Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH BAHASA INDONESIA

UNSUR SERAPAN, KATA BAKU DAN TIDAK BAKU


Diajukan sebagai
Tugas Makalah Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu:
Mega Nofria S. HUM., M.A.

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 6

‘Grounding’

1. ADITYA FADHILAH (2203311085)


2. AYU NUR AISYAH (2203311018)
3. BAGUS JUNDA WINATA (2203311064)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

2023
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas
rahmat dan hidayah-Nyalah, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
ini. Tugas ini membahas UNSUR SERAPAN, KATA BAKU, DAN TIDAK
BAKU.

Melalui tugas ini, penulis mendapatkan banyak pengetahuan baru.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Mega Nofria S. HUM., M.A. sebagai Dosen Mata Kuliah Bahasa
Indonesia.
2. Teman-teman anggota kelompok Grounding yang memberi fasilitas dan
turut membantu sehingga makalah ini dapat selesai dengan lancar.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu
penulis harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini. Semoga Allah SWT.
senantiasa meridhai usaha kita. Aamiin.

Depok, 2 November 2023


ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 3


2.1 Pengertian Kata Serapan ............................................................................................ 3
2.1.1 Contoh Unsur Serapan ................................................................................. 7
2.1.2 Macam-macam Kata Serapan ....................................................................... 8
2.1.3 Dampak Penggunaan Kata Serapan bagi Bangsa Indonesia..........................12
2.2 Pengertian Kata Baku dan Tidak Baku.......................................................................12
2.2.1 Pengertian Kata Baku Dalam Berbagai Sudut Pandang................................13
2.2.2 Fungsi dan Kegunaan Dari Kata Baku..........................................................13
2.2.3 Ciri-ciri Dari Kata Baku dan Tidak Baku......................................................15
2.2.4 Syarat Kalimat Yang Baku............................................................................15
2.2.5 Ciri-ciri Bahasa Indonesia Yang Baku..........................................................15
2.2.6 Penyebab Ketidakbakuan Kalimat................................................................16
2.2.7 Contoh Kata Tidak Baku dan Baku..............................................................18

BAB III PENUTUP..........................................................................................................21


3.1 Kesimpulan........................................................................................................21
3.2 Saran..................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peranan bahasa yang utama ialah sebagai sarana atau media untuk
menyampaikan maksud dan perasaan seseorang kepada orang lain. Sebagai mahluk
sosial manusia tidak bisa mengandalkan kemampuannya sendiri. Manusia perlu
berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesamanya untuk memenuhi segala kebutuhan
hidupnya. Manusia sebagai makluk sosial bersifat dinamis, selalu membutuhkan
hubungan sosial dengan manusia lainnya.

Kata serapan antar bahasa adalah hal yang lumrah, jika terjadi kontak bahasa
lewat pemakai pasti akan terjadi serap-menyerap kata. Dengan adanya proses
penyerapan akan menimbulkan saling meminjam dan saling pengaruh asing.
Peminjaman ataupun penyerapan dari suatu bahasa itu sendiri pasti dilatar belakangi
oleh berbagai macam faktor. Yang biasanya mengalami perubahan proses penyerapan
adalah bunyi bahasa dan kosa kata.

Bahasa Indonesia sendiri selama pertumbuhannya banyak mengalami serapan


dari bahasa-bahasa daerah maupun dari bahasa asing, seperti bahasa Sansekerta,
bahasa Arab, bahasa Portugis, bahasa Belanda, ataupun bahasa Inggris. Masukan
unsur bahasa asing tersebut sejalan dengan cerita bangsa tentunya.

Berawal dari bahasa sansekerta yang datang bersamaan dengan ajaran hindu
budha di Indonesia, kemudian bahasa Belanda yang sejalan dengan proses penjajahan
bangsa Belanda. Setelah penjajahan masa Belanda usai adalah masa perdagangan
antara bangsa timur tengah dengan bangsa Indonesia dan proses keagamaan yang
menyebabkan terjadinya penyerapan bahasa Arab.

Yang terakhir adalah bahasa Inggris dan itu terjadi hingga sekarang, faktor
yang begitu dominan tentunya karena pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi
antara bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa pengguna bahasa Inggris.

