Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

ANILISI KEPEDULIAN PENGGUNAAN BAHASA


INDONESIA DIKALANGAN REMAJA

Oleh:

Gusti Putu Wahyu Gian Saputra

231310888

A17

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

PROGRAM DIPLOMA TIGA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIRA MEDIKA BALI

DENPASAR 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan
mengenai mata kuliah D3 Tenaga Laboratorium Medis, dengan judul “ ANILISI
KEPEDULIAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DIKALANGAN REMAJA”

Dengan tulisan ini kami diharapkan mahasiswa mampu untuk memahami makna dari
Identitas Nasional di indonesia. Kami sadar materi kuliah ini terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari
berbagai pihak, agar bisa menjadi lebih baik lagi.

Gianyar,07 April 2024


Penulis

Gusti Putu Wahyu Gian Saputra

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 4

1.1Latar Belakang ............................................................................................................. 4

1.2Rumusan Masalah ........................................................................................................ 5

1.3Tujuan Penelitian ......................................................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian....................................................................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................ 8

2.1Bahasa dan Peranannya ................................................................................................ 8

2.2 Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia...................................................................... 8

2.3Remaja ......................................................................................................................... 10

BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................. 13

3.1Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar ....................................................................... 13

3.2 Penggunaan Bahasa Indonesia Di Kalangan Remaja .................................................... 17

3.3Faktor Penyebab Remaja Cenderung Meninggalkan Penggunaan Bahasa Indonesia Yang

Baik Dan Benar ................................................................................................................. 20

BAB IV PENUTUP........................................................................................................... 25

4.1Kesimpulan .................................................................................................................. 25

4.2 Saran ........................................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 27

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa merupakan kebutuhan vital manusia dalam berkomunikasi dengan

manusia atau sekelompok manusia lainnya. Sifat dasar manusia yang selalu saling

membutuhkan satu dengan lainnya menjadikan bahasa menjadi kebutuhan mutlak

dalam berinteraksi.

Kemampuan manusia menciptakan bahasa untuk berkomunikasi mendukung

keberadaanya sebagai makhluk sosial semakin menonjolkan perbedaan manusia dengan

makhluk Tuhan lainnya. Meskipun tidak hanya bahasa yang menjadi alat komunikasi,

tidak dapat dipungkiri bahwa bahasa adalah alat komunikasi yang sederhana dan sangat

mudah dipahami dalam kehidupan bermasyarakat.

Bahasa merupakan asset yang paling berharga dimiliki oleh suatu

kelompok,seperti bangsa Indonesia yang memiliki bahasa Indonesia sebagai bahasa

nasional. Indonesia terdiri dari banyak suku dan kelompok yang memiliki bahasa dan

budaya berbeda-beda, dengan adanya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional telah

mencerminkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang majemuk.

Akan tetapi banyak yang tidak mengetahui bahasa Indonesia yang baik dan

benar, khususnya remaja zaman sekarang. Dengan semakin berkembangnya bahasa

gaul dan berbagai modifikasi dari bahasa asing, bahasa Indonesia yang sesungguhnya

mulai luntur dan dilupakan.

Perkembangan bahasa-bahasa gaul dewasa ini sangat mengkhawatirkan.

Banyak generasi muda yang tidak mengetahui penggunaan bahasa Indonesia yang baik

4
dan benar. Contoh yang paling jelas terlihat dalam dunia kampus, mahasiswa acuh tak

acuh terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, bahkan dalam

penyusunan skripsi tak banyak mahasiswa yang masih saja menggunakan penggunaan

bahasa Indonesia yang salah dan tidak sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia Yang Disempurnakan.

Remaja-remaja di zaman modern ini juga banyak yang tidak mengimbangi

kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar dengan berbahasa asing. Terlihat

dari lebih banyak remaja mengembangkan kemampuan berbahasa asing daripada

kemampuan berbahasa Indonesia yang sesuai dengan ejaan yang disempurnakan.

Sehingga, dalam berbahasa remaja sulit membedakan dimana mereka harus berbicara

formal atau tidak. Mereka juga kesulitan menulis suatu karya dengan bahasa Indonesia

yang baik dan benar yang sesuai dengan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang

disempurnakan. Oleh karena itu, penulis mengangkat permasalahan tersebut ke dalam

karya tulis ini, dengan harapan agar remaja saat ini mengerti penggunaan bahasa

Indonesia yang baik dan benar, serta mengembangkan kemampuan berbahasa mereka

sesuai dengan Pedoman Umum Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah bahasa Indonesia yang baik dan benar itu?

2. Bagaimanakah penggunaan bahasa Indonesia di kalangan remaja saat ini?

5
3. Faktor apa sajakah yang menyebabkan remaja cenderung meninggalkan

penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar?

