OLEH:
KELOMPOK 1
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR
Pertama – tama kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas Rahmat-Nya dan karunianya ,
kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan selesai tepat waktu.
Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah Konsep Dasar Bahasa dan Sastra indonesia yang telah membimbing kami dalam
pengerjaan tukas makalah kami. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
kami yang selalu setia membantu dalam hal mengumpulkan data-data atau materi dalam
makalah ini.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini ada kesalahan yang belum kami ketahui. Maka dari itu
kami perlu saran dan kritik dari teman-teman maupun dosen. Demi tercapainya makalah yang
sempurna.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II : PEMBAHASAN
A. Struktur Fonologi
a. Pengertian Fonologi
b. Manfaat Fonologi dalam Penyusunan Bahasa.
c. Sistem fonologi dan alat ucap
B. Jenis-jenis fonem
a. Vokal
b. Diftong
c. Konsonan
d. Kluster
C. Ilmu- ilmu yang tercakup dalam fonologi
a. Fonetik
b. fonemik
A. Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari masih banyak masyarakat yang memakai bahasa
Indonesia tetapi tuturan atau ucapan daerahnya terbawa ke dalam tuturan bahasa
Indonesia. Tidak sedikit seseorang yang berbicara dalam bahasa Indonesia, tetapi
dengan lafal atau intonasi Jawa, Batak, Bugis, Sunda dan lain-lain. Hal ini
dimungkinkan karena sebagian besar bangsa Indonesia memosisikan bahasa Indonesia
sebagai bahasa kedua. Sedangkan bahasa pertamanya adalah bahasa daerah masing-
masing. Bahasa Indonesia hanya digunakan dalam komunikasi tertentu, seperti dalam
kegiatan-kegiatan resmi.
Selain itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya di Sekolah Dasar,
istilah yang dikenal dan lazim digunakan guru adalah istilah “huruf” walaupun yang
dimaksud adalah “fonem”. Mengingat keduanya merupakan istilah yang berbeda, untuk
efektifnya pembelajaran, tentu perlu diadakan penyesuaian dalam segi penerapannya.
Oleh karena itu, untuk mencapai suatu ukuran lafal atau fonem baku dalam bahasa
Indonesia, sudah seharusnya lafal-lafal atau intonasi khas daerah itu dikurangi jika
mungkin diusahakan dihilangkan.
Mempelajari struktur fonologi bahasa Indonesia, dapat menjadikan pemahaman
terhadap pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari,
juga dapat bermanfaat dalam pembinaan kemampuan bahasa siswa sehingga logat
daerah tidak tercampur dengan bahasa Indonesia.
Sehubungan dengan hal tersebut maka makalah ini berisi penjelasan lebih lanjut
tentang struktur fonologi bahasa Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Berikut perumusan masalah yang akan dikaji dalam makalah ini adalah:
1. Apakah yang dimaksud dengan fonologi?
2. Apa manfaat fonologi dalam penyusunan Bahasa?
3. Bagaimanakah sistem fonologi dan alat ucap?
4. Menjelaskan jenis- jenis fenom?
5. Bagiamana ilmu- ilmu yang tercakup dalam fonologi?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian fonologi
2. Mengetahui manfaat fonologi dalam penyusunan bahasa
3. Mengetahui sistem fonologi dan alat ucap
4. Mengetahui jenis – jenis fenom
5. Mengetahui ilmu – ilmu yang tercakup dalam fonologi
BAB II
PEMBAHASAAN
A. Struktur Fonologi
a. Pengertian Fonologi.
Sebelum diuraikan mengenai fonologi, terlebih dahulu dibahas
mengenai struktur. Struktur adalah penyusunan atau penggabungan unsur-unsur
bahasa menjadi suatu bahasa yang berpola.
