Disusun Oleh :
Tyas Wahyudi Khalif Akbar
211270000473
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas kehendaknyalah
makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penelitian makalah yang berjudul “Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Kehidupan Sehari-
hari Masyarakat Jawa” yang diajukan untuk mengetahui
bagaimana penggunaan bahasa Indonesia dalam lingkungan masyarakat khususnya masyarakat
Jawa.
Peneliti menyadari, sebagai seorang pelajar yang pengetahuannya belum seberapa dan masih
banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, peneliti sangatmengharapkan adanya kritik dan
saran yang positif agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan
datang.
Peneliti
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang............................................................................................ 4
Rumusan Masalah...................................................................................... 7
Tujuan Penelitian....................................................................................... 7
BAB II PEMBAHASAN
Landasan Teori........................................................................................... 8
Pengertian Bahasa...................................................................................... 8
Kedwibahasaan........................................................................................... 9
Faktor Penyebab Kedwibahasaan............................................................... 9
Pengertian Kode…………………………………………………………10
Alih Kode..................................................................................................11
Faktor Penyebab Alih Kode.................................................................... 11
Campur Kode.......................................................................................... 12
Penjelasan..................................................................................................13
BAB III PENUTUP
Kesimpulan............................................................................................... 16
Saran……………………………………………………………………..16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 27
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa merupakan ciri khas dari suatu negara ataupun wilayah, karena bahasa adalah
unsur paling penting dalam berkomunikasi atau sebagai alat komunikasi yang paling utama.
Oleh karena itu, berbahasa sangatlah penting karena dalam melakukan interaksi, hubungan
sebagai perantaranya. Sehingga sebuah masyarakat tidak akan terlepas dari bahasa. Bahasa
sangat beragam didunia ini, karena setiap negara mempunyai bahasa masing-masing yang
berbeda satu sama lain, bahkan bahasa dapat membedakan antara negara yang satu dengan
Melihat betapa pentingnya berbahasa khususnya bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu
bangsa, hal ini justru berbanding terbalik dengan kondisi nyata yang ada di lingkungan
masyarakat. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju penggunaan bahasa
Indonesia mendapat pengaruh dari bahasa asing yang masuk ke berbagai sendi kehidupan
bangsa Indonesia. Masyarakat kita saat ini sangat gemar sekali untuk menggunakan bahasa
yang bercampur antara bahasa Inggris dan Indonesia. Kekaguman masyarakat kita terhadap
bahasa Inggris akhir-akhir ini tampak semakin menjadi-jadi, tapi kekaguman itu hanya
sebatas untuk mencampur penggunaan bahasa tersebut dengan bahasa Indonesia supaya
kelihatan sebagai bagian dari masyarakat yang mengikuti perkembangan globalisasi. saat ini
4
begitu banyaknya yang bangga jika berbahasa dengan menggunakan bahasa asing
sangat dibutuhkan di era globalisasi saat ini, tetapi penggunaannya harus pada tempatnya
Selain bahasa asing, bahasa gaul pun membuat bahasa Indonesia semakin terjepit
keadaannya. Penggunaan bahasa gaul oleh masyarakat luas menimbulkan dampak negatif
terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa, Bahkan generasi muda
inilah yang banyak memakai bahasa gaul daripada pemakaian bahasa Indonesia sebagai
bagian dari hidupnya jika mereka tidak ingin disebut ketinggalan zaman.
bahasa alay dan penggunaan huruf besar dan kecil yang tidak pada tempatnya dalam bahasa
Apa yang terjadi di dalam masyarakat kita ini sebenarnya lebih disebabkan karena
kita sebagai bangsa Indonesia enggan untuk mempelajari bahasa negaranya sendiri dan
banyaknya orang yang berpendapat bahwa berbahasa itu yang terpenting lawan berbicara
dapat memahami informasi yang kita sampaikan, dan tidak harus menggunakan bahasa yang
baik dan benar sebagaimana yang diatur dalam bahasa Indonesia. Pendapat tersebut terus
Selain penggunaan bahasa asing, penggunaan bahasa daerah pun ikut mempengaruhi
daerah dari setiap daerah yang satu dengan yang lainnya contohnya untuk wilayah Jawa
5
Tengah mempunyai bahasa Jawa sebagai bahasa daerah, sedangkan Banjarmasin
mempunyai bahasa Banjar sebagai bahasa daerahnya. Bahasa daerah ini dapat membedakan
wilayah yang satu dengan wilayah lainnya. Bahasa daerah bagi penuturnya telah mendarah
daging karena setiap hari digunakan. Dengan adanya bahasa daerah masyarakat Indonesia
merupakan masyarakat yang bilingual (dwibahasa) yang menguasai lebih dari satu bahasa,
yaitu bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa asing” (Nababan, 1989:27). Masyarakat
yang dwibahasa akan mengalami kontak bahasa sehingga melahirkan campur kode.
