Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BAHASA INDNESIA LANJUTAN


Tentang
Sistem Fonologi , Ejaan Dan Morfologi Bahasa Indonesia

Disusun Oleh :
Kelompok 4
PGMI C
Elsa Septya Noza 2214070083
Dilla Anggarayuni 2214070086
Haliza Dinata 2214070090

Dosen Pengampu :
ABDUL BASIT, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
IMAM BONJOL PADANG
1445/2023
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur atas kehadirat Allah swt yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia
nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini shalawat beserta salam kami limpahkan
junjungan dan suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kebaikan kepada
kita semua semua. Makalah ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah BAHASA
INDONESIA LANJUTAN MI/SD ,yang membahas dengan pembahasan tentang Sistem
Fonologi , Ejaan Dan Morfologi Bahasa Indonesia .Terimah kasih pula kami ucapkan kepada
dosen yang telah memberikan kepercayaan kepada kelompok dosen yang telah memberikan
kepercayaan kepada kelompok kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Padang ,23 September 2023

Kelompok 4

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 1

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 3

A.Latar Belakang ................................................................................................................... 3

B.Rumusan Masalah............................................................................................................... 3

C.Tujuan ................................................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 4

A.Sistem Fonologi................................................................................................................. 4

a.Pengertian Fonologi............................................................................................................. 4

b.Jenis fonologi ...................................................................................................................... 5

B.Ejaan Bahasa Indonesia.................................................................................................... 5

a.Pengertian Ejaan Bahasa Indonesia ..................................................................................... 5

b.Sejarah Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia ................................................................. 6

C.Morfologi (kata ) Dalam Bahasa Indonesia ................................................................... 7

a.Pengertian Morfologi........................................................................................................... 7

b.Jenis-jenis Morfem .............................................................................................................. 8

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 10

A.Kesimpulan....................................................................................................................... 10

B.Saran ................................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 12

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kalau kita perhatikan dengan baik, dalam kehidupan sehari-hari masih banyak
masyarakat yang memakai bahasa Indonesia tetapi tuturan atau ucapan daerahnya terbawa
ke dalam tuturan bahasa Indonesia. Tidak sedikit seseorang yang berbicara dalam bahasa
Indonesia, tetapi dengan lafal atau intonasi Minang, Jawa, Batak, Bugis, Sunda dan lain
sebagainya. Hal ini dimungkinkan karena sebagian besar bangsa Indonesia memposisikan
bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Sedangkan bahasa pertamanya adalah bahasa
daerah masing-masing Bahasa Indonesia hanya digunakan dalam komunikasi tertentu,
seperti dalam kegiatan-kegiatan resmi.
Selain itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya di Sekolah Dasar, istilah
yang dikenal dan lazim digunakan guru adalah istilah "huruf" walaupun yang dimaksud
adalah "fonem". Mengingat keduanya merupakan istilah yang berbeda, untuk efektifnya
pembelajaran, tentu perlu diadakan penyesuaian dalam segi penerapannya.
Oleh karena itu, untuk mencapai suatu ukuran lafal/fonem baku dalam bahasa Indonesia,
sudah seharusnya lafal-lafal atau intonasi khas daerah itu dikurangi jika mungkin
diusahakan dihilangkan.
Sebagai seorang guru, pemahaman struktur fonologi dan morfologi bahasa Indonesia
selain dapat menjadi bekal dalam pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
kehidupan sehari-hari juga dapat bermanfaat dalam pembinaan kemampuan
berbahasa siswa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dari sistem fonolologi?
2. Apa yang di maksud dari ejaan bahasa indonesia ?
3. Apa yang dimaksud dengan morfologi (kata ) dalam bahasa indonesia ?\

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari sistem fonologi
2. Untuk mengetahui maksud dari ejaan bahasa indonesia
3. Untuk mengetahui maksud dari morfologi (kata ) dalam bahasa indonesia