Istilah bahasa baku telah dikenal oleh masyarakat secara luas. Namun
pengenalan istilah tidak menjamin bahwa mereka memahami secara komprehensif
konsep dan makna istilah bahasa baku itu. Hal ini terbukti bahwa masih banyak orang
atau masyarakat berpendapat bahasa baku sama dengan bahasa baik dan benar.
Mereka tidak mampu membedakan antara bahasa baku dan yang nonbaku.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kata serapan?
2. Bagaimana proses masuknya kata serapan ke dalam Bahasa Indonesia?
3. Apa saja contoh unsur serapan?
4. Apa saja macam-macam kata serapan?
5. Apa dampak dari penggunaan kata serapan bagi bangsa Indonesia?
6. Apa yang dimaksud kata baku dan tidak baku?
7. Apa pengertian kata baku dalam berbagai sudut pandang?
8. Apa saja fungsi dan kegunaan dari kata baku?
9. Apa saja ciri-ciri kata baku dan tidak baku?
10. Syarat kalimat yang baku
11. Ciri-ciri Bahasa Indonesia yang baku
12. Contoh kata tidak baku dan baku.

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan unsur kata serapan.
2. Untuk mengetahui bagaimana proses masuknya kata serapan ke dalam
Bahasa Indonesia.
3. Untuk mengetahui contoh unsur serapan.
4. Untuk mengetahui macam-macam kata serapan.
5. Untuk mengetahui dampak dari penggunaan kata serapan bagi bangsa
Indonesia.
6. Supaya masyarakat dapat memahami pengertian dari kata baku, dan
tidak baku.
7. Agar dapat mengetahui fungsi dan kegunaan dari kata baku dan tidak
baku.
8. Supaya masyarakat lebih memahami ciri-ciri dan syarat dari kata baku
dan tidak baku.
9. Supaya masyarakat dapat mempratekkan kata baku dalam kehidupan
sehari-hari.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kata Serapan

Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa lain bahasa daerah atau
bahasa luar negeri yang kemudian ejaan, ucapan, dan tulisannya disesuaikan
dengan penuturan masyarakat Indonesia untuk memperkaya kosa kata. Kata
serapan adalah kata yang diserap dari bahasa lain berdasarkan kaidah bahasa
penerimaan (KBBI V: 2016). Kridalaksan (2011:112) bahwa kata serapan
dinamakan kata pinjaman. Maksud dari kata pinjaman adalah kata yang dipinjam
dari bahasa lain dan kemudian sedikit banyaknya disesuaikan dengan kaidah
bahasa sendiri. Menurut pendapat Chaer (2008:239) penyerapan adalah bentuk
pengambilan kosakata dari bahasa asing Eropa (seperti bajasa Inggris, Bahasa
Belanda dan sebagainya), maupun bahasa Asia (seperti bahasa Arab, bahasa
Sansekerta, bahasa Cina dan sebagainya), termasuk dari bahasa-bahasa nusantara
(seperti bahasa Sunda, bahasa Jawa, bahasa Minang, bahasa bali dan sebagainya).
Dari pendapat diatas dapat dikatakan bahwa kata serapan adalah bahasa lain yang
dipinjam dan disesuaikan dengan kaidah bahasa sendiri atau penerimanya.

Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia


dapat dibagi atas dua kelompok besar.

1. Unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia.


Contoh: Reshuffle, shuttke cock, dan de l’homme parl’homme. Unsur-
unsur itu dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi cara pengucapan
dan penulisannya masih mengikuti cara asing.
2. Unsur asing yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan
kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini, diusahakan agar ejaannya hanya
diubah seperlunya atau disesuaikan dengan Pedoman Umum Pembentukan
Istilah Edisi Ketiga, sehingga bentuk Indonesia masih dapat dibandingkan
bentuk asalnya (EYD 2013:21). Sedangkan kaidah ejaan yang berlaku bagi
unsur serapan itu ialah sebagai berikut.

3
Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah
diintegrasikan ke dalam suatu bahasa dan diterima pemakaiannya secara umum.
Masyarakat Indonesia sekarang, telah banyak menggunakan kata – kata serapan.
Mereka berpendapat bahwa menggunakan kata – kata serapan adalah suatu hal
yang dapat menjadikan mereka dianggap sebagai orang yang terpelajar, gaul,
modern dan lain-lain. Padahal, di sisi lain penggunaan kata serapan tidak hanya
menimbulkan dampak positif, namun juga akan menimbulkan dampak negatif
yang tidak disadari oleh masyarakat.

