DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6
‘Grounding’
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas
rahmat dan hidayah-Nyalah, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
ini. Tugas ini membahas UNSUR SERAPAN, KATA BAKU, DAN TIDAK
BAKU.
1. Ibu Mega Nofria S. HUM., M.A. sebagai Dosen Mata Kuliah Bahasa
Indonesia.
2. Teman-teman anggota kelompok Grounding yang memberi fasilitas dan
turut membantu sehingga makalah ini dapat selesai dengan lancar.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu
penulis harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini. Semoga Allah SWT.
senantiasa meridhai usaha kita. Aamiin.
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
Kata serapan antar bahasa adalah hal yang lumrah, jika terjadi kontak bahasa
lewat pemakai pasti akan terjadi serap-menyerap kata. Dengan adanya proses
penyerapan akan menimbulkan saling meminjam dan saling pengaruh asing.
Peminjaman ataupun penyerapan dari suatu bahasa itu sendiri pasti dilatar belakangi
oleh berbagai macam faktor. Yang biasanya mengalami perubahan proses penyerapan
adalah bunyi bahasa dan kosa kata.
Berawal dari bahasa sansekerta yang datang bersamaan dengan ajaran hindu
budha di Indonesia, kemudian bahasa Belanda yang sejalan dengan proses penjajahan
bangsa Belanda. Setelah penjajahan masa Belanda usai adalah masa perdagangan
antara bangsa timur tengah dengan bangsa Indonesia dan proses keagamaan yang
menyebabkan terjadinya penyerapan bahasa Arab.
Yang terakhir adalah bahasa Inggris dan itu terjadi hingga sekarang, faktor
yang begitu dominan tentunya karena pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi
antara bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa pengguna bahasa Inggris.
Istilah bahasa baku telah dikenal oleh masyarakat secara luas. Namun
pengenalan istilah tidak menjamin bahwa mereka memahami secara komprehensif
konsep dan makna istilah bahasa baku itu. Hal ini terbukti bahwa masih banyak orang
atau masyarakat berpendapat bahasa baku sama dengan bahasa baik dan benar.
Mereka tidak mampu membedakan antara bahasa baku dan yang nonbaku.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kata serapan?
2. Bagaimana proses masuknya kata serapan ke dalam Bahasa Indonesia?
3. Apa saja contoh unsur serapan?
4. Apa saja macam-macam kata serapan?
5. Apa dampak dari penggunaan kata serapan bagi bangsa Indonesia?
6. Apa yang dimaksud kata baku dan tidak baku?
7. Apa pengertian kata baku dalam berbagai sudut pandang?
8. Apa saja fungsi dan kegunaan dari kata baku?
9. Apa saja ciri-ciri kata baku dan tidak baku?
10. Syarat kalimat yang baku
11. Ciri-ciri Bahasa Indonesia yang baku
12. Contoh kata tidak baku dan baku.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan unsur kata serapan.
2. Untuk mengetahui bagaimana proses masuknya kata serapan ke dalam
Bahasa Indonesia.
3. Untuk mengetahui contoh unsur serapan.
4. Untuk mengetahui macam-macam kata serapan.
5. Untuk mengetahui dampak dari penggunaan kata serapan bagi bangsa
Indonesia.
6. Supaya masyarakat dapat memahami pengertian dari kata baku, dan
tidak baku.
7. Agar dapat mengetahui fungsi dan kegunaan dari kata baku dan tidak
baku.
8. Supaya masyarakat lebih memahami ciri-ciri dan syarat dari kata baku
dan tidak baku.