4. Bagaimanakah dampak yang ditimbulkan dengan ditinggalkannya penggunaan

bahasa Indonesia yang baik dan benar?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian secara umum

1. Mengetahui bahasa Indonesia yang baik dan benar .

2. Mengetahui penggunaan bahasa Indonesia di kalangan remaja saat ini.

3. Mengetahui faktor yang menyebabkan remaja cenderung meninggalkan

penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

4. Mengetahui akibat yang ditimbulkan karena ditinggalkannya penggunaan

bahasa Indonesia yang baik dan benar.

1.3.2 Tujuan penelitian secara khusus

Tujuan khusus penulis menyusun karya ilmiah ini adalah untuk

memenuhi tugas akhir semester dan syarat untuk naik ke jenjang atau semester

selanjutnya pada program studi bahasa Indonesia di Fakultas Ilmu dan Teknologi

Pangan

1.4 Manfaat Penelitian

6
1.4.1 Manfaat penelitian secara teoritis

Manfaat secara teoritis adalah untuk memberi pengetahuan tentang bahasa

Indonesia yang baik dan benar sehingga masyarakat dapat mengaplikasikannya

dalam kehidupan sehari-hari khususnya remaja, sehingga bahasa Indonesia yang

baik dan benar tetap terjaga.

1.4.2 Manfaat penelitian secara praktis

1. Bagi dunia pendidikan bahasa, dapat menambah pengetahuan

siswa/mahasiswa,tentang bahasa Indonesia yang baik dan benar.

2. Karya ilmiah ini diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam memilih

bahasa yang pas dalam pergaulan sehari-hari. Sehingga masyarakat

khususnya remaja dapat membedakan penggunaan bahasa Indonesia yang

baik dan benar dengan bahasa prokem.

7
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Bahasa dan Peranannya

Bahasa adalah suatu media yang digunakan untuk menyampaikan dan memahami

gagasan, pikiran, dan pendapat. Bahasa juga media komunikasi utama di dalam

kehidupan manusia untuk berinteraksi (Surahman, 1994: 11).

Melalui bahasa, kehidupan berinteraksi suatu bangsa dapat dibentuk, dibina, dan

dikembangkan serta dapat diturunkan pada generasi mendatang. Dengan adanya bahasa

sebagai alat komunikasi, maka semua yang ada di sekitar manusia, dapat disesuaikan

dan diungkapkan kembali kepada orang lain sebagai bahan komunikasi (Craff, 1987:

1).

Secara garis besar, bahasa dapat dilihat dari tiga sudut pandang, antara lain: sudut

pandang bentuk dan sudut pandang makna (Martinet, 1987). Bentuk bahasa

berhubungan dengan keadaannya dalam mendukung perannya sebagai sarana

komunikasi untuk berbagai kepentingan komunikasi pemakai bahasa, dan

hubungannya dengan aspek nilai dan aspek makna adalah perannya yang terkandung

dalam bentuk bahasa yang fungsinya sebagai alat komunikasi ketiga unsur tersebut

secara keseluruhan dimiliki oleh semua bahasa di dunia.

2.2 Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia

8
Sebagaimana kita ketahui bahwa sesuai dengan ikrar Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober

1928, bahasa Indonesia diangkat sebagai bahasa nasional, dan sesuai dengan bunyi UUD 45,

BabXV, Pasal 36 Indonesia juga dinyatakan sebagai bahasa negara. Hal ini berarti bahwa

bahasa Indonesia mempunyai kedudukan baik sebagai bahasa nasional dan bahasa negara.

Yang dimaksud dengan kedudukan bahasa ialah status relatif bahasa sebagai sistem lambang

nilai budaya,yang dirumuskan atas dasar nilai sosialnya Sedang fungsi bahasa adalah nilai

pemakaian bahasa tersebut di dalam kedudukan yang diberikan.

2.2.1 Bahasa Nasional

Sehubungan dengan kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki

empat fungsi. Keempat fungsi tersebut ialah sebagai:

1.lambang identitas nasional,

2.lambang kebanggaan nasional,

3.alat pemersatu berbagai masyarakat yang mempunyai latar belakang sosial budaya dan

bahasa yang berbeda-beda, dan

4.alat perhubungan antarbudaya dan daerah.

2.2.2 Bahasa Negara

Berkaitan dengan statusnya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:

1.bahasa resmi negara,

2.bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan,

3.bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan, dan

4.bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta

teknologi.

9
2.3 Remaja

Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia

tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa

remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Remaja

merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara

umur 12 tahun sampai 21 tahun (www.wikipedia.com).

Menurut Hurlock tahun 1992 pada artikel tentang remaja di Wikipedia.com

menyatakan remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau

tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang

mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.

Remaja memiliki tempat di antara anak-anak dan orang tua karena sudah tidak

termasuk golongan anak tetapi belum juga berada dalam golongan dewasa atau tua.

Masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja

belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri

Rumini & Siti Sundari tahun 2004 dalam artikel tentang remaja di Wikipedia.com

masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami

perkembangan semua aspek / fungsi untuk memasuki masa dewasa.

Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi

wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan menurut Zakiah

Darajat tahun 1990 dalam artikel tentang remaja di Wikipedia.com, remaja adalah

masa peralihan di antara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak

mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun

perkembangan psikisnya, sehingga sangat rentan untuk dipengaruhi. Mereka bukanlah

10
anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan juga

orang dewasa yang telah matang. Hal yang sama diungkapkan oleh Santrock tahun

2003dalam artikel tentang remaja di Wikipedia.com, bahwa remaja (adolescene)

diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang

mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Batasan usia remaja

yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun.

Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu: 1). 12 – 15 tahun;

2). Masa remaja awal, 15 – 18 tahun; 3). Masa remaja pertengahan, dan 18 – 21

tahun; 4). Masa remaja akhir.

Berdasarkan definisi beberapa ahli tersebut dapat dikatakan remaja adalah suatu

proses peralihan seorang manusia dari anak-anak menuju kedewasaan dengan usia 12

tahun sampai 22 tahun.

Orang yang dalam proses mencari identitas adalah orang yang ingin menentukan

siapa dan bagaimana dia pada saat sekarang ini dan siapa atau apakah yang dia inginkan

pada masa mendatang (Kiko, 2001).

Pemuda sebagai Embrio Regenerasi suatu bangsa memiliki masa adelonsia dimana

pemuda untuk pertama kali secara diminitif harus menentukan siapakah dan apakah dia

ketika itu dan ingin menjadi siapa dan apa dia di masa depan, (Masa adelonsia yang

sangat kental terhadap "Krisis Identitas").

Identitas memiliki identifikasi sebagai suatu kesadaran yang dipertajam dan sebagai

suatu kesatuan unik yang menjaga kesinambungan arti penjelasan dimasa lampau bagi

dirinya sendiri dengan orang lain. Menurut De Levita dalam artikel Study Analisis Di

Balik Perkembangan Psikologi Remaja, aaspek-aspek identifikasi identitas adalah :

1. Identitas sebagai intisari seluruh kepribadian yang tetap tinggal sama walaupun

berubah ketika menjadi tua serta dalam dunia sekitar.

11
2. Identitas sebagai keserasian peran sosial yang pada prinsipnya dapat berubah dan

berubah-ubah.

3. Identitas sebagai "bagai hidupku sendiri" yang berkembang dalam tahap-tahap

terdahulu dan menentukan bagaimana peran sosial itu dapat terwujud.

4. Identitas sebagai suatu yang khas pada tahap adelonsasi yang dapat berubah dan

dipahami setelah setiap adelonsasi.

5. Identitas sebagai pengalaman subjektif.

6. Identitas sebagai kesinambungan diri sendiri dengan orang lain.

Proses terjadinya identitas dapat diungkapkan juga secara abstrak. Identitas adalah

suatu proses restrukturisasi segala identifikasi dan pengalaman terdahulu, seluruh

identitas fragmeter baik dan buruk, atau positif negatif diolah dalam perspektif suatu

masa depan yang diartisipasi, manusia merupakan identitasnya, apabila dapat

menggabungkan pengalaman-pengalaman tersebut menjadi kehidupan baru yang

positif.

BAB III
12
PEMBAHASAN

3.1 Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar

Sering kita dengar ungkapan “gunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar.”

Terhadap ungkapan itu timbul banyak reaksi. Pertama, orang mengira bahwa kata baik dan

benar dalam ungkapan itu mengandung arti atau makna yang sama atau identik. Sebenarnya

tidak! Justru ungkapan itu memberikan kesempatan dan hak kepada pemakai bahasa untuk

menggunakan bahasa secara bebas sesuai dengan keinginannya dan kemampuannya dalam

berbahasa.mari kita tinjau arti kedua kata itu.

Berbahasa yang baik ialah berbahasa sesuai dengan “lingkungan” bahasa itu digunakan.

Dalam hal ini beberapa faktor menjadi penentu. Pertama, orang yang berbicara; kedua orang

yang diajak berbicara; ketiga, situasi pembicaraan apakah situasi itu formal atau nonforml;

keempat, masalah atau topik pembicaraan.

Sedangkan bahasa yang benar ialah bahasa yang sesuai dengan kaidahnya, aturannya,

bentuk, strukturnya. Kalau berbahasa Indonesia baku harus seperti bahasa yang kaidahya

tertulis dalam buku-buku tata bahasa. Sebaliknya, jika menggunakan salah satu dialek. Dialek

Jakarta misalnya, harus betul-betul bahasa Jakarta seperti yang digunakan oleh penduduk asli

Jakarta. Itulah yang dimaksud dengan kata benar.