1) Adopsi
Proses Adopsi adalah proses terserapnya bahasa asing karena pemakai
bahasa tersebut mengambil kata bahasa asing yang memiliki makna sama secara
keseluruhan tanpa mengubah lafal atau ejaan dengan bahasa Indonesia.
Contohnya hotdog, Shuttle cock, reshuffle, plaza, supermarket, hamburger, dll.
Suwignyo & Anang Santoso (2008: 30), syarat dilakukannya adopsi yaitu

 Konsep keilmuan tidak terdapat dalam bahasa Indonesia.


 Dipertahankan makna otentiknya
 Memang tidak dapat di Indonesiakan baik secara ucapan atau penulisannya
 Jika di Indonesiakan menghasilkan banyak sinonim/padan kata
 Bersifat internasional.

Contoh kalimat:
 Andre menjadi gemuk karena suka memakan hamburger.
 Adik ingin membeli hotdog.
 Terlepas dari ada beberapa ejaan yang luput dari koreksi editor, secara
keseluruhan, saya rasa buku ini memang perlu dibaca.

2) Adaptasi
Proses adaptasi adalah proses masuknya kata asing ke dalam bahasa Indonesia
dengan cara mengambil makna nya saja sedangkan penulisan dan lafalnya diubah
dan disesuaikan ke dalam bentuk kaidah bahasa Indonesia. Contohnya :
 Option : Opsi
 Fluktiate : Fluktuatif
 Organization : Organisasi
4
 Maximal : Maksimal
Contoh kalimat:
 Organisasi itu melakukan bakti sosial untuk membantu anak yatim.
 Maka rasanya wajar bila Budi Darma menyamakan pekerja seni yang baik
pada dasarnya juga intelektual yang baik. (intelektual →intelectual).
 Dari total 242 halaman yang berisi 15 esai Budi Darma, ada sebuah alinea
yang menjadi titik berat pembacaan saya. (esai →essay).

3) Pungutan (Terjemahan)
Proses Terjemahan adalah kata serapan yang dihasilkan dengan cara
menerjemahkan kata atau istilah tanpa mengubah makna kata tersebut.
Pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing itu,
lalu kata tersebut dicari padanannya dalam bahasa Indonesia. Penyerapan
secara terjemahan dapat dilakukan dengan dua cara berikut ini:
a) Terjemahan langsung, yaitu kosakata dari bahasa asing itu
dicarikan padanannya dalam bahasa Indonesia.
Contohnya:
airport →bandar udara
joint ventura →usaha patungan
b) Terjemahan konsep, yaitu kosakata asing itu diteliti baik-baik
konsepnya, kemudian dicarikan kosakata bahasa Indonesia yang
konsepnya mirip dengan kosakata asing tersebut.
Contohnya:
vendor →penjual
green house →rumah kaca

Contoh kata:

 Spare part : Suku cadang


 Try out : Uji coba
 Overlap : Tumpang tindih
 Shuttle ship : Pesawat ulang-alik
 Balance : Imbang
 Defisit : Kekurangan, dsb.

5
Contoh kalimat:
 Sebelum mengikuti Ujian Nasioanl, para siswa harus mengikuti uji coba.
 Para vendor pemegang merek yang mencekoki kita untuk menggunakan
teknologi mereka.
 Ani sedang mengamati pertumbuhan tanaman jagung di green house.

4) Kreasi
Cara kreasi terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep
dasar yang ada pada sumbernya. Kemudian, ia mencari padanannya dalam
Bahasa Indonesia. Meskipun sekilas mirip penerjemahan, namun cara terakhir
ini memiliki perbedaan. Cara kreasi tidak menuntut bentuk fisik yang mirip
seperti penerjemahan. Mungkin saja kata yang dalam bahasa aslinya itu terdiri
atas satu kata, sedangkan dalam bahasa Indonesia menjadi dua kata atau lebih.
Contohnya effective menjadi berhasil guna, shuttle menjadi ulang alik, dan spare
parts menjadi suku cadang.

Di samping itu, akhiran yang berasal dari bahasa asing diserap sebagai
bagian kata yang utuh. Kata seperti standardisasi, implementasi, dan objektif
diserap secara utuh di samping kata standar, implemen, dan objek. Pedoman
EYD mengatur kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur-unsur serapan. Beberapa
kaidah yang berlaku misalnya c di muka a, u, o, dan konsonan menjadi k (cubic
menjadi kubik, construction menjadi konstruksi), q menjadi k (aquarium
menjadi akuarium, frequency menjadi frekuensi), f tetap f (fanatic menjadi
fanatik, factor menjadi faktor), ph menjadi f (phase menjadi fase, physiology
menjadi fisiologi).

