Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM


KEHIDUPAN SEHARI-HARI MASYARAKAT JAWA

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester


Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu Yushinta Eka Farida, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :
Tyas Wahyudi Khalif Akbar
211270000473

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA JEPARA
Kata Pengantar

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas kehendaknyalah
makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penelitian makalah yang berjudul “Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Kehidupan Sehari-
hari Masyarakat Jawa” yang diajukan untuk mengetahui
bagaimana penggunaan bahasa Indonesia dalam lingkungan masyarakat khususnya masyarakat
Jawa.
Peneliti menyadari, sebagai seorang pelajar yang pengetahuannya belum seberapa dan masih
banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, peneliti sangatmengharapkan adanya kritik dan
saran yang positif agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan
datang.

Jepara, Juli 2022

Peneliti

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang............................................................................................ 4
Rumusan Masalah...................................................................................... 7
Tujuan Penelitian....................................................................................... 7
BAB II PEMBAHASAN
Landasan Teori........................................................................................... 8
Pengertian Bahasa...................................................................................... 8
Kedwibahasaan........................................................................................... 9
Faktor Penyebab Kedwibahasaan............................................................... 9
Pengertian Kode…………………………………………………………10
Alih Kode..................................................................................................11
Faktor Penyebab Alih Kode.................................................................... 11
Campur Kode.......................................................................................... 12
Penjelasan..................................................................................................13
BAB III PENUTUP
Kesimpulan............................................................................................... 16
Saran……………………………………………………………………..16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 27

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa merupakan ciri khas dari suatu negara ataupun wilayah, karena bahasa adalah

unsur paling penting dalam berkomunikasi atau sebagai alat komunikasi yang paling utama.

Oleh karena itu, berbahasa sangatlah penting karena dalam melakukan interaksi, hubungan

sosial dengan sesama di kehidupan bermasyarakat, setiap orang menggunakan bahasa

sebagai perantaranya. Sehingga sebuah masyarakat tidak akan terlepas dari bahasa. Bahasa

sangat beragam didunia ini, karena setiap negara mempunyai bahasa masing-masing yang

berbeda satu sama lain, bahkan bahasa dapat membedakan antara negara yang satu dengan

negara yang lain.

Melihat betapa pentingnya berbahasa khususnya bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu

bangsa, hal ini justru berbanding terbalik dengan kondisi nyata yang ada di lingkungan

masyarakat. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju penggunaan bahasa

Indonesia mendapat pengaruh dari bahasa asing yang masuk ke berbagai sendi kehidupan

bangsa Indonesia. Masyarakat kita saat ini sangat gemar sekali untuk menggunakan bahasa

yang bercampur antara bahasa Inggris dan Indonesia. Kekaguman masyarakat kita terhadap

bahasa Inggris akhir-akhir ini tampak semakin menjadi-jadi, tapi kekaguman itu hanya

sebatas untuk mencampur penggunaan bahasa tersebut dengan bahasa Indonesia supaya

kelihatan sebagai bagian dari masyarakat yang mengikuti perkembangan globalisasi. saat ini

4
begitu banyaknya yang bangga jika berbahasa dengan menggunakan bahasa asing

dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Memiliki kemampuan berbahasa asing memang

sangat dibutuhkan di era globalisasi saat ini, tetapi penggunaannya harus pada tempatnya

dan pada orang yang tepat.

Selain bahasa asing, bahasa gaul pun membuat bahasa Indonesia semakin terjepit

keadaannya. Penggunaan bahasa gaul oleh masyarakat luas menimbulkan dampak negatif

terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa, Bahkan generasi muda

inilah yang banyak memakai bahasa gaul daripada pemakaian bahasa Indonesia sebagai

bagian dari hidupnya jika mereka tidak ingin disebut ketinggalan zaman.

Dan kerusakan dalam berbahasa semakin diperparah dengan munculnya bahasa-

bahasa alay dan penggunaan huruf besar dan kecil yang tidak pada tempatnya dalam bahasa

tulis di kalangan remaja.

Apa yang terjadi di dalam masyarakat kita ini sebenarnya lebih disebabkan karena

kita sebagai bangsa Indonesia enggan untuk mempelajari bahasa negaranya sendiri dan

banyaknya orang yang berpendapat bahwa berbahasa itu yang terpenting lawan berbicara

dapat memahami informasi yang kita sampaikan, dan tidak harus menggunakan bahasa yang

baik dan benar sebagaimana yang diatur dalam bahasa Indonesia. Pendapat tersebut terus

berkembang di tengah masyarakat. Dampaknya, bahasa Indonesia menjadi terabaikan.