Secara etimologi kata fonologi berasal dari gabungan kata fon yang berarti
‘bunyi‘ dan logi yang berarti ‘ilmu’. Sebagai sebuah ilmu, fonologi lazim
diartikan sebagai bagian dari kajian linguistik yang mempelajari, membahas,
membicarakan, dan menganalisis bunyi-bunyi bahasa yang diproduksi oleh
alat-alat ucap manusia.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) dinyatakan bahwa
fonologi adalah bidang dalam linguistik yang menyelidiki bunyi–bunyi bahasa
menurut fungsinya. Menurut Kridalaksana (2002) dalam kamus linguistik,
fonologi adalah bidang dalam linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa
menurut fungsinya. Dengan demikian, fonologi adalah sistem bunyi dalam
bahasa Indonesia atau dapat juga dikatakan bahwa fonologi adalah ilmu tentang
bunyi bahasa.
b. Manfaat Fonologi dalam Penyusunan Bahasa.
Ejaan adalah peraturan penggambaran atau pelambangan bunyi ujar
suatu bahasa. Karena bunyi ujar adalah dua unsur, yaitu segmental dan
suprasegmental, ejaan menggambarkan atau melambangkan kedua unsur bunyi
tersebut.
Perlambangan unsur segmental bunyi ujar tidak hanya bagaimana
melambangkan bunyi-bunyi ujar dalam bentuk tulisan atau huruf, tetapi juga
bagaimana menuliskan bunyi-bunyi ujar dalam bentuk kata, frase, klausa, dan
kalimat, bagaimana memenggal suku kata, bagaimana menuliskan singkatan,
nama orang, lambang-lambang teknis keilmuan dan sebagainya. Perlambangan
unsur suprasegmental bunyi ujar menyangkut bagaimana melambangkan
tekanan, nada, durasi, jeda dan intonasi. Perlambangan unsur suprasegmental
ini dikenal dengan istilah tanda baca.
Tata cara penulisan bunyi ujar ini bisa memanfaatkan hasil kajian
fonologi, terutama hasil kajian fonemik terhadap bahasa yang bersangkutan.
Oleh karena itu, hasil kajian fonemik terhadap ejaan suatu bahasa disebut ejaan
fonemis.
c. Sistem Fonologi dan Alat Ucap
Dalam bahasa Indonesia, secara resmi ada 32 buah fonem, yang terdiri
atas:
1) fonem vokal 6 buah (a, i. u, e, dan o).
2) fonem diftong 3 buah.
3) fonem konsonan 23 buah (p, t, c, k, b, d, j, g, m, n, n, η, s, h, r, l, w,
dan y
Bentuk-bentuk fonem suatu bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia
dibahas dalam bidang fonetik. Terkait dengan hal itu, Samsuri (1994)
menyatakan secara fonetis bahasa dapat dipelajari secara teoritis dengan tiga
cara, yaitu:
1. Bagaimana bunyi-bunyi itu dihasilkan oleh alat ucap manusia.
2. Bagaimana arus bunyi yang telah keluar dari rongga mulut atau rongga
hidung di pembicara merupakan gelombang-gelombang bunyi udara.
3. Bagaimana bunyi itu di inderakan melalui alat pendengaran dan syaraf
si pendengar.
Alat ucap dibagi menjadi dua macam:
1. Artikulator adalah 0rgan pada tubuh manusia yang berfungsi dalam
pengucapan bunyi bahasa
2. Titik Artikulasi adalah titik atau daerah pada bagian alat ucap yang dapat
disentuh atau didekati.
Fonem-fonem yang dihasilkan karena gerakan organ-organ bicara terhadap
aliran udara dari paru-paru sewaktu seseorang mengucapkannya. Jika bunyi
ujaran yang keluar dari paru-paru tidak mendapat halangan, maka bunyi atau
fonem yang dihasilkan adalah vokal. Selanjutnya jika bunyi ujaran ketika udara
keluar dari paru-paru mendapat halangan, maka terjadilah bunyi konsonan.