Akhiran-akhiran asing pun dapat diserap dan disesuaikan dengan kaidah


bahasa Indonesia. Misalnya akhiran -age menjadi -ase, -ist menjadi -is, -ive
menjadi -if. Akan tetapi, dengan berbagai kaidah unsur serapan tersebut,
kesalahan penyerapan masih sering kali dilakukan oleh para pemakai bahasa.
Pujiono menemukan kata sportifitas lebih banyak muncul di Google
dibandingkan kata sportivitas, demikian pula dengan kata aktifitas dibandingkan
dengan kata aktivitas.

Cara menulis tidak menjadi pertimbangan penyesuaian kata serapan .


Umumnya kata serapan disesuaikan pada lafalnya saja. Meski kontak budaya
dengan penutur bahasa – bahasa itu berkesan silih berganti, proses penyerapan

6
itu ada kalanya pada kurun waktu yang tmpang tindih sehingga orang-orang
dapat mengenali suatu kata serapan berasal dari bahasa yang mereka kenal saja.
Satu hal lagi, bahasa Indonesia memang termasuk luwes dalam menerima dan
menyerap unsur dari berbagai bahasa lain. Namun keluwesan ini hendaknya
tidak membuat kita serampangan dalam membentuk istilah baru dan
mengabaikan khazanah bahasa kita.

2.1.1 Contoh Unsur Serapan

No Kata Serapan Asing Kata Baku Asal Bahasa


1 Actor Aktor Inggris
2 Allergy Alergi Inggris
3 Access Akses Inggris
4 Acting Akting Inggris
5 Ballpoint Bolpen Inggris
6 Check Cek Inggris
7 Detail Detil Inggris
8 Dilemma Dilema Inggris
9 Disco Disko Inggris
10 Dose Dosis Inggris
11 Absent Absen Belanda
12 Accu Aki Belanda
13 Agent Agen Belanda
14 Album Album Belanda
15 Altaar Altar Belanda
16 Bak Bak Belanda
17 Barak Barak Belanda
18 Balsem Balsem Belanda
19 Bandiet Bandit Belanda
20 Batterij Batere Belanda
21 Ga’ib Gaib Arab
22 Iqamah Ikamah Arab
23 Qa’idah Kaidah Arab
24 Iktikad I’tiqad Arab
25 Ta’rif Takrif Arab
26 Ruku’ Rukuk Arab
27 Sima’ Simak Arab
28 Isyarah Isyarat Arab
29 Da’wah Dakwah Arab
30 Qa’idah Kaidah Arab
31 Da’if Daif Arab

7
Selain kata serapan, ternyata bahasa Indonesia juga memunyai beberapa afiks atau
imbuhan serapan. Imbuhan serapan dalam bahasa Indonesia ditulis serangkai dengan
bentuk dasarnya.Beberapa imbuhan serapan itu antara lain :

1. An -, a - [= tidak] ; anarki, amoral, anorganik


2. Ab - [= dari] ; abrasi, abnormal
3. Tele - [= jauh] ; televisi, telepon
4. Mini - [= kecil] ; miniatur, mini bus
5. Super - [= di atas] ; supersonik, super power, supervisi
6. Uni - [= satu] ; unilateral, universitas
7. Nomo - [= satu] ; monoton, monogami, ,monofobia
8. Sub - [= dibawah] : subversi, subsidi, subordinasi
9. Trans - [= seberang, lewat] ; transisi, tranfusi
10. Semi - [= setengah, sebagian] ; semiautomatis, semiformal, semifinal.

2.1.2 Macam-Macam Kata Serapan

Ada beberapa bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia


diantaranya adalah

1) Bahasa Inggris
Karena bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang digunakan
oleh seluruh bangsa di dunia untuk berkomunikasi. Bahasa ini dapat dengan
mudah masuk dan diterima oleh pemakai bahasa Indonesia. Di bawah ini adalah
Contoh kata-kata bahasa Inggris yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia
1. Huruf c yang diikuti a,o,u, atau konsonan menjadi k. misalnya:
 Cubic = kubik
 Cursor = kursor