Selain penggunaan bahasa asing, penggunaan bahasa daerah pun ikut mempengaruhi

penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat. Begitu banyaknya bahasa

daerah dari setiap daerah yang satu dengan yang lainnya contohnya untuk wilayah Jawa

5
Tengah mempunyai bahasa Jawa sebagai bahasa daerah, sedangkan Banjarmasin

mempunyai bahasa Banjar sebagai bahasa daerahnya. Bahasa daerah ini dapat membedakan

wilayah yang satu dengan wilayah lainnya. Bahasa daerah bagi penuturnya telah mendarah

daging karena setiap hari digunakan. Dengan adanya bahasa daerah masyarakat Indonesia

merupakan masyarakat yang bilingual (dwibahasa) yang menguasai lebih dari satu bahasa,

yaitu bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa asing” (Nababan, 1989:27). Masyarakat

yang dwibahasa akan mengalami kontak bahasa sehingga melahirkan campur kode.

Penguasaaan dua bahasa atau lebih oleh seorang penutur bahasa memungkinkan terjadinya

dampak, yaitu transfer unsur-unsur bahasa, baik transfer negatif maupun positif. Transfer

positif mengakibatkan terjadinya integrasi yang sifatnya menguntungkan kedua bahasa

karena penyerapan unsur dari suatu bahasa dapat berintegrasi dengan sistem bahasa

penyerap. Sebaliknya, transfer negatif akan melahirkan interferensi, yaitu penyimpangan

dari norma-norma bahasa sebagai akibat pengenalan terhadap bahasa lain.

Dengan demikian, dalam makalah ini peneliti akan membahas tentang penggunaan

bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari masyarakat wilayah Jawa Tengah (bahasa

Jawa). Karena peneliti merasa perihatin dengan penggunaan bahasa Indonesia yang

dicampurkan dengan penggunaan bahasa daerah. Dengan makalah ini peneliti berharap

masyarakat lebih memahami tentang bahasa Indonesia dan penggunaannya dalam kehidupan

bermasyarakat, sehingga kita sebagai generasi muda bisa melestarikan penggunaan bahasa

Indonesia yang baik dan benar.

6
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti merumuskan masalah, diantaranya :

1. Bagaimana pengertian dari campur kode dan alih kode ?

2. Bagaimana latar terjadinya campur kode ?

1.3 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk :

1. Mendeskripsikan pengertian dari campur kode dan alih.

2. Mendeskripsikan penyebab terjadinya campur kode.

7
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori

Pengertian Bahasa

Kamus Besar Bahasa Indonesia secara terminology mengartikan bahasa sebagai sistem

lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk

bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.

Bahasa adalah bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia, bukan bunyi yang dihasilkan

alat lain. Bahasa berasal dari udara yang keluar dari paru-paru menggetarkan pita suara di

kerongkongan dan kemudian terujar lewat mulut. Abidin, dkk (2010:1)

Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahas.

Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat

berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalllaaah

sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat

arbitrer. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah bunyi yang

dihasilkan oleh alat ucap manusia yang digunakan untuk berkomunikasi atau berinteraksi

antara anggota masyarakat.

8
Kedwibahasaan

Kedwibahasaan merupakan suatu kenyataan yang dihadapi oleh hampir semua

Negara di dunia termasuk Indonesia. Timbulnya kedwibahasaan di Indonesia disebabkan

oleh adanya berbagai suku bangsa dengan bahasanya masing-masing serta adanya keharusan

menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Selain itu, keterlibatan dengan

negara lain yang memiliki bahasa yang berbeda juga merupakan fakta yang menyebabkan

timbulnya kedwibahasaan. Teori kedwibahasaan sangat terkait dengan campur kode, karena

campur kode merupakan aspek kedwibahasaan. Selain itu, subjek yang diteliti merupakan

masyarakat kedwibahasaan yang cenderung melakukan campur kode.