9. Supaya masyarakat dapat mempratekkan kata baku dalam kehidupan
sehari-hari.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa lain bahasa daerah atau
bahasa luar negeri yang kemudian ejaan, ucapan, dan tulisannya disesuaikan
dengan penuturan masyarakat Indonesia untuk memperkaya kosa kata. Kata
serapan adalah kata yang diserap dari bahasa lain berdasarkan kaidah bahasa
penerimaan (KBBI V: 2016). Kridalaksan (2011:112) bahwa kata serapan
dinamakan kata pinjaman. Maksud dari kata pinjaman adalah kata yang dipinjam
dari bahasa lain dan kemudian sedikit banyaknya disesuaikan dengan kaidah
bahasa sendiri. Menurut pendapat Chaer (2008:239) penyerapan adalah bentuk
pengambilan kosakata dari bahasa asing Eropa (seperti bajasa Inggris, Bahasa
Belanda dan sebagainya), maupun bahasa Asia (seperti bahasa Arab, bahasa
Sansekerta, bahasa Cina dan sebagainya), termasuk dari bahasa-bahasa nusantara
(seperti bahasa Sunda, bahasa Jawa, bahasa Minang, bahasa bali dan sebagainya).
Dari pendapat diatas dapat dikatakan bahwa kata serapan adalah bahasa lain yang
dipinjam dan disesuaikan dengan kaidah bahasa sendiri atau penerimanya.
3
Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah
diintegrasikan ke dalam suatu bahasa dan diterima pemakaiannya secara umum.
Masyarakat Indonesia sekarang, telah banyak menggunakan kata – kata serapan.
Mereka berpendapat bahwa menggunakan kata – kata serapan adalah suatu hal
yang dapat menjadikan mereka dianggap sebagai orang yang terpelajar, gaul,
modern dan lain-lain. Padahal, di sisi lain penggunaan kata serapan tidak hanya
menimbulkan dampak positif, namun juga akan menimbulkan dampak negatif
yang tidak disadari oleh masyarakat.
1) Adopsi
Proses Adopsi adalah proses terserapnya bahasa asing karena pemakai
bahasa tersebut mengambil kata bahasa asing yang memiliki makna sama secara
keseluruhan tanpa mengubah lafal atau ejaan dengan bahasa Indonesia.
Contohnya hotdog, Shuttle cock, reshuffle, plaza, supermarket, hamburger, dll.
Suwignyo & Anang Santoso (2008: 30), syarat dilakukannya adopsi yaitu
Contoh kalimat:
Andre menjadi gemuk karena suka memakan hamburger.
Adik ingin membeli hotdog.
Terlepas dari ada beberapa ejaan yang luput dari koreksi editor, secara
keseluruhan, saya rasa buku ini memang perlu dibaca.
2) Adaptasi
Proses adaptasi adalah proses masuknya kata asing ke dalam bahasa Indonesia
dengan cara mengambil makna nya saja sedangkan penulisan dan lafalnya diubah
dan disesuaikan ke dalam bentuk kaidah bahasa Indonesia. Contohnya :
Option : Opsi
Fluktiate : Fluktuatif
Organization : Organisasi
4
Maximal : Maksimal
Contoh kalimat:
Organisasi itu melakukan bakti sosial untuk membantu anak yatim.
Maka rasanya wajar bila Budi Darma menyamakan pekerja seni yang baik
pada dasarnya juga intelektual yang baik. (intelektual →intelectual).
Dari total 242 halaman yang berisi 15 esai Budi Darma, ada sebuah alinea
yang menjadi titik berat pembacaan saya. (esai →essay).
3) Pungutan (Terjemahan)
Proses Terjemahan adalah kata serapan yang dihasilkan dengan cara
menerjemahkan kata atau istilah tanpa mengubah makna kata tersebut.
Pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing itu,
lalu kata tersebut dicari padanannya dalam bahasa Indonesia. Penyerapan
secara terjemahan dapat dilakukan dengan dua cara berikut ini:
a) Terjemahan langsung, yaitu kosakata dari bahasa asing itu
dicarikan padanannya dalam bahasa Indonesia.
Contohnya:
airport →bandar udara
joint ventura →usaha patungan
b) Terjemahan konsep, yaitu kosakata asing itu diteliti baik-baik
konsepnya, kemudian dicarikan kosakata bahasa Indonesia yang
konsepnya mirip dengan kosakata asing tersebut.
Contohnya:
vendor →penjual
green house →rumah kaca
Contoh kata:
5
Contoh kalimat:
Sebelum mengikuti Ujian Nasioanl, para siswa harus mengikuti uji coba.