2. Huruf c yang diikuti e,i,oe, atau y menjadi s. misalnya:


 Cent = sen
 Central = sentral

3. Gabungan huruf cc yang diikuti oleh o,u,atau konsonan menjadi k. misalnya:

8
 Accommodation = akomodasi
 Accumulation = akumulasi

4. Gabungan huruf cc yang diikuti e dan I menjadi ks. Misalnya:


 Vaccine = vaksin
 Accessory = aksesori

5. Gabungan huruf ch yang diikuti a,o,atau konsonan menjadi k. misalnya:


 Charisma = karisma
 Mechanic = mekanik

2) Bahasa Belanda
Belanda telah menjajah Indonesia selama tiga ratus lima puluh tahun.
Lamanya bangsa Belanda menduduki Indonesia memungkinkan bahasa Belanda
terserap ke dalam bahasa Indonesia dan secara tidak sadar kita telah mengambil

dan menggunakan kata-kata dari bahasa Belanda tersebut. Berikut ini adalah
contoh kata serapan yang diambil dari bahasa Belanda
1. Gabungan huruf aa menjadi a. misalnya:
 Octaaf = oktaf
 Baal = bal

2. Gabungan huruf ee menjadi e. misalnya:


 Stratosfeer = stratosfer
 Systeem = system

3. Gabungan huruf ei tetap ei. Misalnya:


 Eicosane = eikosan
 Eidetic = eidetic

4. Gabungan huruf eo tetap eo. Misalnya:


 Stereo = stereo
 Geometry = geometri

9
5. Gabungan huruf oo menjadi o. misalnya:
 Komfoor = kompor
 Provoost = provost

3) Bahasa Jawa Kuno

Bahasa Indonesia juga menyerap kata-kata Jawa kuno atau bahasa


Sansekerta dikarenakan kebudayaan Jawa merupakan pusat perkembangan
kebudayaan diIndonesia pada zaman dahulu. Penyerapan ini juga akibat masih
lekatnya orang-orang Jawa dengan bahasa mereka sehingga mereka tetap
menggunakan bahasanya walaupun zaman telah berekembang. Oleh karena
seringnya penggunaan bahasa Jawa, bahasa ini menjadi umum dimasyarakat dan
secara tak sadar digunakan secara luas. Berikut ini adalah contoh kata serapan dari
bahasa Jawa kuno.

1. Gabungan huruf Ꞔ menjadi s. Misalnya:


 Ꞔabda = Sabda.
 Ꞔastra = Sastra.

2. Gabungan huruf dh menjadi d. Misalnya:


 Dharma = Darma.
 Dhrta = Derita.

3. Gabungan huruf gh menjadi g. Misalnya:


 Laghu = lagu.
 Sorghum = sorgum.

4. Huruf v menjadi b. Misalnya:


 Vaca = baca.
 Cavi = cabai.

10
5. Gabungan huruf bh menjadi b. Misalnya:
 Bhaga = bagai.
 Bhasa = Bahasa.

4) Bahasa Arab
Ada dua faktor yang menjadi penyebab diserapnya bahasa Arab kedalam
bahasa Indonesia, yaitu bangsa Arab sering melakukan perdagangan di Indonesia

serta berinteraksi dengan penduduk pribumi dan Arab adalah Negara tempat
berasalnya agama mayoritas di Indonesia. Berikut ini adalah contoh bahasa Arab :

1. Harakat fatah atau bunyi /a/ (Arab) yang dilafalkan pendek atau panjang
menjadi a. Misalnya:

 ‘umrah (ُ‫ = ) ْم َرة‬umrah.


 Ridā ( ‫ = )رض‬rida.

2. Huruf ‘ain pada awal suku kata menjadi a, i, atau u. Misalnya:

 ‘aja’ib ( ‫ = )عجائب‬ajaib.

 ‘ilm ( ‫ = )علم‬ilmu.

3. Huruf ‘ain pada akhir suku kata menjadi k. Misalnya:

 Iktikad (‫ = )إعتقاد‬i'tiqād.

 ta'rif ( ‫ = )تعريف‬takrif.

4. Huruf hamzah yang dibaca vokal menjadi a, i, atau u. Misalnya:

 amr (‫ = )أمر‬amar.

 mas'alah (‫ = )مسألة‬masalah.
5. Huruf dal dan dad menjadi d. Misalnya:

 Da’wah (‫ = )دَ ْع َوة‬dakwah.

 qā'idah (‫ = )قَا ِعدَة‬kaidah.