Faktor Penyebab Kedwibahasaan

a. Internasionalisasi

Kondisi kehidupan dunia saat ini termasuk mobilitas buruh melintasi batas-batas

linguistik, memerlukan keterlibatan masyarakat dari latar belakang bahasa yang berbeda-

beda. Kerjasama internasional telah membawa kemajuan bahasa tertentu khususnya dalam

komunikasi bahasa Inggris. Pengajaran bahasa asing di sekolah-sekolah dan pendidikan

tinggi memberikan kontribusi dalam menciptakan manusia yang terampil berbahasa

bilingual. Bahkan masyarakat dan organisasi dunia secara aktif mempromosikan pengajaran

bahasa untuk komunikasi kerjasama internasional. Usaha demikian cenderung menghasilkan

keterampilan bilingual individual dan kelompok seperti adanya kelompok tertentu dari

berbagai negara mengadakan pertemuan internasional yang menggunakan bahasa tertentu

sebagai media komunikasi. Kontak bahasa itu menyebabkan terjadinya perbedaan bentuk

dan rute multilingualisma apakah bersifat peralihan maupun permanen.

9
b. Promosi Bahasa

Merupakan kebijakan pemerintah yang mencerminkan tindakan yang perlu dibuat

sebagaimana mestinya. Faktor ini dapat memberikan kontribusi dalam penyebaran

multilingualisma. Tipe yang sangat ekstrem dari kebijakan ini adalah memperkukuh bahasa

resmi dengan cara menekan bahasa daerah. Hal ini banyak terjadi di negara-negara Eropa

seperti kasus Basques, Gallegos dan Gaelic dan Welsh di Kawasan United Kingdom.

Kebijakan mempromosikan Bahasa Spanyol Castilian, Perancis dan Inggris bertentangan

dengan keinginan masyarakat setempat untuk memberdayakan bahasa ibunda khususnya

dalam bidang administrasi pemerintahan maupun pendidikan yang sebelumnya terbukti

berjalan efektif.

c. Keanekaragaman Suku/Etnik

Kita ketahui bersama bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku dan etnik

yang memiliki bahasa ibu berbeda-beda. Hal ini bias menyebabkan kedwibahasaan.

Pengertian Kode

Istilah kode dipakai untuk menyebut salah satu varian di dalam hierarki kebahasaan,

sehingga selain kode yang mengacu kepada bahasa (seperti bahasa Inggris, Belanda, Jepang,

Indonesia), juga mengacu kepada variasi bahasa, seperti varian regional (bahasa Jawa dialek

Banyuwas, Jogja-Solo, Surabaya), juga varian kelas sosial disebut dialek sosial atau sosiolek

(bahasa Jawa halus dan kasar), varian ragam dan gaya dirangkum dalam laras bahasa (gaya

sopan, gaya hormat, atau gaya santai), dan varian kegunaan atau register (bahasa pidato,

bahasa doa, dan bahasa lawak) Kenyataan seperti di atas menunjukkan bahwa hierarki

10
kebahasaan dimulai dari bahasa/language pada level paling atas disusul dengan kode yang

terdiri atas varian, ragam, gaya, dan register.

Alih Kode

Alih kode (code switching) adalah peristiwa peralihan dari satu kode ke kode yang

lain. Misalnya penutur menggunakan bahasa Indonesia beralih menggunakan bahasa Jawa.

Alih kode merupakan salah satu aspek ketergantungan bahasa (languagedependency) dalam

masyarakat multilingual. Dalam masyarakat multilingual sangat sulit seorang penutur

mutlak hanya menggunakan satu bahasa. Dalam alih kode masing-masing bahasa masih

cenderung mendukung fungsi masing-masing dan dan masing-masing fungsi sesuai dengan

konteksnya.

Faktor Penyebab Alih Kode

1. Penutur

Seorang penutur kadang dengan sengaja beralih kode terhadap mitra tutur karena

suatu tujuan. Misalnya mengubah situasi dari resmi menjadi tidak resmi atau sebaliknya.

2. Mitra Tutur

Mitra tutur yang latar belakang kebahasaannya sama dengan penutur biasanya beralih

kode dalam wujud alih varian dan bila mitra tutur berlatar belakang kebahasaan berbeda

cenderung alih kode berupa alih bahasa.

3. Hadirnya Penutur Ketiga

11
Untuk menetralisasi situasi dan menghormati kehadiran mitra tutur ketiga, biasanya

penutur dan mitra tutur beralih kode, apalagi bila latar belakang kebahasaan mereka

berbeda.