Para vendor pemegang merek yang mencekoki kita untuk menggunakan
teknologi mereka.
Ani sedang mengamati pertumbuhan tanaman jagung di green house.
4) Kreasi
Cara kreasi terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep
dasar yang ada pada sumbernya. Kemudian, ia mencari padanannya dalam
Bahasa Indonesia. Meskipun sekilas mirip penerjemahan, namun cara terakhir
ini memiliki perbedaan. Cara kreasi tidak menuntut bentuk fisik yang mirip
seperti penerjemahan. Mungkin saja kata yang dalam bahasa aslinya itu terdiri
atas satu kata, sedangkan dalam bahasa Indonesia menjadi dua kata atau lebih.
Contohnya effective menjadi berhasil guna, shuttle menjadi ulang alik, dan spare
parts menjadi suku cadang.
Di samping itu, akhiran yang berasal dari bahasa asing diserap sebagai
bagian kata yang utuh. Kata seperti standardisasi, implementasi, dan objektif
diserap secara utuh di samping kata standar, implemen, dan objek. Pedoman
EYD mengatur kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur-unsur serapan. Beberapa
kaidah yang berlaku misalnya c di muka a, u, o, dan konsonan menjadi k (cubic
menjadi kubik, construction menjadi konstruksi), q menjadi k (aquarium
menjadi akuarium, frequency menjadi frekuensi), f tetap f (fanatic menjadi
fanatik, factor menjadi faktor), ph menjadi f (phase menjadi fase, physiology
menjadi fisiologi).
6
itu ada kalanya pada kurun waktu yang tmpang tindih sehingga orang-orang
dapat mengenali suatu kata serapan berasal dari bahasa yang mereka kenal saja.
Satu hal lagi, bahasa Indonesia memang termasuk luwes dalam menerima dan
menyerap unsur dari berbagai bahasa lain. Namun keluwesan ini hendaknya
tidak membuat kita serampangan dalam membentuk istilah baru dan
mengabaikan khazanah bahasa kita.
7
Selain kata serapan, ternyata bahasa Indonesia juga memunyai beberapa afiks atau
imbuhan serapan. Imbuhan serapan dalam bahasa Indonesia ditulis serangkai dengan
bentuk dasarnya.Beberapa imbuhan serapan itu antara lain :
1) Bahasa Inggris
Karena bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang digunakan
oleh seluruh bangsa di dunia untuk berkomunikasi. Bahasa ini dapat dengan
mudah masuk dan diterima oleh pemakai bahasa Indonesia. Di bawah ini adalah
Contoh kata-kata bahasa Inggris yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia
1. Huruf c yang diikuti a,o,u, atau konsonan menjadi k. misalnya:
Cubic = kubik
Cursor = kursor
8
Accommodation = akomodasi
Accumulation = akumulasi
2) Bahasa Belanda
Belanda telah menjajah Indonesia selama tiga ratus lima puluh tahun.
Lamanya bangsa Belanda menduduki Indonesia memungkinkan bahasa Belanda
terserap ke dalam bahasa Indonesia dan secara tidak sadar kita telah mengambil
dan menggunakan kata-kata dari bahasa Belanda tersebut. Berikut ini adalah
contoh kata serapan yang diambil dari bahasa Belanda
1. Gabungan huruf aa menjadi a. misalnya:
Octaaf = oktaf
Baal = bal
9
5. Gabungan huruf oo menjadi o. misalnya:
Komfoor = kompor
Provoost = provost
10
5. Gabungan huruf bh menjadi b. Misalnya:
Bhaga = bagai.
Bhasa = Bahasa.
4) Bahasa Arab
Ada dua faktor yang menjadi penyebab diserapnya bahasa Arab kedalam
bahasa Indonesia, yaitu bangsa Arab sering melakukan perdagangan di Indonesia
serta berinteraksi dengan penduduk pribumi dan Arab adalah Negara tempat
berasalnya agama mayoritas di Indonesia. Berikut ini adalah contoh bahasa Arab :
1. Harakat fatah atau bunyi /a/ (Arab) yang dilafalkan pendek atau panjang
menjadi a. Misalnya:
‘aja’ib ( = )عجائبajaib.