3.1.1 Bahasa Indonesia baku

13
Bahasa Indonesia yang baku ialah bahasa Indonesia yang digunakan orang-

orang terdidik dan yang dipakai sebagai tolak bandingan penggunaan bahasa yang

dianggap benar. Ragam bahasa Indonesia yang baku ini biasanya ditandai oleh

adanya sifat kemantapan dinamis dan ciri kecendekiaan.Yang dimaksud dengan

kemantapan dinamis ini ialah bahwa bahasa tersebut selalu mengikuti kaidah atau

aturan yang tetap dan mantap namun terbuka untuk menerima perubahan yang

bersistem. Ciri kecendekiaan bahasa baku dapat dilihat dari kemampuannya dalam

mengungkapkan proses pemikiran yang rumit di berbagai bidang kehidupan dan

ilmu pengetahuan. Bahasa Indonesia baku dipakai dalam:

1.komunikasi resmi, seperti dalam surat-menyurat resmi, peraturan

pengumuman instansi resmi atau undang-undang;

2.tulisan ilmiah, seperti laporan penelitian, makalah, skripsi, disertasi dan buku-

buku ilmu pengetahuan

3.pembicaraan di muka umum, seperti dalam khotbah, ceramah, kuliah pidato; dan

4.pembicaraan dengan orang yang dihormati atau yang belum dikenal.

3.1.2 Bahasa Indonesia dalam Konteks Ilmiah

Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, antara lain,

bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi: Kami putra dan

putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ini berarti bahwa

bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, kedudukannya berada di atas bahasa-

bahasa daerah. Selain itu, di dalam Undang-Undang Dasar 1945 tercantum pasal

khusus (Bab XV, Pasal 36) mengenai kedudukan bahasa Indonesia yang

menyatakan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia. Dengan demikian ada

dua macam kedudukan bahasa Indonesia. Pertama, bahasa Indonesia

berkedudukan sebagai bahasa nasional, sesuai dengan Sumpah Pemuda 1928, dan
14
kedua bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa negara, sesuai dengan

Undang-Undang Dasar 1945.

Dalam tulisan ilmiah, bahasa sering diartikan sebagai tulisan yang

mengungkapkan buah pikiran sebagai hasil dari pengamatan, tinjauan, penelitian

yang seksama dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu, menurut metode tertentu,

dengan sistematika penulisan tertentu, serta isi, fakta, dan kebenarannya dapat

dibuktikan dan dapat dipertanggungjawabkan. Bentuk-bentuk karangan ilmiah

identik dengan jenis karangan ilmiah, yaitu makalah, laporan praktik kerja, kertas

kerja, skripsi, tesis, dan disertasi.

Dalam penulisan ilmiah, bahasa merupakan hal yang terpenting. Untuk itu kita

harus sebaik mungkin menggunakannya. Antara lain :

1. Dalam hal penggunaan ejaan. Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dalam

kaidah tulis menulis yang distandarisasikan yang meliputi pemakaian huruf,

penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda

baca.

2. Dalam hal penulisan kata. Baik kata dasar, kata turunan, bentuk ulang, kata

ganti, kata depan, kata sandang, maupun gabungan kata.

3. Dalam penggunaan partikel lah, kah, tah, pun. Partikel lah, kah, tah ditulis

serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh: Pergilah sekarang!

Sedangkan partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Contoh:

Jika engkau pergi, aku pun akan pergi. Kata-kata yang sudah dianggap padu

ditulis serangkai, seperti andaipun, ataupun, bagaimanapun, kalaupun,

walaupun, meskipun, sekalipun.

4. Dalam hal pemakaian Ragam Bahasa. Berdasarkan pemakaiannya, bahasa

memiliki bermacam-macam ragam sesuai dengan fungsi, kedudukan, serta

15
lingkungannya. Ragam bahasa pada pokoknya terdiri atas ragam lisan dan

ragam tulis. Ragam lisan terdiri atas ragam lisan baku dan ragam lisan tak baku.

Ragam tulis terdiri atas ragam tulis baku dan ragam tulis tak baku.

5. Dalam penulisan Singkatan dan Akronim. Singkatan nama orang, nama gelar,

sapaan jabatan atau pangkat diikuti tanda titik. Contoh: Muh. Yamin, S.H.

(Sarjana Hukum ). Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu

tanda titik. Contoh: dll. hlm. sda. Yth. Singkatan nama resmi lembaga

pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta dokumen resmi

yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak

diikuti tanda titik. Contoh: DPR GBHN KTP PT. Akronim nama diri yang

berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf

kapital. Contoh: ABRI LAN IKIP SIM. Akronim nama diri yang berupa

gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis

dengan huruf awal huruf kapital. Contoh: Akabri Bappenas Iwapi Kowani.