B. Jenis-jenis Fonem
Fonem merupakan satuan linguistik yang membedakan makna. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah satuan bunyi terkecil yang mampu
menunjukkan kontras warna ( misalnya /i/ dan /u/ adalah fonem karena membedakan
makna kata busa dan bisa, /b/ dan /p/ adalah dua fenom yang berbeda karena baku dan
paku beda maknanya.
Supriyadi (1992) berpendapat bahwa yang dimaksud fonem adalah satuan
kebahasaan yang terkecil. Santoso (2004) menyatakan bahwa fonem adalah setiap
bunyi ujaran dalam satu bahasa mempunyai fungsi membedakan arti. Bunyi ujaran
yang membedakan arti ini disebut fonem. Fonem tidak dapat berdiri sendiri karena
belum mengandung arti. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) tertulis bahwa
yang dimaksud fonem adalah satuan bunyi terkecil yang mampu menunjukkan kontras
makna. Misalnya /b/ dan /p/ adalah dua fonem yang berbeda karenabara dan para beda
maknanya. Contoh lain: mari, lari, dari, tari, sari jika satu unsur diganti dengan unsur
lain, maka akan membawa akibat yang besar yakni perubahan makna.
Jadi dapat disimpulkan bahwa fonem adalah satuan bunyi bahasa terkecil yang
bersifat fungsional, artinya satuan memiliki fungsi untuk membedakan makna. Fonem
tidak dapat berdiri sendiri karena belum mengandung arti.
Fonem secara garis besar terbagi vokal dan konsonan, selain itu terdapat diftong
dan kluster. Agar lebih jelas simak penjelasan berikut ini :
a. Vokal
Vokal adalah bunyi bahasa yang dihasilkan oleh suara tanpa hambatan.
Vokal merupakan bunyi yang sonoritasnya (kenyaringan) tinggi vokal menurut
Kamus
Besar bahasa Indonesia (KBBI) memiliki beberapa pengertian, dengan hal ini
yang di maksud dengan Vokal adalah:
Bunyi bahasa yang dihasilkan oleh arus udara dari paru-paru melalui
pita suara dan penyempitan pada saluran suara di atas glotis
Satuan fonologis yang diwujudkan dalam lafal tanpa pergeseran, seperti
[a], [i], [u], [e], [o]
Vokal dibagi menjadi dua, yaitu vokal tunggal (monoftong) yang meliputi a, i,
u, e, o dan vokal rangkap (diftong), yang meliputi ai, au, oi. Vokal dapat
dibedakan berdasarkan tinggi rendahnya lidah, bagian lidah yang bergerak,
striktur (stricture), dan bentuk bibir.
1. Fonologi adalah sistem bunyi dalam Bahasa Indonesia atau dapat di katakan
bahwa fonologi adalah ilmu tentang Bunyi bahasa
2. Manfaat dari fonologi dalam penyusunan Bahasa, bermanfaat untuk
bagaimana bunyi bunyi dalam bentuk tulisan dan huruf. Tata cara penulisan
bunyi bisa memanfaatkan kajian fonologi.
3. Sistem fonologi dan alat ucap, secara resmi fomen terdiri dari 32 buah fonem.
Samsuri (1994) menyatakan secara fenotis bahasa dapat dipelajari secara
teoritis. Alat ucap di bagi menjadi dua yaitu artikulator dan titik artikulasi.
4. Jenis- jenis fonem terdiri dari vokal, diftong, konsonan, kluster.
5. Ilmu ilmu yang Tercakup dalam Fonologi dalam tataran ilmu bahasa terdiri atas
fonetii dan fonemik.
DAFTAR PUSTAKA
https://blog.unnes.ac.id/ellenyolla/2015/11/19/contoh-makalah-struktur-fonologi-
bahasa-indonesia-2/
https://www.scribd.com/document/358218078/makalah-struktur-fonologi
http://muvidah2597.blogspot.com/2017/05/bunyi-vokal-konsonan-diftong-dan-
kluster.html?m=1
https://haloedukasi.com/fonem