‘ilm ( = )علمilmu.
Iktikad ( = )إعتقادi'tiqād.
ta'rif ( = )تعريفtakrif.
amr ( = )أمرamar.
mas'alah ( = )مسألةmasalah.
5. Huruf dal dan dad menjadi d. Misalnya:
11
2.1.3 Dampak Penggunaan Kata Serapan bagi Bangsa Indonesia
Kata baku merupakan kata yang digunakan dengan kaidah Bahasa Indonesia yang
telah ditetapkan. Biasanya kata baku sering digunakan pada kalimat - kalimat resmi, baik
itu dalam tulisan maupun pengucapan kata - katanya
Sementara untuk kata tidak baku merupakan kata yang tidak sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia. Kata tidak baku bukan hanya yang ditumbulkan dalam kesalahan
penulisaannya saja, tetapi juga karena pengucapan yang salah serta penyusunan kalimat
yang tidak benar. Kata buku ini biasanya akan muncul pada percakapan yang sering kita
gunakan sehari-hari.
"Nonstandard language" merupakan istilah bahasa tidak baku. Biasanya istilah
bahasa non standar ini banyak disinonimkan dengan istilah "bahasa nonstandar", "ragam
tak baku", "bahasa tidak baku", "ragam subbaku", dan "ragam nonstandar".
12
2.2.1 Pengertian Kata Baku Dalam Berbagai Sudut Pandang
1. Pemersatu
2. Pemberi Kekhasan
13
3. Pembawa kewibawaan
4. Kerangka Acuan
Bahasa baku dapat menjadi acuan seseorang dalam berbahasa. Hal
ini karena bahasa baku merupakan bahasa yang sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia, sehingga layak untuk menjadi acuan berbahasa
seseorang. Bila seseorang mampu menggunakan bahasa baku dengan
baik, maka orang tersebut dianggap sudah menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Begitu pun sebaliknya, orang yang
belum bisa menggunakan bahasa baku dengan baik, akan dianggap
belum menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar.
3. Pembuatan laporan.
14
7. Kegiatan surat menyurat antar organisasi, lebaga, maupun
instansi-instansi lainnya yang resmi.
4. Subyek jelas.
Contoh :
Awalan Me-/Men-
Awalan Ber-
Awalan di-
2) Pelesapan Akhiran
Contoh:
Akhiran-kan
Akhiran-i
Contoh :
Contoh:
17
Penggunaan Konjungsi Ganda
Contoh:
18
Frekwensi Frekuensi
Fikir Pikir
Formil Formal
Frustasi Frustrasi
Hakekat Hakikat
Handal Andal
Hapal Hafal
Harafiah Harfiah
Hembus Embus
Ijasah Ijazah
Ijin Izin
Isteri Istri
Jadual Jadwal
Jaman Zaman
Jenasah Jenazah
Jendral Jenderal
Jomblo Jomlo
Kaos Kaus
Karir Karier
Kastil Kastel
Kempes Kempis
Komplex Kompleks
Lembab Lembap
Lobang Lubang
Ma’af Maaf
Mahluk Makhluk
Mall Mal
Materai Meterai
Merk Merek
Nafas Napas
Nara sumber Narasumber
Nasehat Nasihat
Negri Negeri
19
Obyek Objek
Obyektif Objektif
Panutan Anutan
Pasport Paspor
Pebruari Februari
Pelem Film
Pemprosesan Pemrosesan
Rabo Rabu
Reflek Refleks
Resiko Risiko
Resleting Ritsleting
Respon Respons
Sekedar Sekadar
Seksama Saksama
Sembab Sembap
Senen Senin
Senggama Sanggama
Takjup Takjub
Tauladan Teladan
Tehnik Teknik
Tehnologi Teknologi
Telefon Telepon
Villa Vila
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
22