11
2.1.3 Dampak Penggunaan Kata Serapan bagi Bangsa Indonesia

Seringnya masyarakat menggunakan kata-kata serapan, dapat menimbulkan


dampak positif dan juga dampak negative. Dampak positif penggunaan kata serapan
yaitu masyarakat lebih bangga menggunakan kata-kata serapan karena dinilai lebih
modern. Para remaja juga senang memakai kata-kata atau istilah-istilah asing agar
dikatakan lebih gaul, dan sebagainya. Dampak positif lainnya adalah pengucapan kata-
kata serapan terkenal lebih singkat dari pada pengucapan kata bahasa Indonesia. Seperti,
kata “discon” yang dalam bahasaIndonesia berarti potongan harga

Dampak negatif penggunaan kata serapan yaitu menjadikan bahasa Indonesia


sebagai bahasa yang rendah dimata masyarakat, dan kecintaan masyarakat terhadap
bahasa Indonesia dan bahkan bangsa Indonesia menjadi berkurang.

2.2 Pengertian Kata Baku dan Tidak Baku

Kata baku merupakan kata yang digunakan dengan kaidah Bahasa Indonesia yang
telah ditetapkan. Biasanya kata baku sering digunakan pada kalimat - kalimat resmi, baik
itu dalam tulisan maupun pengucapan kata - katanya
Sementara untuk kata tidak baku merupakan kata yang tidak sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia. Kata tidak baku bukan hanya yang ditumbulkan dalam kesalahan
penulisaannya saja, tetapi juga karena pengucapan yang salah serta penyusunan kalimat
yang tidak benar. Kata buku ini biasanya akan muncul pada percakapan yang sering kita
gunakan sehari-hari.
"Nonstandard language" merupakan istilah bahasa tidak baku. Biasanya istilah
bahasa non standar ini banyak disinonimkan dengan istilah "bahasa nonstandar", "ragam
tak baku", "bahasa tidak baku", "ragam subbaku", dan "ragam nonstandar".

12
2.2.1 Pengertian Kata Baku Dalam Berbagai Sudut Pandang

Berdasarkan sudut pandang informasi, bahasa baku adalah ragam bahasa


yang digunakan dalam berkomunikasi tentang ilmu pengetahuan. Berdasarkan
sudut pandang pengguna bahasa, ragam bahasa baku dapat dibatasi dengan ragam
bahasa yang lazim digunakan oleh penutur yang paling berpengaruh, seperti
ilmuan, pemerintah, tokoh masyarakat, dan kaum jurnalis atau wartawan. Bahasa
merekalah yang dianggap ragam bahasa baku.
Dari sudut pandang tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kata baku
adalah kata-kata yang lazim digunakan dalam situasi formal atau resmi yang
penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah yang dibakukan. Kaidah standar yang
diamaksud dapat berupa pedoman ejaan (EYD). Kriteria kata baku atau baku
tidaknya sebuah kata dapat dilihat dari segi lafal, ejaan, gramatika, dan
kenasionalan-nya.

2.2.2 Fungsi dan Kegunaan Dari Kata Baku


Kata baku berfungsi sebagai :

1. Pemersatu

Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu. Hal ini telah


termaksud dalam salah satu bunyi Sumpah Pemuda, yaitu: "Kami putra
dan putri Indonesia, menjunjung Bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Adapun bahasa Indonesia yang mesti digunakan adalah bahasa baku
yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Kekhasan dialek setiap
daerah di Indonesia dapat dipersatukan lewat bahasa Indonesia yang
baku, sehingga setiap daerah tersebut menyatu menjadi kesatuan bangsa
Indonesia.

2. Pemberi Kekhasan

Penggunaan bahasa baku dapat menjadi ciri khas bagi setiap


penggunanya, baik itu individu maupun kelompok. Dengan
digunakannya bahasa baku dalam keseharian, maka individu ataupun
kelompok tersebut akan menjadi pembeda diantara individu atau
kelompok lainnya.

13
3. Pembawa kewibawaan

Selain menjadi ciri khas, bahasa baku ternyata bisa menjadi


pembawa kewibawaan bagi penggunanya. Orang atau kelompok yang
menggunakan kata baku dalam. kesehariannya akan diangggap sebagai
orang yang berwibawa dan patut dihormati. Hal ini dikarenakan bahasa
baku identik dengan formalitas dan kesantunan. Selain itu, orang atau
kelompok yang menggunakan bahasa baku juga identik sebagai orang
yang memahami dan menjunjung tinggi bahasa Indonesia yang baik
juga benar. Oleh karenanya, bahasa Indonesia yang baku dapat
membawa kewibawaan bagi siapapun yang menggunakannya, baik
individu maupun kelompok.