6. Dalam penulisan Angka dan Lambang Bilangan. Penulisan kata bilangan

tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut. Contoh: Abad XX dikenal sebagai

abad teknologi.

Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis

dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang dipakai berturut-turut. Contoh:

Ada sekitar lima puluh calon mahasiswa yang tidak diterima di perguruan

tinggi itu.

7. Dalam pemakaian tanda baca. Pemakaian tanda titik (.), tanda koma (,), tanda

titik dua (:), tanda titik koma (,), tanda hubung, (-) tanda pisah (_), tanda petik

(“), tanda garis miring, (/) dan tanda penyingkat atau aprostop (‘).

8. Dalam pemakaian imbuhan, awalan, dan akhiran.

16
Dalam penulisan ilmiah, selain harus memperhatikan faktor kebahasaan, kita

pun harus mempertimbangkan berbagai faktor di luar kebahasaan.Faktor tersebut

sangat berpengaruh pada penggunaan kata karena kata merupakan tempat

menampung ide. Dalam kaitan ini, kita harus memperhatikan ketepatan kata yang

mengandung gagasan atau ide yang kita sampaikan, kemudian kesesuaian kata

dengan situasi bicara dan kondisi pendengar atau pembaca.

3.2 Penggunaan Bahasa Indonesia Di Kalangan Remaja

Dahulu Bahasa Indonesia digunakan dengan baik dan benar sesuai kaidah berbahasa yang

tepat. Namun kini, seiring dengan perkembangan teknologi dan pengaruh budaya luar, Bahasa

Indonesia rusak justru di tangan para pemudanya sendiri. Penggunaan Bahasa Indonesia oleh

remaja masa kini, terutama di kota-kota besar, sangat tidak sesuai dengan kaidah berbahasa

yang baik dan benar. Remaja mencampur-adukkan Bahasa Indonesia dengan bahasa-bahasa

daerah dan asing kemudian menyebutnya sebagai ‘bahasa gaul’. Kosa kata baru banyak muncul

untuk mengganti kata-kata dalam Bahasa Indonesia. Misalnya ‘gue’ yang berasal dari Bahasa

Betawi, digunakan untuk mengganti kata ‘saya’; ‘loe’ untuk mengganti kata ‘kamu’; ‘nyokap-

bokap’ untuk mengganti kata ‘ayah-ibu’ dan muncul kosa kata yang tidak jelas artinya seperti

‘jijay’, ’lebay’, ‘kamseupay’ dan muncul partikel-partikel seperti ‘-sih’ dan ‘dong’.

Ironisnya, penggunaan ‘bahasa gaul’ ini tidak hanya di lingkungan pergaulan, namun telah

mendarah daging dan tak jarang digunakan remaja di sekolah, bahkan ketika tes atau pelajaran

Bahasa Indonesia sekalipun. Di sekolah, remaja spontan berbicara atau menulis dengan ‘bahasa

gaul’ dengan teman dan guru karena telah terbiasa menggunakannya dalam percakapan sehari-

hari dan menulis sms.

17
Didalam masyarakat saat ini telah berkembang dan banyak yang menyatakan

pendapat bahwa para remaja kita dengan bahasa prokemnya telah merusak bahasa

Indonesia yang baik dan benar. Perkembangan bahasa prokem atau bahasa yang hanya

dipakai para pemuda. Remaja yang menggunakan seenaknya dan tidak dapat dipahami

masyarakat umum, atau dapat disebut juga bahasa gaul.

Mulai dari remaja di tinggakat sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas

sampai para mahasiswa atau mahasiswi. Sebagian besar dari mereka saat

berkomunikasi telah jauh dari susunan keindonesiaan yang baik dan benar, walaupun

seperti yang kita ketahui mereka semua berada dalam kalangan akademik yang masih

mendapatkan pendidikan. Tetapi pada kenyataannya bahasa Indonesia yang telah

disusun rapi dengan EYD telah jauh dilupakan.

Menurut Jay Bimo remaja yang kuper atau kurang pergaulan misalnya, “si kutu

buku” dan “si anaak ibu”, tidak mengenal bahasa prokem kebanyakan dari mereka

masih alami dalam penggunaan bahsa Indonesia artinya bahasa yang digunakan masih

mengandung unsur-unsur kebahasaan yang baik dan benar. Sebaliknya dengan remaja

yang dikatakan “gaul”, mereka cenderung kental dengan bahasa prokemnya. Pada

dasarnya penggunaan bahasa Indonesia di kalangan remaja saat ini hampir sudah tidak

ada yang menggunakannya dengan benar. Sedikit sekali remaja yang menggunakan

bahasa Indonesia dengan benar. Selang waktu yang berjalan, pengguna bahasa

Indonesia dengan benar telah di geser dengan bahasa-bahasa yang tidak dikenal.

