadat dan bahasa nenek moyang
sendiri-sendiri dan juga berbeda-beda, antara daerah satu dengan daerah lainnya.
3. Faktor Perbedaan Demografi
Setiap daerah di Indonesia memiliki dataran yang berbeda, seperti wilayah di daerah
pantai, pegunungan yang biasanya cenderung menggunakan bahasa yang singkat jelas
dengan intonasi volume suara yang besar dan tinggi. Berbeda dengan daerah
pemukiman padat penduduk yang menggunakan bahasa lisan yang panjang lebar
disebabkan lokasinya yang saling berdekatan disertai intonasi volume suara yang kecil.
Selain Faktor tersebut ragam bahasa juga terjadi karena perkembangan zaman.
4. Faktor Sosial
Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi ragam bahasa, misalnya, status sosial, tingkat
pendidikan, umur, tingkat ekonomi, jenis kelamin, dan sebagainya. Di samping itu,
pemakaian bahasa juga dipengaruhi oleh faktor-faktor situasional, yaitu siapa berbicara
dengan bahasa apa, kepada siapa, kapan, di mana, dan mengenai masalah apa.
5. Faktor Perkembangan Zaman
Seiring dengan perkembangan zaman penggunaan bahasa gaul atau semakin banyak
dikalangan remaja membuat eksistensi bahasa Indonesia menjadi menurun. Bahasa
gaul atau bahasa prokem adalah ragam bahasa Indonesia non standar yang lazim
digunakan di Jakarta tahun 1970-an yang kemudian digantikan dengan ragam yang
kemudian disebut bahasa gaul.

2
2.3 Macam Ragam Budaya
A. Ragam Bahasa Berdasarkan Media
Ragam Bahasa berdasarkan media dibagi menjadi dua. yaitu, sebagai berikut:
a) Ragam Bahasa Lisan
Mirip dengan promosi dari mulut ke mulut. Keanekaragaman bahasa lisan adalah
keragaman bahasa yang dihasilkan oleh alat vokal. Dalam bahasa lisan jenis ini, kita
perlu memperhatikan hal-hal tertentu seperti tata bahasa. Kosakata dan pengucapan
dalam pengucapan. Dalam hal ini, dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut,
penutur dapat mengatur nada atau tekanan suara, ekspresi/ekspresi wajah yang
ditampilkan serta gerakan tangan atau gerak tubuh untuk mengungkapkan gagasan
penutur.
Contoh variasi kata kerja adalah sebagai berikut.
a) Keanekaragaman bahasa lisan.
b) Keanekaragaman bahasa lisan.
c) Keberagaman bahasa kursus.
d) Keanekaragaman bahasa teater.
Ciri-ciri jenis bahasa lisan. Khususnya seperti di bawah ini.
a) Membutuhkan kehadiran orang lain.
b) Unsur gramatikanya belum disebutkan secara lengkap.
c) Terikat oleh ruang dan waktu.
d) Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya bunyi.
Manfaat berbicara berbagai bahasa. Sebagai berikut.
a) Dapat beradaptasi dengan keadaan.
b) Koefisien efisiensi.
c) Koefisien yang jelas.
d) Koefisien kecepatan.
e) Bentuk yang lebih bebas melalui klarifikasi faktor situasional pemahaman terhadap
bahasa yang diucapkan oleh pembicara.
f) Penggunaan bahasa lisan juga dapat didasarkan pada pengetahuan menafsirkan
suara pembicara, informasi visual dan persepsi.
Kelemahan keberagaman bahasa lisan adalah sebagai berikut.
a) Bahasa lisan mempunyai banyak kalimat yang tidak lengkap, bahkan kalimat
sederhana sekalipun.
b) Penutur sering mengulang banyak kalimat.
c) Tidak semua orang dapat mengucapkan bahasa lisan dengan benar.
d) Aturan bahasa yang digunakan bersifat informal.

b) Ragam Bahasa Tulis


Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dibuat dengan menggunakan tulisan dengan
huruf adalah elemen dasarnya. Dalam banyak bahasa tulis, kita perlu memperhatikan