4. Kerangka Acuan
Bahasa baku dapat menjadi acuan seseorang dalam berbahasa. Hal
ini karena bahasa baku merupakan bahasa yang sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia, sehingga layak untuk menjadi acuan berbahasa
seseorang. Bila seseorang mampu menggunakan bahasa baku dengan
baik, maka orang tersebut dianggap sudah menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Begitu pun sebaliknya, orang yang
belum bisa menggunakan bahasa baku dengan baik, akan dianggap
belum menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Selain fungsi tersebut, kata baku memiliki kegunaan untuk hal-hal


sebgai berikut :

1. Pembuatan karya ilmiah.

2. Pembuatan nota dinas.

3. Pembuatan laporan.

4. Pembuatan surat edaran, surat dinas, dan surat resmi


lainnya.

5. Digunakan saat pidato dan saat rapat kedinasan.

6. Digunakan saat diskusi atau bermusyawarah.

14
7. Kegiatan surat menyurat antar organisasi, lebaga, maupun
instansi-instansi lainnya yang resmi.

8. Pembuatan surat lamaran pekerjaan.

2.2.3 Ciri-Ciri Dari Kata Baku dan Tidak Baku


Ciri-ciri kata baku:

1. Bentuknya tetap dan tidak mudah berubah.

2. Tidak terpengaruh bahasa asing ataupun daerah.

3. Penggunaan sesuai konteks dalam kalimat dan biasanya bukan


bahasa yang digunakan percakapan sehari-hari.

4. Memiliki arti yang pasti, tidak rancu, dan tidak berlebihan.

Ciri-ciri kata tidak baku:

1. Umumnya digunakan dalam percakapan sehari-hari

2. Dipengaruhi oleh bahasa daerah dan asing.. ) Dipengaruhi oleh


zaman.

3. Bentuknya mudah berubah.

2.2.4 Syarat Kalimat Yang Baku


1. Logis.

2. Tidak ada unsur sia-sia (kata tidak diulang-ulang).

3. Tidak terpengaruh bahasa daerah.

4. Subyek jelas.

2.2.5 Ciri-Ciri Bahasa Indonesia Yang Baku


Menurut Buku "Teknik penulisan Karangan Ilmiah karya Drs.
Islachuddin Yahya, M.Pd. Ciri-ciri bahasa Indonesia yang baku antara
lain:

1) Fonografi (bersistem eja bunyi).


15
2) Aglutinatif (Dalam pembentukan kata kejadian bersistem
penempelan imbuhan pada bentuk dasarnya).

3) Struktur kalimat bahasa Indonesia yang membayangkan pola: urutan


kata, makna kata, intonasi, dan situasi.

2.2.6 Penyebab Ketidakbakuan Kalimat


1) Pelesapan awalan

Awalan yang sering dilesapkan mengakibatkan kalimat


yang terbentuk menjadi tidak baku ialah me-, men-, ber-, dan di-.

Contoh :

 Awalan Me-/Men-

 Polisi terus mengusut kasus pembunuhan Sumanto.


(Baku)

 Polisi usut terus kasus pembunuhan sumanto.


(Tidak Baku)

 Awalan Ber-

 Andi ingin bertanya tentang sesuatu. (Baku)

 Andi ingin tanya tenteng sesuatu. (Tidak Baku)

 Awalan di-

 Seorang pencuri dihukum satu tahun. (Baku)

 Seorang pencuri hukum satu tahun. (Tidak Baku)

2) Pelesapan Akhiran

Ada dua akhiran yang penggunaanya dilesapkan, yaitu


akhiran -kan dan -i. yang bisa mengakibatkan kalimat menjadi
tidak baku.

Contoh:

 Akhiran-kan

 Mereka memperlihatkan kebaikannya (baku)


16
 Mereka memperlihat kebaikannya (Tidak baku)

 Akhiran-i

 Kami saling mencintai. (Baku)

 Kami saling mencinta. (Tidak Baku).

 Pemborosan Penggunaan Kata

Pemborosan kata di mana, daripada, di dalam, dalam,


kepada, dari, maka,

Contoh :

 Tempat di mana ditemukannya benda itu telah


dicatat. (Tidak Baku)

 Peta itu merupakan bagian kabupaten Gresik.


(Baku)

 Peta itu merupakan bagian daripada kabupaten


Gresik. (Tidak Baku)

 Ketidaktepatan pemilihan kata.

 Penggunaan kata bahasa Jawa.