4. Pokok Pembicaraan

Pokok Pembicaraan atau topik merupakan faktor yang dominan dalam menentukan

terjadinya alih kode. Pokok pembicaraan yang bersifat formal biasanya diungkapkan dengan

ragam baku, dengan gaya netral dan serius dan pokok pembicaraan yang bersifat informal

disampaikan dengan bahasa takbaku, gaya sedikit emosional, dan serba seenaknya.

5. Untuk membangkitkan rasa humor

Biasanya dilakukan dengan alih varian, alih ragam, atau alih gaya bicara.

6. Untuk sekadar bergengsi

Walaupun faktor situasi, lawan bicara, topik, dan faktor sosio-situasional tidak

mengharapkan adanya alih kode, terjadi alih kode, sehingga tampak adanya pemaksaan,

tidak wajar, dan cenderung tidak komunikatif.

Campur Kode

Campur kode (code-mixing) terjadi apabila seorang penutur menggunakan suatu bahasa

secara dominan mendukung suatu tuturan disisipi dengan unsur bahasa lainnya. Hal ini

biasanya berhubungan dengan karakteristk penutur, seperti latar belakang sosil, tingkat

pendidikan, rasa keagamaan. Biasanya ciri menonjolnya berupa kesantaian atau situasi

informal. Namun bisa terjadi karena keterbatasan bahasa, ungkapan dalam bahasa tersebut

12
tidak ada padanannya, sehingga ada keterpaksaan menggunakan bahasa lain, walaupun

hanya mendukung satu fungsi. Campur kode termasuk juga konvergense kebahasaan

(linguistic convergence).

Campur kode dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Campur kode ke dalam (innercode-mixing): Campur kode yang bersumber dari bahasa

asli dengan segala variasinya

2. Campur kode ke luar (outer code-mixing): Campur kode yang berasal dari bahasa asing.

Persamaan dan Perbedaan Alih Kode dan Campur Kode

Persamaan alih kode dan campur kode adalah kedua peristiwa ini lazin terjadi dalam

masyarakat multilingual dalam menggunakan dua bahasa atau lebih. Namun terdapat

perbedaan yang cukup nyata, yaitu alih kode terjadi dengan masing-masing bahasa yang

digunakan masih memiliki otonomi masing-masing, dilakukan dengan sadar, dan disengaja,

karena sebab-sebab tertentu sedangkan campur kode adalah sebuah kode utama atau kode

dasar yang digunakan memiliki fungsi dan otonomi, sedangkan kode yang lain yang terlibat

dalam penggunaan bahasa tersebut hanyalah berupa serpihan (pieces) saja, tanpa fungsi dan

otonomi sebagai sebuah kode. Unsur bahasa lain hanya disisipkan pada kode utama atau

kode dasar. Sebagai contoh penutur menggunakan bahasa dalam peristiwa tutur

menyisipkan unsur bahasa Jawa, sehingga tercipta bahasa Indonesia kejawa-jawaan.

2.2 Penjelasan

13
Dalam kehidupan sehari-hari pemakaian bahasa Indonesia oleh masyarakat

tidaklah semudah yang dibayangkan. Hal ini dikarenakan bahasa indonesia yang

digunakan untuk berkomunikasi berbeda dengan yang ada pada buku pelajaran.

Ada banyak faktor yang menyebabkan bahasa indonesia dalam pemakaian sehari-

hari (lisan) berbeda. Faktor tersebut ada pada penutur, terutama yang menyangkut daerah,

usia dan pendidikan si penutur. Wilayah Indonesia yang sangat luas, yakni dari Sabang

sampai Merauke, tapi sebagian wilayah di Indonesia tersebut tidak menggunakan bahasa

Indonesia sebagai alat berkomunikasi mereka, melainkan menggunakana bahasa daerah

wilayah tersebut. Bahasa daerah tersebut merupakan bahasa ibu (mother tongue) bagi

sebagian besar penduduk daerah tersebut. Salah satu wilayahnya yaitu Jawa Tengah yang

tidak menggunakan bahasa Indonesia. Pada umumnya masyarakat Jawa Tengah

menggunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi sehari-hari. Dengan demikian

masyarakat Jawa Tengah mengenal dua bahasa yaitu bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.

Bahasa Jawa sebagai bahasa ibu dan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, dan mau

tidak mau mempengaruhi bahasa masyarakat sehingga terjadilah pencampuran kedua

bahasa tersebut.

(1) Konteks :

Ibu Menyuruh Cucunya untuk Membeli Sabun di Warung.