Dikarenakan datangnya penduduk luar negeri ke dalam negeri yang membaur bahasa

Indonesia dengan bahasa asing. Ini merupakan tingkatan yang memperihatinkan.

Karena seperti yang kita ketahui mereka lebih bangga dengan bahasa asing, gaul dan

prokemnya yang secara langsung atau tidak langsung merusak bahasa Indonesia yang

baik dan benar, atau untuk kalangan akademik yang seharusnya bisa menggunakan

18
bahasa Indonesia yang baik dan benar tetapi pada kenyataanya mereka justru kental

dengan bahasa asingnya, bahasa daerahnya ban bahasa gaulnya dalam suasanya formal

sekalipun.

Itu disebabkan karena pengaruh globalisasi, media masa dan pengaruh semakin

banyaknya orang asing yang berada di Indonesia secara langsung atau tidak langsung

telah mempengaruhi bagaimana remaja berkomunikasi. Pengaruh globalisasi

membawa dampak negatif bagi remaja dalam hal kebahasaan yaitu tercermin pada

perilaku masyarakat yang mulai meninggalkan bahasa Indonesia dan terbiasa

menggunakan bahasa gaul atau bahasa prokem. Sedangkan dari media masa dan dari

pengaruh semakin banyaknya orang asing yang berada di Indonesia membawa dampak

berkembangnya bahasa asing dikalangan remaja yang tidak jelas penggunaanya dan

sulit dipahami masyarakat.

Dari pengaruh tersebut didapatkan tiga bahasa yang digunakan remaja saat ini, yaitu

yang pertama bahasa prokem atau bahasa gaul merupakan bahasa yang digunakan

dikalangan pemuda ataupun remaja yang dalam penggunaan bahasa seenaknya sendiri

sehingga masyarakat tidak dapat memehaminya dalam proses komunikasi. Bahasa gaul

merupakan bahasa yang digunakan dikalangan remaja karena pengaruh arus

globalisasi. Bahasa gaul juga merupakan ragam bahasa Indonesia nonstandar yang

lazim digunakan diJakarta pada tahun 1970-an yang kemudian digantikan oleh ragam

yang disebut sebagaibahasa gaul, bahasa karena pengaruh waktu. Dan yang

kedua yaitu bahasa asing, bahasa asing merupakan bahasa yang tidak digunakan oleh

orang yang tinggal di sebuah tempat yang tertentu misalnya, bahasa Indonesia dianggap

sebagai sebuah bahasa yang asing di Australia. bahasa asing juga merupakan sebuah

bahasa yang tidak digunakan di tanah air atau negara asal seseorang. Sangat

disayangkan bahwa bahasa asing terutama bahasa Inggris telah memperkaya kosakata

19
bahasa Indonesia dan yang tidak dapat dipungkiri lagi banyak diantara mereka yang

menuliskan kosakata asing padahal kosakata itu telah diindonesiakan. Dan yang ketiga

yaitu bahasa daerah yang merupakan warisan budaya dari daerahnya masing-masing di

wilayah Indonesia. Bahasa daerah merupakan identitas dari daerahnya masing-masing.

Indonesia kaya akan bahasa daerah, tetapi seperti yang kita ketahui penggunaannya

terkadang tidak sesuai pada waktunya. Remaja yang derada dalam suasana formal dan

lingkungan akedemik seharusnya menggunakan bahasa Indonesia dngan baik dan benar

tetapi pada kenyataannya mereka masih membawa bahsanya asalnya atau bahasa

daerah.

3.3 Faktor Penyebab Remaja Cenderung Meninggalkan Penggunaan Bahasa

Indonesia Yang Baik Dan Benar

Kehidupan remaja merupakan suatu fase kehidupan untuk mencari identitas. Siapa

dan bagaimana dia pada saat sekarang ini dan siapa atau apakah yang dia inginkan pada

masa mendatang (Kiko, 2001). Remaja sekarang sebagian besar telah menentukan jalan

yang harus dia tempuh untuk meraih cita-citanya. Berbagai persiapan untuk masa depan

telah dicanangkan, baik oleh orang tua maupun persiapan dari diri-sendiri, seperti:

1. Mengembangkan ilmu pengetahuan teknologi dan informasi

Hal seperti itu sangat mudah kita temukan di tengah-tengah masyarakat modern.

Penguasaan terhadap teknologi dan informasi merupakan sebuah keharusan yang

dijalankan untuk mempersiapkan masa depan yang semakin berkembang dengan

teknologi-teknologi canggih. Minimnya pengetahuan tentang teknologi dan

komunikasi di zaman ini akan menjadi sebuah boomerang dalam mengejar cita-cita.

2. Mengasah kemampuan berbahasa asing


20
Kemampuan menguasai bahasa asing oleh para remaja akhir-akhir ini sedang

giat-giatnya dilakukan. Menguasai bahasa asing sama artinya mendapatkan

pekerjaan yang mendatangkan gemilang harta. Dengan kata lain kesuksesan ada di

depan mata.