Penguasaaan dua bahasa atau lebih oleh seorang penutur bahasa memungkinkan terjadinya
dampak, yaitu transfer unsur-unsur bahasa, baik transfer negatif maupun positif. Transfer
karena penyerapan unsur dari suatu bahasa dapat berintegrasi dengan sistem bahasa
Dengan demikian, dalam makalah ini peneliti akan membahas tentang penggunaan
bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari masyarakat wilayah Jawa Tengah (bahasa
Jawa). Karena peneliti merasa perihatin dengan penggunaan bahasa Indonesia yang
dicampurkan dengan penggunaan bahasa daerah. Dengan makalah ini peneliti berharap
masyarakat lebih memahami tentang bahasa Indonesia dan penggunaannya dalam kehidupan
bermasyarakat, sehingga kita sebagai generasi muda bisa melestarikan penggunaan bahasa
6
1.2 Rumusan Masalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk :
7
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Bahasa
Kamus Besar Bahasa Indonesia secara terminology mengartikan bahasa sebagai sistem
lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk
Bahasa adalah bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia, bukan bunyi yang dihasilkan
alat lain. Bahasa berasal dari udara yang keluar dari paru-paru menggetarkan pita suara di
Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat
berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalllaaah
sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat
arbitrer. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia yang digunakan untuk berkomunikasi atau berinteraksi
8
Kedwibahasaan
oleh adanya berbagai suku bangsa dengan bahasanya masing-masing serta adanya keharusan
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Selain itu, keterlibatan dengan
negara lain yang memiliki bahasa yang berbeda juga merupakan fakta yang menyebabkan
timbulnya kedwibahasaan. Teori kedwibahasaan sangat terkait dengan campur kode, karena
campur kode merupakan aspek kedwibahasaan. Selain itu, subjek yang diteliti merupakan
a. Internasionalisasi
Kondisi kehidupan dunia saat ini termasuk mobilitas buruh melintasi batas-batas
linguistik, memerlukan keterlibatan masyarakat dari latar belakang bahasa yang berbeda-
beda. Kerjasama internasional telah membawa kemajuan bahasa tertentu khususnya dalam
bilingual. Bahkan masyarakat dan organisasi dunia secara aktif mempromosikan pengajaran
keterampilan bilingual individual dan kelompok seperti adanya kelompok tertentu dari
sebagai media komunikasi. Kontak bahasa itu menyebabkan terjadinya perbedaan bentuk
9
b. Promosi Bahasa
multilingualisma. Tipe yang sangat ekstrem dari kebijakan ini adalah memperkukuh bahasa
resmi dengan cara menekan bahasa daerah. Hal ini banyak terjadi di negara-negara Eropa
seperti kasus Basques, Gallegos dan Gaelic dan Welsh di Kawasan United Kingdom.
berjalan efektif.
c. Keanekaragaman Suku/Etnik
Kita ketahui bersama bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku dan etnik
yang memiliki bahasa ibu berbeda-beda. Hal ini bias menyebabkan kedwibahasaan.
Pengertian Kode
Istilah kode dipakai untuk menyebut salah satu varian di dalam hierarki kebahasaan,
sehingga selain kode yang mengacu kepada bahasa (seperti bahasa Inggris, Belanda, Jepang,
Indonesia), juga mengacu kepada variasi bahasa, seperti varian regional (bahasa Jawa dialek
Banyuwas, Jogja-Solo, Surabaya), juga varian kelas sosial disebut dialek sosial atau sosiolek
(bahasa Jawa halus dan kasar), varian ragam dan gaya dirangkum dalam laras bahasa (gaya
sopan, gaya hormat, atau gaya santai), dan varian kegunaan atau register (bahasa pidato,
bahasa doa, dan bahasa lawak) Kenyataan seperti di atas menunjukkan bahwa hierarki
10
kebahasaan dimulai dari bahasa/language pada level paling atas disusul dengan kode yang
Alih Kode
Alih kode (code switching) adalah peristiwa peralihan dari satu kode ke kode yang
lain. Misalnya penutur menggunakan bahasa Indonesia beralih menggunakan bahasa Jawa.