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Fonologi
a. Pengertian Fonologi
Fonologi dapat diartikan sebagai cabang linguistik yang di dalamnya mencakup bunyi
bahasa yang terstruktur (Zahid & Omar, 2006). Di dalam fonologi menelusuri, menganalisis
objek studi bunyi-bunyi bahasa, mengidentifikasi dan merekonstruksi pada alat ucap. Pada
fonologi terdapat pembentukan konsonan (Yusra, 2020). Pada fonologi bertujuan untuk
melindungi dengan beberapa cara yakni menjelaskan, mempersingkat, dan menjelaskan bunyi-
bunyi bahasa dengan mendokumentasikannya (Hasyim, 2021). Pada fonologi harus benar
dalam pengucapannya karena di dalam fonologi terdapat bunyi-bunyi bahasa yang tepat.
Ketika pengucapan salah maka pada arti yang di tuju pada bahasa tersebut juga salah.

Istilah fonologi berasal dari kata Yunani phone (bunyi) dan logos (ilmu). Fonologi
merupakan cabang ilmu linguistik yang mempelajari bunyi bahasa secara umum. Dalam
kehidupan sehari- hari, kita tidak akan lepas dari bunyi-bunyi bahasa sebagai alat komunikasi
antar sesama manusia. Hampir setiap aktivitas manusia, dari bangun tidur, pasti memerlukan
aktivitas bunyi bahasa sebagai alat komunikasi.

Di dalam linguistik (ilmu bahasa) terdapat bermacam-macam ilmu, salah satunya adalah
fonologi. Secara umum fonologi adalah suatu kajian yang membicarakan tentang permasalahan
bunyi bahasa dengan tidak memperhatikan bahasa yang khusus (Akhyaruddin, 2020). Dengan
kata lain kajian yang digunakan dalam fonologi menggunakan bahasa universal. Dilihat dalam
sejarahnya, fonologi diambil dari kata Yunani yaitu phone berarti bunyi serta logos berarti
kajian/ilmu (Darwin, 2021) sehingga fonologi adalah kajian/ilmu bahasa yang di dalamnya
mempelajari tentang bunyi (Ma'arif, 2021). Dari pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa
fonologi merupakan bagian dari linguistik yang mengkaji tentang bunyi bahasa.Dalam
perkembangannya, fonologi bisa mengidentifikasi dan dapat mengetahui gejala bunyi bahasa
sebagai bunyi ujar pada manusia (Regina, 2020). Bunyi ujar bisa dilukiskan dalam bentuk
kalimat, klausa, frasa, bahkan kata dengan adanya durasi, nada, tekanan, serta jeda yang tepat
(Oktavia, 2018). Fonologi mempelajari tentang bunyi-bunyi ujar pada manusia yang memiliki
berbagai bentuk serta analisis bunyi ujar yang tepat dan mendalam.

Hasil dari fonologi banyak dimanfaatkan oleh berbagai cabang linguistik lainnya, satu di
antaranya adalah semantik. Menurut Gani (2019) semantik merupakan struktur bahasa yang

4
berkaitan dengan arti ungkapan dan makna wicara. Dalam mekanisme linguistik, bentuk
kebahasaan akan menjadi unsur utama dalam mengemban makna (Amalia & Anggraeni, 2019).
Jadi semantik merupakan ilmu yang mempelajari makna berdasarkan dari lambang bahasa
berupa bunyi-bunyi bahasa yang dikaji dalam fonologi.1