Penguasaan seorang remaja terhadap ilmu pengetahuan teknologi-informasi dan

penguasaan bahasa-bahasa asing memang sangat mendukung masa depan, namun

penguasaan terhadap budaya dan lebih-lebih terhadap bahasa sendiri sangat

memperihatinkan. Remaja, apalagi yang sudah meiliki gelar mahasiswa sangat pintar

dalam berbahasa serta dalam mengembangkannya. Akan tetapi, dalam penggunanya

kebanyakan dari mereka tidak memperhatikan bahasa Indonesia yang baik dan benar

yang sesuai dengan kaidah kebahasaan. Bahkan didalam diri mereka timbul suatu

ketidakwajaran ketika berbahasa Indonesia yang baku. Padahal sangatlah wajar apabila

mahasiswa selaku penerus bangsa dapat menggunakan bahasa nasionalnya dan

menunjukan identitas sebagai Bangsa Indonesia. Ada beberapa hal yang membuat

Bahasa Indonesia baku menjadi sebuah anomali bagi remaja dan pelajarnya sendiri.

Pertama, kurangnya peran dari pendidik. Arti pendidik disini tidak hanya di sekolah

saja tetapi juga dari keluarga dan masyarakat. Di lingkungan keluarga, orang tua

cenderung tidak mempermasalahkan Bahasa Indonesia yang digunakan anak-anaknya

sejak kecil. Misalnya mereka hanya terpaku pada nilai matematika, sains atau pun

bahasa Inggris. Asalkan bisa berkomunikasi, bahasa tidak menjadi masalah. Ironisnya,

kurangnya peran pendidik berasal dari guru Bahasa Indonesianya sendiri. Memang

Bahasa Indonesia telah dipelajari sejak usia sekolah dasar, tetapi guru hanya mengajar

cara berbahasa Indonesia yang baik dan benar bukan mendidik cara berbahasa

Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia hanya sebuah pelajaran bukan

pendidikan, hanya formalitas dan bukan untuk diterapkan. Secara tertulis kita sering

21
membaca kalimat “Wajib Berbahasa Indonesia Sesuai EYD” tetapi secara kasat mata

“Jauhkan Dari Jangkauan Anak-anak”.

Kedua, kurangnya kesadaran dari mahasiswanya sendiri. Identik dengan remaja

dewasa, mahasiswa masih mempunyai ego sehingga mereka merasa canggung

berbahasa Indonesia yang baik dan benar dalam pergaulannya. Bahkan mahasiswa lebih

memilih untuk menguasai Bahasa Inggris yang dianggap lebih hebat daripada Bahasa

Indonesia dan beralasan untuk mengikuti perkembangan zaman. Alasan tersebut

memang tidak bisa dipungkiri tetapi alangkah baiknya jika menguasai Bahasa

Indonesia yang baik dan benar dulu.

Ketiga, anggapan Bahasa Indonesia baku sebagai bahasa panti jompo. Ini

disebabkan karena peran dari media baik cetak maupun elektronik sering

berkomunikasi dengan menggunakan bahasa informal yang dibawakan oleh ikon-ikon

artisnya sehingga orang yang mengidolakan artis tersebut suka menirukan apa yang

idola mereka lakukan. ContohnyaLaura Syndrome yang gejalanya menirukan gaya ala

Cinta Laura. Jadi jika suatu acara menggunakan bahasa formal, maka acara tersebut

membosankan untuk disimak.

3.4 Dampak Ditinggalkannya Penggunaan Bahasa Indonesia Yang Baik

Dan Benar

Meninggalkan suatu kebiasaan yang telah menjadi tradisi akan berakibat besar dalam

kelangsungan hidup masyarakat tersebut. Begitu juga yang akan terjadi pada bahasa Indonsia

yang disempurnakan jika semakin ditinggalkan oleh masyarakatnya.

Dampak buruk yang dapat dirasakan langsung adalah menurunnya nilai

kesopanan remaja ketika berbicara dengan orang yang lebih tua. Sedangkan dampak

tidak langsungnya adalah merusak bahasa nasional itu sendiri. Mungkin, beberapa

22
tahun kedepan masih bisa menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, namun

bagaimana dengan lima puluh tahun yang akan datang? Apakah Bahasa Indonesia

masih bisa bertahan? Atau akan hilang ditelan ‘bahasa gaul’?

Hal ini menjadi tugas kita sebagai remaja sekaligus pelajar yang masih peduli

dengan Bahasa Indonesia. Kita tidak dapat memungkiri bahwa ‘bahasa gaul’ telah

mengikis dan merusak Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, sebagai generasi muda,

marilah kita menjaga dan melestarikan Bahasa Indonesia.