 Penggunaan kata yang termasuk ragam tidak baku

Contoh:

 la sedang membuat rak buku. (Baku)

 la sedang membikin rak buku. (Tidak Baku)

 Kesalahan Pembentukan Kata

 Ketidaktepatan Penggunaan bentuk-nya Contoh:

 Atas bantuan saudara, kami ucapkan


terima kasih. (Baku)

 Atas bantuannya, kami ucapkan terima kasih.


(Tidak Baku),

17
 Penggunaan Konjungsi Ganda

Contoh:

 Karena sakit ia tidak masuk kelas (Baku) ✓ Karena


sakit. Maka ia tidak masuk kelas (Tidak Baku)

 Meskipun kita tidak berperang, kita harus waspada.


(Baku) ✓ Meskipun kita tidak berperang, tetapi kita
harus waspada. (Tidak Baku)

2.2.7 Contoh Kata tidak baku dan baku

Kata Tidak Baku Kata Baku


Abjat Abjad
Afdol Afdal
Aksesoris Aksesori
Aktifitas Aktivitas
Aktip Aktif
Bis Bus
Cabe Cabai
Cendikiawan Cendekiawan
Cicak Cecak
Cidera Cedera
Cinderamata Cendera mata
Dekrit Dekret
Detil Detail
Diagnosa Diagnosis
Difinisi Definisi
Disain Desain
Ekstrim Ekstrem
Esay/Esei Esai
Extra Ekstra
Faham Paham

18
Frekwensi Frekuensi
Fikir Pikir
Formil Formal
Frustasi Frustrasi
Hakekat Hakikat
Handal Andal
Hapal Hafal
Harafiah Harfiah
Hembus Embus
Ijasah Ijazah
Ijin Izin
Isteri Istri
Jadual Jadwal
Jaman Zaman
Jenasah Jenazah
Jendral Jenderal
Jomblo Jomlo
Kaos Kaus
Karir Karier
Kastil Kastel
Kempes Kempis
Komplex Kompleks
Lembab Lembap
Lobang Lubang
Ma’af Maaf
Mahluk Makhluk
Mall Mal
Materai Meterai
Merk Merek
Nafas Napas
Nara sumber Narasumber
Nasehat Nasihat
Negri Negeri
19
Obyek Objek
Obyektif Objektif
Panutan Anutan
Pasport Paspor
Pebruari Februari
Pelem Film
Pemprosesan Pemrosesan
Rabo Rabu
Reflek Refleks
Resiko Risiko
Resleting Ritsleting
Respon Respons
Sekedar Sekadar
Seksama Saksama
Sembab Sembap
Senen Senin
Senggama Sanggama
Takjup Takjub
Tauladan Teladan
Tehnik Teknik
Tehnologi Teknologi
Telefon Telepon
Villa Vila

20
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan isi dan pembahasan makalah di atas, dapat disimpulkan


bahwa ada sebagian kecil dari bahasa Indonesia berasal dari bahasa asing maupun
bahasa daerah yang sudah dijadikan bahasa baku yang sesuai dengan EYD yang
disebut dengan unsur serapan. Berdasarkan taraf integrasinya unsur serapan dalam
bahasa Indonesia dapat dibagi atas, unsur serapan yang belum sepenuhnya
terserap ke dalam bahasa Indonesia dan unsur serapan yang pengucapan dan
penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dan masyarakat dapat
mengetahui dan mempelajari kata baku dan baku dengan baik.

3.2 Saran

Sebagai anak-anak Bangsa Indonesia kita seharusnya lebih mencintai


Bahasa Indonesia. Walupun, dalam komunikasi sehari-hari kita menggunakan
bahasa yang tidak terdapat dalam kaidah Bahasa Indonesia yang benar. Tapi,
setidaknya kita menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar saat berada
dalam forum-forum resmi. Kepada para pengajar, pendidik, dan pembimbing,
diharapkan dapat lebih menumbuhkan rasa nasionalisme terhadap Bangsa
Indonesia kepada anak-anaknya dengan salah satu cara mengajarkan mereka
Bahasa Indonesia.

21
DAFTAR PUSTAKA

Sherly Oktaviani. Makalah Unsur: Scribd


https://id.scribd.com/document/562353531/KELOMPOK-3-MAKALAH-
UNSUR-SERAPAN

Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Ibrahim, Yusuf. 2019. Buku PUEBI. Jakarta: After Us


https://ejaan.kemdikbud.go.id/
https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/produk-detail/729/pupi

22

Anda mungkin juga menyukai