b. Jenis fonologi
fonologi terbagi menjadi dua bagian, yaitu fonetik dan fonemik. Fonetik merupakan cabang
fonologi yang mempelajari tata bunyi tanpa kaitannya sebagai pembeda makna, sedangkan
fonemik merupakan cabang fonologi yang mempelajari tata bunyi dengan kaitannya sebagai
pembeda makna.
Fonetik merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji mengenai penghasilan,
penyampaian, dan penerimaan bunyi bahasa. Fonetik dapat berkaitan dengan ilmu lain
(interdisipliner) seperti ilmu fisika, anatomi, dan psikologi. Fonetik juga dapat diartikan
sebagai cabang ilmu linguistik yang menelaah mengenai bunyi bahasa tanpa kaitannya sebagai
pembeda makna, maksudnya adalah tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai
fungsi sebagai pembeda makna atau tidak, misalnya proses pengucapan vokal [a, i, u],
konsonan [b, p, g]. Jadi dapat disimpulkan bahwa fonetik adalah cabang ilmu linguistik yang
mempelajari bunyi bahasa tanpa kaitan fungsinya sebagai pembeda makna, yaitu mulai dari
bagaimana bunyi dihasilkan, bagaimana bunyi merambat di udara, sampai dengan bagaimana
bunyi diterima oleh organ pendengaran manusia.
Objek kajian fonetik adalah bunyi bahasa manusia (bukan di luar bunyi bahasa manusia, misal
kicauan burung, auman singa, dan lain-lain). Selain itu, tidak semua bunyi yang dihasilkan
manusia adalah bunyi bahasa, hanya bunyi ujar bahasa saja, misal: "ayah", "hai", ... (jeritan,
lengkingan atau tangisan bukan termasuk bunyi bahasa).2

B. Ejaan Bahasa Indonesia


a. Pengertian Ejaan Bahasa Indonesia
Perubahan Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan (PUEYD) menjadi Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) adalah evaluasi dan pedoman bagaimana penerapan
bahasa Indonesia yang baik dan benarPerubahan ejaan tersebut bukanlah sesuatu yang tidak
biasa, sebagaimana pendapat Chaer (2007) bahwa bahasa bersifat dinamis (ascited in Yanti,
2016) Bahasa tidak pernah lepas dari berbagai aspek kehidupan manusia sejak keberadaan

1
Priyantoko, dkk. Mengenal Lebih dekat Fonologi Bahasa Indonesia.(Sleman: CV Budi Utama:2023) hal 1-2.
2
Yuliati, Ria dan Frida Unsiah. Fonologi.Cetakan Pertama(Malang: UB Press. 2018) hal 3-4

5
manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat. Kehidupan akan terus berubah
dan tidak tetap, karena eratnya keterkaitan dan keterikatan manusia dengan bahasa, maka
bahasa pun akan terus ikut berubah, tidak tetap, dan tidak statis.
Bahasa Indonesia terus mengalami perkembangan, terutama yang berkaitan dengan
ejaanEjaan adalah kaidah- kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, Kalimat, dan
sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca (Rahmadi, 2017)
Ejaan bahasa Indonesia yang digunakan saat ini menganut tulisan fonemisSistem tulisan
fonemis merupakan sistem tulisan yang menggunakan satu lambang satu huruf atau satu huruf
saja untuk satu fonem secara konsisten.Walaupun bahasa Indonesia menganut sistem tulisan
(ejaan) fonemis, tetapi ternyata konsep satu lambang untuk bunyi tidak dapat dilaksanakan
sepenuhnyaContoh untuk melambangkan bunyi /ng//ny/ /sy/dan /kh/. Hal ini disebabkan oleh
alasan ekonomis dan praktis

b. Sejarah Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia


Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimanan manusia menggambarkan atau
melambangkan-lambang bunyi ujaran, baik alam visual (dapat dilihat) maupun secara oral
(diucapkan). Ejaan adalah aturan tulis-menulisSecara teknis ejaan adalah aturan tulis-menulis
dalam suatu bahasa yang berhubungan dengan penulisan huruf, pemakaian huruf, penulisan
kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.Masalah ejaan tampaknya amat
sederhana. Justru kesederhanan itulah orang sering melupakannya. Pada kemampuan
mengaplikasikan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) merupakan syarat utama dalam bahasa tulis.
Penulisan ketelitian aplikasi EBI misalnya: Surat dinas, makalah, proposal, skripsi, tesis,
disertasi dan karangaan didokumentasikanKesalahan ejaan dapat membuat penilaian yang
kurang baik, kurang profesional dan sebagainya.

Oleh sebab itu penguasaan ejaan secara mendalam dan menyeluruh sangat diperlukan. Di
sisi lain yang perlu diketahui bahwa ejaan Bahasa Indonesia yang sudah ada selama ini akan
mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan kondisi masyarakat yaitu kemudahan dan
ketepatan dalam penulisanJadi kesederhanan ejaan sangat penting menjadi orientasi utama
dalam penataannya. Selama pertumbuhan dan perkembangan bahasa Melayu menjadi bahasa
Indonesia tercatat beberapa kali perubahan ejaan Seperti berikut ini.