Alih kode merupakan salah satu aspek ketergantungan bahasa (languagedependency) dalam
mutlak hanya menggunakan satu bahasa. Dalam alih kode masing-masing bahasa masih
cenderung mendukung fungsi masing-masing dan dan masing-masing fungsi sesuai dengan
konteksnya.
1. Penutur
Seorang penutur kadang dengan sengaja beralih kode terhadap mitra tutur karena
suatu tujuan. Misalnya mengubah situasi dari resmi menjadi tidak resmi atau sebaliknya.
2. Mitra Tutur
Mitra tutur yang latar belakang kebahasaannya sama dengan penutur biasanya beralih
kode dalam wujud alih varian dan bila mitra tutur berlatar belakang kebahasaan berbeda
11
Untuk menetralisasi situasi dan menghormati kehadiran mitra tutur ketiga, biasanya
penutur dan mitra tutur beralih kode, apalagi bila latar belakang kebahasaan mereka
berbeda.
4. Pokok Pembicaraan
Pokok Pembicaraan atau topik merupakan faktor yang dominan dalam menentukan
terjadinya alih kode. Pokok pembicaraan yang bersifat formal biasanya diungkapkan dengan
ragam baku, dengan gaya netral dan serius dan pokok pembicaraan yang bersifat informal
disampaikan dengan bahasa takbaku, gaya sedikit emosional, dan serba seenaknya.
Biasanya dilakukan dengan alih varian, alih ragam, atau alih gaya bicara.
Walaupun faktor situasi, lawan bicara, topik, dan faktor sosio-situasional tidak
mengharapkan adanya alih kode, terjadi alih kode, sehingga tampak adanya pemaksaan,
Campur Kode
Campur kode (code-mixing) terjadi apabila seorang penutur menggunakan suatu bahasa
secara dominan mendukung suatu tuturan disisipi dengan unsur bahasa lainnya. Hal ini
biasanya berhubungan dengan karakteristk penutur, seperti latar belakang sosil, tingkat
pendidikan, rasa keagamaan. Biasanya ciri menonjolnya berupa kesantaian atau situasi
informal. Namun bisa terjadi karena keterbatasan bahasa, ungkapan dalam bahasa tersebut
12
tidak ada padanannya, sehingga ada keterpaksaan menggunakan bahasa lain, walaupun
hanya mendukung satu fungsi. Campur kode termasuk juga konvergense kebahasaan
(linguistic convergence).
1. Campur kode ke dalam (innercode-mixing): Campur kode yang bersumber dari bahasa
2. Campur kode ke luar (outer code-mixing): Campur kode yang berasal dari bahasa asing.
Persamaan alih kode dan campur kode adalah kedua peristiwa ini lazin terjadi dalam
masyarakat multilingual dalam menggunakan dua bahasa atau lebih. Namun terdapat
perbedaan yang cukup nyata, yaitu alih kode terjadi dengan masing-masing bahasa yang
digunakan masih memiliki otonomi masing-masing, dilakukan dengan sadar, dan disengaja,
karena sebab-sebab tertentu sedangkan campur kode adalah sebuah kode utama atau kode
dasar yang digunakan memiliki fungsi dan otonomi, sedangkan kode yang lain yang terlibat
dalam penggunaan bahasa tersebut hanyalah berupa serpihan (pieces) saja, tanpa fungsi dan
otonomi sebagai sebuah kode. Unsur bahasa lain hanya disisipkan pada kode utama atau
kode dasar. Sebagai contoh penutur menggunakan bahasa dalam peristiwa tutur
2.2 Penjelasan
13
Dalam kehidupan sehari-hari pemakaian bahasa Indonesia oleh masyarakat
tidaklah semudah yang dibayangkan. Hal ini dikarenakan bahasa indonesia yang
digunakan untuk berkomunikasi berbeda dengan yang ada pada buku pelajaran.