Bagaimana caranya? Caranya adalah dengan membiasakan diri menggunakan

Bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah berbahasa yang baik mulai dari diri kita sendiri,

karena hal besar berawal dari hal kecil. Setelah itu marilah kita mengajak teman-

teman dan orang-orang di sekitar kita untuk menggunakan Bahasa Indonesia dengan

benar. Hal yang tak kalah penting adalah dengan tetap memberikan pelajaran Bahasa

Indonesia dengan metode pembelajaran yang menarik kepada siswa di sekolah agar

siswa sadar akan pentingnya Bahasa Indonesia dan mampu untuk turut melestarikan

bahasa nasional ini. Dengan demikian, niscaya Bahasa Indonesia akan tetap terjaga

keberadaannya sampai kapanpun.

23
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Penggunaan bahasa Indonesia di kalangan remaja saat ini hampir sudah tidak ada yang

menggunakannya dengan benar. Sedikit sekali remaja yang menggunakan bahasa Indonesia

dengan benar. Selang waktu yang berjalan, pengguna bahasa Indonesia dengan benar telah di

24
geser dengan bahasa-bahasa yang tidak di kenal. Dikarenakan datangnya penduduk luar negeri

ke dalam negeri, yang membaur bahasa Indonesia dengan bahasa asing.

Bahasa yang digunakan remaja pada saat ini diantaranya adalah bahasa prokem atau bahasa

gaul, bahasa asing dan bahasa daerah. Bahasa indonesia tidak digunakan sebagaimana mestinya

dikarenakan beberapa faktor antara lain faktor dari luar dan faktor dari dalam. Penggunaan

bahasa gaul, asing maupun bahasa daerah dikalangan remaja menimbulkan berbagai dampak,

baik itu dampak positif maupun dampak negatif.

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat para remaja kita agar

menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah dengan tindakan yang nyata dari

diri sendiri, masyarakan dan pemerintah. Karena itu merupakan elemen penting untuk

perubahan agar remaja, masyarakat dan pemerintah indonesia memiliki rasa bangga akan

bahasanya sendiri. Bahasa Indonesia merupakan alat pemersatu bangsa, sebagai identitas

bangsa Indonesia dan sebagai lambang kebanggaan nasional.

4.2 Saran

Karena remaja merupakan agen perubahan, sudah seharusnya kita sebagai remaja saat ini

menggunakan bahasa Indonesia yang benar sesuai dengan situasi dan kondisi dan sesuai

dengan kaidah yang telah disempurnakan. Dimana kita sedang berkomunikasi secara lisan

maupun tulisan. Karena apa, karena bahasa Indonesia merupakan identitas kebanggaan

bangsa Indonesia dan merupaka alat pemersatu. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk

mempertahankan bahasa Indonesia yang baik dan benar :

1. Para remaja dan anak muda harus biasa menggunakan bahasa indonesia yang baku sesuai dengan kaidahnya

dalam kehidupan sehari-hari.

2. Dalam forum resmi hendaknya masyarakat khususnya para remaja dan anak muda tetap menggunakan tatanan

bahasa indonesia yang baku.

25
3. Media-media cetak atau elektronik harus tetap menggunakana tatanan Bahasa Indonesia yang baku dalam

menyajikan informasi kepada masyarakat.

4. Menyadarkan masyarakat Indonesia terutama para generasi muda, bahwa Bahasa Indonesia sebagai bahasa

nasional harus diutamakan penggunaanya.

5. Meningkatkan pengajaran Bahasa Indonsia di sekolah dan perguruan tinggi dengan tugas praktik dialog atau

monolog seperti dalam bermain drama, penulisaan artikel makalah, dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Khaidir.1995.Beberapa Aspek Sosio-Kultural Masalah Bahasa.Yogyakarta:Gadjah

Mada University Press.

Badudu, J.S.1994.Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Chaer, Abdul. 1993.Pembakuan Bahasa Indonesia.Jakarta:PT. Rineka Cipta.

Charlie, Lie.1999.Bahasa Indonesia yang Baik dan Gimana Gitu.Jakarta:Gramedia Pustaka

Utama.

26
Rahardi, R. Kunjana. 2000.Imperatif dalam Bahasa Indonesia.Yogyakarta:Duta Wacana

University Press.

Rahmatarifin,2011.Dampak positif dan negatif penggunaan bahasa gaul dan

asing.dalam Rahmatarifin.wordpress.com.

Salliyanti.2003. Bahasa Prokem Di Kalangan Remaja. Dalam Salliyanti.blogspot.com.

Samsuri.1985.Tata Kalimat Bahasa Indonesia.Jakarta: PT Sastra Hudaya.

Sugihastuti.2003.Bahasa Indonesia Dari Awam Mahasiswa sampai Wartawan.

Yogyakarta:Gama Media.

Witriani.2012. English Made Simple.Yogyakarta:SUKA Press.

27

Anda mungkin juga menyukai