Sistem ejaan yang pernah dan sedang dipakai secara resmi tersebut:

1) Ejaan van Ophuysen (1901-1947)


2) Ejaan Soewandi (1947-1972)

6
3) Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (1972-1975)
4) Pedoman Umum Pembentukan Istilah dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan(1975-2015)
5) Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) 2015-sekarang.

Kelima sistem ejaan tersebut dikatakan secara resmi dipakai, sebab diresmikan
pemakaiannya oleh pemerintahSedangkan ejaan tidak resmi karena baru berupa konsep. Ejaan-
ejaan tersebut adalah (konsep Ejaan Pembaharuan (1956-1959). (2) Konsep Ejaan Melindo
(Malaysia-Indonesia tahun (1959), (3) Konsep Ejaan Samsuri (1960), (4) Konsep Ejaan LBK
(Lembaga Bahasa dan Kesusastraan Indonesia yang sekarang bernama Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa atau( P3B) yang dikonsep tahun 1966.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor


50 tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, EBI pun resmi berlaku
sebagai ejaan baru bahasa Indonesia. Adapun latar belakang diresmikan ejaan baru ini adalah
karena perkembangan pengetahuan, teknologi dan seni sehingga pemakaian bahasa Indonesia
semakin luasEjaan Bahasa Indonesia (EBI) menyempurnakan EYD, terutama dalaam hal
penambahan diftong, penggunaan huruf kapital dan cetak tebal.3

C. Morfologi (kata ) Dalam Bahasa Indonesia


a. Pengertian Morfologi
Kata morfologi diadaptasi dari kata morphology dalam bahasa InggrisKata morphology
berasal dari morph yang memiliki arti bentukdan -logy yang mengandung arti ilmu'Secara
harfiah, kata morfologi mengandung arti ilmu tentang bentuk(Chaer 2003: 3)Dalam ilmu
bahasa, morfologi diartikan sebagai salah satu cabang linguistik atau ilmu bahasa yang
mengkaji morfem dan kata4
Morfologi adalah bagian dari ilmu linguistik yang mempelajari tentang bentuk. Bentuk
yang maksud dalam hal ini adalah bentuk dari sebuah bahasa yang lazim disebut kata. Sesuai
dengan penjelasan dari Kridalaksana (2011:159) dalam buku kamus linguistik yang
mengatakan bahwa morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari morfem dan
kombinasi-kombinasinya atau bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-
bagian kata yakni morfem. Morfem memiliki banyak bentuk yang tergolong dalam klasifikasi

3
HB,Zulfahmi & Abdul basit .Bahasa indonesia : Pengembangan kepribadian di peguruan tinggi . Padang : Teratai
Jaya . 2005. Hal 20-23
4
Baryani,i praptomo. Morfologi Dalam Ilmu Bahasa.cetakan 1. Jogjakarta .Sanata dahrma universiti press.
2011.hal 1

7
morfemSetelah morfem, objek kajian morfologi selanjutnya adalah kataKajian morfologi juga
membagi kata dalam beberapa kelompok yang lazim disebut klasifikasi atau pengolompokan
kataKata adalah tahap lanjutan dari morfem sekaligus merupakan satuan terbesar dalam ranah
morfologiTerakhir adalah proses morfologis yaitu bagaimana sebuah sebuah kata mengalami
suatu perubahanPada tahap ini, penjabaran dan penjelasan akan diberikan terkait perubahan
apa saja yang terjadi pada kata tersebut.
Morfologi juga memiliki peran penting dalam kajian yang lain. Sebut saja kajian fonologi
yang berkaitan erat degan morfologi karena sebuah kata terdiri dari huruf-huruf yang
merupakan rentetan bunyi yang saling terhubung satu sama lain. Ketika sebuah kata mengalami
perubahan huruf, maka proses fonologi pun akan mengalami perubahan. Selanjutnya adalah
kajian sintaksis yang memiliki satuan terbesar yaitu kalimat dan terdiri dari beberapa kata
(satuan terkecil)Kata-kata yang tersusun itu berfungsi untuk membentuk suatu pokok pikiran
agar dapat dipahami oleh orang lain. Morfologi juga memiliki hubungan erat dengan
semantik,sosiolinguistik ,leksikologi bahkan psikolinguistik. Hal ini menunjukkan bahwa
morfologi adalah kajian penting yang perlu di pelajari dalam ilmu bahasa linguistik.