Ada banyak faktor yang menyebabkan bahasa indonesia dalam pemakaian sehari-
hari (lisan) berbeda. Faktor tersebut ada pada penutur, terutama yang menyangkut daerah,
usia dan pendidikan si penutur. Wilayah Indonesia yang sangat luas, yakni dari Sabang
sampai Merauke, tapi sebagian wilayah di Indonesia tersebut tidak menggunakan bahasa
wilayah tersebut. Bahasa daerah tersebut merupakan bahasa ibu (mother tongue) bagi
sebagian besar penduduk daerah tersebut. Salah satu wilayahnya yaitu Jawa Tengah yang
masyarakat Jawa Tengah mengenal dua bahasa yaitu bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.
Bahasa Jawa sebagai bahasa ibu dan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, dan mau
bahasa tersebut.
(1) Konteks :
Anak : ngenteni, aku arep njupuk sandhangan reged dhisik ( tunggu, aku ambil pakaian
kotor dulu )
14
Cucu : iya nenek
Dari analisis di atas terjadi peristiwa alih bahasa dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia.
Alih kode tuturan yang terjadi dalam situasi nonformal antara ibu, anak dan cucu. Topik
yang dibicarakan yaitu ibu mengajak anak mencuci di sumur lalu menyuruh cucunya
untuk membelikan sabun. Alih kode terjadi antara tiga orang anggota keluarga. Peristiwa
tutur dimulai ibu yang mengajak anaknya kesumur mengunakan kode bahasa Jawa
kemudian anak menjawab mengunakan kode bahasa Jawa sesuai dengan kode yang
digunakan ibu. Kemudian ibu mengunakan kode bahasa Indonesia kepada cucunya
karena cucunya tidak bisa mengunakan kode bahasa Jawa. Lalu diikuti oleh cucunya
mengunakan kode bahasa Indonesia hal ini dilakukan karena lebih mudah dalam
berkomunikasi. Dengan demikian, sesuai dengan konteks telah terjadi alih kode yaitu dari
bahasa jawa kebahasa indonesia. Alih kode ditunjukkan oleh ibu dengan tuturan belian
sabun di warung dan ditunjukan juga pada tuturan cucu seperti pada tuturan iya nenek.
Dari penggalan tuturan tersebut arah alih kode yaitu dari bahasa Jawa kebahasa
Indonesia.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Jadi, dengan adanya bahasa daerah (bahasa jawa) tidak dapat menutup kemungkinan
adanya interferensi atau pencampuran bahasa antara bahasa indonesia sebagai bahasa nasional
dengan bahasa sunda sebagai bahasa ibu itu sendiri dalam berkomunikasi kehidupan sehari-hari.
Adanya pencampuran bahasa tersebut bisa memberikan nilai positif maupun negatif yaitu
membuat bahasa indonesia menjadi tidak baik dan benar bahkan akan membuat bahasa indonesia
jauh dari para pemiliknya . Oleh karena itu penggunaan bahasa daerah hendaknya digunakan
sesuai dengan situasi dan kondisi yang tepat, sehingga tidak membuat bahasa indonesia yang
3.1.2 Saran
Hal ini paling tidak menyadarkan masyarakat indonesia akan pentingnya kecermatan
dalam berbahasa.
2. Menanamkan sikap cinta terhadap bahasa sendiri. Misalnya dengan mengadakan lomba
puisi,dan lain-lain.
16
3. Dan yang paling penting dimulai dari diri sendiri untuk membudidayakan bahasa
DAFTAR PUSTAKA
http://threevia.wordpress.com/2011/09/25/pentingnya-bahasa-indonesia-dalam-kehidupan-
bermasyarakat-dan-benarkah-bahasa-dapat-mempengaruhi-kehidupan-manusia
Chaer, Abdul. (2006). Bahasa Indonesia dalam Masyarakat :Telaah Semantik. [Offline].
http://sirendi.blogspot.com/2011/10/pentingnya-bahasa-
indonesia-dalam.html.
http://anaksastra.blogspot.com/2009/02/alih-kode-dan-campur-kode.html. [16
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/8189-Full_Text.pdf
http://lib.unnes.ac.id/25910/1/2111412036.pdf
http://bahasa.kompasiana.com/2012/09/24/penggunaan-bahasa-indonesia-zaman-
17
sekarang-496222.html.
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/465/jbptunikompp-gdl-cecesobarn-23242-1-pertemua-1.pdf
18