Ibu : ayo neng sumur! ( ayo pergi kesumur! )

Anak : ngenteni, aku arep njupuk sandhangan reged dhisik ( tunggu, aku ambil pakaian

kotor dulu )

Ibu : nak, belikan nenek sabun di warung!

14
Cucu : iya nenek

Dari analisis di atas terjadi peristiwa alih bahasa dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia.

Alih kode tuturan yang terjadi dalam situasi nonformal antara ibu, anak dan cucu. Topik

yang dibicarakan yaitu ibu mengajak anak mencuci di sumur lalu menyuruh cucunya

untuk membelikan sabun. Alih kode terjadi antara tiga orang anggota keluarga. Peristiwa

tutur dimulai ibu yang mengajak anaknya kesumur mengunakan kode bahasa Jawa

kemudian anak menjawab mengunakan kode bahasa Jawa sesuai dengan kode yang

digunakan ibu. Kemudian ibu mengunakan kode bahasa Indonesia kepada cucunya

karena cucunya tidak bisa mengunakan kode bahasa Jawa. Lalu diikuti oleh cucunya

mengunakan kode bahasa Indonesia hal ini dilakukan karena lebih mudah dalam

berkomunikasi. Dengan demikian, sesuai dengan konteks telah terjadi alih kode yaitu dari

bahasa jawa kebahasa indonesia. Alih kode ditunjukkan oleh ibu dengan tuturan belian

sabun di warung dan ditunjukan juga pada tuturan cucu seperti pada tuturan iya nenek.

Dari penggalan tuturan tersebut arah alih kode yaitu dari bahasa Jawa kebahasa

Indonesia.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Jadi, dengan adanya bahasa daerah (bahasa jawa) tidak dapat menutup kemungkinan

adanya interferensi atau pencampuran bahasa antara bahasa indonesia sebagai bahasa nasional

dengan bahasa sunda sebagai bahasa ibu itu sendiri dalam berkomunikasi kehidupan sehari-hari.

Adanya pencampuran bahasa tersebut bisa memberikan nilai positif maupun negatif yaitu

membuat bahasa indonesia menjadi tidak baik dan benar bahkan akan membuat bahasa indonesia

jauh dari para pemiliknya . Oleh karena itu penggunaan bahasa daerah hendaknya digunakan

sesuai dengan situasi dan kondisi yang tepat, sehingga tidak membuat bahasa indonesia yang

digunakan menjadi salah.

3.1.2 Saran

Dari simpulan diatas, peneliti merumuskan saran sebagai berikut :

1. Pemerintah harus aktif dalam melakukan penyuluhan bahasa indonesia.

Hal ini paling tidak menyadarkan masyarakat indonesia akan pentingnya kecermatan

dalam berbahasa.

2. Menanamkan sikap cinta terhadap bahasa sendiri. Misalnya dengan mengadakan lomba

puisi,dan lain-lain.
16
3. Dan yang paling penting dimulai dari diri sendiri untuk membudidayakan bahasa

indonesia dan meningkatkan kembali eksistensinya.

DAFTAR PUSTAKA

Hardyanto, Tri. (2011). Pentingnya bahasa Indonesia dalam kehidupan

bermasyarakat? dan Benarkah bahasa dapat mempengaruhi

kehidupan  manusia. [Online]. Tersedia:

http://threevia.wordpress.com/2011/09/25/pentingnya-bahasa-indonesia-dalam-kehidupan-

bermasyarakat-dan-benarkah-bahasa-dapat-mempengaruhi-kehidupan-manusia

Chaer, Abdul. (2006). Bahasa Indonesia dalam Masyarakat :Telaah Semantik. [Offline].

Tersedia : Perpustakaan Universitas Nahdlatul Ulama Jepara

Rendi, Muhammad. (2011). Pentingnya Bahasa Indonesia dalam tatanan Kehidupan

Bermasyarakat. [Online]. Tersedia:

http://sirendi.blogspot.com/2011/10/pentingnya-bahasa-

indonesia-dalam.html.

http://anaksastra.blogspot.com/2009/02/alih-kode-dan-campur-kode.html. [16

https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/8189-Full_Text.pdf

http://lib.unnes.ac.id/25910/1/2111412036.pdf

http://bahasa.kompasiana.com/2012/09/24/penggunaan-bahasa-indonesia-zaman-

17
sekarang-496222.html.

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/465/jbptunikompp-gdl-cecesobarn-23242-1-pertemua-1.pdf

18

Anda mungkin juga menyukai