b. Jenis-jenis Morfem
1) Morfem bebas dan Terikat
Morfem bebas dan terikat dibagi berdasarkan kebebasan morfem tersebut ketika
digunakan. Morfem memiliki keluwesan tertentu dalam penggunaannyaKeluwesan
tersebut berdasarkan pada kemampuan morfem dalam memberikan makna secara
langsung atau tidak langsungMorfem bebas adalah morfem yang tanpa bantuan morfem
lain dapat langsung digunakan dan dipahami artinya atau dapat dikatakan morfem
mandiriContohnya adalah (akal) yang meskipun berdiri sendiri tetap dapat dipahami
maknanya yaitu daya pikir atau kemampuan untuk memahami sesuatu.
Morfem terikat adalah morfem yang membutuhkan bantuan morfem lain yang
bermakna) agar dapat bermakan dan dapat digunakanMorfem terikat tidak dapat
digunakan secara langsung karena tidak memiliki arti atau tidak akan dapat dipahami
jika berdiri sendiriContohnya adalah morfem ber-) yang tidak dipahami maknanya jika
tidak digabungkan dengan morfem lain yang bermakanMorfem (ber) akan bermakna
jika disandingkan dengan morfem (akal) menjadi (berakal) yang memiliki makna
mempunyai akal atau pikiranDalam hal inisemua afiks adalah bagian dar morfem
terikatTerdapat pula morfem dasar yang terikat seperti (juangdan (geletak) yang harus
disandingkan dengan afiks agar memiliki makna

8
2) Morfem Utuh
Morfem utuh dan morfem terbagi dikelompokkan berdasarkan keutuhan
bentukMorfem utuh adalah morfem yang secara fisik merupakan satu-kesatuan yang
utuh dan tidak terpecah-pecahSemua morfem dasar, prefiksinfiksdan sufikas adalah
morfem utuhMisalnya (ber-), (lari) (dan)
Morfem terbagi adalah morfem yang dapat disispi oleh morfem lainOleh karena
itukonfiks seperi (pe-an(ke-an) dan per-an) adalah morfem terbagi karena harus ada
morfem lain yang diletakkan di tengah- tengah konfiks tersebutmisalnya (pen-didik-
anke-butuh-an) (per- jalan-an)
3) Morfem Dasar dan Afiks
Morfem dasar dan afiks dibagi berdasarkan kemungkinan morfem tersebut
dapat dijadikan sebuah dasarMorfem dasar adalah morfem yang memiliki kualifikasi
menjadi dasar dalam proses morfologisArtinya, morfem tersebut dapat dikembangkan
sehingga memunculkan morfem morfem yang baruContohnya morfem (jalan)(rumah)
dan (kuning )Morfem afiks adalah morfem yang tidak dapat menjadi dasar
pembentukan kata karena hanya berfungsi sebagai unsur pembentuk (membantu
terjadinya proses morfologis)Contohnya adalah afiks yang terdiri dari prefiks (per) (ter-
) (ber-), sufiks (an) (i), simulfiks (ke--an} (pe--an)dan konfiks ke-an) (pe-anAfiks juga
dikenal dengan istilah imbuhanPenggunaan morfem afiks adalah untuk membantu
morfem dasar menjadi bentuk morfem yang baruContohnya adalah (bantu) +
prefiksi ter) terbantu.5