3
hal-hal tertentu seperti tata cara penulisan (ejaan) selain aspek tata bahasa dan pilihan
kosa kata. Dalam hal ini kita harus cermat dalam memilih unsur gramatika seperti
bentuk kata dan kalimat, struktur, pilihan kata, penggunaan yang benar, ejaan, dan
tanda baca untuk mengungkapkan maksud yang dituju.
Contoh variasi kata kerja antara lain di bawah ini.
a) Keanekaragaman bahasa teknis.
b) Keberagaman bahasa perundang-undangan.
c) Keanekaragaman bahasa nada.
d) Keanekaragaman bahasa alfabet
Ciri-ciri berbagai jenis bahasa tulis adalah sebagai berikut.
a) Tidak perlu kehadiran orang lain.
b) Adanya unsur gramatikal (hubungan antar unsur bahasa unit yang lebih besar) yang
dinyatakan sebagai tetap.
c) Tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.
d) Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.
Keunggulan bahasa tulis yang berbeda adalah sebagai berikut
a) Informasi yang disajikan dapat dipilih oleh penulis untuk disajikan dalam media
atau dokumen yang lebih menarik dan atraktif.
b) Secara umum terdapat hubungan yang erat antara kebudayaan dan kehidupan
orang-orangnya.
c) Merupakan cara untuk memperkaya kosa kata.
d) Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud/tujuan, pemberian informasi, dan
dapat mengungkapkan unsur emosional mempunyai potensi untuk meningkatkan
pemahaman pembaca.
Kelemahan berbagai jenis bahasa tulis adalah sebagai berikut
a) Tidak ada alat atau sarana yang dapat memperjelas pemahaman seperti bahasa lisan.
Oleh karena itu, bahasa tulis harus mempunyai struktur yang lebih sempurna.
b) Tidak mampu menyajikan berita secara langsung dan jujur.
c) Hal-hal yang tidak dituliskan tidak dapat dijelaskan.
B. Ragam Bahasa Dilihat dari Cara Penuturan
Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa dibagi menjadi empat. yaitu, sebagai
berikut:
1. Ragam dialek/daerah adalah variasi bahasa yang dipakai oleh kelompok bangsawan di
tempat tertentu. Dalam istilah lama disebut dengan logat atau dialek.Masing-masing
logat dapat dipahami secara timbal balik oleh penuturnya,sekurang-kurangnya oleh
penutur logat yang daerahnya berdampingan. Logat bahasa Indonesia orang Jawa
tampak dalam pelafalan /b/ pada posisi awal nama-nama kota, seperti Bandung.
Banyuwangi,atau realisasi pelafalan kata seperti pendidikan, tabrakan, kenaikan,
gerakan. Logat daerah yang paling kentara, yakni dari segi tata bunyinya. Logat
Indonesia yang dilafalkan oleh orang Tapanuli dapat dikenali, misalnya karena tekanan
kata yang amat jelas. Logat Indonesia orang Bali dan Jawa, yakni pada pelafalan bunyi

4
/t/ dan /d/-nya. Ciri-ciri khas yang meliputi tekanan. turun naiknya nada, dan panjang
pendeknya bunyi bahasa membangun aksen yang berbeda-beda.
2. Ragam Terpelajar Tingkat pendidikan penutur bahasa Indonesia juga mewarnai
penggunaan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok
penutur berpendidikan tampak jelas perbedaannya dengan yang digunakan oleh
kelompok penutur yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang
berasal dari bahasa asing. seperti contoh dalam tabel berikut.
3. Ragam resmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi resmi. seperti pertemuan –
pertemuan, peraturan – peraturan, dan perundangan – undangan. Ciri-ciri ragam bahasa
resmi adalah sebagai berikut.
a. Menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten.
b. Menggunakan imbuhan secara lengkap
c. Menggunakan kata ganti resmi
d. Menggunakan kata baku.
e. Menggunakan EYD.
f. Menghindari unsur kedaerahan.
4. Ragam Tidak adalah ragam bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi, seperti
dalam pergaulan, atau percakapan pribadi. Ciri-ciri ragam bahasa tidak resmi kebaikan
dari ragam bahasa resmi. Ragam bahasa resmi atau tidak resmi ditentukan oleh tingkat
keformalan bahasa yang digunakan. Semakin tinggi tingkat kebakuan suatu bahasa,
berarti semakin resmi bahasa yang digunakan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat
keformalannya, semakin rendah tingkat kebakuan bahasa yang digunakan
C. Ragam bahasa yang berkaitan dengan golongan sosial para penuturnya, disebut dialek
sosial.
Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi pemakaian bahasa, 7 antara lain, adalah
tingkat pendidikan, usia, dan tingkat sosial ekonomi. Bahasa golongan buruh, bahasa
golongan atas (bangsawan dan orang-orang berada), dan bahasa golongan menengah
(orang-orang terpelajar) akan memperlihatkan perbedaan dalam berbagai bidang. Dalam
bidang tata bunyi, misalnya, bunyi /f/ dan gugus konsonan akhir /-ks/ sering terdapat dalam
ujaran kaum yang berpendidikan, seperti pada bentuk fadil, fakultas, film, fitnah, dan
kompleks. Bagi orang yang tidak dapat menikmati pendidikan formal, bentuk-bentuk
tersebut sering diucapkan padil, pakultas, pilm, pitnah, dan komplek. Demikian pula,
ungkapan “apanya, dong?” dan “trims” yang disebut bahasa prokem sering diidentikkan
dengan bahasa anak-anak muda. Demikianlah ragam-ragam bahasa itu tumbuh dan
berkembang di dalam masyarakat penutur bahasa. Satu hal yang perlu mendapat catatan
bahwa semua ragam bahasa tersebut tetaplah merupakan bahasa yang sama. Dikatakan
demikian karena masing-masing penutur ragam bahasa sesungguhnya dapat memahami
ragam bahasa lainnya (mutual intelligibility). Bila pada suatu ketika saling pengertian
diantara masing-masing penutur ragam tidak terjadi lagi, maka ketika itu pula masing-
masing bahasa yang mereka pakai gugur statusnya sebagai ragam bahasa. Dengan
pernyataan lain, ragam-ragam bahasa itu sudah berubah menjadi bahasa baru atau bahasa
mandiri.
D. Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda
dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa

5
asing, misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak
berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm,
pakultas.Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya
membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering
menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.
E. Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur
Ragam Bahasa Menurut Sikap Penutur Ragam bahasa menurut sikap penutur mencakup
sejumlah corak bahasa Indonesia yang masing-masing,tersedia bagi setiap pemakai bahasa.
Ragam ini, yang dapat disebut langgam atau gaya, pemilihannya bergantung pada sikap
penutur atau penulis terhadap orang yang diajak berbicara atau pembacanya. Sikapnya itu
dipengaruhi, antara lain, oleh usia dan kedudukan orang yang disapa, tingkat keakraban
antarpenutur, pokok persoalan yang hendak disampaikan, dan tujuan penyampaian
informasinya. Ketika berbicara dengan seseorang yang berkedudukan lebih tinggi, penutur
akan menggunakan langgam atau gaya berbahasa yang berbeda daripada ketika dirinya
berhadapan dengan seseorang yang berkedudukan lebih rendah. Begitu juga halnya ketika
berbicara dengan seseorang yang usianya lebih muda atau tua, penutur tentulah akan
menggunakan langgam atau gaya bertutur yang berbeda.
F. Ragam Bahasa Menurut Jenis Pemakaiannya .
Menurut jenis pemakaiannya,ragam bahasa dapat dirinci menjadi tiga macam,masing-
masing:
1) berdasarkan pokok persoalannya
2) 9 media pembicaraan yang digunakan
3) berdasarkan hubungan antarpembicara
Berdasarkan pokok persoalannya, ragam bahasa dibedakan menjadi ragam bahasa
undang-undang, ragam bahasa jurnalistik, ragam bahasa ilmiah, ragam bahasa sastra, dan
ragam bahasa sehari-hari. Berdasarkan media pembicaraan, ragam bahasa dibedakan
menjadi ragam lisan (ragam bahasa cakapan, ragam bahasa pidato, ragam bahasa kuliah,
dan ragam bahasa panggung), ragam tulis (ragam bahasa teknis, ragam bahasa undang-
undang, ragam bahasa catatan, dan ragam bahasa surat).
Ragam bahasa menurut hubungan antarpembicara dibedakan menjadi ragam bahasa
resmi, ragam bahasa santai, ragam bahasa akrab, ragam baku dan ragam tak baku. Situasi
resmi, yang menuntut pemakaian ragam baku, tercermin dalam situasi berikut ini:
1) komunikasi resmi, yakni dalam surat menyurat resmi, surat-menyurat dinas,
pengumuman-pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi-instansi resmi, penamaan
dan peristilahan resmi, perundang-undangan, dan sebagainya.
2) wacana teknis, yakni dalam laporan resmi dan karya ilmiah.
3) pembicaraan di depan umum, yakni dalam ceramah, kuliah, khotbah, dan sebagainya.
4) pembicaraan dengan orang yang dihormati.
2.4 Sifat Ragam Bahasa Baku
Kata baku merupakan sebuah kata yang digunakan sudah sesuai dengan pedoman atau
kaidah bahasa yang sudah ditentukan. Dalam KBBI Edisi Keempat disebutkan pengertian baku
adalah pokok, utama; tolok ukur yang berlaku untuk kuantitas dan kualitas yang ditetapkan
berdasarkan kesepakatan; standar (Setiawati, Sulis, 2016:48). Sementara menurut Kosasih dan

6
Hermawan (2012:83) kata baku adalah kata yang diucapkan atau ditulis oleh seseorang sesuai
dengan kaidah atau pedoman yang dibakukan. Kaidah standar yang dimaksud dapat berupa
pedoman ejaan (EYD), tata bahasa baku, dan kamus.
1. Ragam baku memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a) Kemantapan Dinamis
Ragam Bahasa baku memiliki kemantapan dinamis yang berupa kaidah dan aturan
yang tetap. Disisi lain kemantapan itu diikuti dengan kedinamisan, yakni tidak
statis, tidak kaku dan luwes sehingga memungkinkan perubahan yang bersistem di
bidang kosakata dan perisitilahan dan mengizinkan perkembangan berjenis ragam
yang diperlukan dalam kehidupan modern.
b) Cendekia
Ciri kedua yang menandai bahasa baku ialah sifat kecendikiaannya. Ragam baku
bersifat cendikia karena ragam baku dipkai di tempat-tempat resmi. Pencedikian
Bahasa amat penting karena pengenalan ilmu dan teknologi modern. Perwujudan
dalam kalimat, paragraf, dan satuan bahasa lain yang lebih besar mengungkapkan
penalaran atau pemikiran yang teratur dan masuk akal. Di samping itu, ragam baku
dapat memberikan gambaran apa yang ada di dalam otak pembicara atau penulis
dan selanjutnya akan memberikan gambaran yang jelas pada otak pendengar atau
pembaca.
c) Seragam
Terakhir, ragam baku juga beranggapan adanya keseragaman. Proses pembakuaan
akan berproses dalam penyeragaman suatu bahasa atau kaidah.
2. Fungsi Bahasa baku
Ragam Bahasa baku difungsikan atau dipakai dalam:
a) Komunikasi secara resmi
Dalam hal surat menyurat resmi, surat menyurat dinas, pengumuman-pengumuman
yang dikeluarkan instansi resmi, perundang-undangan, penamaan dan peristilahan
resmi dan sebagainya.
b) Wacana teknis dalam laporan resmi dan karangan ilmiah.
c) Pembicaraan di depan umum, misalnya dalam sebuah ceramah, kuliah, khotbah dan
lain sebagainya.
3. Sikap terhadap Bahasa baku mengandung tiga dimensi, yaitu
a) Sikap kesetiaan Bahasa.
Setia terhadap bahasa baku bermakna selalu atau senantiasa kukuh untuk menjaga
atau memelihara bahasa tersebut dari pengaruh-pengaruh bahasa lain secara
berlebihan, terutama bahasa asing.
b) Sikap kebanggaan Bahasa.
Bangga terhadap Bahasa baku tercermin di dalam perasaan senang dan tidak
sungkan menggunakan bahasa baku di dalam situasi-situasi yang mengharuskan
penggunaan ragam bahasa tersebut.
c) Sikap kesadaran akan norma atau kaidah Bahasa.
Kesadaran akan norma bahasa baku terlihat di dalam kesungguhan untuk
memahami dan menggunakan kaidah-kaidah bahasa tersebut dengan setepat-
tepanya dalam rangka pengungkapan nalar yang logis.

7
8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda - beda menurut
topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara. orang yang dibicarakan.
Dan seiring dengan perkembangan zaman, sekarang ini masyarakat mengalami perubahan
sehingga bahasa pun mengalami perubahan. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang
dipakai sesuai keperluannya. Dalam hal ini banyaknya variasi tidak mengurangi fungsi bahasa
sebagai alat komunikasi yang efisien sehingga dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih
variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu, yaitu disebut ragam standar.
Ada beberapa penyebab terjadinya keragaman bahasa di Indonesia yaitu faktor budaya,
faktor sejarah, faktor perbedaan demografi, faktor sosial, dan faktor perkembangan zaman.
Untuk macam-macam ragam bahasa dibagi menjadi dua yaitu media dan penutur. Ragam
bahasa media dibagi lagi menjadi dua yaitu ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis.
3.2 Saran
Kita atau setiap orang yang tinggal di Indonesia hendaknya menggunakan varian bahasa
yang baik dan benar, agar eksistensi pilihan bahasa tidak mati dengan adanya bahasa-bahasa
yang terkadang berjarak bahkan bertentangan dengan kaidah bahasa yang ada di Indonesia.

9
DAFTAR PUSTAKA

berbagaireviews.com. (2017, April 21). Ragam Bahasa, Pengertian dan Jenis - Jenis Ragam Bahasa
Lengkap, Language Diversity. Retrieved from berbagai reviews.com:
https://www.berbagaireviews.com/2017/04/ragam-bahasa-pengertian-dan-jenis-jenis.html

Gustiasari, D. (2018). Pengaruh Perkembangan Zaman Terhadap Pergeseran Tata Bahasa Indonesia.
Jurnal Renaissance, 434-436.

Mardikantoro, H. (2006). Penggunaan Kode Terbatas Pada Masyarakat Tutur Bahasa Indonesia di
Jawa Tengah. Humaniora, 46-47.

Umar, A. (2017). Kedudukan, Fungsi, dan Ragam Bahasa Indonesia. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDRAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN.

10

Anda mungkin juga menyukai