5
Eriyanti,ribut wahyu & DKK.Lingguistik Umum.cetakan 1.Jawa Timur. Uwais inspirasi Indonesia . 2019. Hall 37-
38

9
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Istilah fonologi berasal dari kata Yunani phone (bunyi) dan logos (ilmu). Fonologi
merupakan cabang ilmu linguistik yang mempelajari bunyi bahasa secara umum. Dalam
kehidupan sehari- hari, kita tidak akan lepas dari bunyi-bunyi bahasa sebagai alat komunikasi
antar sesama manusia. Hampir setiap aktivitas manusia, dari bangun tidur, pasti memerlukan
aktivitas bunyi bahasa sebagai alat komunikasi.
Di dalam linguistik (ilmu bahasa) terdapat bermacam-macam ilmu, salah satunya adalah
fonologi. Secara umum fonologi adalah suatu kajian yang membicarakan tentang permasalahan
bunyi bahasa dengan tidak memperhatikan bahasa yang khusus (Akhyaruddin, 2020). Dengan
kata lain kajian yang digunakan dalam fonologi menggunakan bahasa universal. Dilihat dalam
sejarahnya, fonologi diambil dari kata Yunani yaitu phone berarti bunyi serta logos berarti
kajian/ilmu (Darwin, 2021) sehingga fonologi adalah kajian/ilmu bahasa yang di dalamnya
mempelajari tentang bunyi (Ma'arif, 2021). Dari pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa
fonologi merupakan bagian dari linguistik yang mengkaji tentang bunyi bahasa.Dalam
perkembangannya, fonologi bisa mengidentifikasi dan dapat mengetahui gejala bunyi bahasa
sebagai bunyi ujar pada manusia (Regina, 2020).
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimanan manusia menggambarkan atau
melambangkan-lambang bunyi ujaran, baik alam visual (dapat dilihat) maupun secara oral
(diucapkan). Ejaan adalah aturan tulis-menulisSecara teknis ejaan adalah aturan tulis-menulis
dalam suatu bahasa yang berhubungan dengan penulisan huruf, pemakaian huruf, penulisan
kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.Masalah ejaan tampaknya amat
sederhana. Justru kesederhanan itulah orang sering melupakannya. Pada kemampuan
mengaplikasikan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) merupakan syarat utama dalam bahasa tulis.
Penulisan ketelitian aplikasi EBI misalnya: Surat dinas, makalah, proposal, skripsi, tesis,
disertasi dan karangaan didokumentasikanKesalahan ejaan dapat membuat penilaian yang
kurang baik, kurang profesional dan sebagainya
Kata morfologi diadaptasi dari kata morphology dalam bahasa InggrisKata morphology
berasal dari morph yang memiliki arti bentukdan -logy yang mengandung arti ilmu'Secara
harfiah, kata morfologi mengandung arti ilmu tentang bentuk(Chaer 2003: 3)Dalam ilmu
bahasa, morfologi diartikan sebagai salah satu cabang linguistik atau ilmu bahasa yang
mengkaji morfem dan kata

10
B. Saran
Demikianlah pokok bahasan makalah ini yang dapat saya sampaikan, besar harapan kami
agar makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca agar mengetahui tentang Strategi
Pembelajaran Pengenalan Pecahan, Pecahan Senilai, Perbandingan Pecahan. Karena
keterbatasan ilmu pengetahuan dan referensi, Pemakalah menyadari makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu,kritik dan saran yang kami harapkan agar makalah ini dapat
disusun lebih baik lagi di masa yang akan datang.

11
DAFTAR PUSTAKA

Baryani,i praptomo. 2011.Morfologi Dalam Ilmu Bahasa. Jogjakarta .Sanata dahrma


universiti press.
Eriyanti,ribut wahyu & DKK.2019. Lingguistik Umum.Jawa Timur. Uwais inspirasi
Indonesia .
HB,Zulfahmi & Abdul basit .2005. Bahasa indonesia : Pengembangan kepribadian di
peguruan tinggi . Padang : Teratai Jaya
Priyantoko, dkk.2023. Mengenal Lebih dekat Fonologi Bahasa Indonesia.Sleman: CV
Budi Utama
Yuliati, Ria dan Frida Unsiah. 2018.Fonologi. Malang: UB Press.

12

Anda mungkin juga menyukai